Makalah Filsafat Dan Ideologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

EKONOMI KOPERASI

DOSEN PEMBIMBING : BPK. MUHAJARSYAH

Nama :

BAGEA NURUL IMAM (15.111.6417)

FAKULTAS ILMU EKONOMI


KAMPUS STIE – TDW (TRI DHARMA WIDYA) JAKARTA
TAHUN 2017

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya MAKALAH

tentang Pengertian Filsafat, Ideologi dan Objek Filsafat serta Pancasila sebagai Ideologi terbuka.
Dengan adanya MAKALAH ini kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat itu,
selain itu kita juga mengetahui bagaimana ruang lingkup dan objek dari filsafat.

Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas mata pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki kami. Dan kami menyadari
didalam penyusunan ini juga mungkin masih belum sempurna dan terdapat kesalahan dalam
penyusunannya, kami mohon untuk bimbingan dan kritik serta saran yang bersifat membangun.
Serta kami mengucapkan banyak terima kasih untuk pihak-pihak yang telah membantu kami.
Semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Jakarta, 1 April 2016

Penyusun

Kelompok 3

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i


Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Dartar Isi .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat dan Ideologi............................................................. 2
2.2 Objek Filsafat ......................................................................................... 4
2.2.1 Obyek Material ........................................................................... 5
2.2.2 Obyek Formal ............................................................................. 5
2.3 Pancasila sebagai Ideologi Terbuka dan Faktor Pendorongnya…............ 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan masyarakat Indonesia pada saat ini dalam menghadapi era globalisasi
yang penuh dengan tantangan dan kemungkinan yang bisa terjadi seakan-akan masyarakat
Indonesia terlupa akan jati diri dan falsafah negara Indonesia yang sebenarnya. Pengaruh utama
dari luar dapat memberikan pergeseran kehidupan masyarakat sehingga memungkinkan adanya
rasa untuk jauh dari kehidupan yang sesuai dengan pancasila. Pancasila sebagai falsafah dan
ideologi negara Indonesia. Dalam pancasila kita dapat menemukan jati diri bangsa menghadapi
sekaligus menyesuaikan diri dengan era globalisasi.
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh
warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa
yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang
untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap
meyakini.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Berdasarkan pernyataan diatas perlu adanya kajian yang membahas masalah ini guna adanya
solusi yang tepat dalam menghadapi era globalisasi yang mempengaruhi perkembangan zaman
pada saat ini tanpa melupakan pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara.
Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir pula merupakan
keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita manusia. Akal yang diberikan oleh-
nya merupakan suatu pembeda antara kita dengan makhluk lainnya.
Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh kenyataan,
filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran yang dapar membawa manusia
kepada pemahaman, dan pemahaman membawa manusia kepada tindakan yang lebih layak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian Filsafat?
2. Apakah Objek Filsafat?
3. Pancasila sebagai Ideologi terbuka dan apakah Pendorongnya?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila
2. Mempelajari dan Menambah pengetahuan baru tentang Filsafat
3. Mengetahui apa objek Filsafat dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat dan Ideologi
Pengertian Filsafat

Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu philosophia. Philo/philos/philein
artinya cinta/pencinta/mencintai dan shopia berarti kebijakan /wisdom/kearifan/hikmah/hakekat
kebenaran. Jadi filsafat artinya cinta terhadap kebijaksanaan atau hakikat kebenaran.
Selain itu, kata filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah, dari bahasa Inggris
yaitu philosophy, dari bahasa Indonesia yaitu filsafat (kata sifat filsafati) atau filosofi
(kata sifat filosofis), falsafah yang semuanya mempunyai arti yang sama.
Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara metodik,
sistematis, menyeluruh, dan universal untuk mencari hakikat sesuatu.
Sebelum seseorang bersikap, bertingkah laku, atau berbuat, terlebih dahulu ia berpikir tentang
sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sebaiknya dilakukan. Hasil pemikirannya merupakan
putusan yang disebut nilai. Nilai adalah sifat, keadaan, atau kualitas dari sesuatu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Pandangan hidup atau filsafat
hidup seseorang adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya, ketetapan, dan
manfaatnya.
Nilai-nilai sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang dianggap
paling baik bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila.

Pancasila Sebagai Filsafat


Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat
menjadi subtansi dan isi pembentukan ideologi pancasila. Pancasila sebagai filsafat
hidup bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan
berkembangnya bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam pancasila
bersumber pada budaya dan pengalaman bangsa Indonesia yang berkembang akibat
usaha bangsa dalam mencari jawaban atas persoalan-persoalan esensial yang
menyangkut makna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa
Indonesia. Bagi bangsa Indonesia rumusan daripada nilai-nilai dasar tersebut termuat
dalam alinea keempat dari pembukaan UUD 1945.
Filsafat secara definitif menurut beberapa para ahli filsafat (filsuf) adalah

1. Plato: filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang
asli.
2. Aristoteles: filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, politik dan estetika.
3. Prof. Drs. Notonegoro, SH: filsafat adalah pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang
mencari dan mempelajari yang ada (ontologi) dan hakekat yang ada (metafisika)
dengan perenungan (kontemplasi) yang mendalam (radikal) sampai menemukan
substansinya.

Ditinjau dari perspektif permasalahannya filsafat dapat dikelompokkan menjadi dua


macam, yaitu:
1. Pertama: filsafat sebagai hasil perenungan/kontemplasi (produk).
Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep pemikiran-pemikiran para filsuf.
Pada zaman dahulu, yang lazimnya merupakan suatu aliran/paham, misal: idealism
rasionalisme, materialisme, pragmatisme. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang
dihadapi oleh manusia sebagai hasil aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu
kebenaran yang timbul dari persoalan pada akal manusia.
2. Kedua: Filsafat sebagai suatu proses, yang berbentuk sebagai aktivitas berfilsafat,
sekaligus proses pemecahan masalah (problem solving) dengan menggunakan
berbagai metode tertentu sesuai dengan objeknya.
Adapun cabang-cabang filsafat adalah sebagai berikut:
1. Metafisika: memepelajari hal-hal yang ada di balik alam fisik/alam indrawi (riil), yang
meliputi bidang-bidang : ontologi, kosmologi, antropologi, dan theologi.
2. Epistimologi: yang mepelajari tentang hakekat pengetahuan.
3. Logika mempelajari tentang kaidah-kaidah berpikir, yakni tentang axioma, dalil dan
rumusan berpikir (thinking) dan bernalar (reasoning)
4. Etika: mempejari hal-hal yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
5. Estetika: mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan yang indah (estetik) dan
yang mempunyai nilai seni (artistik).
6. Methodologi: mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan suatu metode,
diantaranya, metode deduksi, induksi, analisa, dan sintesa .
Berdasarkan cabang-cabang filsafat inilah, maka Pancasila dapat dikatakan:
1. Sebagai Sistem Filsafat, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai Ketuhanan (theologi),
nilai manusia (antropologi), nilai kesatuan (metafisika, yang berhubungan dengan
penger tian hakekat satu), kerakyatan (hakekat demokrasi) dan keadilan (hakekat
keadilan).
2. Sebagai Susunan kesatuan Organis
Pancasila pada hakekatnya yang terdiri dari sila-sila merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan (komprehensif integralistik). Kesatuan sila-sila dari Pancasila merupakan
kesatuan organis yang pada hakekatnya secara filosofis bersumber pada hakekat dasar
ontologis manusia, sebagai pendukung dari isi dan inti sila-sila Pancasila, yakni berupa
hakekat manusia monopluralis. Hakekat manusia monoprularistik, terdiri dari pertama,
hakekat susunan kodrat manusia, yang terdiri dari unsur jiwa (rohani) dan unsur raga
(jasmani), kedua: hakekat sifat kodrat manusia yang terdiri dari unsur individu dan
sosial, ketiga: hakekat kedudukan kodrat manusia, yang terdiri dari unsur sebagai
makhluk yang berdiri
sendiri, maupun sebagai makhluk Tuhan. Unsur-unsur hakekat manusia tersebut
merupa kan satu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis, yang setiap unsur-
unsurnya mempunyai fungsinya masing-masing.
3. Pancasila Bersifat Hierarkis Piramidal
Susunan Pancasila adalah hierarkis piramidal, pengertian matematis pyramidal
untuk menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila Pancasila dalam urutan luas
(kuantitas) dan juga hal isi sifatnya (kualitas). Kalau dilihat susunan sila-sila
menunjukkan suatu rangkaian tingkat (gradual) dalam luas dan isi sifatnya. Kesatuan
sila-sila Pancasila memiliki susunan yang hierarki piramidal, maka Ketuhanan Yang
Maha Esa menjadi basis (landasan) dari sila kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Secara ontologis sila-sila dalam Pancasila, yaitu: Tuhan, Manusia, Satu,
Rakyat dan Adil.
Pendekatan filsafat pancasila adalah ilmu pengetahuan yang mendalam tentang
pancasila. Untuk mendapatkan pengertian yag mendalam, harus mengetahui sila-sila
pancasila tersebut dan mengetahui intinya.
Pancasila mengandung nilai kerohanian, yakni yang didalamnya terkandung
nilai-nilai secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai material, nilai vital, nilai kebenaran,
nilai estetis, dan nilai etis/moral. Apabila memahami nilai-nilai dan sila-sila pancasila
akan terkandung beberapa hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan hak dan
kewajiban antara hubungan tersebut, yaitu
1. Hubungan vertical, adalah hubungan manusia dengan Tuhan TME sebagai
penjelmaan dari nilai-nilai ketuhan YME.
2. Hubungan horizontal, adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam
fungsinya sebagai warga masyarakat, warga bangsa, dan warga Negara.
3. Hubungan alamiah, adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi
hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala kekayaan.

Pengertian Ideologi

Idea, berarti gagasan, buah pikiran dan logika berarti ajaran. Maka, ideologi
adalah ilmu/ajaran tentang gagasan dan buah pikiran. Pengertian ideologi secara
umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat
sistematis yang memberikan arah dan menyangkut tingkah laku sekelompok manusia
tertentu dalam berbagai bidang kehidupan, seperti; bidang politik, hukum, hankam,
sosial-budaya, dan bidang keagamaan.
Ideologi secara praktis diartikan sebagai sistem dasar seseorang tentang nilai-
nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan
oleh Negara maka ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang
disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan
kehidupannya, baik sebagai individu, sosial, maupun dalam kehidupan bernegara.
Ideologi juga dikatakan sebagai ajaran, teori atau ilmu yang yang diyakini
kebenarannya, disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaannya dalam
menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa & bernegara. Ideologi pun dikatakan juga sebagai
keseluruhan prinsip atau norma yang berlaku dalam suatu masyarakat yang meliputi
berbagai aspek, sebagai pedoman dasar dalam mengatur kehidupan berbangsa &
bernegara. Contohnya:
1. AS : Declaration of Independence Ideologi Liberal-kapitalistik.
2. Ex Uni Soviet : Manifesto Komunis Ideologi Komunis-Sosialis.
3. Jepang : Tenno Koodo Seismisme.
4. Arab Saudi : Islamisme
5. RRC : San Ming Chu Hui
6. Indonesia : Pancasila

Pancasila sebagai Ideologi


Ideologi sebagai suatu istilah yang sering dipergunakan untuk sekelompok cita-
cita mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat sosial yang
sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang cita-cita yang
dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat. Ideologi memiliki fungsi yang
sangat penting, yaitu menanamkan keyakinan akan kebenaran perjuangan kelompok
atau kesatuan yang berpegang teguh pada ideologi itu. Ideologi menjadi sumber
inspirasi dan sumber cita-cita hidup bagi para warganya, khususnya para warganya
yang masih muda.
Ideologi berupa pedoman, artinya menjadi pola dan norma hidup dan sekaligus
menjadi ideal atau cita-cita. Realisasi dari ide-ide dipandang sebagai kebesaran,
kemuliaan manusia. Dengan melaksanakan ideologi, manusia tidak hanya ingin
melakukan apa yang disadari sebagai kewajiban, karena dengan ideologi maka
manusia mengejar keluhuran. Oleh karena itu, manusia sanggup mengorbankan harta
benda, bahkan hidupnya demi ideologi. Maka, tidak mengherankan jika ideologi
menjadi bentuk hidup.
Konsepsi Ideologi
1. Nicollo Machiavelli (Italia, 1469-1527).
Orang pertama yang secara langsung membahas fenomena ideologi (praktik-praktik
politik “Sang Penguasa”) dalam bukunya yang berjudul “Il Principe”
Pendapat Nicollo, yaitu Ideologi merupakan Siasat berpolitik praktis, ini tampak dalam
hal :
a) Menilai keadaan menurut kepentingannya.
Contohnya : Seorang pemimpin hanya mementingkan kepentingan pribadinya
dibandngkan dengan kepentingan kelompok/organisasinya demi keuntungan
pribadinya.
b) Konsepsi keagamaan dipakai untuk menggalang kekuasaan dan
melakukan dominasi.
Contohnya : Seorang calon anggota legislatif melakukan ceramah-ceramah di suatu
tempat untuk mendapat dukungan yang banyak agar dapat memenangkan pemilu
(pemilihan anggota legislatif)
2. Antoine Destut de Tracy (Prancis, 1754-1856).
Dalam bukunya berjudul “Les elements de l’idelogie”, untuk pertama kali digunakan
istilah ideologi, sekaligus pencipta istilah tersebut.
Pendapat-pendapat Antoine Destut de Tracy adalah;
a) Ideologi merupakan ilmu mengenai gagasan atau ilmu tentang ide-ide (gagasan
yang sehat yang sesuai dengan realitas).
b) Dalam kehidupan praktis sehari-hari, ideologi digunakan untuk memberikan
patokan-patokan untuk melakukan perbaikan keadaan masyarakat.
c) Urusan agama harus dipisahkan dari urusan negara. Negara harus dijalankan
berdasarkan kaidah-kaidah akal budi, bukan kaidah-kaidah agama.
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek
pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar
dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Pembagian Ideologi
Berdasarkan pemikirannnya, ideologi dapat dibagi menjadi dua, yaitu; ideologi
tertutup dan ideologi terbuka.
1. Ideologi Tertutup.
Ideologi disebut tertutup, jika tidak dapat menerima dan mengembangkan pemikiran-
pemikiran baru, tidak berinteraksi dengan perkembangan zaman, hanya mengandung
dimensi idealitas yang bersifat semu, tidak demokratis dan lebih bersifat otoriter. Juga
dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang bersifat mutlak.
Ciri-ciri ideologi tertutup, yaitu;
a. Bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
sekelompok orang yang digunakan untuk mengubah masyarakat;
b. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, maka ideologinya akan
dipaksakan kepada masyarakat
c. Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan,
terutama bidang informasi dan pendidikan karena ini efektif mempengaruhi perilaku
masyarakat;
d. Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati;
e. Menuntut masyarakat untuk setia total dan berkorban untuk ideologi;
f. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret
operasional yang keras, mutlak dan total.
2. Ideologi Terbuka
Ideologi disebut terbuka jika ideologi itu dapat menerima dan mengembangkan
pemikiran baru dari luar yang tidak bertentangan dengan niali-nilai dasarnya. Ideologi
terbuka disebut juga sebagai ideologi yang demokratis, artinya bersedia membuka diri
(openmindedness) demi masuknya unsur-unsur dari luar untuk memperkaya nilai-nilai
dalam diri sendiri. Dimensi yang di kandung ideologi terbuka ialah dimensi idealitas,
realitas, normalitas dan dimensi fleksibelitas.
Ideologi terbuka merupakan suatu sistem pemikiran yang terbuka (ideologi yang
tidak dimutlakkan). Pancasila harus terus menerus dimaknai, diwacanakan, dan
dijadikan bahan perdebatan publik dalam rangka mencapai solusi atas masalah
bangsa. Tidak ada yang keliru dengan Pancasila. Yang keliru adalah pemahaman
tunggal atasnya untuk mempertahankan kekuasaan seperti terjadi pada masa lalu (Edi
Sudrajat : 2006).
Pancasila merupakan jati diri bangsa, sebagai ideologi terbuka, Indonesia yang kita
dituju adalah sesuai dengan cita-cita kemerdekaan kita yang tertuang dalam
pembukaan UUD 1945. Indonesia yang maju, modern, dan tidak tercabut dari jati
dirinya.
Ciri-ciri ideologi terbuka, yaitu;
a. Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat, bukan keyakinan
ideologis sekelompok orang melainkan hasil musyawarah dari konsensus
masyarakat itu sendiri;
b. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri, ia milik
seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka;
c. Isinya tidak langsung operasional. Setiap generasi baru dapat dan perlu menggali
kembali falsapah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekinian mereka;
d. Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat;
e. Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal
dari berbagai latar belakang budaya dan agama.
Keterbukaan Ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh dilanggar, yaitu;
a. Stabilitas nasional yang dinamis.
b. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat.
c. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

2.2 Objek Filsafat


Secara umum, filsafat mempunyai objek yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada
dan boleh juga diaplikasikan, yaitu tuhan, alam semesta, dan sebagainya. Apabila diperhatikan
secara seksama objek filsafat tersebut dapat dikatagorikan kepada dua:
Objek material

Objek material ini adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian
keilmuan. Objek material filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu
pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secar umum.

Objek formal

Objek formal merubah objek khusus filsafat yang sedalam-dalamnya (Poedjawijatna,


1994: 8). Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek
materialnya. Suatu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga
menghasilkan ilmu yang berbeda-beda. Objek formal ini dapat dipahami melalui dua
kegiatan:
a. Aktivitas berfikir murni (reflective thinking) artinya kegiatan akal manusia
dengan usaha untuk mengerti dengan usaha untuk mengerti secara mendalam
segala sesuatunya sampai ke akar-akarnya.
b. Produk kegiatan berfikir murni, artinya hasil dari pemikiran atau penyelidikan
dalam wujud ilmu atau ideologi.
Mengenai objek forma ini ada juga yang mengindentikan dengan metafisika, yaitu hal-hal
diluar jangkauan panca indra, seperti persoalan esensi dan substansi alam, yaitu sebab utama
terjadinya alam. Metafisika berasal dari bahasa yunani, yaitu metha artinya di belakang,
sedangkan fisika artinya fisik atau nyata. Untuk itu dapat dipahami pengertian methafisika adalah
pemikiran yang jauh dan mendalam dibalik apa yang bisa dijangkau oleh panca indra seperti
Tuhan, asal alam, hakikat manusia, dan sebagainya.
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila memiliki dua hal yang harus dimiliki oleh ideologi yang terbuka yaitu cita –
cita yang ( nilai ) bersumber dari kehidupan budaya masyarakat itu sendiri. Pancasila berasal dari
bangsa Indonesia sendiri bukan bangsa lain. Pancasila merupakan wadah / sarana yang dapat
mempersatukan bangsa itu sendiri karena memiliki falsafah dan kepribadian yang mengandung
nilai – nilai luhur dan hukum. Pancasila juga memiliki cita – cita moral dan merupakan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila juga memiliki fleksibel
dan kelenturan kepekaan kepada perkembangan jaman. Sehingga nilai – nilai Pancasila tidak
akan berubah dari zaman ke zaman. Dan Pancasila harus memiliki kesinambungan atau saling
interaksi dengan masyarakat nya. Maka, apa yang menjadi tujuan negara dapat tercapai tanpa ada
nya pertentangan. Semua orang tanpa terkecuali harus mengerti dan paham betul tentang tujuan
yang ada dalam Pancasila tersebut. Dengan demikian secara ideal konseptual, Pancasila adalah
ideologi, kuat, tangguh, bermutu tinggi dan tentunya menjadi acuan untuk semangat bangsa
Indonesia.

Bukti Pancasila adalah ideologi terbuka :

- Pancasila memiliki pandangan hidup dan tujuan serta cita – cita masyarakat Indonesia
- Tekad untuk mengembangkan kekreatifitasan dan dinamis untuk mencapai tujuan nasional
- Pengalaman sejarah bangsa Indonesia
- Terjadi atas dasar keinginan bangsa ( masyarakat ) Indonesia sendiri tanpa campur tangan atau
paksaan dari sekelompok orang
– Isinya tidak operasional
– Menginspirasikan kepada masyarakat agar bertanggung jawab sesuai dengan nilai – nilai
Pancasila
– Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima oleh semua masyarakat yang memiliki latar
belakang dan budaya yang berbeda.

FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA

Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah sebagai
berikut:
a. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang
secara cepat.
b. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku dikarenakan
cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.
d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan
hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola
pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Kita mengenal ada tiga tingkat nilai,
yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar
yang dapat berubah sesuai keadaan dan nilai praktis berupa pelaksanaan secara nyata yang
sesungguhnya. Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma – norma dasar Pancasila yang
terkandung dan tercermin dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai atau norma dasar yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau diubah. Karena itu adalah
pilihan dan hasil konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok dasar negara yang fundamental
(Staatsfundamentealnorm). Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai
praktis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.
Kebenaran pola pikir seperti yang terurai di atas adalah sesuai dengan ideologi yang memiliki
tiga dimensi penting yaitu Dimensi Realitas, Dimensi Idealisme dan Dimensi Fleksibilitas.

Contoh Sikap dan Perilaku Posotif terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

• Melaksanakan kewajiban dalam keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
• Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan sebagainya.
• Bangga dan cinta tanah air terhadap bangsa dan negara Indonesia.
• Mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
• Mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan dengan lingkungan masyarakat
sekitar.

Perilaku Yang Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila

1. Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Ketuhanan


Dengan menempatkan Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka setiap warga negara Indonesia
diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan sikap dalam memeluk salah satu agama
yang diakui oleh pemerintah Indonesia.

2. Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan


Kita harus senantiasa mendudukkan manusia lain sebagai mitra sesuai dengan harkat dan
martabatnya. Hak dan kewajibannya dihormati secara beradab.

3. Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Persatuan Indonesia


Mengharuskan setiap warga negara Indonesia agar tetap mempertahankan keutuhan dan tegak-
kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Permusyawaratan/Perwakilan


Nilai-nilai permusyawaratan/perwakilan mengandung makna bahwa hendaknya kita dalam
bersikap dan bertingkahlaku menghormati dan mengedepankan kedaulatan negara sebagai
perwujudan kehendak seluruh rakyat.

5. Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Keadilan Sosial


Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakuat Indonesia yang sesuai
dengan sifat Pancasila sebagai ideologi terbuka, hal ini akan mengarah pada terwujudnya
kesejahteraan lahir dan batin yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali.
Tata Cara Bersikap Positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

1. Dapat menerima budaya-budaya lain, namun tetap bisa memilih yang sesuai dengan ideologi.
2. Dapat menerima perbedaan ras, agama, budaya, dan gender.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah
mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup (filsafat
hidup).Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-
persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana memecahkan
persoalan tadi.Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan merasa
terombang ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti akan
timbul,baik persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya sendiri,maupun persoalan-
persoalan besar umat manusia dalan pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia
ini.Dengan pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki pegangan dan
pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah politik,ekonomi,sosial dan
budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju.Dengan berpedoman
pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya.
Dengan pergaulan hidup itu terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan oleh suatu bangsa,terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan
suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang baik.Pada akhirnya pandangan hidup
sesuatu bangsa adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa itu
sendiri,yang diyakini kebenaran nya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk
mewujudkan nya.
 Saran
Jika dilihat dari peranan filsafat dan manfaat dari filsafat itu sendiri, ada baiknya kita
mempelajari dan lebih memahami serta mendalami kajian dari ilmu filsafat.
Pancasila harus dilaksanakan atau diamalkan karena merupakan satu ideologi yang dianut oleh
negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia,yang mewujudkan kenyataan dalam
penyelenggaraan hidup kenegaraan,kebangsaan dan kemasyarakatan,kita harus kembali kepada
filsafat Negara Republik Indonesia untuk mencari jalan keluarnya atau untuk meluruskan
kembali.

Anda mungkin juga menyukai