SEJARAH LENGGANG PATAH SEMBILAN - Copy.3gp

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Tari Lenggang Patah Sembilan: Tari

Klasik Kesultanan Serdang di Sumatra


Utara
Juni 01, 2013

Sapriahmad.blogspot.com

Tari Lenggang Patah Sembilan: Tari


Klasik Kesultanan Serdang di Sumatra
Utara

Tari Lenggang Patah Sembilan adalah salah satu tradisional atau


tari klasik dari Kesultanan Serdang, Sumatera Utara.
1. Asal-usul
Tari Lenggang Patah Sembilan adalah kesenian tari Melayu yang indah. Tari ini hingga kini masih
terus dipentaskan dalam acara-acara adat di daerah Melayu, seperti di Kesultanan Serdang,
Sumatera Utara. TariLenggang Patah Sembilan hingga sekarang terus dikembangkan di wilayah
Serdang. Di kawasan ini, terdapat seorang tokoh tari bernama Guru Sauti (almarhum) yang
merupakan guru tari tradisional yang disegani.
Karya-karya Guru Sauti hingga kini terus dikenang dan dikembangkan, salah satunya oleh putri
Kasultanan Serdan, Tengku Mira Sinar. Guna mengenang jasa Guru Sauti, Tengku Mira Sinar
menuliskan buku berjudulTeknik Pembelajaran Dasar Tari Melayu Tradisional karya Guru Sauti
(2009).
Menurut cerita yang ada, tari Lenggang Patah Sembilan berasal dari ajaran leluhur Melayu yang
banyak diinspirasi dari adat kebudayaan Melayu yang memang menyukai seni. Nama Lenggang
Patah Sembilandiambil dari pepatah Melayu yang berbunyi: lenggang patah sembilan, semut
dipijak tak mati, andan terlanda patah tiga. Pantun ini bermakna bahwa “ketika semut dipijak
tidak mati, maka orang yang menginjak (penari) akan bergerak di tempat dengan lemah-
gemulai”. Gerakan ini seolah-olah menandakan bahwa kalau dipijak semut tidak akan mati
(Tengku Mira Sinar, ed., 2009).
Menurut Mira Sinar (2009), secara umum gerakan tari Lenggang Patah Sembilan dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu lenggang di tempat, lenggang memutar satu lingkaran, dan lenggang maju atau
berubah arah. Ketiga model gerakan ini harus ditarikan secara dinamis dan gemulai untuk
mendapatkan sajian tari yang menarik.
Tari Lenggang Patah Sembilan dalam pementasannya ditarikan oleh sepasang laki-laki dan
perempuan. Keduanya menari dengan serempak dan dinamis, sambil diiringi musik dan lagu-lagu
Melayu. Menurut seniman tari Melayu, gerakan tari Lenggang Patah Sembilan sebenarnya hampir
sama dengan tari Melayu lainya. Namun, perbedaannya terdapat pada saat memulai gerakan,
yaitu penari yang ada di sebelah kiri memulai gerakannya dengan kaki kiri. Begitu pula sebaliknya,
penari yang ada di sebelah kanan memulai gerakannya dengan kaki kanan.
2. Penari dan Busana
Tari Lenggang Patah Sembilan pada umumnya ditarikan oleh muda-mudi secara berpasangan.
Namun, saat ini sudah terjadi modifikasi di mana tidak harus muda-mudi, tari ini juga dapat
ditarikan oleh bapak-bapak maupun ibu-ibu. Meskipun demikian, syarat terpenting dari tari ini
adalah penarinya harus berpasangan, karena tari ini termasuk tari yang mengutamakan kesatuan
gerakan.
Penari Lenggang Patah Sembilan umumnya memakai busana adat khas Melayu, yakni celana,
baju, dan kopiah untuk laki-laki, serta kebaya, selendang, dan hiasan di kepala bagi perempuan.
Warna busana bisa bermacam-macam, namun pada umumnya berwarna hijau dengan paduan
warna emas. Dengan busana tersebut, pementasan tari Lenggang Patah Sembilan tampak
semarak dan meriah. Dari sisi ini, tari Lenggang Patah Sembilan tampak berusaha ingin
memperkenalkan dua kebudayaan Melayu sekaligus, yaitu tari dan busananya, karena keduanya
memang memiliki kekhasan masing-masing.
3. Musik Pengiring
Tari Lenggang Patah Sembilan termasuk tari yang gembira karena diriingi oleh musik dan lagu-
lagu Melayu berirama senandung. Dengan tarian, iringan musik, dan lagu-lagu yang bertempo
senandung ini, saat dipentaskan tari ini dapat membuat penonton merasa gembira. Lagu-lagu
Melayu yang mengiringi tari ini antara lain adalah kuala deli, makan sirih, tudung periuk, tudung
saji, burung putih, damak, anak tiung, batu belah, mas merah, dan lagu-lagu lain yang
bertempo langgam (senandung).
4. Ragam Gerak
Gerak tari Lenggang Patah Sembilan mencerminkan kesenian Melayu yang mendayu-dayu.
Dengan iringan lagu-lagu Melayu, suasana dan aroma Melayu begitu kental dalam tarian ini.
Ragam gerakan tari Lenggang Patah Sembilan berjumlah 8 gerakan. Seperti tarian Melayu pada
umumnya, patokan untuk hitungan tari adalah 1x8 ketuk, dan tari Lenggang Patah
Sembilan terdiri dari 14x8 ketukan, di mana setiap 1x8 ketuk dibagi menjadi dua bagian,
yaitu lenggang (dari 1-4) dan patah sembilan (dari 5-8).
Gerak lenggang secara umum dibagi atas 3, yaitu lenggang di tempat, lenggang maju merubah
arah, dan lenggang memutar satu lingkaran. Sementara itu, gerak patah sembilan adalah gerakan
setelah gerakan lenggang. Pada bagian patah sembilan, terdapat hitungan bantu yang biasanya
dilafalkan dengan kata hopyang berarti jeda sejenak (Sinar, ed., 2009).
Ragam gerak antara penari yang ada di sebelah kanan dan kiri secara umum sama, hanya
berbeda dalam gerakan pertamanya saja. Berikut ini adalah penjelasannya:
a. Penari Sebelah Kanan
1) Gerakan Kaki
Pada hitungan 1 dan hitungan ganjil berikutnya dimulai dengan kaki kanan, sedangkan hitungan 2
dan hitungan genap berikutnya dimulai dengan kaki kiri.
 Hitungan 1-4:
Melangkah
 Hitungan 5:
Kaki kanan diantarkan serong ke kanan disusul kaki kiri menyilang di belakang kaki kanan dengan
mempergunakan hitungan bantu atau kata hop.
 Hitungan 6:
Kaki kanan ditarik kembali sejajar dengan kaki kiri.
 Hitungan 7:
Kaki kiri diantarkan serong ke kiri disusul kaki kanan menyilang di belakang kaki kiri dengan
mempergunakan hitungan bantu atau kata hop.
 Hitungan 8:
Kaki kiri ditarik kembali sejajar dengan kaki kanan.
2) Gerakan Tangan
 Hitungan 1-4:
Melenggang seperti orang berjalan
 Hitungan 5:
Tangan kanan diangkat ke arah samping kanan sambil telapak tangan ditelungkupkan. Pada
hitungan hop, telapak tangan diputar ke arah dalam seperti dikepalkan dengan posisi telentang.
Tangan kiri berada di sisi kiri badan, untuk penari pria tangan berkacak pinggang, sedangkan
untuk penari perempuan tangan berada di pangkal paha dan biasanya sambil sedikit
menyingsingkan kain.
 Hitungan 6:
Kepalan tangan dibuka sambil meneruskan putaran telapak tangan sampai menghadap ke kanan
dengan melentikkan ujung jari sejajar dengan bahu.
 Hitungan 7:
Sambil menurunkan tangan kanan, tangan kiri diangkat ke arah samping kiri, telapak tangan
ditelungkupkan. Pada hitungan hop, telapak tangan diputar ke arah dalam seperti dikepalkan
dengan posisi telentang. Tangan kanan berada disisi kanan badan, untuk penari pria tangan
berkacak pinggang, sedangkan untuk perempuan tangan berada di pangkal paha dan biasanya
sambil sedikit menyingsingkan kain.
 Hitungan 8:
Kepalan dibuka sambil meneruskan putaran telapak tangan sampai telapak tangan menghadap ke
kiri dengan melentikkan ujung jari yang sejajar dengan bahu. Tangan diturunkan pada rentang
waktu menjelang hitungan berikutnya.
b. Penari Sebelah Kiri
1) Gerakan Kaki
Pada hitungan 1 dan hitungan ganjil berikutnya dimulai dengan kaki kiri, sedangkan hitungan 2
dan hitungan genap berikutnya dimulai dengan kaki kanan.
 Hitungan 1-4:
Melangkah.
 Hitungan 5:
Kaki kiri diantarkan serong ke kiri disusul kaki kanan menyilang di belakang kaki kiri dengan
mempergunakan hitungan bantu atau kata hop.
 Hitungan 6:
Kaki kiri ditarik kembali sejajar dengan kaki kanan.
 Hitungan 7:
Kaki kanan diantarkan serong ke kanan disusul kaki kiri menyilang di belakang kaki kanan dengan
mempergunakan hitungan bantu atau kata hop.
 Hitungan 8:
Kaki kanan ditarik kembali sejajar dengan kaki kiri.
2) Gerakan Tangan
 Hitungan 1-4:
Melenggang seperti orang berjalan
 Hitungan 5:
Tangan kiri diangkat ke arah samping kiri sambil telapak tangan ditelungkupkan. Pada
hitungan hop, telapak tangan diputar ke arah dalam seperti dikepalkan dengan posisi telentang.
Tangan kanan berada di sisi kanan badan, untuk penari pria tangan berkacak pinggang,
sedangkan untuk penari perempuan tangan berada di pangkal paha dan biasanya sambil sedikit
menyingsingkan kain.
 Hitungan 6:
Kepalan tangan dibuka sambil meneruskan putaran telapak tangan sampai menghadap ke kiri
dengan melentikkan ujung jari sejajar dengan bahu.
 Hitungan 7:
Sambil menurunkan tangan kiri, tangan kanan diangkat ke arah samping kanan, telapak tangan
ditelungkupkan. Pada hitungan hop, telapak tangan diputar ke arah dalam seperti dikepalkan
dengan posisi telentang. Tangan kiri berada di sisi kiri badan, untuk penari pria tangan berkacak
pinggang, sedangkan untuk perempuan tangan berada di pangkal paha dan biasanya sambil
sedikit menyingisingkan kain.
 Hitungan 8:
Kepalan dibuka sambil meneruskan putaran telapak tangan sampai telapak tangan menghadap ke
kiri dengan melentikkan ujung jari yang sejajar dengan bahu. Tangan diturunkan pada rentang
waktu menjelang hitungan berikutnya.
5. Nilai-nilai
Tari Lenggang Patah Sembilan mengandung nilai-nilai bagi kehidupan orang Serdang, antara lain:
a. Disiplin dan kesabaran. Nilai ini tercermin dari beragam gerak tari yang harus dipelajari dengan
penuh kedisiplinan dan kesabaran agar seorang pembelajar tari Melayu dapat menguasai tari ini
dengan baik. Menurut beberapa seniman tari Melayu, Lenggang Patah Sembilan termasuk tari
yang sulit ditarikan dan dipelajari. Salah satu syarat untuk dapat menarikan tari Melayu adalah
sang penari dapat menjiwai setiap gerakan, bukan hanya sekadar melenggang saja.
b. Hiburan. Tari Lenggang Patah Sembilan selalu menampilkan gerakan yang indah dan alunan
musik yang gembira. Dengan menonton pementasan tari ini, masyarakat tentunya akan merasa
terhibur dan dapat meringankan beban.
c. Pelestarian budaya. Tari Lenggang Patah Sembilan merupakan tari tradisional yang penting
untuk dilestarikan. Mementaskan tari ini dalam berbagai acara, secara langsung merupakan upaya
pelestarian tersebut. Bahkan, secara umum, ketika mementaskan tari ini, maka sebenarnya ada
tiga hal yang dilestarikan, yaitu tari, lagu, dan busana Melayu.
d. Seni. Sisi seni Lenggang Patah Sembilan terdapat pada unsur gerak, pakaian, musik pengiring,
dan lagu-lagu yang dilantunkan. Unsur-unsur ini bersatu padu sehingga membentuk sebuah
harmoni yang terwujud dalam pentas tari Lenggang Patah Sembilan. Unsur-unsur seni ini juga
yang membuat tari Lenggang Patah Sembilan menarik untuk ditonton.
e. Olahraga. Nilai ini tampak sekali dari gerakan-gerakan tari Lenggang Patah Sembilan yang
ritmis, dinamis, dan terkadang rancak. Hal ini tentu saja sangat memerlukan kesiapan fisik
penarinya. Kekuatan, ketahanan, dan kelenturan tubuh penari sangat diperlukan untuk melakukan
ragam gerak tari Lenggang Patah Sembilan yang rinci dan penuh semangat.
6. Penutup
Tari-tarian Melayu yang umumnya mengandalkan gerakan yang dinamis, busana penarinya yang
meriah, serta iringan musiknya yang rancak, menjadi satu identitas tersendiri bagi kebudayaan
Melayu, termasuk tariLenggang Patah Sembilan yang merupakan salah satu tarian khas
Kesultanan Serdang di Sumatra Utara.
(Yusuf Efendi/Bdy/45/03-2011)
Referensi
Tengku Mira Sinar (ed.). 2009. Teknik Pembelajaran Dasar Tari Tradisional Melayu Karya
Almarhum Guru Sauti. Medan: Yayasan Kesultanan Serdang bekerjasama dengan Balai Kajian dan
Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM) Yogyakarta.

http://sapriahmad.blogspot.com/2013/06/tari-lenggang-patah-sembilan-tari_1.html
dibuat oleh : Sapri M. Idrus M.Pd

Anda mungkin juga menyukai