Bab I

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Musik tradisi yang tumbuh dan berkembang di setiap daerah memiliki

ciri khas masing-masing khususnya di kota Sambas terdapat berbagai macam

kesenian musik tradisi yang masih tetap dilestarikan, satu diantaranya adalah

kesenian Srakalan. Srakalan merupakan kesenian tradisional masyarakat

melayu Sambas yang hingga saat ini masih tetap terlaksana dalam acara-acara

syukuran dan selamatan yang ada pada masyarakat setempat, satu diantaranya

adalah pada acara resepsi pernikahan.

Dalam pelaksanaan kegiatan resepsi pernikahan, kesenian Srakalan

sudah menjadi suatu acara pokok yang harus dilaksanakan. Hal ini terjadi

secara turun-temurun sejak awal kedatangannya hingga sampai saat ini.

Resepsi pernikahan merupakan acara syukuran yang dilaksanakan setelah

akad nikah berlangsung. Srakalan dimainkan pada saat kedua mempelai

masih berada di luar lokasi acara dan berakhir di saat kedua mempelai duduk

di kursi pengantin yang sudah dipersiapkan dan di Arak (Belarak) atau di

iringi rombongan keluarga dari kedua mempelai.

Srakalan dalam acara resepsi pernikahan dikatakan harus, karena

sudah menjadi tradisi budaya masyarakat. Walaupun demikian, Srakalan tidak

boleh dikatakan wajib, karena tidak ada hukum ataupun syari’at dari agama

yang menyarankan proses pelaksanaannya.

1
2

Srakalan adalah kesenian musik tradisional yang berasal dari Timur

Tengah yang disebarkan oleh Syekh Akhmad Khatib Sambas atau

selengkapnya Ahmad Khatib bin Abdul-Ghaffar al-Sambasi al-Jawi

(selanjutnya hanya ditulis Ahmad Khatib) dilahirkan di Sambas pada bulan

Safar tahun 1217 hijriyah (sekitar tahun 1802 Masehi). Pabali dalam

Disertasinya yang berjudul Latar Belakang Sosial Politik Tarekat Qadiriyah

Wa Naqsybandyah Ahmad Khatib Sambas (1802-1878) (2008:124)

menjelaskan tempat kelahiran Ahmad Khatib adalah di suatu desa bernama

Kampung Dagang (Kampung Dagang Timur) yang disebut juga dengan

Kampung Asam, suatu lokasi pemukiman yang sekarang ini masih berada

dalam areal atau lingkungan Kesultanan Sambas. Sebagian besar usia Ahmad

Khatib dihabiskan di Tanah Suci Mekkah sampai wafatnya di sana sekitar

tahun 1296H, atau sekitar 1878M. Dengan demikian setelah ke Mekkah

Ahmad tidak pulang ke Sambas, dan kurang lebih setengah abad berkiprah di

sana sampai wafatnya dalam usia lebih dari 70 tahun.

Menurut seorang sumber bernama Karmadi, Srakalan diajarkan oleh

Ahmad Khatib kepada murid-muridnya yaitu Shaykh Muhammad Sa’ad

(1807-1922) dan Shaykh Nurdin (1835-1895) yang memang berasal dari

Sambas. Melalui murid-muridnya, srakalan dibawa, diajarkan, dan disebar-

luaskan di daerah Sambas hingga ke pelosok daerah kekuasaan Sambas. Sejak

awal penyebarannya hingga sekarang kesenian Serakalan sudah menjadi

musik tradisi masyarakat Sambas.


3

Srakalan merupakan serapan dari bahasa Arab ”Asyraqa”, mengambil

dari kata lengkapnya “Asyrakal badru ‘alaina” yang arti bebasnya “telah

hadir rembulan di tengah-tengah kita”. Srakalan merupakan ritual keagamaan

Islam tradisional yang mengkombinasikan syair-syair pujian Shalawat kepada

Nabi dalam istilah lain, ritual ini dapat pula disebut dengan “marhaban” atau

“debaan” (maulid ad-Diba’iy). Dan yang dibaca dalam Srakalan adalah

shalawat dari kitab al-Barzanji. Srakalan dalam acara resepsi pernikahan

diperkenalkan ke masyarakat Sambas kira-kira pada tahun 1897. (Sri

Sunantri, 2012:8-9)

Terdapat beberapa hal menarik yang peneliti temukan pada proses

pelaksanaan Srakalan dalam acara resepsi pernikahan di Kecamatan Selakau

Kabupaten Sambas. Srakalan di Kecamatan Selakau dimainkan dengan

menggunakan tiga rebana yang masing-masing memiliki pola tabuhan

berbeda-beda. Pola tabuhan yang dimainkan tidak monoton hanya pada satu

pola saja. Perubahan tersebut mengikuti suasana syair yang di lantunkan oleh

penyair Srakalan. Selain dari tiga alat musik tersebut, juga terdapat tambahan

3 alat musik lain yaitu sepasang Romba, Chem, dan Kantong.

Rebana merupakan alat musik utama yang menjadi ciri khas dalam

musik iringan Srakalan. Satu diantara keunikan rebana pada musik iringan

Srakalan adalah ukuran dari rebana tersebut. Ukuran bentuk dari tiga rebana

pada musik iringan Srakalan berbeda-beda, adapun nama dan ukuran rebana

tersebut diantaranya 1) rebana induk (Ngindok), yaitu rebana yang berukuran

paling besar dari yang lainnya, 2) rebana ningkah (Ningkak), yaitu rebana
4

berukuran sedang, dan 3) rebana anak (Nganak), yaitu rebana dengan ukuran

paling kecil dari rebana lain.

Srakalan sudah suatu kesenian tradisi masyarakat yang cukup populer

untuk usia menengah keatas di Kecamatan Selakau. Proses penyajiannya pun

cukup sederhana, hanya menggunakan alat musik perkusi. Namun seiring

tumbuh dan berkembangnya kesenian Srakalan tersebut, peneliti masih belum

menemukan adanya catatan-catatan ataupun artikel terkait tentang musik

iringan Srakalan. Bahkan orang yang bisa mengajarkan musik iringan

Srakalan juga susah ditemukan. Berangkat dari hal tersebut peneliti merasa

tertarik untuk menelusuri lebih lanjut agar bisa lebih jauh mengenal musik

tradisional di Kecamatan Selakau khususnya tentang musik iringan Srakalan

pada acara pernikahan di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas.

Berangkat dari pencarian informasi awal, peneliti menemukan

beberapa hal menarik yang melatarbelakangi proses penulisan ini, diantaranya

peneliti melihat para pemain musik yang memainkan musik iringan Srakalan

adalah orang-orang yang diperkirakan berusia sekitar 40 tahun keatas. Akan

tetapi, bukan usia yang menarik perhatian penulis, justru proses permainan

musiknya lah yang begitu menarik perhatian. Perpaduan dari enam alat musik

perkusi yang dimainkan mampu membangkitkan semangat penyair dalam

melantunkan syair Srakalan yang berpedoman pada kitab Al-Barzanji. Orang

yang melantunkan syair Srakalan juga tidak monoton pada satu orang saja,

melainkan melibatkan seluruh tamu undangan yang hadir, semua mendapat

bagian dalam melantunkan syair Srakalan secara bergiliran. Tidak hanya itu,
5

antusias para tamu undangan juga sangat besar, karena permainan musik serta

lantunan syair yang begitu membangkitkan semangat hingga membuat tamu

undangan yang hadir tanpa sadar ikut menari riang mengikuti ritme musik.

Namun, tidak adanya catatan-catatan yang mengarah pada musik iringan

Srakalan membuat penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam

mengenai hal tersebut.

Hal-hal inilah yang mendasari keinginan peneliti untuk melakukan

analisis terhadap musik iringan Srakalan dengan metode yang ilmiah untuk

menelusuri, mengkategorikan, identifikasi, dan mengumpulkan data-data

yang berkaitan. Sehingga nantinya musik iringan Srakalan dalam acara

resepsi pernikahan di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas dapat diketahui

dan data-data yang ditemukan bisa dipertanggung jawabkan dengan harapan

semoga nantinya ada perhatian dari pemerintah daerah Sambas dan data

tentang penelitian ini bisa digunakan untuk menjadi materi ajar sesuai dengan

silabus yang berkaitan khususnya di sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan

Selakau Kabupaten Sambas. Sehingga generasi muda mendatang akan

memiliki pengetahuan tentang musik iringan Srakalan khususnya pada acara

resepsi pernikahan di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas.

Berdasarkan uraian diatas, maka proposal penelitian ini diberi judul

“Kajian Musik Iringan Srakalan pada Acara Resepsi Pernikahan di

Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas”


6

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah umum dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana Kajian Musik Iringan Srakalan pada Acara Resepsi

Pernikahan di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas”. Agar penelitian ini

lebih terarah, peneliti membagi masalah umum tersebut menjadi dua sub

masalah sebagai berikut.

a. Bagaimana bentuk pola tabuhan musik iringan Srakalan pada acara

resepsi pernikahan di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas?

b. Bagaimana bentuk penyajian musik iringan Srakalan pada acara resepsi

pernikahan di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian yang telah

dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah “mendeskripsikan hasil kajian

musik iringan Srakalan pada acara resepsi pernikahan di Kecamatan Selakau

Kabupaten Sambas”. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. Mendeskripsikan bentuk pola tabuhan musik iringan Srakalan pada acara

resepsi pernikahan di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas.

b. Mendeskripsikan bentuk penyajian musik iringan Srakalan pada acara

resepsi pernikahan di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas.


7

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat, yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis.

a. Manfaat Teoritis

1) Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu

mengenai nilai budaya dan kearifan lokal daerah setempat yang

berkenaan dengan kesenian Srakalan.

2) Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

tentang musik tradisional satu di antaranya musik kesenian Srakalan

di dalam lingkungan pendidikan formal maupun in formal.

3) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi

perencanaan penelitian dalam bidang seni musik.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan peneliti mengenai kesenian tradisional khususnya seni

musik dan dijadikan literatur untuk melakukan penelitian

selanjutnya.

2) Bagi Seniman

Hasil penelitian ini dapat mengaktifkan kembali seniman-seniman

atau tokoh-tokoh seni yang ada di masyarakat daerah Sambas

khususnya di kecamatan Selakau Kabupaten Sambas.


8

3) Bagi Pemerintah Kota Sambas dan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dokumen

kebudayaan terutama mengenai proses, cara dan hasil mengenai

pengajaran musik iringan Srakalan di Kecamatan Selakau Kabupaten

Sambas dan dapat membantu masyarakat untuk menambah ilmu

pengetahuan mengenai musik iringan Srakalan.

4) Bagi Mahasiswa FKIP Seni Tari dan Musik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber kepustakaan

yang dapat dijadikan bahan kajian dan bacaan bagi para mahasiswa

khususnya bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari dan

Musik. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai literatur dan

wacana melakukan penelitian selanjutnya.

5) Bagi Guru Seni

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pedoman

mengajar di Sekolah.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bentuk kegiatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini meliputi proses

penguraian atau pemecahan musik iringan srakalan menjadi beberapa

komponen yang kemudian diidentifikasi untuk mengetahui isi sebenarnya

dari musik iringan srakalan dalam acara pernikahan pada masyarakat

melayu Sambas di kecamatan Selakau.


9

b. Proses, cara dan hasil kegiatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini

meliputi kegiatan yang dilakukan selama penelitian sehingga

mendapatkan hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan analisis musik

iringan Srakalan dalam acara pernikahan pada masyarakat melayu

Sambas di kecamatan Selakau.

1.6 Fokus Penelitian

Peneliti memfokuskan penelitian ini pada kelompok kesenian

Srakalan Dusun Selindung, Desa Mentibar, Kecamatan Selakau, Kabupaten

Sambas. Alasan peneliti memilih kelompok tersebut karena pada kelompok

kesenian Srakalan Dusun Selindung merupakan kelompok yang masih aktif

dalam kegiatan Srakalan dan paling lengkap dibanding kelompok kesenian

Srakalan di Desa lainnya.

1.7 Batasan Penelitian

Terdapat tiga bagian dalam acara inti Srakalan diantaranya Pembacaan

Assalamualaik (Nyalai), Rawi, dan Assarakal (Srakal). Dari tiga bagian

tersebut, peneliti membatasi penelitian hanya pada Assarakal (Srakal) saja,

mengingat waktu yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mengkaji

ketiga bagian tersebut. Alasan peneliti membatas penelitian pada Srakal

selanjutnya adalah supaya penelitian yang dilakukan bisa lebih terfokus hanya

pada satu pokok permasalah saja.

1.8 Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman

yang mungkin terjadi antara peneliti dengan pembaca dalam menafsirkan


10

istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini. Adapun istilah-istilah

yang dimaksud sebagai berikut.

a. Analisis

Analisis dalam penelitian ini merupakan suatu proses

mengidentifikasi musik iringan Srakalan yang berangkat dari dugaan

akan kebenarannya hingga diketahui keadaan yang sebenarnya dari

musik iringan Srakalan tersebut. Data tentang analisis musik iringan

Srakalan diperoleh dengan cara membagi musik iringan tersebut menjadi

komponen-komponen kecil yang kemudian ditelaah hingga ditemukan

kebenaran isi dan kemudian digabungkan kembali menjadi satu-kesatuan

utuh.

b. Musik Iringan Srakalan

Musik iringan Srakalan dalam penelitian ini adalah keseluruhan

alat musik yang dimainkan untuk mengiringi kesenian Srakalan yang

merupakan seni bersyair yang dilantunkan dalam bahasa Arab. Data

tentang musik iringan Srakalan diperoleh dari hasil wawancara

mendalam kepada narasumber dalam penelitian ini.

c. Srakalan

Srakalan adalah pelantunan syair yang dinyanyikan bersama-sama

dipimpin oleh seorang ketua yang di anggap Alim (pandai) dalam

berbahasa Arab yang berpedoman pada kitab Al-Barzanji dan diiringi

dengan enam alat musik perkusi. Data tentang Srakalan diperoleh dari

hasil wawancara mendalam kepada narasumber dalam penelitian ini.


11

d. Pola Tabuhan

Pola tabuhan dalam penelitian ini merupakan teknik, cara, dan

jenis pukulan alat musik perkusi yang dimainkan dalam mengiringi

musik iringan Srakalan. Dalam hal ini, alat musik perkusi yang

digunakan adalah rebana, romba, chem, dan kantong.

Anda mungkin juga menyukai