Makalah Atresia Ani
Makalah Atresia Ani
Makalah Atresia Ani
Disusun Oleh :
1. Dani Irawan
3. Soeharto
4. Triyani
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
terselesaikan dengan baik. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklain
untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban Mata Kuliah Keperawatan
Anak II serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang
diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Ns. Murniati, M.Kep. selaku dosen pengampu serta semua pihak yang
telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi
pembaca.
Terimakasih.
WassalamualaikumWr. Wb
i
DAFTAR ISI
2.6 Patofisiologi.......................................................................................... 11
ii
BAB 5. PENUTUP. .................................................................................... 40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
secara abnormal. Atresia ani atau anus imperforate memiliki anus tampak rata,
cekung ke dalam, atau kadang berbentuk anus tetapi lubang anus yang ada tidak
saluran rectum. Rectum yang tidak terhubung dengan anus maka feses tidak
dapat dikeluarkan dari dalam tubuh secara normal. Tidak adanya lubang anus
Indonesia memiliki angka kejadian atresia ani sangat tinggi yaitu 90%.
pengetahuan yang rendah dan pola nutrisi yang kurang baik memungkinkan
Lingkungan yang terpapar dengan zat zat racun seperti asap rokok, alcohol dan
suatu penyakit yang terjadi karena factor genetic, lingkungan dan atau
keduanya. Kelainan ini harus segera ditangani, jika tidak maka akan terjadi
1
Maka dari itu untuk menambah wawasan khususnya keluarga dengan ibu
hamil penulis mengangkat tema atresia ani ini untuk mengurangi angka
atresia ani.
1.2 Tujuan
keperawatan pada penderita atresia ani sangat bermanfaat bagi pasien dan
keluarga. Dalam hal ini pasien dan keluarga diharapkan dapat berpartisipasi
secara aktif dalam proses keperawatan. Bagi perawat, proses keperawatan ini
2
perkembangan profesionalisme dan meningktkan suatu pengembangan dan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
(Wong,2004). Pada Atresia ani bentuk anus tampak rata, cekung ke dalam,
kadan berbentuk seperti anus tetapi tidak ada lubang atau lubang abnormal
sehingga tidak terhubung dengan rectum. Atresia ani terjadi karena gangguan
2.2 Epidemiologi
kelainan ini sangat mudah diketahui, tetapi bisa juga terlewatkan karena
kelahiran.
Dari data yang ditemukan kelainan yang paling banyak ditemui pada bayi
laki-laki adalah Fistula rektouretra lalu diikuti oleh fistula perineal. Sedangkan
pada bayi perempuan, jenis malformasi anorektal yang paling banyak ditemui
4
adalah anus imperforate kemudian diikuti fistula rektovestibular dan fistula
perineal.
Pada Orang tua yang mempunyai gen karier terhadap Atresia ani
mempunyai peluang sekitar 25% untuk diturunkan kepada anaknya dan 30%
Pada umumnya gambaran atresia ani yang terjadi pada 1,5%-2% atresia
ani adalah Atresia rektum, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 4:0.
Kejadian yang tinggi terjadi pada daerah India selatan (M Kisra, 2005).
malformasi anorektal letak tinggi itu adalah hasil penelitian Boocock dan
Donna di Manchester.
2.3 Etiologi
Penyebab dari atresia ani masih belum diketahui pasti. Pada beberapa
penelitian, atresia ani dapat disebabkan oleh kelainan genetic maupun factor
lingkungan yang terpapar oleh zat-zat beracun, lingkungan yang kumuh dan
1. Putusnya saluran pencernaan atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir
embrionik.
5
3. Gangguan organogenesis dalam kandungan dimana terjadi kegagalan
4. Kelainan bawaan yang diturunkan dari orang tua. Jika kedua orang tua
menjadi carier maka 25%-30% menjadi peluang untuk terjadinya atresia ani,
dan kelainan congenital lainnya juga dapat beresiko menderita atresia ani.
2.4Klasifikasi
2. Atresia rectum,
Cara menentukan letak fistelnya adalah dengan memasang kateter urin. Dan
jika kateter telah terpasang kemudian urin yang keluar jernih, itu pertanda
bahwa fistel terletak di uretra karena fistel tersebut tertutup kateter. Bila dengan
6
kateter urin mengandung mekonuim maka fistel ke vesika urinaria kemudian
penderita atresia rectum, tindakannya sama seperti laki-laki yaitu harus dibuat
kolostomi dan Jika fistel tidak ada dan udara > 1 cm dari kulit pada
kelainan yaitu
2. Membran anal
3. Stenosis anus
4. Fisteltidakada.
Fistel perineum yang ada pada laki-laki ini sama dengan pada wanita
yaitu lubangnya terdapat anterior dari letak anus yang normal. Sedangkan
selaput. Saat evakuasi feses sedang tidak ada sebaiknya dilakukan terapi
definit secepat mungkin. Pada stenosis anus, sama dengan perempuan yaitu
tindakan definitive harus dilakukan. Bila tidak ada fistel dan udara.
1. Kelainan kloaka
2. Fistel vagina
3. Fistel rektovestibular
4. Atresia rectum
7
5. Fistel tidak ada
feses lancar selama penderita hanya minum susu. Evakuasi mulai terhambat
bila penderita dalam keadaan optimal. Bila terdapat kloaka maka tidak perlu
ada pemisahan antara traktus urinarius, traktus genetalis dan jalan cernanya.
segera dilakukan kolostomi. Pada atresia rectum, anus tampak normal tetapi
pada pemerikasaan dubur, jari tidak dapat masuk lebih dari 1-2 cm. Dan
Stenosis anus
letak anus normal, tetapi tanda timah anus yang buntu menimbulkan
8
biasanya harus segera dilakukan terapi definitive. Bila tidak ada fistel dan
1. Anal stenosis yaitu terjadinya penyempitan anus sehingga feses tidak dapat
3. Anal agenesis yaitu penderita masih memiliki anus tetapi ada daging
berkembang baik dengan fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan
saluran genitourinarius.
2. Anomali intermediet
Pada anomaly intermediet, rektum berada pada atau di bawah tingkat otot
puborectalis, lesung anal dan sfingter eksternal berada pada posisi yang
normal.
9
3. Anomali tinggi / supralevator
Pada anomaly tinggi ujung rectum di atas otot puborectalis dan sfingter
antara ujung buntu rectum sampai kulit perineum lebih dari 1 cm.
4. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah.
10
6. Adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula) dan distensi
bertahap
8. Lebih dari 50% pasien dengan atresia ani mempunyai kelainan congenital
lain.
2.6 Patofisiologi
stenosis anal. Atresia ani sendiri terjadi karena tidak ada kelengkapan
kegagalan dalam agenesis sakral dan abnormalitas pada uretra dan vagina.
Di usus besar yang keluar hingga anus tidak terjadi pembukaan sehingga
Apabila urin mengalir melalui fistel menuju rektum, maka urin akan
11
mengalir ke arah traktus urinarius menyebabkan infeksi berulang. Pada
keadaan ini biasanya akan terbentuk fistula antara rektum dengan organ
2.7.1 Komplikasi
a. Asidosis hiperkloremia.
12
keterampilan operator yang kurang serta perawatan post operasi yang
buruk.
2.7.2Prognosis
tidak memadai dan tidak ada sfingter ani internus, maka kontinensia
hasilnya hanya 1/3 yang baik, 1/3 lagi dapat mengontrol kontinensia
fekal. Pada wanita hasilnya lebih baik daripada laki-laki karena pada
13
letak tinggi terutama ketika dilakukan pembedahan dibanding letak
rendah.
2.8 Pengobatan
akhiran rectum dan ada tidaknya fistula. Leape (1987) menganjurkan pada:
1. Atresia letak tinggi dan intermediet dilakukan sigmoid kolostomi atau TCD
dilakukan tes provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot
3. Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion yaitu tindakan pembedahan
untuk membuat lubang anus pada anus malformasi fistel rendah misalnya
pada anocutan fistel, anus vestibular yang tidak adekuat dan pada anus
membranaseus
a. Kolostomi
sementara atau permanen dari usus besar atau colon iliaka. Saat ini
14
yang adekuat, dan segmen kolon distal non-fungsional yang pendek
karena proses ini membuat segmen distal menjadi terlalu pendek dan sulit
sampai 12 bulan untuk memberi waktu pelvis untuk membesar dan pada
c. Tutup kolostomi
setelah operasi, anak akan mulai BAB melalui anus. Awalnya BAB akan
agak padat.
15
d. Perawatan Postoperasi
anal dilatasi dua kali setiap hari sampai ukuran busi sesuai dengan umur
pasien dan saat businasi terasa lancar dan tidak terasa sakit. Kemudian
diikutsertakan dalam program ini karena orang tua yang menjalankan dan
2.9 Pencegahan
3. Menjauhkan ibu hamil dari bahan beracun seperti asap rokok, nikotin, dan
16
BAB III
PATHWAYS
Resiko infeksi
18
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
4.1.1IDENTITAS PASIEN
Nama: -
Umur: 1 hari
daripada perempuan
No. Reg: -
4.1.2RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
dalam urin
19
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
perut disangkal.
didalam kandungan.
merupakan bayi.
20
Pasien belum bisa melakukan aktifitas apapun secara mandiri
c. Pola istirahat/tidur
yang lainnya, ketika saat jam istirahat, pasien gelisah dan rewel.
Pasien yang merupakan bayi hanya minum ASI atau susu kaleng,
e. Pola eliminasi
Pasien tidak dapat buang air besar, dalam urin ada mekonium
pasien.
21
5) Harga diri : belum bisa terkaji
kepercayaan.
k. Pola koping
Belum bisa dikaji karena pasien masih bayi dan belum mampu
4.1.4PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
• Respirasi : 32 X/menit.
2. Kepala
Kepala simetris, tidak ada luka/lesi, kulit kepala bersih, tidak ada
hematom.
22
3. Mata
4. Hidung
Simetris, bersih, tidak ada luka, tidak ada secret, tidak ada
5. Mulut
6. Telinga
berbentuk sempurna
7. Leher
8. Thorak
9. Jantung
10.Abdomen
positif.
23
Auskultasi : bising usus positif, normal
Perkusi : timpani
11. Genetalia
12. Anus
peristaltic.
14. Punggung
a. Suching +
b. Rooting +
c. Moro +
d. Grip +
e. Plantar +
24
Menurut Pena yang dikutipkan Faradilla untuk mendiagnosa
terlebih dahulu.
25
Leape (1987) yang dikutip oleh Faradilla menyatakan bila
fistel (-) maka kelainan adalah letak tinggi atau rendah. Pemeriksaan
foto abdomen setelah 18-24 jam setelah lahir agar usus terisi oleh
(Faradilla, 2009).
fistula urinarius. Hal ini dikarenakan bagian distal rektum pada bayi
26
itu, harus ditunggu selama 16-24 jam untuk menentukan jenis atresia
perineum, ditandai dengan tidak adanya garis anus dan anal dimple
sangat sedikit. Tanda ini berhubungan dengan atresia ani letak tinggi
M, 2007).
27
pada mekonium yang mencegah gas sampai keujung kantong
rectal.
massa tumor.
4.2 Diagnosa
organ.
28
e. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi
tidak sempurna.
29
4.3 Perencanaan dan pelaksanaan
Kriteria hasil
6. Jelaskan usus)
dilakukan
30
kepada keluarga gejala
cairan rasionalisasi
dari tindakan
yang
dilakukan
kepada
keluarga
pasien (bayi)
7. Mendukung
intake cairan
31
skala nyeri1 ketidaknyamanan 2. Mengobservas
nyeri pencahayaan,
dll
4. Memilih dan
melakukan
penanganan
nyeri
32
terkait 1x24 jam nyeri 2. Jaga kebersihan menemani
33
mencerna Nutrisi pasien 3. Kaji kemampuan 2. Memonitor
pasien informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi kepada
keluarga pasien
34
Criteria hasil: oil pada daerah minyak/baby oil
tekstur
jaringa
normal
35
post Resiko infeksi 4. Monitor tanda infection
kemerahan, luka
infeksi 8. Mendorong
masukkan
nutrisi yang
cukup
36
9. Mengajarkan
keluarga pasien
gejala infeksi
anak perasaan,
37
ketakutan, 5. Mendorong
untuk
mengungkapka
n perasaan,
ketakutan,
persepsi
4.4 Evaluasi
S: subjectiv
O: objektif
A: assesment
P: plan
A: Masalah teratasi
38
P: Hentikan intervensi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Atresia ani merupakan suatu penyakit dimana tidak ada lubang anus
pada tempat yang seharusnya. Penyakit ini biasanya terjadi pada bayi
baru lahir. Atresia ani ini dapat disebabkan oleh kelainan genetic dan
seperti asap rokok, nikotin, dan zat yang berbahaya lainnya. Untuk
5.2 Saran
Untuk mencegah penyakit atresia ani ini sebaiknya keluarga dengan ibu
40
Daftar Pustaka
Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediarik” Edisi
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6.
Jakarta: EGC
Sri Kurnianingsih (ed), Monica Ester (Alih bahasa). Pedoman Klinis Keperawatan
https://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/06/malformasi_anorektal_file
s_of_drsmed.pdf
Medika
[serial online]
41
https://www.academia.edu/8685826/ASKEP_PADA_PASIEN_ATRESIA_ANI
[serial online]
http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/767/bab21.PDF?se
[serial online]
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-heldanilag-5416-2-
[serial online]
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23480/3/Chapter%20II.pdf
42