Studi Kelayakan Embung Cililin
Studi Kelayakan Embung Cililin
Studi Kelayakan Embung Cililin
1. LATAR BELAKANG
Sumberdaya air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan dan penghidupan
manusia yang perlu dikelola dan dimanfaatkan bagi berbagai keperluan dalam
memenuhi hajat hidup masyarakat.
Dalam pemanfaatan sumberdaya air tersebut perlu ditingkatkan usaha-usaha
konservasi, pengendalian daya rusak, dan pendayagunaan sumberdaya air melalui
pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Berdasarkan kebijakan nasional sumberdaya air, pembangunan sumberdaya air
antara lain adalah penyeimbangan upaya konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air
agar tercipta manfaat sumberdaya air yang berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh
rakyat baik pada generasi sekarang maupun pada generasi yang akan datang, dan
penyeimbangan fungsi sosial dan nilai ekonomi air untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan pokok setiap individu dan mendayagunakan sumberdaya air sebagai
sumberdaya ekonomi yang memberikan nilai tambah optimal bagi masyarakat dengan
memperhatikan biaya pelestarian dan pemeliharaannya.
Dengan berlakunya Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
dan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air,
maka Pemerintah Daerah berwenang menyelenggarakan pengelolaan air permukaan
yang ada di daerah.
Berdasarkan hal tersebut, dan menimbang air permukaan mempunyai peran yang
penting kehidupan dan penghidupan rakyat, karena fungsinya sebagai salah satu
kebutuhan pokok sehari-hari dan memenuhi berbagai kepentingan di daerah, serta
dalam rangka menyelenggarakan otonomi, maka Pemerintah Daerah Kabupaten
Bandung Barat mempunyai kewajiban melestarikan lingkungan hidup dan sumber daya
air.
Studi Kelayakan Pembangunan Embung di Wilayah Kecamatan Cililin - Kabupaten Bandung Barat 1
Air merupakan sumber daya dan faktor determinan yang menentukan kinerja
sektor pertanian di Kabupaten Bandung Baratdan memiliki peran yang sangat strategis,
namun pengelolaan air masih jauh dari yang diharapkan. Di musim kemarau, ladang dan
sawah sering kali kekeringan dan sebaliknya di musim penghujan, ladang dan sawah
banyak yang terendam air.
Secara kuantitas, permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan kering adalah
persoalan ketidaksesuaian distribusi air antara kebutuhan dan pasokan menurut waktu
(temporal) dan tempat (spatial). Persoalan menjadi semakin kompleks, rumit dan sulit
diprediksi karena pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan di sepanjang tahun,
yang sebarannya tidak merata walau di musim hujan sekalipun. Oleh karena itu,
diperlukan teknologi tepat guna, murah dan aplicable untuk mengatur ketersediaan air
agar dapat memenuhi kebutuhan air (water demand) yang semakin sulit dilakukan
dengan cara-cara alamiah (natural manner).
Teknologi embung atau tandon air merupakan salah satu pilihan yang menjanjikan
karena teknologinya sederhana, biayanya relatif murah dan dapat dijangkau kemampuan
petani. Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian
(small farm reservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim
hujan. Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi
suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi (high added
value crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang.
Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air (water harvesting) yang
sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond yang berfungsi
sebagai tempat penampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan
sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau.
Sementara pada ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan
distribusi hujan yang tidak merata, embung dapat digunakan untuk menahan kelebihan
air dan menjadi sumber air irigasi pada musim kemarau. Secara operasional embung
berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air
untuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan.
Studi Kelayakan Pembangunan Embung di Wilayah Kecamatan Cililin - Kabupaten Bandung Barat 2
Dalam pembangunan suatu tembung, tentunya diperlukan tahapan – tahapan
mulai dari studi potensi, studi kelayakan, perencanaan atau masterplan, perencanaan
detail design sampai pada pelaksanaan fisik. Dimana kedudukan studi kelayakan cukup
penting sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan pengambilan suatu keputusan.
Studi kelayakan embung merupakan salah satu tahapan awal dari serangkaian
pelaksanaan pembangunan embung yang dilakukan secara komprehensif dari berbagai
aspek terkait, sehingga pembangunan embung dapat dialokasikan pada lokasi yang
mendatangkan kemanfaatan paling tinggi.
Berdasarkan uraian tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat
memandang perlu untuk mengkaji kelayakan pembangunan embung di wilayah-wilayah
kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung Barat secara bertahap dalam usaha
pengembangan konservasi air untuk mendukung kebijakan sumber daya air dan
mendukung sektor pertanian dalam mensukseskan usaha swasembada berkelanjutan,
diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta peningkatan
kesejahteraan petani khususnya di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
3. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah rekomendasi berbagai bentuk alternatif
pembangunan embung sesuai dengan tingkat kelayakannya sebagai pertimbangan
Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pembangunan embung di wilayah Kabupaten
Bandung Barat.
Studi Kelayakan Pembangunan Embung di Wilayah Kecamatan Cililin - Kabupaten Bandung Barat 3
4. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum kegiatan ini antara lain adalah :
a. Pasal 18 Ayat (6) Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;
c. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah;
d. Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2007 Tentang Pembentukan
Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat;
e. Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi;
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11 A/PRT/M/2006 Tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 17 /Prt/M/2011
Tentang Pedoman Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi.
j. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Urusan
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
k. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009 - 2029.
l. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2012 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bandung Barat.
m. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 19 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Air Permukaan.
5. WILAYAH STUDI
Wilayah studi berlokasi di Kecamatan Cililin yang memiliki luas ± 77,78 Km 2 terdiri
dari 11 desa dengan batas wilayah administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cihampelas dan Batujajar.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Bandung.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sindangkerta dan Kab. Bandung.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cipongkor.
Studi Kelayakan Pembangunan Embung di Wilayah Kecamatan Cililin - Kabupaten Bandung Barat 4
6. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan Studi Kelayakan Pembangunan Embung di Wilayah
Kecamatan Cililin meliputi :
a. Kegiatan Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan meliputi pengumpulan data sekunder
dan data primer.
b. Kegiatan Pengolahan Data
Kegiatan pengolahan data dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data dilakukan.
Kegiatan pengolahan data meliputi kegiatan penyeleksian data, pemilahan data,
pentabulasian data, dan pendeskripsian data.
c. Kegiatan Analisa Data
Kegiatan analisa data minimal meliputi :
1) Kajian Aspek Teknis
Kajian aspek teknis ini diperlukan untuk mengetahui tingkat kelayakan
pembangunan embung dari segi teknis. Faktor-faktor teknis yang dianalisa
meliputi analisa terhadap faktor kondisi tanah, kemiringan lereng, lokasi,
hidrologi, dan faktor teknis lainnya yang terkait.
2) Kajian Aspek Ekonomis
Dalam kajian ekonomis, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang
kepentingan masyarakat luas atau kepentingan pemerintah daerah. Dalam
kajian ekonomis ini yang diperhatikan adalah apakah lokasi potensi
pembangunan embung akan memberi sumbangan atau mempunyai peranan
yang positif dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan dan
memberikan sumbangan yang cukup besar sehingga alokasi dana yang
ditempatkan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas.
3) Kajian Aspek Lingkungan
Kajian aspek lingkungan bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar
dampak lingkungan yang akan ditimbulkan akibat implementasi dari
pembangunan embung dan usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah,
memperkecil resiko dampak ataupun mengelola dampak. Kajian aspek
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, biologi (flora dan fauna), sosial dan
kesehatan masyarakat.
Studi Kelayakan Pembangunan Embung di Wilayah Kecamatan Cililin - Kabupaten Bandung Barat 5
Kajian aspek lainnya dapat ditambahkan untuk mempertajam analisa data seperti
aspek peraturan perundang-undangan, kebijakan pembangunan, sektoral terkait
dan tata ruang, dan aspek lainnya yang dipandang perlu.
d. Perumusan Kesimpulan dan Rekomendasi
Hasil dari analisa data, kemudian akan disimpulkan dan dirumuskan rekomendasi
untuk menindaklanjuti hasil dari kegiatan studi.
8. PERSONIL
Personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini terdiri dari :
a. Tenaga Ahli
1. Ahli Sumber Daya Air (Team Leader)
Ahli Sumber daya air merangkap sebagai Ketua Tim minimal Sarjana Strata
Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil/Pengairan lulusan Universitas/Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan dibidang sumber daya air
minimal 5 (lima) tahun.
2. Ahli Ekonomi Pembangunan
Ahli ekonomi pembangunan minimal Sarjana Strata Satu (S1) Ekonomi atau
Ekonomi dan Studi Pembangunan lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri
atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi dan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan dibidang sumber daya air minimal 3 (tiga)
tahun.
3. Ahli Teknik Lingkungan
Ahli Teknik Lingkungan minimal Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Lingkungan
lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta
yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
dibidang sumber daya air minimal 3 (tiga) tahun.
Studi Kelayakan Pembangunan Embung di Wilayah Kecamatan Cililin - Kabupaten Bandung Barat 6
b. Tenaga Pendukung
Tenaga-tenaga pendukung untuk kelancaran dari kegiatan ini antara lain :
1. Tenaga Administrasi
2. Operator Komputer
3. Drafter
4. Surveyor
9. LAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Antara memuat materi antara lain pendahuluan yang menjelaskan hal-hal
yang melatarbelakangi kegiatan, gambaran awal wilayah studi, pendekatan dan
metodologi pelaksanaan pekerjaan, dan rencana kerja.
b. Laporan Antara
Laporan Antara memuat materi antara lain pendahuluan yang menjelaskan hal-hal
yang melatarbelakangi kegiatan mencakup pendekatan dan metodologi
pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja, gambaran umum wilayah studi, analisa
data, dan kesimpulan awal hasil analisa data.
Laporan Antara diserahkan paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah
SPMK di tandatangani sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
c. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat materi antara lain pendahuluan yang menjelaskan hal-hal
yang melatarbelakangi kegiatan mencakup pendekatan dan metodologi
pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja, gambaran umum wilayah studi, analisa
data, kesimpulan dan rekomendasi hasil studi.
Studi Kelayakan Pembangunan Embung di Wilayah Kecamatan Cililin - Kabupaten Bandung Barat 7
10. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun untuk menjadi bagian dari
Dokumen Pengadaan yang harus ditanggapi dan dibuat kerangka kerja logis sebagai
usulan teknis yang akan diajukan oleh penyedia jasa.
DURAHMAN, SP
NIP. 196009081982031002
Studi Kelayakan Pembangunan Embung di Wilayah Kecamatan Cililin - Kabupaten Bandung Barat 8