Definisi Pendapatan
Definisi Pendapatan
Definisi Pendapatan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendapatan adalah arus masuk kotor dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kotribusi penanam modal.
Pendapatan diakui ketika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan
mengalir kedalam perusahaan dan nilai manfaat tersebut dapat diukur dengan
andal. Beberapa jenis transaksi penjualan yang memiliki perbedaan saat
pengakuan pendapatan barang yaitu penjualan Bill and Hold, penjualan barang
dengan instalasi, penjualan dengan pembayaran dimuka, penjualan dengan retur,
penjualan dengan perjanjian membeli kembali (buyback Agreement), penjualan
menggunakan agen, penjualan barang konsinyasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan ?
2. Bagaimana mengetahui pengukuran dan pengakuan pendapatan ?
3. Apa saja jenis transaksi penjualan yang memiliki perbedaan saat
pengakuan pendapatan barang ?
4. Apa yang dimaksud pendapatan jasa ?
5. Apa saja pendapatan yang timbul dari penggunaan aset dan menghasilkan
bunga, royalti, atau dividen yang diakui ?
6. Bagaimana program loyalitas pelanggan ?
7. Apa saja yang terkait dengan pengungkapan dan kontrak konstruksi jangka
panjang ?
8. Bagaimana analisis laporan keuangan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pendapatan
2. Untuk mengetahui tentang pengukuran dan pengakuan pendapatan
3. Untuk mengetahui jenis transaksi penjualan
1
4. Untuk mengetahui tentang pendapatan jasa
5. Untuk mengetahui tentang pendapatan bunga, royalti, dan dividen
6. Untuk mengetahui program loyalitas pelanggan
7. Untuk mengetahui tentang pengungkapan dan kotrak konstruksi jangka
panjang
8. Untuk mengetahui analisis laporan keuangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PENDAPATAN
Di PSAK 23 (Revisi 2010) pendapatan adalah arus masuk kotor dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode
jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kotribusi penanam modal.
Terkadang muncul pertanyaan apa perbedaan penghasilan (income)
dengan pendapatan (revenue) dan bagaimana hubungan antara pendapatan dan
penghasilan ? Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (KDP2LK) , penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau
penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal. Penghasilan terdiri dari pendapatan (revenue) dan
keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang berasal dari aktivitas
normal dari suatu entitas dan merujuk kepada istilah yang berbeda-beda seperti
penjualan (sales), pendapatan jasa (fees), bunga (interest), dividen (dividend), dan
royalti (royalty). Sedangkan keutungan mencerminkan pos lain yang memenuhi
definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa.
3
Contoh 17.1 Penjualan dengan Diskon
PT. Bigi memiliki kesepakatan dengan pelanggannya, jika dalam periode 12 bulan
yang berakhir 31 Desember, mereka membeli barang dagang paling sedikit
senilai Rp. 100.000.000, maka mereka akan menerima diskon 2%. Sejak 1 Januari
sampai 31 Oktober, mereka telah menjual kepada pelanggan tersebut senilai Rp.
90.000.000. Diperkirakan pada akhir Desember nanti, penjualan akan mencapai
nilai lebih dari Rp. 100.000.000. Berapa pendapatan yang harus diakui oleh PT.
Bigi ?
Jurnal yang dbuat oleh PT. Bigi :
Piutang Usaha Rp. 88.200.000
Penjualan Rp. 88.200.000
Jika pelanggan tersebut tidak mencapai batas pemberian diskon, sehingga diskon
batal diberikan, maka PT Bigi mencatata sebagai berikut :
Kas Rp. 90.000.000
Piutang Usaha Rp. 88.200.000
Pendapatan Lain-diskon tidak Rp. 1.800.000
diambil
4
14.000.000 ke harga jual tunai yaitu sebesar Rp. 12.000.000. Selisih antara nilai
nominal imbalan sebesar Rp. 14.000.000 dan nilai diskonto Rp. 12.000.000, yaitu
sebesar Rp. 2.000.000 akan diakui sebagai pendapatan bunga selama periode
Setiap akhir bulan (selama 6 bulan), entitas mengakui pendapatan bunga akrual
sebagai berikut :
Pendapatan Bunga Ditangguhkan Rp. 333.334
Pendapatan Bunga (1/6 x Rp. 200.000) Rp. 333.334
5
bunga diakui menggunakan metode bunga efektif. Skedul cicilan dan perhitungan
bunga adalah sebgai berikut :
Tabel 17.1 Perhitungan Pembayaran Cicilan dan Bunga dengan Metode Bunga
Efektif
Bunga (10% Cicilan Pokok (Rp.
Jumlah dari nilai 1.000.000 – cicilan Nilai
Periode Cicilan terutang) bunga) terutang
8.103.356
1 1.000.000 1.000.000 7.103..356
2 1.000.000 710.336 289.664 6.813.692
3 1.000.000 681.369 318.631 6.495.061
4 1.000.000 649.506 350.494 6.144.567
5 1.000.000 614.457 385.543 5.759.024
6 1.000.000 575.902 424.098 5.334.926
7 1.000.000 533.493 466.507 4.868.419
8 1.000.000 486.842 513.158 4.355.261
9 1.000.000 435.526 564.474 3.790.787
10 1.000.000 379.079 620.921 3.169.865
11 1.000.000 316.987 683.013 2.486.852
12 1.000.000 248.685 751.315 1.735.537
13 1.000.000 173.554 826.446 909.091
14 1.000.000 90.909 909.091 (0)
6
2. PENGAKUAN PENDAPATAN
Pendapatan diakui ketika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan
mengalir ke dalam perusahaan dan nilai manfaat tersebut dapat diukur dengan
andal. Untuk masing-masing jemis pendapatan, berikut adalah penjelasan
mengenai saat kapan umumnya kedua kondisi tersebut terpenuhi untuk dapat
diakui sebagai pendapatan.
1. Penjualan barang umumnya pendapatan diakui pada saat penjualan yaitu
saat penyerahan barang.
2. Pendapatas jasa umumnya pendapatan diakui pada saat penyerahan jasa
yang dapat ditagihkan.
3. Pendapatan yang berasal dari penggunaan aset, misalnya pendapatan
bunga, sewa atau royalti, umumnya pendapatan dapat diakui pada saat
berlalunya waktu atau pada saat aset digunakan.
4. Pendapatan yang berasal dari penjualan aset selain persediaan umumnya
pendapatan (keuntungan dari pelepasan aset) diakui pada saat penjualan
atau pertukaran.
7
3. Pengakuan pendapatan setelah penyerahan barang/jasa
Pengakuan pendapatan baru dapat dilakukan setelah penyerahan barang,
misalnya terjadi pada saat penyerahan barang tersebut memerlukan proses
pemasangan atau instalasi di tempat pembeli.
8
4. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas.
5. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur dengan andal.
9
3. PENJUALAN DENGAN PEMBAYARAN DI MUKA
Pembayaran yang diterima dimuka sebelum barang diserahkan tidak dapat diakui
sebagai pendapatan. Penerimaan kas diakui sebagai peningkatan liabilitas.
Contoh jurnal pada saat penerimaan uang muka, diakui sebagai liabilitas pada
akun pendapatan diterima dimuka :
Kas xxx
Pendapatan Diterima di Muka xxx
Pendapatan diakui pada saat barang telah jadi dan diserahkan kepada konsumen,
dengan jurnal sebagai berikut :
Pendapatan Diterima di Muka xxx
Pendapatan Penjualan xxx
10
5. PENJUALAN DENGAN PERJANJIAN MEMBELI KEMBALI (BUYBACK
AGREEMENT)
Contoh 17.6 penjualan dengan perjanjian membeli kembali (Buyback Agreement)
PT. Pianika menjual barang dagangannya berupa alat musik kepada PT. Hiburan
senilai Rp. 8.000.000. Harga pokok penjualan barang tersebut adalah Rp.
60.000.000. PT. Pianika setuju untuk membeli kembali barang tersebut dua tahun
lagi pada nilai wajarnya. PT. Hiburan membayar penuh harga jual tersebut pada
saat penyerahan barang PT. Pianika dan tidak ada pembatasan kepada PT.
Hiburan dalam menggunakan barang tersebut selama 2 tahun. Dengan demikian
penjualan dapat diakui sebagai berikut :
Kas Rp. 80.000.000
Penjualan Rp. 80.000.000
11
dikurangi komisi penjualan dan biaya lainnya yang dibebankan kepada consignor
sesuai kesepkatan. Pada penjulan konsinyasi, consignor mengakui pendapatan
hanya stelah menerima pemberitahuan penjualan dan penyerahan kas dari
cnsignee. Consignor tetap mencatat barang jualan sebagai persediaan yang
dilaporkan dalam laporan posisi keuangan, sementara consignee juga tidak
mengakui persediaan konsinyasi sebgai asetnya.
12
Penjualan 50.000.000 Kas 45.000.000
Jurnal penyesuaian oleh consignor
Beban Pokok Penjualan 42.000.000 Tidak ada jurnal
Persediaan Konsinyasi 42.000.000
(Rp.67.000.000 + Rp. 3000.000)
D. PENDAPATAN JASA
Pendapatan jasa dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Banyak
kontrak jasa uang pelaksanaanya mecangkup beberapa periode akuntasnsi, seperti
halnya pada kontrak jangka panjang di industri kontruksi. Pendapatan untuk
kontrak yag penyelesainnya meliputi beberapa periode akan diakui dengan
mengacu pada tingkat penyelesainnya dari jasa yang diberikan. Merode ini sering
disebut sebagai metode presentase penyelesaian. Dalam pengakuan pendapatan
jasa, titik paling kritikal berada pada pemberian jasa yang diberikan. Menurut
PSAK 23 (Revisi 2010) Pendapatan jasa dapat diakui tahap pnyelesainnya dengan
syarat bahwa hasil transaksi dapat diestimasikan dengan andal. Hasil transaksi
dapat diestimasi dengan andal ketika semua kondisi berikut ini terpenuhi.
1. jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
2. Kemungkinan basar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan mengalir entitas.
3. Tingkat penyelesain dari suatu transaksi pada akhir pelaporan dapat diukur
secara andal
4. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi
tersebut dan diukur dengan Andal
Pendapatan penjualan jasa diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi
sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Transaksi dapat
ditentukan degan berbagai metode yang sesuai dengan sifat transaksi, seperti:
1. Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan
13
2. Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai peresentase dari total
jasa yang dilakukan atau
3. Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total
biaya transaksi tersebut.
14
Contoh 17.8 Pengakuan Pendapatan terkait Program Loyalitas
Sebuah toko penjualan pakaian menjual satu unit pakaian seharga Rp. 100.000.
Pada saat penjualan, pelanggan akan diberikan voucher yang bernilai diskon Rp.
50.000 yang berlaku untuk pembelian berikutnya untuk pembelian pakaian jenis
yang sama. Toko ini memiliki pengalaman bahwa untuk setiap 2 voucher yang
dikeluarkan terdapat 1 voucher yang akan ditukarkan.
Dalam hal ini pelanggan membeli pakaian dan voucher, dengan demikian imbalan
yang diterima dari penjualan ini juga dialokasikan untuk voucher. Terdapat 2 cara
yaitu menggunkan metde residual dan metode nilai wajar relatif.
1. Metode Residual
Dengan menggunakan metode residual pendapataan dialokasikan ke voucher
berdasarkan nilai wajar voucher tersebut, dan sisanya dialokasikan ke penjual
pakaian. Nilai wajar vocher adalah ekspektasi ditukar (1 dari 2 voucher
diestimasikan akan ditukar adalah 50% dari nilai voucher Rp.50.000, yaitu
sebesar Rp. 25.000. Misalkan ada 10 unit pakaian terjual, maka jurnal pada
saat penjualan awal adalah sebagai berikut.
Kas 1000.000
Pendapatan 750.000
15
jurnal untuk mengakui penjulan i pakaian menggunkan voucher dalah sebgai
berikut.
Kas 50.000
Pendapatan 100.000
Kas 50.000
Pendapatan 500.000
16
Kas 1000.000
Pendapatan 800.000
Kas 250.000
Pendapatan 450.000
Misalnya suatu promosi diberikan dalam bentuk buy one get one pada
saat penjualan awal untuk setiap 1 unit produk yang dibeli maka pelanggan
akan menerima gratis 100% produk kedua yang diperoleh secara langsung
pada saat penjualan awal. Dengan demikian pendapatan yang diakui adalah
sebsar imblan yang diterima untuk 1 produk, dan entitas mengakui 1 produk
gratis yang diberikan kepada pelanggan sebagai biaya pokok penjualan.
Produk gratis tersebut bukan diakui sebagai beban pemasaran atau beban
promosi.
Harga jual 1 unit produk misalnya Rp.40.000 dan beban pokok
penjualan 1 unit sebesar Rp.15.000 dengan buy one get one artinya dengan
menerima imbalan 1 unit produk sebsar Rp.40.000 maka beban pokok
penjualan yang diakui adalah 2 unit produk. Jurnalnya sebagai berikut.
Kas 40.000
Penjualan 40.000
17
Beban pokok penjualan 30.000
Persediaan 30.000
G. PENGUNGKAPAN
Terkait pendapatan yang disajikan di laporan keuangan, entitas mengungkapkan
hal berikut ini di catatan atas laporan keuangan:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan
2. Jumlah pos yang signifikan dari total pendapatan periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari :
a. Penjualan barang
b. Penjualan jasa
c. Bunga
d. Royalti
e. Dividen
3. Jumlah pendapata yang berasal dari pertukaran barang dan jasa untuk
setiap pos pendapatan yang disignifikan
Ilustrasi pengungkapan terkait pendapatan PT Undever Indonesia. Tbk
adalah sebagai berikut:
18
PT Unilever Indonesia Tbk dan Entitas Anak
Penjualan bersih adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk Grup
setelah dikurangi retur biaya penjualan dan pajak pertambahan nilai. Pendapatan dari
penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan telah berpindah barang diatas kapal di pelabuhan penirim (f.o.b shipping
point) dan penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada
distributor/pelanggan.
Penjualan bersih
2011
Ekspor 1.039.927
Jumlah 23.469,218
Tidak ada pelanggan yang secara individu memiliki jumlah transaksi melebihi
10% dari penjualan bersih.
19
H. KONTRAK KONTRUKSI JANGKA PANJANG
Kontrak kontruksi adalah kontrak yang secara khusus dinegosiasikan untuk
kontruksi suatu aset tunggal seperti bangunan, jembatan, bendungan, jalan atau
beberapa aset yang berhubungan satu sama lain ataubeberapa aset yang saling
tergantung dalam rancanangannya teknologi, fungsi, atau tujuan penggunanya
seperti konstruksi kilang minyak. Kontrak kontruksi terdiri dari 2 jenis yaitu
kontrak harga tetap dan kontrak biaya plus. Kontrak harga tetep adalah kntrak
kontruksi di mana kontraktor myepekati nilai kontrak yang telah ditentukan atau
tarif tetep yang telah ditentutkan per unit output yang dalam beberapa hal tunduk
pada ketentuan ketentuan biaya. Kontrak biaya plus adalah kontrak yang
menyepakati bahwa kontraktor mendapat pergantian untuk biaya biaya yang telah
diizinkan atau telah ditentukan ditambah imbalan dengan presentase terhadap
biaya atau imbalan tetap. Pendapatan kontrak terdiri dari jumlah pendapatan yang
disetujui dala kontrak dan juga termasuk penyimpangan dalam pekerjaan
kontrak,klaim atau intensif. Klaim artinya jumlah yang diminta kontraktor kepada
pelanggan sebagai pergantian untuk biaya biaya yang tidak termasuk dalam nilai
kontrak. Intensif artinya jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor
apabila standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah ditempuhi atau dilampaui.
20
yang disepakati dalam kontrak Tentukan berapa kenaikan atau penururnan
pendpatan kontraks!
Pendapatan kontrak turun sebesar Rp.20.000.000.000(Rp.2000.000 x 10
hari)
21
Perusahaan menggunakan metode biaya terpulihkan hanya ketika perusahaan
tidak dapat memenuhi kondisi yang disyaratkan untuk menggunakan metode
persentase penyelesaian.
22
3. PENGUKURAN PENDAPATAN
Untuk menghitung berapa pendapatan dan laba yang diakui setiap periode,
maka perusahaan dapat mengurangkannya dengan total pendapatan atau laba
yang sudah diakui sampai periode sebelumnya, seperti ditunjukkan pada
formula berikut ini.
23
Penerimaan kas 3.000.000 7.000.000 8.000.000
24
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
1. Untuk mencatat biaya
kontruksi
Tabel 17.4 Estimasi Pendapatan, Beban, dan laba yang Diakui PT Buana Karya
Akumulasi Diakui diperiode Diakui di periode
lalu berjalan
Tahun 1
Pendapatan (Rp 4.500.000 4.500.000
18.000.000.000 x
25%)
Beban 4.000.000 4.000.000
Laba kotor 500.000 500.000
Tahun 2
Pendapatan (Rp 12.960.000 4.500.000 8.460.000
25
18.000.000.000 x
72%)
Beban 11.664.000 4.000.000 7.664.000
Laba kotor 1.296.000 500.000 796.000
Tahun 3
Pendapatan (Rp 18.000.000 12.960.000 5.040.000
18.000.000.000 x
100%)
Beban 16.200.000 11.664.000 4.536.000
Laba kotor 1.800.000 1.296.000 504.000
Mengakui
penyelesaian kontrak
Termin 18.000.0000
Pekerjaan dalam 18.000.000
proses
26
PT Buana Karya mencatat pendapatan kontrak yang dapat diakui setiap
periode berjalan seperti pada jurnal nomor 4 dengan mengkredit akun Pendapatan
Kontrak, kemudian mendebit Beban Kontrak seperti halnya BPP pada
perusahaan manufaktur. Selisihnya merupakan laba/ rugi kotor yang diakui pada
akun “Pekerjaan dalam Proses”. Yang dilaporkan pada Laporan Laba Rugi
Komprehensif adalah sebesar pendapatan dan beban kontrak yang aktual terjadi,
misalnya pada tahun pertama adalah Rp4.000.000.000, dengan pendapatan
kontrak sebesar porsi 25% penyelesaian sebesar Rp4.500.000.000, maka laba
kotor yang diakui pada tahun pertama adalah Rp500.000.000.
PT Buana Karya terus mengakumulasi biaya kontrak yang terjadi
ditambah dengan laba yang diakui pada akun “Pekerjaan dalam Proses” untuk
memonitor catatan akumulasi total biaya yang terjadi (ditambah laba) pada akhir
periode. Sedangkan tagihan termin diakumulasi dan dicatat pada akun “Termin”.
Setelah pekerjaan konstruksi selesai dan diserahterimakan kepada pelanggan,
maka akun “Pekerjaan dalam Proses” dan akun “Termin” akan dibalik, seperti
terlihat pada jurnal nomor 5.
27
kontruksi
Tahun ketiga labadiakui 504.000
Total 18.000.000 Total 18.000.000
Tabel 17.6 Laporan Laba Rugi Komprehensif PT Buana Karya ( dalam satuan Rp)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Pendapatan kontrak 4.500.000 8.460.000 5.040.000
Beban kontrak 4.000.000 7.664.000 4.536.000
Laba kotor 500.000 796.000 504.000
Tabel 17.7 Laporan Posisi Keuangan PT Buana Karya ( dalam satuan Rp)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Asset lancar
Kas Xxxxx
28
Tagihan kotor 900.000* 0 0***)
Piutang termin 600.000 3.200.000 0
Liabilitas lancar
Xxx
Utang bruto 0 240.000**
*(4.500 – 3.600.000)
**(900.000 + 8.460.000 –
9.600.000)
***(-240.000 + 5.040.000 -
4.800.000)
29
muka yang diterima dan jumlah retensi. Retensi adalah jumlah termin yang tidak
dibayar hingga pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk
pembayaran jumlah tersebut atau hingga telah diperbaiki.
30
Pendapatan yang diakui Rp 1.375.000.000
Laba kotor tahun pertama Rp 375.000.000
Persentase penyelesaian tahun kedua adalah 57,14% (( Rp – 2.000.000.000 + Rp
1.000.000.000) / Rp 5.250.000.000)) Pendapatan yang dapat diakui sampai tahun
kedua adalah 57.14% dari Rp 5.500.000.000 atau sebesar Rp 3.142.587.000.
Pendapatan diakui pada tahun kedua sebesar Rp 1.767.587.000 (diperoleh dari Rp
3.142.587.000 dikurangi Pendapatan yang sudah diakui tahun Pertama Rp
1.375.000.000). Dengan demikian, pada tahun kedua PT Ambarawa mengalami
rugi sebesar:
Pendapatan kontrak Beban kontrak Rp 1.767.587.000
Beban Kontrak Rp 2.000.000.000
Rugi Rp 232.413.000
Ayat iurnal yang dibuat ketika mengakui Pendapatan dan beban kontrak adalah
sebagai berikut.
Beban Kontrak 2.000.000.000
Pendapatan Kontrak 1.767.587.000
Pekerlaan dalam Proses Rugi 232.413.000
PT Ambarawa akan melaporkan rugi sebesar Rp 232.413.000 pada periode
berjalan (tahun kedua). Total nilai kontrak masih memberikan laba sebesar Rp
250.000.000 (Rp5.500.000.000 harga kontrak dikurangi estimasi biaya terakhir
total sebesar Rp5.250.000.000).
31
kontrak tidak dapat diukur dengan andal, maka PT Buana Karya mengakui
pendapatan hanya sebesar biaya yang terjadi yang diharapkan dapat terpulihkan.
Setelah semua biaya kontrak diakui, maka perusahaan baru dapat mengakui laba
Jika demikian, maka PT Buana Karya akan melaporkan pendapatan dan beban
selama ahun pertama sampai tahun ketiga seperti pada tabel berikut (dalam ribuan
rupiah).
Tabel 17.8 Pendapatan dan Beban Pt Buana Karya brdasarkan metode
terpulihkan
Akumulasi Diakui diperiode Diakui di periode
lalu berjalan
Tahun 1
Pendapatan 4.000.000 4.000.000
Beban 4.000.000 4.000.000
Laba kotor - -
Tahun 2
Pendapatan 11.664.000 4.000.000 7.664.000
Beban 11.664.000 4.000.000 7.664.000
Laba kotor - - -
Tahun 3
Pendapatan (Rp 18.000.000 11.664.000 6.336.000
18.000.000.000 x
100%)
Beban 16.200.000 11.664.000 4.536.000
Laba kotor 1.800.000 - 1.800.000
32
Mengakui pendapatan
& beban terkai:
Pekerjaan dalam - - 1.800.000
proses laba kotor
Beban kontrak 4.000.000 7.664.000 4.536.000
Pendapatan 4.000.000 7.664.000 6.336.000
kontrak
Mengakui
penyelesaian kontrak
Termin 18.000.0000
Pekerjaan dalam 18.000.000
proses
33
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima. Pendapatan diakui ketika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi
akan mengalir ke dalam perusahaan dan nilai manfaat tersebut dapat diukur
dengan andal. Penjualan dengan kesepakatan bill and hold diakui pada saat
penjualan ketika risiko dan manfaat signifikan sudah beraih kepada pembeli,
Sedangkan pendapatan penjualan jasa diakui hanya jika kemungkinan
besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke
entitas. Untuk mengalokasikan pendapatan untuk voucher ada 2 metode yaitu
metode residual dan metode nilai wajar relatif sedangkan pengakuan pendapatan
dan beban kontrak terdapat 2 metode yaitu metode persentase penyelesaian dan
metode biaya terpulihkan.
34
DAFTAR PUSTAKA
35