Modul Mengidentifikasi Dan Memperbaiki Bagian Mesin

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MODUL

MENGIDENTIFIKASI DAN MEMPERBAIKI


BAGIAN-BAGIAN MESIN YANG MENGALAMI
KERUSAKAN
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ iii


Peta Kedudukan Modul .......................................................................................... iv
Peristilahan/Glosarium ........................................................................................... vi
I. Pendahuluan ............................................................................................... 1
A. Deskripsi Judul......................................................................................... 1
B. Prasyarat ............................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................. 2
D. Tujuan.................................................................................................... 3
E. Kompetensi ............................................................................................ 3
F. Cek Kemampuan ................................................................................... 3
II. Pembelajaran .............................................................................................. 4
A. Rencana Belajar Siswa/Peserta Didik .................................................... 4
B. Kegiatan Belajar .................................................................................... 4
Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Bagian-bagian Mesin
yang Mengalami Kerusakan .............................................................. 4
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1................................................ 4
Uraian Materi 1 ........................................................................... 5
Tes Formatif 1 ............................................................................ 8
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 ................................................... 8
Lembar Kerja 1 ........................................................................... 10
Kegiatan Belajar 2 : Melakukan Perbaikan Bagian-bagian Mesin
yang Mengalami Kerusakan .............................................................. 10
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2................................................ 10
Uraian Materi 2 ........................................................................... 10
Tes Formatif 2 ............................................................................ 13
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 ................................................... 13
Lembar Kerja 2 ........................................................................... 13
III. Evaluasi ....................................................................................................... 14
Soal-soal Evaluasi (Tes Tertulis)............................................................ 14
Kunci Jawaban Soal Evaluasi ................................................................ 15
IV. Penutup ....................................................................................................... 17
Daftar Pustaka...................................................................................................... 18

iii
PETA KEDUDUKAN MODUL

Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan modul-modul Unit Kompetensi yang
akan dipergunakan dalam pelatihan para peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun dan
kemungkinan multiexit-entry yang dapat diterapkan.

MODUL UNIT KOMPETENSI

M M M
18.20A 18..21A 20-017-3
SERTIFIKAT
II

SMK M 18.55A M 18.6A

M. 7.8A M. 7.7A

M. 9.3A M. 7.6A M. 7.5A


SERTIFIKAT
I

M. 9.1A M.9.2A M..25C11

M.18.3A M.18.2A M.18.1A

Kedudukan Modul Unit kompetensi prasyarat

KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
1. M.18.1A Menggunakan Perkakas Tangan M.18.1A
Menggunakan Perkakas Tangan
2. M.18.2A M.18.2A
Bertenaga
3. M.18.3A M.18.3A
4. M.25C11A Mengukur Menggunakan Alat Ukur M..25C11

iv
KODE
NO KODE MODUL NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
5. M.9.1A Menggambar dan Membaca Sketsa M. 9.1A
6. M.9.2A Membaca Gambar teknik M. 7.5A
7. M.9.3A Mempersiapkan Gambar Teknik Dasar M. 9.3A
8. M.7.5A Bekerja dengan Mesin Umum M. 7.5A
Melakukan Pekerjaaan dengan Mesin
9. M. 7.6A M. 7.6A
Bubut
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
10. M. 7.7A M. 7.7A
Frais
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin
11. M.7.8A M.7.8A
Gerinda
Membongkar, Mengganti, dan Merakit
12. M.18.55A M.18.55A
Komponen Mesin
Membongkar/memperbaiki/mengganti/
13. M.18.6A M.18.20A
merakit dan memasang komponen
14. M.18.20A Memelihara komponen sistem hidrolik M.18.20A
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem
15. M.18.21A M.18.21A
Hidrolik
OPKR 20-017- Pemeliharaan Servis Sistem Bahan
16. OPKR 20-017-3
3 Bakar Diesel

v
PERISTILAHAN / GLOSARIUM

Kompetensi : Kemampuan seseorang yang dapat diobservasi yang mencakup atas


pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas
sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan .
Standar Kompetensi : Kesepakatan tentang Kompetensi yang diperlukan pada suatu
bidang pekerjaan oleh seluruh stake holder di bidangnya, atau perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kinerja yang
dipersyaratkan.
Unit Kompetensi : Uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya
standar Kompetensi.
Sub unit Kompetensi : Sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung
ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktifitas yang dapat diamati.
Kriteria kinerja : Pernyataan sejauh mana sub kompetensi yang dipersyaratkan tersebut
terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan .
Acuan penilaian : Pernyataan kondisi dan konteks penilaian sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian .
Kompetensi kunci : Kemampuan kunci atau generic yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. (K3L) : Peraturan –peraturan yang
berlaku berdasarkan pada landasan hukum yang berkaitan dengan aktifitas di lingkungan
kerja, bengkel, dan industri secara spesifik maupun umum :
SOP (Standard Operational Procedure) : Lembaran informasi berisikan prosedur
pengerjaan, peraturan dan kebijakan untuk setiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh badan
khusus/perusahaan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan yang harus ditaati.
Buku Manual/Pedoman Pemakaian : Buku berisi informasi tentang, spesifikasi,
pelayanan/pemakaian, perawatan, mengatasi masalah, dan daftar/gambar
rakitan/instalasi komponen untuk mesin, diesel, boiler, dan lain-lain sebagainya.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. DISKRIPSI JUDUL
Pekerjaan mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan adalah
merupakan bagian dari pekerjaan pemeliharaan mekanik industri. Untuk itu pada
pekerjaan ini siswa diharapkan dapat melakukan dan menguasai dengan benar
karena akan menunjang pada proses pembelajaran berikutnya.
Modul mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan serta
melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan merupakan
salah satu bentuk dan alat bantu ajar yang dapat digunakan baik di kelas maupun
untuk bengkel pada saat siswa melakukan praktek. Dengan modul ini maka
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar yang
berorientasi pada proses pembelajaran tuntas.
Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi
terprogram dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada
peserta didik.

B. PRASYARAT
Sebelum mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan
serta melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan, siswa
sudah menguasai materi-materi dengan alur sebagai berikut :

1
DIAGRAM PRASYARAT DAN ALUR PENCAPAIAN KOMPETENSI

M18.1A M18.55A

M18.2A
M7.6A M18.6A
M1.3FA

M18.3A
M7.5A M7.7A M.18.20A
M1.2FA

M9.1A
M7.8A M18.21A
M1.3FA

M9.2A
M9.3A
M1.4FA
M2.5C11 OPKR-
A 20-17B

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Langkah - langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul ini:
a. Bagi siswa atau peserta didik:
1. Bacalah tujuan antara dan tujuan akhir dengan seksama,
2. Bacalah Uraian Materi pada setiap kegiatan belajar dengan seksama
sebagai teori penunjang,
3. Baca dan ikuti langkah kerja yang ada pada modul ini pada tiap proses
pembelajaran sebelum melakukan atau mempraktekkan,
4. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan belajar
yang sesuai dan benar,
5. Jawablah setiap pertanyaan pada tes formatif untuk masing-masing
kegiatan belajar, cocokkan dengan kunci jawaban yang telah
tersedia pada kunci jawaban,
6. Jawablah pertanyaan pada soal evaluasi dan cocokkan dengan kunci
jawaban yang telah tersedia pada kunci jawaban.
b. Bagi guru pembina / pembimbing:
1. Dengan mengikuti penjelasan didalam modul ini, susunlah tahapan
penyelesaian yang diberikan kepada siswa/peserta didik.
2. Berikanlah penjelasan mengenai peranan dan pentingnya materi dari
modul ini.
3. Berikanlah penjelasan serinci mungkin pada setiap tahapan tugas yang
diberikan kepada siswa.

2
4. Berilah contoh gambar-gambar atau barang yang sudah jadi, untuk
memberikan wawasan kepada siswa.
5. Lakukan evaluasi pada setiap akhir penyelesaian tahapan tugas.
6. Berilah penghargaan kepada siswa didik yang setimpal dengan hasil
karyanya.

D. TUJUAN
1. Tujuan Antara
1. Peserta didik/siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang
mengalami kerusakan dengan benar.
2. Peserta didik/siswa dapat melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang
mengalami kerusakan.
2. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini peserta didik / siswa dapat:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan,
2. Melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan.

E. KOMPETENSI
Dengan menguasai modul ini diharapkan peserta / siswa didik dapat
mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan
perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan.

F. CEK KEMAMPUAN
Pada awal pembelajaran siswa didik diberi tugas untuk mengidentifikasi bagian-
bagian mesin yang mengalami kerusakan serta melakukan perbaikan bagian-bagian
mesin yang mengalami kerusakan.
Apabila siswa telah dapat melaksanakan tugas tersebut dengan benar, aman
dan rapi maka siswa yang bersangkutan sudah dapat ujian, dan tidak perlu mengkuti
modul ini serta diperbolehkan langsung mengikuti modul berikutnya.

3
BAB II PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA/PESERTA DIDIK

Tanda
Waktu Tempat Alasan
Jenis Kegiatan Tanggal Tangan
Jam Belajar Perubahan
Guru
1. Mengidentifikasi Workshop/
bagian-bagian Bengkel
mesin yang
mengalami
kerusakan
Tes formatif 1 Workshop/
Bengkel
2. Melakukan Workshop/
perbaikan Bengkel
bagian-bagian
mesin yang
mengalami
kerusakan
Tes formatif 2 Workshop/
Bengkel
EVALUASI Workshop/
Bengkel

B. KEGIATAN BELAJAR :

1. KEGIATAN BELAJAR 1 : MENGIDENTIFIKASI BAGIAN-BAGIAN MESIN


YANG MENGALAMI KERUSAKAN

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat:
- Mengidentifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan

4
Uraian Materi 1:
1. DEFINISI KERUSAKAN MESIN
Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponen-
komponen mesin mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi
harapan. Dalam hal ini ada dua pernyataan Murphy’s yang umumnya dapat
diterima sebagai hukum:
“ If anything can possibly go wrong, it will “
&
“ Everything fixed, breaks again sooner or later “

2. JENIS-JENIS KERUSAKAN DAN PENYEBABNYA


Kerusakan dapat terjadi dalam dua tingkatan, yaitu kerusakan atau
kegagalan system (system failure) dimana performance keseluruhan
mekanisme berhenti fungsinya. Misalnya suatu kendaraan tiba-tiba tidak
mampu distarter, TV tiba-tiba gambarnya lenyap, AC tidak mengeluarkan
udara dingin/sejuk.
Setelah itu pertanyaan lanjutan akan muncul “Apa (what) yang salah?” atau
“Apanya yang rusak?” Untuk itu harus dicari komponen penyebab tidak
berfungsinya suatu system.
Setelah komponen yang rusak diketemukan maka tahapan berikutnya
adalah analisa kerusakan komponen (component failure). Pada tahapan ini
muncul pertanyaan bagaimana (how) kerusakan dapat terjadi, dan
mengapa (why) komponen tersebut bisa rusak? Untuk itulah perlu
dilakukan penyelidikan secara sistematis, agar kerusakan tidak terjadi dan
terjadi lagi. Sehingga kalau sekedar mengganti komponen yang rusak,
tanpa penyelidikan, maka akan terjadi kerusakan lagi dikemudian hari.
Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada
mesin adalah:

5
Mesin Operator Petugas Maintenance

Mesin kotor Mengabaikan mesin kotor. Mengganti dan memperbaiki


tanpa bertanya mengapa
Pelumas kotor Salah pengoperasian. masalah terjadi.

Pelumas bocor Tak dapat memeriksa. Tak pernah memberitahu


operator tentang pemeliharaan
Pelumas tidak ada Tak mampu melakukan
sederhana.
pemeliharaan sederhana.
Terlalu panas
Tak berkomonikasi pada
Tidak memiliki bekal
operator.
Bising pengetahuan mesin
(pelumasan, pergantian alat, Hanya memperhatikan
Bergetar
penyetelan, dll.) masalah besar dan darurat
Banyak geram/debu saja, tidak peka terhadap
Tidak minta tolong pada saat
masalah kualitas maupun
ada gangguan.
Sulit diperiksa unjuk kerja mesin.
Produksi lebih penting dari
Lantai kotor Menganggap keusangan
pada alat produksi.
mesin tak dapat dihindari.
Barang berserakan
Tidak mampu mengontrol
Mengandalkan teknologi,
Tidak rapi mesin.
bukan sumber daya yang ada.

Pada tahapan kerusakan sistem secara umum dapat dipisahkan menjadi


dua bagian, yaitu sistem mekanis atau elektrik. Pada sistem mekanis
biasanya gejalanya dapat diketahui secara fisik. misalnya terjadinya
getaran yang berlebihan, gerakan mesin tidak balance, adanya suara yang
tidak semestinya. Sedangkan pada system elektrik gejala yang tidak
nampak biasanya lebih dominan. Gejala yang nampak misalnya, panas
yang berlebihan pada bagian tertentu. Sedangkan yang tidak nampak bisa
diketahui dari performance mesin yang mulai turun, atau dari hasil
pengukuran pada arus, tegangan dan tahanan isolasinya.
Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan:
1. Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen
mengalami penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja
akibat berubahnya setting parameter.

6
2. Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau
putusnya suatu rangkaian sehingga arus terhenti (loss contact) di
suatu titik.
3. Tripped, pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat
tingginya arus yang diterima pengaman (overload, short circuit)

Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat


diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:
1. Damage - defect berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran
plastis pada struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan.
2. Fracture - crack, adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa
konstruksi mulai retak.
3. Fracture – break, adalah suatu keadaan yang memperlihatkan
konstruksi atau komponen patah memjadi dua bagian atau lebih.
Seringkali fracture mempunyai pengertian yang sama dengan break.
4. Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur
patah disertai geseran palastis (plastic slip), terutama pada material
yang bersifat ulet. Komponen atau struktur yang mengalami creep atau
creep test (pengujian pada tegangan konstan dalam konsisi
temperature tinggi) akan menghasilkan rupture.

Berdasarkan pendekatan kurva tegangan-regangan (stress-strain curve),


dalam pengujian tarik, bila tegangan melampaui Yeild-stress akan terjadi
kerusakan (failure). Tahapan umum yang mendahului final/total failure
antara lain:
1. Mulai gagal (incipient failure)
2. Mulai terjadi cacat (incipient damage)
3. Mencemaskan (distress)
4. Memburuk (deterioration), dan
5. Rusak (damage)

Damage dalam arti luas mencakup kelelahan (fatigue), keausan (wear),


dan korosi (corrosion), yangmana secara makroskopis masing-masing
fenomena dapat tumbuh dan mempunyai pengaruh terhadap suatu
struktur/konstruksi.

7
Fenomena Pertumbuhan
Type Keamanan
Makroskopis Makroskopis
Kelelahan (fatigue) Tidak tampak Cepat Bahaya
Keausan (wear) Tampak Perlahan Aman
Korosi (corrosion) Tampak Perlahan Aman
Lain-lain (impact,
overload)

Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan material, komponen dan konstruksi


atau memperpendek umur operasi (service live) adalah:

Proses
Disain Material Operasional
Pembuatan
Kesalahan dalam Kesalahan dalam
Kesalahan dalam Cacat pengecoran atau
proses pengerjaan kontrol/prosedur
perhitungan overloading tempa
mesin operasional
Kesalahan pemilihan Kesalahan dalam Kesalahan dalam
Overloading
material pengolahan panas pengolahan panas
Tidak diperhatikannya Kesalahan dalam Kurang teliti dalam
Material diluar spesifikasi
kondisi lingkungan proses pengelasan perawatan
kualifikasi tenaga
Adanya penurunan sifat Kesalahan dalam
Dan lain-lain operator kurang
mekanis proses lanjut
memadai
Dan lain-lain Dan lain-lain Dan lain-lain

Tes Formatif 1:
1. Tuliskan definisi kerusakan mesin!
2. Tuliskan faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan mesin secara
umum
3. Tuliskan tiga tingkatan kerusakan sistem elektrik!
4. Tuliskan empat kategori kerusakan komponen atau konstruksi mesin
secara umum!

Kunci Jawaban Tes Formatif 1 :


1. Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponen-
komponen mesin mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi
harapan.
2. Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin
adalah:

8
Mesin Operator Petugas Maintenance

Mesin kotor Mengabaikan mesin Mengganti dan


kotor. memperbaiki tanpa
Pelumas kotor bertanya mengapa
Salah pengoperasian. masalah terjadi.
Pelumas bocor
Tak dapat memeriksa. Tak pernah memberitahu
Pelumas tidak operator tentang
ada Tak mampu melakukan pemeliharaan
pemeliharaan sederhana.
Terlalu panas sederhana.
Tak berkomonikasi pada
Bising Tidak memiliki bekal operator.
pengetahuan mesin
Bergetar (pelumasan, pergantian Hanya memperhatikan
alat, penyetelan, dll.) masalah besar dan
Banyak darurat saja, tidak peka
geram/debu Tidak minta tolong pada terhadap masalah
saat ada gangguan. kualitas maupun unjuk
Sulit diperiksa kerja mesin.
Produksi lebih penting
Lantai kotor dari pada alat produksi. Menganggap keusangan
mesin tak dapat
Barang Tidak mampu dihindari.
berserakan mengontrol mesin.
Mengandalkan teknologi,
Tidak rapi bukan sumber daya yang
ada.

3. Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan:


1. Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen
mengalami penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja
akibat berubahnya setting parameter.
2. Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau
putusnya suatu rangkaian sehingga arus terhenti (loss contact) di
suatu titik.
3. Tripped, pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat
tingginya arus yang diterima pengaman (overload, short circuit)
4. Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat dik
lasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:
1. Damage - defect berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran
plastis pada struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan.

9
2. Fracture - crack, adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa
konstruksi mulai retak.
3. Fracture – break, adalah suatu keadaan yang memperlihatkan
konstruksi atau komponen patah memjadi dua bagian atau lebih.
Seringkali fracture mempunyai pengertian yang sama dengan break.
4. Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur
patah disertai geseran palastis (plastic slip), terutama pada material
yang bersifat ulet. Komponen atau struktur yang mengalami creep atau
creep test (pengujian pada tegangan konstan dalam konsisi
temperature tinggi) akan menghasilkan rupture.

Lembar Kerja 1:
Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3L) lakukan kegiatan identifikasi bagian-bagian mesin yang mengalami
kerusakan di bengkel/workshop sekolahmu dibawah bimbingan dan
pengawasan guru

2. KEGIATAN BELAJAR 2 : MELAKUKAN PERBAIKAN BAGIAN-BAGIAN


MESIN YANG MENGALAMI KERUSAKAN

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2:


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat:
- Melakukan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan

Uraian Materi 2:
Pada umumnya mesin-mesin produksi yang digunakan di industri menggunakan
peralatan-peralatan listrik, mekanik atau gabungan kedua hal tersebut.
Tentunya ada saat di mana mesin mengalami kerusakan dan harus mengalami
perbaikan. Pada saat terjadi kerusakan pada mesin, kepala bagian teknisi
melakukan permintaan penggantian spare part untuk mesin, tergantung akan
bagian mesin yang rusak.
Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :
 Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi
yang bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk
memeriksa mesin yang rusak.

10
 Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for spare
part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan.
Tabel Form Request for Spare Part

 Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang


berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin
yang siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
 Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh
bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.

Gambar Proses Penggantian Mech. Seal Pada Spray Drying

11
Gambar Penggantian Turbin Pada Mesin Spray Drying
 Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir adalah
membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak. Berikut
adalah contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak.
Tabel Laporan Perbaikan Mesin Drying

.
 Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan
kembali sesuai prosedur yang ada.
Usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat
kerusakan komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi
mesin secara berkala

12
Tes Formatif 2:
1. Tuliskan langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan!
2. Tuliskan usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian
akibat kerusakan komponen mesin

Kunci Jawaban Tes Formatif 2 :


1. Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :
 Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi
yang bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk
memeriksa mesin yang rusak.
 Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for
spare part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan.
 Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang
berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin
yang siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
 Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh
bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.
 Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir
adalah membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak.
Berikut adalah contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak.
 Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan
kembali sesuai prosedur yang ada.
2. Usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat
kerusakan komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi
mesin secara berkala

Lembar Kerja 2 :
Dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
lakukan kegiatan perbaikan bagian-bagian mesin yang mengalami kerusakan di
bengkel/workshop sekolahmu dibawah bimbingan dan pengawasan guru.

13
BAB III
EVALUASI

Agar dapat menilai kemampuan siswa didik setelah menerima pembelajaran modul ini,
maka siswa didik perlu diberikan soal-soal evaluasi .

SOAL-SOAL EVALUASI (TES TERTULIS)

Jawablah soal-soal berikut dengan benar!


1. Tuliskan definisi kerusakan mesin!
2. Tuliskan faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan mesin secara umum
3. Tuliskan tiga tingkatan kerusakan sistem elektrik!
4. Tuliskan empat kategori kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum!
5. Tuliskan langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan!
6. Tuliskan usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat
kerusakan komponen mesin

14
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI :

1. Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponen-komponen mesin


mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi harapan.
2. Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin adalah:
Mesin Operator Petugas Maintenance

Mesin kotor Mengabaikan mesin Mengganti dan


kotor. memperbaiki tanpa
Pelumas kotor bertanya mengapa
Salah pengoperasian. masalah terjadi.
Pelumas bocor
Tak dapat memeriksa. Tak pernah memberitahu
Pelumas tidak ada operator tentang
Tak mampu melakukan pemeliharaan
Terlalu panas pemeliharaan sederhana.
sederhana.
Bising Tak berkomonikasi pada
Tidak memiliki bekal operator.
Bergetar pengetahuan mesin
(pelumasan, pergantian Hanya memperhatikan
Banyak geram/debu alat, penyetelan, dll.) masalah besar dan
darurat saja, tidak peka
Sulit diperiksa Tidak minta tolong pada terhadap masalah
saat ada gangguan. kualitas maupun unjuk
Lantai kotor kerja mesin.
Produksi lebih penting
Barang berserakan dari pada alat produksi. Menganggap keusangan
mesin tak dapat
Tidak rapi Tidak mampu dihindari.
mengontrol mesin.
Mengandalkan teknologi,
bukan sumber daya yang
ada.

3. Kerusakan sistem elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan:


1. Malfunction, system tidak berfungsi semestinya karena komponen mengalami
penurunan performance atau berubahnya rangkaian kerja akibat berubahnya
setting parameter.
2. Failure, system tidak mau bekerja karena rusaknya komponen atau putusnya
suatu rangkaian sehingga arus terhenti (loss contact) di suatu titik.
3. Tripped, pengaman (fuse) system elektrik terputus (shut down) akibat tingginya
arus yang diterima pengaman (overload, short circuit)
4. Kerusakan komponen atau konstruksi mesin secara umum dapat dik lasifikasikan
dalam empat kategori, yaitu:

15
1. Damage - defect berarti suatu kondisi dimana terjadi akumulasi aliran plastis pada
struktur konstruksi, tetapi masih bisa dimanfaatkan.
2. Fracture - crack, adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa konstruksi
mulai retak.
3. Fracture – break, adalah suatu keadaan yang memperlihatkan konstruksi atau
komponen patah memjadi dua bagian atau lebih. Seringkali fracture mempunyai
pengertian yang sama dengan break.
4. Rupture, adalah suatu kondisi khusus dimana komponen atau struktur patah
disertai geseran palastis (plastic slip), terutama pada material yang bersifat ulet.
Komponen atau struktur yang mengalami creep atau creep test (pengujian pada
tegangan konstan dalam konsisi temperature tinggi) akan menghasilkan rupture.

5. Langkah-langkah perbaikan pada mesin pada saat terjadi kerusakan :


 Langkah awal dalam melakukan perbaikan adalah kepala bagian teknisi yang
bertanggung jawab pada bagian mesin meminta engineering untuk memeriksa
mesin yang rusak.
 Setelah mengetahui kerusakan pada mesin lalu melakukan request for spare
part, yang di butuhkan mesin untuk proses perbaikan.
 Langkah selanjutnya adalah memindahkan proses produksi yang sedang
berlangsung ke mesin lain yang siap menampung, apabila tidak ada mesin yang
siap maka proses produksi akan dihentikan sementara.
 Melakukan penggantian bagian mesin yang rusak, langkah ini dilakukan oleh
bagian pemeliharaan yang sudah diberi perintah tentang langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam mengganti bagian mesin tersebut.
 Setelah dilakukan pergantian pada bagian yang rusak, langkah akhir adalah
membuat laporan tentang penggantian bagian mesin yang rusak. Berikut adalah
contoh laporan penggantian bagian mesin yang rusak.
 Setelah mesin dapat beroperasi kembali maka proses produksi berjalan kembali
sesuai prosedur yang ada.
6. Usaha yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kerusakan
komponen mesin adalah dengan merawat dan memeriksa kondisi mesin secara
berkala.

16
BAB IV
PENUTUP

Upaya menyiapkan tenaga menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan akan


tenaga pelaksana di bengkel atau di industri, dalam kenyataannya sekarang ini sangat
dipengaruhi oleh persaingan yang sangat ketat baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Karena setiap pengusaha akan bersaing dalam kualitas produksinya yang
dilaksanakan sehingga menghasilkan barang berdasarkan kebutuhan pasar dengan
harga yang bersaing.
Dalam hal ini maka untuk menjawab tantangan tersebut setiap orang yang akan
terlibat di dalam proses produksi harus mampu dan mempunyai KOMPETENSI yang
dikuasai, diakui, sedangkan untuk memperoleh kompetensi tersebut harus melalui
pendidikan dan pelatihan di institusi/sekolah kejuruan .
Salah satu perangkat pembelajaran diklat kompetensi adalah buku MODUL, yang
diharapkan dengan mempelajari buku modul ini peserta didik/siswa akan dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk mengikuti UJI
KOMPETENSI yang dikukuhkan dengan suatu sertifikat kompetensi sebagai pengakuan
atas kompetensi yang dikuasai peserta didik/sisiwa.
Semoga buku modul ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Iwan Koswara, 2004, Membongkar, Mengganti dan Merakit Komponen-


Komponen Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

2. Joko Santoso, 2013, Pekerjaan Mesin Perkakas, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia.

3. Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

4. Tim LPPM ITB, 2004, Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

5. Widarto dkk, 2008, Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional.

6. NN, 2013, Teknik Pemesinan Bubut 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

7. Th. Sukardi dkk, Teori Dasar dan Praktik Perawatan, Direktorat Pembinaan PTK
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. A. Djumali, B.E , Teknologi Perbaikan Mesin dan Perkakas Perlengkapan,


ITB.

9. Ing. Alois SCHNMETZ dkk, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa
bandung.

18

Anda mungkin juga menyukai