100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
907 tayangan157 halaman

Perancangan Data Center TI PDF

Modul ini membahas tentang perancangan data center dan siklus hidupnya. Terdapat penjelasan mengenai pengertian data center, fungsi-fungsinya, komponen-komponen penting, dan faktor-faktor yang mempengaruhi siklus hidupnya seperti lingkungan, ketersediaan daya, dan spesifikasi perangkat.

Diunggah oleh

Azhari
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
907 tayangan157 halaman

Perancangan Data Center TI PDF

Modul ini membahas tentang perancangan data center dan siklus hidupnya. Terdapat penjelasan mengenai pengertian data center, fungsi-fungsinya, komponen-komponen penting, dan faktor-faktor yang mempengaruhi siklus hidupnya seperti lingkungan, ketersediaan daya, dan spesifikasi perangkat.

Diunggah oleh

Azhari
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 157

MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Data Center
Siklus Hidup Pusat Data

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami siklus hidup
tentang sekilas mengenai pusat pusat data
data, siklus hidup pusat data, dan
tahapan siklus pusat data.
Siklus Hidup Pusat Data
Sekilas Mengenai Pusat Data

Data Centermerupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa


kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang
dikondisikan dengan pengaturan catudaya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran
dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.
Servis utama yang secara umum diberikan oleh pusat data adalah sebagai berikut:
1. Business Continuance Infrastructure (Infrastruktur yang Menjamin Kelangsungan Bisnis)
Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi kritis
terhadap pusat data. Aspek-aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi pusat data,
kuantifikasi ruang pusat data, laying-out ruang dan instalasi pusat data, sistem elektrik
yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan sistem
pendingan dan fire suppression.
2. DC Security Infrastructure (Infrastruktur Keamanan Pusat data)
Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada pusat data. Fitur sistem
pengamanan fisik meliputi akses user ke pusat data berupa kunci akses memasuki
ruangan (kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi
keadaan pusat data (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat
diterapkan pada seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci
gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem
yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa
perangkat lunak keamanan seperti access control list, firewalls, IDSs dan host IDSs, fitur-
fitur keamanan pada Layer 2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan
manajemen keamanan.

3. Application Optimization (Optimasi Aplikasi)


Akan berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk
meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4 adalah layer end-to-end yang paling
bawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan end-to-end flow control, end-to-
end error detection & correction, dan mungkin juga menyediakan congestion control
tambahan. Sedangkan layer 5 menyediakan 11 riteri dialog (siapa yang memiliki giliran
berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke resource
bersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang
terkait dengan hal ini adalah load balancing, caching, dan terminasi SSL, yang bertujuan
untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu sistem.

2013 Perancangan Data Center


2 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Infrastruktur IP
Infrastruktur IP menjadi servis utama pada pusat data. Servis ini disediakan pada layer 2
dan layer 3. Isu yang harus diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara
server farms dan perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung
sentralisasi yang reliable, loop-free, predictable, dan scalable. Sedangkan pada layer 3,
isu yang terkait adalah memungkinkan fast-convergence routed network (seperti
dukungan terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang
disebut Intelligent Network Services, meliputi fitur- fitur yang memungkinkan application
services network-wide, fitur yang paling umum adalah mengenai QoS (Quality of
Services), multicast (memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak user secara
konkuren), private LANS dan policy-based routing.
5. Media Penyimpanan Terkait dengan segala infrastruktur penyimpanan. Isu yang diangkat
antara lain adalah arsitektur SAN, fibre channel switching, replikasi, backup serta
archival.

Gambar 1.1. Enterprise Data Center (Arregoces & No n.d.)

2013 Perancangan Data Center


3 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Siklus Hidup Pusat Data

Penentuan awal dan akhir dari life cycle assessment (LCA) berkaitan dengan
dampak lingkungan dimana pusat data tersebut berada. Seringkali pembangunan pusat data
tidak memperhitungkan energy yang dibutuhkan untuk membangun server, komponen-
komponen konstruksi yang digunakan untuk membangun pusat data, dan sebagainya.
Ruang lingkup LCA harus diatur dengan baik sehingga dengan jelas mendefinisikan
cakupan penggunaan scenario LCA dan focus kepada pengoperasian pusat data seperti :
• Data centre equipment inventory
• Operational time frame (e.g., a data centre is running 24 hours per day, 7 days a
week)
• Yearly average energy consumption, or an estimation if no measurement is available
• Expected lifetime of the equipment, building, etc.

Hingga saat ini belum ada metode yang efektif dimana equipment lifetimes menjadi
factor yang diperhitungkan dalam analisa LCA. Standar-standar yang ada umumnya
membandingkan dampak dan atribut pada waktu yang berbeda. Meskipun seluruh manfaat
yang ada tidak dapat diukur, namun penggunaan perangkat yang lebih robust dan
upgradable akan mengurangi dampak negative terhadap pusat data secara keseluruhan.
Dalam mengidentifikasi apa saja yang perlu di-ases pada LCA, unit fungsional
merupakan factor penting dan menjadi acuan untuk mengelompokkan berdasarkan cara
operasional pusat data. Unit fungsional berkontribusi dalam hal menentukan ruang lingkup
sistem yang nantinya akan dievaluasi oleh metode LCA dan mengukur layanan-layang yang
disediakan oleh sistem pusat data.
Ketika menentukan LCA, seluruh data (input dan output sistem) seharusnya
mempertimbangkan fungsi masing unit yang telah didefinisikan dalam ruang lingkup LCA.
Peran unit fungsional adalah untuk mengukur kinerja sistem produk dan berfungsi sebagai
unit acuan. Untuk menentukan kategori unit fungsional berdasarkan tiga pertanyaan berikut:
The functional unit should be categorized based on the answer to these three questions:
1. What combination of information technologies (IT) and facilities equipment is used to
provide a given service or group of services?
2. What are the variations in system utilization across the day? Is it steady and
continuous or is it varied with periods of idleness?
3. Does the equipment require special resiliency, serviceability, or availability
characteristics that affect its operational characteristics?

2013 Perancangan Data Center


4 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 1.1. Expected lifetime of data centre components

2013 Perancangan Data Center


5 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk kasus pusat data, unit fungsional membantu dalam menentukan konteks dan
tujuan pusat data berdasarkan beberapa kriteria, antara lain :
1. Which type of data centre?
a. Usage: production, research & development, disaster recovery
b. Category: high-performance computing, commercial usage
c. Full building or mixed-use building that contains offices and data centre
d. Data centre housed in a container or modules
e. Geographical area
f. The mix and capabilities of the data centre equipment
• Are systems optimized for performance delivered per unit of power consumed
for the supported workload?
• Does the equipment have the ability to reduce energy use when no work
is present?
2. Does the data centre use renewable energy resources?
a. Is the data centre equipped to utilize free cooling?
b. Does it use renewable energies (e.g., solar, wind, free cooling, etc.)?
3. What activities, attributes, and metrics are measured in the data centre, and
what are the amounts? (i.e., “How much?”)
a. Energy consumption, metrics such as PUE
b. Non-IT measurements, including temperature and humidity
4. Does the data centre operate to the ASHRAE A2 standards or higher?
a. IT equipment measurement, such as calculating compute and storage-
capacity utilization
b. Transactions per second
c. Other metrics
5. What is the expected lifetime of the data centre and its components, and
what is the duration of the service that is provided? (i.e., “How long?”)
a. Is equipment with longer life expectancies specified for the data centre systems?
b. In cases where the service provided is time-related, provide specifications. For
instance, how long should the data be kept? Is there a guaranteed data-storing
period?
6. What are the data centre’s specifications regarding the quality of the service
provided? (i.e., “How well?”)
a. System availability (e.g., 99,999%), reliability, etc.
b. Certification, tier-level approach, etc.
c. Criticality, capacity, growth plan, etc.

2013 Perancangan Data Center


6 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tahapan Siklus Hidup Pusat Data

Tabel 1.2. Life cycle phases of a data centre

Pada prakteknya LCA harus seimbang antara cost of collecting relevant data dengan
accuracy of the final life cycle assessment. Hal ini disebabkan sumber data yang terbatas
dan data harus diekstraksi dari berbagai sumber sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pusat data secara utuh. Struktur data hirarki yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1. Primary data: Collected data that is measured or calculated
2. Secondary data: Data derived from other sources such as literature or databases
3. Proxy data: Primary or secondary data related to an input, process, or activity that is
similar (but not representative) to the one in the inventory, which can be used in lieu
of representative data if unavailable

2013 Perancangan Data Center


7 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jenis-jenis data yang tersedia akan berdampak pada relevance dan usability LCA.
Jika lebih banyak terdapat data primary dan data secondary yang relevan maka akan
diperoleh asesmen yang bekerja dengan baik pada sistem. Sedangkan pada sisi yang lain,
LCA yang bergantung kepada data secondary dan sejumlah besar data proxy akan berguna
dalam mengidentifikasi high level of impact system yang layak dengan fokus kepada
pengurangan dalam tahap desain dan operasi, namun tidak akan menyediakan asesmen
yang relevan dengan sistem.

• Primary impacts (shall be considered for all data centres):


• Energy consumption during operation
• Raw material depletion for construction of the data centre structure
• Raw material depletion for manufacturing of IT and facility equipment
• Land use and environmental impacts of the facility
• Mix of energy-generating sources used to support operation
• Water consumption during operation
• Reuse, recycling, and/or disposal of IT and facility equipment and materials
• Secondary impacts (should be considered if relevant to a given facility):
• Hazardous substance content of data centre building and equipment
• Air pollution during operation

Gambar 1.2. Data Center Services

2013 Perancangan Data Center


8 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

[1] Mark Aggar, Microsoft; Marc Banks, Deutsche Bank; Jay Dietrich, IBM; Bob Shatten,
Individual Member; Markus Stutz, Dell; Emmanuel Tong-Viet, IBM; Data Centre Life
Cycle Assessment Guidelines, The Green Grid, 2012.
[2] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[3] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.

2013 Perancangan Data Center


9 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Data Center
Kriteria Pusat Data

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang kriteria perancangan pusat persiapan perancangan
data, tier pada pusat data, DRP,
framework DRP, Next Generation
pusat data, dan konsolidasi pusat
data.
Kriteria Pusat Data
2.1. Kriteria Perancangan Data Center

Dalam melakukan perancangan terhadap sebuah pusat data, harus diperhatikan


kedua hal tersebut dengan tujuan mendapatkan pusat data sesuai dengan kriteria berikut:
• Availability
Pusat data diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan
terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun
dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Pusat data
harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya.
• Scalability dan flexibility
Pusat data harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat
atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh pusat data tanpa
melakukan perubahan yang cukup berarti bagi pusat data secara keseluruhan.
• Security
Pusat data menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya
sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun
pengamanan non-fisik.

2.2. Tier pada Pusat data

Perancangan pusat data berangkat dari kebutuhan yang ada, untuk kemudian
didefinisikan berbagai perlengkapan IT yang diperlukan beserta pemilihan teknologi
berbarengan dengan perencanaan infrastruktur pusat data yang lain. Ada 4 tier dalam
perancangan pusat data yang setiap tier-nya menawarkan tingkat availabilitas yang berbeda
disesuaikan dengan kebutuhan suatu pusat datamenurut TIA 942 (Telecommunication
Industry Association). Berikut diberikan tabel spesifikasi setiap tier pada Tabel 2.1.

2.3. Disaster Recovery pada Pusat data

Pusat data merupakan denyut nadi bisnis suatu perusahaan, bila suatu saat terjadi
gangguan atau bencana alam yang tidak dapat diprediksi sebelumnya maka dijamin akan
terjadi kelumpuhan padabeberapa sektor bisnis atau mungkin keseluruhan sektor bisnis
yang dimiliki perusahaan. Olehkarenanya, aspek penting yang harus dimiliki oleh semua
pusat data adalah manajemen bencana yang baik dan telah teruji sehingga sewaktu-

2013 Perancangan Data Center


2 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 2.1. Tier pada Pusat Data
Tier 2 – Tier 3 –
Parameter Tier 4 – Fault
Tier 1 - Basic Redundant Concurrently
Tolerance
Components Maintanable
Tingkat
99.671% 99.471% 99.982% 99.995%
Availabilitas
Tidak Rentan
terhadap
gangguan
Sifat terhadap terencana
gangguan (karena sudah
Rentan Agak rentan Tidak rentan
(Terencana atau memiliki plan)
tidak) namun masih
rentan terhadap
gangguan tidak
terencana
Multiple active
power and cooling
Multiple power
distribution path
and cooling
termasuk
distribution
Keadaan power Single path Single path with komponen yang
path tetapi hanya
and cooling with no redundant redundant
satu path yang
distribution redundancy component (N+1) (2(N+1),
aktif, termasuk
yaitu 2 UPS
komponen yang
dengan setiap
redundant (N+1)
UPS memiliki
redundansi N+1)
Ketersediaan Harus punya
Bisa ada
raised floor, UPS,
maupun tidak
raised floor, UPS - -
generator dan generator
Waktu
3 bulan 3-6 bulan 15-20 bulan 15-20 bulan
implementasi
Downtime
28.8 jam 22.0 jam 1.6 jam 0.4 jam
tahunan
Memiliki kapasitas
tambahan dan
Hanya untuk
distribusi yang
power path dan
cukup untuk
Cara untuk Harus di beberapa bagian
menampung
melakukan shutdown lain dari
beban yang
maintenance keseluruhan infrastruktur yang
dipunyai
preventif memerlukan
sistem utama
proses shutdown
ketikasistem
tersebut di
maintenance
Skala pusat data Besar (skala
yang cocok Kecil Sedang enterprise) Skala enterprise
dibangun

waktu hal tersebut terjadi tidak menimbulkan dampak yang terlalu merugikan perusahaan.
Dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu:
• Business Continuity Plan (BCP)
Rencana yang fokus untuk mempertahankan kelangsungan fungsi bisnis saat
gangguan terjadi dan sesudahnya.

2013 Perancangan Data Center


3 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Disaster Recovery Planning (DRP)
Rencana yang fokus pada sistem teknologi informasi yang diterapkan pada pusat
data untuk memperbaiki operabilitas sistem target, aplikasi, dan fasilitas computer di
lokasi alternatif dalam kondisi darurat. Sejumlah pusat data yang ideal bagi
perusahaan sudah seharusnya memiliki suatu Disaster Recovery Center sebagai
back-up dari pusat data utama, dengan kriteria pembangunan suatu DRC adalah
sebagai berikut: Scalable, Configurability, Compatibility, Manageability,
Availability, Reliability, Distributability, Serviceability, Stability dan
Interoperability.
Namun demikian yang perlu diperhatikan adalah batasan biaya, bagi suatu perusahaan
menyediakan suatu DRC dengan keadaan yang sama dengan pusat data utama (asumsi
bahwa pusat data utama memenuhi kondisi ideal) merupakan hal yang cukup memberatkan.
Oleh karenanya suatu DRC tidak akan memenuhi kondisi ideal sepenuhnya.

Gambar 2.1. Penyebab terjadinya bencana

Sumber : http://datasource.net/wordpress/10-best-practices-for-a-successful-disaster-
recovery-plan/

2013 Perancangan Data Center


4 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2.2. Disaster Recovery Plan
Sumber : http://fourthsocial.com/wp-content/uploads/2013/05/it-disaster-recovery-plan.jpg

Dampak bisnis & risk assessment adalah dua elemen kunci awal dalam IT DRP. Hal
ini dilakukan dengan memperkuat pondasi IT DRP dengan memperhatikan dampak bisnis
ketika melakukan asesmen terhadap faktor-faktor risiko.

Gambar 2.3. Siklus Testing DRP

2013 Perancangan Data Center


5 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.4. Framework DRP pada Pusat Data

2013 Perancangan Data Center


6 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.5. Next Generation Pusat data

Next generation pusat data menjadi isu utama pada pembangunan pusat data untuk
saat ini dan dalam beberapa tahun ke depan. Next generation pusat data akan bersifat
service-oriented, yang diwujudkan dalam beberapa layer, yaitu:
1. Fasilitas pusat data: meliputi penyediaan gedung, power, pendingin dan
pengkabelan.
2. Infrastruktur pusat data: meliputi storage yang tervirtualisasi, server
yang tervirtualisasi, dan servis jaringan dan jaringan yang tervirtualisasi.
3. Aplikasi dan OS pusat data: yang menjadi isu utama adalah integrasi aplikasi dan
operating system
4. Manajemen pusat data: meliputi tahapan proses provisioning, pengadaptasian,
troubleshooting, dan visibilitas dari semua komponen terkait.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan next generation pusat data antara
lain adalah:
1. Konsolidasi, mengandung pengertian sentralisasi dan standardisasi dari semua
perangkat yang ada sehingga menghasilkan suatu jaringan yang cerdas.
2. Virtualisasi, mengatur sumber daya agar lebih efisien dan menjadi independen dari
infrastruktur fisik.
3. Otomatisasi, melakukan provisioning yang dinamis dan manajemen informasi untuk
mencapai ketahanan bisnis.
4. Efisiensi ruang dan energi pusat data.
5. Solusi ketersediaan dan kelangsungan bisnis

Gambar 2.3. Virtualisasi storage ((a) sebelum dan (b) sesudah)

2013 Perancangan Data Center


7 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.6. Konsolidasi Pusat Data

Konsolidasi dapat dilakukan terhadap bagian front-end dari suatu jaringan data dan
penyimpanan back-end dari infrastruktur jaringan. Tujuan konsolidasi adalah mencapai
suatu efisiensi yang jauh lebih besar dari segi administratif dan meningkatkan utilisasi serta
ke depannya akan meningkatkan ROI dan menurunkan biaya kepemilikan cabang-cabang
pusat data yang ada. Konsolidasi meliputi server, storage, dan SAN ataupun pusat data
secara keseluruhan.

2.6.1. Virtualisasi Pusat data

Virtualisasi dapat meningkatkan produktifitas, utilisasi dan ketahanan bisnis serta


keamanan yang lebih baik dan manajemen yang lebih mudah, dengan memisahkan
lingkungan aplikasi dari beberapa kendala perangkat keras khusus. Melalui virtualisasi
computing, network dan storage dapat dialokasikan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

2.6.2. Otomatisasi Pusat data


Otomatisasi mengatur pusat data sebagai suatu kesatuan sistem yang kohesif
dengan memfasilitasi ketersediaan suatu sumber daya ketika ada bagian lain yang sedang
melakukan aksi penyelesaian masalah atau memudahkan perbaikan terhadap ancaman
keamanan.

2013 Perancangan Data Center


8 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.

[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.

2013 Perancangan Data Center


9 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Data Center
Analisa dan Perancangan
Data Center– Business
Continuance Infrastructure

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang analisis dan perancangan persiapan perancangan
pusat data, pemilihan lokasi,
evaluasi struktur bangunan, dan
sistem listrik pusat data
Analisis dan Perancangan Data Center
Berdasarkan fungsi utama sebuah pusat data dalam penjelasan bab sebelumnya,
maka dalam analisis kali ini akan dijelaskan mengenai bagaimana merancang pusat data
yang ideal dengan cara memperjelas kriteria best practice dan standar-standar yang ada
untuk beberapa aspek.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk merancang sebuah pusat data yang ideal
dilakukan :
1. Memperkirakan kebutuhan perangkat jaringan dan telekomunikasi, kebutuhan power
dan kebutuhan cooling untuk pusat data pada kapasitas yang semaksimum mungkin.
2. Antisipasi juga pertumbuhan kebutuhan yang mungkin dengan rasio yang sesuai
(kebijakan perusahaan dipadukan dengan pertumbuhan kebutuhan yang disebutkan
pada standar).
3. Menentukan kebutuhan ruangan untuk setiap kebutuhan pada nomor 1.
4. Memperkirakan aspek-aspek yang terkait dengan kebutuhan utama diatas seperti
keamanan setiap perangkat, grounding pada sistem listrik, perlindungan elektrik, dan
kebutuhan fasilitas lain berdasarkan pada arsitek dan engineer. Menyediakan
kebutuhan untuk pusat operasional, loading dock, ruang penyimpanan, area staging,
dan area pendukung lainnya. Koordinasikan rencana DC sebelumnya.
5. Menentukan layout ruangan yang ada termasuk penempatan ruang utama dan ruang
masuk.

3.1. Analisis Perancangan Business Continuance Infrastructure

Berdasarkan landasan kajian yang ada maka pada sub bab berikutnya akan
diberikan pemaparan mengenai pusat data ideal untuk setiap aspek yang ada di pusat data
kemudian akan diturunkan menjadi guideline perancangan pusat data dalam bentuk tabel
kriteria.

2013 Perancangan Data Center


2 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.1. Aliran Aktivitas dalam Perancangan Infrastruktur Pusat data

3.2. Pemilihan Lokasi

Lokasi merupakan faktor terpenting dalam perancangan pusat data. Sebuah


lokasi pusat data yang ideal adalah lokasi yang menawarkan berbagai kualitas seperti
berikut :
1. Perlindungan dari bahaya.
2. Akses yang mudah.
3. Fitur-fitur yang mengakomodasi pertumbuhan dan perubahan dimasa depan.
4. Opsi untuk pemulihan dari bencana (Disaster Recovery Option).
5. Mendukung key desain strategies (robust, modular, fleksibel, dan standar).
6. Memperhatikan masalah latency network.
7. Aspek untuk redundancy.
Langkah pertama ketika mengevaluasi lahan kosong yang cocok untuk pusat data adalah
penentuan bagaimana lahan tersebut dipetakan (zoning). Zoning mengontrol apakah pusat
data diijinkan untuk dibangun disana. Hal ini berkaitan dengan peraturan pemerintah untuk
penggunaan lahan dan juga aspek keamanan pusat data itu sendiri. Harus diperhatikan juga
lokasi yang berada disekitar area pusat data, apakah berupa perumahan, kawasan industri,
perkantoran, atau lahan pertanian sehingga bisa mengantisipasi dari awal kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan.
Zoning masih harus tetap dilakukan, walaupun membangun pusat data pada
bangunan yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, juga harus memperhatikan kode-kode
bangunan, kontrol standar bangunan, dan peraturan pemerintah yang lain menyangkut
properti dalam bangunan.
Selain itu, lokasi pusat data yang dipilih hendaknya terhindar dari resiko-resiko seperti
berikut ini:

2013 Perancangan Data Center


3 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Bencana alam
Bencana alam yang sering terjadi adalah seperti: gempa bumi, banjir,
kebakaran, tanah longsor, dll. Walaupun itu diluar kekuasaan kita, tetap saja
diperlukan upaya-upaya untuk meminimalisir kemungkinan tersebut.
2. Polusi
Polusi yang berlebihan berupa partikel asap dari kebakaran, pabrik, pestisida,
dan lain-lain, dapat merusak server dan peralatan-peralatan Pusat data lainnya.
3. Interfensi elektromagnetik
Interfensi elektromagnetik dapat ditimbulkan dari sinyal telekomunikasi, bandara, dan
kereta api listrik. Interfensi yang berlebihan dapat mengganggu server dan peralatan
jaringan.
4. Getaran
Getaran yang cukup besar dapat terjadi didekat rel kereta api, bandara,
kawasan industri, konstruksi jalan, dll.
5. Suasana politik
Suasana politik harus benar-benar diperhitungkan, karena kejadiannya sangat
tidak bisa untuk ditebak dan disebabkan oleh faktor manusia.

3.3. Evaluasi Struktur Bangunan

Setelah ditentukan lokasi yang tepat untuk pusat data, maka langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah identifikasi infrastruktur untuk pusat data dari berbagai aspek,
meliputi ruang pendukung yang dimiliki pusat data, sistem listrik, struktur kabel.

3.4. Ruang Pendukung

Untuk mendapatkan kinerja yang optimal, pusat data perlu dilengkapi


dengan beberapa ruang pendukung, diantaranya:
1. Ruang Listrik (area 7), dipisahkan dari ruang server untuk menghindari interfensi
elektromagnetik.
2. Ruang Jaringan (area 3), merupakan area terpusat tempat dimana semua struktur
kabel data berakhir.
3. Loading Dock (area 6), merupakan tempat untuk menerima peralatan yang baru
datang untuk pusat data.

2013 Perancangan Data Center


4 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Build Room/Staging Area (area 5), merupakan tempat administrator atau network
engineer untuk membangun dan mengkonfigurasi peralatan yang akan digunakan
bagi pusat data, menyimpan peralatan sementara sampai proses konfigurasi suatu
peralatan tersebut selesai.
5. Ruang Penyimpanan (storage room) (area 4), digunakan sebagai penyimpanan
peralatan untuk jangka waktu yang lebih lama. Sehingga tidak mengambil ruangan di
dalam ruang pusat data.
6. Operations Command Center (control room) (area 1), tempat dimana
karyawan memonitor server pusat data.
7. Backup Room (area 2), ruang kerja bagi personil pendukung seperti vendor yang
melakukan backup dan memonitor server di pusat data.
8. Media Storage Area (area 2), untuk penyimpan magnetic, optical, atau media
lain yang digunakan untuk melakukan backup dari server dalam pusat data.
9. Vendor Service Areas, ruangan khusus bagi vendor dalam melakukan sejumlah
pekerjaan yang signifikan dalam pusat data, sebaiknya disediakan ruangan khusus
untuk mereka, sehingga mereka tidak terlalu lama berada dalam ruang pusat data.
Pada ruang-ruang pendukung ini harus diperhatikan bagian yang menjadi penyekat
antar ruangan. Sekat ruangan bisa dibuat permanen atau tidak asalkan bisa
menutup rapat ruangan dari ruang komputer. Hal ini dimaksudkan agar sistem
pendingin ruangan dapat bekerja maksimal.

Gambar 3.2. Ruang Pendukung

2013 Perancangan Data Center


5 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3.6. Sistem Listrik Pusat data

Kebutuhan energi sebuah pusat data didapat dari sistem listrik yang dalam hal ini
disediakan oleh PLN. Kebutuhan akan listrik pun akan terus bertambah seiring
bertambahnya energi yang dibutuhkan oleh pusat data. Ada 4 pertimbangan umum yang
dapat diterapkan untuk mengatasi masalah kebutuhan energi yang terus bertambah pada
pusat data, yaitu:
1. Membuat sistem energi (sistem energi dapat berupa sistem listrik, sistem pembangkit
energi lainnya) yang modular sehingga dapat dengan mudah beradaptasi
dengan pertumbuhan atau perubahan kebutuhan energi.
2. Pre-engineered, terapkan solusi identifikasi energi yang standar sehingga
meminimalkan perencanaan dan perekayasaan yang akan dilakukan sendiri guna
mempercepat pembangunan dan pengimplementasian pada pusat data.
3. Memilih sistem energi dengan fitur mistake-proofing dan sedikit titik kegagalan yang
dapat meningkatkan availabilitas.
4. Menerapkan sistem manajemen energi yang menyediakan visibilitas dan
pengontrolan energi pada berbagai level.
Sistem listrik untuk sebuah pusat data merupakan sumber energi utama sampai saat
ini (baik untuk operasional utama dan back-up). Oleh karenanya perancangan sistem listrik
harus se-robust mungkin untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik pusat data dan ketika
sewaktu-waktu dapat terjadi gangguan listrik yang telah atau tidak diprediksi sebelumnya,
hal tersebut perlu diantisipasi. Pada bagian selanjutnya akan diberikan tabel guideline
penyusunan sistem listrik yang ideal untuk pusat data.
Tujuan dari pembuatan sistem energi yang menggunakan modular, sesuai dengan
standar, hot swappable, dan terbukti handal dapat mengurangi MTTR (Mean Time to
Recover). Bagian awal perencanaan komponen listrik adalah pendefinisian kebutuhan
energi listrik dan pendistribusiannya. Kebutuhan energi listrik dihitung untuk setiap
ruangan yang berbeda-beda (biasanya dikategorikan berdasarkan fungsionalitas ruangan).
Misalkan pada ruangan server, dihitung jumlah lokasi kabinet server di ruangan tersebut
kemudian menghitung sumber energi maksimum yang dibutuhkan agar keseluruhan server
tersebut dapat beroperasi (apabila server tersebuthidup semua dalam keadaan normal).
Formula dasarnya adalah:

(jumlah tegangan dalam volts * satuan arus listrik (amps))/1000 = kilovolt amps
(kva)

2013 Perancangan Data Center


6 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.2. Perencanaan Sistem Listrik Pusat Data

Untuk lebih akurat maka dapat dilakukan perhitungan untuk penambahan kebutuhan listrik
untuk mengatasi keadaan kritikal atau saat terjadi penambahan server. Selain server, maka
kebutuhan energi lain yang akan dilihat adalah perangkat jaringan, air handler, overhead
light, badge access reader, dan perangkat yang membutuhkan energi listrik untuk
beroperasi. Setelah jelas berapa energi listrik keseluruhan yang diperlukan, maka langkah
selanjutnya adalahmerancang pendistribusian energi listrik ke seluruh perangkat. Ada dua
cara untuk mendistribusikanenergi listrik dalam ruang pusat data, yaitu:
a. Distribusi secara langsung dari PDU ke setiap lokasi kabinet, dipandang lebih
fleksibel melalui saluran kabel yang tersedia karena tidak melalui perantara apapun.
Namun untuk pusat data yang berkapasitas besar hal ini tidak mungkin dilakukan
karena akan tidak efisien dari segi pengkabelan.
b. Distribusi melalui panel circuit, dari PDU akan menuju ke panel circuit kemudian
dari tempat tersebut akan didistribusikan ke masing-masing lokasi kabinet. Jauh
lebih efisien dari segi pengkabelan karena untuk jarak yang jauh antara lokasi
kabinet server dengan PDU, hanya membutuhkan satu kabel yang panjang, baru
kemudian dari panel sirkuit disalurkan ke masing-masing kabinet server dengan
kabel yang berjarak pendek.

2013 Perancangan Data Center


7 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3.3. Distribusi Kebutuhan Listrik dari PDU melalui circuit panel

Untuk mencapai tingkat reliabilitas yang tinggi maka saluran listrik ke lokasi kabinet server
dijalankan dari sumber yang berbeda sehingga perubahan terhadap komponen-komponen
listrik, pengkabelan, dan alternatif terminasi didasarkan pada kebutuhan energi secara lokal,
tegangan yang biasa dipakai berapa, namun tetap perhatikan desain yang baik untuk sistem
listrik keseluruhan (kolaborasi dari modul-modul listrik yang ada). Kemudian perhatikan juga
mengenai redudansi kebutuhan energi didalam ruangan, misalnya setiap kabinet server
akan memiliki dua power strip dan akan ada receptable yang berbeda juga di setiap server.
Pendefinisian kebutuhan listrik juga memasukkan perkiraan tambahan kebutuhan di masa
mendatang. Pada bagian perancangan diberikan checklist kebutuhan listrik yang dapat
dikustomisasi.

2013 Perancangan Data Center


8 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.

[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.

2013 Perancangan Data Center


9 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Data Center
Analisis dan Perancangan
Data Center– Implementasi
Perangkat Listrik

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang pendefinisian perangkat persiapan perancangan
listrik yang dibutuhkan,
pemeliharaan, pemilihan power DC
dan AC, standby power dan sistem
EPO, pelabelan dan dokumentasi,
instalasi dan grounding.
Analisis dan Perancangan Data Center(2)
4.1. Pendefinisian Perangkat Listrik yang Dibutuhkan

Setelah melakukan pendefinisian kebutuhan listrik maka langkah selanjutnya adalah


menentukan perangkat listrik apa saja yang akan dipakai dengan memanfaatkan hasil
kebutuhan listrik total. Perencanaan perangkat listrik yang dibutuhkan melihat ke-4
pertimbangan umum yang dijelaskan sebelumnya. Sertakan pendefinisian perangkat
keamanan untuk sistem listrik dari mulai pengamanan fisik sampai non-fisik, contoh sistem
pengamanan untuk sistem listrik antara lain adalah sistem EPO (Emergency Power Off).

4.2. Implementasi Perangkat Listrik pada Pusat Data

Implementasi sebaiknya dilakukan secara paralel, karena sistem listrik telah


dirancang secara moduler, sehingga akan lebih cepat dan mudah. Implementasi akan
meliputi seluruh perangkat listrik dan pengkabelan yang digunakan termasuk juga
implementasi perangkat keamanan listrik, pelabelan dan dokumentasi, serta redundansi dari
sistem listrik. Redundansi sistem listrik mengandung konsep n+1, dimana n adalah jumlah
sistem atau item yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan operasional spesifik, yang
berarti bahwa kegagalan terhadap sistem tunggal dapat ditolerir.

4.3. Pemeliharaan

Tahap implementasi bukan akhir dari pembangunan sistem listrik pada pusat data,
siklus selanjutnya adalah pemeliharaan terhadap sistem listrik yang sudah dibuat. Siklus
akan berputar terus ketika ada perubahan atau penambahan baru. Ketentuan-ketentuan
perencanaan sistem listrik pusat data diberikan dalam bentuk tabel checklist pada bagian
perancangan.

4.4. Pemilihan Power DC dan AC

Distribusi power pada pusat data untuk perangkat IT pada pusat data atau ruang
jaringan dapat menggunakan power AC atau DC. Namun pada implementasinya,
penggunaan distribusi power didominasi oleh AC. Power AC didistribusikan pada tegangan
lokal 120V, 208V, atau 230V sedangkan untuk power DC didistribusikan pada standar
tegangan telekomunikasi sebesar 480V, sehingga beberapa kelompok perangkat seperti
internet hosting site (tempat terpasangnya perangkat telekomunikasi) pada pusat data

2013 Perancangan Data Center


2 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memakai power DC (setidaknya hanya 10% dari kebutuhan keseluruhan yang
menggunakan DC), namun untuk kelompok perangkat lainnya menggunakan power AC
Pertimbangan pemilihan antara AC dan DC ditampilkan dalam tabel berikut:

Kriteria AC DC
Efisiensi • • Efisiensi sistem UPS AC
Efisiensi sistem UPS AC sekitar
88% - 93% sekitar 88% - 93%
• Melewati beberapa • Menghilangkan
tahapan beberapa
konversi pada tegangan yang lebih
tahapan konversi yang dapat
tinggi dan mengurangi arus menghilangkan sebagian
dimana membuat efisiensi dari energi yang dibawa (hal ini
semikonduktor menjadi lebih
terjadi pada pembangkitan
tinggi. UPS, distribusi power, dan
• Tegangan AC utilisasi
harus dari energy
perangkat).
ditransformasikan untuk tegangan Namun DC
menjadi
tinggi misalnya dari 480 V ke 230 tidak efisien
V sehingga kehilangan energi dibandingkan AC untuk
listrik akan lebih besar. perangkat IT karena
beroperasi pada tegangan
yang rendah dan arus yang
tinggi.
Biaya Biaya untuk instalasi power DC lebih rendah dari AC untuk sistem UPS
. dengan
perkiraan sekitar 20-30%. Namun, ada tambahan engineering yang harus
dilakukan
serta biaya distribusi akan meningkatkan biaya implementasi power DC
secara
keseluruhan
Kompatibilitas Perangkat telekomunikasi berbasis Perangkat telekomnikasi berbasis
packet-switched seperti server, circuitswitched seperti voice
storage, routers. Kemudian AC juga switches untuk kabel tembaga
diperuntukkan bagi kebanyakan
perangkat lainnya yang membutuhkan
listrik seperti monitor, storage NAS
atau PC

Realibilitas Perbandingan realibilitas antara DC dan AC sangat bergantung pada


asumsi independen yang dibuat untuk masing-masing sumber daya
3.6.3

4.5. Standby Power dan Sistem EPO

Standby Power
Sistem listrik yang berperan sebagai standby power pada DC merupakan sumber
tenaga back-up-an ketika sistem listrik utama mengalami kegagalan. Standby power yang
dibuat mempertimbangkan 3 aspek yaitu redundansi, kesederhanaan, dan biaya.
Berbagai perangkat terkait dengan standby powerpada pusat data antara lain adalah:
1. Baterai
2. Generator

2013 Perancangan Data Center


3 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Lampu penanda (monitoring lights)
4. UPS (Capacity, Isolated redundant, parallel redundant (N+1), distributed redundant,
system-plussystem/ 2N, 2N+1), konfigurasi UPS berdasarkan biaya dan availabilitasnya
dilihat pada tabel berikut:

Seberapa lama infrastruktur standby power dapat menyokong beban listrik suatu pusat data
dinamakan run time, dan prinsip utama yang dipegang untuk menentukan run time suatu
lingkungan server pusat data adalah dengan asumsi bahwa keseluruhan ruangan akan
berada dalam keadaan maksimum.

2013 Perancangan Data Center


4 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4.6. Sistem Emergency Power Off (EPO)

Emergency Power Off (EPO) adalah mekanisme keamanan yang bertujuan untuk
menurunkan power sekumpulan perangkat listrik atau keseluruhan ruangan pada keadaan
darurat, untuk melindungi personel dan fasilitas lainnya. Situasi yang memungkinkan
terjadinya aktivasi EPO adalah kebakaran atau kebanjiran. Sistem EPO pada pusat data
adalah sebuah sub sistem yang diharapkan tidak pernah digunakan, subsistem yang
dikhususkan untuk menangani semua redundansi dan fault tolerance yang dibangun pada
networkcritical physical infrastructure (NCPI). Operasi EPO adalah penyebab utama
terjadinya shutdown secara keseluruhan. Oleh karenanya desain untuk sistem EPO harus
mencegah segala kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak disengaja. Contoh sistem
EPO yang umum dipasang antara lain diberikan pada gambar berikut:

Gambar 4.1. (a) EPO standar (kedalaman 6"-9") dan (b) EPO dengan kedalaman 2"

4.7. Pelabelan dan Dokumentasi

Sistem listrik pada DC tanpa pelabelan dan dokumentasi yang baik akan dapat
membahayakan user DC karena kabel-kabel pada DC bisa saja bertegangan sangat tinggi.
Oleh karenanya, maka diterapkan sistem pelabelan dan dokumentasi yang baik untuk
sebuah DC. Kriteria yang harus dipenuhi untuk pelabelan dan dokumentasi adalah jelas,
konsisten, tidak membingungkan dan up-to-date. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada bagian perancangan.

2013 Perancangan Data Center


5 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4.8. Instalasi dan Grounding

Instalasi adalah tata cara pemasangan jaringan kelistrikan dengan memenuhi


standar baku PLN (dalam hal ini diameter kabel, jenis kabel, dll). Instalasi kabel ke tiap
catuan daya harus terdiri dari 3 (tiga kabel):
1. Phasa (tegangan AC)
2. Netral (ground dari PLN)
3. Ground (kabel yang ada di lokasi meteran PLN)
Instalasi listrik yang baik dapat menghindarkan kemungkinan fatal yang mungkin terjadi
terhadap rusaknya peralatan atau bahkan jiwa manusia apabila terjadi hubungan singkat
pada salah satu peralatan.
Grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang
mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir, arus listrik
yang tidak diinginkan sehingga membahayakan perangkat server, jaringan dan perangkat
lainnya. Standar grounding untuk pusat data tercantum dalam beberapa dokumen antara
lain: TIA-942, J-STD-607-A-2002 dan IEEE Std 1100 (IEEE Emerald Book), IEEE
Recommended Practice for Powering and Grounding Electronic Equipment.
Tujuan utama dari adanya grounding adalah menciptakan jalur yang low-impedance
terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage, dimana gelombang
listrik dan transient voltage tersebut akan dialirkan ke tanah untuk meredamnya.
Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab
umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem grounding yang efektif
akan meminimalkan efek tersebut. Karakteristik sistem grounding yang efektif dapat
diturunkan sebagai berikut:

Tabel 4.1. Karateristik Sistem Grounding yang Efektif


Karakteristik Keterangan
Intentional Semua koneksi yang terdapat pada pusat data harus
merupakan koneksi yang

Verifikasi Visual Sistem grounding yang dibuat haruslah dapat diverifikasi


secara langsung

Sesuai dengan TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap komponen


Ukuran pada pusat data.

Mengalihkan semua Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem


gangguan listrik grounding, dengan tujuan untuk meminimalkan arus listrik
yang diakibatkan melalui material yang bersifat konduktif pada potensial
oleh arus listrik listrik yang sama.
berbahaya dari
perangkat

2013 Perancangan Data Center


6 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4.2. Contoh Grounding Pusat data

Isu yang paling penting terkait dengan kelangsungan listrik antara lain adalah
susunan rak dan kabinet, perlindungan electrostatic discharge (ESD), dan susunan
grounding, server, dan power strip. Signal Reference Grid merupakan sistem grounding
kedua pada pusat data. Gridnya juga dibuat dari tembaga, yang secara khusus dapat
meredam frekuensi yang tinggi. Jika ingin mengimplementasikannya maka hubungkan
signal reference grid pada pusat data dan pada setiap PDU serta air handler.

4.9. Pengujian dan Verifikasi

Pengujian dilakukan untuk setiap komponen secara individu dan kolaborasi seluruh
komponen yang ada (sistem standby generator, sistem UPS, dan automatic transfer switch).
Tes minimum yang harus dilakukan adalah tes dengan skenario kegagalan utilitas
perangkat, apakah mampu dilakukan restorasi ke power normal. Khusus untuk pengetesan
komponen individual harus dilakukan pada sistem yang redundan, untuk menghindari
hilangnya/rusaknya beberapa informasi penting ketika terjadi downtime. Sistem diuji dengan
menggunakan beban tertentu yang biasanya disimpan dalam tempat yang disebut load
banks. Beberapa jenis tes yang harus dilakukan untuk memverifikasi kekurangan dan

2013 Perancangan Data Center


7 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memperbaikinya serta memastikan bahwa sistem dalam keadaan baik, dapat dilihat pada
bagian perancangan.

4.10. Masalah Umum Sistem Elektrik

Masalah umum yang sering terjadi pada sistem elektrik di pusat data adalah
pemasangan sistem listrik yang salah dan tidak umum antara lain ketiadaan labeling dan
dokumentasi, kemudian sistem pengawasan tidak berjalan dengan baik atau adanya
ketidaklengkapan pemasangan infrastruktur listrik sehingga dapat mengakibatkan tidak
berfungsinya sistem listrik.
Sistem elektrik yang dimiliki oleh pusat data menimbulkan suatu masalah bagi
lingkungan karena konsumsi listrik bagi sebuah pusat data sangatlah banyak dan
berdampak pada emisi CO2. Pada tahun 2020 diperkirakan kontribusi emisi CO2 akan
meningkat hingga 4 kali lipat seiring dengan meningkatnya konsumsi listrik untuk
menghidupi pusat data yang berkembang secara signifikan (Mckinsey &Co). Untuk
mengatasi hal ini maka diadakan suatu program yang diberi nama Corporate Average
Data Efficiency (CADE) yang merupakan efisiensi penggunaan pusat data khususnya
untuk perusahaan skala besar. Proses efisiensi ini sangat beragam, mulai dari penggunaan
software virtualisasi hingga perangkat pengendali proses pendinginan yang terintegrasi.
Selain itu penggunaan alternative sumber energi juga mulai dipertimbangkan untuk menuju
Green Pusat data, misalnya menggunakan tenaga matahari (solar energy).

2013 Perancangan Data Center


8 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.

[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.

2013 Perancangan Data Center


9 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Data Center
Analisis dan Perancangan
Data Center– Sistem
Pendinginan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang pendefinisian sistem persiapan perancangan pusat data
pendinginan pusat data, tipe-tipe
konfigurasi sistem pendinginan, dan
metode pendinginan pusat data.
Analisis dan Perancangan Data Center(3)
5.1. Sistem Pendinginan Pusat Data

Sistem pendingin pada pusat data dibuat untuk menjaga kestabilan temperatur yang
cocok untuk pusat data. Keadaan temperatur dan kelembapan yang harus dijaga di dalam
pusat data:
• Temperatur kering: 200C - 250C (680F-770F), dengan rata-rata keadaan temperatur
normal diset menjadi 220C±10C.
• Kelembapan relatif: 40%-50%, dengan titik normal berada pada 45%±5%.
• Titik embun maksimum: 210C (69.80F)
• Perubahan maksimum yang boleh terjadi dari batas suhu sekarang adalah sebesar
0 0
5 C(9 F) per jam.
Desain sistem pendingin harus terencana dengan baik agar aliran udara dari perangkat
pendinginvmengalir dengan arah parallel ke barisan kabinet/rak. Kriteria umum desain
sistem pendingin pada pusat data yang harus dipenuhi, adalah sebagai berikut:
• Memiliki skalabilitas dan adaptabilitas yang sangat baik
• Sudah terstandardisasi
• Sederhana namun cerdas
• Manajemen yang baik

5.2. Tipe-tipe Konfigurasi Distribusi Udara

Dalam mendesain sistem pendingin yang perlu diperhatikan adalah jalur yang jelas
dari sumber pendingin ke server/perangkat pada pusat data. Ada 3 jenis aliran distribusi
udara yang terjadi, yaitu: flooded, locally ducted, dan fully ducted. APC White Paper 55,
“Air Distribution Architecture Options for Mission Critical Facilities” memberikan
gambaran mengenai ke-9 metode aliran udara disertai trade-off untuk masing-masing aliran.

5.2.1 Pendefinisian Kebutuhan Sistem Pendingin

Menentukan kebutuhan sistem pendingin yang dibutuhkan untuk sebuah pusat data
diperlukan input berupa jumlah panas yang dihasilkan dari perlengkapan IT dan sumber
panas lainnya di pusat data.

2013 Perancangan Data Center


2 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5.1. Koridor Dingin

Pengukuran kebutuhan menggunakan standar watts. Kemudian setelah output


panas didefinisikan maka pertimbangan-pertimbangan berikut harus diperhatikan:
1. Ukuran beban pendingin dari perangkat (termasuk perangkat penghasil energi)
2. Ukuran beban pendingin untuk gedung
3. Sistem pendingin harus dapat mengantisipasi efek humidifikasi, redundansi bila
diperlukan, dan untuk kebutuhan masa mendatang

5.2.2. Perangkat Sistem Pendingin

Kegiatan pengaturan temperatur dan sirkulasi udara yang dikenal sebagai HVAC (heating,
ventilation, air conditioning), bertujuan untuk menjaga agar temperatur tetap dalam
keadaan rendah dan konstan serta menyebarkan titik-titik panas yang dibuat oleh suatu
kelompok perangkat yang dalam hal ini terletak di pusat data. Temperatur yang rendah
sangat diperlukan untuk efisiensi operasi server dan perangkat jaringan untuk
menghindarkan dari fluktuasi. Sistem pendingin pada pusat data pada prinsipnya adalah
sistem aliran udara dingin, yang terbagi menjadi tiga perangkat utama yaitu air handler,
chiller, dan menara pendingin. Selain itu, juga ada perangkat pendingin tambahan.

2013 Perancangan Data Center


3 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5.2. Koridor Panas

Tabel 5.1. Perangkat Pendingin Pusat data


Perangkat Pendingin Pusat data Fungsi dan Keterangan Lainnya
Perangkat Utama
Air handler • Untuk mensirkulasikan udara di dalam data
center.
• Air handler diinstall baik di dalam pusat data
atau di koridor yang berdekatan dengan
menghubungkannya dengan saluran khusus
yang memungkinkan terjadinya pertukaran
udara.
• Air handler harus mempunyai sistem filter
untuk menangkap debu atau polutan lainnya
untuk meningkatkan kualitas udara pusat
data.

2013 Perancangan Data Center


4 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Lanjutan Tabel 5.1. Perangkat Pendingin Pusat data

Perangkat Pendingin Pusat data Fungsi dan Keterangan Lainnya


Chiller • Berfungsi untuk menyimpan kumparan dalam
air handler agar tetap dingin. Terdiri dari tiga
komponen:
1. Evaporator (mengubah bahan pendingin
cair menjadi gas dan mendinginkan air
yang bersirkulasi dari dan ke air handler)
2. Kompresor (mengubahnya menjadi
tekanan tinggi)
3. Kondenser (mengubah uap menjadi
cairan kembali, menghilangkan panas
dan mengembalikannya menjadi cairan
dingin ke evaporator).
• Chiller diletakkan di luar ruangan pusat data
(dapat diletakkan pada di lantai atau di atas
atap).

Menara pendingin Berfungsi untuk mendinginkan chiller.

House Air • Dipakai untuk pusat data yang hanya


memiliki sedikit kabinet server, dapat
digunakan air conditioner yang biasa dipakai
pada gedung.
• Adanya pengesetan penyediaan sistem
pendingin melalui waktu secara otomatis.

Makeup Air • Didapat dari luar, untuk proses di dalam


chiller
• Pastikan tidak ada kebocoran untuk pipa
penyaluran makeup air ke dalam chiller

Hal lain yang harus diperhatikan adalah:


• Kebutuhan sistem pendingin
Terkait dengan redundansi untuk perangkat pendingin, redundansi yang dapat
dilakukan terkait dengan sistem pendingin adalah memasang lebih dari satu air
handler, kemudian juga sediakan menara pendingin tambahan untuk setiap chiller.
Selain itu, persediaan air yang dibutuhkan untuk menciptakan udara dingin harus
diamankan secara ekstra antara lain dengan membangun kontainer penyimpan air
dan lakukan konfigurasi infrastruktur pendingin dan fire suppression.
• Tekanan Udara
Tekanan udara pada pusat data harus dijaga pada level tertentu yang disebut sebagai
tekanan statis. DC didesain untuk memiliki tekanan antara 0.2-0.5 in. wc. Untuk menjaga
agar tekanan udara tetap stabil maka periksa seluruh ruangan apakah telah tertutup dengan

2013 Perancangan Data Center


5 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
baik dan yakin bahwa tidak ada lubang sedikit pun.

Gambar 5.1. Aliran Distribusi Udara

Jangan letakkan perforated tile dekat-dekat dengan DC air handler, karena


kebanyakan handler membutuhkan buffer sekitar 36-42 in (91.4-106.7 cm).
• Kelembapan
Kelembapan sendiri merupakan konsentrasi uap air di udara, yang penting untuk
dijaga terkait dengan sistem HVAC pusat data adalah kelembapan relatif dalam
ruangan pusat data. Kelembapan relative adalah persentase perbandingan dari
jumlah uap air yang ada di udara dengan jumlah uap air di udara kering. Perangkat
server dan jaringan dapat berfungsi pada rentang level kelembapan yang cukup
panjang yaitu sekitar 20%-80%. Menjaga kelembapan relative dalam keadaan
normal berfungsi untuk mencegah terjadinya karatan pada beberapa perangkat
di pusat data karena penguapan (kelembapan tinggi) atau mencegah
munculnya elektrostatis pada beberapa perangkat metal (kelembapan yang
rendah). Cara yang dilakukan adalah melengkapi AH dengan kemampuan
humidification atau melalui
2013 Perancangan Data Center
6 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penggunaan unit-unit humidification yang terpisah dari AH. Kelembapan relatif yang
memungkinkan untuk suatu ruangan pusat data adalah sekitar 45%-55%, yaitu level
kelembapan relative normal sebesar 50% dengan tingkat sensitivitas sekitar 10%,
yang memungkinkan variasi pada level kelembaban sehingga komponen
infrastruktur tidak konstan berada level tersebut.

5.2.3. Metode Pendinginan pada Pusat data

Beberapa metode pendinginan pusat data yang umum digunakan dapat dilihat pada

Tabel 5.2. Metode Pendinginan Pusat data


(Sumber : Blog Go Green Pusat data oleh Iwan Setyawan)

Room Oriented Cooling Row Oriented Cooling Rack Oriented Cooling


System System System
Mendinginkan seluruh Membuat jalur udara panas CRAC/PAC tidak lagi disebar
ruangan pusat data dan jalur udara dingin (hot di sisi-sisi ruang datacenter
menggunakan CRAC/PAC aisle dan cold aisle) tapisudah disebar di barisan
yang disebar di pinggir- rack servernya
pinggir ruangan pusat data
Room Oriented Cooling System

Gambar 5.2. Room Oriented Cooling System

2013 Perancangan Data Center


7 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5.2 menunjukkan daerah yang perangkat sedikit lebih dingin dan daerah yang
lebih padat perangkatnya lebih panas. Akibatnya udara yang hangat bias kembali masuk
ke dalam server
• Masih konvensional dan kurang efektif karena udara panas dan udara dingin bercampur
serta flow udara dingin yang dibutuhkan oleh perangkat kurang tepat, yaitu
beberapa area bisa sangat dingin, beberapa area lainnya temperaturnya tinggi.
• Menimbulkan udara hangat akibat bertemunya udara panas dan dingin berdampak pada
meningkatnya proses kondensasi sehingga humiditynya jadi lebih lembab.
• Lebih rumit jika ada keperluan penambahan kapasitas di posisi tertentu, analisa
redudansinya juga lebih kompleks, jika salah perhitungan, apabila salah
satu CRAC/PAC mati perangkat IT di ruang pusat data bisa overheat.
• Secara anggaran, sering oversizing karena performansi sistem sulit diprediksi dan tidak
efektifnya penggunaan udara dingin yang keluar dari CRAC/PAC ke perangkat IT.

Row Oriented Cooling System

Gambar 5.3. Row Oriented Cooling System

• Udara dingin disalurkan di cold aisle (bagian depan rack server), kemudian dihisap
oleh serveruntuk menurunkan panas di dalam server dan udara panasnya dibuang
ke belakang rack server kemudian udara panas naik ke atas lalu di hisap oleh
CRAK/PAC di tepi2 ruang datacenter.
• Posisi CRAC/PAC berada pada jalur hot aisle agar udara panas yang naik bisa
dihisap oleh CRAC/PAC tanpa bercampur dengan udara dingin dulu. Dengan cara ini
lebih efisien karena udara yang dihisap server untuk mendinginkan suhu processor

2013 Perancangan Data Center


8 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
di dalam ruang server adalah udara dingin yang tidak tercampur udara panas.
• Penggunaan CRAC/PAC di setiap baris ini bisa dibilang modular karena bisa
menggunakan CRAC/PAC yang kapasitasnya lebih kecil dan cukup untuk
mendinginkan 2 baris rack server saja.

Rack Oriented Cooling System

• Tingkat efisiensi paling tinggi


• CRAC/PAC sudah disebar di barisan rack servernya, di dalam barisan rack-rack
server ini di sisipkan cooling system yang mendinginkan udara panas di
belakang server dan menghembuskan ke sisi depan server
• Menutup jalur udara panas (hot contaiment aisle) agar tidak bercampur dengan jalur
udara dingin, semua udara panas di dalam hot contaiment ini akan didinginkan oleh
CRAC yang ada di samping rack server.

2013 Perancangan Data Center


9 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.

[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.

2013 Perancangan Data Center


10 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Data Center
Analisis dan Perancangan
Data Center– Sistem Fire
Suppression

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang sistem fire suppression, persiapan perancangan pusat data
penempatan perangkat pada ruang
pusat data, fire detection, dan
pemilihan sistem fire suppression
Analisis dan Perancangan Data Center(4)
6.1. Sistem Fire Suppression

Solusi perlindungan pusat data dari api mempunyai tiga tujuan utama, yaitu:

Identifikasi
adanya api

Pemberitahuan
adanya api ke
seluruh penghuni
dan orang-orang
yang berkepentingan
Fire
Suppression Memadamkan
api

Gambar 6.1. Solusi fire suppression

1. Pasang sistem fire suppression yang komprehensif di pusat data untuk mencegah
terjadinya api atau menanggulangi api yang sudah terlanjur muncul. Khusus untuk
pusat data menggunakan gaseous suppressant yang tidak akan melukai server.
Material suppression yang umum adalah Inergen dan Argonite, dua jenis gas mulia;
FM-200 dan HFC-227 (dibuat dari heptafluoropropane); dan FE13 atau HFC-23
(yang menyerap panas dari api). Namun harus disesuaikan untuk izin penggunaan
bahan-bahan tersebut dengan regulasi pemerintah yang ada di suatu negara.

2. Lengkapi dengan instalasi sistem penyemprot air (sprinkler). Suplai air akan
dikirimkan ke dalam ruangan melalui rute pipa yang telah dibuat. Peletakan fire
suppression tank yang tepat adalah pada area yang jarang orang berlalu lalang
namun mudah untuk ditemukan.

2013 Perancangan Data Center


2 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Secara umum, sistem fire suppression terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut:
1. Deteksi panas yang linier (kabel sensor panas), ditempatkan sepanjang tray wire dan
jalur elektrik baik di atas maupun di bawah raised-floor. Alarm pada sensor
dibunyikan pada sistem kontrol bukan untuk memicu bekerjanya sistem fire
suppression
2. Deteksi tipe spot secara intelligent
3. Deteksi asap
4. Portabel fire extinguisher
5. Agen pembersih sistem fire suppression
6. Pull station, perangkat sinyal, dan sistem kontrol
Dari lima kelas handheld extinguisher, yang paling tepat untuk dipasang pada pusat data
adalah handheld extinguisher tipe C (untuk kebakaran yang diakibatkan oleh sistem listrik).
Material CO2 dan halogenated adalah material suppression yang dipilih karena
meninggalkan sedikit sisa ketika sudah tidak digunakan lagi. Komponen minimum fire
suppression yang harus digunakan pada pusat data sederhana sekalipun adalah sebuah
sistem sprinkler biasa (yang bertindak sebagai pre-action sprinkler) dengan clean-agent fire
extinguishers yang cocok. Kemudian meningkat kepada level yang lebih tinggi, maka sistem
fire suppression yang lebih canggih akan meliputi air sampling smoke detection systems,
pre-action sprinkler systems, dan clean agent suppression systems.
Sistem peringatan proteksi dini sangat penting untuk menghindari kerusakan dan kehilangan
yang dapat terjadi selama status kebakaran belum benar-benar terjadi (atau awal terjadinya
kebakaran), karena kerusakan peralatan yang signifikan dapat semata-mata terjadi karena
asap atau pembakaran produk-produk lain terhadap peralatan elektronik. Contoh sebuah
sistem peringatan proteksi dini adalah air sampling smoke detection systems yang
menyediakan proteksi level lain untuk ruang computer dan fasilitas-fasilitas pintu masuk
terkait, ruang mekanik, dan ruang listrik. Sistem itu juga disediakan sebagai pengganti
smoke detectors biasa, karena kesensitifannya dan kapabilitas deteksinya jauh melampaui
detektor konvensional.

6.2. Penempatan Perangkat pada Pusat data untuk Menjaga Aliran Udara
Dingin

Penempatan perangkat pada pusat data akan mempengaruhi aliran udara yang
terjadi pada pusat data, kemudian perancangannya akan terkait dengan layout ruangan
yang sudah ditetapkan, susunan kabinet, dan perangkat dingin apa saja yang ada.

2013 Perancangan Data Center


3 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengaturan layout ruangan dan penempatan berbagai perangkat di pusat data dapat
mengoptimalkan fungsi sistem pendingin pada pusat data bahkan hingga tipe lantai yang
digunakan ataupun tipe kabinet yang akan di-deploy. Kunci utama untuk mengurangi panas
adalah menyebarkan udara di sekitar ruangan.
Hot spot merupakan hal yang harus dihilangkan pada pusat data agar aliran udara dingin
tersebar merata di seluruh ruangan pusat data. Oleh karenanya, harus didesain dengan
sumber panas yang terjadi di lokasi-lokasi yang telah diprediksi, sehingga proses
pendinginan dapat langsung diarahkan ke titik tersebut. Hal ini disebut sebagai hot and cold
aisle. Untuk menciptakannya, dilakukan langkah sebagai berikut:

1. Letakkan barisan server berurutan dengan arah berhadap-hadapan (back of server


dan front of server).
2. Pasang perforated floor tile di depan setiap lokasi kabinet server.
3. Pasang saluran pada atap yang dimulai dengan pemasangan lubang angin diatas
aisle dibelakang setiap barisan server dan menghubungkan kembali ke lubang air
handler.

Gambar 6.2. Hot and Cold Aisle

Desain kabinet server yang dapat meningkatkan aliran udara dingin pada ruangan pusat
data antara lain adalah kabinet dengan dinding tebal pada kedua sisinya. PEralatan ini
digunakan pada hubungan dengan perangkat mengeluarkan panas pada bagian belakang,
membantu membuat saluran pembuangan ke hot aisles.

2013 Perancangan Data Center


4 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ada lagi liquid-cooled cabinet, prinsip kerjanya sama dengan peran air handler pada pusat
data. Keuntungannya adalah kabinet dispesifikkan untuk mendinginkan sumber panas yang
ada didekatnya bukan mengatur aliran udara yang terjadi di luar kabinet server. Diharapkan
dengan menerapkan practice yang ada, maka pusat data dapat tetap beroperasi dengan
optimal pada beban puncak sekalipun.
Ada beberapa hal yang harus dihindari selama konstruksi ruangan server terkait
dengan sistem pendingin ruangan.
1. Mengabaikan pemasangan perforated tile (dipasang dengan tidak teratur)
2. Pipa chilled water terkadang tidak terisolasi dengan baik, sehingga kemungkinan
besar terjadi kebocoran.

6.3. Fire Detection and Suppression

Tactical Guideline:
Install a comprehensive fire detection and suppression system including firewall installation,
heat and smoke detectors, sprinkler systems (that is, typically required by local fire codes),
chemical "clean agent" systems and manual systems. Because of the significant risk of
electrical fires in a data center, installing a comprehensive fire detection and suppression
system is mission-critical for protecting life and property, as well as ensuring quick
operational recovery.

Detection:
• Both heat and smoke detection
• Installed in accordance with NFPA 72E

2013 Perancangan Data Center


5 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Installed below raised floors and other areas
Suppression:
• Follow NFPA 75 standard firewalls
• Sprinkler systems — both flooded and pre-action
• Chemical systems:
a) FM 200
b) Inergen
c) Ecaro-25(FE 25); Novec 1230
d) Halon 1301 (no longer recommended or in production)
• Manual systems
a) Manual pull stations
b) Portable fire extinguishers
c) Location specifically designed in relation to airflow patterns
Source: Gartner Research (April 2005)

Detection devices should be installed beneath the raised floor, as well as throughout
the data center facility, in accordance with regulation NFPA 72E. Detectors should include
both heat- and smoke-sensing devices and be interconnected with the fire suppression
system, local alarms, and local or central monitoring stations. The detectors should be
positioned in relation to airflow patterns to ensure early detection of an imminent electrical
fire. Fire suppression includes four categories:
• The installation of fire-rated walls in accordance with the NFPA 75 standard
• The installation of a sprinkler system — either a pre-action or flooded system
• The use of a chemical or "clean agent" suppression system as the first line of
defense
• Manual systems, including manual pull stations and portable fire extinguishers that
are positioned throughout the data center
In terms of the "clean agent" systems, there are several viable alternatives to consider. FM
200 and Inergen systems are the most-widely used replacements for the Halon 1301 agent,
which has been rendered unsuitable for environmental reasons and has been discontinued
in production. Other systems include Ecaro-25 (FE 25) and Novec 1230.

6.3. Selecting the right suppression agent

So we finally arrive at the one item in our list that can either allow quick recovery or
weeks of finger pointing. Selecting the suppression agent to put out actual fires is a decision

2013 Perancangan Data Center


6 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
made with all critical business process stakeholders at the table. The discussion should
include the following options:

• Wet pipe
Wet pipe systems are basic water sprinklers installed in commercial buildings.
Charged with water at all times, they release plain water in the presence of heat,
smoke, or manual intervention. Although they work great in most areas of the
business office, they have one big disadvantage when placed in the data center.
THEY DUMP WATER ON YOUR EQUIPMENT. If you think a hard power shutdown
is bad, try to recover 300 servers, several storage devices, and other
critical infrastructure once hundreds or thousands of gallons of water is dumped on
them. If you opt to go with water, make sure your hot site contract is current and
your team is well practiced. Because putting a fire out like this constitutes a
catastrophic event. And you might have trouble explaining why your data center is
down for two weeks.
• Pre-action or dry pipe
Pre-action systems work just like wet pipe solutions with one exception; the water is
not kept in the pipes. This system is marketed to businesses as safer than wet pipe,
because water-charged pipes can accumulate moisture via condensation. This
moisture can then drip down on critical equipment. However, the problems
associated with putting out a fire with water still remains.
• Gaseous agents – These types of systems provide immediate fire suppression
with relatively short system and business process recovery times. Gaseous agents
deny a data center fire access to two of the three elements necessary for
combustion: heat and oxygen.
Agents such as HFC-227ea, FM-200, and HFC 125 remove heat from fire. This is
what water does, but these agents won’t destroy your equipment. Carbon dioxide and
Inergen remove oxygen from the environment. So gaseous agents are usually your best
choice, if you can afford them. In addition to higher implementation costs than water
systems, gas systems require annual maintenance and floor space for canisters storing the
agent. In this example, there isn’t much space used. However, in my last data center the
Inergen canisters took up about 200 square feet in a room separate from the data
center. We affectionately called it the missile room.

2013 Perancangan Data Center


7 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sumber : http://www.techrepublic.com/blog/it-security/the-mystical-world-of-data-center-fire-
suppression/
In addition to these traditional systems, some companies have released what they
call fire prevention systems. These proactive approaches reduce the normal amount of
oxygen in the data center, reducing the opportunity for a fire to really get started if sufficient
heat and fuel present themselves. Before running out and buying one of these systems,
check with local and federal safety regulators. Most are still on the fence, teetering between
acceptance and their belief that these systems reduce oxygen to levels harmful to human
health.

The final word


So as you can see, implementing fire suppression as a physical security control is not so
easy. It requires knowledge of business risk acceptance, understanding of maximum
tolerable downtime, and the right budget. And as always, it requires the cool, calm security
manager who brings the right people to the conversation and enlightens them in how
properly dealing with Prometheus’ gift sometimes requires a little wisdom

2013 Perancangan Data Center


8 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.

[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.

[4] Michael A. Bell (2005), Use Best Practices to Design Data Center Facilities, Gartner,
USA.

[5] http://www.techrepublic.com/blog/it-security/the-mystical-world-of-data-center-fire-
suppression/, akses terakhir 17 September 2013.

2013 Perancangan Data Center


9 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Data Center
Analisis dan Perancangan
Data Center– Sistem Kabel
Pusat Data

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

07
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen

Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang sistem pengkabelan Pusat persiapan perancangan pusat data
Data, karakteristik kabel, kebutuhan
konektor, redundansi jaringan,
pemasangan struktur kabel,
pelabelan sistem pengkabelan
terstruktur, test dan verfikasi
pengkabelan terstruktur.
Analisis dan Perancangan Data Center(5)
7.1. Sistem Pengkabelan

Gambar 7.1. Cable disaster

7.1.1 Desain Topologi Sistem Pengkabelan Data Center

Elemen dasar dari struktur sistem pengkabelan pada data center adalah sebagai berikut:
1. Sistem pengkabelan horizontal (horizontal cabling)
2. Sistem pengkabelan backbone (backbone cabling)
3. Cross-connect pada pintu masuk (entrance room) atau (main distribution area)
4. Main cross-connect (MC) pada area distribusi utama(main distribution area)
5. Horizontal cross-connect (MC) pada ruang telekomunikasi, HDA atau MDA.
6. Zone outlet atau konsolidasi titik pada zone distribution area
7. Outlet pada area distribusi perangkat (equipment distribution area)

Gambar 7.2. berikut ini merepresentasikan berbagai elemen fungsional yang terhubung
dengan sistem pengkabelan pada data center.

2013 Perancangan Data Center


2 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 7.2.Topologi Pengkabelan pada Data Center
Sistem pengkabelan dalam data center menjadi salah satu hal yang paling rumit untuk
merancangnya. Sistem pengkabelan mengambil peran dalam komunikasi antar item di
dalam data center atau ke dunia luar. Kriteria sistem pengkabelan yang baik antara lain
adalah :
1. “Overwhelming” (“berlimpah”) dan well-structured dalam artian yang mampu
menyediakan konektivitas yang luas (wide channel-capacity) dan terstruktur dengan
baik (sesuai dengan ketentuan).
2. Sederhana, yang berarti struktur pengkabelan yang dibuat tidak rumit sehingga
memudahkan relokasi atau maintenance.
3. Scalable dan fleksibel, dapat mengakomodasi kebutuhan mendatang dan perubahan
yang terjadi, serta keragaman dari aplikasi user (servis yang dimiliki data center).
Namun adanya batasan seperti ruangan yang cukup terbatas dan kehadiran server-server
yang akan terus online membuat rancangan sistem pengkabelan untuk data center harus
benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang optimal agar nanti ketika ada
perubahan tidak akan mengganggu operasional data center online. Sistem pengkabelan
juga berpengaruh terhadap usability dari data center dari segi pemilihan media kabel,
berapa koneksi yang disediakan, dan bagaimana terminasi kabel yang diatur. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan sistem pengkabelan
pada data center, yaitu:
1. Bangun seluruh sistem pengkabelan yang terstruktur di awal konstruksi data center

2013 Perancangan Data Center


3 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Sebisa mungkin gunakan kabel yang pendek, terkait dengan layout perangkat pada
data center
3. Pilih media kabel yang tepat untuk koneksi tertentu
4. Populasi penghuni (ukuran wilayah atau jumlah fasilitas yang ada wilayah tersebut)
5. Rekomendasi atau spesifikasi vendor perangkat

7.1.2 Tipe Sistem Pengkabelan Data Center

Gambar 7.2 Tipe Sistem Pengkabelan Data Center

Ada dua jenis pendekatan sistem pengkabelan yang umum ada pada data center.
Sistem pengkabelan pada jaringan dimulai dari pembangunan suatu barisan untuk
menempatkan perangkat jaringan utama pada lingkungan server atau dikenal dengan nama
barisan jaringan (network row/ room distributor/special distribution framework/home
row/main street/ network hub). Kemudian dari barisan jaringan ini akan dibangun suatu
sistem pengkabelan terstruktur untuk menjalankan barisan server. Perbandingan kedua
pendekatan dalam sistem pengkabelan diberikan pada tabel 7.1. berikut:

2013 Perancangan Data Center


4 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 7.1. Perbandingan Direct-Connect Cabling dan Distributed Cabling

Direct-Connect Cabling Distributed Cabling


Mengarahkan langsung kabel terstruktur ke Melalui network substation yang terletak
setiap server yang ada di lokasi kabinet pada lokasi strategis di data center (misalnya
di akhir setiap baris)
Cocok untuk ruang server berukuran kecil, < Kabel terstruktur dari network row menuju ke
25 lokasi kabinet server lokasi kabinet server akan melalui network
substation terlebih dahulu
Karena memungkinkannya terjadi koneksi Koneksi harus melewati patching field
langsung maka performansi cukup baik tambahan pada setiap network substation,
ketika keadaan normal sehingga akan menyebabkan sedikit
penurunan sinyal, sebisa mungkin jangan
dibuat terlalu banyak titik terminasi pada
perjalanan kabel sehingga diperoleh
performansi yang lebih baik
Menjaga tempat yang seyogyanya untuk Mengambil tempat yang seyogyanya dapat
lokasi kabinet server namun karena dipakai untuk lokasi kabinet server; di sisi
banyaknya kabel yang terlibat dan tidak lain mengurangi kabel yang menuju network
terorganisasi dengan baik maka dapat row secara signifikan dan meningkatkan
mengurangi aliran udara dibawah raised- aliran udara dibawah raisedfloor.
floor
Tidak ada biaya tambahan untuk perangkat Membutuhkan lebih banyak perangkat
tambahan jaringan (highly available), memperbesar
biaya
Membatasi scope downtime single server
row (ketika ada kejadian bahwa perangkat
jaringan rusak misalnya atau infrastruktur
pada satu lokasi kabinet mengalami
masalah), dapat segera melakukan relokasi
server ke barisan lain yang didukung oleh
perangkat jaringan dan infrastruktur yang
sama. Selain itu, juga memungkinkan
koneksi server yang teraggregasi.

7.2. Karateristik Kabel

Dalam menentukan jenis fisik kabel yang akan digunakan maka perlu mengetahui terlebih
dahulu karateristik masing-masing kabel. Ada dua jenis yang umum dipakai dalam sistem
pengkabelan, yaitu copper dan fiber. Copper sangat cocok untuk mengantarkan data pada
jarak yang dekat. Performanya hanya dapat terjamin sampai sekitar 100 m. Copper terdiri
dari empat pasang kawat, yang dipelintir sepanjang kabel, putaran sangat penting terkait
cara kerja kabel, jika kawat terurai-urai, maka kabel akan lebih rentan terhadap gangguan.

2013 Perancangan Data Center


5 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kabel Copper

Kabel Copper mempunyai dua konfigurasi :


• Solid cables: memberikan performansi yang lebih baik dan tidak terlalu rentan
terhadap gangguan.
• Stranded cables: lebih fleksibel dan lebih murah, dan biasanya hanya digunakan
dalam pembangunan patch cord.
• Copper lebih hemat untuk digunakan pada sistem pengkabelan jarak pendek pada
data center.

Kabel Fiber Optik

Kabel Fiber terdiri dari lima elemen:


• Core: merupakan setipis rambut yang mampu membawa cahaya.
• Cladding: yang menyelimuti core, mengandung dan merefraksikan cahaya
• Coating: terbuat dari plastik yang melindungi core dan cladding dari debu atau
goresan
• Strengthening Fibers: untuk melindungi core pada saat instalasi
• Jacket: membungkus semua material tadi kedalam plastik
Fiber optic lebih hemat untuk digunakan pada sistem pengkabelan jarak jauh pada data
center. Ada juga yang dinamakan multimode fiber (digunakan untuk konektivitas
jarak sedang, seperti dalam kebanyakan lingkungan data center atau diantara ruangan
dalam satu gedung) dan singlemode fiber (digunakan untuk konektivitas jarak jauh,
seperti antar bangunan pada kampus yang luas atau antara situs).

7.3. Kebutuhan Konektivitas Kabel dan Terminasi Kabel

Konektivitas Kabel
Server dan peralatan jaringan membutuhkan sejumlah besar konektivitas. Satu
cabinet server yang diisi dengan peralatan membutuhkan lusinan koneksi atau hanya
beberapa koneksi saja. Berikut beberapa opsi untuk menentukan berapa banyak struktur
kabel yang harus disediakan pada data center, yaitu:
• Menyusun peralatan berdasarkan tipe server
• Menyusun peralatan berdasarkan fungsi dan kelompok kerja
Untuk membangun konektivitas jaringan dengan kabel perhatikan topologi jaringan yang
digunakan, dapat memanfaatkan berbagai macam topologi jaringan, seperti star-and-ring

2013 Perancangan Data Center


6 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
topology sesuai dengan kebutuhan. Keterbatasan ruang merupakan tantangan terbesar
dalam menyediakan sejumlah besar konektivitas pada data center atau ketika tiba saatnya
untuk memperbesar kapasitas data center.
Kriteria membangun konektivitas kabel pada data center adalah sebagai berikut:
• Menampung koneksi maksimum pada ruang yang ada
• Memberikan perlindungan fisik pada kabel
• Mudah diakses oleh pengguna data center
• Dapat diperbesar dimasa depan
Terminasi Kabel

Tabel 7.2. Perbandingan Jenis Terminasi Kabel Antara Copper Cabling Terminator dan
Fiber Cabling Terminator

Copper Cabling Terminator Fiber Cabling Terminator


Copper cabling berakhir pada konektor dan Terdapat tiga jenis konektor dan jacks yang
jacks yang disebut RJ-45s digunakan untuk menterminasi kabel fiber :
• Subscription Channel (SC) jack
• Mechanical Transfer Registered Jack
(MT-RJ)
• Lucent Connector (LC) Jack

7.4. Redundansi Jaringan

Network redundancy disediakan dengan struktur kabel yang bekerja pada lebih dari
satu peralatan jaringan. Struktur kabel merupakan infrastruktur yang terpisah tempat dimana
sifatnya fleksibel untuk perangkat jaringan. Masing-masing kabel menyediakan path-nya
masing-masing, hanya perlu peralatan jaringan tambahan untuk membuatnya redundan.

7.5. Pemasangan Struktur Kabel

Secara umum untuk pertama kalinya, pastikan semua installasi kabel telah selesai
secara professional dan kontraktor yang akan memasang struktur kabel telah dilatih terlebih
dahulu dan berpengalaman melakukan itu. Karena kabel berjalan dari ruang jaringan harus
melewati dinding data center, membutuhkan kontraktor untuk memperbaiki celah ini
sehingga menyerupai peringkat fire resistance sebagai sisa dari dinding.

Penyatuan Pengkabelan yang Terstruktur


Struktur kabel dalam data center harus disatukan ke dalam ikatan berdasarkan tujuan. Hal
ini mempermudah identifikasi, perbaikan, atau penghilangan kabel seperti yang dibutuhkan.

2013 Perancangan Data Center


7 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tentukan ukuran maksimal untuk setiap ikatan kabel, ukuran umum adalah 12 kabel per
ikat, dengan alasan :
• Merupakan ukuran yang dapat diatur yang menempati ruang minimal dalam plenum.
• Bisa cocok melalui ubin lantai yang kecil potongannya.
• Konsisten dengan 12 pengelompokkan pada Data Center Infrastructure
Components.

Radius Belokan Kabel Minimum


Tidak ada standar keseluruhan dalam industri kabel untuk radius belokan kabel minimum.
Standar individual dispesifikasikan oleh manufaktur kabel. Standar umum yang paling
mendekati adalah sebagai berikut:
• Copper, standar TIA menyebutkan kategori 5 kabel menahan 1 inchi (2,5 cm)
radius belokan kabel dalam kondisi tertentu.
• Fiber, radius belokan kabel paling tidak 10 kali diameter kabel, yang
biasanya bekerja di suatu tempat diantara 1,2 dan 2 inchi (3 dan 5,1 cm).

Penempatan Fiber
Ketika kabel fiber dipasang, penting untuk mengorientasikan helaian kabel dengan
cara yang konsisten untuk mengurus sistem. Transceiver pada server, peralatan jaringan,
dan peralatan lain distandardisasi sehingga transmitter dan receivernya selalu ditempatkan
pada posisi yang relatif sama terhadap keyway.

7.6. Pelabelan Sistem Pengkabelan Terstruktur

Struktur kabel yang paling komprehensif di dunia hanya akan berguna jika dilakukan
pelabelan. Setiap tempat dalam data center dimana kabel diterminasi harus secara jelas

Gambar 7.3. Pewarnaan pada Cable Jackets

2013 Perancangan Data Center


8 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diberi label dengan lokasi start dan end dari kabel. Pertimbangan dalam hal penggunaan
warna yang berbeda-beda untuk kabel dan komponen sebagai ilustrasi yang cukup baik
mengenai bagaimana data center diorganisasikan. Pelabelan dilakukan terhadap cable
jacket, ketentuan pelabelan pada kedua jenis kabel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 7.3. Pelabelan yang Mungkin untuk Setiap Kabel

Kabel Copper Kabel Fiber


Nama manufaktur Nama manufaktur
• Ukuran dari kabel cooper • Ukuran fiber dan tipe (contoh : 50/125
• Pair Count mikrometer MM)
• Category rating • Sequential length markings
• Sequential length markings

7.7. Test dan Verifikasi Pengkabelan Terstruktur

Performansi transmisi pada sistem pengkabelan bergantung pada karateristik kabel,


keterhubungan perangkat keras, jumlah koneksi, patch cords, dan pengkabelan cross-
connect serta proses instalasi dan maintenance yang tepat. Ketika struktur kabel sudah
dipasang, minta kontraktor kabel untuk mengetes semua komponen untuk memastikan
keseluruhan sistem, copper dan fiber, apakah keduanya mencapai level performansi sesuai
yang diharapkan. Prosedur umum yang digunakan untuk melakukan pengetesan dan
verifikasi antara lain:
• Menyediakan dokumentasi secara lengkap mengenai peralatan apa yang
digunakan dan prosedur pengujian apa yang dilakukan terhadap apa. Catat
manufaktur dan nomor model, dan kapan perlengkapan terakhir dikalibrasi.
• Lakukan tes pada keseluruhan sistem kabel, tidak hanya individual komponen.
• Berikan hasil tes dalam bentuk hardcopy dan computer-readable format.

2013 Perancangan Data Center


9 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.

[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.

[4] Michael A. Bell (2005), Use Best Practices to Design Data Center Facilities, Gartner,
USA.

[5] http://www.techrepublic.com/blog/it-security/the-mystical-world-of-data-center-fire-
suppression/, akses terakhir 17 September 2013.

2013 Perancangan Data Center


10 Tim Dosen
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 

 
MODUL PERKULIAHAN
 

Teknologi
 
Data Center
 

Desain Layout Ruangan


 
 
 

             

  Fakultas  Program Studi  Tatap Muka  Kode MK  Disusun Oleh   

08
  Ilmu Komputer  Teknik Informatika  A31157BA  Tim Dosen
 

Abstract  Kompetensi 
   
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang desain layout ruangan data persiapan perancangan pusat data
center, penentuan grid lantai,
penentuan layout ruangan untuk
penempatan komponen fisik, dan
desain infrastruktur data center,
 
 
 

 
 

Desain Layout Ruangan Data Center


Proses desain ruangan pada data center mencakup topologi ruangan pada data center,
kemudian dikaitkan dengan desain infrastruktur jaringan dan penentuan instalasi overhead
atau raised-floor.

8.1. Penentuan Grid Lantai

Untuk mendesain data center, mulai dengan peta area bangunan untuk
menempatkan dan menggambar grid pada seluruh ruangan. Grid merupakan persegi
dengan ukuran 61 cm pada masing-masing sisi yang dapat membantu meluruskan objek-
objek pada ruangan dan memudahkan peletakkan seluruh komponen pada ruangan.
Pastikan peta data center area mempunyai akurasi tinggi dan detail yang digambarkan
berada pada proporsi yang sebenarnya. Karena hanya dengan kesalahan beberapa inch
saja, permasalahan bisa muncul. Contoh desain grid lantai:

Gambar 8.1. Peletakkan komponen pada grid lantai (a) yang tidak tepat dan (b) yang tepat

8.2. Penentuan Layout Ruangan untuk Komponen Fisik Data Center

Terdapat tiga komponen terbesar dalam pusat data yaitu Power Distribution Units (PDU), Air
Handlers, dan kontainer fire suppressant, karena peralatan mekanik ini paling banyak
memakan tempat, oleh karena tempatkan perlengkapan besar ini pertama kali pada peta
pusat data.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

8.2.1. Power Distribution Units (PDU)


PDU terdapat dalam berbagai macam ukuran dan model, tergantung pada berapa
banyak circuit breakers yang dimilikinya. Ukuran yang biasa dipakai adalah sekitar 2,1 meter
(lebar) dan 91,4 cm (tinggi).
Ketika menempatkan PDU harus diperhatikan dua faktor, yaitu:
 Rute kabel listrik lebih dekat unit ditempatkan pada lokasi server, lebih pendek kabel
listrik yang dibutuhkan sehingga lebih mudah untuk merutekan kabel listrik dan lebih
murah.
 Interferensi gelombang elektromagnetik. PDU menghasilkan interfensi
elektromagnetik sehingga jangan sampai terlalu dekat dengan penempatan
lingkungan server. Tujuan yang ingin dicapai adalah mendapatkan rute kabel listrik
yang pendek dengan interfensi yang tidak membahayakan perangkat server.

8.2.2. Air Handlers


Biasanya ditempatkan sepanjang dinding dan tegaklurus terhadap baris server sehingga
menghasilkan pendinginan yang maksimal. Jika ditempatkan sejajar dengan baris server,
struktur kabel data dan kabel listrik berkemungkinan menghalangi sirkulasi udara. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 8.2. Penempatan Air Handler pada grid lantai

8.2.3. Fire Suppresion Tanks


Jika memilih untuk menggunakan ini, sediakan ruang untuk silinder berisi fire
suppressant yang akan tersebar kedalam data center pada saat kebakaran. Ukuran dan
area yang dibutuhkan untuk menempatkan silinder ini bebeda tergantung berapa banyak
dan tipe suppressant yang dikandungnya.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

8.3. Buffer Zones


Ketika mendesain data center jangan lupa untuk menyediakan clearance area. PDU,
air handlers, dan storage closets membutuhkan jarak yang cukup untuk pintu dan panel
akses supaya bisa terbuka. Jadi, clearance harus disiapkan dalam ruangan. Khusus untuk
PDU, sediakan clearance area minimal 1,2 meter disekitarnya, untuk terhindar dari interfensi
elektromagnetik. Sedangkan untuk air handlers membutuhkan clearance area sekitar 2,4-3
meter untuk memungkinkan penggantian periodik dari shaft utamanya.

Gang-gang (Aisles)
Aisles adalah kunci utama dari data center. Ketika didesain secara maksimal, aisles
memungkinkan orang dan peralatan untuk berpindah atau dipindahkan dengan mudah dan
membuat sirkulasi udara yang baik. Jika memungkinkan, buat aisles 1,2 meter antara
barisan server dan 1,5 meter atau lebih untuk jalan utama.
Berikut merupakan gambaran umum layout mechanical equipment, buffer areas, dan aisles:

Gambar 8.3. Layout Umum Ruangan pada Data Center


 

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

8.4. Barisan Perangkat Server

Equipment rows berfungsi untuk menempatkan server dan peralatan jaringan.


Seluruh infrastruktur sistem ruangan lain dikoneksikan disini. Pada baris ini, terdapat kabel
listrik dan kabel data, air handler yang menghembuskan udara dingin, dan fire suppression
yang akan memberikan perlindungan. Kunci yang mempengaruhi desain data center adalah
bagaimana caranya menyusun server. Biasanya server-server dikelompokkan sesuai kriteria
tertentu, seperti:
 Berdasarkan fungsi masing-masing server.
 Berdasarkan organisasi internal perusahaan, server yang berkaitan dengan satu
departemen disatukan.
 Berdasarkan tipe dan model.
Semuanya adalah pendekatan yang valid dan tergantung kebutuhan perusahaan dan
jangan lupa untuk selalu menyediakan ruang tambahan untuk mengantisipasi pertumbuhan
server. Orientasi arah server dilakukan secara selang seling (front-back), terkait dengan
penciptaan hot and cold aisles.

8.5. Barisan Perangkat Jaringan

Tidak semua lokasi kabinet dalam data center adalah untuk server. Ada yang
digunakan untuk networking equipment yang membuat server dapat berkomunikasi satu
sama lain. Ketika masih memungkinkan untuk menyalurkan networking devices melalui data
center, lebih baik untuk mengelompokkan peralatan-peralatan utama pada baris tersendiri
dan kemudian dihubungkan dengan server, diilustrasikan seperti pada gambar layout umum
peletakkan komponen pada ruangan data center. Orientasi arah perangkat jaringan
dilakukan secara selang seling (front-back), terkait dengan penciptaan hot and cold aisles.

8.6. Topologi Ruangan pada Data Center


Ruangan pada data center khususnya ruang telekomunikasi harus ditujukan untuk
mendukung sistem pengkabelan yang baik dan peletakkan peralatan telekomunikasi yang
tepat. Ruang telekomunikasi data center terdiri atas:
1. Entrance room
Entrance room merupakan ruang yang digunakan sebagai antarmuka antara sistem
kabel data center dan kabel antar gedung.
2. Main distribution area (MDA)
MDA termasuk main cross-connect (MC), sebagai titik pusat pendistribusian untuk
sistem kabel data center dan dapat juga termasuk horizontal cross-connect ketika

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

area peralatan disediakan langsung dari MDA. Setiap data center minimal harus
punya satu MDA.
3. Horizontal Distribution Area (HDA)
HDA digunakan untuk melayani area perangkat ketika HC tidak berlokasi di MDA.
HDA bias berada dalam ruangan komputer, atau dalam ruangan khusus dalam ruang
komputer.
4. Equipment Distribution Area (EDA)
EDA merupakan ruangan yang dialokasikan untuk perangkat akhir, termasuk sistem
komputer dan peralatan telekomunikasi. Area ini tidak boleh ditujukan untuk dijadikan
sebagai entrance room, main distribution area atau horizontal distribution area.
5. Zone Distribution Area (ZDA)
Merupakan titik interkoneksi opsional diantara sistem pengkabelan horizontal. Area
ini berlokasi antara HDA dan EDA untuk fleksibilitas karena memungkinkan
rekonfigurasi yang cukup sering.
Berikut merupakan beberapa pilihan topologi data center yang data dipilih sesuai dengan
kebutuhan:
1. Topologi tipikal data center
Terdiri atas satu entrance room, satu atau lebih telecommunications rooms, satu
main distribution area, dan beberapa horizontal distribution areas, diberikan pada
gambar berikut :

Gambar 8.4. Topologi Tipikal Data Center


 

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

2. Topologi reduced data center


Desainer data center dapat mengkonsilidasikan main cross-connect dan horizontal
cross-connect dalam satu main distribution area, berukuran satu kabinet atau rak.
Telecommunications room untuk pengkabelan ke support areas dan entrance room
juga bias dikonsolidasikan ke main distribution area dalam topologi reduced data
center. Topologi ini biasa diterapkan untuk data center yang kecil dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 8.5. Topologi Reduced Data Center


 

3. Topologi data center terdistribusi


Multiple telecommunication rooms mungkin akan dibutuhkan untuk data center
dengan ruang kantor yang besar atau terpisah dan ruang pendukung. Pembatasan
jarak sirkuit membutuhkan multiple entrance rooms untuk data center yang luas.
Entrance room tambahan dihubungkan ke main distribution area dan horizontal
distribution areas yang mendukung mereka menggunakan twisted-pair cables,
optical fiber cables, dan coaxial cables. Topologi data center dengan
multipleentrance room ditunjukkan oleh gambar berikut. Entrance room utama tidak
boleh terhubung langsung dengan HDA. Entrance room kedua diijinkan untuk
terhubung langsung dengan HDA.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 8.6. Topologi Data Center Terdistribusi


 

8.3. Desain Infrastruktur Jaringan Data Center

Terdapat dua pilihan dalam instalasi data center pada ruangan, yaitu over-head atau raised
floor. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

8.3.1. Instalasi Overhead

Pada instalasi overhead, struktur kabel dan pipa listrik dirutekan diatas atap, dengan
cara menggantung (false ceiling) dan berakhir tepat diatas barisan-barisan server. Saluran
ventilasi dan pendingin disalurkan dari atas loteng gantung, kemudian diarahkan ke
lingkungan server dibawahnya dengan melewati ventilasi yang dapat diatur.
Keuntungan instalasi overhead:
 Lebih murah
 Membutuhkan ruang yang relatif kecil
 Lebih cocok diterapkan pada gedung yang punya ruang lebih pendek.
 Cable trays, ladder racks, dan raceways lebih murah dari pata raised floor
installation.
Komponen-komponen pada instalasi overhead:
1. Kabel data dan kabel listrik
2. Cable trays atau ladder racks

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

8.3.2. Instalasi Raised-Floor


Pada instalasi under-floor dibuat grid yang ditinggikan dari lantai, tempat dimana
struktur kabel, kabel listrik, dan udara dingin dirutekan. Sprinkler piping dan leak detection
mungkin dilokasikan juga disini. Kebanyakan data center dibangun dengan tipe ini. Diluar
biayanya yang relatif mahal, raised floor memberikan keuntungan-keuntungan berupa:
 Menciptakan ruang untuk mengalirkan udara dingin.
 Menjaga ratusan atau ribuan patch cord dan kabel listrik yang diluar pandangan,
sehingga mengurangi kemungkinan untuk rusak atau tercabut tidak sengaja.
 Infrastrukturnya lebih mudah diakses.
Komponen-komponen pada raised-floor:
1. Ketinggian lantai
Ada bebapa faktor yang mempengaruhi tinggi lantai yang ideal untuk raised floor,
diantaranya ukuran dan bentuk lingkungan server, jumlah peralatan yang
ditampungnya, berapa banyak udara dingin yang ingin dilewatkan, dan berapa
banyak infrastruktur yang akan dilewatkan dibawah lantai. Makin tinggi lantai, makin
besar sirkulasi udara yang bisa ditampung sehingga makin banyak udara dingin yang
dialirkan ke permukaan lantai. Tinggi minimalnya adalah 2,6 m dari lantai ke
halangan seperti sprinklers, lampu, atau kamera.
2. Ramp dan lift
Asumsikan permukaan raised-floor data center ditinggikan dari permukaan lantai,
terdapat dua mekanisme untuk membawa peralatan ruang, yaitu ramps dan lift.
Ramps adalah pilihan yang paling popular. Panjangnya ditentukan oleh tinggi dari
raised-floor dan kemiringan yang digunakan untuk mencapai tinggi tersebut.
3. Kemampuan menahan beban
Lebih banyak berat yang dapat ditahan oleh lantai Data Center, lebih banyak
peralatan, besar dan kecil, yang memungkinkan dipasang dalam ruangan.
Kemampuan lantai menahan beban harus cukup untuk menahan peralatan yang
terdisribusi ataupun terpusat termasuk kabel dan media lainnya. Kapasitas minimum
lantai untuk menahan berat terdistribusi adalah 7,2 kPA(150 lbf/ft2), kapasitas yang
direkomendasikan adalh 12kPA (250 lbf/ft2).
4. Tipe ubin lantai
Tiga tipe ubin lantai dalam sistem raised-floor: blanks, perforated, dan notched. Ubin
lantai tersebut terdapat pada satu ukuran standar (2 kaki/61 cm kubik) dan biasanya
terbuat dari baja, dengan kayu atau beton pada tengahnya, atau tuangan aluminium.\

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

5. Kontrol terhadap listrik statis


Panel raised-floor sebaiknya mempunyai kualitas static-control. Karena static (listrik
statis) bisa merusak peralatan elektronik yang sensitif. Static-control membantu
mengurangi tegangan yang ditimbulkan oleh orang yang jalan sepanjang permukaan
lantai.
6. Subfloor
Jika menggunakan sistem raised-floor, pastikan bahwa subfloor-nya ditutup rapat. Ini
mencegah data center air handler mengaduk debu beton yang bisa membahayakan
server dan peralatan jaringan lainnya.

8.3.3. Masalah Umum Instalasi Overhead atau Raised-Floor

Masalah umum pada instalasi overhead atau raised-floor adalah sebagai berikut:
Potongan ubin tidak diukur dengan sempurna dan salah lokasi penempatannya.
Pemilihan material kabel yang kurang bagus.
Sistem raised-floor yang dibuat tidak cukup kuat untuk mengakomodasi peralatan.

8.3.4. Kabinet dan Rak


Susunan kabinet dan rak pada data center akan menentukan aliran udara yang
terjadi di dalam suatu ruangan data center dilihat dari susunan kabinet dan perangkat yang
diinstal pada rak. Teknologi next generation pada data center (teknologi blade server) akan
meningkatkan kepadatan perangkat dan pengkabelan pada data center. Dengan rak atau
kabinet server yang tertata dengan teratur maka aliran udara dingin dapat diciptakan. Salah
satu ketentuan yang mengatur mengenai rak dan kabinet adalah standard TIA/EIA-310-D
(yang mengatur deployment dari rak dan kabinet server). Pengaturan terkait dengan rak dan
kabinet antara lain meliputi:
1. Struktur dan desain dari rak tersebut (lebar dan tinggi rak, struktur bahan rak).
2. Peletakkan komponen didalam rak dan susunan kelompok-kelompok rak yang
ada.
3. Pemasangan rak dan kabinet

Dengan meningkatnya ketergantungan perusahaan pada infrastruktur IT yang kompleks


(data center), maka sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk melakukan
manajemen data center sehingga efektif dan efisien. Kompleksitas infrastruktur IT yang ada
pada data center diharapkan tidak sampai membuat semua yang berjalan menjadi di luar
kendali, meningkatkan cost maintenance, dan menurunkan level servis melainkan haruslah
memaksimalkan uptime, meminimalkan kemungkinan outage, dan mengoptimalkan
kapasitas terhadap konstrain sumber daya.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Manajemen terhadap data center dilakukan terhadap lingkungan fisik maupun virtual data
center. Secara umum manajemen data center mencakup:
1. Bagaimana mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada di DC (ruang,
penggunaan energi)?
2. Bagaimana DC dibuat sedemikian sehingga dapat mengantisipasi kejadian tidak
terduga (putusnya aliran listrik sementara)?
3. Bagaimana DC dibuat sedemikian sehingga dapat mencegah kerusakan akibat
bencana alam?
4. Bagaimana mengkoordinasikan change management terhadap seluruh elemen
organisasi pada DC?
Secara umum, sistem manajemen pada data center dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Sistem manajemen data center yang multiple
Sistem manajemen jenis ini sudah lama ditinggalkan oleh kebanyakan perusahaan,
dimana setiap komponen memiliki sistem sendiri untuk mengaturnya.
2. Sistem manajemen data center yang menyeluruh (holistik)
Sistem manajemen yang terintegrasi, setiap komponen menjadi bagian (modul) dari
sistem pengaturan terintegrasi. Sudah banyak software yang menyediakan pengaturan
terintegrasi untuk seluruh aspek pada data center, baik yang sifatnya proprietary
ataupun yang sifatnya open source. Software manajemen data center akan meliputi
software untuk memonitor keadaan jaringan dan perangkatnya dilengkapi dengan sistem
untuk memonitor keadaan perangkat-perangkat keras lainnya yang ada di dalam data
center. Untuk software yang sifatnya open source masih sangat minim yang mampu
menyediakan sistem untuk mengatur data center secara menyeluruh dan terintegrasi.
Salah satu contoh software open source yang mungkin dapat diimplementasikan adalah
IT-SPICEWORKS, yang memberikan kelengkapan dalam hal monitoring jaringan dan
perangkatnya serta perangkat/asset lainnya. Karena sifatnya yang modular dan open
maka pihak perusahaan dapat melakukan modifikasi sesuai kebutuhan.

Data center sebagai pusat infrastruktur IT menjadi “urat nadi” dari sebuah bisnis
perusahaan terutama yang bagi perusahaan yang bisnisnya tertumpu pada IT. Operasional
IT pada data center merupakan aspek yang sangat krusial untuk sebagian besar kegiatan
perusahaan terkait dengan kelangsungan bisnis perusahaan-perusahaan tersebut (business
continuity). Jika suatu sistem tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka bisnis
perusahaan mungkin terganggu atau terhenti sepenuhnya. Oleh karena itu, sangat penting
unutk menyediakan infrastrukur yang handal untuk operasional IT, dengan tujuan
meminimasi kemungkinan terjadinya gangguan/kegagalan.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  11 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Memliki suatu data center ideal merupakan hal yang dapat meminimasi hal tersebut.
Data center ideal merupakan sebuah sistem yang terencana dan terdesain dengan baik dan
sesuai dengan kriteria umum data center ideal (availability, scalability and flexibility, dan
security). Tiga langkah besar untuk mendapatkan data center yang ideal, yaitu:
1. Melakukan studi kelayakan dan kajian terkait dengan kebutuhan yang ada
2. Mendesain suatu solusi (mencakup semua servis: switching, SAN dan server
networking)
3. Mendeliver suatu solusi dengan optimal
Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam pembangunan suatu data center, secara
umum diberikan sebagai berikut:
1. Kapasitas, terkait dengan penentuan ukuran ruangan dan banyaknya perangkat
yang dibutuhkan
2. Pengembangan, terkait dengan pendefinisian kemampuan data center untuk
dikembangkan
3. Uptime, terkait dengan waktu aktif data center beroperasi, keadaan perangkat dan
operasi yang selalu available dan realiable serta aman.
4. Outages, terkait dengan kemungkinan data center mengalami gangguan mendadak
sehingga perlu adanya konsep redundansi.
5. Investasi, terkait dengan anggaran, sehingga pengadaan perangkat-perangkat dapat
lebih diefisiensikan.
6. Lokasi, terkait dengan jarak data center dengan kantor-kantor yang
menggunakannya serta keadaan spesifik lokasi tersebut (termasuk keadaan fisik dan
sosial lingkungan).
Suatu studi kelayakan atau kajian mengenai data center dilakukan dengan tujuan
mendapatkan panduan yang jelas dalam mendesain data center ideal. Pada dokumen
ini, hasil kajian diberikan dalam dua bentuk yaitu uraian umum mengenai desain fasilitas
data center dan tabel checklist sebagai pendetailan uraian umum.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  12 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Daftar Pustaka

[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.

[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.

[4] Michael A. Bell (2005), Use Best Practices to Design Data Center Facilities, Gartner,
USA.

[5] http://www.techrepublic.com/blog/it-security/the-mystical-world-of-data-center-fire-
suppression/, akses terakhir 17 September 2013.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  13 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

 
MODUL PERKULIAHAN
 

Perancangan
 

 
Data Center
 

Standardisasi Proses
 
Perancangan Data
 
  Center
             

  Fakultas  Program Studi  Tatap Muka  Kode MK  Disusun Oleh   

09
  Ilmu Komputer  Teknik Informatika  15045  Tim Dosen
 

Abstract  Kompetensi 
   
Pusat data bertujuan untuk Mampu memahami standardisasi,
menyediakan sarana dan mengelola step-by-step proses metodologi
proses dari berbagai macam industri yang dapat diadaptasi dan
(perbankan, chemical, mining, dll). dikonfigurasi sesuai dengan
Perkembangan data yang cukup kebutuhan.
signifikan menyebabkan perlunya
standar untuk menyesuaikan
kebutuhan dari suatu
instansi/organisasi sehingga
berdaya guna tinggi dan tepat
sasaran.

 
 

Standardisasi Proses
9.1. Pendahuluan

Pelaksanaan proyek pembuatan Pusat Data dapat berskala kecil, menengah maupun
besar yang dilaksanakan secara menyeluruh ataupun parsial. Hal ini akan melibatkan
perubahan secara fisik pada ukuran ruangan, layout, atau kapasitas listrik, peningkatan
penggunaan power, desain ulang power dan sistem pendinginan serta perubahan-perubahan
lain pada infrastruktur fisik pusat data. Tidak hanya ukuran dan esensi dari proyek pusat data,
kesuksesan eksekusi bergantung tidak hanya pada pembelian dan instalasi perangkat pada
sistem fisik, namun berjalan seiring dengan proses pembangunan mulai dari konsep hingga
persiapan implementasi. Gambar 9.1. mengilustrasikan konsep proyek sebagai kombinasi
sistem dan proses pembuatannya.

Gambar 9.1. Ilustrasi Konsep Proyek (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)
 

Ide formalisasi proses untuk memberikan petunjuk pembuatan sistem bukanlah suatu
hal yang baru, namun hal ini sangat penting dalam proyek fisik infrastruktur pusat data.
Standardisasi sistem fisik meningkatkan keandalan dan kecepatan pembangunan pusat data.
Standardisasi proses memberikan kontribusi signifikan terhadap prediksi dan keberhasilan
proyek dimana sistem tersebut diimplementasikan. Hal ini membutuhkan waktu karena
mengkombinasikan pengalaman industry yang sudah matang agar berkembang menjadi suatu
standar, khususnya bagi industry yang telah memiliki desain kustomisasi sistem, keuntungan
standardisasi proses baik pada sisi pengguna maupun penyedia layanan bisa jadi sangat
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

variatif. Bagi pengguna, keandalan berdasarkan hasil yang diberikan dapat lebih cepat dengan
biaya murah dan kerugian yang lebih sedikit. Sedangkan bagi penyedia layanan atau perangkat
fisik, keandalan dan pengulangan proses yang free up time dan layanan bisnis berdasarkan
desain dan implementasi akan meningkatkan skalabilitas dan kompetensi penyedia layanan.
Tujuan dari standardisasi proses bukan untuk mengurangi sistem kepakaran, melainkan
memfasilitasinya.

9.2. Pengertian Proyek

Pada konteks yang telah dibahas, proyek mengacu kepada perubahan secara signifikan
berdasarkan pemenuhan aliran tugas. Sedangkan proses adalah koordinasi dan pengaturan
eksekusi proyek. Berdasarkan definisi tersebut, membangun pusat data baru atau ruang server
adalah proyek. Penambahan rak server blade yang baru dikategorikan sebagai proyek, namun
menambahkan satu rak ke pusat data yang sudah ada bukanlah proyek.
Karakteristik umum berikut meningkatkan status "proyek" pusat data :
 Perubahan power atau arsitektur pendinginan (misalnya, mengkonversi dari sistem
sentralisasi menjadi row-based)
 Pengenalan risiko
 Keperluan perencanaan atau koordinasi
 Keperluan untuk mematikan peralatan

Konteks dalam siklus hidup data center meliputi perencanaan dan pembangunan yang
merupakan awal dari siklus hidup pusat data. Gambar 8.2 menunjukkan konteks ini dalam
siklus hidup lengkap .

Gambar 9.2. Proses Proyek (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)
 

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

9.3. Mengapa Perlu Dilakukan Standarisasi?

Masalah umum yang paling banyak dijumpai saat membangun proyek data center
adalah terbuangnya banyak waktu, terbuangnya biaya, kesalahan dalam mengambil keputusan,
kesalahan komunikasi dan kesalahan dalam eksekusi. Tidak adanya standar memungkinkan
munculnya masalah – masalah tersebut. Kebanyakan masalah tersebut muncul bukan pada
proses pertama, akan tetapi pada tahap selanjutnya atau pada saat proyek tersebut selesai. Hal
seperti ini akan mengganggu proses bisnis dan dapat menyebabkan kegagalan pada bisnis
tersebut. Berikut bahaya dari non standarisasi process :
 Mengurangi Kualitas
 Biaya yang lebih tinggi
 Waktu Terbuang
 Dokumentasi
 Pengujian yang tidak memadai
 Layanan Terdegradasi

Untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan standar yang baik untuk mendukung
keputusan – keputusan dalam perencanaan sistem dan kelemahan dalam proses dimana
proyek pembangunan pusat data dilakukan.

9.4. Struktur Dasar Proses Proyek

Proses proyek diawal dengan kebutuhan bisnis, yang bisa diartikan sebagai interpretasi
kebutuhan suatu badan usaha. Oleh karena proyek melalui tahapan proses yang jelas, yaitu
persiapan, desain, perolehan/pengadaan, penerapan, tugas yang dilakukan, dependensi waktu
yang dikelola, dan informasi akan diteruskan ke bagian yang membutuhkan pada waktu yang
tepat, dan handoffs terkoordinasi. Hasil akhir dari proses ini adalah sistem operasional yang
sesungguhnya. Gambar 9.3 meringkas urutan aktivitas melalui empat fase pusat data proyek.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 9.3. Fase Proses Proyek (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)

9.5. Perencanaan

Perencanaan adalah fondasi penting dari proyek pembangunan pusat data.


Perencanaan sebagai proses dasar dalam pembangunan pusat data. Meskipun sangat penting
bagi keberhasilan pembangunan pusat data, perencanaan yang tidak didasari dengan historis
yang lengkap akan menimbulkan kesalahpahaman dan kesalahan komunikasi. Kesalahan di
awal akan berdampak dan menyebar pada tahapan selanjutnya. Hasilnya adalah penundaan,
biaya membengkak, waktu terbuang, dll.
Berdasarkan layanan utama sebuah pusat data maka akan dijelaskan mengenai
bagaimana merancang pusat data yang ideal dengan cara mendetailkan kriteria best practice
dan standar-standar yang ada untuk beberapa aspek.
Berikut langkah – langkah yang dilakukan untuk merancang sebuah pusat data yang ideal
sebagai berikut :
1. Memperkirakan kebutuhan perangkat jaringan dan telekomunikasi, kebutujan power dan
kebutuhan cooling untuk data center pada kapasitas yang semaksimum
mungkin. Antipasi juga pertumbuhan kebutuhan yang mungkin dengan rasio yang
sesuai (kebijakan perusahaan dipadukan dengan pertumbuhan kebutuhan yang
disebutkan pada standar).
2. Menentukan kebutuhan ruangan untuk setiap kebutuhan pada nomor 1.
3. Memperkirakan aspek –aspek yang terkait dengan kebutuhan utama diatas seperti
keamanan setiap perangkat, grounding pada sistem listrik, perlidungan elektrik, dan
kebutuhan fasilitas lain berdarkan pada arsitek dan engineer. Menyediakan kebutuhan
pusat operasional, loading dock, ruang pengyimpanan, area staging dan area
pendukung lainnya. Koodinasikan dengan DC sebelumnya.
4. Menentukan layout ruangan yang ada termasuk penempatan ruang utama dan ruang
masuk.
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Setelah fase perencanaan telah berhasil dijalankan sisa fase pembangunan berikutnya dapat
dilakukan dengan kendali yang ketat. Dengan demikian dapat dihasilkan tahapan proses yang
jelas dan dijalankan oleh tim proyek yang berkualitas.

9.6. Karakteristik Penting dari Proses

Terlepas dari metodologi tertentu yang digunakan, proses menjadi pedoman dalam
melakukan proyek secara efisien, andal, dan dapat dimengerti, serta mengamankan dan
menghilangkan permasalahan yang sering timbul seperti missed handoffs, ambiguous
responsibility, dan lost information. Sebuah proses standar yang memenuhi persyaratan umum
di atas akan memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Setiap aktivitas yang diperlukan untuk penyelesaian proyek disertakan dalam proses.
 Setiap langkah telah jelas mendefinisikan masukan dan keluaran.
 Setiap keluaran yang dihasilkan bisa menjadi masukan untuk langkah berikutnya, atau
merupakan hasil akhir dari proyek
 Setiap tahapan proses secara jelas ditentukan penanggungjawabnya.
 Tidak ada “cracks” atau dead space diantara tahapan proses.
 Terdapat fungsi special “asynchronous” yang tersisa selama proses berjalan yang
secara sistematis menangani perubahan yang tidak sesuai dengan rencana atau
perbaikan kesalahan.
 Pelacakan berbasis web dan status sistem yang dapat diakses oleh seluruh stakeholder
(baik customer maupun pihak-pihak penyedia layanan proyek) untuk berbagi
dokumentasi, data, dan laporan.

9.7. Fase, Langkah, dan Milestone

Gambar 9.4. memperlihatkan empat fase proses yang yang terjadi secara sekuensial
mulai dari orisinal ide dari kebutuhan bisnis berupa konstruksi lengkap dari sistem fisik. Setiap
fase berisi beberapa langkah. Ketika seluruh langkah pada satu fase telah dijalani maka proses
akan dilanjutkan ke fase berikutnya. Akhir fase ditandai dengan milestone.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 9.4. Pemetaan Proses (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)

9.8. Anatomi Langkah

Setiap langkah dalam proses merupakan sekumpulan tugas yang secara bersama
menyelesaikan tujuan pencapaian langkah tersebut. Gambar 9.5 memperlihatkan tugas di
dalam langkah Start-up. Setiap langkah memiliki :
 Ownership
 Task list
 Inputs
 Outputs

9.10. Pull-Based Process Architecture

Efisiensi proses desain menyatakan bahwa setiap keluaran yang dihasilkan oleh Step
diperoleh pada waktu dan bentuk yang tepat untuk digunakan oleh sub sekuensial langkah
downstream sebagai masukan atau menyediakan keluaran akhir keseluruhan proses.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 9.5. Detail Langkah (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)
 

Proses desain perlu melihar ke hasil akhir yang diinginkan. Penyediaan pemenuhan kebutuhan
untuk setiap langkah untuk memastikan tidak ada pekerjaan yang sia-sia dan memungkinkan
proses berjalan secara efisien satu demi satu. Pendekatan pullbased untuk alur informasi
dimana langkah downstream hanya berlaku jika :
 Infomasi yang dibutuhkan diperoleh dari langkah upstream
 Proses desain yang efektif dan efisien

Gambar 9.10 Anatomy Detail Langkah (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

9.11. Tracking Responsibilities

Penentuan peran dalam proyek merupakan hal mutlak yang harus ditentukan dengan
jelas. Setiap bagian proses pada diagram gambar 9.6 menunjukkan pekerjaan yang harus
diselesaikan sehingga setiap tugas harus didelegasikan ke personal atau pihak lain yang
bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Pengaturan secara internal maupun diserahkan
kepada penyedia jasa, baik vendor perangkat tertentu ataupun pihak ketiga, adalah sangat
penting untuk setiap elemen proses menangani tanggung jawab sesuai dengan daftar yang
terdapat pada tabel 9.1.

Tabel 9.1. Daftar Penanggung Jawab Proses (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Daftar Pustaka
[1] Neil Rasmussen and Suzanne Niles, Data Center Projects : Standardized Process,
APC, Schneider Electric’s Data Center Science Center, 2012
[2] http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2013/02/Data-center.pdf, akses terakhir 20
November, 2013
[3] http://www.cfroundtable.org/meetings/31803/TIA_INFRASTRUCTURE_STANDARDS_F
OR_DATA_CENTERS_by_Jew.pdf, akses terakhir 20 November, 2013

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

 
MODUL PERKULIAHAN
 

Perancangan
 

 
Data Center
 

Manajemen Proyek
 
Perancangan Data
 
  Center
             

  Fakultas  Program Studi  Tatap Muka  Kode MK  Disusun Oleh   

10
  Ilmu Komputer  Teknik Informatika  15045  Tim Dosen
 

  Abstract  Kompetensi 
   
Pada perancangan pusat data Mampu memahami framework
kesalahan manajemen proyek dan untuk manajemen proyek dan
kurangnya koordinasi dapat relasinya yang dapat diadaptasi
menyebabkan delay dan penambahan sesuai dengan ukuran proyek.
biaya. Idealnya, aktifitas manajemen
proyek dilakukan berdasarkan struktur
dan standar seperti halnya building
block, sehingga seluruh pihak dapat
berkomunikasi dengan baik,
menghindarkan duplikasi dan gap
tanggung jawab, akan tetapi mampu
menghadirkan efisiensi proses
sehingga mendapatkan hasil yang
sesuai.

 
 

Manajemen Proyek
10.1. Pendahuluan

Pembangunan atau pengembangan infrastruktur pusat data secara terstruktur


dan sesuai standar memberikan landasan esensial untuk efisiensi eksekusi proyek dan
menentukan kesuksesan sistem. Elemen utama standardisasi proses proyek adalah
manajemen proyek yang memberikan arahan terhadap proyek melalui serangkaian fase
dan koordinasi antara seluruh pihak. Meskipun proyek sudah dipandu oleh konsultan
ternama, namun ada bagian-bagian lain seperti pengguna akhir, bermacam-macam
perangkat atau penyedia layanan, general contractor, yang memiliki peran dalam
aktifitas proyek. Tanggung jawab dan nterrelationships antar berbagai contributor harus
dikoordinasikan dan didokumentasikan untuk menghindari terjadinya pengalihan
tanggung jawab. Langkah-langkah dalam pekerjaan proyek sebaiknya terstruktur sesuai
standar proses. Keuntungan yang dapat diperoleh dari dokumentasi yang baik, sesuai
standar dan pemahaman yang seragam terhadap model manajemen proyek dengan
keuntungan dari keseluruhan standarisasi proses model.
Tanggung jawab dan keterkaitan antara berbagai kontributor harus
dikoordinasikan dan didokumentasikan untuk menghindari kejelasan tanggung jawab
yang ambigu. Masalah seperti ini bukan hanya karena beberapa kelemahan dalam
aktivitas pihak yang terlibat, melainkan kurangnya kerjasama, serta pada saat
melakukan pengarahan kepada semua pihak sebagai tim manajemen kurang terarah.
Manajemen proyek harus dikaji ulang dengan menggunakan prinsip yang sama seperti
langkah-langkah dari pekerjaan proyek harus terstruktur dan standar serta untuk
menyederhanakan dan merampingkan proses, adalah sama penting bahwa kegiatan
manajemen proyek harus terstruktur dan standar pula. Manfaat dari semuanya itu
adalah agar terdokumentasi dengan baik, sesuai standar yang berlaku, dan saling
memahami antara model pengelolaan proyek lainnya yang serupa dengan manfaat yang
diperoleh dari setiap model proses standar.

10.2. Konsep Manajemen Proyek

Manajemen proyek dilaksanakan dengan tujuan untuk optimasi penggunaan


sumber daya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan
tersebut manajemn proyek harus dilksanakan dengan cara :
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

 Adanya koordinasi horizontal antara pelaksana yang tidak terlalu biroktratis,


sehingga pelaksanaan kegiatan dapat secara luwes dan cepat dilakukan
antisipasi bila terjadi penyimpangan.
 Adanya penanggung jawab tunggal, biasanya oleh pimpinan proyek yang
berfungsi sebagai pusat informasi, integrator antara komponen yang terlibat dan
sekaligus pelaksana koordinasi dengan pihak diluar proyek.
 Keterpaduan rencana dan pengendalian dengan cara pemantauan terus-
menerus sehingga dapat cepat dilakukan antisipasi terhadap penyimpangan.
 Proyek dapat diuraikan menjadi rincian kegiatan yang terstruktur, dimana setiap
kegiatan dapat diuraikan menjadi elemen-elemen kegiatan yang mandiri dengan
sifat-sifat :
- Dapat dikelola sebagai suatu satuan paket kerja.
- Beban biaya dan waktu yang diperlukan dapat diukur.
- Prestasi, biaya dan kualitas dapat diukur.
- Dapat diintegrasikan menjadi suatu satuan kegiatan.
- Dapat disusun secara hirarkis berjenjang.

Model standar dari proses proyek sebuah manajemen proyek adalah dari aktivitas
pengawasan yang terjadi sepanjang perjalanan proyek untuk menyediakan komunikasi,
perencanaan, koordinasi, dan penyelesaian masalah.

Gambar 10.1. Manajemen Proyek dalam memetakan sebuah proses

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Seperti halnya proyek bisnis, manajemen proyek pada data center juga terdapat
sebuah dedikasi yang tinggi terhadap pengawasan yang berfungsi untuk mengatasi
kegiatan proyek yang rumit seperti :
 Penjadwalan
 Sumber daya
 Tanggung jawab
 Kontinuitas
 Anggaran
 Perubahan system
 Proses yang rusak/cacat
 Status pelaporan

Proses diatas dikhususkan untuk menentukan peran manajemen yang


dibutuhkan pada proyek data center, dan siapa yang akan melakukan proyek tersebut,
hal ini merupakan bagian dari mengkonfigurasi proses untuk sebuah proyek yang akan
dijalankann. Konfigurasi yang tepat dari proses ini sama pentingnya bagi keberhasilan
proyek sebagai konfigurasi dari peralatan fisik dari sistem. Proses yang dilakukan pada
tahapan konfigurasi adalah :
 Kapan "manajemen proyek" dimulai?
Konfigurasi dan pendelegasian kegiatan manajemen proyek merupakan elemen
penting dari proses desain yang harus dipertimbangkan dan ditentukan di depan,
jauh sebelum saatnya tiba untuk melaksanakannya. Tergantung pada ukuran,
lingkup, dan kejelasan dari inisiatif proyek di awal, dan berdedikasi dengan apa
yang ditugaskan pada sebuah manajemen yang mungkin tidak akan dimulai
sampai setelah kegiatan pencarian fakta awal fase persiapan selesai, yang
mampu mengidentifikasi dan menjelaskan upaya untuk mengatasi permasalahan
yang disebut sebagai "proyek" .

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 10.2. Tahapan proyek manajemen proyek pusat data

Perlu diperhatikan bahwa tonggak sejarah yang menentukan akhir fase pertama ini
adalah komit dengan proyek, yang biasanya menandai awal dari kegiatan
pelacakan dan apa pun yang akan digunakan untuk mendukung proyek tersebut,
dan dalam beberapa kasus mungkin titik di mana menjadi sangat pendting adalah
pada saat "manajemen proyek" dimulai.

 Cakupan manajemen proyek


Proses manajemen proyek secara umum dijelaskan gambar 1 yang menjelaskan
tahapan manajemen proyek sebagai bar tunggal paling atas. Dalam proyek-proyek
yang lebih kecil mungkin akan dikonfigurasi seperti itu. Konfigurasi tersebut
merupakan bagian dari satu pekerjaan, atau pekerjaan pengawasan dengan
pekerjaan bawahan di bawah itu. Misalnya, "manajemen instalasi" dapat
didefinisikan sebagai peran terpisah yang mencakup antara memperoleh dan
melaksanakan tahapan, mengawasi aktivitas di situs yang berhubungan dengan
pengiriman dan set-up dari sistem fisik. Tentunya peran manajemen seperti ini
dianggap sebagai elemen modular secara keseluruhan, yang tersisa dari subordinat
sebagai peran manajemen proyek end-to-end secara keseluruhan.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 10. 3. Peran manajemen sub ordinat


 

Terlepas dari bagaimana tanggung jawab manajemen proyek dikonfigurasi , tujuan


dari setiap peran manajemen adalah sama : cakupan mulus dalam ruang lingkup
tanggung jawab , integrasi dengan peran manajemen lainnya , dan langsung pada
sasaran yang khusus setiap saat . Sebuah titik tersebut cenderung sangat penting
ketika tanggung jawab utama terletak pada subroles yang didelegasikan atau
penyedia pihak ketiga . Seperti pengindikasian tujuan langsung, yang tugasnya
adalah ke lapangan , langsung, dan komunikasi koordinat , harus dianggap sebagai
peran penting dalam setiap proyek. Peran manajemen ini memantau dan
memfasilitasi pemenuhan semua komitmen yang dibuat kepada pelanggan -
tanggal pengiriman , janji , dan janji-janji lainnya - selama proyek , dengan
kewenangan untuk melakukan "apa pun" untuk mengatasi hambatan dan
memecahkan masalah dalam berkoordinasi .
 Dokumentasi dan penelusuran
Terlepas dari bagaimana peran manajemen proyek dikonfigurasi untuk proyek tersebut,
tanggung jawab manajemen proyek yang paling penting adalah dokumentasi dan
penelusuran aktivitas proyek. Informasi proyek saat ini harus mudah diakses setiap saat
untuk anggota tim proyek resmi dan mitra layanan. Sebuah metode umum dan efektif
adalah situs web online. Catatan ini proyek interaktif tidak hanya harus memberikan

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

informasi up-to-date, tetapi juga harus menerima umpan balik, komentar, permintaan,
dan rumusan masalah, dan jalur informasi secara tepat. Database proyek harus mampu
memberikan update dan laporan, dan informasi log tugas-tugas seperti jadwal kontraktor
liburan, nomor telepon alternatif, dan komentar lain-lain.
Sebagian besar proyek data center pasti akan memiliki lebih dari satu pemasok
hardware atau jasa yang memberikan kontribusi untuk pekerjaan proyek. Pelanggan
dapat menggunakan vendor yang menyediakan peralatan yang terpisah atau penyedia
layanan untuk daya, pendinginan, rak, keamanan, pemadam kebakaran, pekerjaan
listrik, kerja mekanik, dan mungkin kontraktor umum untuk konstruksi dalam bangunan
data center jika diperlukan. Masing-masing pemasok perangkat keras atau jasa akan
memiliki interaksi potensial atau dependensi dengan yang lain.

Gambar 10.4. Hubungan mengenai kordinasi manajemen proyek dengan berbagai


supplier yang dikoordinasikan oleh pelanggan

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 10.5. Hubungan mengenai kordinasi manajemen proyek mengenai beberapa


peralatan dan layanan yang akan digunakan yang berasal dari satu vendor atau
penyedia

Gambar 6. Elemen proyek bundling untuk mengurangi beban koordinasi pada


pelanggan

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Penyedia layanan yang berkualitas dapat dimasukkan dalam konfigurasi


manajemen proyek, untuk menyediakan semua kegiatan manajemen proyek beberapa
atau. Entah, berapa banyak, dan kepada siapa organisasi memutuskan untuk
mendelegasikan tugas manajemen proyek tergantung pada sifat proyek dan preferensi
organisasi. Ada tiga model umum untuk melibatkan penyedia layanan eksternal dalam
tanggung jawab manajemen proyek:
 Do-it-yourself - Semua manajemen proyek dilakukan secara internal, dari awal
sampai akhir.
 Partial outsourcing - Menangani beberapa tugas manajemen internal,
outsourcing beberapa ke satu atau banyak penyedia. Sebuah contoh khas
adalah outsourcing "instalasi manajemen" bagian (lihat Gambar 10.3).
 Keseluruhan dari outsourcing - semua tanggung jawab manajemen untuk
penyedia layanan, dengan pengawasan internal saja.

Dalam memilih mitra untuk kerjasama dalam proses proyek (untuk menyediakan unsur
proses sebagai layanan), keputusan mengenai apakah dan siapa yang harus terlibat
akan terutama dipandu oleh ketersediaan keahlian yang berkualitas di proses kegiatan
proyek. Jika tantangan yang dapat bertemu, pertimbangan dalam memilih layanan
penyedia adalah sama dengan yang umumnya menyatakan untuk setiap IT outsourcing:
 Optimalkan sumber daya. Pertimbangan utama dalam outsourcing adalah
prospek membebaskan sumber daya langka up TI untuk fokus pada kompetensi
inti dan bisnis strategis kegiatan. Dengan penyedia layanan yang kompeten,
kegiatan proses proyek berada di tangan seseorang untuk proses proyek yang
merupakan kompetensi inti. Hasilnya, jika penyedia memenuhi syarat, akan
biaya yang lebih rendah, hasil yang lebih cepat, dan lebih sedikit cacat.
 Minimalkan antarmuka penjual. Seorang mitra saat ini, jika memenuhi syarat di
wilayah proyek proses, memberikan keuntungan dari (dan mungkin dipercaya)
hubungan yang ada, yang berarti sedikit atau tidak ada sumber daya tambahan
yang dibutuhkan untuk membangun atau memelihara tambahan antarmuka
penyedia.
 Minimalkan handoffs. Proses ini akan lebih dapat diandalkan jika jumlah handoffs
antara penyedia diminimalkan.
 Merujuk pada laporan kerja. Laporan rinci dan akurat berdasarkan konteks
keseluruhan proses dengan jelas. Pada proses ini yang dijelaskan terlebih
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

dahulu adalah mengenai vendor yang berfungsi sebagai penyedia yang


memungkinkan hasil kerjanya dapat dipertanggung jawabkan dan dapat
diprediksi, dan meminimalkan waktu yang terbuang.

Seperti yang telah dijelaskan pada berbagai dalam sebuah proyek, adalah penting
bahwa semua peran manajemen proyek tidak hanya didefinisikan saja, tetapi secara
eksplisit ditetapkan, dengan kejelasan lengkap setiap saat tentang siapa yang akan
melakukan manajemen proyek dan apa saja yang akan dilakukan.

10.3. KESIMPULAN

Kesimpulan dari manajemen proyek tersebut adalah bahwa pada saat akan
merancang sebuah manajemen proyek harus konsisten, dimana semua pihak proyek
harus berbicara bahasa yang sama untuk menghindari terbuangnya waktu dengan sia-
sia dan cacat/gagal karena miskomunikasi. Setiap peran pasti akan memberikan
tanggung jawab yang jelas untuk setiap peran yang dijalani dalam sebuah manajemen
dan apapun yang dilakukan atau ditugaskan harus dapat ditelusuri kegiatannya
sehingga apabila ada yang tidak sesuai dapat langsung di analisa kembali. Serta
koordinasi antara pemasok pastinya ada sifat ketergantungan antara pemasok peralatan
atau jasa yang harus diidentifikasi, dilacak, dan dikelola, untuk memastikan waktu yang
dibutuhkan dimanfaatkan dengan benar, setiap aktivitasnya dapat dipertanggung
jawabkan, dan tidak ada waktu yang hilang dengan cara menunggu atau mengharapkan
perubahan yang tidak pasti.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Daftar Pustaka
[1] Neil Rasmussen and Suzanne Niles, Data Center Projects : Project
Management, APC, Schneider Electric’s Data Center Science Center, 2012
[2] http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2013/02/Data-center.pdf, akses
terakhir 20 November, 2013
[3] http://www.cfroundtable.org/meetings/31803/TIA_INFRASTRUCTURE_STANDA
RDS_FOR_DATA_CENTERS_by_Jew.pdf, akses terakhir 20 November, 2013

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  11 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

 
MODUL PERKULIAHAN
 

Perancangan
 

 
Data Center
 

Sistem Perencanaan
 
Perancangan Data
 
  Center
             

  Fakultas  Program Studi  Tatap Muka  Kode MK  Disusun Oleh   

11
  Ilmu Komputer  Teknik Informatika  15045  Tim Dosen
 

  Abstract  Kompetensi 
   
Sistem perencanaan adalah faktor Mahasiswa mampu memahami
penting dalam proyek pembangunan langkah-langkah praktis yang dapat
infrastruktur Datacenter. Sebagian diikuti untuk mengurangi biaya
besar masalah dapat dihindari dengan menyederhanakan dan
dengan melihat sistem perencanaan memperpendek proses
sebagai model aliran data, dengan perencanaan namun dapat
urutan yang tetatur dalam tahap- meningkatkan kualitas.
tahap yang harus dijalankan dari
konsep awal sampai hasil akhir yang
akan dicapai.

 
 

Sistem Perencanaan
11.1. Pendahuluan

Perencanaan proyek untuk membangun atau meng-upgrade Data center tetap


menjadi tantangan utama bagi banyak departemen TI. Rencana sering kurang
dikomunikasikan antara berbagai stakeholders bisnis dalam organisasi . Pengambil
keputusan dapat disajikan dengan proposal yang dijelaskan secara rincian teknis ,
namun masih tampak kekurangan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat
keputusan bisnis yang baik . Mungkin suatu perubahan kecil terlihat sepele, namun saat
memasuki tahap implementasi dapat menjadi factor crusial yang mempengaruhi biaya,
waktu, dan effort yang menjadi lebih besar. Proses perencanaan mungkin memakan
waktu lama untuk mencapai persetujuan atau kesepakatan semua pihak, karena
diharapkan sistem perencanaan ini tidak ada perubahan lagi yang menyebabkan proyek
tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Pada banyak proyek data center menunjukkan bahwa masalah-masalah ini
dapat dihindari jika para pembuat keputusan yang tepat diberikan informasi yang tepat
dalam urutan yang benar. Pada bagian ini memaparkan metodologi perencanaan proyek
pusat data untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan hasil. Metodologi perencanaan
terstruktur ini menjelaskan urutan langkah-langkah yang harus diambil dan keputusan
kunci yang keluar dari setiap langkah. Dengan mengikuti proses ini dan membuat
proses terlihat oleh semua stakeholders, manajer proyek dapat meningkatkan
transparansi proses, membuat stakeholders merasa waktu mereka lebih efisien
digunakan, dan meningkatkan buy-in pada proyek . Gambar 11.1 menunjukkan dimana
sistem perencanaan terjadi dalam konteks siklus hidup data center . fase perencanaan
dikelompokkan menjadi empat kegiatan utama dalam sistem perencanaan Data center.
Urutan perencanaan dijelaskan dalam makalah ini yaitu, menetapkan desain kebutuhan
untuk setiap detail engineering design fisik data center, infrastruktur , kebutuhan power,
sistem pendingin , penempatan/lokasi , dan sistem security. Urutan perencanaan ini
terpisah dari perencanaan TI dan mengasumsikan bahwa proses perencanaan TI lain
yang terjadi secara paralel atau telah terjadi .

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 11.1. Fase perencanaan dalam konteks siklus hidup pusat data

Fase siklus hidup disorot dalam abu-abu pada gambar di atas menggambarkan
proyek data center secara keseluruhan. Pada bagian perencanaan dalam siklus siklus
ini menjadi dasar untuk tahap-tahap selanjutnya. Tahap perencanaan harus memakan
waktu yang cukup dan menghasilkan rencana yang efisien baik dalam hal biaya maupun
waktu. Tahap perencanaan akan menghasilkan design fisik yang akan dibangun dan
juga tahap-tahap yang akan dijalani untuk mencapai tujuan tersebut.

11.2. Tahap-tahap Sistem Perencanaan

Urutan sistem perencanaan adalah aliran pemikiran logis , kegiatan , dan data
yang mengubah ide awal proyek menjadi dokumen persyaratan yang komplek dan yang
mengontrol kinerja dan biaya dalam pembangunan data center. Perencanaan sistem
diurutkan ke dalam empat kegiatan yang berlangsung selama fase perencanaan proyek.
Aliran proses yang diuraikan dalam empat kegiatan ini berisi beberapa ide kunci
yang kami temukan untuk menjadi yang terbaik / best practice dalam perencanaan data

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

center dan membentuk dasar untuk metode yang dijelaskan dalam makalah ini . Ide-ide
kunci adalah:
 Pemisahan konsep sistem dari desain rinci
Hal ini akan menjadi sangat efisien untuk memilih konsep sistem sebelum
menghasilkan spesifikasi teknis yang rinci, bekerja pada desain rinci, atau
memperdebatkan daftar panjang permintaan user. Laporan mengenai kinerja atau
biaya yang muncul setelah desain rinci telah dimulai, dapat menyebabkan
perubahan dalam konsep sistem yang mendasar dan menciptakan banyak terjadi
pengulangan pekerjaan dan jadwal yang melebar. Bagian awal dari proses desain
perlu fokus secara eksklusif untuk memastikan pemahaman bersama tentang
kemampuan yang paling penting dari data center dan biaya yang akan dikeluarkan,
dan menghindari investasi dalam bekerja pada desain rinci dan spesifikasi.
Menentukan konsep sistem melibatkan pengambil keputusan level atas dalam
menentukan tujuan akhir dan membuat pengorbanan awal antara kinerja, biaya ,
ukuran, lokasi , dan jadwal untuk semua stakeholders yang terlibat dalam
pembangunan data center tersebut. Pendekatan ini berusaha untuk menghindari
masalah yang sering dihadapi di mana stakeholder kunci tidak menyadari
karakteristik desain dasar atau biaya sampai desain rinci mulai muncul kemudian
dalam proses.

 Pemisahan parameter utama proyek dari preferensi pengguna dan kendala :


Terdapat sekelompok kecil parameter tingkat tinggi dalam proyek yang perlu dan
cukup untuk mendukung pilihan konsep sistem . Beberapa parameter kunci meliputi
konsep-konsep seperti kepadatan dan rencana pertumbuhan. Perencanaan awal
harus fokus pada membangun konsensus pada parameter ini dan menunda
berurusan dengan preferensi pengguna dan kendala-kendala, untuk efisien
mencapai keputusan awal pada konsep. sistem ini memastikan bahwa pengambil
keputusan level atas fokus pada keputusan awal yang paling penting dan tidak
terlibat dulu dalam diskusi rincian .

11.3. Kegiatan dalam Sistem Perencanaan

Masing-masing dari empat kegiatan inti perencanaan yaitu mengambil informasi


sebagai masukan, mengubah atau menambah lebih detail untuk itu, dan
mengirimkannya bersamaan dengan kegiatan berikutnya . Iterasi yang diharapkan
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

dalam setiap langkah namun tujuan dari proses yang efektif adalah mencoba untuk
meminimalkan pekerjaan ulang , dan terutama untuk menghilangkan kesalahan yang
menyebabkan proses untuk menambah dua atau lebih tahapan lagi. perkembangan
dapat dimodelkan menggunakan aliran diilustrasikan pada Gambar 11.2 . Data yang
mengalir dan sedang berubah adalah deskripsi pengembangan sistem. Dalam Gambar
11.2, data ditampilkan sebagai halaman pada clipboard mengalir dari satu kegiatan ke
kegiatan lainnya ( persegi panjang hijau ) dengan halaman baru dari data yang berfungsi
sebagai masukan tambahan untuk setiap langkah berikutnya sepanjang jalan . Setiap
kegiatan menambahkan informasi lebih lanjut dan jumlah konten ini menjadi persyaratan
desain untuk proses selanjutnya. Persyaratan pelaksanaan kegiatan apabila
dikombinasikan dengan output didirikan pada tiga kegiatan sebelumnya, bersama-sama
menjadi persyaratan desain lengkap dan berfungsi sebagai " buku aturan " untuk desain
dalam tahap desain berikutnya.

Gambar 11.2. System Planning Sequence

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

11.3.1. Menentukan Parameter Proyek


Kegiatan ini dimulai dengan gambaran umum tentang kebutuhan bisnis yang
memerlukan perubahan ke kemampuan divisi IT. Dari sana, Kegiatan # 1 melibatkan
menentukan parameter proyek berikut: kekritisan, kapasitas, rencana pertumbuhan,
efisiensi, kepadatan, dan anggaran. Para pemangku kepentingan utama yang harus
dilibatkan pada tahap ini meliputi eksekutif keuangan, CEO, seorang eksekutif TI utama,
manajer operasional TI, dan orang lain yang memahami kebutuhan bisnis inti dan
tujuan. Keenam parameter proyek menetapkan tujuan tingkat tinggi dari proyek data
center, yang digunakan kemudian untuk mengembangkan konsep sistem infrastruktur
fisik untuk pusat data.
Parameter utama proyek ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Criticality - Tingkat ketersediaan sistem yang akan dicapai dalam hal standar
industri.
2. Capacity – Kapasitas beban maksimum (dalam kW) yang dapat didukung oleh
infrastruktur fisik data center.
3. Growth Plan - Deskripsi pertumbuhan kebutuhan, menggabungkan
kemungkinan yang akan dihadapi di masa yang akan datang.
4. Efficiency - Tujuan Efisiensi Energi untuk sistem infrastruktur data center
5. Density - rata-rata dan peak power yang diperkirakan akan dikonsumsi oleh IT
cabinet (KW / rak) dan perkiraan tempat yang diperlukan.
6. Budget –anggaran biaya yang akan dikeluarkan.

Banyak kegagalan perencanaan, design awal tidak sesuai lagi, dan jadwal yang tidak
tepat waktu dapat ditelusuri ke:
 Kegagalan para stakeholder untuk memiliki pemahaman bersama dan
kesepakatan tentang parameter kunci pada awal proses
 Para stakeholder tidak sepenuhnya menyadari timbal balik antara parameter ini
 Para stakeholder tidak sepenuhnya diberitahu tentang bagaimana desain yang
diharapkan dan berlawanan dengan parameter tersebut sampai pada saat
desain rinci telah berlangsung atau bahkan telah selesai, ketika itu terjadi
mungkin terlalu mahal untuk melakukan perubahan.
Tujuan penting dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa waktu
eksekutif digunakan maksimal pada keputusan yang paling penting . Pendekatan yang
efektif adalah memecah kegiatan ini menjadi dua langkah :

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

1. Pertemuan harus diadakan melibatkan memimpin proyek dan setiap stakeholder


individu (misalnya , eksekutif keuangan , IT eksekutif , fasilitas eksekutif ) untuk
menjelaskan proses, menyediakan bahasa umum untuk 6 parameter proyek ,
menentukan anggota yang sesuai dari tim mereka untuk berpartisipasi dalam
proses tersebut , dan mempersiapkan mereka secara individu untuk pertemuan
bersama di masa depan di mana semua enam parameter kunci proyek akan
disepakati . Hal ini memungkinkan setiap anggota tim memiliki pemahaman
bersama tentang rencana dan berpikir tentang isu-isu ini di awal dan untuk
memvalidasi kebutuhan dan fokus mereka.
2. Menyelenggarakan workshop bagi para stakeholder difokuskan pada
pembentukan 6 parameter kunci. Hal ini diharapkan dapat menjadi proses
berulang-ulang di mana pilihan satu parameter ( seperti kekritisan ) dapat
menyebabkan parameter lain ( seperti biaya ) tidak dapat diterima , yang
mendorong perubahan dalam satu atau lebih parameter lainnya . Misalnya,
memilih untuk melebihkan kebutuhan kapasitas kW untuk ekspansi masa depan
TI dapat mendorong proyek melebihi anggaran dan memerlukan tabungan,
dicapai dengan pengurangan kekritisan .

Stakeholder pada saat workshop dapat mempertimbangkan timbal balik antara


parameter proyek utama secara real time dengan mengandalkan seorang ahli
berpengetahuan berpartisipasi dalam diskusi atau dengan menggunakan model
matematika seperti Alat Perencanaan Data Center (contoh pada Gambar 3). Hal ini
memungkinkan para stakeholder untuk mempertimbangkan "bagaimana jika" skenario
dan memahami trade-off antara biaya modal, tenaga sizing, efisiensi, dan kapasitas.
Alat perencanaan tersebut dapat digunakan dalam workshop sebagai stakeholder
mengembangkan pemahaman bersama tentang bagaimana daerah mereka tertentu
yang menarik (seperti keuangan) mempengaruhi daerah lain dari proyek (seperti
kapasitas data center).
Tujuan dari sesi perencanaan ini adalah untuk menghasilkan anggaran pusat,
data yang realistis, kapasitas, rencana pertumbuhan, efisiensi, kepadatan, dan target
kekritisan. Ini tidak mungkin untuk menetapkan 6 parameter dalam sekali workshop,
karena beberapa peserta mungkin perlu mengambil lebih banyak waktu untuk
mempertimbangkan atau menganalisis keputusan trade-off yang telah diidentifikasi.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Namun, dalam banyak kasus keputusan mutu dapat dilakukan dalam beberapa hari dan
harus menjadi target selama langkah ini.

Gambar 11.3. Screenshot of a Data Center Planning Tool

11.3.2. Mengembangkan Konsep Sistem

Gambar 11.4. Pengembangan konsep sistem

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Pada kegiatan ini membutuhkan parameter proyek dasar dari kegiatan


sebelumnya, yaitu kekritisan, kapasitas, rencana pertumbuhan, efisiensi, kepadatan,
dan anggaran, dan menggunakan mereka dalam memilih konsep umum sistem
infrastruktur fisik . Para stakeholder kunci yang terlibat pada tahap ini harus mencakup
operasi TI, eksekutif TI, fasilitas eksekutif, fasilitas teknik, dan konsultan dengan
pengalaman dalam perencanaan sistem untuk proyek-proyek data center. Landasan
kegiatan ini adalah pemilihan referensi design, yang mewujudkan kekritisan, kapasitas,
efisiensi, kepadatan, dan anggaran yang diinginkan, dan memiliki skalabilitas yang akan
menjadi acuan rencana pertumbuhan.
Selain itu, pada akhir tahap ini penting untuk menentukan site spesifik ( ruang ,
bangunan, atau tempat) untuk pusat data. Dibandingkan dengan pendekatan desain
data center tradisional, desain referensi berfungsi sebagai inisiator yang baik untuk
memindahkan tahap desain ke depan . Sebuah referensi desain adalah contoh desain
model yang mewujudkan kombinasi spesifik dari atribut termasuk fitur kekritisan,
kerapatan daya, teknologi peralatan, fitur skalabilitas, dan tingkat instrumentasi . Sebuah
desain referensi yang efektif juga mencakup spesifikasi kinerja tingkat sistem seperti
berat , tempat , dll. dan berisi daftar rinci bahan atau komponen yang terdiri dari sistem.
Sebuah referensi design yang diberikan memiliki rentang praktis kapasitas daya yang
sangat cocok dan menyediakan cara cepat untuk secara efektif mengevaluasi alternatif
desain tanpa proses yang memakan waktu. Keputusan berkualitas tinggi dapat dibuat
dengan cepat dan efektif .
Sementara ada sejumlah hampir tak terbatas dari referensi desain mungkin,
enam parameter kunci proyek dengan cepat akan mengesampingkan sebagian besar
dari mereka dan memungkinkan proses pemilihan desain referensi untuk menjadi pilihan
sederhana antara beberapa pilihan bukan dari proses panjang memiliki desain yang
dibuat untuk memenuhi parameter mulai dari "kertas kosong " . Setelah sejumlah pilihan
desain referensi diidentifikasi, alternatif-alternatif kemudian dapat ditinjau untuk
pertimbangan tambahan , seperti logistik , reputasi penjual, referensi pelanggan, dll
Dalam banyak kasus lokasi yang diusulkan untuk pusat data yang sudah dikenal, atau
terbatas pada beberapa pilihan. Memilih desain referensi awal memberikan informasi
yang dibutuhkan untuk secara cepat menilai apakah konsep desain kompatibel dengan
lokasi tertentu . Ketika tidak kompatibel dicatat , referensi pilihan desain , pilihan lokasi
situs, dan parameter proyek dapat diperiksa bersama-sama segera dan trade-off dapat
dibuat untuk menemukan kombinasi yang memuaskan. Kehilangan waktu yang

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

berharga akan memaksa manajemen untuk kembali dan mempertimbangkan kembali


keputusan yang mereka pikir sudah dibuat. Semua ini diterjemahkan sebagai
penundaan proyek dan biaya tambahan. Kemampuan untuk membuat keputusan
penting di awal dan cepat dimungkinkan oleh keputusan penting pada tiga unsur :
1. 6 parameter proyek
2. Daftar singkat referensi desain, dan
3. Daftar pilihan site.
Jika manajer proyek melakukan persiapan yang efektis untuk kegiatan ini, maka dapat
diselesaikan dalam sekali pertemuan workshop. Untuk proyek-proyek kecil, kegiatan 1
dan 2 dapat diselesaikan dalam sekali workshop.

11.3.3. Menyesuaikan Keinginan Pengguna dengan Kendala yang dihadapi

Preferensi pengguna dan kendala meliputi desain teknis kebutuhan dan tidak termasuk
dalam enam parameter proyek utama dan tidak eksplisit dalam konsep sistem atau
pilihan lokasi . Mengingat pilihan konsep sistem dari kegiatan sebelumnya, kegiatan ini
mengumpulkan dan mengevaluasi preferensi pengguna dan kendala untuk menentukan
apakah mereka sah, atau harus disesuaikan dalam beberapa cara untuk mengurangi
biaya atau menghindari masalah. Gagasan utama di sini adalah bahwa preferensi
pengguna dan kendala harus disesuaikan sehingga mereka bekerja dengan konsep
sistem yang sudah dipilih.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Ini adalah pengalaman kami bahwa hal itu jauh lebih efisien untuk memvalidasi dan
menyesuaikan preferensi pengguna dan kendala setelah konsep desain yang dipilih,
daripada mengumpulkan ini sebagai penyebab perubahan design secara keseluruhan.
Ini adalah preferensi pengguna dan kendala yang sering tanpa disadari mendorong
design data center keluar dari desain standar dan menaikkan biaya , manambah wantu ,
dan menurunkan kualitas.
Kontributor kunci yang terlibat pada tahap ini harus mencakup operasi IT ,
network engineer , insinyur fasilitas , personil lain yang berhubungan dengan data yang
centeractivities sehari- hari , dan pengalaman consultant dalam perencanaan sistem
untuk proyek-proyek data center.
Preferensi pengguna dan kendala yang didefinisikan sebagai berikut :
 Preferences adalah keinginan pengguna yang dapat berubah atau penyesuaian
setelah pertimbangan (atau peninjauan kembali) konsekuensi biaya. Preferensi
pengguna kadang-kadang berubah ketika pengguna disajikan dengan informasi
baru.
 Constraints adalah kendala yang tidak bisa diatasi, atau hanya dapat diubah
dengan biaya besar atau dengan konsekuensi yang tidak dapat diterima.
Kendala adalah kondisi yang sudah ada yang sulit atau tidak mungkin untuk
berubah.
Preferensi adalah karakteristik yang dipandang sebagai diinginkan oleh operator atau
organisasi berdasarkan tujuan mereka atau pengalaman mereka , tetapi tidak kendala .
Contoh preferensi pengguna adalah sebagai berikut :
 Jalur pemasangan kabel listrik diatas
 Pengunjung dapat melihat data center
 Kamera keamanan untuk melihat setiap inci dari ruang data center
 Rack yang lebih besar, sehingga kabel akan lebih rapi
 Secara fisik memisahkan lemari IT oleh pelanggan IT
 Tampilan di dinding yang menunjukkan kinerja dari data center

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  11 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Contoh lain dalam menentukan parameter keinginan user :

Kendala yang ditentukan oleh keadaan dan tidak berada di bawah kendali desainer data
center. Kendala termasuk keterbatasan fasilitas, keterbatasan peraturan, atau
persyaratan bisnis yang tidak bisa diubah. Konsultan diperlukan untuk menilai apakah
keputusan yang berdampak penempatan fisik fasilitas yang sesuai dengan standart
nasional dan lokal .

Contoh kendala meliputi :


 Karakteristik fisik dari fasilitas ( yaitu ketinggian langit-langit, daya dukung beban
lantai , ruang geometri , ruang yang ada atau dinding , penempatan untuk
perangkat di luar ruangan )
 Undang-undang atau kode yang memerlukan kepatuhan
 Standar yang harus dipenuhi (TIA 942 ) seperti aturan kerja ( jam akses , aturan
lainnya )
 Karakteristik fisik jalur pengiriman komponen (seperti kapasitas berat dari lift
yang akan digunakan untuk mengangkut peralatan untuk ruangan)
Setelah mereka divalidasi , preferensi pengguna dan kendala ditelaah untuk
kompatibilitas dengan konsep sistem yang dipilih . Di mana mereka ditemukan
kompatibel mereka diteruskan untuk menjadi bagian dari persyaratan desain . Dimana
preferensi divalidasi atau kendala tidak sesuai dengan konsep desain , maka rekonsiliasi
yang dicoba dengan membuat penyesuaian baik preferensi atau kendala , atau dengan
menambahkan persyaratan perubahan kecil untuk konsep sistem ( yaitu konsep
adaptasi ) . Proses ini mungkin memerlukan beberapa iterasi karena mungkin ada trade-
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  12 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

off dan interaksi antara preferensi yang berbeda dan kendala , seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4 . Tujuannya di sini adalah untuk membuat adaptasi konsep untuk
menghindari kebutuhan untuk kembali ke peninjauan kembali konsep sistem kecuali
benar-benar dibutuhkan. Itu adalah pengalaman kami bahwa hampir semua preferensi
dan kendala dapat diusahakan untuk bekerja dengan konsep sistem yang dipilih .

Detail kegiatan dalam menyesuaikan keinginan user dengan kendala.

Dalam kebanyakan kasus beberapa iterasi yang diperlukan untuk sampai pada set akhir
preferensi pengguna dan kendala. Kegiatan ini selesai ketika preferensi dan kendala
sudah bertemu dengan konsep sistem dan diringkas sebagai adaptasi konsep,
preferensi divalidasi, dan kendala divalidasi. Kegiatan Proses ini dapat dipercepat jika
preferensi pengguna dan kendala dikumpulkan secara paralel dengan kegiatan-kegiatan
sebelumnya. Perhatikan bahwa banyak kendala tidak dapat ditentukan sampai situs
tersebut dipilih. Ini mungkin memerlukan kegiatan sebelumnya, "Mengembangkan
konsep sistem", berlangsung sebelum kendala dapat dikumpulkan.

11.3.4. Menentukan persyaratan implementasi


Persyaratan implementasi berfungsi sebagai seperangkat aturan yang harus
diikuti saat membuat desain sistem rinci, atas output dari 3 kegiatan sebelumnya.
Persyaratan implementasi terdiri dari unsur-unsur berikut:

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  13 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

1. Standard requirements yang tidak bervariasi dari proyek ke proyek. Persyaratan


standar umumnya muncul dalam bentuk spesifikasi standar yang terdiri dari
sebagian besar dari spesifikasi data center. Contoh persyaratan standar setiap
standar khusus dari peraturan yang harus dipatuhi, kompatibilitas subsistem,
keselamatan, atau praktik-praktik terbaik yang perlu dibuat eksplisit untuk insinyur
atau installer.
2. Proyek requirements menentukan rincian pengguna tertentu mengenai
pelaksanaan proyek. Ini termasuk tenggat waktu, human resours atau sumber daya
peralatan, vendor yang harus digunakan, atau pengadaan khusus atau proses
administrasi lainnya yang harus dipenuhi proyek.
Memisahkan kebutuhan implementasi ke orang-orang yang umum untuk semua sistem
(persyaratan standar) dan mereka adalah khusus untuk proyek ini (persyaratan proyek)
yang menyederhanakan kegiatan, menciptakan dan memelihara rinci desain sistem,
karena sebagian besar review dan keputusan dapat difokuskan pada subset dari
persyaratan-proyek tertentu. Persyaratan Implementasi , bila dikombinasikan dengan
output didirikan pada tiga kegiatan sebelumnya , bersama-sama menjadi persyaratan
desain lengkap dan berfungsi sebagai " buku aturan " untuk desain rinci rekayasa dalam
tahap desain berikutnya. Dalam tahap desain nanti , persyaratan desain yang ditetapkan
oleh proses perencanaan yang digariskan dalam sistem panduan kertas dan rekayasa
proyek . Hal ini dalam desain langkah berikutnya ini bahwa spesifikasi teknik yang
dikembangkan , termasuk :
1. Rinci daftar komponen
2. Denah rak, termasuk listrik dan peralatan pendingin
3. Petunjuk instalasi rinci
4. Jadwal proyek rinci
5. Karakteristik desain (efficiency, density, and expandability)

Penggunaan desain referensi sebagai sarana untuk membangun konsep desain, seperti
yang direkomendasikan dalam makalah ini, sangat menyederhanakan desain sistem
rinci dibuat dalam tahap desain, jika desain referensi telah disediakan dengan cukup
rinci. Referensi desain yang efektif sudah termasuk banyak konten dalam daftar di atas
sehingga tidak perlu diciptakan. Referensi desain biasanya mencakup diagram one-line
untuk ruang listrik, mekanik, dan IT, memberikan layout lantai, Bill of Material (BOM),
dan memberikan karakteristik kinerja yang diharapkan tingkat sistem, yang semuanya

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  14 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

sering dapat langsung dimasukkan ke dalam desain rinci dengan adaptasi kecil dan
analisis tambahan minimal.

11.4. Kesimpulan

Meskipun sangat penting untuk keberhasilan proyek, perencanaan sistem secara


historis dianggap tidak terstruktur dan sulit, dilakukan sebagai seni daripada ilmu
pengetahuan, dengan kesempatan untuk salah langkah, salah asumsi, dan kesalahan
komunikasi yang dapat memiliki konsekuensi serius pada tahap selanjutnya dari proyek.
Fase ini sering memakan waktu lebih lama dari yang diantisipasi atau diperlukan.
Banyak kesulitan dapat dihilangkan dengan melihat sistem perencanaan sebagai proses
standar, yang terdiri dari urutan kegiatan yang mengembangkan dan menyempurnakan
konsep sistem, untuk memastikan bahwa sistem akhir memenuhi kebutuhan bisnis.
Modul ini menguraikan proses perencanaan data center terdiri dari empat kegiatan,
masing-masing mengubah konsep sistem karena berlangsung dari ide menjadi
kebutuhan design. Prinsip dari proses ini adalah untuk memastikan bahwa orang yang
tepat yang membuat keputusan yang tepat dalam urutan yang benar untuk
memaksimalkan efisiensi. Urutan dimulai dengan :

A Business Need, from which is established


Project parameters, from which is developed a
System Concept, supplemented with validated
User preferences and constraints, which are added to
Implementation requirements

Secara bersamaan output dari langkah-langkah ini menjadi paket kebutuhan


desain, yang berada di tingkat yang tepat detail untuk memungkinkan pemahaman
bersama stakeholder dan pembelian, sambil memberikan bimbingan yang diperlukan
dan memadai untuk menjamin tahap berikutnya dan membangun proyek sesuai dengan
yang telah disepakati bersama.
Standadrisasi proses perencanaan, bila dikombinasikan dengan bahasa umum
untuk menggambarkan persyaratan, dapat membawa sebagian besar perencanaan data
center ke dalam bidang diprediksi, ilmu berulang. Setelah proses terorganisir
memungkinkan manajer proyek untuk menghindari kelalaian dan keputusan salah
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  15 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

informasi selama fase perencanaan awal proyek pusat data dan memastikan para
pemangku kepentingan menggunakan waktu mereka secara efektif.
 

 
 

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  16 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Daftar Pustaka
[1] Neil Rasmussen, Data Center Projects : System Planning, APC, Schneider
Electric’s Data Center Science Center, 2012
[2] http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2013/02/Data-center.pdf, akses
terakhir 20 November, 2013
[3] http://www.cfroundtable.org/meetings/31803/TIA_INFRASTRUCTURE_STANDA
RDS_FOR_DATA_CENTERS_by_Jew.pdf, akses terakhir 20 November, 2013

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  17 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

 
MODUL PERKULIAHAN
 

Perancangan
 

 
Data Center
 

Infrastruktur Pengkabelan
 
Data Center
 
 

             

  Fakultas  Program Studi  Tatap Muka  Kode MK  Disusun Oleh   

12
  Ilmu Komputer  Teknik Informatika  15045  Tim Dosen
 

  Abstract  Kompetensi 
   
Sistem perencanaan adalah faktor Mahasiswa mampu memahami
penting dalam proyek pembangunan langkah-langkah praktis yang dapat
infrastruktur Datacenter. Sebagian diikuti untuk mengurangi biaya
besar masalah dapat dihindari dengan menyederhanakan dan
dengan melihat sistem perencanaan memperpendek proses
sebagai model aliran data, dengan perencanaan namun dapat
urutan yang tetatur dalam tahap- meningkatkan kualitas.
tahap yang harus dijalankan dari
konsep awal sampai hasil akhir yang
akan dicapai.

 
 

Pendahuluan
Data Center dapat pula di pandang sebagai suatu data warehouse, yang merupakan
system pengelolaan data mual idari pengumpulan data, pengelolaan, penyimpanan
hingga penemuan kembali data, serta mampu memberikan dukungan dalam
pengambilan keputusan. Berdasarkan jenis layanannya, secara umum data center di
kelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Pusat data internet yaitu hanya mendukung aplikasi terkait dengan internet,
biasanya di bangun dan di operasikan oleh penyedia jasa atau perusahaan yang
memiliki model bisnis berdasarkan pada niaga internet (internet commerce).
2. Pusat data usaha, untuk mendukung semua fungsi yang memungkinkan
berbagai model bisnis berjalan pada layanan internet, intranet atau keduanya.
Ini akan sulit bagi setiap profesional TI untuk menunjuk ke elemen tunggal sebagai
bagian yang paling penting dari sebuah Data Center dan tidak mungkin untuk
melakukannya tanpa argumen dalam kelompok ahli data center. Seperti lingkungan
jaringan yang kompleks, data center adalah sistem yang saling terkait dan elemen yang
independen, masing-masing bergantung pada terfokus pada kinerja bagian dari sebuah
ekosistem.
Dalam ekosistem seperti itu, pendekatan terbaik untuk memahami keseluruhan adalah
memiliki pengetahuan inti dari bagian-bagiannya. E-book Ini, ditulis oleh ahli Data
Center Carrie Higbie berfokus pada salah satu bagian penting, yaitu infrastruktur kabel.
Dari dasar-dasar infrastruktur fisik dan praktik terbaik untuk pertimbangan utama dalam
memilih jenis kabel dengan pertimbangan lingkungan.

12.1. Solusi Pengkabelan Data Center 10Gb/s

Istilah Data center memunculkan arti yang berbeda untuk orang yang berbeda.
Beberapa berpendapat bahwa Data Center adalah ruangan di mana server disimpan.
Lainnya memvisualisasikan cukup gambar yang berbeda. Memang benar bahwa pada
satu waktu, Data Center sedikit lebih dari ruang server yang aman. Namun dengan
kemajuan teknologi dan data bisnis sentris hari ini istilah bisa lebih baik dinyatakan
sebagai "misi kritis Data Center". Model bisnis telah melalui siklus yang lengkap dari
Data Center sentralisasi menjadi desentralisasi dan sekarang kembali ke sentralisasi.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Bisnis menyadari bahwa data adalah aset terkuat mereka dan dengan demikian
membuat langkah untuk menjamin ketersediaan, keamanan dan redundansi.
Konsep data center juga telah berkembang menjadi model bisnis sendiri.
Perusahaan yang menyediakan penyimpanan berlebihan dan offsite bagi perusahaan
lain sedang membangun keadaan fasilitas seni pada skala global. Pada pusat dari
fasilitas ini adalah infrastruktur TI. Materi ini akan membahas infrastruktur dan
komponen dari Data Center. Apakah sebuah perusahaan menerapkan semua atau
bagian dari komponen ini, salah satu elemen inti akan selalu tetap, yaitu infrastruktur
sistem kabel. Panduan perencanaan ini dirancang untuk menyediakan Anda dengan
peta jalan dasar untuk Data Center Anda.

12.2. Trend Data Center

Menurut studi riset pasar Data Center di Amerika Utara terbaru Infonetics Research,
dikombinasikan layanan data center yang diproyeksikan dan produk yang diharapkan
tumbuh 47 % dari $ 10.600.000.000 untuk $ 15.600.000.000 antara 2003 dan 2007.
Data Center dapat mewakili 50 % dari anggaran TI bagi suatu organisasi . Pusat-pusat
data rumah data untuk ERP ( Enterprise Resource Planning ) aplikasi, aplikasi e-
commerce, SCM ( Supply Chain Management ), CAD / CAM, media yang kaya,
konvergensi video / suara / data, B2B ( Business to Business ) aplikasi beserta back-
office aplikasi yang dijalankan perusahaan. Mekanisme komunikasi untuk yang sangat
aplikasi, namun unsur penting data uptime tidak berubah. Menurut IT Week, sebuah
survei dari 80 perusahaan besar AS yang dilakukan oleh perusahaan analis Infonetics
tahun lalu menunjukkan bahwa mereka memiliki rata-rata 501 jam downtime jaringan
per tahun, dan ini biaya mereka hampir empat persen dari pendapatan mereka, sebesar
jutaan dolar. Dalam penelitian terpisah, analis Gartner memperkirakan bisnis yang khas
mengalami rata-rata 87 jam downtime per tahun, dapat menghasilkan total kerugian
melebihi $ 3,6 juta.
Hal ini tidak terlalu sulit untuk melihat downtime yang secara langsung
diterjemahkan ke dalam dolar, dan banyak dari mereka. Perusahaan yang menyediakan
komponen data center dan peralatan yang sensitif terhadap ini dan telah membuat
langkah besar dalam menyediakan perusahaan dengan layak, solusi yang sangat bagus
untuk kebutuhan dan pertumbuhan data mereka.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

12.3. Komponen Sebuah Data Center

Data Center terdiri dari kecepatan tinggi, permintaan tinggi sistem komunikasi
jaringan yang mampu menyerahkan lalu lintas untuk SAN ( Storage Area Networks),
NAS ( Network Attached Storage), Lahan / file / aplikasi / web server, dan komponen
lainnya yang berada dalam lingkungan yang terkendali . Kontrol lingkungan berkaitan
dengan kelembaban, banjir, listrik, temperatur, kontrol api, dan tentu saja, akses fisik .
Komunikasi dalam dan keluar dari Data Center disediakan oleh WAN, CAN/MAN dan
LAN link dalam berbagai konfigurasi tergantung pada kebutuhan dari pusat tertentu .
Sebuah Data Center yang dirancang dengan baik akan memberikan ketersediaan,
aksesibilitas, skalabilitas, dan keandalan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari per
tahun dikurangi downtime dijadwalkan untuk pemeliharaan. Perusahaan-perusahaan
telepon bekerja untuk 99,999 % uptime dan data center tidak berbeda. Ada dua tipe
dasar Data Center :

1. Data Center korporasi dan institusi ( CDC ) dan


2. Internet Data Center ( IDC ) .

CDC dipelihara dan dioperasikan dari dalam perusahaan itu, sementara IDC
dioperasikan oleh Internet Service Provider (ISP). ISP menyediakan situs web pihak
ketiga, fasilitas kolokasi dan layanan data lainnya bagi perusahaan seperti email
outsourcing. Data Center penting yang dipantau oleh NOC (Network Operations Center)
yang mungkin di-rumah atau outsourcing kepada pihak ketiga. NOC adalah tempat
pertama pemadaman direalisasikan dan titik awal untuk tindakan korektif. NOC
umumnya dikelola selama jam data center operasi. Dalam 24 x 7 Data Center.
Perangkat peralatan pemantauan akan menyarankan masalah NOC seperti overheating,
peralatan mati , dan kegagalan komponen melalui serangkaian pemicu yang dapat
dikonfigurasi pada peralatan atau melalui software monitoring pihak ketiga yang dapat
menjalankan atas semua peralatan.

CDC dipelihara dan dioperasikan dari dalam perusahaan itu, sementara IDC
dioperasikan oleh Internet Service Provider ( ISP ) . ISP menyediakan situs web pihak
ketiga, fasilitas kolokasi dan layanan data lainnya bagi perusahaan seperti email
outsourcing. Data Center penting yang dipantau oleh NOC ( Network Operations Center

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

) yang mungkin outsourcing kepada pihak ketiga. NOC adalah tempat pertama
pemadaman direalisasikan dan titik awal untuk tindakan korektif. NOC umumnya
dikelola selama jam data center operasi dalam 24 x 7 Data Center. Perangkat peralatan
pemantauan akan menyarankan masalah NOC seperti overheating, peralatan mati , dan
kegagalan komponen melalui serangkaian pemicu yang dapat dikonfigurasi pada
peralatan atau melalui software monitoring pihak ketiga yang dapat menjalankan atas
semua peralatan.

12.4. Pedoman Perencanaan dan Desain Data Center

Sebagian besar perusahaan arsitektur baik memiliki RCDD (Registered


Communications Distribution Designer) pada staf, atau bertindak sebagai konsultan
untuk membantu dengan peralatan khusus yang tidak ditangani oleh Mechanical
Engineers. Peralatan terletak di dalam pusat adalah kompleks masing-masing dengan
persyaratan khusus untuk pemanasan, pendinginan, anggaran listrik dan pertimbangan
spasial. Sebuah Data Center yang khas berisi komponen-komponen berikut:

• Komputasi dan infrastruktur jaringan (kabel, serat, dan elektronik)


• NOC atau NOC komunikasi dan monitoring
• Distribusi Power, pembangkit dan sistem pendingin
• Uninterruptible Power Supplies, generator
• Pengendalian lingkungan dan sistem HVAC
• Api Deteksi dan sistem Suppression (biasanya halon atau penekanan non-air
lainnya)
• Pencegahan keamanan fisik dan kontrol akses, tunjangan, dan penebangan
• Circuit breaker perlindungan (proteksi petir dalam beberapa kasus)
• Pencahayaan yang tepat
• Minimal 8 ft 5 in ketinggian langit-langit
• Grounding
• Rak dan lemari untuk peralatan
• Pathway: Dibesarkan akses lantai dan / atau kabel tray biaya overhead
• Pembawa sirkuit dan peralatan
• Peralatan Telekomunikasi
• Pastikan bersih disekitar peralatan, panel terminasi dan rak
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

12.5. Peningkatan/Perbaikan Peralatan

Data Center harus hati-hati direncanakan sebelumnya dalam membangun untuk


memastikan kepatuhan terhadap upaya untuk menghemat ruang dan biaya yang lebih
rendah dalam Data Center, ( Keyboard, Video dan Mouse ) switch memungkinkan
keyboard, monitor dan mouse untuk mengendalikan beberapa server di rak atau server
blade baru yang memasuki pasar. Versi yang lebih baru dari switch ini memungkinkan
kontrol ini terjadi jarak jauh serta secara lokal melalui switch . Perangkat SAN ( Storage
Area Networks ) dan NAS ( Network Attached Storage ) telah membuat pembagian disk
drive antara server atau melalui jaringan alternatif yang lebih cepat dan lebih mudah
untuk teknologi server old mirroring.
Perangkat ini dapat dipasang melalui Fibre Channel, SCSI, atau jaringan kabel.
Produk berbasis IP menjadi umum yang memungkinkan untuk komunikasi antara
perangkat penyimpanan dan komponen jaringan yang akan baik berbasis IP atau
terowongan melalui IP. Hal ini membuat solusi ini jauh lebih terukur dan dapat
diandalkan dibandingkan pendahulu mereka . Untuk informasi lebih lanjut tentang
Storage Area Networks , Anda dapat mengunjungi www.siemon.com dan melihat
whitepaper pada teknologi ini .
Kelebihan lainnya di dunia data center adalah bahwa elektronik menjadi lebih
kecil dan lebih kompak sehingga menghemat ruang di lantai data center . Hal ini dapat
dilihat dalam switching telekomunikasi peralatan, server, solusi UPS dan berbagai
komponen lainnya dalam Data Center. Kerangka Switch tunggal dilengkapi dengan
pisau untuk berbagai tugas menggantikan versi yang lebih lama di mana seluruh saklar
satuan diperlukan untuk setiap fungsi. Server dan alat rack mount server juga lebih kecil
daripada rekan-rekan lama mereka.

12.6. Pertimbangan System Pengkabelan Data Center

Kelompok TIA TR - 42.1.1 ditugasi pengembangan " Telecommunications


Standard Infrastruktur Internet Data Center". " Ruang lingkup kelompok kerja termasuk
topologi dan kinerja untuk tembaga dan kabel serat, dan aspek lain dari infrastruktur TI
yang akan memungkinkan fasilitas ini untuk secara cepat menyebarkan teknologi baru.
Meskipun standar diterbitkan sebelum persyaratan untuk 10GBASE - T, praktek desain
yang solid untuk teknologi baru. TIA / EIA baru-baru ini telah mengadopsi TIA/EIA- 942 '

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

The Telecommunications Standard Infrastruktur Data Center'. Persyaratan akan


mempertimbangkan kebutuhan untuk fleksibilitas, skalabilitas, keandalan dan ruang
manajemen. " (Sumber www.tiaonline.org ) . Kode Listrik Nasional ( NEC ) dalam Pasal
645 " Informasi Peralatan Teknologi " dan National Fire Protection Association ( NFPA )
di NFPA - 75 " Standard untuk Perlindungan Teknologi Informasi " telah membahas
faktor-faktor penting. Sementara standar ini akan memberikan panduan, ada unsur-
unsur desain tertentu yang akan bervariasi dengan masing-masing Data Center dan
peralatan yang ditempatkan. Pertimbangan umum yang akan berlaku untuk semua Data
Center meliputi:

 Standard berbasis sistem terbuka


 Kinerja tinggi dan bandwidth tinggi dengan faktor pertumbuhan yang tergabung
 Mendukung untuk perangkat penyimpanan (yaitu Fiber channel, SCSI atau NAS)
 Mendukung untuk konvergensi dengan faktor pertumbuhan yang tergabung
 Kualitas tinggi, keandalan dan skalabilitas
 Redundansi
 Kapasitas tinggi dan padat
 Fleksibilitas dan upgrade dengan akses yang mudah untuk bergerak,
menambahkan dan perubahan
 BAS, suara, video, CCTV dan system tegangan rendah lainnya
 Penggabungan keamanan Data Center dan monitoring system

Kabel bisa saja tembaga (UTP, F / UTP, S / FTP) atau fiber (SM / MM) yang akan
tergantung pada interface peralatan yang itu adalah untuk menghubungkan. Dalam
banyak kasus kombinasi dari beberapa jenis media yang akan digunakan. Ini adalah
kepentingan terbaik pengguna akhir untuk menjalankan kabel mengakomodasi
pertumbuhan selama pelaksanaan pemasangan kabel pertama. Harga dapat
dinegosiasikan pada sebuah proyek untuk menghematan uang. Juga bergerak,
menambah dan perubahan mahal dan meningkatkan risiko menurunkan komponen
penting yang sedang digunakan. Praktek tipical memungkinkan untuk serat gelap (helai
terpakai) yang akan dijalankan bersama dengan serat aktif. Peralatan mungkin aktif atau
pasif.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

12.7. Jalur Pengkabelan

Data Center mengandung jaringan yang sangat tinggi untuk konsolidasi dan
peralatan. Konsolidasi tinggi ini membutuhkan kepadatan tinggi kabel sistem. Jalur kabel
dalam Data Center umumnya terdiri dari kombinasi akses raised flooring system dan
kabel tray overhead. Raised flooring system memberikan manfaat kenikmatan estetis
bersama dengan manajemen panas dan akses mudah ke kabel tersembunyi . Kabel
Raised flooring system harus dijalankan dalam jalurnya ( saluran kabel ) untuk
melindungi mereka dari kabel listrik, perangkat keamanan dan sistem pencegah
kebakaran yang dapat dijalankan di lingkungan yang sama . Kabel daya dapat
dijalankan baik dalam media atau di jalur kekuasaan dan harus merespon jarak
minimum yang diuraikan dalam spesifikasi standar industri.

Persiapan dapat membantu memastikan bahwa tekanan udara dipertahankan


sepanjang sisa Data Center, memfasilitasi bergerak masa depan, menambah dan
perubahan, dan memastikan bahwa kabel benar didukung menghilangkan kemungkinan
kerusakan atau degradasi kinerja . Jalur Serat kabel dan manajemen di Data Center
harus disediakan oleh sistem saluran khusus. Metode Ini menyediakan yang aman dan
pelindung untuk routing dan menyimpan patchcords serat optik, pelabelan dan
menaikan kabel antara frame distribusi serat, panel, lemari sambatan dan peralatan
terminasi. Serat membawa stres yang berbeda dan persyaratan radius tikungan dari
tembaga karena fakta bahwa ia membawa cahaya bukan sinyal listrik . Perencanaan
diperlukan untuk memastikan bahwa tunjangan ruang yang tepat disediakan.

Gambar desain Raised flooring system (sumber www.raisedfloorinfo.com)

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

12.8. Sekat dan Rak

Tempat Peralatan dan ruang rak harus menjadi pertimbangan yang sangat awal
dalam proses desain keseluruhan. Identifikasi peralatan dan jumlah unit rak yang
digunakan akan menentukan jumlah rak yang diperlukan untuk instalasi. Pemasangan
rak peralatan dinyatakan dalam xRU, dengan x mewakili jumlah unit rak (1-3/4 masuk
ruang rak). Beberapa peralatan juga membawa penyangga atau kebutuhan udara untuk
memisahkan dari peralatan lainnya. Rak dibakukan pada 19 masuk lebar peralatan
pemasangan. Versi yang lebih besar dan lemari besar yang tersedia.

Semua rak harus dilabeli dengan benar seperti seharusnya semua peralatan
yang terkandung di dalamnya. Semua rak / lemari harus dilabeli dengan benar seperti
seharusnya semua peralatan yang terkandung di dalamnya, berhati-hati untuk tidak
memberikan label ruang dengan informasi yang bisa menimbulkan risiko keamanan.
Dalam sebagian besar industri terkait kepatuhan, sekarang persyaratan bahwa jaringan
sepenuhnya didokumentasikan dan dokumentasi dipertahankan. TIA-942 menyarankan
penggunaan jika sistem grid sehingga setiap kabinet dapat diidentifikasi dengan
posisinya di dalam ruangan. Tempat Peralatan dan rak harus berisi kabel yang
dibutuhkan dan harus menggunakan manajemen cabling. Tempat Peralatan dan rak
harus ditempatkan di lokasi-lokasi yang memungkinkan 4 feet dari pusat rak ke dinding
di belakang dengan jarak bebas minimal 3 feet di depan. Jika peralatan terkandung
dalam rak, clearance 6 feet harus diperbolehkan.

Kode ANSI TIA / EIA dan NEC semua harus berkonsultasi untuk penempatan
yang tepat dari semua komponen dalam Data Center. Dalam lingkungan lantai
mengangkat kandang peralatan dan penempatan rak juga harus mempertimbangkan
tata letak lantai ubin untuk mencegah situasi " a land-locked". Sekat Kabinet akan
bervariasi posisi dan jarak karena ukuran lemari dan persyaratan aliran udara, tetapi
biasanya 4 ft di depan kabinet disarankan (dua ubin penuh) dengan satu ubin penuh
ditambah ruang ubin yang tersisa di bagian belakang kabinet terdiri clearance di bagian
belakang.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Referensi : www.siemon.com

12.9. Best Practices untuk Desain Infrastruktur Data Center

12.9.1. Cabling Distances and Space Planning


Ketika merancang dan meletakkan sebuah Data Center, memahami praktik
terbaik serta pro dan kontra untuk setiap jenis Data Center sangat penting. The TIA 942
adalah pedoman Data Center yang sangat spesifik bahwa pemasangan kabel horizontal
dan vertikal harus dijalankan untuk menampung sesuai pertumbuhan Data Center,
sehingga daerah ini tidak perlu ditinjau kembali. Hal ini juga spesifik tentang peralatan
tidak menjadi terhubung secara langsung kecuali secara khusus diperlukan oleh
produsen. Hal ini sejalan dengan dokumen standar lain seperti ANSI / TIA / EIA 568 - B
yang didesain untuk arsitektur sistem terbuka.
Semua saluran tembaga didasarkan pada kasus terburuk, 100 meter, model 4
konektor. ISO / IEC 24764 (draft), TIA-942, ISO / IEC 11801 Ed2.0 dan rekomendasi
dari produsen elektronik menunjukkan bahwa bagian horizontal tetap saluran menjadi
minimal 15m (50 kaki). Sementara beberapa panjang pendek mungkin didukung dalam
bagian lain dari saluran, ada persyaratan dalam distribusi zona dan konsolidasi poin
untuk jarak minimum ini. Ketika pindah ke 10GB / s elektronik, minimum 15m
kemungkinan akan ada untuk semua kabel horisontal karena rekomendasi dari
produsen elektronik dan bahwa semua model dalam IEEE didasarkan pada jarak

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

minimum 15m. Panjang 15m juga ditentukan oleh masalah kekuatan sinyal sebagai
sinyal paling kuat pada 15 m pertama. Hal ini dapat menciptakan masalah dengan dua
konektor terdekat. Dengan menyediakan setidaknya 15m ke titik koneksi pertama dalam
saluran, maka terdapat redaman untuk mengurangi kekuatan sinyal pada penerima atau
antara komponen. Untuk mencapai jarak 15m, ada dua pilihan: baik memberikan ruang
dalam jalur untuk mengambil jarak atau membuat loop layanan di bawah lantai. Loop
Layanan seharusnya tidak menjadi lingkaran, melainkan sosok longgar dikonfigurasi 8
untuk sistem UTP. Namun, konfigurasi ini bukan persyaratan untuk F / FUTP atau
sistem S / FTP karena resistensi melekat terhadap gangguan. Ingatlah bahwa kabel
tambahan akan mengkonsumsi ruang jalur lagi. Jarak tembaga untuk kategori 6A
twisted pair terbatas pada 100m untuk semua channel.

10GBASE-T berjalan pada kategori 6/class E kabel akan dibatasi hingga kurang
dari 37m tergantung pada ruang lingkup praktek mitigasi potensi untuk mengendalikan
crosstalk asing. Perlu dicatat bahwa tujuan TSB 155 adalah untuk memberikan
parameter untuk kualifikasi kategori 6/Class E aplikasi yang ada untuk penggunaan
10GBaseT, TSB 155 tidak boleh digunakan untuk merancang instalasi baru. Panjang
serat saluran bervariasi berdasarkan kelas dan jenis serat dan jenis antarmuka.
Memahami keterbatasan ini akan membantu dalam desain dan tata letak ruang data
center. Jika Anda menggunakan 10GBASE-CX4 atau Infiniband, Anda jarak terbatas
maksimal 15m. Bagan berikut menyajikan jarak untuk semua aplikasi 10GB / s dan
sistem kabel yang terkait.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  11 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Ketika merancang sebuah infrastruktur kabel, hal yang perlu dipertimbangkan


karakteristik saluran yang dipilih. Namun, setelah semua elemen dianggap, desain
dengan biaya awal yang lebih tinggi mungkin memiliki biaya keseluruhan kepemilikan
yang lebih rendah untuk perusahaan yang memiliki banyak aktivitas MAC. Perhatian
yang paling penting adalah bahwa desainer yang akrab dengan semua aspek dari
konfigurasi yang berbeda tersedia untuk membuat pilihan terbaik mungkin. Sebuah
daftar biaya, fleksibilitas dan kinerja yang tercantum di bawah ini.

12.9.2. Pilihan Perencanaan Tempat


The MDA (Main Distribution Area) dianggap sebagai inti dari Data Center. Konektivitas
akan dibutuhkan untuk mendukung HDA (Horizontal di Area Distribution). Setelah TIA-
942 rekomendasi, dan memanfaatkan EDA (Area Peralatan Distribution) dan ZDA (Zona
Area Distribusi), kami ingin menyajikan empat pilihan desain untuk dipertimbangkan.

Opsi Pertama
Opsi salah satunya adalah untuk menjalankan semua serat dan tembaga dari daerah
distribusi horizontal inti dan distribusi peralatan untuk area patching pusat dilengkapi
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  12 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

dengan patch panel. Ini menyediakan satu daerah pusat untuk menambal semua
saluran. Ada beberapa manfaat untuk desain ini. Pertama, semua lemari dapat tetap
terkunci. Sebagai patching dilakukan di daerah pusat - tidak perlu untuk memasukkan
lemari setiap saat kecuali ada perubahan hardware yang sebenarnya. Untuk industri
yang diatur oleh masalah kepatuhan dan keamanan terkait, ini dapat memberikan
manfaat yang lebih besar dengan mengurangi akses fisik ke koneksi. Cerdas patching
dapat ditambahkan ke kolom patching untuk meningkatkan keamanan dengan secara
otomatis pemantauan dan pelacakan bergerak, menambahkan, dan perubahan dalam
lingkungan tersebut.

Keuntungan lain adalah bahwa semua port yang dibeli untuk gigi aktif dapat
dimanfaatkan. Dengan kemampuan untuk menggunakan VLAN, jaringan dapat dibagi
sesuai kebutuhan. Dalam skenario lain, seluruh saklar pisau cenderung didedikasikan
untuk kabinet server. Namun, jika ada NIC server yang insuffcient untuk memanfaatkan
semua port, maka port menganggur menjadi mahal dan tidak efisien. Misalnya, jika
pisau 48 pelabuhan didedikasikan untuk lemari di lokasi XY12 tapi ada hanya 6 server
dengan dua koneksi masing-masing, 36 port dibayar untuk tetapi tetap siaga. Dengan
memanfaatkan lapangan patch pusat, 36 port tambahan dapat digunakan sesuai
kebutuhan di tempat lain dalam jaringan, sehingga menurunkan peralatan dan biaya
pemeliharaan yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan saluran kabel.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  13 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Opsi Dua
Opsi dua adalah untuk menempatkan patch panel dalam lemari server yang
berhubungan langsung dengan bagian masing-masing di lemari switch. Dalam skenario
in, switch blades/port akan idedikasikan untuk lemari server. Ini mungkin lebih mudah
dari perspektif jaringan, tetapi tidak dapat memberikan penggunaan terbaik dari semua
port dalam elektronik aktif.

Opsi Tiga
Opsi tiga terdiri dari penyedia poin konsolidasi untuk koneksi. Ini dapat berupa blok
penghubung atau patch panel. Hal ini memungkinkan untuk pendekatan pengkategorian
kabel, tetapi dapat menyebabkan bergerak lebih tinggi, menambah dan mengubah
biaya. Hal ini juga sulit untuk merancang dalam parameter dari 4 konektor saluran ketika
menggunakan distribusi zona.
Kerugian lainnya dengan model titik konsolidasi adalah bahwa perubahan memakan
waktu lebih dari swapping kabel patch jika pemasangan menghitung perubahan.
Tergantung pada lokasi titik konsolidasi, mungkin ada resiko tambahan dari kehilangan
tekanan statis di bawah lantai ketika menghapus ubin lantai dengan lebih dari 4 konektor
dalam satu saluran, atau merugikan saluran yang ada selama perubahan.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  14 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Opsi Empat
Sebuah pilihan terakhir adalah untuk memiliki semua lemari server dan lemari switch
dalam satu baris, berakhir ke bidang patch tunggal untuk baris, daripada ke lokasi pusat.
Koneksi inti dari MDA dibawa ke patch ini. Opsi ini dapat bekerja dengan baik di
lingkungan ISP atau lingkungan lainnya dimana lintas departemen/peanggan tidak
diinginkan atau ditolerir.
Opsi ini memberikan sedikit yang terbaik dari kedua dunia dalam bahwa akan ada
beberapa port cadangan, tetapi juga ubin lantai tidak perlu diangkat untuk melakukan
pekerjaan MAC. Meskipun hal ini sangat mirip dengan opsi pertama , segmentasi dapat
membuat lebih mudah bagi administratOr jaringan dan teknisi pabrik untuk
mengkoordinasikan upaya-upaya. Selain itu gaya desain memberikan fleksibilitas dalam
lingkungan yang terus berubah menyusut dan memperluas persyaratan
penyimpanan/jaringan dari waktu ke waktu.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  15 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Kesimpulan
Adapun kabel pilihan atau opsi ruangan dibuat,langkah kunci adalah berencana. Siemon
memiliki sumber daya untuk membantu dalam tata letak dan perencanaan atau hanya
sebagai pasangan kedua mata untuk setiap proyek.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  16 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Referensi :
1. Serat Optik, 13 Desember, 2013, http://pgascom.co.id/id/ict-solution/data-
center/9-berita.html
2. E-Book: Data Center Cabling Infrastructure, 2008, http://www.siemon.com.
3. All About CAT 6A Cat 6A Shielded Cable - Cat 6A UTP Cable, 13 Desember
2013, http://www.lanshack.com/cat6a.aspx
4. Category 7 and Category 7a Overview, 13 Desember 2013,
http://www.associatedtelephone.com/file_library/products/95_ATI-
%20Cat%207%20&%207a%20Overview.pdf
5. Main Distribution Area & Horizontal Distribution Area (MDA/HDA), 13 Desember
2013, http://www.beldensolutions.com/en/Solutions-Markets/Data_Centers_New/
Main_Distribution/index.phtml
6. Fiber Optic (Indoor & Outdoor Backbone), 13 Desember 2013,
http://www.jalasistema.com/index.php/product-a-services/fiber-optic
 

 
 

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  17 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

 
MODUL PERKULIAHAN
 

Perancangan
 

 
Data Center
 

Growth Model Data Center


 
 
 

             

  Fakultas  Program Studi  Tatap Muka  Kode MK  Disusun Oleh   

13
  Ilmu Komputer  Teknik Informatika  15045  Tim Dosen
 

Abstract  Kompetensi 
   
Perancangan jangka panjang Data Mahasiswa mampu memahami
Center atau ruang jaringan sulit konsep growth plan, parameter-
dilakukan. Pemborosan biaya dapat parameter dan perbedaan konsep
dihindarkan dengan menerapkan scalable dan non scalable.
strategi perencanaan yang
sederhana. Modul ini menjelaskan
cara mudah dan efektif untuk
membangun capacity plan bagi
pusat data dan ruang jaringan.

 
 

Growth Model
1.1 Pengertian Growth Model

Growth Model adalah model yang menyediakan struktur dan terminologi untuk
diskusi kebutuhan daya IT di masa depan. Growth Model menyediakan kerangka kerja
standar untuk mengekspresikan dan mengembangkan pemahaman bersama tentang
kebutuhan kekuatan dari fasilitas IT sedang direncanakan.

Gambar 1. Enam Parameter Growth Model

1.2 Enam Parameter Growth Model

 
Tabel 1. Penjelasan Parameter Growth Project

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Model pertumbuhan ini menyediakan bahasa umum dan kerangka kerja untuk
menampung baik pemahaman bebanITyang dibutuhkan dan
merencanakanperancangan infrastruktur fisik yang sistem tenaga listrik dan kapasitas
pendinginan yang cukup untuk mendukung kebutuhan.
Dari Tabel 1 diatas, dapat kita lihat bahwa Growth Model Parameter dikembangkan
menjadi 2 bagian, yaitu :
1. IT load profile adalah input dari tahapan perencanaan yang meliputi maximum,
minimum, ramp up time, dan initial load.
2. System capacity plan adalah output dari tahapan perencanaan untuk
menentukan berapa besar kebutuhan power untuk mendukung kebutuhan IT
load tersebut. Yang meliputi, step size dan margin.

1.2.1. IT Load Profile

 Maximum final load adalah Beban tertinggi yang dapat diantisipasi, mengingat
peluang bisnis atau apapun memberikan peluang kepada user.
 Minimum final load adalah Beban akhir terendah yang dapat diantisipasi,
mengingat risiko usaha dan potensial perubahan pasar.

Gambar 2. Parameter beban akhir MAXIMUM dan beban akhir MINIMUM


 

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

1. Initial load adalah beban IT yang harus didukung pada awal saat sistem ini
diinstal.

Gambar 3. Parameter Initial Load

2. Ramp-up Time adalah waktu antara instalasi awal dan beban akhir.

Gambar 4. Parameter Ramp-up time

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

1.2.2. System Capacity Planning

Step size adalah sebuah atribut dari System Capacity Planning, bukan dari IT
load Profile.Step size ditentukan dengan mempertimbangkan skalabilitas yang dipilih
sistem arsitektur (desain referensi, dijelaskan kemudian), denah (tata letak ruang), dan
penilaian ketidakpastian atau uncertainity pertumbuhan serta potensial dari manfaat
TCO.

Gambar 5. Parameter Step Size

Margin adalah "ekstra" kapasitas infrastruktur yang dibutuhkan untuk


mengantisipasi perubahan yang tak terduga, baik peningkatan permintaan daya beban
IT (misalnya, penambahan server yang tidak sah) atau penurunan kapasitas yang
disediakan oleh infrastuktur power dan pendingin. Misalnya, penurunan pendinginan
yang disebabkan oleh panas dikarenakan pipa yang tersumbat.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 6. Parameter Margin

1.3 Step Phase-In

Step Phase In adalah langkah Phase-In mengacu pada strategi pembangunan


untuk rencana kapasitas sistemselama ramp-up dari beban IT. Prinsip-prinsip di balik
langkah phase-in yang sederhana dan intuitif, yaitu :
1. Langkah phase-in memungkinkan kapasitas daya dan pendinginan yang
mendukung beban IT, untuk menghindari modal dan pengeluaran operasi
(terutama biaya energi) dan peralatan yang belum diperlukan.
2. Jika beban IT di masa depan tidak pasti atau uncertainity, setiap langkah
menyediakan titik evaluasi ulang dimana keputusan dapat dibuat untuk
menunda atau mengurangi langkah berikutnya, atau menghentikan
pembangunan sepenuhnya.

Gambar 7. Stepped Phase-In

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Alasan dibuatnya langkah Phase-In, yaitu :


 Energi telah menjadi biaya besar.
Tagihan listrik adalah insentif yang besar untuk sebisa mungkin menghindari
kapasitas yang berlebihan.
 Data Center jarang membangun ukuran maksimal yang diproyeksikan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar pusat data berakhir pada
beban jauh lebih kecil dari maksimum yangdiproyeksikan selama perencanaan.
 Kapasitas yang tidak digunakan menghasilkan biaya perawatan yang tidak perlu.
Peralatan yang dipasang harus dipertahankan dan diperbaiki bahkan jika
kapasitas tidak terpakai. Dengan menginstal hanya apa yang dibutuhkan untuk
mendukung arus beban, beban layanan dapat dihindari tidak ada biaya layanan
untuk peralatan yang tidak dimiliki.
Step Phase-In menyediakan Re-evaluasi untuk sebelum membangun keseluruhan.

Gambar 8. Re-evaluasi Phase-In

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 9. Re-evaluasi Phase-In

Cara lama untuk membangun Data Center

Gambar 10. Pemborosan kapasitas selama ramp-up ke full load

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 11. Pemborosan kapasitas selama data center hidup, jikabeban IT tidak
mencapai tingkat yang diproyeksikan

1.4. Cara baru membangun Data Center

Gambar 12. Mengurangi pemborosan selama ramp-up , dengan mencocokkan


kapasitas lebih dekat dengan beban

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 13. Mengurangi pemborosan selama data center hidup, dengan menghentikan
kapasitas pembangunan dengan mencocokkan beban yang sebenarnya lebih rendah

1.5. Scalable vs. non-scalable elements

a. Non-Scalable
 Unsur-unsur non-scalable dipasang, pada awalnya, untuk mengantisipasi
beban maksimum selama berjalannya Data Center (parameter beban akhir
MAXIMUM).
 Contoh unsur-unsur non-scalable adalah ukuran fisik ruang, kapasitas
pelayanan listrik masuk, dan AC ruangan.
b. Scalable
 Elemen Scalable dipasang, pada awalnya, untuk beban yang lebih rendah
dari maksimum (cukup untuk mendukung beban awal untuk jangka waktu
tertentu), kemudian meningkat dari waktu ke waktu sesuai dengan langkah-
langkah dari rencana phase-in.
 Contoh elemen scalable adalah rak, perlindungan daya pada rak dan
distribusi kabel, dan peralatan pendingin rak.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 14. Penempatan Scalable dan Non-Scalable

Semakin jauh minimum dari maksimum, semakin banyak ketidakpastian ada diproyeksi
beban IT masa depan. Menggunakan perbedaan antara minimum dan maksimum
sebagai ukuran ketidakpastian, keputusan dapat dibuat apakah untuk membangun
seluruh sistem dimuka atau merancang rencana langkah Phase-In:

 Tidak ada ketidakpastian. Jika beban akhir MINIMUM sama dengan beban akhir
MAKSIMAL, tidak ada ketidakpastian beban akhir maka satu-satunya alas an
untuk langkah tersebut adalah memanfaatkan efisiensi, jika ada waktu ramp-up
yang signifikan pada beban akhir, untuk menyelaraskan kapasitas dengan beban
selama waktu ramp-up. Jumlah langkah akan ditentukan oleh perhitungan dari
biaya gangguan (dari menginstal) terhadap kelebihan biaya yang terbuang
selama ramp-up.

 Sedikit Ketidakpastian. Jika beban akhir MINIMUM hanya sedikit kurang dari
beban akhir MAKSIMAL, keuntungan dari ramp-up Phase-in (baik untuk
memberikan poin evaluasi ulang atau menyelaraskan kapasitas dengan beban)
mungkin tidak cukup untuk menyeimbangkan gangguan yang disebabkan oleh
penempatan langkah. Dalam hal ini, pembangunan penuh dimuka mungkin
menjadi pilihan terbaik.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  11 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

 Ketidakpastian yang besar .Jika beban akhir MINIMUM secara signifikan kurang
dari beban akhir MAKSIMAL, sebuah pembangunan awal yang sedikit dan
langkah phase-in biasanya seimbang.

Skenario menunjukkan bagaimana IT memuat ketidakpastian dan ramp-up time


mempengaruhi Phase-in dari System Capacity Plan

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  12 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Faktor-faktor yang menentukan Step Size


Tahap Phase-In Step Size, ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
 Sistem arsitektur. Desain dasar arsitektur tanpa pertimbangan akan menentukan
sejauh manasistem ini dapat ditingkatkan - dengan kata lain, seberapa halus
desain dapat dibagi menjadi "blok bangunan." Jika ada perpustakaan referensi
desain yang tersedia untuk digunakan sebagai desain template, masing-masing
harus memiliki atribut "skalabilitas" yang menunjukkan kemungkinan Step size.
 Tata letak. Tata letak fisik biasanya akan menyarankan secara logis rincian
penempatan langkah-langkah. Langkah-langkah biasanya akan berbasis-baris,
dengan setiap langkah yang terdiri dari sejumlah baris (bersama dengan listrik
berbasis baris yang terintegras dan pendinginan, jika memungkinkan). Jika
sistem akan perlu diisolasi secara fisik selama instalasi langkah berikutnya,
mungkin ada tempat yang jelas mana dinding sementara dapat dibangun, di
mana kasus lokasi dinding itu akan menentukan pembagian ruang fisik, karena
step size.
 Ketidakpastian beban IT. Jika ukuran masa depan beban IT tidak pasti (beban
akhir MINIMUM jauh di bawah beban akhir MAKSIMUM), langkah-langkah
Phase-In dapat memberikan poin berhenti untuk penilaian ulang sebelum
komitmen dibuat untuk penyebaran lebih lanjut. Ketika ada lebih besar
ketidakpastian, lebih kecil dan lebih sering langkah memberikan lebih banyak
kesempatan untuk penyesuaian berencana didasarkan pada pengembangan
kondisi.
 Ketidakpastian data center seumur hidup. Jika umur dari data center itu sendiri
tidak pasti - misalnya, jika ada risiko diketahui bahwa data center harus tutup
atau fisik bergerak setengah jalan melalui masa pakai baterai – ukuran langkah-
langkah Phase-In yang dapat mengambil risiko itu menjadi pertimbangan , untuk
mengurangi limbah potensial dari dekomisioning pernah digunakan sebagai
kapasitas cadangan. Jika peristiwa semacam itu harus menjadi dekat, Phase-In
dapat dihentikan .
 Biaya dan gangguan. Terlepas dari efisiensi instalasi atau harga peralatan, akan
selalu ada beberapa biaya dan gangguan yang terkait dengan penempatan
langkah phase-in. Hal ini harus dipertimbangkan terhadap strategi keuntungan
dalam menambahkan langkah-langkah untuk rencana phase-in.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  13 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Peran Growth Model dalam Urutan System Planning

Gambar 15. Peranan Growth Model dalam Urutan System Planning

Menggunakan Growth Model pada TCO (Total Cost Ownership)

Growth Model adalah alat penting dalam analisis total biaya kepemilikan (TCO) untuk
membandingkan rencana kapasitas. Ketidakpastian tentang beban IT masa depan sulit
untuk dinilai, tetapi merupakan faktor penting yang harus diakui dan diukur dalam
beberapa cara untuk membuat keputusan tentang rencana biaya alternatif. Growth

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  14 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Model yang dijelaskan dalam paper menyediakan cara sederhana untuk


menggabungkan ketidakpastian dalam perhitungan TCO. Sementara model tidak dapat
mewakili kisaran benar atau nuansa ketidakpastian dalam proyeksi beban IT masa
depan, dapat memberikan ukuran sederhana dari "load diharapkan" yang membantu
dalam mengoreksi kesalahan yang sering dibuat dalam analisis TCO.
Perbandingan TCO dari dua skenario ini akan menunjukkan penghematan diwakili oleh
daerah yang diarsir, yang merupakan jumlah kelebihan kapasitas dihindari dengan Plan
B. Jika ada ketidakpastian mengenai beban akhir IT (hampir selalu terjadi),
perbandingan ini secara signifikan mengecilkan strategi keuntungan langkah phase-in.

Gambar 16. Perbandingan upfront buildout dengan langkah Phase-In, dengan asumsi
beban akhir MAKSIMAL

Gambar 17. Perbandingan upfront dengan phase-in, dengan asumsi dihitung dari
beban yang "diharapkan (expected) "

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  15 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Referensi

Rasmussen, Neil and Suzanne Niles. 2011. Data Center Projects: Growth Model.
Schneider Electric

Yulianti, Diah Eka dan Hafda Bayu Nanda. 2008. Best Practice Perancangan Fasilitas
Data Center.

http://www.datacenterknowledge.com/archives/2010/08/10/rackspace-boosts-cloud-
revenue-margins/
 

 
 

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  16 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

 
MODUL PERKULIAHAN
 

Perancangan
 

 
Data Center
 

Growth Model Data Center


 
 
 

             

  Fakultas  Program Studi  Tatap Muka  Kode MK  Disusun Oleh   

14
  Ilmu Komputer  Teknik Informatika  15045  Tim Dosen
 

Abstract  Kompetensi 
   
Perencanaan lantai memiliki peran Mahasiswa mampu memahami
penting untuk kapasitas power dan konsep struktur perencanaan lantai
kelistrikan yang efisien pada pusat untuk layout ruang dan perangkat di
data. Seringkali perencanaan lantai dalam ruang pusat data.
pusat data dibuat secara bertahap
tanpa adanya perencanaan
terpusat. Ketika perencanaan yang
tidak memenuhi syarat telah
direalisasikan maka akan sulit untuk
memperbaiki kerugian akibatnya
kinerja yang kurang baik.

 
 

Establishing Floor Plan


 

14.1. Latar Belakang

Perencanaan tata ruang termasuk batas-batas disetiap ruangan dan tata ruang
peralatan IT yang berada di dalam ruangan tersebut. Kebanyakan user tidak
mengetahui pentingnya tata ruang lantai dalam meningkatkan performa data center itu
sendiri atau mereka kebanyakan hanya memahami pentingnya setelah tata letak yang
jelek telah dibuat.berikut factor yang menentukan dalam karateristik data center :
 Jumlah lokasi rak yang mungkin dalam ruangan
 Densitas daya dicapai
 Kompleksitas daya dan pendingin sistem distribusi.
 Prediktabilitas distribusi suhu di dalam ruangan.
 Konsumsi daya listrik dari pusat data.
 

14.2. Konsep Perencanaan Tata Ruang

Perencanaan penempatan data center terbagi 2 yaitu :


1. Tata Ruang Struktural
Tata letak ruangan termasuk lokasi dinding, pintu, tiang penyangga, jendela dan
kunci koneksi ke utilitas. Jika ruangan memiliki raised floor, ketinggian raised
floor dan lokasi akses ramp atau lift juga merupakan bagian dari tata letak
struktural. Jika ruangan memiliki raised floor atau suspended ceiling, indeks poin
untuk lantai atau langit-langit adalah variabel yang kritis dalam desain, dan juga
harus dimasukkan dalam tata letak struktural. untuk tujuan tulisan ini ,
pengukuran ruang akan dijelaskan dalam satuan ubin, di mana lebar ubin sama
dengan 2 kaki ( 600 mm ) atau satu lebar rak kandang standar.
2. Tata Ruang Equipment
Tata letak peralatan menunjukkan posisi peralatan IT, power listrik dan peralatan
pendingin. Peralatan IT biasanya dapat didefinisikan sebagai lokasi rak tanpa
memperhatikan perangkat tertentu dalamnya, tetapi peralatan lain seperti tape
libararies atau server perusahaan yang besar mungkin memiliki faktor bentuk

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Gambar 14.1. Perencanaan Lantai


yang berbeda dari rak yang khas dan harus disebut secara eksplisit. Selain itu,
peralatan IT dalam sebuah layout harus ditandai dengan aliran udara yang jalan.
Dalam kasus rak IT, aliran udaranya mengalir dari depan ke belakang rak (front
to back), tetapi beberapa perangkat memiliki lain memiliki pola aliran udara
seperti dari depan ke atas(front to top). Peralatan power listrik & pendinginan
juga harus diperhitungkan dalam layout peralatan , tetapi banyak peralatan
power listrik dan pendinginan baru yang menggunakan rack mountable atau
dirancang untuk mengintegrasikan kedalam deretan rak, yang menyederhanakan
tata letak ruangan.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  3 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

14.3. Prinsip Dasar Tata Ruang Struktural

 Standarisasi ukuran ruangan


Menyangkut panjang dan lebar ruangan berdasarkan peralatan yang akan di
tempatkan.
 Menyediakan tempat untuk kolom dukungan di ruang batas tata letak

 
Gambar 14.2. Penempatan Rack

Pilihan untuk mencari batas-batas ruang pedoman berikut berlaku :


 Untuk ruangan kecil, mengatur batas-batas ruang jika mungkin sehingga tidak
ada kolom dukungan berada di daerah peralatan.
 Untuk ruangan besar, lokasi dinding dalam kaitannya dengan kolom biasanya
tidak fleksibel.
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  4 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Penyebaran bertahap
Partisi wilayah atau dinding yang membagi pusat data menjadi dua kamar atau lebih
memiliki manfaat sebagai berikut :
 Kemampuan untuk mereset tujuan dimasa depan
 Kemampuan untuk melakukan modifikasi infrastruktur radikal di satu daerah
tanpa menggangu pengoperasian daerah lain.
 Kemampuan untuk menunda instalasi infrastruktur dasar untuk masa
mendatang.

14.4. Prinsip Dasar Tata Ruang Peralatan

 Mengontrol aliran udara menggunakan lorong udara panas dan lorong udara
dingin dalam setiap rack.
Tujuan utamanya adalah mengurangi jumlah udara panas yang ditarik ke dalam
pendingin peralatan udara. Contoh gambarnya :

 
Gambar 14.3. Konsep dasar hot-aisle/cold-aisle
 

 
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
  5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

 Menyediakan cara akses yang aman dan nyaman karena pusat data yang efektif
didasarkan pada layout baris dengan lorong yang berfungsi sebagai cara akses.
intinya adalah bagaimana mengatur tata letak peralatan untuk menempatkan
kolom dalam baris tersebut.lihat gambar dibawah :
 Menyelaraskan lantai dan langit-langit ubin dengan peralatan.
Untuk mengoptimalkan data center tata letak lantai grille harus sejajar dengan
rak, karena manfaatnya untuk meyelaraskan setiap petak plafon grid dengan
grid lantai. Jika tidak, aliran udara dapat terhambat secara signifikan.
 Pengukuran jarak baris dilapangan (ruangan)
 Jarak antara lorong memiliki fleksibilitas yang jauh lebih sedikit dan merupakan
kendala pengendali dalam tata letak peralatan.pengukuran jarak baris ke baris
disebut lapangan.tata letak pitch adalah jarak dari satu lorong dingin ke lorong
dingin sebelah
 Mengurangi peralatan terisolasi dan memaksimalkan panjang baris ruangan.
 

 
Gambar 14.4. Pitch of a row layout

Desain yang ideal teoritisnya didalam pusat data tidak memiliki baris terakhir atau baris
panjang tak terbatas.tujuannya adalah memaksimalkan panjang baris sesuai dengan
tujuan sebelumnya yaitu menyediakan cara aksses yang aman dan nyaman.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  6 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

 Merencanakan tata letak lantai lengkap di muka (planning awal).


Untuk pusat data dalam konstruksi baru, ketersediaan mengenai lokasi dinding
sering kali tidak diindahkan. Padahal desain awal data center kuncinya adalah
kemampuan menemukan tata letak dinding-dinding yang sangat dapat
meningkatkan kinerja data center.

Kesalahan Umum Yang Terjadi


 Kegagalan untuk merencanakan seluruh tata letak dimuka(planning awal).
 Resiko mengabaikan kolom dukungan ketika merencanakan tata ruang
 Menambahkan partisi tanpa mempelajari efek pada tata letak peralatan.
 

14.5. Kesimpulan

Perencanaan tata ruang sangat penting dalam proses design yang di terapkan pada
data center kecil ataupun data center yang besar.ketika perencanaan tidak sesuai
diawal akan berakibat kepada kinerja data center yang dibuat seperti contohnya
pengurangan peralatan IT, pengurangan kekuatan power listrik dan meningkatnya
tagihan listrik.

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  7 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

 
 

Referensi

Rasmussen, Neil and Suzanne Niles. 2011. Data Center Projects: Establishing Floor
Plan. Schneider Electric

Yulianti, Diah Eka dan Hafda Bayu Nanda. 2008. Best Practice Perancangan Fasilitas
Data Center.

http://www.datacenterknowledge.com/archives/2010/08/10/rackspace-boosts-cloud-
revenue-margins/
 

 
 

2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning


  8 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai