Perancangan Data Center TI PDF
Perancangan Data Center TI PDF
Perancangan
Data Center
Siklus Hidup Pusat Data
01
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami siklus hidup
tentang sekilas mengenai pusat pusat data
data, siklus hidup pusat data, dan
tahapan siklus pusat data.
Siklus Hidup Pusat Data
Sekilas Mengenai Pusat Data
Penentuan awal dan akhir dari life cycle assessment (LCA) berkaitan dengan
dampak lingkungan dimana pusat data tersebut berada. Seringkali pembangunan pusat data
tidak memperhitungkan energy yang dibutuhkan untuk membangun server, komponen-
komponen konstruksi yang digunakan untuk membangun pusat data, dan sebagainya.
Ruang lingkup LCA harus diatur dengan baik sehingga dengan jelas mendefinisikan
cakupan penggunaan scenario LCA dan focus kepada pengoperasian pusat data seperti :
• Data centre equipment inventory
• Operational time frame (e.g., a data centre is running 24 hours per day, 7 days a
week)
• Yearly average energy consumption, or an estimation if no measurement is available
• Expected lifetime of the equipment, building, etc.
Hingga saat ini belum ada metode yang efektif dimana equipment lifetimes menjadi
factor yang diperhitungkan dalam analisa LCA. Standar-standar yang ada umumnya
membandingkan dampak dan atribut pada waktu yang berbeda. Meskipun seluruh manfaat
yang ada tidak dapat diukur, namun penggunaan perangkat yang lebih robust dan
upgradable akan mengurangi dampak negative terhadap pusat data secara keseluruhan.
Dalam mengidentifikasi apa saja yang perlu di-ases pada LCA, unit fungsional
merupakan factor penting dan menjadi acuan untuk mengelompokkan berdasarkan cara
operasional pusat data. Unit fungsional berkontribusi dalam hal menentukan ruang lingkup
sistem yang nantinya akan dievaluasi oleh metode LCA dan mengukur layanan-layang yang
disediakan oleh sistem pusat data.
Ketika menentukan LCA, seluruh data (input dan output sistem) seharusnya
mempertimbangkan fungsi masing unit yang telah didefinisikan dalam ruang lingkup LCA.
Peran unit fungsional adalah untuk mengukur kinerja sistem produk dan berfungsi sebagai
unit acuan. Untuk menentukan kategori unit fungsional berdasarkan tiga pertanyaan berikut:
The functional unit should be categorized based on the answer to these three questions:
1. What combination of information technologies (IT) and facilities equipment is used to
provide a given service or group of services?
2. What are the variations in system utilization across the day? Is it steady and
continuous or is it varied with periods of idleness?
3. Does the equipment require special resiliency, serviceability, or availability
characteristics that affect its operational characteristics?
Pada prakteknya LCA harus seimbang antara cost of collecting relevant data dengan
accuracy of the final life cycle assessment. Hal ini disebabkan sumber data yang terbatas
dan data harus diekstraksi dari berbagai sumber sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pusat data secara utuh. Struktur data hirarki yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1. Primary data: Collected data that is measured or calculated
2. Secondary data: Data derived from other sources such as literature or databases
3. Proxy data: Primary or secondary data related to an input, process, or activity that is
similar (but not representative) to the one in the inventory, which can be used in lieu
of representative data if unavailable
[1] Mark Aggar, Microsoft; Marc Banks, Deutsche Bank; Jay Dietrich, IBM; Bob Shatten,
Individual Member; Markus Stutz, Dell; Emmanuel Tong-Viet, IBM; Data Centre Life
Cycle Assessment Guidelines, The Green Grid, 2012.
[2] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[3] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.
Perancangan
Data Center
Kriteria Pusat Data
02
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang kriteria perancangan pusat persiapan perancangan
data, tier pada pusat data, DRP,
framework DRP, Next Generation
pusat data, dan konsolidasi pusat
data.
Kriteria Pusat Data
2.1. Kriteria Perancangan Data Center
Perancangan pusat data berangkat dari kebutuhan yang ada, untuk kemudian
didefinisikan berbagai perlengkapan IT yang diperlukan beserta pemilihan teknologi
berbarengan dengan perencanaan infrastruktur pusat data yang lain. Ada 4 tier dalam
perancangan pusat data yang setiap tier-nya menawarkan tingkat availabilitas yang berbeda
disesuaikan dengan kebutuhan suatu pusat datamenurut TIA 942 (Telecommunication
Industry Association). Berikut diberikan tabel spesifikasi setiap tier pada Tabel 2.1.
Pusat data merupakan denyut nadi bisnis suatu perusahaan, bila suatu saat terjadi
gangguan atau bencana alam yang tidak dapat diprediksi sebelumnya maka dijamin akan
terjadi kelumpuhan padabeberapa sektor bisnis atau mungkin keseluruhan sektor bisnis
yang dimiliki perusahaan. Olehkarenanya, aspek penting yang harus dimiliki oleh semua
pusat data adalah manajemen bencana yang baik dan telah teruji sehingga sewaktu-
waktu hal tersebut terjadi tidak menimbulkan dampak yang terlalu merugikan perusahaan.
Dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu:
• Business Continuity Plan (BCP)
Rencana yang fokus untuk mempertahankan kelangsungan fungsi bisnis saat
gangguan terjadi dan sesudahnya.
Sumber : http://datasource.net/wordpress/10-best-practices-for-a-successful-disaster-
recovery-plan/
Dampak bisnis & risk assessment adalah dua elemen kunci awal dalam IT DRP. Hal
ini dilakukan dengan memperkuat pondasi IT DRP dengan memperhatikan dampak bisnis
ketika melakukan asesmen terhadap faktor-faktor risiko.
Next generation pusat data menjadi isu utama pada pembangunan pusat data untuk
saat ini dan dalam beberapa tahun ke depan. Next generation pusat data akan bersifat
service-oriented, yang diwujudkan dalam beberapa layer, yaitu:
1. Fasilitas pusat data: meliputi penyediaan gedung, power, pendingin dan
pengkabelan.
2. Infrastruktur pusat data: meliputi storage yang tervirtualisasi, server
yang tervirtualisasi, dan servis jaringan dan jaringan yang tervirtualisasi.
3. Aplikasi dan OS pusat data: yang menjadi isu utama adalah integrasi aplikasi dan
operating system
4. Manajemen pusat data: meliputi tahapan proses provisioning, pengadaptasian,
troubleshooting, dan visibilitas dari semua komponen terkait.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan next generation pusat data antara
lain adalah:
1. Konsolidasi, mengandung pengertian sentralisasi dan standardisasi dari semua
perangkat yang ada sehingga menghasilkan suatu jaringan yang cerdas.
2. Virtualisasi, mengatur sumber daya agar lebih efisien dan menjadi independen dari
infrastruktur fisik.
3. Otomatisasi, melakukan provisioning yang dinamis dan manajemen informasi untuk
mencapai ketahanan bisnis.
4. Efisiensi ruang dan energi pusat data.
5. Solusi ketersediaan dan kelangsungan bisnis
Konsolidasi dapat dilakukan terhadap bagian front-end dari suatu jaringan data dan
penyimpanan back-end dari infrastruktur jaringan. Tujuan konsolidasi adalah mencapai
suatu efisiensi yang jauh lebih besar dari segi administratif dan meningkatkan utilisasi serta
ke depannya akan meningkatkan ROI dan menurunkan biaya kepemilikan cabang-cabang
pusat data yang ada. Konsolidasi meliputi server, storage, dan SAN ataupun pusat data
secara keseluruhan.
[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.
[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.
Perancangan
Data Center
Analisa dan Perancangan
Data Center– Business
Continuance Infrastructure
03
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang analisis dan perancangan persiapan perancangan
pusat data, pemilihan lokasi,
evaluasi struktur bangunan, dan
sistem listrik pusat data
Analisis dan Perancangan Data Center
Berdasarkan fungsi utama sebuah pusat data dalam penjelasan bab sebelumnya,
maka dalam analisis kali ini akan dijelaskan mengenai bagaimana merancang pusat data
yang ideal dengan cara memperjelas kriteria best practice dan standar-standar yang ada
untuk beberapa aspek.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk merancang sebuah pusat data yang ideal
dilakukan :
1. Memperkirakan kebutuhan perangkat jaringan dan telekomunikasi, kebutuhan power
dan kebutuhan cooling untuk pusat data pada kapasitas yang semaksimum mungkin.
2. Antisipasi juga pertumbuhan kebutuhan yang mungkin dengan rasio yang sesuai
(kebijakan perusahaan dipadukan dengan pertumbuhan kebutuhan yang disebutkan
pada standar).
3. Menentukan kebutuhan ruangan untuk setiap kebutuhan pada nomor 1.
4. Memperkirakan aspek-aspek yang terkait dengan kebutuhan utama diatas seperti
keamanan setiap perangkat, grounding pada sistem listrik, perlindungan elektrik, dan
kebutuhan fasilitas lain berdasarkan pada arsitek dan engineer. Menyediakan
kebutuhan untuk pusat operasional, loading dock, ruang penyimpanan, area staging,
dan area pendukung lainnya. Koordinasikan rencana DC sebelumnya.
5. Menentukan layout ruangan yang ada termasuk penempatan ruang utama dan ruang
masuk.
Berdasarkan landasan kajian yang ada maka pada sub bab berikutnya akan
diberikan pemaparan mengenai pusat data ideal untuk setiap aspek yang ada di pusat data
kemudian akan diturunkan menjadi guideline perancangan pusat data dalam bentuk tabel
kriteria.
Setelah ditentukan lokasi yang tepat untuk pusat data, maka langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah identifikasi infrastruktur untuk pusat data dari berbagai aspek,
meliputi ruang pendukung yang dimiliki pusat data, sistem listrik, struktur kabel.
Kebutuhan energi sebuah pusat data didapat dari sistem listrik yang dalam hal ini
disediakan oleh PLN. Kebutuhan akan listrik pun akan terus bertambah seiring
bertambahnya energi yang dibutuhkan oleh pusat data. Ada 4 pertimbangan umum yang
dapat diterapkan untuk mengatasi masalah kebutuhan energi yang terus bertambah pada
pusat data, yaitu:
1. Membuat sistem energi (sistem energi dapat berupa sistem listrik, sistem pembangkit
energi lainnya) yang modular sehingga dapat dengan mudah beradaptasi
dengan pertumbuhan atau perubahan kebutuhan energi.
2. Pre-engineered, terapkan solusi identifikasi energi yang standar sehingga
meminimalkan perencanaan dan perekayasaan yang akan dilakukan sendiri guna
mempercepat pembangunan dan pengimplementasian pada pusat data.
3. Memilih sistem energi dengan fitur mistake-proofing dan sedikit titik kegagalan yang
dapat meningkatkan availabilitas.
4. Menerapkan sistem manajemen energi yang menyediakan visibilitas dan
pengontrolan energi pada berbagai level.
Sistem listrik untuk sebuah pusat data merupakan sumber energi utama sampai saat
ini (baik untuk operasional utama dan back-up). Oleh karenanya perancangan sistem listrik
harus se-robust mungkin untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik pusat data dan ketika
sewaktu-waktu dapat terjadi gangguan listrik yang telah atau tidak diprediksi sebelumnya,
hal tersebut perlu diantisipasi. Pada bagian selanjutnya akan diberikan tabel guideline
penyusunan sistem listrik yang ideal untuk pusat data.
Tujuan dari pembuatan sistem energi yang menggunakan modular, sesuai dengan
standar, hot swappable, dan terbukti handal dapat mengurangi MTTR (Mean Time to
Recover). Bagian awal perencanaan komponen listrik adalah pendefinisian kebutuhan
energi listrik dan pendistribusiannya. Kebutuhan energi listrik dihitung untuk setiap
ruangan yang berbeda-beda (biasanya dikategorikan berdasarkan fungsionalitas ruangan).
Misalkan pada ruangan server, dihitung jumlah lokasi kabinet server di ruangan tersebut
kemudian menghitung sumber energi maksimum yang dibutuhkan agar keseluruhan server
tersebut dapat beroperasi (apabila server tersebuthidup semua dalam keadaan normal).
Formula dasarnya adalah:
(jumlah tegangan dalam volts * satuan arus listrik (amps))/1000 = kilovolt amps
(kva)
Untuk lebih akurat maka dapat dilakukan perhitungan untuk penambahan kebutuhan listrik
untuk mengatasi keadaan kritikal atau saat terjadi penambahan server. Selain server, maka
kebutuhan energi lain yang akan dilihat adalah perangkat jaringan, air handler, overhead
light, badge access reader, dan perangkat yang membutuhkan energi listrik untuk
beroperasi. Setelah jelas berapa energi listrik keseluruhan yang diperlukan, maka langkah
selanjutnya adalahmerancang pendistribusian energi listrik ke seluruh perangkat. Ada dua
cara untuk mendistribusikanenergi listrik dalam ruang pusat data, yaitu:
a. Distribusi secara langsung dari PDU ke setiap lokasi kabinet, dipandang lebih
fleksibel melalui saluran kabel yang tersedia karena tidak melalui perantara apapun.
Namun untuk pusat data yang berkapasitas besar hal ini tidak mungkin dilakukan
karena akan tidak efisien dari segi pengkabelan.
b. Distribusi melalui panel circuit, dari PDU akan menuju ke panel circuit kemudian
dari tempat tersebut akan didistribusikan ke masing-masing lokasi kabinet. Jauh
lebih efisien dari segi pengkabelan karena untuk jarak yang jauh antara lokasi
kabinet server dengan PDU, hanya membutuhkan satu kabel yang panjang, baru
kemudian dari panel sirkuit disalurkan ke masing-masing kabinet server dengan
kabel yang berjarak pendek.
Untuk mencapai tingkat reliabilitas yang tinggi maka saluran listrik ke lokasi kabinet server
dijalankan dari sumber yang berbeda sehingga perubahan terhadap komponen-komponen
listrik, pengkabelan, dan alternatif terminasi didasarkan pada kebutuhan energi secara lokal,
tegangan yang biasa dipakai berapa, namun tetap perhatikan desain yang baik untuk sistem
listrik keseluruhan (kolaborasi dari modul-modul listrik yang ada). Kemudian perhatikan juga
mengenai redudansi kebutuhan energi didalam ruangan, misalnya setiap kabinet server
akan memiliki dua power strip dan akan ada receptable yang berbeda juga di setiap server.
Pendefinisian kebutuhan listrik juga memasukkan perkiraan tambahan kebutuhan di masa
mendatang. Pada bagian perancangan diberikan checklist kebutuhan listrik yang dapat
dikustomisasi.
[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.
[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.
Perancangan
Data Center
Analisis dan Perancangan
Data Center– Implementasi
Perangkat Listrik
04
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang pendefinisian perangkat persiapan perancangan
listrik yang dibutuhkan,
pemeliharaan, pemilihan power DC
dan AC, standby power dan sistem
EPO, pelabelan dan dokumentasi,
instalasi dan grounding.
Analisis dan Perancangan Data Center(2)
4.1. Pendefinisian Perangkat Listrik yang Dibutuhkan
4.3. Pemeliharaan
Tahap implementasi bukan akhir dari pembangunan sistem listrik pada pusat data,
siklus selanjutnya adalah pemeliharaan terhadap sistem listrik yang sudah dibuat. Siklus
akan berputar terus ketika ada perubahan atau penambahan baru. Ketentuan-ketentuan
perencanaan sistem listrik pusat data diberikan dalam bentuk tabel checklist pada bagian
perancangan.
Distribusi power pada pusat data untuk perangkat IT pada pusat data atau ruang
jaringan dapat menggunakan power AC atau DC. Namun pada implementasinya,
penggunaan distribusi power didominasi oleh AC. Power AC didistribusikan pada tegangan
lokal 120V, 208V, atau 230V sedangkan untuk power DC didistribusikan pada standar
tegangan telekomunikasi sebesar 480V, sehingga beberapa kelompok perangkat seperti
internet hosting site (tempat terpasangnya perangkat telekomunikasi) pada pusat data
Kriteria AC DC
Efisiensi • • Efisiensi sistem UPS AC
Efisiensi sistem UPS AC sekitar
88% - 93% sekitar 88% - 93%
• Melewati beberapa • Menghilangkan
tahapan beberapa
konversi pada tegangan yang lebih
tahapan konversi yang dapat
tinggi dan mengurangi arus menghilangkan sebagian
dimana membuat efisiensi dari energi yang dibawa (hal ini
semikonduktor menjadi lebih
terjadi pada pembangkitan
tinggi. UPS, distribusi power, dan
• Tegangan AC utilisasi
harus dari energy
perangkat).
ditransformasikan untuk tegangan Namun DC
menjadi
tinggi misalnya dari 480 V ke 230 tidak efisien
V sehingga kehilangan energi dibandingkan AC untuk
listrik akan lebih besar. perangkat IT karena
beroperasi pada tegangan
yang rendah dan arus yang
tinggi.
Biaya Biaya untuk instalasi power DC lebih rendah dari AC untuk sistem UPS
. dengan
perkiraan sekitar 20-30%. Namun, ada tambahan engineering yang harus
dilakukan
serta biaya distribusi akan meningkatkan biaya implementasi power DC
secara
keseluruhan
Kompatibilitas Perangkat telekomunikasi berbasis Perangkat telekomnikasi berbasis
packet-switched seperti server, circuitswitched seperti voice
storage, routers. Kemudian AC juga switches untuk kabel tembaga
diperuntukkan bagi kebanyakan
perangkat lainnya yang membutuhkan
listrik seperti monitor, storage NAS
atau PC
Standby Power
Sistem listrik yang berperan sebagai standby power pada DC merupakan sumber
tenaga back-up-an ketika sistem listrik utama mengalami kegagalan. Standby power yang
dibuat mempertimbangkan 3 aspek yaitu redundansi, kesederhanaan, dan biaya.
Berbagai perangkat terkait dengan standby powerpada pusat data antara lain adalah:
1. Baterai
2. Generator
Seberapa lama infrastruktur standby power dapat menyokong beban listrik suatu pusat data
dinamakan run time, dan prinsip utama yang dipegang untuk menentukan run time suatu
lingkungan server pusat data adalah dengan asumsi bahwa keseluruhan ruangan akan
berada dalam keadaan maksimum.
Emergency Power Off (EPO) adalah mekanisme keamanan yang bertujuan untuk
menurunkan power sekumpulan perangkat listrik atau keseluruhan ruangan pada keadaan
darurat, untuk melindungi personel dan fasilitas lainnya. Situasi yang memungkinkan
terjadinya aktivasi EPO adalah kebakaran atau kebanjiran. Sistem EPO pada pusat data
adalah sebuah sub sistem yang diharapkan tidak pernah digunakan, subsistem yang
dikhususkan untuk menangani semua redundansi dan fault tolerance yang dibangun pada
networkcritical physical infrastructure (NCPI). Operasi EPO adalah penyebab utama
terjadinya shutdown secara keseluruhan. Oleh karenanya desain untuk sistem EPO harus
mencegah segala kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak disengaja. Contoh sistem
EPO yang umum dipasang antara lain diberikan pada gambar berikut:
Gambar 4.1. (a) EPO standar (kedalaman 6"-9") dan (b) EPO dengan kedalaman 2"
Sistem listrik pada DC tanpa pelabelan dan dokumentasi yang baik akan dapat
membahayakan user DC karena kabel-kabel pada DC bisa saja bertegangan sangat tinggi.
Oleh karenanya, maka diterapkan sistem pelabelan dan dokumentasi yang baik untuk
sebuah DC. Kriteria yang harus dipenuhi untuk pelabelan dan dokumentasi adalah jelas,
konsisten, tidak membingungkan dan up-to-date. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada bagian perancangan.
Isu yang paling penting terkait dengan kelangsungan listrik antara lain adalah
susunan rak dan kabinet, perlindungan electrostatic discharge (ESD), dan susunan
grounding, server, dan power strip. Signal Reference Grid merupakan sistem grounding
kedua pada pusat data. Gridnya juga dibuat dari tembaga, yang secara khusus dapat
meredam frekuensi yang tinggi. Jika ingin mengimplementasikannya maka hubungkan
signal reference grid pada pusat data dan pada setiap PDU serta air handler.
Pengujian dilakukan untuk setiap komponen secara individu dan kolaborasi seluruh
komponen yang ada (sistem standby generator, sistem UPS, dan automatic transfer switch).
Tes minimum yang harus dilakukan adalah tes dengan skenario kegagalan utilitas
perangkat, apakah mampu dilakukan restorasi ke power normal. Khusus untuk pengetesan
komponen individual harus dilakukan pada sistem yang redundan, untuk menghindari
hilangnya/rusaknya beberapa informasi penting ketika terjadi downtime. Sistem diuji dengan
menggunakan beban tertentu yang biasanya disimpan dalam tempat yang disebut load
banks. Beberapa jenis tes yang harus dilakukan untuk memverifikasi kekurangan dan
Masalah umum yang sering terjadi pada sistem elektrik di pusat data adalah
pemasangan sistem listrik yang salah dan tidak umum antara lain ketiadaan labeling dan
dokumentasi, kemudian sistem pengawasan tidak berjalan dengan baik atau adanya
ketidaklengkapan pemasangan infrastruktur listrik sehingga dapat mengakibatkan tidak
berfungsinya sistem listrik.
Sistem elektrik yang dimiliki oleh pusat data menimbulkan suatu masalah bagi
lingkungan karena konsumsi listrik bagi sebuah pusat data sangatlah banyak dan
berdampak pada emisi CO2. Pada tahun 2020 diperkirakan kontribusi emisi CO2 akan
meningkat hingga 4 kali lipat seiring dengan meningkatnya konsumsi listrik untuk
menghidupi pusat data yang berkembang secara signifikan (Mckinsey &Co). Untuk
mengatasi hal ini maka diadakan suatu program yang diberi nama Corporate Average
Data Efficiency (CADE) yang merupakan efisiensi penggunaan pusat data khususnya
untuk perusahaan skala besar. Proses efisiensi ini sangat beragam, mulai dari penggunaan
software virtualisasi hingga perangkat pengendali proses pendinginan yang terintegrasi.
Selain itu penggunaan alternative sumber energi juga mulai dipertimbangkan untuk menuju
Green Pusat data, misalnya menggunakan tenaga matahari (solar energy).
[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.
[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.
Perancangan
Data Center
Analisis dan Perancangan
Data Center– Sistem
Pendinginan
05
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang pendefinisian sistem persiapan perancangan pusat data
pendinginan pusat data, tipe-tipe
konfigurasi sistem pendinginan, dan
metode pendinginan pusat data.
Analisis dan Perancangan Data Center(3)
5.1. Sistem Pendinginan Pusat Data
Sistem pendingin pada pusat data dibuat untuk menjaga kestabilan temperatur yang
cocok untuk pusat data. Keadaan temperatur dan kelembapan yang harus dijaga di dalam
pusat data:
• Temperatur kering: 200C - 250C (680F-770F), dengan rata-rata keadaan temperatur
normal diset menjadi 220C±10C.
• Kelembapan relatif: 40%-50%, dengan titik normal berada pada 45%±5%.
• Titik embun maksimum: 210C (69.80F)
• Perubahan maksimum yang boleh terjadi dari batas suhu sekarang adalah sebesar
0 0
5 C(9 F) per jam.
Desain sistem pendingin harus terencana dengan baik agar aliran udara dari perangkat
pendinginvmengalir dengan arah parallel ke barisan kabinet/rak. Kriteria umum desain
sistem pendingin pada pusat data yang harus dipenuhi, adalah sebagai berikut:
• Memiliki skalabilitas dan adaptabilitas yang sangat baik
• Sudah terstandardisasi
• Sederhana namun cerdas
• Manajemen yang baik
Dalam mendesain sistem pendingin yang perlu diperhatikan adalah jalur yang jelas
dari sumber pendingin ke server/perangkat pada pusat data. Ada 3 jenis aliran distribusi
udara yang terjadi, yaitu: flooded, locally ducted, dan fully ducted. APC White Paper 55,
“Air Distribution Architecture Options for Mission Critical Facilities” memberikan
gambaran mengenai ke-9 metode aliran udara disertai trade-off untuk masing-masing aliran.
Menentukan kebutuhan sistem pendingin yang dibutuhkan untuk sebuah pusat data
diperlukan input berupa jumlah panas yang dihasilkan dari perlengkapan IT dan sumber
panas lainnya di pusat data.
Kegiatan pengaturan temperatur dan sirkulasi udara yang dikenal sebagai HVAC (heating,
ventilation, air conditioning), bertujuan untuk menjaga agar temperatur tetap dalam
keadaan rendah dan konstan serta menyebarkan titik-titik panas yang dibuat oleh suatu
kelompok perangkat yang dalam hal ini terletak di pusat data. Temperatur yang rendah
sangat diperlukan untuk efisiensi operasi server dan perangkat jaringan untuk
menghindarkan dari fluktuasi. Sistem pendingin pada pusat data pada prinsipnya adalah
sistem aliran udara dingin, yang terbagi menjadi tiga perangkat utama yaitu air handler,
chiller, dan menara pendingin. Selain itu, juga ada perangkat pendingin tambahan.
Beberapa metode pendinginan pusat data yang umum digunakan dapat dilihat pada
• Udara dingin disalurkan di cold aisle (bagian depan rack server), kemudian dihisap
oleh serveruntuk menurunkan panas di dalam server dan udara panasnya dibuang
ke belakang rack server kemudian udara panas naik ke atas lalu di hisap oleh
CRAK/PAC di tepi2 ruang datacenter.
• Posisi CRAC/PAC berada pada jalur hot aisle agar udara panas yang naik bisa
dihisap oleh CRAC/PAC tanpa bercampur dengan udara dingin dulu. Dengan cara ini
lebih efisien karena udara yang dihisap server untuk mendinginkan suhu processor
[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.
[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.
Perancangan
Data Center
Analisis dan Perancangan
Data Center– Sistem Fire
Suppression
06
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang sistem fire suppression, persiapan perancangan pusat data
penempatan perangkat pada ruang
pusat data, fire detection, dan
pemilihan sistem fire suppression
Analisis dan Perancangan Data Center(4)
6.1. Sistem Fire Suppression
Solusi perlindungan pusat data dari api mempunyai tiga tujuan utama, yaitu:
Identifikasi
adanya api
Pemberitahuan
adanya api ke
seluruh penghuni
dan orang-orang
yang berkepentingan
Fire
Suppression Memadamkan
api
1. Pasang sistem fire suppression yang komprehensif di pusat data untuk mencegah
terjadinya api atau menanggulangi api yang sudah terlanjur muncul. Khusus untuk
pusat data menggunakan gaseous suppressant yang tidak akan melukai server.
Material suppression yang umum adalah Inergen dan Argonite, dua jenis gas mulia;
FM-200 dan HFC-227 (dibuat dari heptafluoropropane); dan FE13 atau HFC-23
(yang menyerap panas dari api). Namun harus disesuaikan untuk izin penggunaan
bahan-bahan tersebut dengan regulasi pemerintah yang ada di suatu negara.
2. Lengkapi dengan instalasi sistem penyemprot air (sprinkler). Suplai air akan
dikirimkan ke dalam ruangan melalui rute pipa yang telah dibuat. Peletakan fire
suppression tank yang tepat adalah pada area yang jarang orang berlalu lalang
namun mudah untuk ditemukan.
6.2. Penempatan Perangkat pada Pusat data untuk Menjaga Aliran Udara
Dingin
Penempatan perangkat pada pusat data akan mempengaruhi aliran udara yang
terjadi pada pusat data, kemudian perancangannya akan terkait dengan layout ruangan
yang sudah ditetapkan, susunan kabinet, dan perangkat dingin apa saja yang ada.
Desain kabinet server yang dapat meningkatkan aliran udara dingin pada ruangan pusat
data antara lain adalah kabinet dengan dinding tebal pada kedua sisinya. PEralatan ini
digunakan pada hubungan dengan perangkat mengeluarkan panas pada bagian belakang,
membantu membuat saluran pembuangan ke hot aisles.
Tactical Guideline:
Install a comprehensive fire detection and suppression system including firewall installation,
heat and smoke detectors, sprinkler systems (that is, typically required by local fire codes),
chemical "clean agent" systems and manual systems. Because of the significant risk of
electrical fires in a data center, installing a comprehensive fire detection and suppression
system is mission-critical for protecting life and property, as well as ensuring quick
operational recovery.
Detection:
• Both heat and smoke detection
• Installed in accordance with NFPA 72E
Detection devices should be installed beneath the raised floor, as well as throughout
the data center facility, in accordance with regulation NFPA 72E. Detectors should include
both heat- and smoke-sensing devices and be interconnected with the fire suppression
system, local alarms, and local or central monitoring stations. The detectors should be
positioned in relation to airflow patterns to ensure early detection of an imminent electrical
fire. Fire suppression includes four categories:
• The installation of fire-rated walls in accordance with the NFPA 75 standard
• The installation of a sprinkler system — either a pre-action or flooded system
• The use of a chemical or "clean agent" suppression system as the first line of
defense
• Manual systems, including manual pull stations and portable fire extinguishers that
are positioned throughout the data center
In terms of the "clean agent" systems, there are several viable alternatives to consider. FM
200 and Inergen systems are the most-widely used replacements for the Halon 1301 agent,
which has been rendered unsuitable for environmental reasons and has been discontinued
in production. Other systems include Ecaro-25 (FE 25) and Novec 1230.
So we finally arrive at the one item in our list that can either allow quick recovery or
weeks of finger pointing. Selecting the suppression agent to put out actual fires is a decision
• Wet pipe
Wet pipe systems are basic water sprinklers installed in commercial buildings.
Charged with water at all times, they release plain water in the presence of heat,
smoke, or manual intervention. Although they work great in most areas of the
business office, they have one big disadvantage when placed in the data center.
THEY DUMP WATER ON YOUR EQUIPMENT. If you think a hard power shutdown
is bad, try to recover 300 servers, several storage devices, and other
critical infrastructure once hundreds or thousands of gallons of water is dumped on
them. If you opt to go with water, make sure your hot site contract is current and
your team is well practiced. Because putting a fire out like this constitutes a
catastrophic event. And you might have trouble explaining why your data center is
down for two weeks.
• Pre-action or dry pipe
Pre-action systems work just like wet pipe solutions with one exception; the water is
not kept in the pipes. This system is marketed to businesses as safer than wet pipe,
because water-charged pipes can accumulate moisture via condensation. This
moisture can then drip down on critical equipment. However, the problems
associated with putting out a fire with water still remains.
• Gaseous agents – These types of systems provide immediate fire suppression
with relatively short system and business process recovery times. Gaseous agents
deny a data center fire access to two of the three elements necessary for
combustion: heat and oxygen.
Agents such as HFC-227ea, FM-200, and HFC 125 remove heat from fire. This is
what water does, but these agents won’t destroy your equipment. Carbon dioxide and
Inergen remove oxygen from the environment. So gaseous agents are usually your best
choice, if you can afford them. In addition to higher implementation costs than water
systems, gas systems require annual maintenance and floor space for canisters storing the
agent. In this example, there isn’t much space used. However, in my last data center the
Inergen canisters took up about 200 square feet in a room separate from the data
center. We affectionately called it the missile room.
[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.
[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.
[4] Michael A. Bell (2005), Use Best Practices to Design Data Center Facilities, Gartner,
USA.
[5] http://www.techrepublic.com/blog/it-security/the-mystical-world-of-data-center-fire-
suppression/, akses terakhir 17 September 2013.
Perancangan
Data Center
Analisis dan Perancangan
Data Center– Sistem Kabel
Pusat Data
07
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang sistem pengkabelan Pusat persiapan perancangan pusat data
Data, karakteristik kabel, kebutuhan
konektor, redundansi jaringan,
pemasangan struktur kabel,
pelabelan sistem pengkabelan
terstruktur, test dan verfikasi
pengkabelan terstruktur.
Analisis dan Perancangan Data Center(5)
7.1. Sistem Pengkabelan
Elemen dasar dari struktur sistem pengkabelan pada data center adalah sebagai berikut:
1. Sistem pengkabelan horizontal (horizontal cabling)
2. Sistem pengkabelan backbone (backbone cabling)
3. Cross-connect pada pintu masuk (entrance room) atau (main distribution area)
4. Main cross-connect (MC) pada area distribusi utama(main distribution area)
5. Horizontal cross-connect (MC) pada ruang telekomunikasi, HDA atau MDA.
6. Zone outlet atau konsolidasi titik pada zone distribution area
7. Outlet pada area distribusi perangkat (equipment distribution area)
Gambar 7.2. berikut ini merepresentasikan berbagai elemen fungsional yang terhubung
dengan sistem pengkabelan pada data center.
Ada dua jenis pendekatan sistem pengkabelan yang umum ada pada data center.
Sistem pengkabelan pada jaringan dimulai dari pembangunan suatu barisan untuk
menempatkan perangkat jaringan utama pada lingkungan server atau dikenal dengan nama
barisan jaringan (network row/ room distributor/special distribution framework/home
row/main street/ network hub). Kemudian dari barisan jaringan ini akan dibangun suatu
sistem pengkabelan terstruktur untuk menjalankan barisan server. Perbandingan kedua
pendekatan dalam sistem pengkabelan diberikan pada tabel 7.1. berikut:
Dalam menentukan jenis fisik kabel yang akan digunakan maka perlu mengetahui terlebih
dahulu karateristik masing-masing kabel. Ada dua jenis yang umum dipakai dalam sistem
pengkabelan, yaitu copper dan fiber. Copper sangat cocok untuk mengantarkan data pada
jarak yang dekat. Performanya hanya dapat terjamin sampai sekitar 100 m. Copper terdiri
dari empat pasang kawat, yang dipelintir sepanjang kabel, putaran sangat penting terkait
cara kerja kabel, jika kawat terurai-urai, maka kabel akan lebih rentan terhadap gangguan.
Konektivitas Kabel
Server dan peralatan jaringan membutuhkan sejumlah besar konektivitas. Satu
cabinet server yang diisi dengan peralatan membutuhkan lusinan koneksi atau hanya
beberapa koneksi saja. Berikut beberapa opsi untuk menentukan berapa banyak struktur
kabel yang harus disediakan pada data center, yaitu:
• Menyusun peralatan berdasarkan tipe server
• Menyusun peralatan berdasarkan fungsi dan kelompok kerja
Untuk membangun konektivitas jaringan dengan kabel perhatikan topologi jaringan yang
digunakan, dapat memanfaatkan berbagai macam topologi jaringan, seperti star-and-ring
Tabel 7.2. Perbandingan Jenis Terminasi Kabel Antara Copper Cabling Terminator dan
Fiber Cabling Terminator
Network redundancy disediakan dengan struktur kabel yang bekerja pada lebih dari
satu peralatan jaringan. Struktur kabel merupakan infrastruktur yang terpisah tempat dimana
sifatnya fleksibel untuk perangkat jaringan. Masing-masing kabel menyediakan path-nya
masing-masing, hanya perlu peralatan jaringan tambahan untuk membuatnya redundan.
Secara umum untuk pertama kalinya, pastikan semua installasi kabel telah selesai
secara professional dan kontraktor yang akan memasang struktur kabel telah dilatih terlebih
dahulu dan berpengalaman melakukan itu. Karena kabel berjalan dari ruang jaringan harus
melewati dinding data center, membutuhkan kontraktor untuk memperbaiki celah ini
sehingga menyerupai peringkat fire resistance sebagai sisa dari dinding.
Penempatan Fiber
Ketika kabel fiber dipasang, penting untuk mengorientasikan helaian kabel dengan
cara yang konsisten untuk mengurus sistem. Transceiver pada server, peralatan jaringan,
dan peralatan lain distandardisasi sehingga transmitter dan receivernya selalu ditempatkan
pada posisi yang relatif sama terhadap keyway.
Struktur kabel yang paling komprehensif di dunia hanya akan berguna jika dilakukan
pelabelan. Setiap tempat dalam data center dimana kabel diterminasi harus secara jelas
[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.
[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.
[4] Michael A. Bell (2005), Use Best Practices to Design Data Center Facilities, Gartner,
USA.
[5] http://www.techrepublic.com/blog/it-security/the-mystical-world-of-data-center-fire-
suppression/, akses terakhir 17 September 2013.
MODUL PERKULIAHAN
Teknologi
Data Center
08
Ilmu Komputer Teknik Informatika A31157BA Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Modul perkuliahan ini berisi materi Mampu memahami dan melakukan
tentang desain layout ruangan data persiapan perancangan pusat data
center, penentuan grid lantai,
penentuan layout ruangan untuk
penempatan komponen fisik, dan
desain infrastruktur data center,
Untuk mendesain data center, mulai dengan peta area bangunan untuk
menempatkan dan menggambar grid pada seluruh ruangan. Grid merupakan persegi
dengan ukuran 61 cm pada masing-masing sisi yang dapat membantu meluruskan objek-
objek pada ruangan dan memudahkan peletakkan seluruh komponen pada ruangan.
Pastikan peta data center area mempunyai akurasi tinggi dan detail yang digambarkan
berada pada proporsi yang sebenarnya. Karena hanya dengan kesalahan beberapa inch
saja, permasalahan bisa muncul. Contoh desain grid lantai:
Gambar 8.1. Peletakkan komponen pada grid lantai (a) yang tidak tepat dan (b) yang tepat
Terdapat tiga komponen terbesar dalam pusat data yaitu Power Distribution Units (PDU), Air
Handlers, dan kontainer fire suppressant, karena peralatan mekanik ini paling banyak
memakan tempat, oleh karena tempatkan perlengkapan besar ini pertama kali pada peta
pusat data.
Gang-gang (Aisles)
Aisles adalah kunci utama dari data center. Ketika didesain secara maksimal, aisles
memungkinkan orang dan peralatan untuk berpindah atau dipindahkan dengan mudah dan
membuat sirkulasi udara yang baik. Jika memungkinkan, buat aisles 1,2 meter antara
barisan server dan 1,5 meter atau lebih untuk jalan utama.
Berikut merupakan gambaran umum layout mechanical equipment, buffer areas, dan aisles:
Tidak semua lokasi kabinet dalam data center adalah untuk server. Ada yang
digunakan untuk networking equipment yang membuat server dapat berkomunikasi satu
sama lain. Ketika masih memungkinkan untuk menyalurkan networking devices melalui data
center, lebih baik untuk mengelompokkan peralatan-peralatan utama pada baris tersendiri
dan kemudian dihubungkan dengan server, diilustrasikan seperti pada gambar layout umum
peletakkan komponen pada ruangan data center. Orientasi arah perangkat jaringan
dilakukan secara selang seling (front-back), terkait dengan penciptaan hot and cold aisles.
area peralatan disediakan langsung dari MDA. Setiap data center minimal harus
punya satu MDA.
3. Horizontal Distribution Area (HDA)
HDA digunakan untuk melayani area perangkat ketika HC tidak berlokasi di MDA.
HDA bias berada dalam ruangan komputer, atau dalam ruangan khusus dalam ruang
komputer.
4. Equipment Distribution Area (EDA)
EDA merupakan ruangan yang dialokasikan untuk perangkat akhir, termasuk sistem
komputer dan peralatan telekomunikasi. Area ini tidak boleh ditujukan untuk dijadikan
sebagai entrance room, main distribution area atau horizontal distribution area.
5. Zone Distribution Area (ZDA)
Merupakan titik interkoneksi opsional diantara sistem pengkabelan horizontal. Area
ini berlokasi antara HDA dan EDA untuk fleksibilitas karena memungkinkan
rekonfigurasi yang cukup sering.
Berikut merupakan beberapa pilihan topologi data center yang data dipilih sesuai dengan
kebutuhan:
1. Topologi tipikal data center
Terdiri atas satu entrance room, satu atau lebih telecommunications rooms, satu
main distribution area, dan beberapa horizontal distribution areas, diberikan pada
gambar berikut :
Terdapat dua pilihan dalam instalasi data center pada ruangan, yaitu over-head atau raised
floor. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pada instalasi overhead, struktur kabel dan pipa listrik dirutekan diatas atap, dengan
cara menggantung (false ceiling) dan berakhir tepat diatas barisan-barisan server. Saluran
ventilasi dan pendingin disalurkan dari atas loteng gantung, kemudian diarahkan ke
lingkungan server dibawahnya dengan melewati ventilasi yang dapat diatur.
Keuntungan instalasi overhead:
Lebih murah
Membutuhkan ruang yang relatif kecil
Lebih cocok diterapkan pada gedung yang punya ruang lebih pendek.
Cable trays, ladder racks, dan raceways lebih murah dari pata raised floor
installation.
Komponen-komponen pada instalasi overhead:
1. Kabel data dan kabel listrik
2. Cable trays atau ladder racks
Masalah umum pada instalasi overhead atau raised-floor adalah sebagai berikut:
Potongan ubin tidak diukur dengan sempurna dan salah lokasi penempatannya.
Pemilihan material kabel yang kurang bagus.
Sistem raised-floor yang dibuat tidak cukup kuat untuk mengakomodasi peralatan.
Manajemen terhadap data center dilakukan terhadap lingkungan fisik maupun virtual data
center. Secara umum manajemen data center mencakup:
1. Bagaimana mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada di DC (ruang,
penggunaan energi)?
2. Bagaimana DC dibuat sedemikian sehingga dapat mengantisipasi kejadian tidak
terduga (putusnya aliran listrik sementara)?
3. Bagaimana DC dibuat sedemikian sehingga dapat mencegah kerusakan akibat
bencana alam?
4. Bagaimana mengkoordinasikan change management terhadap seluruh elemen
organisasi pada DC?
Secara umum, sistem manajemen pada data center dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Sistem manajemen data center yang multiple
Sistem manajemen jenis ini sudah lama ditinggalkan oleh kebanyakan perusahaan,
dimana setiap komponen memiliki sistem sendiri untuk mengaturnya.
2. Sistem manajemen data center yang menyeluruh (holistik)
Sistem manajemen yang terintegrasi, setiap komponen menjadi bagian (modul) dari
sistem pengaturan terintegrasi. Sudah banyak software yang menyediakan pengaturan
terintegrasi untuk seluruh aspek pada data center, baik yang sifatnya proprietary
ataupun yang sifatnya open source. Software manajemen data center akan meliputi
software untuk memonitor keadaan jaringan dan perangkatnya dilengkapi dengan sistem
untuk memonitor keadaan perangkat-perangkat keras lainnya yang ada di dalam data
center. Untuk software yang sifatnya open source masih sangat minim yang mampu
menyediakan sistem untuk mengatur data center secara menyeluruh dan terintegrasi.
Salah satu contoh software open source yang mungkin dapat diimplementasikan adalah
IT-SPICEWORKS, yang memberikan kelengkapan dalam hal monitoring jaringan dan
perangkatnya serta perangkat/asset lainnya. Karena sifatnya yang modular dan open
maka pihak perusahaan dapat melakukan modifikasi sesuai kebutuhan.
Data center sebagai pusat infrastruktur IT menjadi “urat nadi” dari sebuah bisnis
perusahaan terutama yang bagi perusahaan yang bisnisnya tertumpu pada IT. Operasional
IT pada data center merupakan aspek yang sangat krusial untuk sebagian besar kegiatan
perusahaan terkait dengan kelangsungan bisnis perusahaan-perusahaan tersebut (business
continuity). Jika suatu sistem tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka bisnis
perusahaan mungkin terganggu atau terhenti sepenuhnya. Oleh karena itu, sangat penting
unutk menyediakan infrastrukur yang handal untuk operasional IT, dengan tujuan
meminimasi kemungkinan terjadinya gangguan/kegagalan.
Memliki suatu data center ideal merupakan hal yang dapat meminimasi hal tersebut.
Data center ideal merupakan sebuah sistem yang terencana dan terdesain dengan baik dan
sesuai dengan kriteria umum data center ideal (availability, scalability and flexibility, dan
security). Tiga langkah besar untuk mendapatkan data center yang ideal, yaitu:
1. Melakukan studi kelayakan dan kajian terkait dengan kebutuhan yang ada
2. Mendesain suatu solusi (mencakup semua servis: switching, SAN dan server
networking)
3. Mendeliver suatu solusi dengan optimal
Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam pembangunan suatu data center, secara
umum diberikan sebagai berikut:
1. Kapasitas, terkait dengan penentuan ukuran ruangan dan banyaknya perangkat
yang dibutuhkan
2. Pengembangan, terkait dengan pendefinisian kemampuan data center untuk
dikembangkan
3. Uptime, terkait dengan waktu aktif data center beroperasi, keadaan perangkat dan
operasi yang selalu available dan realiable serta aman.
4. Outages, terkait dengan kemungkinan data center mengalami gangguan mendadak
sehingga perlu adanya konsep redundansi.
5. Investasi, terkait dengan anggaran, sehingga pengadaan perangkat-perangkat dapat
lebih diefisiensikan.
6. Lokasi, terkait dengan jarak data center dengan kantor-kantor yang
menggunakannya serta keadaan spesifik lokasi tersebut (termasuk keadaan fisik dan
sosial lingkungan).
Suatu studi kelayakan atau kajian mengenai data center dilakukan dengan tujuan
mendapatkan panduan yang jelas dalam mendesain data center ideal. Pada dokumen
ini, hasil kajian diberikan dalam dua bentuk yaitu uraian umum mengenai desain fasilitas
data center dan tabel checklist sebagai pendetailan uraian umum.
Daftar Pustaka
[1] Diah Eka Yulianti, Hafda Bayu Nanda (2008). Best Practice Perancangan Data
Center. OPenContent License
[2] Douglas Alger (2005), Build the Best Data Center Facility for Your Business, Cisco
Press, Indianapolis, USA.
[3] Mauricio Arregoces, Maurizio Portolani (2003), Data Center Fundamentals, Cisco
Press, USA.
[4] Michael A. Bell (2005), Use Best Practices to Design Data Center Facilities, Gartner,
USA.
[5] http://www.techrepublic.com/blog/it-security/the-mystical-world-of-data-center-fire-
suppression/, akses terakhir 17 September 2013.
MODUL PERKULIAHAN
Perancangan
Data Center
Standardisasi Proses
Perancangan Data
Center
09
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Pusat data bertujuan untuk Mampu memahami standardisasi,
menyediakan sarana dan mengelola step-by-step proses metodologi
proses dari berbagai macam industri yang dapat diadaptasi dan
(perbankan, chemical, mining, dll). dikonfigurasi sesuai dengan
Perkembangan data yang cukup kebutuhan.
signifikan menyebabkan perlunya
standar untuk menyesuaikan
kebutuhan dari suatu
instansi/organisasi sehingga
berdaya guna tinggi dan tepat
sasaran.
Standardisasi Proses
9.1. Pendahuluan
Pelaksanaan proyek pembuatan Pusat Data dapat berskala kecil, menengah maupun
besar yang dilaksanakan secara menyeluruh ataupun parsial. Hal ini akan melibatkan
perubahan secara fisik pada ukuran ruangan, layout, atau kapasitas listrik, peningkatan
penggunaan power, desain ulang power dan sistem pendinginan serta perubahan-perubahan
lain pada infrastruktur fisik pusat data. Tidak hanya ukuran dan esensi dari proyek pusat data,
kesuksesan eksekusi bergantung tidak hanya pada pembelian dan instalasi perangkat pada
sistem fisik, namun berjalan seiring dengan proses pembangunan mulai dari konsep hingga
persiapan implementasi. Gambar 9.1. mengilustrasikan konsep proyek sebagai kombinasi
sistem dan proses pembuatannya.
Gambar 9.1. Ilustrasi Konsep Proyek (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)
Ide formalisasi proses untuk memberikan petunjuk pembuatan sistem bukanlah suatu
hal yang baru, namun hal ini sangat penting dalam proyek fisik infrastruktur pusat data.
Standardisasi sistem fisik meningkatkan keandalan dan kecepatan pembangunan pusat data.
Standardisasi proses memberikan kontribusi signifikan terhadap prediksi dan keberhasilan
proyek dimana sistem tersebut diimplementasikan. Hal ini membutuhkan waktu karena
mengkombinasikan pengalaman industry yang sudah matang agar berkembang menjadi suatu
standar, khususnya bagi industry yang telah memiliki desain kustomisasi sistem, keuntungan
standardisasi proses baik pada sisi pengguna maupun penyedia layanan bisa jadi sangat
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
variatif. Bagi pengguna, keandalan berdasarkan hasil yang diberikan dapat lebih cepat dengan
biaya murah dan kerugian yang lebih sedikit. Sedangkan bagi penyedia layanan atau perangkat
fisik, keandalan dan pengulangan proses yang free up time dan layanan bisnis berdasarkan
desain dan implementasi akan meningkatkan skalabilitas dan kompetensi penyedia layanan.
Tujuan dari standardisasi proses bukan untuk mengurangi sistem kepakaran, melainkan
memfasilitasinya.
Pada konteks yang telah dibahas, proyek mengacu kepada perubahan secara signifikan
berdasarkan pemenuhan aliran tugas. Sedangkan proses adalah koordinasi dan pengaturan
eksekusi proyek. Berdasarkan definisi tersebut, membangun pusat data baru atau ruang server
adalah proyek. Penambahan rak server blade yang baru dikategorikan sebagai proyek, namun
menambahkan satu rak ke pusat data yang sudah ada bukanlah proyek.
Karakteristik umum berikut meningkatkan status "proyek" pusat data :
Perubahan power atau arsitektur pendinginan (misalnya, mengkonversi dari sistem
sentralisasi menjadi row-based)
Pengenalan risiko
Keperluan perencanaan atau koordinasi
Keperluan untuk mematikan peralatan
Konteks dalam siklus hidup data center meliputi perencanaan dan pembangunan yang
merupakan awal dari siklus hidup pusat data. Gambar 8.2 menunjukkan konteks ini dalam
siklus hidup lengkap .
Gambar 9.2. Proses Proyek (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)
Masalah umum yang paling banyak dijumpai saat membangun proyek data center
adalah terbuangnya banyak waktu, terbuangnya biaya, kesalahan dalam mengambil keputusan,
kesalahan komunikasi dan kesalahan dalam eksekusi. Tidak adanya standar memungkinkan
munculnya masalah – masalah tersebut. Kebanyakan masalah tersebut muncul bukan pada
proses pertama, akan tetapi pada tahap selanjutnya atau pada saat proyek tersebut selesai. Hal
seperti ini akan mengganggu proses bisnis dan dapat menyebabkan kegagalan pada bisnis
tersebut. Berikut bahaya dari non standarisasi process :
Mengurangi Kualitas
Biaya yang lebih tinggi
Waktu Terbuang
Dokumentasi
Pengujian yang tidak memadai
Layanan Terdegradasi
Untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan standar yang baik untuk mendukung
keputusan – keputusan dalam perencanaan sistem dan kelemahan dalam proses dimana
proyek pembangunan pusat data dilakukan.
Proses proyek diawal dengan kebutuhan bisnis, yang bisa diartikan sebagai interpretasi
kebutuhan suatu badan usaha. Oleh karena proyek melalui tahapan proses yang jelas, yaitu
persiapan, desain, perolehan/pengadaan, penerapan, tugas yang dilakukan, dependensi waktu
yang dikelola, dan informasi akan diteruskan ke bagian yang membutuhkan pada waktu yang
tepat, dan handoffs terkoordinasi. Hasil akhir dari proses ini adalah sistem operasional yang
sesungguhnya. Gambar 9.3 meringkas urutan aktivitas melalui empat fase pusat data proyek.
Gambar 9.3. Fase Proses Proyek (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)
9.5. Perencanaan
Setelah fase perencanaan telah berhasil dijalankan sisa fase pembangunan berikutnya dapat
dilakukan dengan kendali yang ketat. Dengan demikian dapat dihasilkan tahapan proses yang
jelas dan dijalankan oleh tim proyek yang berkualitas.
Terlepas dari metodologi tertentu yang digunakan, proses menjadi pedoman dalam
melakukan proyek secara efisien, andal, dan dapat dimengerti, serta mengamankan dan
menghilangkan permasalahan yang sering timbul seperti missed handoffs, ambiguous
responsibility, dan lost information. Sebuah proses standar yang memenuhi persyaratan umum
di atas akan memiliki karakteristik sebagai berikut :
Setiap aktivitas yang diperlukan untuk penyelesaian proyek disertakan dalam proses.
Setiap langkah telah jelas mendefinisikan masukan dan keluaran.
Setiap keluaran yang dihasilkan bisa menjadi masukan untuk langkah berikutnya, atau
merupakan hasil akhir dari proyek
Setiap tahapan proses secara jelas ditentukan penanggungjawabnya.
Tidak ada “cracks” atau dead space diantara tahapan proses.
Terdapat fungsi special “asynchronous” yang tersisa selama proses berjalan yang
secara sistematis menangani perubahan yang tidak sesuai dengan rencana atau
perbaikan kesalahan.
Pelacakan berbasis web dan status sistem yang dapat diakses oleh seluruh stakeholder
(baik customer maupun pihak-pihak penyedia layanan proyek) untuk berbagi
dokumentasi, data, dan laporan.
Gambar 9.4. memperlihatkan empat fase proses yang yang terjadi secara sekuensial
mulai dari orisinal ide dari kebutuhan bisnis berupa konstruksi lengkap dari sistem fisik. Setiap
fase berisi beberapa langkah. Ketika seluruh langkah pada satu fase telah dijalani maka proses
akan dilanjutkan ke fase berikutnya. Akhir fase ditandai dengan milestone.
Gambar 9.4. Pemetaan Proses (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)
Setiap langkah dalam proses merupakan sekumpulan tugas yang secara bersama
menyelesaikan tujuan pencapaian langkah tersebut. Gambar 9.5 memperlihatkan tugas di
dalam langkah Start-up. Setiap langkah memiliki :
Ownership
Task list
Inputs
Outputs
Efisiensi proses desain menyatakan bahwa setiap keluaran yang dihasilkan oleh Step
diperoleh pada waktu dan bentuk yang tepat untuk digunakan oleh sub sekuensial langkah
downstream sebagai masukan atau menyediakan keluaran akhir keseluruhan proses.
Gambar 9.5. Detail Langkah (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)
Proses desain perlu melihar ke hasil akhir yang diinginkan. Penyediaan pemenuhan kebutuhan
untuk setiap langkah untuk memastikan tidak ada pekerjaan yang sia-sia dan memungkinkan
proses berjalan secara efisien satu demi satu. Pendekatan pullbased untuk alur informasi
dimana langkah downstream hanya berlaku jika :
Infomasi yang dibutuhkan diperoleh dari langkah upstream
Proses desain yang efektif dan efisien
Gambar 9.10 Anatomy Detail Langkah (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)
Penentuan peran dalam proyek merupakan hal mutlak yang harus ditentukan dengan
jelas. Setiap bagian proses pada diagram gambar 9.6 menunjukkan pekerjaan yang harus
diselesaikan sehingga setiap tugas harus didelegasikan ke personal atau pihak lain yang
bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Pengaturan secara internal maupun diserahkan
kepada penyedia jasa, baik vendor perangkat tertentu ataupun pihak ketiga, adalah sangat
penting untuk setiap elemen proses menangani tanggung jawab sesuai dengan daftar yang
terdapat pada tabel 9.1.
Tabel 9.1. Daftar Penanggung Jawab Proses (Neil Rasmussen and Suzanne Niles, 2012)
Daftar Pustaka
[1] Neil Rasmussen and Suzanne Niles, Data Center Projects : Standardized Process,
APC, Schneider Electric’s Data Center Science Center, 2012
[2] http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2013/02/Data-center.pdf, akses terakhir 20
November, 2013
[3] http://www.cfroundtable.org/meetings/31803/TIA_INFRASTRUCTURE_STANDARDS_F
OR_DATA_CENTERS_by_Jew.pdf, akses terakhir 20 November, 2013
MODUL PERKULIAHAN
Perancangan
Data Center
Manajemen Proyek
Perancangan Data
Center
10
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Pada perancangan pusat data Mampu memahami framework
kesalahan manajemen proyek dan untuk manajemen proyek dan
kurangnya koordinasi dapat relasinya yang dapat diadaptasi
menyebabkan delay dan penambahan sesuai dengan ukuran proyek.
biaya. Idealnya, aktifitas manajemen
proyek dilakukan berdasarkan struktur
dan standar seperti halnya building
block, sehingga seluruh pihak dapat
berkomunikasi dengan baik,
menghindarkan duplikasi dan gap
tanggung jawab, akan tetapi mampu
menghadirkan efisiensi proses
sehingga mendapatkan hasil yang
sesuai.
Manajemen Proyek
10.1. Pendahuluan
Model standar dari proses proyek sebuah manajemen proyek adalah dari aktivitas
pengawasan yang terjadi sepanjang perjalanan proyek untuk menyediakan komunikasi,
perencanaan, koordinasi, dan penyelesaian masalah.
Seperti halnya proyek bisnis, manajemen proyek pada data center juga terdapat
sebuah dedikasi yang tinggi terhadap pengawasan yang berfungsi untuk mengatasi
kegiatan proyek yang rumit seperti :
Penjadwalan
Sumber daya
Tanggung jawab
Kontinuitas
Anggaran
Perubahan system
Proses yang rusak/cacat
Status pelaporan
Perlu diperhatikan bahwa tonggak sejarah yang menentukan akhir fase pertama ini
adalah komit dengan proyek, yang biasanya menandai awal dari kegiatan
pelacakan dan apa pun yang akan digunakan untuk mendukung proyek tersebut,
dan dalam beberapa kasus mungkin titik di mana menjadi sangat pendting adalah
pada saat "manajemen proyek" dimulai.
informasi up-to-date, tetapi juga harus menerima umpan balik, komentar, permintaan,
dan rumusan masalah, dan jalur informasi secara tepat. Database proyek harus mampu
memberikan update dan laporan, dan informasi log tugas-tugas seperti jadwal kontraktor
liburan, nomor telepon alternatif, dan komentar lain-lain.
Sebagian besar proyek data center pasti akan memiliki lebih dari satu pemasok
hardware atau jasa yang memberikan kontribusi untuk pekerjaan proyek. Pelanggan
dapat menggunakan vendor yang menyediakan peralatan yang terpisah atau penyedia
layanan untuk daya, pendinginan, rak, keamanan, pemadam kebakaran, pekerjaan
listrik, kerja mekanik, dan mungkin kontraktor umum untuk konstruksi dalam bangunan
data center jika diperlukan. Masing-masing pemasok perangkat keras atau jasa akan
memiliki interaksi potensial atau dependensi dengan yang lain.
Dalam memilih mitra untuk kerjasama dalam proses proyek (untuk menyediakan unsur
proses sebagai layanan), keputusan mengenai apakah dan siapa yang harus terlibat
akan terutama dipandu oleh ketersediaan keahlian yang berkualitas di proses kegiatan
proyek. Jika tantangan yang dapat bertemu, pertimbangan dalam memilih layanan
penyedia adalah sama dengan yang umumnya menyatakan untuk setiap IT outsourcing:
Optimalkan sumber daya. Pertimbangan utama dalam outsourcing adalah
prospek membebaskan sumber daya langka up TI untuk fokus pada kompetensi
inti dan bisnis strategis kegiatan. Dengan penyedia layanan yang kompeten,
kegiatan proses proyek berada di tangan seseorang untuk proses proyek yang
merupakan kompetensi inti. Hasilnya, jika penyedia memenuhi syarat, akan
biaya yang lebih rendah, hasil yang lebih cepat, dan lebih sedikit cacat.
Minimalkan antarmuka penjual. Seorang mitra saat ini, jika memenuhi syarat di
wilayah proyek proses, memberikan keuntungan dari (dan mungkin dipercaya)
hubungan yang ada, yang berarti sedikit atau tidak ada sumber daya tambahan
yang dibutuhkan untuk membangun atau memelihara tambahan antarmuka
penyedia.
Minimalkan handoffs. Proses ini akan lebih dapat diandalkan jika jumlah handoffs
antara penyedia diminimalkan.
Merujuk pada laporan kerja. Laporan rinci dan akurat berdasarkan konteks
keseluruhan proses dengan jelas. Pada proses ini yang dijelaskan terlebih
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Seperti yang telah dijelaskan pada berbagai dalam sebuah proyek, adalah penting
bahwa semua peran manajemen proyek tidak hanya didefinisikan saja, tetapi secara
eksplisit ditetapkan, dengan kejelasan lengkap setiap saat tentang siapa yang akan
melakukan manajemen proyek dan apa saja yang akan dilakukan.
10.3. KESIMPULAN
Kesimpulan dari manajemen proyek tersebut adalah bahwa pada saat akan
merancang sebuah manajemen proyek harus konsisten, dimana semua pihak proyek
harus berbicara bahasa yang sama untuk menghindari terbuangnya waktu dengan sia-
sia dan cacat/gagal karena miskomunikasi. Setiap peran pasti akan memberikan
tanggung jawab yang jelas untuk setiap peran yang dijalani dalam sebuah manajemen
dan apapun yang dilakukan atau ditugaskan harus dapat ditelusuri kegiatannya
sehingga apabila ada yang tidak sesuai dapat langsung di analisa kembali. Serta
koordinasi antara pemasok pastinya ada sifat ketergantungan antara pemasok peralatan
atau jasa yang harus diidentifikasi, dilacak, dan dikelola, untuk memastikan waktu yang
dibutuhkan dimanfaatkan dengan benar, setiap aktivitasnya dapat dipertanggung
jawabkan, dan tidak ada waktu yang hilang dengan cara menunggu atau mengharapkan
perubahan yang tidak pasti.
Daftar Pustaka
[1] Neil Rasmussen and Suzanne Niles, Data Center Projects : Project
Management, APC, Schneider Electric’s Data Center Science Center, 2012
[2] http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2013/02/Data-center.pdf, akses
terakhir 20 November, 2013
[3] http://www.cfroundtable.org/meetings/31803/TIA_INFRASTRUCTURE_STANDA
RDS_FOR_DATA_CENTERS_by_Jew.pdf, akses terakhir 20 November, 2013
MODUL PERKULIAHAN
Perancangan
Data Center
Sistem Perencanaan
Perancangan Data
Center
11
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Sistem perencanaan adalah faktor Mahasiswa mampu memahami
penting dalam proyek pembangunan langkah-langkah praktis yang dapat
infrastruktur Datacenter. Sebagian diikuti untuk mengurangi biaya
besar masalah dapat dihindari dengan menyederhanakan dan
dengan melihat sistem perencanaan memperpendek proses
sebagai model aliran data, dengan perencanaan namun dapat
urutan yang tetatur dalam tahap- meningkatkan kualitas.
tahap yang harus dijalankan dari
konsep awal sampai hasil akhir yang
akan dicapai.
Sistem Perencanaan
11.1. Pendahuluan
Gambar 11.1. Fase perencanaan dalam konteks siklus hidup pusat data
Fase siklus hidup disorot dalam abu-abu pada gambar di atas menggambarkan
proyek data center secara keseluruhan. Pada bagian perencanaan dalam siklus siklus
ini menjadi dasar untuk tahap-tahap selanjutnya. Tahap perencanaan harus memakan
waktu yang cukup dan menghasilkan rencana yang efisien baik dalam hal biaya maupun
waktu. Tahap perencanaan akan menghasilkan design fisik yang akan dibangun dan
juga tahap-tahap yang akan dijalani untuk mencapai tujuan tersebut.
Urutan sistem perencanaan adalah aliran pemikiran logis , kegiatan , dan data
yang mengubah ide awal proyek menjadi dokumen persyaratan yang komplek dan yang
mengontrol kinerja dan biaya dalam pembangunan data center. Perencanaan sistem
diurutkan ke dalam empat kegiatan yang berlangsung selama fase perencanaan proyek.
Aliran proses yang diuraikan dalam empat kegiatan ini berisi beberapa ide kunci
yang kami temukan untuk menjadi yang terbaik / best practice dalam perencanaan data
center dan membentuk dasar untuk metode yang dijelaskan dalam makalah ini . Ide-ide
kunci adalah:
Pemisahan konsep sistem dari desain rinci
Hal ini akan menjadi sangat efisien untuk memilih konsep sistem sebelum
menghasilkan spesifikasi teknis yang rinci, bekerja pada desain rinci, atau
memperdebatkan daftar panjang permintaan user. Laporan mengenai kinerja atau
biaya yang muncul setelah desain rinci telah dimulai, dapat menyebabkan
perubahan dalam konsep sistem yang mendasar dan menciptakan banyak terjadi
pengulangan pekerjaan dan jadwal yang melebar. Bagian awal dari proses desain
perlu fokus secara eksklusif untuk memastikan pemahaman bersama tentang
kemampuan yang paling penting dari data center dan biaya yang akan dikeluarkan,
dan menghindari investasi dalam bekerja pada desain rinci dan spesifikasi.
Menentukan konsep sistem melibatkan pengambil keputusan level atas dalam
menentukan tujuan akhir dan membuat pengorbanan awal antara kinerja, biaya ,
ukuran, lokasi , dan jadwal untuk semua stakeholders yang terlibat dalam
pembangunan data center tersebut. Pendekatan ini berusaha untuk menghindari
masalah yang sering dihadapi di mana stakeholder kunci tidak menyadari
karakteristik desain dasar atau biaya sampai desain rinci mulai muncul kemudian
dalam proses.
dalam setiap langkah namun tujuan dari proses yang efektif adalah mencoba untuk
meminimalkan pekerjaan ulang , dan terutama untuk menghilangkan kesalahan yang
menyebabkan proses untuk menambah dua atau lebih tahapan lagi. perkembangan
dapat dimodelkan menggunakan aliran diilustrasikan pada Gambar 11.2 . Data yang
mengalir dan sedang berubah adalah deskripsi pengembangan sistem. Dalam Gambar
11.2, data ditampilkan sebagai halaman pada clipboard mengalir dari satu kegiatan ke
kegiatan lainnya ( persegi panjang hijau ) dengan halaman baru dari data yang berfungsi
sebagai masukan tambahan untuk setiap langkah berikutnya sepanjang jalan . Setiap
kegiatan menambahkan informasi lebih lanjut dan jumlah konten ini menjadi persyaratan
desain untuk proses selanjutnya. Persyaratan pelaksanaan kegiatan apabila
dikombinasikan dengan output didirikan pada tiga kegiatan sebelumnya, bersama-sama
menjadi persyaratan desain lengkap dan berfungsi sebagai " buku aturan " untuk desain
dalam tahap desain berikutnya.
Banyak kegagalan perencanaan, design awal tidak sesuai lagi, dan jadwal yang tidak
tepat waktu dapat ditelusuri ke:
Kegagalan para stakeholder untuk memiliki pemahaman bersama dan
kesepakatan tentang parameter kunci pada awal proses
Para stakeholder tidak sepenuhnya menyadari timbal balik antara parameter ini
Para stakeholder tidak sepenuhnya diberitahu tentang bagaimana desain yang
diharapkan dan berlawanan dengan parameter tersebut sampai pada saat
desain rinci telah berlangsung atau bahkan telah selesai, ketika itu terjadi
mungkin terlalu mahal untuk melakukan perubahan.
Tujuan penting dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa waktu
eksekutif digunakan maksimal pada keputusan yang paling penting . Pendekatan yang
efektif adalah memecah kegiatan ini menjadi dua langkah :
Namun, dalam banyak kasus keputusan mutu dapat dilakukan dalam beberapa hari dan
harus menjadi target selama langkah ini.
Preferensi pengguna dan kendala meliputi desain teknis kebutuhan dan tidak termasuk
dalam enam parameter proyek utama dan tidak eksplisit dalam konsep sistem atau
pilihan lokasi . Mengingat pilihan konsep sistem dari kegiatan sebelumnya, kegiatan ini
mengumpulkan dan mengevaluasi preferensi pengguna dan kendala untuk menentukan
apakah mereka sah, atau harus disesuaikan dalam beberapa cara untuk mengurangi
biaya atau menghindari masalah. Gagasan utama di sini adalah bahwa preferensi
pengguna dan kendala harus disesuaikan sehingga mereka bekerja dengan konsep
sistem yang sudah dipilih.
Ini adalah pengalaman kami bahwa hal itu jauh lebih efisien untuk memvalidasi dan
menyesuaikan preferensi pengguna dan kendala setelah konsep desain yang dipilih,
daripada mengumpulkan ini sebagai penyebab perubahan design secara keseluruhan.
Ini adalah preferensi pengguna dan kendala yang sering tanpa disadari mendorong
design data center keluar dari desain standar dan menaikkan biaya , manambah wantu ,
dan menurunkan kualitas.
Kontributor kunci yang terlibat pada tahap ini harus mencakup operasi IT ,
network engineer , insinyur fasilitas , personil lain yang berhubungan dengan data yang
centeractivities sehari- hari , dan pengalaman consultant dalam perencanaan sistem
untuk proyek-proyek data center.
Preferensi pengguna dan kendala yang didefinisikan sebagai berikut :
Preferences adalah keinginan pengguna yang dapat berubah atau penyesuaian
setelah pertimbangan (atau peninjauan kembali) konsekuensi biaya. Preferensi
pengguna kadang-kadang berubah ketika pengguna disajikan dengan informasi
baru.
Constraints adalah kendala yang tidak bisa diatasi, atau hanya dapat diubah
dengan biaya besar atau dengan konsekuensi yang tidak dapat diterima.
Kendala adalah kondisi yang sudah ada yang sulit atau tidak mungkin untuk
berubah.
Preferensi adalah karakteristik yang dipandang sebagai diinginkan oleh operator atau
organisasi berdasarkan tujuan mereka atau pengalaman mereka , tetapi tidak kendala .
Contoh preferensi pengguna adalah sebagai berikut :
Jalur pemasangan kabel listrik diatas
Pengunjung dapat melihat data center
Kamera keamanan untuk melihat setiap inci dari ruang data center
Rack yang lebih besar, sehingga kabel akan lebih rapi
Secara fisik memisahkan lemari IT oleh pelanggan IT
Tampilan di dinding yang menunjukkan kinerja dari data center
Kendala yang ditentukan oleh keadaan dan tidak berada di bawah kendali desainer data
center. Kendala termasuk keterbatasan fasilitas, keterbatasan peraturan, atau
persyaratan bisnis yang tidak bisa diubah. Konsultan diperlukan untuk menilai apakah
keputusan yang berdampak penempatan fisik fasilitas yang sesuai dengan standart
nasional dan lokal .
off dan interaksi antara preferensi yang berbeda dan kendala , seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4 . Tujuannya di sini adalah untuk membuat adaptasi konsep untuk
menghindari kebutuhan untuk kembali ke peninjauan kembali konsep sistem kecuali
benar-benar dibutuhkan. Itu adalah pengalaman kami bahwa hampir semua preferensi
dan kendala dapat diusahakan untuk bekerja dengan konsep sistem yang dipilih .
Dalam kebanyakan kasus beberapa iterasi yang diperlukan untuk sampai pada set akhir
preferensi pengguna dan kendala. Kegiatan ini selesai ketika preferensi dan kendala
sudah bertemu dengan konsep sistem dan diringkas sebagai adaptasi konsep,
preferensi divalidasi, dan kendala divalidasi. Kegiatan Proses ini dapat dipercepat jika
preferensi pengguna dan kendala dikumpulkan secara paralel dengan kegiatan-kegiatan
sebelumnya. Perhatikan bahwa banyak kendala tidak dapat ditentukan sampai situs
tersebut dipilih. Ini mungkin memerlukan kegiatan sebelumnya, "Mengembangkan
konsep sistem", berlangsung sebelum kendala dapat dikumpulkan.
Penggunaan desain referensi sebagai sarana untuk membangun konsep desain, seperti
yang direkomendasikan dalam makalah ini, sangat menyederhanakan desain sistem
rinci dibuat dalam tahap desain, jika desain referensi telah disediakan dengan cukup
rinci. Referensi desain yang efektif sudah termasuk banyak konten dalam daftar di atas
sehingga tidak perlu diciptakan. Referensi desain biasanya mencakup diagram one-line
untuk ruang listrik, mekanik, dan IT, memberikan layout lantai, Bill of Material (BOM),
dan memberikan karakteristik kinerja yang diharapkan tingkat sistem, yang semuanya
sering dapat langsung dimasukkan ke dalam desain rinci dengan adaptasi kecil dan
analisis tambahan minimal.
11.4. Kesimpulan
informasi selama fase perencanaan awal proyek pusat data dan memastikan para
pemangku kepentingan menggunakan waktu mereka secara efektif.
Daftar Pustaka
[1] Neil Rasmussen, Data Center Projects : System Planning, APC, Schneider
Electric’s Data Center Science Center, 2012
[2] http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2013/02/Data-center.pdf, akses
terakhir 20 November, 2013
[3] http://www.cfroundtable.org/meetings/31803/TIA_INFRASTRUCTURE_STANDA
RDS_FOR_DATA_CENTERS_by_Jew.pdf, akses terakhir 20 November, 2013
MODUL PERKULIAHAN
Perancangan
Data Center
Infrastruktur Pengkabelan
Data Center
12
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Sistem perencanaan adalah faktor Mahasiswa mampu memahami
penting dalam proyek pembangunan langkah-langkah praktis yang dapat
infrastruktur Datacenter. Sebagian diikuti untuk mengurangi biaya
besar masalah dapat dihindari dengan menyederhanakan dan
dengan melihat sistem perencanaan memperpendek proses
sebagai model aliran data, dengan perencanaan namun dapat
urutan yang tetatur dalam tahap- meningkatkan kualitas.
tahap yang harus dijalankan dari
konsep awal sampai hasil akhir yang
akan dicapai.
Pendahuluan
Data Center dapat pula di pandang sebagai suatu data warehouse, yang merupakan
system pengelolaan data mual idari pengumpulan data, pengelolaan, penyimpanan
hingga penemuan kembali data, serta mampu memberikan dukungan dalam
pengambilan keputusan. Berdasarkan jenis layanannya, secara umum data center di
kelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Pusat data internet yaitu hanya mendukung aplikasi terkait dengan internet,
biasanya di bangun dan di operasikan oleh penyedia jasa atau perusahaan yang
memiliki model bisnis berdasarkan pada niaga internet (internet commerce).
2. Pusat data usaha, untuk mendukung semua fungsi yang memungkinkan
berbagai model bisnis berjalan pada layanan internet, intranet atau keduanya.
Ini akan sulit bagi setiap profesional TI untuk menunjuk ke elemen tunggal sebagai
bagian yang paling penting dari sebuah Data Center dan tidak mungkin untuk
melakukannya tanpa argumen dalam kelompok ahli data center. Seperti lingkungan
jaringan yang kompleks, data center adalah sistem yang saling terkait dan elemen yang
independen, masing-masing bergantung pada terfokus pada kinerja bagian dari sebuah
ekosistem.
Dalam ekosistem seperti itu, pendekatan terbaik untuk memahami keseluruhan adalah
memiliki pengetahuan inti dari bagian-bagiannya. E-book Ini, ditulis oleh ahli Data
Center Carrie Higbie berfokus pada salah satu bagian penting, yaitu infrastruktur kabel.
Dari dasar-dasar infrastruktur fisik dan praktik terbaik untuk pertimbangan utama dalam
memilih jenis kabel dengan pertimbangan lingkungan.
Istilah Data center memunculkan arti yang berbeda untuk orang yang berbeda.
Beberapa berpendapat bahwa Data Center adalah ruangan di mana server disimpan.
Lainnya memvisualisasikan cukup gambar yang berbeda. Memang benar bahwa pada
satu waktu, Data Center sedikit lebih dari ruang server yang aman. Namun dengan
kemajuan teknologi dan data bisnis sentris hari ini istilah bisa lebih baik dinyatakan
sebagai "misi kritis Data Center". Model bisnis telah melalui siklus yang lengkap dari
Data Center sentralisasi menjadi desentralisasi dan sekarang kembali ke sentralisasi.
Bisnis menyadari bahwa data adalah aset terkuat mereka dan dengan demikian
membuat langkah untuk menjamin ketersediaan, keamanan dan redundansi.
Konsep data center juga telah berkembang menjadi model bisnis sendiri.
Perusahaan yang menyediakan penyimpanan berlebihan dan offsite bagi perusahaan
lain sedang membangun keadaan fasilitas seni pada skala global. Pada pusat dari
fasilitas ini adalah infrastruktur TI. Materi ini akan membahas infrastruktur dan
komponen dari Data Center. Apakah sebuah perusahaan menerapkan semua atau
bagian dari komponen ini, salah satu elemen inti akan selalu tetap, yaitu infrastruktur
sistem kabel. Panduan perencanaan ini dirancang untuk menyediakan Anda dengan
peta jalan dasar untuk Data Center Anda.
Menurut studi riset pasar Data Center di Amerika Utara terbaru Infonetics Research,
dikombinasikan layanan data center yang diproyeksikan dan produk yang diharapkan
tumbuh 47 % dari $ 10.600.000.000 untuk $ 15.600.000.000 antara 2003 dan 2007.
Data Center dapat mewakili 50 % dari anggaran TI bagi suatu organisasi . Pusat-pusat
data rumah data untuk ERP ( Enterprise Resource Planning ) aplikasi, aplikasi e-
commerce, SCM ( Supply Chain Management ), CAD / CAM, media yang kaya,
konvergensi video / suara / data, B2B ( Business to Business ) aplikasi beserta back-
office aplikasi yang dijalankan perusahaan. Mekanisme komunikasi untuk yang sangat
aplikasi, namun unsur penting data uptime tidak berubah. Menurut IT Week, sebuah
survei dari 80 perusahaan besar AS yang dilakukan oleh perusahaan analis Infonetics
tahun lalu menunjukkan bahwa mereka memiliki rata-rata 501 jam downtime jaringan
per tahun, dan ini biaya mereka hampir empat persen dari pendapatan mereka, sebesar
jutaan dolar. Dalam penelitian terpisah, analis Gartner memperkirakan bisnis yang khas
mengalami rata-rata 87 jam downtime per tahun, dapat menghasilkan total kerugian
melebihi $ 3,6 juta.
Hal ini tidak terlalu sulit untuk melihat downtime yang secara langsung
diterjemahkan ke dalam dolar, dan banyak dari mereka. Perusahaan yang menyediakan
komponen data center dan peralatan yang sensitif terhadap ini dan telah membuat
langkah besar dalam menyediakan perusahaan dengan layak, solusi yang sangat bagus
untuk kebutuhan dan pertumbuhan data mereka.
Data Center terdiri dari kecepatan tinggi, permintaan tinggi sistem komunikasi
jaringan yang mampu menyerahkan lalu lintas untuk SAN ( Storage Area Networks),
NAS ( Network Attached Storage), Lahan / file / aplikasi / web server, dan komponen
lainnya yang berada dalam lingkungan yang terkendali . Kontrol lingkungan berkaitan
dengan kelembaban, banjir, listrik, temperatur, kontrol api, dan tentu saja, akses fisik .
Komunikasi dalam dan keluar dari Data Center disediakan oleh WAN, CAN/MAN dan
LAN link dalam berbagai konfigurasi tergantung pada kebutuhan dari pusat tertentu .
Sebuah Data Center yang dirancang dengan baik akan memberikan ketersediaan,
aksesibilitas, skalabilitas, dan keandalan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari per
tahun dikurangi downtime dijadwalkan untuk pemeliharaan. Perusahaan-perusahaan
telepon bekerja untuk 99,999 % uptime dan data center tidak berbeda. Ada dua tipe
dasar Data Center :
CDC dipelihara dan dioperasikan dari dalam perusahaan itu, sementara IDC
dioperasikan oleh Internet Service Provider (ISP). ISP menyediakan situs web pihak
ketiga, fasilitas kolokasi dan layanan data lainnya bagi perusahaan seperti email
outsourcing. Data Center penting yang dipantau oleh NOC (Network Operations Center)
yang mungkin di-rumah atau outsourcing kepada pihak ketiga. NOC adalah tempat
pertama pemadaman direalisasikan dan titik awal untuk tindakan korektif. NOC
umumnya dikelola selama jam data center operasi. Dalam 24 x 7 Data Center.
Perangkat peralatan pemantauan akan menyarankan masalah NOC seperti overheating,
peralatan mati , dan kegagalan komponen melalui serangkaian pemicu yang dapat
dikonfigurasi pada peralatan atau melalui software monitoring pihak ketiga yang dapat
menjalankan atas semua peralatan.
CDC dipelihara dan dioperasikan dari dalam perusahaan itu, sementara IDC
dioperasikan oleh Internet Service Provider ( ISP ) . ISP menyediakan situs web pihak
ketiga, fasilitas kolokasi dan layanan data lainnya bagi perusahaan seperti email
outsourcing. Data Center penting yang dipantau oleh NOC ( Network Operations Center
) yang mungkin outsourcing kepada pihak ketiga. NOC adalah tempat pertama
pemadaman direalisasikan dan titik awal untuk tindakan korektif. NOC umumnya
dikelola selama jam data center operasi dalam 24 x 7 Data Center. Perangkat peralatan
pemantauan akan menyarankan masalah NOC seperti overheating, peralatan mati , dan
kegagalan komponen melalui serangkaian pemicu yang dapat dikonfigurasi pada
peralatan atau melalui software monitoring pihak ketiga yang dapat menjalankan atas
semua peralatan.
Kabel bisa saja tembaga (UTP, F / UTP, S / FTP) atau fiber (SM / MM) yang akan
tergantung pada interface peralatan yang itu adalah untuk menghubungkan. Dalam
banyak kasus kombinasi dari beberapa jenis media yang akan digunakan. Ini adalah
kepentingan terbaik pengguna akhir untuk menjalankan kabel mengakomodasi
pertumbuhan selama pelaksanaan pemasangan kabel pertama. Harga dapat
dinegosiasikan pada sebuah proyek untuk menghematan uang. Juga bergerak,
menambah dan perubahan mahal dan meningkatkan risiko menurunkan komponen
penting yang sedang digunakan. Praktek tipical memungkinkan untuk serat gelap (helai
terpakai) yang akan dijalankan bersama dengan serat aktif. Peralatan mungkin aktif atau
pasif.
Data Center mengandung jaringan yang sangat tinggi untuk konsolidasi dan
peralatan. Konsolidasi tinggi ini membutuhkan kepadatan tinggi kabel sistem. Jalur kabel
dalam Data Center umumnya terdiri dari kombinasi akses raised flooring system dan
kabel tray overhead. Raised flooring system memberikan manfaat kenikmatan estetis
bersama dengan manajemen panas dan akses mudah ke kabel tersembunyi . Kabel
Raised flooring system harus dijalankan dalam jalurnya ( saluran kabel ) untuk
melindungi mereka dari kabel listrik, perangkat keamanan dan sistem pencegah
kebakaran yang dapat dijalankan di lingkungan yang sama . Kabel daya dapat
dijalankan baik dalam media atau di jalur kekuasaan dan harus merespon jarak
minimum yang diuraikan dalam spesifikasi standar industri.
Tempat Peralatan dan ruang rak harus menjadi pertimbangan yang sangat awal
dalam proses desain keseluruhan. Identifikasi peralatan dan jumlah unit rak yang
digunakan akan menentukan jumlah rak yang diperlukan untuk instalasi. Pemasangan
rak peralatan dinyatakan dalam xRU, dengan x mewakili jumlah unit rak (1-3/4 masuk
ruang rak). Beberapa peralatan juga membawa penyangga atau kebutuhan udara untuk
memisahkan dari peralatan lainnya. Rak dibakukan pada 19 masuk lebar peralatan
pemasangan. Versi yang lebih besar dan lemari besar yang tersedia.
Semua rak harus dilabeli dengan benar seperti seharusnya semua peralatan
yang terkandung di dalamnya. Semua rak / lemari harus dilabeli dengan benar seperti
seharusnya semua peralatan yang terkandung di dalamnya, berhati-hati untuk tidak
memberikan label ruang dengan informasi yang bisa menimbulkan risiko keamanan.
Dalam sebagian besar industri terkait kepatuhan, sekarang persyaratan bahwa jaringan
sepenuhnya didokumentasikan dan dokumentasi dipertahankan. TIA-942 menyarankan
penggunaan jika sistem grid sehingga setiap kabinet dapat diidentifikasi dengan
posisinya di dalam ruangan. Tempat Peralatan dan rak harus berisi kabel yang
dibutuhkan dan harus menggunakan manajemen cabling. Tempat Peralatan dan rak
harus ditempatkan di lokasi-lokasi yang memungkinkan 4 feet dari pusat rak ke dinding
di belakang dengan jarak bebas minimal 3 feet di depan. Jika peralatan terkandung
dalam rak, clearance 6 feet harus diperbolehkan.
Kode ANSI TIA / EIA dan NEC semua harus berkonsultasi untuk penempatan
yang tepat dari semua komponen dalam Data Center. Dalam lingkungan lantai
mengangkat kandang peralatan dan penempatan rak juga harus mempertimbangkan
tata letak lantai ubin untuk mencegah situasi " a land-locked". Sekat Kabinet akan
bervariasi posisi dan jarak karena ukuran lemari dan persyaratan aliran udara, tetapi
biasanya 4 ft di depan kabinet disarankan (dua ubin penuh) dengan satu ubin penuh
ditambah ruang ubin yang tersisa di bagian belakang kabinet terdiri clearance di bagian
belakang.
Referensi : www.siemon.com
minimum 15m. Panjang 15m juga ditentukan oleh masalah kekuatan sinyal sebagai
sinyal paling kuat pada 15 m pertama. Hal ini dapat menciptakan masalah dengan dua
konektor terdekat. Dengan menyediakan setidaknya 15m ke titik koneksi pertama dalam
saluran, maka terdapat redaman untuk mengurangi kekuatan sinyal pada penerima atau
antara komponen. Untuk mencapai jarak 15m, ada dua pilihan: baik memberikan ruang
dalam jalur untuk mengambil jarak atau membuat loop layanan di bawah lantai. Loop
Layanan seharusnya tidak menjadi lingkaran, melainkan sosok longgar dikonfigurasi 8
untuk sistem UTP. Namun, konfigurasi ini bukan persyaratan untuk F / FUTP atau
sistem S / FTP karena resistensi melekat terhadap gangguan. Ingatlah bahwa kabel
tambahan akan mengkonsumsi ruang jalur lagi. Jarak tembaga untuk kategori 6A
twisted pair terbatas pada 100m untuk semua channel.
10GBASE-T berjalan pada kategori 6/class E kabel akan dibatasi hingga kurang
dari 37m tergantung pada ruang lingkup praktek mitigasi potensi untuk mengendalikan
crosstalk asing. Perlu dicatat bahwa tujuan TSB 155 adalah untuk memberikan
parameter untuk kualifikasi kategori 6/Class E aplikasi yang ada untuk penggunaan
10GBaseT, TSB 155 tidak boleh digunakan untuk merancang instalasi baru. Panjang
serat saluran bervariasi berdasarkan kelas dan jenis serat dan jenis antarmuka.
Memahami keterbatasan ini akan membantu dalam desain dan tata letak ruang data
center. Jika Anda menggunakan 10GBASE-CX4 atau Infiniband, Anda jarak terbatas
maksimal 15m. Bagan berikut menyajikan jarak untuk semua aplikasi 10GB / s dan
sistem kabel yang terkait.
Opsi Pertama
Opsi salah satunya adalah untuk menjalankan semua serat dan tembaga dari daerah
distribusi horizontal inti dan distribusi peralatan untuk area patching pusat dilengkapi
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
dengan patch panel. Ini menyediakan satu daerah pusat untuk menambal semua
saluran. Ada beberapa manfaat untuk desain ini. Pertama, semua lemari dapat tetap
terkunci. Sebagai patching dilakukan di daerah pusat - tidak perlu untuk memasukkan
lemari setiap saat kecuali ada perubahan hardware yang sebenarnya. Untuk industri
yang diatur oleh masalah kepatuhan dan keamanan terkait, ini dapat memberikan
manfaat yang lebih besar dengan mengurangi akses fisik ke koneksi. Cerdas patching
dapat ditambahkan ke kolom patching untuk meningkatkan keamanan dengan secara
otomatis pemantauan dan pelacakan bergerak, menambahkan, dan perubahan dalam
lingkungan tersebut.
Keuntungan lain adalah bahwa semua port yang dibeli untuk gigi aktif dapat
dimanfaatkan. Dengan kemampuan untuk menggunakan VLAN, jaringan dapat dibagi
sesuai kebutuhan. Dalam skenario lain, seluruh saklar pisau cenderung didedikasikan
untuk kabinet server. Namun, jika ada NIC server yang insuffcient untuk memanfaatkan
semua port, maka port menganggur menjadi mahal dan tidak efisien. Misalnya, jika
pisau 48 pelabuhan didedikasikan untuk lemari di lokasi XY12 tapi ada hanya 6 server
dengan dua koneksi masing-masing, 36 port dibayar untuk tetapi tetap siaga. Dengan
memanfaatkan lapangan patch pusat, 36 port tambahan dapat digunakan sesuai
kebutuhan di tempat lain dalam jaringan, sehingga menurunkan peralatan dan biaya
pemeliharaan yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan saluran kabel.
Opsi Dua
Opsi dua adalah untuk menempatkan patch panel dalam lemari server yang
berhubungan langsung dengan bagian masing-masing di lemari switch. Dalam skenario
in, switch blades/port akan idedikasikan untuk lemari server. Ini mungkin lebih mudah
dari perspektif jaringan, tetapi tidak dapat memberikan penggunaan terbaik dari semua
port dalam elektronik aktif.
Opsi Tiga
Opsi tiga terdiri dari penyedia poin konsolidasi untuk koneksi. Ini dapat berupa blok
penghubung atau patch panel. Hal ini memungkinkan untuk pendekatan pengkategorian
kabel, tetapi dapat menyebabkan bergerak lebih tinggi, menambah dan mengubah
biaya. Hal ini juga sulit untuk merancang dalam parameter dari 4 konektor saluran ketika
menggunakan distribusi zona.
Kerugian lainnya dengan model titik konsolidasi adalah bahwa perubahan memakan
waktu lebih dari swapping kabel patch jika pemasangan menghitung perubahan.
Tergantung pada lokasi titik konsolidasi, mungkin ada resiko tambahan dari kehilangan
tekanan statis di bawah lantai ketika menghapus ubin lantai dengan lebih dari 4 konektor
dalam satu saluran, atau merugikan saluran yang ada selama perubahan.
Opsi Empat
Sebuah pilihan terakhir adalah untuk memiliki semua lemari server dan lemari switch
dalam satu baris, berakhir ke bidang patch tunggal untuk baris, daripada ke lokasi pusat.
Koneksi inti dari MDA dibawa ke patch ini. Opsi ini dapat bekerja dengan baik di
lingkungan ISP atau lingkungan lainnya dimana lintas departemen/peanggan tidak
diinginkan atau ditolerir.
Opsi ini memberikan sedikit yang terbaik dari kedua dunia dalam bahwa akan ada
beberapa port cadangan, tetapi juga ubin lantai tidak perlu diangkat untuk melakukan
pekerjaan MAC. Meskipun hal ini sangat mirip dengan opsi pertama , segmentasi dapat
membuat lebih mudah bagi administratOr jaringan dan teknisi pabrik untuk
mengkoordinasikan upaya-upaya. Selain itu gaya desain memberikan fleksibilitas dalam
lingkungan yang terus berubah menyusut dan memperluas persyaratan
penyimpanan/jaringan dari waktu ke waktu.
Kesimpulan
Adapun kabel pilihan atau opsi ruangan dibuat,langkah kunci adalah berencana. Siemon
memiliki sumber daya untuk membantu dalam tata letak dan perencanaan atau hanya
sebagai pasangan kedua mata untuk setiap proyek.
Referensi :
1. Serat Optik, 13 Desember, 2013, http://pgascom.co.id/id/ict-solution/data-
center/9-berita.html
2. E-Book: Data Center Cabling Infrastructure, 2008, http://www.siemon.com.
3. All About CAT 6A Cat 6A Shielded Cable - Cat 6A UTP Cable, 13 Desember
2013, http://www.lanshack.com/cat6a.aspx
4. Category 7 and Category 7a Overview, 13 Desember 2013,
http://www.associatedtelephone.com/file_library/products/95_ATI-
%20Cat%207%20&%207a%20Overview.pdf
5. Main Distribution Area & Horizontal Distribution Area (MDA/HDA), 13 Desember
2013, http://www.beldensolutions.com/en/Solutions-Markets/Data_Centers_New/
Main_Distribution/index.phtml
6. Fiber Optic (Indoor & Outdoor Backbone), 13 Desember 2013,
http://www.jalasistema.com/index.php/product-a-services/fiber-optic
MODUL PERKULIAHAN
Perancangan
Data Center
13
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Perancangan jangka panjang Data Mahasiswa mampu memahami
Center atau ruang jaringan sulit konsep growth plan, parameter-
dilakukan. Pemborosan biaya dapat parameter dan perbedaan konsep
dihindarkan dengan menerapkan scalable dan non scalable.
strategi perencanaan yang
sederhana. Modul ini menjelaskan
cara mudah dan efektif untuk
membangun capacity plan bagi
pusat data dan ruang jaringan.
Growth Model
1.1 Pengertian Growth Model
Growth Model adalah model yang menyediakan struktur dan terminologi untuk
diskusi kebutuhan daya IT di masa depan. Growth Model menyediakan kerangka kerja
standar untuk mengekspresikan dan mengembangkan pemahaman bersama tentang
kebutuhan kekuatan dari fasilitas IT sedang direncanakan.
Tabel 1. Penjelasan Parameter Growth Project
Model pertumbuhan ini menyediakan bahasa umum dan kerangka kerja untuk
menampung baik pemahaman bebanITyang dibutuhkan dan
merencanakanperancangan infrastruktur fisik yang sistem tenaga listrik dan kapasitas
pendinginan yang cukup untuk mendukung kebutuhan.
Dari Tabel 1 diatas, dapat kita lihat bahwa Growth Model Parameter dikembangkan
menjadi 2 bagian, yaitu :
1. IT load profile adalah input dari tahapan perencanaan yang meliputi maximum,
minimum, ramp up time, dan initial load.
2. System capacity plan adalah output dari tahapan perencanaan untuk
menentukan berapa besar kebutuhan power untuk mendukung kebutuhan IT
load tersebut. Yang meliputi, step size dan margin.
Maximum final load adalah Beban tertinggi yang dapat diantisipasi, mengingat
peluang bisnis atau apapun memberikan peluang kepada user.
Minimum final load adalah Beban akhir terendah yang dapat diantisipasi,
mengingat risiko usaha dan potensial perubahan pasar.
1. Initial load adalah beban IT yang harus didukung pada awal saat sistem ini
diinstal.
2. Ramp-up Time adalah waktu antara instalasi awal dan beban akhir.
Step size adalah sebuah atribut dari System Capacity Planning, bukan dari IT
load Profile.Step size ditentukan dengan mempertimbangkan skalabilitas yang dipilih
sistem arsitektur (desain referensi, dijelaskan kemudian), denah (tata letak ruang), dan
penilaian ketidakpastian atau uncertainity pertumbuhan serta potensial dari manfaat
TCO.
Gambar 11. Pemborosan kapasitas selama data center hidup, jikabeban IT tidak
mencapai tingkat yang diproyeksikan
Gambar 13. Mengurangi pemborosan selama data center hidup, dengan menghentikan
kapasitas pembangunan dengan mencocokkan beban yang sebenarnya lebih rendah
a. Non-Scalable
Unsur-unsur non-scalable dipasang, pada awalnya, untuk mengantisipasi
beban maksimum selama berjalannya Data Center (parameter beban akhir
MAXIMUM).
Contoh unsur-unsur non-scalable adalah ukuran fisik ruang, kapasitas
pelayanan listrik masuk, dan AC ruangan.
b. Scalable
Elemen Scalable dipasang, pada awalnya, untuk beban yang lebih rendah
dari maksimum (cukup untuk mendukung beban awal untuk jangka waktu
tertentu), kemudian meningkat dari waktu ke waktu sesuai dengan langkah-
langkah dari rencana phase-in.
Contoh elemen scalable adalah rak, perlindungan daya pada rak dan
distribusi kabel, dan peralatan pendingin rak.
Semakin jauh minimum dari maksimum, semakin banyak ketidakpastian ada diproyeksi
beban IT masa depan. Menggunakan perbedaan antara minimum dan maksimum
sebagai ukuran ketidakpastian, keputusan dapat dibuat apakah untuk membangun
seluruh sistem dimuka atau merancang rencana langkah Phase-In:
Tidak ada ketidakpastian. Jika beban akhir MINIMUM sama dengan beban akhir
MAKSIMAL, tidak ada ketidakpastian beban akhir maka satu-satunya alas an
untuk langkah tersebut adalah memanfaatkan efisiensi, jika ada waktu ramp-up
yang signifikan pada beban akhir, untuk menyelaraskan kapasitas dengan beban
selama waktu ramp-up. Jumlah langkah akan ditentukan oleh perhitungan dari
biaya gangguan (dari menginstal) terhadap kelebihan biaya yang terbuang
selama ramp-up.
Sedikit Ketidakpastian. Jika beban akhir MINIMUM hanya sedikit kurang dari
beban akhir MAKSIMAL, keuntungan dari ramp-up Phase-in (baik untuk
memberikan poin evaluasi ulang atau menyelaraskan kapasitas dengan beban)
mungkin tidak cukup untuk menyeimbangkan gangguan yang disebabkan oleh
penempatan langkah. Dalam hal ini, pembangunan penuh dimuka mungkin
menjadi pilihan terbaik.
Ketidakpastian yang besar .Jika beban akhir MINIMUM secara signifikan kurang
dari beban akhir MAKSIMAL, sebuah pembangunan awal yang sedikit dan
langkah phase-in biasanya seimbang.
Growth Model adalah alat penting dalam analisis total biaya kepemilikan (TCO) untuk
membandingkan rencana kapasitas. Ketidakpastian tentang beban IT masa depan sulit
untuk dinilai, tetapi merupakan faktor penting yang harus diakui dan diukur dalam
beberapa cara untuk membuat keputusan tentang rencana biaya alternatif. Growth
Gambar 16. Perbandingan upfront buildout dengan langkah Phase-In, dengan asumsi
beban akhir MAKSIMAL
Gambar 17. Perbandingan upfront dengan phase-in, dengan asumsi dihitung dari
beban yang "diharapkan (expected) "
Referensi
Rasmussen, Neil and Suzanne Niles. 2011. Data Center Projects: Growth Model.
Schneider Electric
Yulianti, Diah Eka dan Hafda Bayu Nanda. 2008. Best Practice Perancangan Fasilitas
Data Center.
http://www.datacenterknowledge.com/archives/2010/08/10/rackspace-boosts-cloud-
revenue-margins/
MODUL PERKULIAHAN
Perancangan
Data Center
14
Ilmu Komputer Teknik Informatika 15045 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Perencanaan lantai memiliki peran Mahasiswa mampu memahami
penting untuk kapasitas power dan konsep struktur perencanaan lantai
kelistrikan yang efisien pada pusat untuk layout ruang dan perangkat di
data. Seringkali perencanaan lantai dalam ruang pusat data.
pusat data dibuat secara bertahap
tanpa adanya perencanaan
terpusat. Ketika perencanaan yang
tidak memenuhi syarat telah
direalisasikan maka akan sulit untuk
memperbaiki kerugian akibatnya
kinerja yang kurang baik.
Perencanaan tata ruang termasuk batas-batas disetiap ruangan dan tata ruang
peralatan IT yang berada di dalam ruangan tersebut. Kebanyakan user tidak
mengetahui pentingnya tata ruang lantai dalam meningkatkan performa data center itu
sendiri atau mereka kebanyakan hanya memahami pentingnya setelah tata letak yang
jelek telah dibuat.berikut factor yang menentukan dalam karateristik data center :
Jumlah lokasi rak yang mungkin dalam ruangan
Densitas daya dicapai
Kompleksitas daya dan pendingin sistem distribusi.
Prediktabilitas distribusi suhu di dalam ruangan.
Konsumsi daya listrik dari pusat data.
Gambar 14.2. Penempatan Rack
Penyebaran bertahap
Partisi wilayah atau dinding yang membagi pusat data menjadi dua kamar atau lebih
memiliki manfaat sebagai berikut :
Kemampuan untuk mereset tujuan dimasa depan
Kemampuan untuk melakukan modifikasi infrastruktur radikal di satu daerah
tanpa menggangu pengoperasian daerah lain.
Kemampuan untuk menunda instalasi infrastruktur dasar untuk masa
mendatang.
Mengontrol aliran udara menggunakan lorong udara panas dan lorong udara
dingin dalam setiap rack.
Tujuan utamanya adalah mengurangi jumlah udara panas yang ditarik ke dalam
pendingin peralatan udara. Contoh gambarnya :
Gambar 14.3. Konsep dasar hot-aisle/cold-aisle
2016 Perancangan Data Center Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Menyediakan cara akses yang aman dan nyaman karena pusat data yang efektif
didasarkan pada layout baris dengan lorong yang berfungsi sebagai cara akses.
intinya adalah bagaimana mengatur tata letak peralatan untuk menempatkan
kolom dalam baris tersebut.lihat gambar dibawah :
Menyelaraskan lantai dan langit-langit ubin dengan peralatan.
Untuk mengoptimalkan data center tata letak lantai grille harus sejajar dengan
rak, karena manfaatnya untuk meyelaraskan setiap petak plafon grid dengan
grid lantai. Jika tidak, aliran udara dapat terhambat secara signifikan.
Pengukuran jarak baris dilapangan (ruangan)
Jarak antara lorong memiliki fleksibilitas yang jauh lebih sedikit dan merupakan
kendala pengendali dalam tata letak peralatan.pengukuran jarak baris ke baris
disebut lapangan.tata letak pitch adalah jarak dari satu lorong dingin ke lorong
dingin sebelah
Mengurangi peralatan terisolasi dan memaksimalkan panjang baris ruangan.
Gambar 14.4. Pitch of a row layout
Desain yang ideal teoritisnya didalam pusat data tidak memiliki baris terakhir atau baris
panjang tak terbatas.tujuannya adalah memaksimalkan panjang baris sesuai dengan
tujuan sebelumnya yaitu menyediakan cara aksses yang aman dan nyaman.
14.5. Kesimpulan
Perencanaan tata ruang sangat penting dalam proses design yang di terapkan pada
data center kecil ataupun data center yang besar.ketika perencanaan tidak sesuai
diawal akan berakibat kepada kinerja data center yang dibuat seperti contohnya
pengurangan peralatan IT, pengurangan kekuatan power listrik dan meningkatnya
tagihan listrik.
Referensi
Rasmussen, Neil and Suzanne Niles. 2011. Data Center Projects: Establishing Floor
Plan. Schneider Electric
Yulianti, Diah Eka dan Hafda Bayu Nanda. 2008. Best Practice Perancangan Fasilitas
Data Center.
http://www.datacenterknowledge.com/archives/2010/08/10/rackspace-boosts-cloud-
revenue-margins/