Profil Metode Usmani
Profil Metode Usmani
Profil Metode Usmani
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Usmani
telah lama hilang, dikarenakan percobaan metode- metode baru yang belum
ada, yang mungkin bisa lebih mudah dan cepat dalam belajar membac Al-
yang menyalahi dan keluar dari kaidah- kaidah ilmu tajwid. Terbitnya
metode Usmani ini seakan- akan melanjutkan impian ulama salaf, kebenaran
yang hilang kini kembali lagi. Metode Usmani ini bisa menjadi generasi
10 Abu Najibullah Saiful Bakhri, Buku Panduan Pendidikan Guru Pengajar Al- Qur’an (PGPQ),
(Blitar: Lembaga Pendidikan Al- Qur’an Ponpes Nurul Iman), Hlm. iii
14
sesuai dengan bacaan Imam Asim Riwayah Hafs Thoriq Syathibi, dimana
buku ini disusun dengan menggunakan Rosm Usmani, dan dikemas dengan
disusun dalam sebuah rangkaian dari materi yang sangat mudah untuk
No
JUZ MATERI
.
1. PEMULA Kelompok baca 1,2,3 huruf hijaiyah yang berharokat
fathah.
2. SATU 1. Kelompok baca 1,2,3 huruf hijaiyah yang
berharokat fathah.
2. Huruf Hijaiyah berangkai dalam satu kelompok
baca.
3. Nama Huruf Hijaiyah dan angka arab 1-9.
3. DUA 1. Huruf Hijaiyah yang berharokat fathah, kasroh,
dommah, fathah tanwin, kasroh tanwin dan
dommah tanwin.
2. Bacaan huruf tafkhim dan terqiq selain lam dan ro.
3. Macam-macam huruf Ta.
4. Bacaan Mat Tobi’i dan mulhaqnya.
5. Tanda-tanda Rosm ‘Usmani.
6. Nama-nama angka arab 1-99.
4. TIGA 1. Bacaan huruf-huruf berharokat sukun.
2. Persamaan nun sukun dan tanwin.
3. Huruf bertasydid.
11 Abu Najibullah Saiful Bakhri, Metode Praktis belajar Membaca Al- Qur’an “ Usmani”, (Blitar:
2009), Hlm. 4-6.
15
Metode Usmani tidak lepas dari sejarah metode membaca Al- Qur’an,
a. Metode Riwayah
12 Abu Najibullah Saiful Bakhri, Metode Praktis belajar Membaca Al- Qur’an “ Usmani”, (Blitar:
2009), Hlm. 1-4.
16
belajar secara langsung kepada seorang guru cara baca Al-Qur’an yang
benar.
syuhada’.
Qur’an.
Affan, pada masa ini Usman bin affan memerintahkan agar mushaf
pembawa Al-Qur’an.
sahabat terpilih ke lima ibu kota propinsi tersebut adalah mushaf yang
masih polos, belum memakai tanda baca, titik, sakal dan tanda-tanda yang
pemberian titik.
berupa satu titik di atas huruf, tanda kasroh berupa satu titik di bawah
huruf, tanda dhommah berupa satu titik di sela-sela huruf dan tanda tanwin
dikembangkan oleh muridnya yang bernama yahya bin ya’mur dan nashor
bin ‘Asim dengan cara membubuhkan tanda atitik hitam seperti contoh
dibawah ini :
19
oleh Imam Kholil bin Ahmad dengan cara mengganti titik merahnya Abu
Aswad Ad-duali, fathah ditandai dengan alif kecil yang dimiringkan di atas
huruf, kasroh ditandai dengan ya’ kecil di bawah huruf, dhommah ditandai
dengan waw kecil di atas huruf, tanwin ditandai dengan tambahan tanda
serupa, sukun dengan kepala ha’ di atas huruf, tasydid dengan tanda kepala
bawah ini :
c. Methode Diroyah
yang menulis sebuah karya besar yaitu kitab Khirzul-Amani dan puncak
Usmani merupakan hasil ijma’ para sahabat yang harus kita peratikan dan
hukumnya adalah haram. Demkian juga sesuai dengan ijma’ para imam
empat, dan imam qurro’ bahwa mengikuti tulisan yang terdapat dalam mushaf
Qur’an dengan metode Usmani yaitu sebagai upaya untuk ikut serta menjaga
dan memelihara keaslian, kesucian, dan kehormatan Al- Qur’an baik dari
pembelajaran, yaitu:13
PTQ ini adalah pembelajaran secara langsung kepada seorang guru yang
mempunyai sanad riwayat yang jelas, cara belajar Al- qur’an yang benar.
usmani mulai dari pemula, juz1 sampai juz 7, hingga memenuhi syarat
sesuai dengan ketentuan kelayakan menjadi seorang guru yang handal dan
Al- Qur’an agar tetap terbaca sesuai sesuai dengan kaidah tajwid
yang benar sesuai dengan qiro’ah Imam Asim, Riwayat Imam Hafs,
14 Abu Najibullah Saiful Bakhri, Buku Panduan Pendiidkan Guru Pengajar Al- Qur’an (PGPQ)”,
(Blitar: 2009), Hlm. 4-6.
23
kesabaran.
a.
saja untuk belajar dan mengajar Al- Qur’an. Namun tidak sembarang
ditashih.
15 Ibid Hlm 4
16 Ibid Hlm 4
24
mana.17
Target yang diharapkan dar embelajaran metode Usmani secara umum adalah
murid peserta didik mampu membaca Al- Qur’an dengan tartil sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.18
Yaitu suatu paket belajar mengejar berkenaan dengan satu unit materi
pembelajaran.
secara sistematik
17 Ibid Hlm 5
18 Ibid Hlm 5
pelajaran berikutnya.
semakin banyak latihan, murid akan semakin terampil dan fasih dalam
membaca.
berbeda) antara yang satu dengan lainnya. Apa yang dapat dipelajari oleh
seseorang secara cepat, mungkin tidak dapat dilakukan oleh yang lain
dengan cara yang sama. Oleh karena itu mereka harus diberlakukan
SAW, maka dalam proses belajar mengajar harus secara talaqqi dan
musyafahah.
berhadap- hadapan antara guru dan murid, murid melihat secara langsung
contoh bacaan dari seorang guru, dan guru melihat bacaan murid apakah
terlebih dahulu bacaannya oleh Kyai Saiful Bahri atau ahli Al- Qur’an
20 Abu Najibullah Saiful Bakhri, Buku Panduan Pendiidkan Guru Pengajar Al- Qur’an (PGPQ)”,
(Blitar: 2009),Hlm. 8-9.
27
bacaan tersebut)
tersebut
a)Teliti
b) Waspada
c) Tegas
28
mengeja
1) Tahapan Sosialisasi
22 Abu Najibullah Saiful Bakhri, Buku Panduan Pendiidkan Guru Pengajar Al- Qur’an (PGPQ)”,
(Blitar: 2009),Hlm. 10-11.
29
belajar.
2) Kegiatan Terpusat
3) Kegiatan Terpimpin
4) Kegiatan Klasikal
menyimak.
5) Kegiatan Individual
1) Pembukaan
a)Salam
30
b)Hadroh fatihah
2) Appersepsi
belajar.
3) Penanaman konsep
4) Pemahaman
5) Keterampilan
dalam membaca.
6) Penutup
b)Do’a penutup
c) Salam23
Agar alam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, maka
a. Individual/ Sorogan
b. Klasikal
mendasarinya.
c. Klasikal – Individual
sebagian waktu untuk klasikal dan sebagian waktu yang lain untuk
individual.
24 Abu Najibullah Saiful Bakhri, Buku Panduan Pendiidkan Guru Pengajar Al- Qur’an (PGPQ)”,
(Blitar: 2009),Hlm. 12-16.
32
usmani
peseta.
kurang lancar.
Didasarkan dari straegi ini adalah firman Allah SWT dalam surah
peserta yang tiak membaca dan mulain dari halaman yang paling rendah
terdiri dari :
1-2)
hari berikutnya mengulangi lagi dari yang tiak lancar atau halaman
7) Jika ada bacaan yang salah, peserta yang lain menegur dengan
bacaan
2) Jika tetap salah, tanyakan pada peserta yang lain, siapa yang bisa
sebagainya.
sama.
dibenarkan.
pokok pelajaran awal sampai semua peserta lancar. Jika baru sebagian
habis, maka kembali lagi ke halaman pokok pelajaran, dan baru pindah
35
pertama tuntas.
1-2 baris dan disimak oleh peserta yang lain bersama- sama tutornya.
tugas setiap orang dalam satu kelompok berbeda- beda. Satu orang
membaca, satu orang menyimak tulisan, dan satu lagi melihat bibir yeng
13. Evaluasi
a. Test Pelajaran
25 Abu Najibullah Saiful Bakhri, Buku Panduan Pendiidkan Guru Pengajar Al- Qur’an (PGPQ)”,
(Blitar: 2009),Hlm. 16-17.
36
Yaitu tesy/ evaluasi yang dilakukan oleh guru kelas terhaap murid yang
kemampuan murid.
Yaitu test / evaluasi yang ilakukan oleh kepala sekolah (atas guru
ahli Al- Qur’an yang itunjuk ) terhaap muri yang menyelesaikan juz
muri telah siap untuk mengikuti test/ tashih akhir engan syarat:
dengan baik.26
27 DEPDIKBUD RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka, 2000), Hlm 664.
28 M. Arifin. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Sekolah Dengan di Rumah Tangga,
Jakarta, Bulan Bintang, 1976), Hlm 172.
29 Muhaimin dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya, Citra Media Karya Anak Bangsa, !996),
Hlm. 44.
38
redaksinya kepada nabi Muhammad SAW. dan diterima oleh umat secara
30 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajara, (Jakarta, Bumi Aksara, 2003), Hlm. 57.
32 Dalam pembahasan ini Katsoff menggunakan istilah metode perolehan pengetahuan, sedangkan
Jujun S. Sumantri menggunakan istilah sumber-sumber pengetahuan. (dalam Suyudi. Pendidikan
Dalam Perspektif Al-qur’an ( Yogyakarta, Mikroj, 2005), Hlm. 122.
adanya sikap keraguan terlebih dahulu, yang dalam hal ini yang dipelajari
santri atau bagaimana membuat santri dapat belajar dengan mudah dan
terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa (what to) yang
34 Muhaimin dkk. Paradigma Pendidikkan Islam, (Suatu Upaya Meng Efektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah), (Bandung,, Rosda Karya. 2002), Hlm. 146
40
a. Faktor Kondisi
didik.35
b. Faktor Metode
cara tertentu yang paling cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai
banyak sekali, antara lain metode ceramah, Tanya jawab, diskusi dan lain-
lain.
35 Ibid., hlm 150
41
c. Faktor Hasil
efisiensi, dan daya tarik. Keefektifan belajar dapat diukur dengan kriteria:
sebagai bentuk hasil belajar, 5) kualitas hasil akhir yang dapat dicapai 6)
tingkat alih belajar, dan 7) tingkat retensi belajar. Sedangkan efesiensi hasil
waktu yang digunakan atau dengn jumlah biaya yang dikeluarkan. Dan
suatu pendidikan.
sebagai berikut:
d. Faktor Siswa
karena lembaga pendidikan itu ada karena ada siswanya. Kalau tidak ada
iانKبيK iابKــــــــهiعOوRمOجK مOنK عKكOيiبOنRأK ﴿﴾ سwةWتــــــــiسi بWلi اKمOلiعO الRالKنK تK لKلKأ
iانKمــــــــK زRلOوRطKاذ• وKتOسR أRادKشOرiاKة• ﴿﴾ وKغOلRبKار•وKبiطOاصKص• وOرiحKاء•وKكKذ
“Ingatlah,kamu tidak akan meraih ilmu keculi dengan enam
halyang akan kuterangkan semuanya berikut ini”.
37 Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta, Ciputat Pers 2002), Hlm. 74
43
e. Faktor Guru
tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi dan sebagai makhluk sosial
lain.40
38 A. Ma’ruf Asrori, Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu (Terjemah Ta’lim Muta’alim), (Surabya, Al-
Miftah. 1996), Hlm. 26.
39 Op.cit. Hlm. 72
44
3) Sehat jasmani dan rohani RمiلQ W السiمQ OسiجOىالi فRمiالQQW السRلQ OقKعOلK اAkal yang
d) Tingkat pendidikan.41
40 Sudjana, Cara Siswa Belajar Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru
Algesindo, 1989), Hlm. 32-33.
Metode adalah suatu alat untuk mencapai tujuan. Adapun dalam proses
pengajaran metode ini adalah anak didik terlebih dahulu harus mengenal dan
menghafal huruf hijaiyah yang berjumlah 28 (selain Hamzah dan Alif). Sistem
harus menghafal huruf hijaiyah yang berjumlah 28. Demikian juga materi-
b. Eja maksudnya adalah eja ini harus dilakukan oleh siswa sebelum
membaca perkalimat. Hal ini dilakukan ketika belajar pada semua materi.
Contohii ABA tidak langsung di baca AbA tetapi dieja terlebih dahulu;
2. Metode Iqra'43
Yogyakarta. Dalam metode ini garis besar sistem ada dua yaitu buku Iqra'
untuk usia TPA, dan buku Iqra' untuk segala umur yang masing-masing terdiri
dari 6 jilid ditambah buku pelajaran tajwid praktis bagi mereka yang telah
tadarrus Al-Qur'an. Selain itu terdapat pula doa sehari-hari, surat-surat pendek,
ayat-ayat pilihan, praktek sholat, cerita dan menyanyi yang islami, dan
kelompok kelasnya pada TKA dan TPA dengan berdasarkan usia anak didik,
dengan waktu pendidikan selama satu tahun yang dibagi menjadi dua
semester.
semester dua anak didik menghatamkan Al-Qur'an 30 juz. Metode Iqra' adalah
membaca Adapun buku panduan Iqra' terdiri dari 6 jilid di mulai dari
tingkatan yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan sempurna.
pengenalan yaitu:
menacapi tujuan itu. Yakni anak bisa membaca Al-qur'an dengan baik dan
sebagai berikut:
tajwid.
hari.
3. Metode Qiroati.45
Terbitan pertama pada tanggal 1 Juli 1986 sebanyak 8 jilid. Setelah dilakukan
revisi dan ditambah materi yang cocok. Dalam praktek pengajaran, materi
qiroati ini dibeda-bedakan, khusus untuk anak-anak pra sekolah TK (usia 4-6
tahun) dan untuk remaja dan orang dewasa. Metode qiraati adalah suatu
bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dalam pengajarannya metode
45 Nur Shodiq Achrom, Pendidikan dan Pengajaran Al-Qur’an Sistim Qoidah Qiro’aty
Pondok pesantren Salafiyah Shirotul Fuqoha’ II (Ngembul: Kalipare, 1996), hlm. 18
49
qiroati, guru tidak perlu memberi tuntunan membaca, namun langsung saja
sebagai berikut:
guru dan yang dipegang oleh santri. Prinsip yang dipengang guru adalah Ti-
belajar siswa aktif (CBSA) dan lancar, cepat, tepat, dan benar (LCTB)
b. Klasikal- individual
kemudian siswa di tes satu persatu dan di simak oleh semua siswa,
Untuk sorogan dapat diterapkan pada kelas yang terdiri dari jilid untuk
satu kelas. Sedangkan klasikal-individual dan klasikal baca simak hanya bisa
diterapkan untuk kelas yang hanya terdiri dari satu jilid saja. Untuk klasikal
4. Metode Tilawati.46
Metode Tilawati disusun pada tahun 2002 oleh Tim terdiri dari Drs.H.
efektif.
dan pengeluaran.
lain :
Kedua metode ini disusun oleh Drs. Tasrifin Karim dari Kalimantan
Kelebihan Iqro’ Terpadu dibandingkan dengan Iqro’ Dewasa antara lain bahwa
Iqro’ Dewasa dengan pola 20 kali pertemuan sedangkan. Iqro’ Terpadu hanya
sebagai pemampatan dari buku Iqro’ 6 jilid. Iqro’ Klasikal diperuntukkan bagi
siswa SD/MI, yang diajarkan secara klasikal dan mengacu pada kurikulum
sekolah formal.
dengan belajar baca Al-Qur’an. Panduan Baca Al-Qur’an pada Dirosa disusun
tahun 2006 yang dikembangkan Wahdah Islamiyah Gowa. Panduan ini khusus
Buku panduan ini lahir dari sebuah proses yang panjang, dari sebuah
oleh Pencetus dan Penulis buku ini. Telah terjadi proses pencarian format
satu format yang sementara dianggap paling ideal, paling baik dan efektif
2006. Sedangkan buku-buku penunjangnya juga yang dipakai pada santri TK-
TP Al-Qur'an.
dibawa oleh para da’i. Secara garis besar metode pengajarannya adalah Baca-
dilakukan bukan hanya bagi bacaan pembina, tetapi juga bacaan dari sesama
ini belum diekspos keluar. Diajarkan di kalangan anggota Majlis Taklim dan
9. Metode Jibril
metode jibril, bahwa teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca
satu ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji.
Guru membaca satu dua kali lagi yang kemudian ditirukan oleh orang-orang
yang mengaji. Kemudian guru membaca ayat atau lanjutan ayat berikutnya,
dan ditirukan oleh semua yang hadir. Begitulah seterusnya sehingga mereka
Di dalam metode jibril sendiri terdapat dua (2) tahap, yaitu tahqiq dan
tartil.
dan mendasar. Tahap ini dimulai dengan pengenalan huruf dan suara,
terhadap sebuah huruf secara tepat dan benar sesuai dengan makhroj dan
sifat-sifat huruf.
durasi sedang bahkan cepat sesuai dengan irama lagu. Tahap ini dimulai
dengan pengenalan sebuah ayat atau beberapa ayat yang dibacakan guru,
hukum-hukum ilmu tajwid seperti: bacaan mad, waqaf dan ibtida’, hukum
Dengan adanya 2 tahap (tahqiq dan tartil) tersebut maka metode jibril
51 H.R. Taufiqurrahman. MA. Metode Jibril Metode PIQ-Singosari Bimbingan KHM. Bashori Alwi,
(Malang, IKAPIQ Malang, 2005), Hal. 41
56
membaca. Karena itu metode jibril bersifat fleksibel, dimana metode jibril
yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh
ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan
Qur’an. Program ini dipandu dengan buku paket “cepat tanggap belajar
Al-Qur’an”
khatam.
karena buku paketnya tidak dijual bebas dan bagi yang ingin
a. Tartil, yaitu membaca Al-Qur’an dengan pelan dan jelas sekiranya mampu
Jadi dapat dikatakan bahwa setiap tahqiq mesti tartil, tetapi bacaan tartil
secara umum.
yang ditemukan pertama kali oleh Ust.Drs. Rosyadi, .Kemudian , pada tahun
54 Ibid. Hal 4
55Mukhtar, Materi Pendidikan Agama Islam., (Jakarta, Direktorat Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam: Universitas Terbuka 1995) Hal: 22-23.
59
tulisan sebanyak tiga lembar kertas folio. Berkat masukan dari Ust. Ajid
Muhsin dan Ust. Benny Djayadi ditambah dari hasil pengalaman di lapangan,
Hikmah karena dua alasan: pertama, disana sudah ada metode belajar Al-
modifikasi, sehingga tidak lagi seratus persen sama dengan metode asal.
kepada beberapa orang muallaf yang berasal dari Philipina, Thailand, Cina,
dan India di pusat pembinaan mu’allaf, JAWI (Jabatan Agama Islam Wilayah
Persekutuan).
antara lain sebagai berikut: (1) Mengenal huruf hijaiyah; (2). Membaca
1. Kualitas
2. Kebenaran
dengan yang ada. 3). Kenyataan. 4). Kejujuran, kealiman. 5). Izin, perkenaan,
persetujuan.58
3. Bacaan
untuk dibaca. 2). Cara membaca. 3). Penafsiran sebuah makna kalimat. 59
Usmani
tingkat kualitas kebenaran bacaan Al- qur’an seperti yang dipaparkan dalam
buku panduan pendidikan guru pengajar Al- qur’an karya Abu Najibullah
57 Ibid, Hlm Peter Salim, Kamus bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta, Modern English Press),
. 781
58 Peter Salim, Kamus bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta, Modern English Press), Hlm. 177
santri kembali kepada pengertian tartil, yaitu makharijul huruf dan sifatul
huruf.
b. Pada tahap evaluasi, mampu mengupas pokok dasar- dasar ilmu tajwid.
pembinaan PGPQ)60
umum adalah murid (peserta didik) mampu membaca Al- Qur’an dengan tartil
sesuai dengan kaidah ilmu tajwid sebagaimana yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW.61
menempuh muatan perjus dalam Usmani, yaitu dari tiangkatan pemula, juz 1
60 Abu Najibullah Saiful Bakhri, Buku Panduan Pendidikan Guru Pengajar Al- Qur’an (PGPQ),
(Blitar: Lembaga Pendidikan Al- Qur’an Ponpes Nurul Iman), Hlm. 5
61 Ibid Hlm. 5
62 Abu Najibullah Saiful Bakhri, Metode Praktis belajar Membaca Al- Qur’an “ Usmani”, (Blitar:
2009),Hlm. 5-6.
62
yang terlebih dahulu mempelajari mulai muatan materi perjus usmani mulai dari
pemula, juz1 sampai juz 7, yang mana para guru –guru pengajar Al- Qur’an
berkumpul dan dibina lebih lanjut dengan menggunakan metode Usmani, dan
dengan mngetahui cara mengajar Al- Qur’an yang baik dan benar. Dan