Pengaruh Proporsi Penambahan Air Pengekstraksi Dan Jumlah Bahan Penstabil Terhadap Karakteristik Susu Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus, L,)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/272177620

PENGARUH PROPORSI PENAMBAHAN AIR PENGEKSTRAKSI DAN JUMLAH


BAHAN PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK SUSU KACANG HIJAU
(Phaseolus radiatus , L,)

Conference Paper · January 2010

CITATIONS READS

0 624

3 authors, including:

Yusuf Andriana
Hiroshima University
14 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PRODUCTION SYSTEM DESIGN OF BANANA BASED ENERGY BAR INDUSTRY View project

bio active compounds from higher plants View project

All content following this page was uploaded by Yusuf Andriana on 13 February 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISS N 1693 – 4393
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia
Yogyakarta, 26 Januari 2010

PENGARUH PROPORSI PENAMBAHAN AIR PENGEKSTRAKSI


DAN JUMLAH BAHAN PENSTABIL TERHADAP
KARAKTERISTIK SUSU KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus , L,)

Agus Triyono,1 Nurhaidar Rahman1, Yusuf Andriana1


1
Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI
K.S Tubun No. 5 Subang, Telp (0260) 411478, Fax (0260) 411239
E-mail : [email protected],

Abstract

Mungbean (Phaseolus radiatus L.) has content a lot of makro nutrient such as protein, mineral,
and vitamin, also low fat. The objective of this research was to study effect of proportion water as solvent
on extraction and stabilizer addition to mungbean milk quality characteristic. The Group Randomized
Design was used to identify two experiment factors to mungbean milk quality characteristic. The result
showed that proportion of water as solvent on extraction (A) and interaction of water and stabilizer
addition (AS) has significant effect to protein, fat, total soluble solid, and pH of mungbean milk, but
stabilizer addition (S) has not. The optimum experiment factor from organoleptic and proximate analize
to quality of mungbean milk was a2s2 (proportion water addition as solvent on extraction is a2= 8 :1
and stabilizer addition is s2=600 ppm). It’s content of protein 1,30 %, fat 0,16 %, total soluble solid 19,
16 5, and pH 6,51. The result of quality characteristic analize showed that mungbean milk quality that
produced include of SNI soybean milk.

Kata Kunci : mungbean, mungbean milk, lactose intolerant

Pendahuluan Selain dimanfaatkan sebagai pangan


Pemenuhan kebutuhan pangan dengan tradisional, kacang hijau juga dapat diolah
kandungan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh menjadi tepung dan pati kacang hijau. Pati
mutlak dilakukan untuk menjamin seluruh warga kacang hijau sangat mudah dicerrna sehingga
negara dapat hidup sehat. Salah satu sangat baik jika digunakan sebagai bahan pangan
permasalahan pangan yang belum teratasi adalah sedangkan protein yang berasal dari kacang-
masih adanya masyarakat yang kekurangan gizi. kacangan agak sulit dicerna karena kandungan
Sampai saat ini zat gizi protein dari bahan zat antigizi (Astawan, 2009). Disamping
hewani yang relatif mahal. Salah satu kelompok mengandung protein tinggi, kacang hijau juga
bahan pangan nabati yang memiliki prospek mengandung kalsium dan fosfor yang
untuk dikembangkan sebagai sumber protein bermanfaat untuk tulang. Kandungan asam
adalah kacang-kacangan. lemak tak jenuh pada kacang hijau menjadikan
Indonesia merupakan negara yang kaya kacang ini baik jika dikonsumsi bagi mereka
akan produk bahan pangan jenis kacang- yang menderita obesitas untuk menurunkan berat
kacangan (leguminosae) seperti kedelai, kacang badan. Kacang hijau juga banyak mengandung
tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang Vitamin B1. Vitamin B1 merupakan bagian dari
panjang. Kandungan protein kacang-kacangan koenzim yang berperan penting dalam oksidasi
berkisar antara 20-35% juga mengandung karbohidrat untuk diubah menjadi energi.
karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan serat. Vitamin B2 yang terkandung pada kacang hijau
Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) banyak dapat membantu penyerapan protein di dalam
tumbuh hampir di semua tempat di Indonesia. tubuh. Melihat kandunga gizi yang terdapat pada
Luas tanaman tanaman kacang hijau di Indonesia kacang hijau, dengan adanya produk susu kacang
pada tahun 2008 mencapai 276,892.00 ha hijau diharapkan dapat menjadi alternatif
(Deptan, 2009) dengan jumlah produksi kacang subsitusi bagi susu hewani dan diharapkan dari
hijau menduduki urutan ketiga setelah kacang susu kacang hijau dapat ditingkatkan dan
kedelai dan kacang tanah. dikembangkan nilai fungsionalnya melalui

B10 - 1
pengembangan produk lain misalnya produk Suryani et al., (1999) berfungsi meningkatkan
probiotik yoghurt susu kacang hijau. viskositas atau kekentalan dari medium
Tujuan dari penelitian ini adalah pendispersi. Dengan peningkatan kekentalan
mempelajari pengaruh proporsi penambahan air gerakan dari droplet fasa terdispersi menjadi
pengektraksi dan jumlah bahan penstabil lambat sehinga mencegah untuk bergabung satu
terhadap karakteristik susu kacang hijau. dengan yang lain. Salah satu contoh bahan
penstabil adalah Carboxi Methyl Celulose
Landasan Teori (CMC) dan Calsium Laktat.
Bentuk olahan pangan berbentuk minuman
dari kelompok kacang-kacangan adalah dari Metodologi Penelitian
kacang kedelai, khususnya bentuk susu nabati a. Bahan dan Alat
yang sudah mempunyai persyaratan mutu SNI, Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu persyaratan mutu susu kedelai SNI 01- adalah kacang hijau (Phaseolus radiatus L), gula,
3830-1995 (BSN, 1995), sedangkan persyaratan CMC, kalsium-laktat, dan bahan analisa kimia.
mutu susu nabati dari kacang hijau belum ada Peralatan yang digunakan meliputi mesin pelecet
Pada susu baik hewani maupun nabati kulit ari kacang kedelai, penggiling, penyaring,
kandungan komponen protein dan lemak, pemanas, dan peralatan analisa. Parameter
merupakan salah satu persyaratan penting dalam analisa yang meliputi : analisa proksimat
produk susu. Menurut Astawan (2009), (protein,lemak, padatan terlarut, pH, dan uji
kandungan protein dalam susu kedelai penerimaan (organoleptik)
dipengaruhi oleh jenis atau varietas dan jumlah
air pengekstrak yang digunakan dalam b. Metode Penelitian
pembuatan susu nabati. Kadar protein dalam Percobaan pendahuluan diawali dengan
susu kedelai yang dibuat dengan perbandingan pembuatan sari kacang hijau, dan dibantu air
air dengan kedelai 8:1, 10:1, dan 15:1 berturut- pengekstrak (P) dengan variasi proporsi (p1=6:1,
turut adalah 3,6 %, 3,2 %, dan 2,4 %. p2=7:1, p3=8:1, p4=9:1, p5=10:1),. Hasil ekstrak
Berdasarkan teori pada pembuatan susu kedelai, dari penggilingan kacang hijau yang sudah
maka pada usaha percobaan pembuatan susu direndam dengan air, diaduk hingga merata,
kacang hijau mempertimbangkan dan mempejari kemudian dilakukan pemanasan selama 30 menit.
pengaruh proporsi jumlah air pengekstrak dan disaring masih keadaan panas. Filtrat
terhadap karakteristik susu kacang hijau. kemudian masing-masing tanpa ditambah
Susu nabati baik dikonsumsi oleh mereka (percobaan pendahuluan) atau ditambah sukrosa
yang alergi susu sapi (lactosa intolerant) yaitu sebanyak 10 % (percobaan selanjutnya).
orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim Dilakukan uji organoleptik dan uji fisiko kimia
laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga (protein, lemak, padatan terlarut, pH). Mutu susu
tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi kacang hijau, mengacu pada persyaratan mutu
(Winarno et. al, 2003). susu kedelai (SNI 01-3830-1995). Hasil susu
Untuk memperoleh susu nabati yang baik pada percobaan pendahuluan, kurang stabil
dan layak konsumsi, diperlukan syarat bebas dari (terpisah), maka dilakukan penambahan bahan
bau dan rasa langu, bebas antitripsin, dan penstabil (CMC, kalsium laktat) pada percobaan
mempunyai kestabilan yang mantap (tidak lanjutan.
mengendap atau menggumpal). Penelitian utama ini terdiri dari rancangan
Bau dan rasa langu dapat dihilangkan rancangan percobaan, dengan melihat variable
dengan cara mematikan enzim lipksigenase respon. Rancangan percobaan yang akan
dengan panas. Cara yang dapat dilakukan antara digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
lain (1) menggunakan air panas (suhu 80 - (RAK), dengan 2 faktor dengan persamaan
o
sebagai berikut , Yijk = µ + Kk + Ai + Sj +
100 C) pada penggilingan kedelai, atau (2)
(AS)ij + εijk .Faktor pertama proporsi jumlah air
merendam kedelai dalam air panas selama 10 -
(A) terdiri dari tiga taraf (a1 = 7 :1, a2 = 8:1 a3 =
15 menit sebelum digiling. Agar bebas
9:1), dan faktor kedua penambahan bahan
antitripsin, kedelai direndam dalam air atau
penstabil (S) terdiri dari tiga taraf (s1 = 400 ppm ,
larutan NaHCO 0,5% selama semalam (8 - 12
3 s2 = 600 ppm, s3 = 800 ppm) dengan ulangan
jam) yang diikuti dengan perendaman dalam air sebanyak tiga kali.
mendidih selama 30 menit (Koswara, 2006).
Untuk menjaga kestabilan susu nabati
dapat dilakukan dengan penambahan bahan
penstabil. Bahan penstabil (stabilizer) menurut

B10 - 2
Hasil Dan Pembahasan Tabel 2. Hasil uji penerimaan terhadap sari/susu
a. Percobaan Pendahuluan kacang hijau
Percobaan yang telah dilakukan pada tahap
pendahuluan ini, yaitu tahapan percobaan Perlakuan proporsi air pengekstrak
pembuatan susu kacang hijau, agar didapat susu Parameter
p1 p2 p3 p4 p5
yang memenuhi mutu yang baik dengan diuji
Aroma 4,24 3,06 4,18 4,06 2,88
karakteristik (fisika-kimiawi) dan uji
organoleptik.. Rasa 3,82 3,41 4,60 4,18 3,06
Warna 3,88 4,06 4,12 5,12 5,12
a.1 Kacang Hijau Tingkat 3,94 3,35 4,47 4,35 3,18
Komposisi kimia kacang hijau sangat Penerimaan
beragam tergantung dari varietas kacang hijau. Konsistensi kental, agak sedang, agak encer,
Karbohidrat merupakan komponen utama, Meng kental agak encer, kurang
gum , tidak homo Homo homo
kemudian disusul komponen protein. Air, dan pal homo gen gen gen
lemak. Dari kelompok kacang-kacangan gen
kandungan lemak kacang hijau termasuk yang
rendah sekitar 1,3 %. 9abel 1) Hasil uji penerimaan panelis (tabel 2),
perlakuan proporsi penambahan jumlah air
Tabel 1. Nilai Fisiko-Kimia Bahan Baku Biji pengekstrak 8:1 (p3) adalah hasil yang optimal
Kacang Hijau dilihat dari hasil uji penerimaan panelis yang
meliputi aroma, rasa, warna, total penerimaan,
No Parameter Satuan Nilai dan konsistensi). Sedangkan warna susu kacang
hijau yang paling disukai adalah perlakuan
1 Protein % 22,85 proporsi penambahan air 9:1 (p4).
2 Lemak % 1,30
3 Karbohidrat % 65,60 a.3. Karakterisasi Susu/sari Kacang Hijau
4 Kalsium mg/100g 122,00 Hasil percobaan pendahuluan pembuatan
susu kacang hijau dengan perlakuan variasi
proporsi penambahan jumlah air pengekstrak,
a.2. Pengaruh Penambahan Air Pengekstrak diperoleh proporsi air pengekstrak yang optimum
Percobaan pendahuluan pembuatan susu adalah 8:1. yang diperoleh hasil pengujian
kacang hijau bertujuan untul mempelajari dan organoleptik (uji penerimaan). Dari pengujian
mengetahui pengaruh perlakuan proporsi jumlah fisiko-kimia (uji karakterisasi), tetapi tidak
air pengekstrak secara optimal.yang digunakan semua diamati, yaitu pada proporsi air pengetrak
pada saat penggilingan kacang hijau stelah yang optimal 8:1 (p3), yang kurang optimal
dilakukan perendaman. Hasil sari atau ekstraksi seperti proporsi air pengekstrak 6:1 (p1), dan
kemudian dilakukan pemanasan dan penyaringan, 10:1 (p), dapat dilihat pada tabel 3.
ditambahkan atau tanpa gula, kemudian
dilakukan pasteurisasi. Tabel 3. Pengaruh penambahan air terhadap
karakteristik fisiko-kimia
a.2.1. Hasil Uji Penerimaan Panelis susu kacang hijau
Selanjutnya dilakukan uji penerimaan
panelis atau uji organoleptik, dan uji karakteistik Perlakuan proporsi air
Satu pengekstrak
tehadap sari atau susu kacang hijau dari hasil No Parameter
an
percobaan perlakuan pengaruh variasi air p1 p3 p5
pengekstrak agar dihasilkan sari/ susu yang 1 Protein % 1,73 1,57 1,27
memenuhi persyaratan susu nabti dari kacang
kedelai (persyaratan Ssusu nabati dari kacang 2 Lemak % 0,30 0,17 0,16
hijau belum ada), dan diharapkan dapat diterima
konsumen dengan dilakukan uji penerimaan atau 3 Total padatan º 12,3 11,6 11,0
uji organoleptik. terlarut brix
4 pH 6,44 6,68 6,88

Sedangkan dari hasil uji organoleptik dan


uji karakterisasi terhadap susu kacang hijau
yang paling disukai dengan proporsi

B10 - 3
penambahan air 8:1 Dari hasil uji karakterisasi b.2. Pengaruh Perlakuan Terhadap
susu kacang hijau, dibandingkan dengan Karakteistik Susu Kacang Hijau
persyaratan mutu Susu Kedelai (SNI 01-3830- Hasil analisa statistik anova, perlakuan
1995), susu kacang hijau yang paling disukai, penambahan proporsi air pengekstrak (A)
memenuhi persyaratan mutu katagori minuman, berpengaruh sangat nyata terhadap karakteristik
kecuali kandungan lemaknya yaitu lebih rendah. fisiko-kimia susu kacang hijau.Ada pengaruh
Hasil karakterisasi susu kacang hijau sebagai interaksi perlakuan air pengekstrak dengan bahan
berikut: kadar protein 1,57 % (min 1,0 %), kadar penstabil (AS) tetapi tidak signifikan. Perlakuan
lemak 0,17 % (min 0,30 %,) dan padatan terlarut penambahan bahan penstabil (S)), tidak
11,6 % (min 11,5 %), pH 6,68 (6,5-7,0). bepengaruh nyata terhadap karakteristik fisiko-
kimia susu kacang hijau.
b. Percobaan Utama
Meskipun masuk dalam katagori minuman b. 2.1. Pengaruh Terhadap Kandungan
susu nabati, tetapi keadaan secara fisik larutan Protein Susu
susu kacang hijau terpisah dan kurang stabil.
Untuk percobaan penelitian utama, selanjutnya Tabel 5. Pengaruh perlakuan air pengekstrak (A)
dipilih yang kurang optimal (7:1, dan 9:1) dan dan bahan penstabil (S) terhadap
yang paling optimal (8:1) dari perlakuan proporsi kandungan protein susu
penambahan air (A). Dan untuk meningkatkan
Perlakuan Protein Pelakuan Protein
konsistensi (kestabilan) susu kacang hijau
(A) (%) (S) (%)
dilakukan perlakuan penambahan bahan a1 1.46 s1 1.27
penstabil (S) seperti CMC dan kalsium laktat. a2 1.30 b s2 1.27
a3 1.04 c s3 1.26
b.1. Hasil Analisa Karakteristik Susu
Perlakuan Keterangan :
Hasil analisa karakterisasi atau uji fisiko- Menurut uji perbedaan Tukey dan Fisher,
kimia susu perlakuan (tabel 4), memenuhi perlakuan bahan penstabil (S) tidak nyata, perlakun air
persyartatan mutu susu nabati dari kacang pengekstrak(A) a2, a3 berbeda nyata dgn perlakuan
kedelai, termasuk katagori minuman susu, tetapi a1 thd kandungan protein susu kacang hijau pada
tingkat kesalahan 5 %.
kandungan lemaknya relatif lebih rendah dari
pada lemak susu dari kedelai., tetapi
b.2.2 Pengaruh Terhadap Kandungan Lemak
mengandung kalsium cukup tinggi 12,63 %
Susu
Tabel 4. Hasil rata-rata analisa karakterisasi
Tabel 6. Pengaruh perlakuan air pengekstrak (A)
fisiko-kimia Susu perlakuan dan bahan penstabil (S) terhadap
Karakteristik kandungan lemak
Minuman Susu
Satua Nabati Perlakuan Lemak (%) Pelakuan Lemak
No Parameter (A) (S) (%)
n SNI 01-
Nilai 3830- a1 0.18 s1 0.15
1995 a2 0.16 s2 0.15
1 Protein % 1,30 min 1,0 a3 0.09 b s3 0.14
2 Lemak % 0,16 min 0,30
3 Padatan Terlarut % 19,16 min 11,5 Keterangan :
4 pH 6,51 6,5 – 7,0 Menurut uji perbedaan Dunnetts, Tukey
5 Kalsium mg 12.63 dan Fisher, perlakuan bahan penstabil (S) tidak
/100 g nyata, perlakuan air pengekstrak (A) a3 berbeda
nyata dengan a2 terhadap kandungan lemak susu
Hasil uji fisiko-kimia susu perlakuan kacang hijau pada tingkat kesalahan 5 %.
dibandingkan persyaratan mutu susu kedelai
(SNI 01-3830-1995), sebagai berikut: kadar
protein 1,30 % (min 1,0 %), kadar lemak 0,17 %
(min 0,30 %,) dan padatan terlarut 19,6 % (min
11,5 %), pH 6,51 (6,5-7,0).

B10 - 4
b.2.3. Pengaruh Terhadap Padatan Terlarut
Susu Dari tabel 9, hasil uji penerimaan panelis
yang paling disukai terhadap susu perlakuan,
Tabel 7. Pengaruh perlakuan air pengekstrak (A) adalah a2s2, hasil susu yang diperoleh dengan
dan bahan penstabil (S) terhadap perlakuan proporsi air pengekstrak a2 (8:1),
padatan terlarut susu dengan penambahan bahan penstabil s2 (600
ppm)
Perlakuan Padatatan Pelakuan Padatatan
(A) Terlarut (%) (S) Terlarut (%)
Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
a1 21.05 s1 19,75
Pada penelitian pendahuluan, dari uji
a2 19.16 b s2 19,24
a3 18.33 b s3 19,54 organoleptik, perlakuan proporsi jumlah air
pengekstrak 8:1 (p3) menunjukkan hasil yang
optimal, sedangkan warna susu kacang hijau
Keterangan : yang paling disukai adalah perlakuan proporsi
Menurut uji perbedaan Dunnetts, Tukey dan penambahan air 9:1 (p4). Jika dibandingkan
Fisher, perlakuan bahan penstabil (S) tidak nyata, dengan persyaratan mutu Susu Kedelai (SNI 01-
perlakuan air pengekstrak(A) a2, a3 berbeda 3830-1995), susu kacang hijau yang paling
nyata dgn a1,thd padatan terlarut susu kacang disukai oleh panelis memenuhi persyaratan
hijau pada tingkat kesalahan 5 %. mutu katagori minuman susu, kecuali
kandungan lemaknya, yaitu relatif rendah. <
0,30 %
b.2.4. Pengaruh Terhadap pH Susu Pada penelitian utama hasil analisa anova,
ada pengaruh interaksi perlakuan air pengekstrak
Tabel 8. Pengaruh perlakuan air pengekstrak (A) dengan bahan penstabil (AS), sedangkan
dan bahan penstabil (S) terhadap pH perlakuan penambahan bahan penstabil (S)),
susu tidak bepengaruh nyata terhadap karakteristik
fisiko-kimia susu kacang hijau. Pengaruh air
Perlaku pH Pelakuan pH pengekstrak (A) berpengaruh sangat nyata
an (S) terhadap kandungan protein susu semakin
(A) rendah, mulai dari level perlakuan a2,
a1 6.46 s1 6,43 berpengaruh nyata terhadap kandungan lemak
a2 6.51 s2 6,49 susu semakin rendah, mulai dari level perlakuan
a3 6.61 b s3 6,55
a3, berpengaruh sangat nyata terhadap padatan
terlarut susu semakin rendah, mulai dari level
Keterangan : perlakuan a2, berpengaruh nyata terhadap pH
Menurut uji perbedaan Fisher, susu semakin tinggi, mulai dari level a3. Hasil uji
perlakuan bahan penstabil (S) tidak nyata, organoleptik, susu perlakuan yang paling
perlakuan air pengekstrak (A) a3 berbeda nyata diterima panelis adalah pada kombinasi
dgn a2, thd pH Susu kacang hijau pada tingkat perlakuan a2s2, hasil susu yang diperoleh
kesalahan 5 %. dengan perlakuan air pengekstrak a2 (8:1), dan
penambahan bahan penstabil s2 (600 ppm).
b.3. Hasil Uji Penerimaan Terhadap Susu Hasil susu kacang hijau perlakuan a2s2
Perlakuan mempunyai karakteristik mengandung protein
1,30 %, lemak 0,16 %, padatan terlarut 19,16 %,
Tabel 9. Rata-rata Hasil Uji Penerimaan Panelis dan pH 6,51.

Pelakuan Hasil Uji organoleptik b.Saran


Aroma Rasa Warna Penerimaan Perlunya dilanjutkan penelitian mempelajari
a1s1 3,94 4,43 4,25 4,30 dan mengetahui pengaruh kondisi (pH, suhu)
a1s2 3.76 4,33 4,17 4,31
a1s3 4,16 4,31 4,35 4,25
dari bahan pengekstrak yang tepat agar diperoleh
a2s1 4,00 4,45 4,49 4,31 sari atau ekstrak kacang hijau yang mengandung
a2s2 4,20 4,41 4,27 4,45 protein maksimum.ataupun dilakukan dengan
a2s3 3,80 4,37 4,14 4,33 cara suplement isolat protein dari sumber
a3s1 3,90 4,06 4,46 4,16 kelompok kacang-kacangan, atau dari sumber
a3s2 3,65 3,96 4,16 4,10 protein lain.
a3s3 3,96 4,14 4,14 4,20

B10 - 5
Ucapan Terima Kasih Kartika, B., Hastuti., P., Supartono, W., 1988,
Kepada Tim Peneliti Kegiatan Program Pedoman Uji Inderawi Bahan
Insentip Bagi Peneliti & Perekayasa LIPI, Pangan, Edisi Pertama, UGM, Yogyakarta.
B2PTTG-LIPI, Subang. Penulis juga Koswara, S., 2009, Kacang-Kacangan, Sumber
mengucapkan terima kasih kepada Cucu Serat Yang Kaya Gizi
Hidansah, Neneng Kumalasri, Siti Kudaifany www.Ebookpangan.com, 31 Januari
sebagai pembantu penelti. 2009.
Radiati, T. et al,. 1992, Pengolahan Kedelai.
Daftar Pustaka BPTTG-Subang. www.ristek.go.id, 29
Anonymous, 2009, Manfaat Kacang Hijau Januari 2009.
UntukKesehatan.http://id.88db.com/id/Kn Seekarto, S.,T., 1985 Penilaian Organoleptik,
owledge/Knowledge_Detail.page/Health_ Bhantara Karya Aksara, Jakarta
Medical/?kid=1915, 29 Januari 2009 Saputro, H. P. G. P., 2006, Pengaruh
Anonymous, 2009, Peningkatan Fungsi Dan Perbandingan Air Pengekstrak Dengan
Keanekaragaman Produk Olahan Kacang Kedelai (Glycine max L. Merrill) Dan
Hijau (Phaseolus radiatus L) Menjadi Konsentrasi CMC Terhadap
Susu Nabati Dan Produk Karakteristik Susu Kental Manis Kedelai.
Turunannya, B2PTTG-LIPI, Subang. Jur.Teknologi Pangan Fak. Teknik Unpas.
Astawan, M., 2009, Sehat Dengan Hidangan Bandung.
Kacang Dan Biji-bijian, Panebar Swadaya, Suryani, Ani, Illah sailah, Erliza Hambali, 1999,
Jakarta. Teknologi Emulsi. Departemen teknologi
Astawan, M., 2009, Pangan Fungsional Untuk Industri Pertanian, IPB, Bogor.
Kesehatan Yang Optimal. Winarno, F. G., 1993, Pangan, Gizi, Teknologi,
www.kompas.com, 30 Januari 2009. dan Konsumen, PT. Gramedia Pustaka
BSN,1995, Susu Kedelai (SNI 01-3830-1995) Utama, Jakarta.
BSN, Jakarta -------------------, 1997, Kimia Pangan dan Gizi,
Deptan. 2009. Produksi Tanaman Pangan Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
www.deptan.go.id.30 Januari 2009. -------------------, Wida Winarno A., Weni
Buckle, K.A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., Widjajanto, 2003, Flora Usus dan Yoghurt,
Wootton, M. 1987. Ilmu Pangan. M-Brio Press, Bogor
Terjemahan. Purnomo, H. dan Adiono. UI
Press, Jakarta.

B10 - 6

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai