MAKALAH
PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA
A. PENDAHULUAN
Manusia merupakan satu-satunya makhluk sempurna yang di
diciptakan Tuhan Yang Maha Esa, karena selain dikaruniai fisik yang bagus juga
dikaruniai otak sebagai modalitas utama dalam proses berpikir dan berperilaku di
samping hati sebagai pusat kendali dari perasaan manusia. Oleh sebab itu,
untuk mengetahui hakikat dirinya, manusia selalu memikirkan apa, dan siapa
dirinya, sehingga untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut manusia
berfilsafat untuk menemukan konsep teoritis dari pertanyaan-pertanyaan itu.
Benarlah kiranya ungkapan itu yang menyampaikan bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna, dengan dibekali perangkat yang super canggih
yaitu adalah otak sebagai modalitas utama dalam proses berpikir. Pada bagian
otak ada yang dinamakan dengan lobus fontalis terletak yang disebut dengan
memori, yang memiliki kemampuan untuk menyimpan informasi yang tak
terbatas jumlahnya. Namun tidak semua manusia memanfaatkan kapasitas
tersebut secara optimal sehingga banyak ruang-ruang dalam memori yang tidak
terisi secara baik.
Otak merupakan pusat kendali perilaku manusia, artinya setiap hal yang
dilakukan manusia akan melibatkan kerja otak. Otak merupakan tempat
menerima, menyimpan kemudian mengenaliinformasi yang ada, artinya otak
adalah pusat ingatan manusia (Markowitz dan Jensen, 2002). Di dalam otak
tersimpan berbagai macam informasi. Bermacam-macam jenis ingatan juga ada
dalam otak manusia. Selama otak dalam keadaan sehat manusia akan selalu
melakukan proses mengingat.
Proses mengingat adalah proses biologi yang secara alami pasti terjadi
pada manusia. Selain sebagai proses biologi, mengingat juga merupakan proses
mental. Proses ini bukan merupakan kemampuan bawaan yang diturunkan dari
orang tua kepada anak, artinya belum tentu orang tua yang mempunyai
kemampuan mengingat rendah anaknya akan mempunyai kemampuan
mengingat yang rendah pula.
Seperti yang kita ketahui bahwa memori sangat penting dalam kehidupan
manusia. Dengan adanya memori, kita menggunakan konsep waktu dengan
menghubungkan masa sekarang dengan pengalaman di masa lalu untuk
harapan di masa depan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kita mengenal
memori yang menjadikan kita menjadi makhluk sejarah dengan memori yang
tidak terbatas dan terus hidup sepanjang zaman.
Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada
waktu yang lalu. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang berarti
semakin sering terjadi kaitan antara informasi satu dengan informasi yang lain.
Setiap informasi yang dipelajari telah meninggalkan semacam jejak dalam otak
manusia dan jejak itulah yang akan dikeluarkan oleh otak berupa informasi
terdahulu yang telah tersimpan
Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana
seorang individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar
informasi yang diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat
dikatakan bahwa penggolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana
respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di
sekitarnya.Oleh karena itu, penting untuk mempelajari teori dan faktor-faktor
ingatan (memori) agar dapat mewariskan memori ini sepanjang zaman, sehingga
perkembangan manusia selalu berkembang.
Betapapun kuatnya ingatan seseorang pada suatu waktu kemudian
ingatan itu akan mengalami suatu proses kelupaan. Ingatan pada suatu ketika
tidak dapat lagi menghadirkan suatu keterangan yang diperlukan karena lupa.
Kelupaan terjadi karena tiada penggunaan. Hal ini dijelaskan dalam teori
memudar pasif (passive decay theory) bahwa ingatan membuat jejak fisik dalam
otak seseorang yang lama-lama terhapus dengan berlalunya waktu. Kelupaan
dapat dikurangi dengan meningkatkan kemampuan mengingat, sehingga
informasi yang diterima maupun yang telah tersimpan dalam ingatan dapat
bertahan lebih lama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan teori pengolahan informasi ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem memori manusia ?
3. Bagaimanakah komponen belajar ?
4. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori pengolahan informasi ?
2. Untuk mengetahui sistem memori manusia ?
3. Untuk mengetahui apa saja komponen belajar?
4. Untuk mengetahuai aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?
D. PEMBAHASAN
1. Teori Pengolahan Informasi
Teori-teori mengenai sistem pengolahan informasi yang ada memiliki
pandangan yang berbeda-beda dalam hal proses-proses kognitif, namum pada
dasarnya teori-teori tersebut memiliki asumsi-asumsi yang sama. Salah satunya
adalah pengolahan informasi terjadi dalam tahapan-tahapan yang memisahkan
natara penerimaan sebuah stimulus dan pemberian sebuah respon. Dari hal
tersebut dapat dilogikakan bahwa bantuk informasi, atau bagaimana informsis
tersebut direpresentasikan secara mental, berbeda-beda tergantung pada
tahapannya. Asumsi lain mengenai pengolahan informasi menyatakan bahwa
pengolahan informasi dapat dianalogikan dengan pengolahan komputer.
Fungsifungsi dari sistem manusia serupa dengan sistem sebuah komputer.
Sistem manusia menerima informasi, menyimpannya dalam memori, dan
mengambilnya lagi disaat yang diperlukan. Para peneliti juga berasumsi bahwa
pengolahan informasi terlibat dalam semua aktivitas kognitif yaitu
melihat/merasakan, mengulang, berpikir, memecahkan masalah, mengingat,
lupa, dan mencitrakan (Farnham-Diggory, 1992). Pengolahan informasi
menjangkau lebih dari konsep tradisional tentang pembelajaran manusia.
Teori pengolahan informasi memiliki suatu perbedaan dengan teori
belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan
informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama
melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh
ataupun melihat kemampuan memori seorang individu. Penelitian pengolahan
informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar dan
pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi,
dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
Penggolahan informasi dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon
individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi
yang diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan
bahwa penggolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon
individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Dalam teori pengolahan informasi memiliki sutu perbedaan dengan teori
belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan
informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama
melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh
ataupun melihat kemampuan memori seorang individu.
Menurut Anderson, 1980 “belajar itu hanyalah merupakan salah satu
proses yang diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari
psikologi kognitif tetap tidak jelas. Namun demikian, penelitian pengolahan
informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Dari
pernyataan Anderson tersebut dapat kita simpulkan bahwa antara belajar dan
pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
kumulatif dari pembelajaran. Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi,
antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan model berpikir. Pusat kajiannya
pada proses belajar dan meng-gambarkan cara individu memanipulasi simbol
dan memproses informasi
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses
kendali atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi
mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi
memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi
kreativitas).
Adapun tokoh lain yang menjelaskan teori ini Robert M. Gagne, Menurut
Gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi, Gagne adalah
seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan
penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi
pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia
kemudian mengembangkan konsep Robert M Gagne, Jerome Seymour Bruner,
Albert Bandura dan Lev Vygotsky merupakan tokoh-tokoh penting yang telah
mencetuskan berbagai teori pembelajaran dan memberi sumbangan yang besar
dalam dunia pendidikan. Teori informasi psikologi muncul dari temuan dan
modifikasi dari teori matematika, yang disusun oleh para peneliti untuk menilai
dan meninngkatkan penggiriman pesan. Pembelajaran di kelas merupakan teori
proses informasi yang berkaitan secaara langsung dengan proses kognitif. Teori
informasi memberikan persfektif baru pada pengolahan pembelajaran yang akan
menghasilkan belajar yang efektif.
Dalam teori pengolahan informasi terdapat persepsi, pengkodean, dan
penyimpanan di dalam memori jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada
siswa untuk memecahkan masalah. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran
yang dipraktekkannya dalam training adalah Edgar Dale dan James Finn
merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi
Pembelajaran modern.
Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of
Experience). Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah
menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain
sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup dan
berkembang sesuai harapan. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh
pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses
memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta
mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak. (Pada titik ini sejarah
psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi
penolakan total terhadap konsep soul dan mind.
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan
hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran
terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu
yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi
dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses belajar yang dijalankan
oleh individu tersebut (peserta didik).
2. Sistem Memori Manusia
Memori merupakan simpanan informasi – informasi yang diperoleh dan
diserap dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang
bersangkutan. Memory juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi
diberi kode dan dipanggil kembali. Pada dasarnya juga memori adalah sesuatu
yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup
lainnya. Memori memberi manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan
perkiraan pada masa depan. Memori merupakan kumpulan reaksi elektrokimia
yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran indrawi dan disimpan dalam
jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Memori yang
sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan
bertambahnya informasi yang disimpan.
Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu
semata-mata hanya tempat penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi
memori adalah koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas
dan tidak saling berkaitan.
Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa
memori itu adalah sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data
tersebut belum tentu saling berkaitan. Memori atau mengingat merupakan proses
menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah
diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak)
setelah diberikan tafsiran.
Dalam otak, terdapat 3 macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan
yaitu :
. a. Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai
informasi ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus
atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya.
Informasi tersebut akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu
detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti
dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui
panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan inderawi’.
Berdasar pada apa yang dipaparkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa,
seperti yang telah sering dialami para guru dan telah dinyatakan dua orang siswa
di bagian awal tulisan ini, pesan atau keterangan yang disampaikan seorang
guru dapat hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan
tersebut terkategori sebagai pencatatan pengideraan. Alasanya, seperti sudah
dipaparkan tadi, pencatatan pengideraan hanya dapat bertahan di dalam pikiran
manusia selama tidak lebih dari satu detik saja.
b. Penyimpanan Jangka Pendek (working memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda
dari informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi
baru yang mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai
penyimpanan jangka pendek. Jelaslah bahwa penyimpanan jangka pendek
adalah setiap Ingatan Inderawi yang stimulusnya mendapat perhatian dari
seseorang. Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan terbentuk
di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi
tersebut. Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan relatif jauh lebih lama
lagi, yaitu sekitar 20 detik. Sebagai akibatnya, pengetahuan tentang perbedaan
antara kedua ingatan ini lalu menjadi sangat penting untuk diketahui para guru
dan diharapkan akan dapat dimanfaatkan selama proses pembelajaran di
kelasnya. Sekali lagi, perhatian para siswa terhadap informasi atau masukan dari
para guru akan sangat menentukan diterima tidaknya suatu informasi yang
disampaikan para guru tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian para siswa
terhadap bahan yang disajikan, di samping selalu memotivasi siswanya, seorang
guru pada saat yang tepat sudah seharusnya mengucapkan kalimat seperti:
“Anak-anak, bagian ini sangat penting.” Tidak hanya itu, aksi diam seorang guru
ketika siswanya ribut, mencatat hal dan contoh penting di papan tulis, memberi
kotak ataupun garis bawah dengan kapur warna untuk materi essensial,
menyesuaikan intonasi suara dengan materi, memukul rotan ke meja, sampai
menjewer telinga merupakan usaha-usaha yang patut dihargai dari seorang guru
selama proses pembelajaran untuk menarik perhatian siswanya. Namun hal yang
lebih penting lagi adalah bagaimana menumbuhkan kemauan dan motivasi dari
dalam diri siswa sendiri, sehingga para siswa akan mau belajar dan
memperhatikan para gurunya selama proses pembelajaran sedang berlangsung.
c. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Suatu proses penyimpanan informasi yang permanen. Memori jangka
panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan
berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat
permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi
yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang,
sehingga dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa penyimpanan jangka
panjang adalah penyimpanan jangka pendek yang mendapat pengulangan. Kata
lainnya kata lainnya penyimpanan jangka panjang tidak akan terbentuk tanpa
adanya pengulangan.
Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata
kunci dalam proses pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di
rumah merupakan kata kunci yang akan sangat menentukan keberhasilan atau
ketidak berhasilan suatu pengetahuan yang diingat dalam jangka waktu yang
lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang menyatakan kepada
siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 × 10 menit daripada 1 × 60
menit.
Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus
diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa
dengan mudah adalah sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat
siswa daripada sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk
mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses
mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para
siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945
yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
· Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah
diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat
susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada
mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25,
36, dan 49.
Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada
sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para
siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan
jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang
sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik
perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para
guru.
3. Komponen belajar
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu:
1. mengarahkan perhatian ke stimulus
2. mengkode stimulus
3. penyimpanan dan pemanggilan informasi.
1. Perhatian ke stimulus
Pengolahan sistem informasi dalam memori manusia diawali ketika isyarat fisik
diterima pencatat sensori melalui indera (visual, audio maupun kenestik ). Isyarat
fisik ini disimpan sebenta di sebut ikon dan memori audio disebut peniru bunyi
(echo). Jenis retensi isyarat yang ke tiga disebut taktil atau haptik, untuk retensi
ini belum banyak penelitian yang di lakukan.
Peranan perhatian ada dua peran perhatian dalam sistem pengolahan
informasi yaitu:
1) pengolahan informasi secara otomatik, peran perhatian terhadaap hal-hal
yang sudah sedemikian luasnya sehingga berlangsung tanpa kendali
secara sadar dan tidak memerlukan perhatian khusus. Misalnya
pengenalan pola-pola yang sudah diketahui seperti pola perkalian 1 x 10.
2) peranan perhatian untuk mengolah informasi yang memerlukan usaha
sadar yang dilakukan secara terkosentrasi, yaitu untuk mengenal informasi
yang diperlukan untuk pola-pola yang belum diketahui (baru).
2. Mengkode stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau
tidak sampai memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka di perlukan
pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat di simpan sehingga pada
waktu lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. Ada dua cara
pengkodean yaitu: gladi pelihara atau gladi primer dan gladi elaboratif.
Pengulangan terhadap informasi yang ingin diingat ini adalah salah satu contoh
gladi pelihara. Kebalikannya gladi elaboratif adalah mengubah melalui berbagai
cara yaitu:
a) Diganti dengan lambang lain (subsitusi).
b) Dilengkapi dengan informasi tambahan untuk memudahkan mengingatnya.
Contoh mengenai hal tersebut seperti pada hal di bawah ini: Mengasosiasikan
pohon korma (informasi baru) dengan pohon korma sawit (informasi lama) ini
adalah contoh gladi elaboratif.
3. Penyimpanan dan retrival
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan
dalam memori jangka panjang untuk dapat di ingat kembali sewaktu-waktu
diperlukan. Untuk proses ini sangat bergantung bagai mana informasi itu
disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu dengan informasi sebelumnya
dari memori jangka panjang. Gladi pelihara dan gladi elaboratif ke duanya dapat
membantu individu dalam mengingat informasi dalam waktu yang akan datang.
Sistem mnemonik adalah cara untuk memudahkan kembali meliputi: akronim,
catatan, kartu pengisyaratan, titian ingatan, penggunaan kata-kata frase untuk
mengingat not-not yang terletak pada garis-garis paranada dan seterusnya.
4. Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar
Adapun teori yang paling banyak yang digunakan oleh para ahli adalah teori
Pengolahan Informasi Dalam Belajar seperti berikut :
1. Enconding (Fungsi Memasukan)
Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam
bentuk yang dapat diingat. Enconding dapat dilakukan dengan
metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small
chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase
sebagai kalimat (even larger chunks). Proses pengubahan informasi dapat terjadi
dengan dua cara, yaitu :
a. Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indera dimasukkan
dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya.Contohnya adalah seorang anak
yang menginginkan barang yang sangat ia mau, apabila tidak dibelikan, ia
akan menangis sekeras kerasnya. Kelakuan tersebut bisa tersimpan di otak
mereka karena dengan menagis sekeras-kerasnya ia akan dibelikan barang
yang ia mau.
b. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan
pengetahun ke dalam ingatannya. Contohnya adalah seseorang yang sering
jalan kesuatu tempat, ia akan hafal dengan sengaja tempat tersebut.
2. Storage (Fungsi Menyimpan)
Storage adalah penyimpanan apa yang telah diproses dalam enconding
tersebut. Proses ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan
informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini
sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek,
atau memori jangka panjang). Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-
jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam
ingatannya. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal
penting yang dapat dicata, yaitu interval atau jarak waktu antara memasukkan
dan menimbulkan kembali. Interval dapat dibedakan atas :
Lama Interval yaitu menunjukan tentang lamanya waktu antara
pemasukan bahan sampai ditimbulkan kembali bahan itu. Lamanya
berkaitan dengan kekuatan retensi
Isi Interval yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat pada interval. Aktivetas
tersebut akan merusak atau menganggu jejak ingatan sehingga dapat
menyebabkan kelupaan.
3. Retrieval
Retrieval adalah pemulihan kembali apa yang telah disimpan
sebelumnya. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan
menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali.
Hilgrad (1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat, yaitu :
a) Recall yaitu mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya
diarahkan dengan menggunakan Selective attention adalah membatasi perhatian
pada stimulus tertentu ketika ada banyak stimulus yang hadir pada situasi
tertentu. Individu lebih memperhatikan karakteristik fisik dari stimulus, contohnya
adalah volume dan ritme suara.
b) Recognition yaitu mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan
sebelumnya. Contohnya Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya
dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah
diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan
yang ada.
c) Redintegrative yaitu proses meningat dengan menghubungkan berbagai
informasi menjadi suatu cerita yang cukup lengkap. Proses ini terjadi bila
seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Susilo Bambang Yudhoyono
(presiden RI), maka akan teringat banyak hal tentang tokoh tersebut.
Perbedaan antara recall dan recognition menunjukan adanya fungsi
petunjuk mengingat dalam recognition. Petunjuk ini membantu organisme
mengenali informasi yang akan diingat khususnya memori jangka panjang.
Pendekatan Information-Processing menyatakan bahwa memori dapat
dipahami melalui tiga proses, yaitu enconding, storage, dan interval. Tapi dalam
proses tersebut terlibat tiga sistem memori yang berbeda, yaitu memori sensorik,
memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long
term memory).
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa
memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi,
mengorganisasi dan mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan
keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam hal ini individu
diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan
suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di
dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan individu
dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar
yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang
ada di lingkungannya. Ini menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan
dari peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar
yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek
perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah
dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian
yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan
mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut,
selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran yaitu
(a) membimbing untuk menerima stimulus,
(b) memperlancar pengkodean,
(c) memperlancar penyimpanan dan retrieval. Ketiganya merupakan kesatuan
yang harus dilakukan secara berurutan dan akan selalu mempengaruhi hasil
yang akan oleh peserta didik.
Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan
pendidik dengan :
(1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal
ini pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai
stimulus-stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta
didik akan lebih terkosentrasi pada stimulus yang telah ditentukan.
(2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Dalam
pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu
mengubah stimulus yang ada sehingga dapat di simpan dan pada waktu
yang lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. Dalam pengkodean ini
akan terjadi proses pengulangan dan menghubungkan dengan informasi
lama yang sudah tertanam dalam memori manusia.
Memperlancar pengkodean adalah bagian yang penting dalam
penggorganisasian informasi dalam pembelajaran. Pengkodean berfungsi untuk
menyiapkan informasi baru untuk di simpan kedalam memori jangka panjang.
Proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi menjadi kode ringkasan
guna memudahkan dan mengingat kembali informasi tersebut di kemudian hari.
Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu
dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan sebagai
pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam
proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut
bantuan berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-
kata yang sulit dalam pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang
sifatnya sembarang. Rancangan yang lain berfungsi untuk memberikan
kesempatan terjadinya elaborasi (pengubahan) yang dihasilkan peserta didik.
Rancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta
didik diberikan suatu kesempatan untuk melakukan pengubahan informasi
dengan caranya sendiri agar mudah untuk diingat dan dimunculkan kembali.
Memperlancar penyimpanan dan retrieval sangat penting karena hal ini
dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan
datang. Ini dapat ditujukan berupa irama, bunyi, sajak, kata-kata pokok, citra
visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk
maksud retrival bagi peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis
pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan sumbangan yang
besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah
tersimpan dalam memori menusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah
tersimpan atau dsimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan
mekanisme penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival
dikatakan sebagai suatu proses pemunculan informasi yang tersimpan dalam
long term memory (ingatan jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan
penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan.
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan
dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin
dimunculkan dari dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu
melakukan suatu peenyeleksian terhadap informasi-informasi yang ada
pada memorinya dan memilih sesuai apa yang akan di munculkan.
Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal
yang mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan
informasi-informasi yang terkait di dalamnya, sampai informai yang
diinginkan didapatkan atau di munculkan kembali.asumsi yang di pakai
dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi yang
terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak secara herarkis, dari
informasi yang paling umum dan eksklusif ke informasi yang umum dan
rinci, sampai pada informasi yang ingin diinginkan atau di munculkan
kembali dapat didapatkan oleh individu.
E. KESIMPULAN
Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi,
dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
Penggolahan informasi dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon
individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi
yang diterima individu dari lingkungan.
Memori itu adalah sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data
tersebut belum tentu saling berkaitan. Memori atau mengingat merupakan proses
menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah
diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak)
setelah diberikan tafsiran.
Dalam otak, terdapat 3 macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan
yaitu pencatatan penginderaan (sensoric memori), penyimpanan jangka pendek
(working memory), penyimpanan jangka panjang (long term memory)
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan
yaitu mengarahkan perhatian ke stimulus, mengkode stimulus, penyimpanan dan
pemanggilan informasi.
Adapun teori yang paling banyak yang digunakan oleh para ahli adalah
teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar yaitu enconding (fungsi memasukan),
storage (fungsi menyimpan) dan retrieval.
F. DAFTAR PUSTAKA
Anderson, B.F. 1980. The Complete Thinker: A Handbook of Theniques For
Creative and Critical Problem Solving. New Jersey: Englewood Cliffs
Karwono dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan
Sumber Belajar. Ciputat: Penerbit Cerdas Jaya.
Markowitz, K. & Jensen, E. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa.
Muhibbin Syah. 2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.
Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.