Manajemen Operasional Linear Programming
Manajemen Operasional Linear Programming
MANAJEMEN OPERASIONAL
LINEAR PROGAMMING GRAFIK/SIMPLEX
Penyusun :
Nur Aiyni S. 1301035441
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah LINEAR PROGAMMING GRAFIK DAN SIMPLEX.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih. Semoga dengan adanya makalah ini
dapat menjadi penambah wawasan bagi kita semua. Amin.
A. Latar Belakang
Linear Programming adalah suatu metode analitik paling terkenal yang
merupakan suatu bagian kelompok teknik-teknik yang disebut programasi matematik.
dalam hal ini adalah khusus menyelesaikan masalah-masalah optimasi
(memaksimalkan atau memininumkan) tetapi hanya terbatas pada masalah-masalah
yang dapat diubah menjadi fungsi linear. Secara khusus, persoalan program linear
merupakan suatu persoalan untuk menentukan besarnya masing-masing nilai variabel
sehingga nilai fungsi tujuan atau objektif yang linear menjadi optimum
(memaksimalkan atau meminimumkan) dengan memperhatikan adanya kendala yang
ada, yaitu kendala yang harus dinyatakan dalam bentuk ketidaksamaan yang linear.
Banyak sekali keputusan utama dihadapi oleh seorang manajer perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan batasan situasi lingkungan operasi. Pembatasan
tersebut meliputi sumberdaya misalnya waktu, tenaga kerja, energi, bahan baku, atau
uang. Secara umum, tujuan umum perusahaan yang paling sering terjadi adalah
sedapat mungkin memaksimalkan laba. Tujuan dari unit organisasi lain yang
merupakan bagian dari suatu organisasi biasanya meminimalkan biaya. Saat manajer
berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan mencari tujuan yang dibatasi oleh
batasan tertentu, teknik sains manajemen berupa program linear sering digunakan
untuk permasalahan ini.
Sebutan “linear” dalam linear programming berarti hubungan-hubungan
antara faktor-faktor adalah bersifat linear atau konstan, atau fungsi-fungsi matematik
yang disajikan dalam model haruslah fungsi-fungsi linear. Hubungan-hubungan
linear berarti bahwa bila suatu faktor berubah maka suatu faktor lain berubah dengan
jumlah yang konstan secara proporsional. Sebagai contoh, fungsi pengupahan jam
kerja para karyawan atas dasar satuan jam kerja dengan linear : semakin banyak jam
kerja, semakin besar upah total. Linearitas dapat juga berarti sebaliknya; semakin
bertambahnya sesuatu, semakin berkurangnya sesuatu yang lain.
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan Linear
Programming, ada 2 pendekatan yang bisa digunakan, yaitu :
1. Metode grafik, dan
2. Metode simpleks.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Metode Grafik
Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana
variabel keputusan sama dengan dua (atau tiga variabel dengan grafik tiga dimensi).
Dua macam fungsi Program Linear:
Fungsi tujuan : mengarahkan analisa untuk mendeteksi tujuan perumusan
masalah
Fungsi kendala : untuk mengetahui sumber daya yang tersedia dan
permintaan atas sumber daya tersebut
Langkah – langkah penyelesaian dengan metode grafik:
1. Buatlah model matematika / kendala
2. Tentukan fungsi sasaran (Z).
3. Menyelesaikan fungsi pertidaksamaan :
4. Jadikan setiap kendala menjadi bentuk persamaan,
5. Buat grafik untuk setiap kendala dan kemudian tentukan daerah
penyelesaian atau HP,
6. Setelah grafik dibuat, kemudian tentukan himpunan penyelesaian (HP).
Setelah itu, kita menentukan titik – titik terluar yang terdapat didalam
grafik tersebut.
7. Setelah titik – titik terluar ditentukan, Uji titik – titik terluarnya untuk
menentukan nilai maksimumnya.
Metode grafik dapat digunakan untuk pemecahan masalah program linear yang yang
hanya memiliki 2 variabel.
Sesuai dengan namanya, pemecahan program linear ini dilakukan dengan membuat
grafik dari persamaan program linear yang telah diformulasikan, sehingga akan
didapatkan titik-titik dari perpotongan garis-garis dalam grafik tersebut untuk
mengetahui outputnya.
Hanya saja, jika dalam suatu program linear terdapat lebih dari 2 variabel, misalnya
X1, X2, dan X3. Maka metode grafik ini tidak dapat dipakai.
Oleh karena itu, diperlukan metode satu lagi yaitu metode simpleks yang efektif
digunakan untuk menyelesaikan program linear yang memiliki 3 variabel atau lebih.
1 - 15 1050
2 20 16 1600
3 24 30 2400
• Langkah 1 : Formulasikan
Untuk lebih jelas tentang cara mengformulasikan program linear dapat dibaca di :
Formulasi Program Linear
Pada gambar diatas sebagian titik koordinat dapat diketahui yaitu titik O(0;0), titik
D(80;0), titik A(0;70). Sedangkan titik B dan titik C dapat dicari dengan mencari
perpotongan antara 2 garis yang saling menyinggung dengan cara subtitusi maupun
eliminasi.
Jadi koordinat dari titk B dapat didapat dengan mengsubtitusikan kendala (15 X2 =
1050) dengan kendala (20 X1 + 16 X2 = 1600) maka didapatkanlah koordinatnya
adalah (12,5 ; 70).
Sedangkan untuk titik C dapat didapatkan dengan cara yang sama antara kendala (20
X1 + 16 X2 = 1600) dengan kendala (24 X1 + 30 X2 = 2400) maka didapatkanlah
koordinatnya (400/9 ; 400/9).
Setelah itu lakukan pengujian dari semua koordinat di daerah feasible yang didapat ke
persamaan tujuan seperti contoh di atas adalah (Z = 170 X1 + 190 X2) dan carilah
hasil terbesar untuk masalah maksimasi dan hasil terkecil untuk masalah minimasi.
Karena dalam contoh diatas adalah kasus maksimasi, maka kita cari nilai Z terbesar
sebagai outputnya. Sehingga didapatkan :
Titik A :
Z = 170 (0) + 190 (70) = 13.300
Titik D :
Z = 170 (80) + 190 (0) = 13.600
Titik B :
Z = 170 (12,5) + 190 (70) = 15.425
Titik C :
Z = 170 (400/9) + 190 (400/9) = 16.000
Dari hasil pengujian daerah feasible, maka yang memberikan nilai optimum adalah
titik C. Jadi maksudnya jumlah produk 1 (X1) yang harus dibuat adalah 400/9 dan
jumlah produk 2 (X2) yang harus dibuat adalah 400/9 agar produksi maksimal
dengan nilai output sebesar 16.000
Untuk mengubah suatu bentuk formulasi yang belum standar ke dalam bentuk standar
dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Pembatas
Pembatas yang bertanda ≤ atau ≥ dapat dijadikan suatu persamaan (tanda = ) dengan
menambahkan suatu variabel slack (S) atau mengurangkan dengan suatu variabel
surplus (S)
Contoh 1: X1 + X2 ≤ 8
Kita tambahkan slack S1 pada ruas kiri persamaan tersebut sehingga diperoleh
persamaan: X1 + X2 + S1 = 8
Contoh 2: X1 + 2 X2 ≥ 5
Karena bertanda ≥ maka harus dikurangi dengan variabel S2 pada ruas kiri persamaan
sehingga diperoleh persamaan: X1 + 2X2 -S2 = 5
Ruas kanan dari suatu persamaan dapat dijadikan bilangan non-negatif dengan
mengalikan kedua ruas dengan -1.
Contoh : X1 - 5 X2 = -7, secara matematis adalah sama dengan persamaan -X1 + 5
X2 = 7.
3. Fungsi tujuan
Maksimasi dari sebuah fungsi adalah sama dengan minimasi dari negatif fungsi yang
sama.
Contoh : Maksimumkan Z = X1 + 2 X2 secara matematis sama dengan :
Minimumkan (-Z) = -X1 - 2 X2.
C. METODE SIMPLEKS
Pada topik sebelumnya tentang metode grafik, sudah dijelaskan pemecahan
program linear yang digunakan untuk menyelesaikan masalah 2 variabel. Untuk
menyelesaikan masalah program linear berdimensi lebih besar dari 2 dikenal metode
yang lazim disebut metode simpleks.
Metode simpleks dikembangkan pertama kali oleh George dantzing pada
tahun 1947, sifat dari metode ini adalah iterative, dimana penyelesaian masalah
melaui tahapan perhitungan yang berulang-ulang sampai tercapai solusi optimum.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari contoh soal dibawah :
Contoh Metode Simpleks
Maksimumkan : Z = 15 X1 + 18 X2 + 12 X3
Kendala :
10 X1 + 12 X2 + 8 X3 ≤ 120
18 X1 + 15 X2 + 6 X3 ≤ 135
12 X1 + 16 X2 + 6 X3 ≤ 150
X1, X2, X3 ≥ 0
• Langkah 1 : Mengubah fungsi tujuan dan fungsi kendala
Fungsi tujuan diubah menjadi bentuk implisit dengan jalan menggeser fungsi
tujuan ke Z, yaitu Z = 15 X1 + 18 X2 + 12X3 dirubah menjadi Z - 15 X1 - 18 X2 -
12X3 = 0.
Kolom basis menunjukan variabel yang sedang menjadi basis yaitu S1, S2, S3 yang
nilainya ditunjukkan oleh kolom solusi. Secara tidak langsung ini menunjukkan
bahwa variabel non-basis X1, X2, X3 (yang tidak masuk pada kolom basis) sama
dengan nol.
Hal ini bisa dimengerti, karena belum ada kegiatan/produksi X1, X2, X3 masing-
masing nilainya nol yang berarti juga kapasitas masih menganggur yang ditunjukkan
oleh nilai S1, S2, S3.
Pada tabel diatas kolom X2 adalah kolom yang dipilih karena memiliki nilai -18
(nilai negatif terbesar).
Bedasarkan tabel diatas semua baris pivot dibagi dengan elemen pivot yaitu 15.
Sehingga dihasilkan persamaan pivot yang baru.
Persamaan Z baru :
(-15) - (18/15 x -18) = 33/5
(-18) - (1 x -18) = 0
(-12) - (6/15 x -18) = -24/5
(0) - (0 x -18) = 0
(0) - (1/15 x -18) = 6/5
(0) - (0 x -18) = 0
(0) - (9 x -18) = 162
Persamaan S1 baru :
(10) - (18/15 x 12) = -22/5
(12) - (1 x 12) = 0
(8) - (6/15 x 12) = 16/5
(1) - (0 x 12) = 1
(0) - (1/15 x 12) = -4/5
(0) - (0 x 12) = 0
(120) - (9 x 12) = 12
Persamaan S3 baru :
(12) - (18/15 x 16) = -36/5
(16) - (1 x 16) = 0
(6) - (6/15 x 16) = -2/5
(0) - (0 x 16) = 0
(0) - (1/15 x 16) = -16/5
(1) - (0 x 16) = 1
(150) - (9 x 16) = 6
Persamaan pivot baru, Z baru, S1 baru, dan persamaan S3 baru yang sudah dicari
nilainya kemudian ditabulasikan dalam tabel simpleks baru sebagai berikut :
Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi
Z 1 33/5 0 -24/5 0 6/5 0 162
S1 0 -22/5 0 16/5 1 -4/5 0 12
X2 0 18/15 1 6/15 0 1/15 0 9
S3 0 -36/5 0 -2/5 0 -16/5 1 6
Setelah dilakukan perbaikan, maka tabel optimal dari contoh diatas akan didapatkan
sebagai berikut :
Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Solusi
Z 1 0 0 0 3/2 0 0 180
S1 0 -11/8 0 1 5/16 -1/4 0 15/4
X2 0 7/4 1 0 -1/8 1/6 0 15/2
S3 0 -31/4 0 0 1/8 -7/6 1 15/2
Bedasarkan tabel hasil perbaikan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil iterasi ini
telah mencapai kondisi optimal, karena nilai pada baris fungsi tujuan Z sudah tidak
ada yang negatif.
Sehingga dari persoalan diatas untuk kasus maksimasi ini didapatkan nilai :
Z = 180,
X1 = 0 (tidak diproduksi),
X2 = 15/2,
X3 =15/4,
S3 = 15/2 (merupakan kapasitas yang menganggur dari batasan ke 3).
Nama salah satu dari software yang cukup terkenal untuk menyelesaikan masalah
simpleks adalah TORA. Selain untuk masalah simpleks, TORA juga bisa digunakan
untuk menyelesaikan program program lainya yang berkaitan dengan riset operasi
seperti transportasi, dan lain sebagainya.
D. Syarat Utama Persoalan Program Linear
Sebelum ke pemecahan persoalan linear, perlu diketahui syarat-syarat utama
persoalan linear yaitu :
Perusahaan harus mempunyai tujuan untuk dicapai. Tujuan perusahaan itu bisa
memaksimumkan laba (pendapatan) atau meminimumkan resiko (biaya,waktu).
Harus ada alternatif tindakan yang salah satu dasarnya akan mencapai tujuan.
Sebagai contoh, apakah perusahaan harus mengalokasikan kapasitas industrinya
untuk membuat produk A dan B dalam perbandingan misal 50:50?, 25:50?, 70:30?,
dan sebagainya.
Sumber harus meruapakan persediaan terbatas. Misal perusahaan mempunyai
jumlah jam mesin terbatas, sehingga jika harus membuat produk A dan B, maka
semakin banyak waktu yang digunakan untuk membuat produk A, akan semakin
sedikit B yang dapat dibuat.
Harus dapat menyatakan tujuan dan segenap keterbatasanya sebagai kesamaan
atau ketidaksamaan matematik.
3. Divisibility (pembagian)
Asumsi ini menyatakan bahwa output yang dihasilkan oleh setiap kegiatan dapat
berupa bilangan pecahan.
• Infeasible Solution
Suatu solusi dimana tidak ada titik-titik secara serentak memenuhi semua
kendala dalam masalah tersebut.
• Optimal Solution
Feasible solution yang memberikan nilai terbaik bagi fungsi tujuanya. Terbaik
diartikan nilai terbesar untuk tujuan maksimasi dan nilai terkecil untuk tujuan
minimasi. Pada contoh diatas titik C merupakan optimal solution.
• Boundary Equation
Ini terjadi apabila ada kendala dengan tanda "sama dengan", dan terjadi
daerah feasible yang terletak pada garis tersebut.
• No Optimal Solution
Terjadi jika suatu masalah tidak mempunyai penyelesaian optimal, disebabkan
oleh tidak ada feasible solution dan juga disebabkan oleh adanya batasan yang
tidak membatasi besar nilai Z.