Pedoman Penulisan Artikel Ilimiah
Pedoman Penulisan Artikel Ilimiah
Pedoman Penulisan Artikel Ilimiah
1. KOMPONEN-
KOMPONEN-KOMPONEN ARTIKEL ILMIAH
1.1. Judul Artikel Ilmiah
Judul dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Judul artikel yang baik bersifat ringkas,
informatif dan deskriptif, terdiri dari sejumlah kata yang seminimal mungkin, tepat menggambarkan isi
tulisan yang mengandung konsep atau hubungan antar konsep; tepat dalam memilih dan menentukan
urutan kata. Judul disusun tidak terlalu spesifik. Penggunaan singkatan atau formula kimia sebaiknya
dihindari. Judul ditulis dengan huruf besar (kapital), istilah bahasa asing ditulis dengan huruf miring
(italic).
Nama diri penulis ditulis tanpa mencantumkan gelar dan penulisan nama dari satu artikel ke
artikel lainnya harus tetap/konsisten, hal ini penting untuk pengindeksan nama pengarang. Keterangan
tentang program yang ditempuh, alamat penulis dan/atau e-mail yang dicantumkan harus jelas, dan
diletakkan pada catatan kaki (foot note) di halaman judul dengan ukuran huruf (font) yang lebih kecil dari
ukuran huruf pada isi teks.
Contoh :
Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Abstrak merupakan sari tulisan yang
meliputi latar belakang penelitian secara ringkas, tujuan, teori, bahan dan metode yang digunakan, hasil
temuan serta simpulan. Rincian perlakuan tidak perlu dicantumkan, kecuali jika memang merupakan
tujuan utama penelitian.
Abstrak bersifat konsisten dengan isi artikel dan self explanatory, artinya mengandung alasan
mengapa penelitian dilakukan (rasionalisasi &justifikasi), dan tidak merujuk kepada grafik, tabel atau
acuan pustaka. Abstrak ditulis dalam jarak 1 spasi dengan jumlah kata tidak lebih dari 150 kata yang
dilengkapi dengan 3-5 kata kunci, yaitu istilah-istilah yang mewakili ide–ide atau konsep-konsep dasar
yang dibahas dalam artikel.
1.4 Pendahuluan (Introduction)
Alur pelaksanaan penelitian harus ditulis dengan rinci dan jelas sehingga peneliti lain dapat
melakukan penelitian yang sama (repeatabel and reproduceable). Spesifikasi bahan-bahan harus rinci agar
orang lain mendapat informasi tentang cara memperoleh bahan tersebut. Jika metode yang digunakan
telah diketahui sebelumnya, maka acuan pustakanya harus dicantumkan. Jika peneltian terdiri dari
beberapa eksperimen, maka metode untuk masing-masing eksperimen harus dijelaskan.
Hasil penelitian dalam bentuk data merupakan bagian yang disajikan untuk menginformasikan
hasil temuan dari peneltian yang telah dilakukan. Ilustrasi hasil peneltian dapat menggunakan
grafik/tabel/gambar. Tabel dan grafik harus dapat dipahami dan diberi keterangan secukupnya. Hasil yang
dikemukakan hanyalah temuan yang bermakna dan relevan dengan tujuan penelitian.
Temuan di luar dugaan yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian harus mendapat tempat untuk
dibahas. Jika artikel melaporkan lebih dari satu eksperimen, maka tujuan setiap peneltian harus
dinyatakan secara tegas dalam teks, dan hasilnya harus dikaitkan satu sama lain.
Dalam pembahasan dikemukakan keterkaitan antara hasil peneltian dengan teori, perbandingan
hasil peneltian dengan hasil penelitian lain yang sudah dipublikasikan. Pembahasan menjelaskan pula
implikasi temuan yang diperoleh bagi ilmu pengetahuan dan pemanfaatannya.
Simpulan merupakan penegasan penulis mengenai hasil peneltian dan pembahasan. Saran
hendaknya didasari oleh hasil temuan penelitian, beimplikasi praktis, pengembangan teori baru (khusus
untuk program doktor), dan atau penelitian lanjutan.
Ucapan terima kasih dibuat secara ringkas sebagai ungkapan rasa terima kasih penulis kepada tim
promoter/tim pembimbing , dan pihak-pihak yang telah membantu dalam penelitian serta pemberi dana.
Bahan rujukan (referensi) yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanya yang benar-benar
disebutkan dalam naskah artikel. Penulisan daftar rujukan secara lengkap dilakukan pada halaman baru.
Agar penulisan daftar pustaka lengkap, maka daftar dibuat sebagai tahap penulisan daftar pustaka
lengkap, maka daftar dibuat sebagai tahap penulisan paling akhir. Naskah dibaca dari awal sampai akhir,
lalu ditulis dalam daftar semua referensi yang ada dalam naskah dan daftar tersebut digunakan untuk
menyusun daftar pustaka.
Gaya penulisan pada setiap jurnal tidak sama (disebut: gaya selingkung), sehingga harus
dipelajari dengan seksama (baca: petunjuk bagi calon penulis). Konteks rujukan yang dicantumkan hanya
yang benar-benar ada kaitannya dengan isi tesis, disertasi, abstrak, in press. Bahan rujukan berbahasa
asing ditulis sesuai dengan aslinya. Penggunaan et at, dalam bahan rujukan hanya digunakan jika jumlah
penulis terdiri lebih dari 6 orang.
Penulisan daftar pustaka masing-masing bidang ilmu mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh
organisasi internasional yang menerbitkan publikasi berkala (lihat lampiran). Dalam sistem penulisan
nama dipergunakan sistem penulisan nama penulis secara internasional (yaitu, nama keluarga sebagai
entry). Apabila nama keluarga penulis tidak jelas, maka dituliskan nama penulis secara lengkap.
1.10 lain-lain
Catatan kaki (footnotes): ditulis di bagian bawah dan biasa digunakan sebagai informasi program
studi dan alamat penulis. Dalam bidang ilmu sosial, catatan kaki merupakan keterangan atau penjelasan
atas teks tulisan yang dicatat pada bagian bawah halaman teks tulisan yang bersangkutan dan diberi tanda
tertentu. Penulisan catatan kaki sebaiknya dibatasi dan biasanya menggunakan ukuran huruf yang lebih
kecil daripada huruf dalam teks.
Terdapat banyak sekali jurnal ilmiah untuk setiap bidang ilmu karena hampir di setiap Negara
maju, organisasi profesi ilmiahnya menerbitkan jurnal yang bertaraf internasional. Diantara jurnal-jurnal
ilmiah tersebut tentu saja masing-masing memiliki inhouse-style (gaya selingkung) yang berbeda-beda.
Di lain fihak, kualitas suatu jurnal ilmiah sangat ditentukan antara lain oleh kualitas kerjasama
antara pengelola jurnal (dewan redaksi), penyunting ahli dan penulis artikel ilmiah. Bagi seorang peneliti,
adalah suatu prestasi yang membanggakan apabila ada artikel ilmiah yang ditulis dari penelitian yang
telah dilakukannya dapat dipublikasikan dalam salah satu jurnal ilmiah. Oleh karena itu langkah pertama
yang harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan cara mengikuti gaya selingkung dari
jurnal yang diharapkan akan mempublikasikan tulisan yang dibuat. Secara singkat tahapan yang harus
dilalui adalah :
a. Dapatkan dan cermati petunjuk bagi calon penulis yang biasanya dicantumkan pada setiap
penerbitan jurnal.
b. Tulislah naskah sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan (format, jenis dan ukuran kertas,
marjin (batas) kiri, atas, kanan, bawah dan lain-lain). Prinsip utamanya adalah komponen-
komponen penyusun (batang tubuh) suatu artikel.
c. Diamkan naskah yang sudah ditulis untuk sementara waktu, kemudian bacalah kembali, biasanya
akan banyak ditemukan kesalahan dalam naskah yang telah dibuat.
d. Setelah penulis anggap sempurna, mintalah teman atau kolega untuk membaca dan berdiskusi
serta memberikan komentarnya. Pertimbangkan komentar mereka dalam memperbaiki naskah
kita.
Sebelum dikirimkan kepada dewan redaksi (penyunting ahli) publikasi berkala penelitian
pascasarjana universitas padjadjaran, naskah artikel yang telah disusun diberikan kepada tim
pembimbing/promoter untuk ditelaah dan dikoreksi. Setelah naskah selesai diperbaiki sesuai dengan saran
tim pembimbing/promoter untuk ditelaah dan dikoreksi. Setelah naskah selesai diperbaiki sesuai dengan
saran tim pembimbing/promoter, naskah artikel dilampirkan dalam berkas pengajuan UT/UD, disertai 1
lembar surat pernyataan bahwa naskah telah diperiksa, dikoreksi dan disetujui tim pembimbing/promoter
setelah lulus UT/UD dan telah melakukan revisi, naskah artikel ilmiah (yang telah direvisi) dikirimkan ke
perpustakaan sebagai prasyarat wisuda, dengan mengikuti cara pengiriman naskah kepada dewan redaksi
seperti yang telah ditetapkan sebagai berikut :
Penulisan daftar pustaka masing-masing bidang ilmu disusun mengikuti pedoman yang
dikeluarkan oleh organisasi internasional yang menerbitkan publikasi berkala. Cantumkan nama semua
penulis bila tidak lebih dari 6 orang penulis, tuliskan 6 penulis pertama dan selanjutnya et al. jumlah
rujukan sebaiknya dibatasi sampai 25 buah dan secara umum merujuk pada tulisan yang terbit dalam satu
dekade terakhir perlu dihindari penggunaan abstrak sebagai rujukan. Materi yang telah dikirim untuk
publikasi tetapi belum diterbitkan harus dirujuk dengan menyebutkannya sebagai pengamatan yang belum
dipublikasi (unpublished observation) seizin nara sumber. Makalah yang telah diterima untuk publikasi
tetapi belum terbit dapat digunakan sebagai rujukan dengan perkataan “in press”.
Hendaknya juga dihindari rujukan berupa komunikasi pribadi (personal communication), kecuali
untuk informasi yang tidak mungkin diperoleh dari sumber umum. Sebutkan nama sumber dan tanggal
komunikasi, dapatkan izin tertulis dan konfirmasi ketepatan dari sumber komunikasi. Contoh cara
menuliskan beberapa jenis rujukan adalah sebagai berikut :