Metode Pelaksanaan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN

PEMBUATAN JALAN AKSES PKP-PK DENGAN RABAT BETON : 1300 M2

UPBU DATAH DAWAI MAHAKAM ULU

A. PENJELASAN UMUM

I. PENDAHULUAN

Pekerjaan Pembuatan Jalan Akses PKP-PK Dengan Rabat Beton : 1300 m2 merupakan
proyek dari unit penyelenggara bandar udara (upbu) datah dawai Kementerian Perhubungan RI. Proyek
ini berlokasi di Datah Dawai Mahakam Ulu dan dibiayai dari APBN Tahun Anggaran 2018. Masa
pelaksanaan pekerjaan ini adalah 180 hari kalender.

II. URAIAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan tanah
3. Pekerjaan pasangan
4. Pekerjaan akhir

III. RENCANA FASILITAS LAPANGAN (SITE FACILITIES PLAN)

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan dibuat “Rencana Fasilitas Lapangan atau “Site
Facilities Plan” untuk pengaturan lokasi pekerjaan, termasuk pengaturan penempatan alat, stok
material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan
proyek, antara lain kantor direksi keet, gudang, barak kerja, posisi peralatan, dan fungsi lainnya.
Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di
halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :

 Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan.


 Memudahkan pemeriksaan dan pengecekan.
 Mudah pengambilannya.
 Memudahkan pelaksanaan pekerjaan lanjutannya.
 Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
 Terjamin kebersihannya.
Site Facilities Plan dibuat berdasarkan kebutuhan per periode waktu pekerjaan, dimana site
facilities plan seyogyanya dibuat ideal untuk jangka waktu yang efektif sehingga tidak terlalu banyak
merevisi site facilities plan.

Lalu lintas keluar masuk kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi / dibatasi dengan
menggunakan barikade dan rambu-rambu sehingga memperkecil kemungkinan terhadap kecelakaan
lalu lintas, gangguan keamanan, ketertiban maupun gangguan yang lain.

Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan lagi untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.

Fasilitas Lapangan

Kantor lapangan untuk Direksi keet, Kontraktor, Barak Pekerja, Gudang, dan Workshop akan
ditempatkan di lokasi yang berdekatan dan atau terjangkau sehingga dapat membantu efektivitas pelayanan
kerja konstruksi.

I. MANAJEMEN PROYEK

Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil dan
Berkualitas CV. JAYA KARYA MAKMUR yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-
proyek, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dapat terjamin, sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan
produktivitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek sejenis

1. Struktur Organisasi

Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek, dibantu oleh
beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta pembantu-pembantunya.
Struktur organisasi dan personil dapat dilihat di lampiran lain sebagai persyaratan tender/Proyek.

2. Koordinasi

Dalam pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan pihak lain antara lain
owner, pengawas, suplier dan pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek. Dalam interaksi
tersebut diperlukan adanya koordinasi antar pihak dalam menyelesaikan persoalan yang muncul dalam
pelaksanaan pekerjaan. Kepala proyek akan mewakili perusahaan dalam koordinasi dengan pihak lain.

Kepala proyek akan memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain-lain.

 Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh
Bagian teknik beserta stafnya.
 Dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kepala Proyek dibantu oleh
Pelaksana-Pelaksana yang berkompeten.
 Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian personalia
dan keuangan beserta stafnya.
 Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.

Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada CV. JAYA KARYA
MAKMUR yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur CV. JAYA KARYA MAKMUR. Kepala Proyek mempunyai tanggung jawab dan diberi
kewenangan penuh dalam pengelolaan proyek, dan mempunyai wewenang bertindak atas nama
perusahaan dalam proyek ini. Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek
diharapkan akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu
yang ditentukan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benar-benar menjadi perhatian dan
semboyan kami, sebab apabila terjadi keterlambatan di dalam penyelesaian proyek ini akan
mengakibatkan kerugian moril maupun material, dan citra negatif bagi CV. JAYA KARYA MAKMUR
Sebagai Pelaksana Pekerjaan Pembuatan Jalan Akses PKP-PK Dengan Rabat Beton : 1300 m2..

Fasilitas Lapangan

Kantor lapangan untuk Direksi keet, Kontraktor, Barak Pekerja, Gudang, dan Workshop akan
ditempatkan di lokasi yang berdekatan dan atau terjangkau sehingga dapat membantu efektivitas pelayanan
kerja konstruksi.

II. MANAJEMEN PROYEK

Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil dan
Berkualitas CV. JAYA KARYA MAKMUR yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek,
sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dapat terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua
pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan
tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan produktivitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek sejenis.

3. Struktur Organisasi

Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek, dibantu oleh
beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta pembantu-pembantunya.
Struktur organisasi dan personil dapat dilihat di lampiran lain sebagai persyaratan tender/Proyek.

4. Koordinasi

Dalam pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan pihak lain antara lain
owner, pengawas, suplier dan pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek. Dalam interaksi
tersebut diperlukan adanya koordinasi antar pihak dalam menyelesaikan persoalan yang muncul dalam
pelaksanaan pekerjaan. Kepala proyek akan mewakili perusahaan dalam koordinasi dengan pihak lain.

Kepala proyek akan memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain-lain.

 Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek


dibantu oleh Bagian teknik beserta stafnya.
 Dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kepala Proyek dibantu
oleh Pelaksana-Pelaksana yang berkompeten.
 Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian
personalia dan keuangan beserta stafnya.
 Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada CV. JAYA KARYA
MAKMUR yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur CV. JAYA KARYA MAKMUR. Kepala Proyek mempunyai tanggung jawab dan diberi
kewenangan penuh dalam pengelolaan proyek, dan mempunyai wewenang bertindak atas nama
perusahaan dalam proyek ini. Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek
diharapkan akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu
yang ditentukan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benar-benar menjadi perhatian dan
semboyan kami, sebab apabila terjadi keterlambatan di dalam penyelesaian proyek ini akan
mengakibatkan kerugian moril maupun material, dan citra negatif bagi CV. JAYA KARYA MAKMUR
Sebagai Pelaksana Pekerjaan Pemenuhan Standar Pagar Sisi Udara.

III. METODE PENCAPAIAN SASARAN

Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, CV. JAYA KARYA MAKMUR telah
mengeluarkan Kebijakan , sesuai Sistem Manajemen K3 Lingkungan dan Mutu yang dijalankan Perusahaan.
Sistim manajemen tersebut di atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa
perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) berupa peralatan-
peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.

1. Sistem Pengendalian Proyek

Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam bentuk daftar-daftar isian
(formulir-formulir) pengendalian, yang mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa
barchart.
Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, di lapangan dijabarkan lagi secara
lebih terinci. Dibuat program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar-daftar isian (formulir-
formulir) laporan kegiatan pekerjaan. Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat
metoda kerja yang rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang
mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat di dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dengan sarana-sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang diharapkan.

Pengendalian Proyek diterapkan Sebagai Berikut :


a. Pengendalian Waktu
 Perencanaan dan Monitoring Master Schedule, Schedule Bahan, Schedule Alat.
 Perencanaan dan Monitoring Schedule Detail dan Schedule Mingguan.
b. Pengendalian Mutu
 Perencanaan dan penerapan.
 Perencanaan dan pengendalian gambar.
 Pelaksanaan Inspeksi dan Test dan penanganannya.
 Pelaksanaan Audit Mutu Internal.
 Pengendalian Biaya
 Perencanaan design yang sesuai dengan Gambar Rencana
 Bekerja sekali jadi, tidak ada rework.
 Pembuatan data administrasi yang tertib dan tepat.

2. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai dengan
kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni Biaya Hemat, Mutu
Akurat dan Waktu Tepat. Kebutuhan peralatan minimum yang ditentukan akan dicukupi dengan alat milik
sendiri, namun jika dalam pelaksanaannya terjadi kekurangan alat, maka akan kami penuhi dari sumber
alat yang banyak terdapat di DATAH DAWAI MAHAKAM ULU dan sekitarnya.

3. Material

Beberapa material inti yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke laboratorium untuk
dilakukan pengujian, dan pada produk tertentu pabrikan diminta menunjukkan sertifikat uji test yang
pernah dilakukan yang masih berlaku untuk menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.

Material harus sudah didatangkan sebelum jadwal pemakaian, sehingga tidak terjadi keterlambatan
pekerjaan hanya karena material belum datang.

4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:
 Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
 Tenaga operasional lapangan, pelaksana, surveyor, drafter.
 Pekerja diusahakan mengambil tenaga lokal yang banyak terdapat di daerah sekitar lokasi
proyek, untuk pekerja yang trampil dan terlatih akan didatangkan dari daerah lain.
Tenaga inti yang digunakan merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-proyek dan
pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.

5. Schedule Pekerjaan

Schedule kerja dibuat berdasarkan asumsi, logika yang benar dan berdasarkan data-data yang sangat
terbatas pada saat ini. Schedule dan urutan kerja dalam bentuk Kurva “S”.

A. METODE PELAKSANAAN.

Dalam melaksanakan proyek ini, perlu dibuat metoda pelaksanaan proyek yang secara garis besar dapat
diuraikan sebagai berikut:

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Pemasangan Bouwplank/Pengukuran dari papan dan kayu 2/20, untuk papan diketam halus atau
lurus pada sisi atasnya dan dipasang Waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya yang siku.
Pekerjaan ini dilakukan adalah untuk menentukan dimana lokasi pembangunan yang akan dilaksanakan
nantinya dan juga dalam pekerjaan ini akan ditentukan ketinggian lantai yang akan dilaksanakan.
Pemasangan Bouwplank/Pengukuran ini dilakukan bersama-sama dengan Pemilik Proyek, Pelaksana
Proyek, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Instansi Lain yang terkait.
Bahan yang di perlukan untuk Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank :
a. Balok 5/7
b. Papan 2/20
c. Paku 2”-5”
d. Palu

2. Membersihkan Lapangan dan Perataan Tanah


Membersikan Lapangan/membersihkan area pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara
membersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan
nantinya tidak ada kendala.

Perataan Tanah mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah


atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa
atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.

3. Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama Proyek
ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7) kelas 2
(borneo)dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang sesuai dan huruf
cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan,
antara lain :
 Nama Kegiatan
 Pekerjaan yang harus dilaksanakan
 Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
 Sumber dana
 Jangka waktu
 Nama penyedia jasa

II. PEKERJAAN TANAH

Urugan Pasir + Pemadatan

Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti bulldozer untuk area
urugan yang cukup luas dan bervolume besar. Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat
ukur untuk pengecekan level akhir urugan.
Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan turap untuk dapat
menahan tanah. Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).

Pengurungan dan pemadatan :


 Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
 Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
 Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
 Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat hubungan yang
baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
 Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai sample
untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
 Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan setiap lapis
diikuti dengan pemadatan.
 Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby roller atau alat
pemadatan).
  Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan). Kekuatan
penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

III. PEKERJAAN PASANGAN

Beton Rabat dengan perbandingan 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl harus dibuat untuk :


 Balok beton lantai/pemabalokan Broncaptering
 Plat Lantai beton reservoir.
 Dinding dan Plat penutup reservoir dan broncaptering
 Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana

Pelaksanaan :
 Semen yang digunakan adalah PC jenis/type A
 Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dank eras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sejenisnya.
 Kerikil harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang
disyaratkan.
 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U – 24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 2400 kg/cm2)
 Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
 Mutu yang digunakan adalah K 250 dengan perbandingan campuran 1 Pc : 2 Psr 3 Krl
 Pengangkutan adukan beton tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan dan kehilangan bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah dicor dan yang
akan dicor.
 Pengecoran lantai diadakan setelah semua pembesian selesai
 Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14
hari.

Begisting beton

begisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang diinginkan sesuai
gambar, bekisting pondasi ini menggunakan multiplek tebal 9 mm dan diberi tembiring usuk 4/6 & stut
menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan sebegai berikut :

Metode Pelaksanan Pekerjaan Poer Beton

 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang
disyratkan pada gambar
 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton
basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag
struktur beton sesuai yang direncanakan
 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak
merusak beton
 Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical
maupun horizontal

III. PEKERJAAN AKHIR


Pembersihan dan Perapihan

Anda mungkin juga menyukai