Modul 2 Governor
Modul 2 Governor
GOVERNOR
Oleh:
PENULIS
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB IV DATA PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFAR NOTASI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
poros, dengan posisi sleeve dapat diperoleh hubungan gaya sentrifugal dengan jarak
radial bola ke poros. Dari sini dapat disimpulkan apakah governor dalam keadaan
stabil atau tidak.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum gonernor ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik pengatur (governor) dengan membuat
grafik yang menyatakan hubungan antara kecepatan poros dengan posisi
sleeve untuk berbagai beban.
2. Menentukan daerah stabil dan tidak stabil dari governor.
3. Menentukan gaya sentrifugal yang ditimbulkan dengan gaya tekan pegas
pada flyball.
4. Menerapkan konsep penguraian gaya truss dan frame pada konstrusi
governor.
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakannya pratikum fenomena dasar
dengan judul governor ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui skema alat,sistem kerja dari suatu governor pada suatu
mekanisme komponen mesin serta menganalisa serta mengetahui
hubungan tiap-tiap parameter pada percobaan governor.
2. Dapat mengetahui secara langusng prinsip kerja dari alat governor dan
dapat menggunakannya secara langsung.
3. Dapat menerapkan prinsip kerja governor kedalam kehidupan sehari-hari
khususnya dalam bidang pemesinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
diperoleh kecepatan putaran poros keluaran yang stabil, meskipun beban yang di
tanggung oleh mesin tersebut bervariasi dan berubah-ubah.
Governor bekerja berdasarkan perubahan besarnya gaya sentrifugal yang terjadi
karena adanya perubahan kecepatan putaran poros. Tanggapan dari governor ini di
teruskan ke suatu system lain yang mempengaruhi besarnya kecepatan putaran dari
mesin-mesin penggerak mula.
Fs = mrω2
Keterangan rumus
Fs = gaya sentrifugal (N)
m = massan flyball (kg)
R = jarak flyball ke sumbu poros utama (m)
Ω = kecepatan putaran poros utama (rad/s)
putaran yang di berikan sesuai dengan yang diharapkan, lengan-lengan governor akan
mengangkat posisi sleeve dari posisi awal sampai maksimum. Jadi output yang
diharapkan dari system kerja governor ini adalah berapa ketinggaian sleeve (h) agar
posisi mencapai kondisi stabil.
Penggerak mula sering kali harus beroperasi pada putaran yang relatif konstan
walaupun daya yang harus dihasilkannya berfariasi. Untuk mencapai kondisi operasi
seperti yang diperlukan suatu alat yang disebut pengatur (governor). Berdasarkan cara
kerjanya pengaturan dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Pengaturan sentrifugal (centrifugal governor)
b. Pengaturan inersia (inersia governor)
Pengaturan sentrifugal bekerja berdasarkan gaya sentrifugal sedangkan
pengatur inersia bekerja berdasarkan momen inersia yang timbul kerena terjadinya
percepatan sudut. Karena lebih rumit maka jenis pengatur inersia tidak banyak
digunakan walaupun reaksinya lebih cepat.
2.1.3 Gaya- gaya pada Governor
1. Gaya Setrifugal
Merupakan sebuah gaya yang ditimbulkan akibat adanya gerakan suatu
benda atau partikel sebuah lintasan lengkung sehingga gaya yang ditimbulkan
keluar lingkaran.
6
F = m. v²/R
2. Gaya Sentripetal
Yaitu gaya yang diperlukan agar benda dapat tetap bias bergerak
melingkar. Jika arah gaya sentrifugal mengarah keluar maka arah gaya
sentripetal mengarah ke dalan lingkaran.
F=m. w2.R
3. Gaya Tangensial
Yaitu gaya dalam yang bekerja sejajar dengan bidang penampang potong
atau tegak lurus terhadap sumbu batang.
Ft = T/ dp/2 (Kg)
(𝑀.𝑔) 𝑘.𝐻
0A + 0A – m.g.OB – Fc Bc = 0
2 2
𝑚.𝑔 𝑘.𝐻
(OA [ + ]− 𝑚.𝑔.𝑂𝐵)
2 2
Fc = 𝐵𝐶
𝑚.𝑔 𝑘.𝐻
(b.cos [ + ]− 𝑚.𝑔.𝑎.sin 𝑎) 𝑏 𝑚.𝑔 𝑘.𝐻 sin 𝑎
Fc = 2 2
= 𝑎[ + ] – m.g cos 𝑎
𝑎.cos 𝑎 2 2
𝑏 tan 𝑎
Jika 𝑎 = K1 dan tan 𝑎 = K2, maka persamaan menjadi:
𝑚.𝑔 𝑘.𝐻
Fc = K1 [ + ] − 𝐾2. 𝑚. 𝑔
2 2
Kembali ke rumus,
Fc = m.r.ω2
Fc = m.h.ω2
(2.π.n) (60.ω)
ω= ; n=
60 2π
𝑚.𝑔 𝑘.𝐻
K1 [ + ]− 𝐾2.𝑚.𝑔
ω=√ 2 2
𝑚.𝑟
𝑚.𝑔 𝑘.𝐻
60. K1 [ + ]− 𝐾2.𝑚.𝑔
n = 2π √ 2 2
𝑚.𝑟
Bentuk geometri dari governor jenis proell adalah seperti gambar berikut :
(𝑀.𝑔)
0C + m.g.OD – Fc BD = 0
2
𝑚.𝑔
( 𝑂𝐶 − 𝑚.𝑔.𝑂𝐷)
2
Fc = 𝐵𝐷
𝑚.𝑔
( (𝑂𝐷+𝐷𝐶) ) ( 𝑚.𝑔.𝑂𝐷)
2
Fc = -
𝐵𝐷 𝐵𝐷
𝑚.𝑔
Fc = (tan ∝ + tan 𝛽 + 𝑚. 𝑔. tan 𝛼)
2
tan 𝛽
Jika = K, maka persamaan akan menjadi :
tan 𝛼
𝑚.𝑔
Fc = tan α [ (1 + 𝑘) + 𝑚. 𝑔]
2
5. Ayunan, yaitu naik turun yang kontinyu dari mesin terhadap kecepatan
yang diperlukan meskipun ketika beban tidak bertambah.
2.2 Aplikasi
1. Pneumatic Hydraulic Speed Control.
Pada sistem di atas, governor mengontrol beberapa keadaan, yaitu :
a. Oil Supply
Pada sistem penyuplaian minyak terdiri dari tempat penyimpanan
minyak, pompa roda gigi, dan aki. Minyak melumasi bagian yang
bergerak dan mendukung beberapa parts untuk beroperasi. Kerja untuk
penyuplaian minyak ini dilakukan oleh governor.
b. Speed Control Coulumn
Berfungsi dalam pengubahan kecepatan mesin dengan adanya perubahan
katup penghambat atau menjaga kecepatan mesin agar tetap konstan jika
terjadi perubahan beban
c. Power Piston
Berfungsi mengatur besarnya injeksi yang diberikan ke piston pada
berbagai jenis bukaan katup.
2. Compesanting Mechnism
Merupakan mekanisme yang terjadi pada saat penggantian kecepatan,
dimana terjadi perubahan posisi piston dan klep.
3. Fuel Control
Governor berfungsi sebagai pengontrol besar bukaan katup minyak yang
di supply ke mesin.
4. Diesel Engine
Dengan mesin beroperasi , minyak dari sistem pemberian minyak mesin
disediakan untuk persneling pompa yang terlihat pada gambar diatas.
Kenaikan persneling pompa tekanan minyak untuk nilai ditentukan oleh
klep.
14
Tekanan minyak diatur pada kedua piston penyangga dan tegangan di dua
bidang penyangga sama. Tekanan minyak yang sama pada sisi klep pilot terus
menyampaikan minyak ke klep lain . Demikian untuk sistim hidrolis di
keseimbangan, dan konstan tetap kecepatan mesin.
mesin lokomotif disel panas di tekanan untuk menyalakan bahan bakar, mesin dingin
dapat panas cukup mengambil dari gasses yang jatuh udara dimampatkan di bawah
panas pengapian bahan bakar.
5. Electro Hydraulic Speed Control
Seting kecepatan dengan electro-hydraulic governor dengan langkah-
langkah kombinasi energizing dari empat solenoid "A" , "B", "C" dan
"D".ke kecepatan mesin pertambahan , musim semi batas kecepatan harus
dimampatkan atau tekanan dikurangi ke kecepatan berkurang. Kedudukan
piston sesuai dengan batas kecepatan harus dirubah ke kondisi-kondisi
tertentu. Dari batas kecepatan tertentu yang diawasi oleh solenoid, klep,
pilot kontrol kecepatan, dan ring berputar.
Ketika kombinasi beda " A " " B " atau " C " solenoid memberi tenaga, piring
bersegitiga turun dipaksa pada jarak tertentu tergantung saat solenoid memberi
tenaga. Ini sebabkan klep pilot kontrol kecepatan untuk turun. Pelabuhan mengatur di
ring berputar, tekanan bawah governor mengijinkan kekuatan turun ke piston sampai
batas kecepatan minimum. Sebagai bagian yang mengatur batas kecepatan maka
hubungan klep pilot kontrol kecepatan harus diatur lagi.
3.1 Peralatan
Adapun alat- alat yang digunakan dalam praktikum getaran bebas ini:
1. Seperangkat alat governor
1
4
2
6
3
5
17
18
2. Massa
3 2
4. Mistar
6. Kunci 17
Berfungsi untuk membuka lengan governor.
22
23
c) Massa 0.07 kg
F = 0.07 kg x 9.81 m/s²
= 0.6867 N
3. Mencari nilai kekakuan pegas
3.924 N
a) = 0.0197 N/m
69.5 𝑚𝑚
1.2754 N
b) = 0.02962 N/m
43 𝑚𝑚
0.6867 N
c) = 0.0211 N/m
32.5 𝑚𝑚
4. Mencari panjang akhir pegas (L)
L = X0 – Pemendekkan pegas………………………………………….……(4)
a. Panjang akhir pada 125 V
1. L = 174 – 53 = 121
2. L = 174 – 32 = 142
3. L = 174 – 25 = 149
b. Panjang akhir pada 150 V
1. L = 174 – 86 = 88
2. L = 174 – 54 = 120
3. L = 174 – 40 = 134
25
1. Rata-rata pemendekkan
a) 69.5 mm
b) 43 mm
c) 32.5 mm
2. Mencari nilai FPengujian
𝐹 = 𝑘 x ∆x ………………………………………………………..……..(5)
(149)²
c) Cos θ = = 0.256
2 x 149x 290
Cos θ = 0.256
= 75.114
Mencari sudut θ pada 150 V
(88)²
a) Cos θ = = 0.151
2 x 88 x 290
Cos θ = 0.151
= 81.279
(120)²
b) Cos θ = = 0.206
2 x 120 x 290
Cos θ = 0.206
= 78.059
(134)²
c) Cos θ = = 0.231
2 x 134 x 290
Cos θ = 0.231
= 76.642
4. Lengan Governor (R)
r = P.l.flyball x sin θ……………………………………..…………(7)
Mencari lengan governor pada 125 V
a) r = 290 x sin 77.958 = 283.619 mm
b) r = 290 x sin 75.828 = 281.174 mm
c) r = 290 x sin 75.114 = 280.267 mm
Mencari lengan governor pada 150 V
a) r = 290 x sin 286.642 = 286.642 mm
b) r = 290 x sin 283.725 = 283.725 mm
c) r = 290 x sin 282.154 = 282.154 mm
27
5. F sentrifugal
m.ɷ².r
………………………………………………………………...(8)
60
ɷ = 2. 3.14. n.……………………………………………………...…..(9)
Mencari omega (ɷ) pada 125 V
a) ɷ = 2. 3,14. 259.6
= 1630.28
b) ɷ = 2. 3,14. 260.3
= 1634.68
c) ɷ = 2. 3,14. 259.4
= 1629.03
Mencari omega (ɷ) pada 150 V
a) ɷ = 2. 3,14. 365.6
= 2295.96
b) ɷ = 2. 3,14. 364.8
= 2290.94
c) ɷ = 2. 3,14. 363.8
= 2284.66
F sentrifugal pada 125 V
0.14 X 1630.28 X 283.619
a) = 3082.5379 N
60
0.13 X 1634.68 X 281.174
b) = 995.8675 N
60
0.07 X 1629.03 X 280.267
c) = 532.6584 N
60
F sentrifugal pada 150 V
0.14 X 2295.96 X 286.642
a) = 4387.4821 N
60
0.13 X 2290.94 X 283.725
b) = 1408.3302 N
60
0.07 X 2284.66 X 282.154
c) = 752.06557 N
60
28
370
360
350
340
330
320
310 Putaran poros 125 V
300 Putaran poros 150 V
290
280
270
260
250
20 40 60 80
konstanta pegas didapat dari perkalian nilai beban dengan nilai gravitasi dibagi
dengan nilai pemendekan pegas.
Berbeda dengan F teoritis, nilai didapat dari perkalian massa, jarak fly ball ke
poros utama dengan kecepatan putar. Selain itu, parameter lain yang divariasikan
adalah nilai tegangan yang diberikan pada putaran governor ada 125 Volt dan 150
volt.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum fenomena dasar adalah
sebagai berikut:
2. Gaya tekan pegas berbanding lurus dengan tinggi sleeve yang terangkat.
Semakin besar tinggi sleeve, gaya tekan pegas akan semakin besar.
3. Gaya sentrifugal berbanding lurus dengan massa dan kecepatan rotasinya.
Semakin besar massa dan kecepatan rotasinya, gaya sentrifugalnya akan
semakin tinggi pula.
4. Semakin besar putaran poros, jarak flyball ke sumbu poros utama akan
bertambah.
5.2 Saran
Setelah pelaksaan praktikum ini ada beberapa hal yang dapat disarankan
diantaranya:
1. Pengujian yang mendekati nilai kebenaran teoritis adalah pengujian yang
kita harapkan. Namun, dalam praktikum yang penulis lakukan ini, ada
beberapa kesalahan yang terjadi sehingga nilai yang didapatkan tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Dalam pengukuran tinggi sleeve, sebaiknya hati-hati agar mistar tidak
mengenai flyball yang sedang berputar.
3. Untuk Slide regulator seharusnya disediakan disetiap jenis bidang
praktikum.
29
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/pengertian-governor.html
http://www.scribd.com/doc/77024779/Pengertian-Governor#scribd
LAMPIRAN