Nanokomposit
Nanokomposit
Nanokomposit
bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia
maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan komposit).
Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material, struktur fungsional,
maupun piranti dalam skala nanometer. Dalam terminologi ilmiah, nano berarti 10-9
(0,000000001). Satu nanometer adalah seper seribu micrometer, atau seper satu juta
millimeter, atau seper satu miliar meter.
NANOKOMPOSIT
Istilah nanoteknologi digunakan untuk mendeskripsikan kreasi dan ekploitasi suatu material
yang memiliki ukuran struktur diantara atom dan material ukuran besar yang didimensikan
dengan ukuran nanometer (1 nm = 10-9m). Sifat dari material dengan dimensi nano sangat
berbeda secara signifikan dari atomnya juga dari partikel besarnnya. Kontrol yang baik
terhadap sifat tersebut bias menuntun ke pengetahuan baru yang sesuai dengan peralatan dan
teknologi baru. Pentingnya nanoteknologi pertama kali dikemukakan oleh Feynman pada
tahu 1959 (Muller, 2006).
Terjadi perkembangan yang sangat cepat dari ilmu dan teknologi nano pada beberapa tahun
terakhir, terutama karena ketersediaan strategi baru untuk mensintesis nanomaterial dan alat-
alat baru untuk karakterisasi dan manipulasi. Terdapat banyak contoh untuk
mendemonstrasikan pergeseran hasil dan paradigma terakhir pada masalah ini. Beberapa
metode sintesis nanopartikel (kabel nano dan tabung nano) dan perakitanya telah ditemukan.
Kabel nano dan tabung nano dengan variasi materi anorganik telah ditemukan, disamping
atom karbonnya. Nanostruktur juga cocok untuk simulasi dan pemodelan komputer, ukuranya
menjadi cukup kecil untuk mendukung kekuatan yang tinggi (Rao,et.al, 2004).
Nanokomposit merupakan material padat multi fase, dimana setiap fase memiliki satu, dua,
atau tiga dimensi yang kurang dari 100 nanometer (nm), atau struktur padat dengan dimensi
berskala nanometer yang berulang pada jarak antar bentuk penyusun struktur yang berbeda.
Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas padatan anorganik yang tersusun atas
komponen organik. Contoh nanokomposit yang ekstrem adalah media berporos, koloid, gel,
dan kopolimer. Nanokomposit dapat ditemukan di alam, contohnya adalah kulit tiram dan
tulang (Anonim, 2009)
Ikatan antar partikel yang terjadi pada material nanokomposit memainkan peran penting
dalam peningkatan dan pembatasan sifat material. Partikel-partikel yang berukukuran nano
itu mempunyai luas permukaan interaksi yang tinggi. Makin banyak partikel yang
berinteraksi, kian kuat pula material. Inilah yang membuat ikatan antarpartikel makin kuat,
sehingga sifat mekanik materialnya bertambah. Namun penambahan partikel-partikel nano
tidak selamanya akan meningkatkan sifat mekaniknya. Ada batas tertentu yang mana saat
dilakukan penambahan, kekuatan material justru makin berkurang. Namun pada umumnya,
material nanokomposit menunjukkan perbedaan sifat mekanik, listrik, optik, elektrokimia,
katalis, dan struktur dibandingkan dengan material penyusunnya (Hadiyawarman,dkk, 2008)
Pembuatan Nanokomposit
Pembuatan material nanokomposit dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan-
pendekatan yang mudah dan kompleks. Salah satunya adalah menggunakan pendekatan
simple mixing.
Dalam metode ini, peningkatan kekuatan mekanik material terjadi akibat penambahan
nanopartikel SiO2pada epoxy resin. Permukaan nanopartikel yang sangat luas berinteraksi
dengan rantai polimer, sehingga mereduksi mobilitas rantai polimer. Interaksi ini
meningkatkan kekuatan mekanik komposisit tersebut jauh di atas kekuatan polimer itu
sendiri. Hasil yang diperoleh adalah material yang ringan dengan kekuatan tinggi. Makin
banyak jumlah SiO2 yang dimasukkan, kekuatan material nanokomposit juga bertambah
sampai titik kritisnya (Nano, 2009).
Kelebihan Nanokomposit
Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan konvensional
seperti logam. Misalnya memiliki densiti yang jauh lebih rendah daripada bahan
konvensional. Hal ini jelas memberi implikasi yang penting dalam konteks penggunaan.
Pasalnya, komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari
bahan konvensional.
Komposit juga memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability), tahanan lelah (fatigue
resistance) yang baik, tahan korosi, dan memiliki kekuatan jenis (rasio kekuatan terhadap
berat jenis) yang tinggi (Hadiyawarman,dkk, 2008).
Pertemuan antara logam dengan semikonduktor secara tidak langsung mempengaruhi energi
dan proses transfer muatan antarmuka. Deposisi dari logam inert pada partikel nano
semikonduktor merupakan sebuah faktor yang penting untuk memaksimalkan efisiensi dari
reaksi fotokatalitik. Dalam reaksi ini, secara normal dianggap bahwa logam inert berperan
sebagai pusat untuk pembawa muatan pada induksi foto dan proses transfer muatan antar
permukaan. (Rao,et.al, 2004)
Dalam industri angkasa luar, ada kecenderungan untuk mengganti komponen yang dibuat
dari logam dengan komposit karena terbukti komposit mempunyai rintangan terhadap fatigue
yang baik, terutama komposit yang menggunakan serat karbon. Penggunaan bahan komposit
pun sangat luas, yaitu untuk komponen kapal terbang, helikopter, satelit, industri pertahanan,
jembatan, terowongan, kaki palsu, dan yang terpopular adalah penggunaan bahan baku mobil
Formula One (F1).
Manfaat utama penggunaan komposit adalah mendapatkan kombinasi sifat kekuatan serta
kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Dengan memilih kombinasi material serat dan
matriks yang tepat, kita dapat membuat material komposit dengan sifat yang tepat sama
dengan kebutuhan sifat untuk struktur dan tujuan tertentu (Hadiyawarman,dkk, 2008).
Komposit
JULY 9, 2017 ~ JEMMARWANTIK
A. Latar Belakang
B. Pengertian Komposit
b) Vacuum Bag
c) Pressure Bag
d) Spray-Up
e) Filament Winding
Tuntutan membuat segala sesuatu menjadi ringan dan kuat adalah hal yang wajar di
era teknologi seperti saat ini. Misalnya, tuntutan menghasilkan mobil berbobot
ringan. Hal ini mendorong produsen komponen mencari material baru yang lebih
ringan dari logam, tapi memiliki kekuatan lebih baik. Dan, material komposit
dipandang sebagai alternatif pengganti material logam karena bobotnya sangat
ringan tapi superkuat.
BIDANG material nanokomposit akhir-akhir ini mendapat perhatian serius dari para
ilmuwan. Berbagai penelitian pun terus didilakukan, mengacu pada ide yang sangat
sederhana, yaitu menyusun sebuah material yang terdiri atas blok-blok partikel
homogen dengan ukuran nanometer.
Hasil penelitian tersebut sungguh mengejutkan. Sebuah material baru lahir dengan
sifat-sifat fisis yang jauh lebih baik dari material penyusunnya. Hal ini memicu
perkembangan material nanokomposit di segala bidang dengan, memanfaatkan ide
yang sederhana itu.
Salah satu contoh yang terkenal dan terjadi dengan sendirinya di alam adalah
tulang. Tulang memiliki ’’bangunan’’ nanokomposit yang bertingkat-tingkat, yang
terbuat dari tablet keramik dan ikatan-ikatan organik. Partikel-partikel nanokomposit
tersebut memiliki struktur, komposisi, dan sifat yang berbeda-beda. Hal ini
memberikan fungsi yang beragam.
Dengan demikian, material ini menjadi multiguna, yang pada akhirnya didapatkan
material baru yang memiliki beberapa fungsi dalam waktu sama dan dapat
digunakan dalam beberapa aplikasi.
Dari sinilah para ilmuwan mulai memikirkan berbagai cara untuk memeroleh material
nanokomposit, karena material tersebut memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan material konvensional.
Definisi Komposit Kata komposit memiliki pengertian luas dan berbeda-beda,
mengikut situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih
bahan merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi
komposit.
Meski demikian, defenisi ini terlalu umum. Pasalnya komposit merangkum semua
bahan —termasuk plastik— yang diperkuat dengan serat, logam alloy, keramik,
kopolimer, plastik berpengisi, atau apa saja campuran dua bahan atau lebih untuk
mendapatkan bahan baru.
Sedangkan nanokomposit dapat dianggap struktur padat dengan dimensi berskala
nanometer yang berulang pada jarak antarbentuk penyusun struktur yang berbeda.
Material-material dengan jenis seperti itu terdiri atas padatan inorganik yang
tersusun atas komponen organik.
Selain itu, material nanokomposit dapat pula terdiri atas dua atau lebih molekul
anorganik/organik, dalam beberapa bentuk kombinasi dengan pembatas
antarkeduanya minimal satu molekul atau memiliki ciri berukuran nano.
Contoh nanokomposit yang ekstrem adalah media berporos, koloid, gel, dan
kopolimer. Ikatan antarpartikel yang terjadi pada material nanokomposit memainkan
peran penting dalam peningkatan dan pembatasan sifat material.
Partikel-partikel yang berukukuran nano itu mempunyai luas permuka
an interaksi yang tinggi. Makin banyak partikel yang berinteraksi, kian kuat pula
material. Inilah yang membuat ikatan antarpartikel makin kuat, sehingga sifat
mekanik materialnya bertambah.
Namun penambahan partikel-partikel nano tidak selamanya akan meningkatkan sifat
mekaniknya. Ada batas tertentu yang mana saat dilakukan penambahan, kekuatan
material justru makin berkurang.
Aplikasi Baru Kemajuan kini telah mendorong peningkatan permintaan bahan
komposit. Perkembangan iptek mulai menyulitkan bahan konvensional seperti logam
untuk memenuhi keperluan aplikasi baru.
Bidang angkasa luar, perkapalan, otomotif, maupun industri pengangkutan
merupakan contoh aplikasi yang memerlukan bahan-bahan yang berdensiti rendah,
tahan karat, kuat, kokoh, dan tegar.
Pembuatan material nanokomposit dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan-
pendekatan yang mudah dan kompleks. Salah satunya adalah menggunakan
pendekatan simple mixing.
Dalammetode ini, peningkatan kekuatan mekanik material terjadi akibat
penambahan nanopartikel SiO2 pada epoxy resin. Permukaan nanopartikel yang
sangat luas berinteraksi dengan rantai polimer, sehingga mereduksi mobilitas rantai
polimer.
Interaksi ini meningkatkan kekuatan mekanik komposisit tersebut jauh di atas
kekuatan polimer itu sendiri. Hasil yang diperoleh adalah material yang ringan
dengan kekuatan tinggi. Makin banyak jumlah SiO2 yang dimasukkan, kekuatan
material nanokomposit juga bertambah sampai titik kritisnya.
Keunggulan Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
bahan konvensional seperti logam. Misalnya memiliki density yang jauh lebih rendah
daripada bahan konvensional. Hal ini jelas memberi implikasi yang penting dalam
konteks penggunaan. Pasalnya, komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan
spesifik yang lebih tinggi dari bahan konvensional.
Dalam industri angkasa luar, ada kecenderungan untuk mengganti komponen yang
dibuat dari logam dengan komposit karena terbukti komposit mempunyai rintangan
terhadap fatigue yang baik, terutama komposit yang menggunakan serat karbon.
Penggunaan bahan komposit pun sangat luas, yaitu untuk komponen kapal terbang,
helikopter, satelit, industri pertahanan, jembatan, terowongan, kaki palsu, dan yang
terpopular adalah penggunaan bahan baku mobil Formula One (F1).
Komposit juga memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability), tahanan lelah
(fatigue resistance) yang baik, tahan korosi, dan memiliki kekuatan jenis (rasio
kekuatan terhadap berat jenis) yang tinggi.
Manfaat utama penggunaan komposit adalam mendapatkan kombinasi sifat
kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Dengan memilih
kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat membuat material
komposit dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk struktur dan
tujuan tertentu.
Penerbangan modern, baik sipil maupun militer, adalah contoh utamanya. Keduanya
akan menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material komposit. Material
komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian sayap dan ekor, propeller,
bilah rotor, dan juga struktur internal pesawat terbang.
Selain aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposit telah banyak juga
digunakan untuk badan mobil F1, peralatan olah raga, struktur kapal, dan industri
migas.
Hambatan dalam aplikasi material komposit pada umumnya masalah biaya.
Meskipun seringkali proses manufaktur material komposit lebih efisien, namun
material mentahnya masih terlalu mahal. Material komposit masih belum bisa secara
total menggantikan material konvensional seperti baja. Tetapi dalam beberapa kasus
kita memiliki kebutuhan akan hal itu.
Tidak diragukan, dengan teknologi yang terus berkembang, pengunaan baru dari
material komposit akan bermunculan.
Tuntutan membuat segala sesuatu menjadi ringan dan kuat adalah hal yang wajar di
era teknologi seperti saat ini. Misalnya, tuntutan menghasilkan mobil berbobot
ringan. Hal ini mendorong produsen komponen mencari material baru yang lebih
ringan dari logam, tapi memiliki kekuatan lebih baik. Dan, material komposit
dipandang sebagai alternatif pengganti material logam karena bobotnya sangat
ringan tapi superkuat.
BIDANG material nanokomposit akhir-akhir ini mendapat perhatian serius dari para
ilmuwan. Berbagai penelitian pun terus didilakukan, mengacu pada ide yang sangat
sederhana, yaitu menyusun sebuah material yang terdiri atas blok-blok partikel
homogen dengan ukuran nanometer.
Hasil penelitian tersebut sungguh mengejutkan. Sebuah material baru lahir dengan
sifat-sifat fisis yang jauh lebih baik dari material penyusunnya. Hal ini memicu
perkembangan material nanokomposit di segala bidang dengan, memanfaatkan ide
yang sederhana itu.
Salah satu contoh yang terkenal dan terjadi dengan sendirinya di alam adalah
tulang. Tulang memiliki ’’bangunan’’ nanokomposit yang bertingkat-tingkat, yang
terbuat dari tablet keramik dan ikatan-ikatan organik. Partikel-partikel nanokomposit
tersebut memiliki struktur, komposisi, dan sifat yang berbeda-beda. Hal ini
memberikan fungsi yang beragam.
Dengan demikian, material ini menjadi multiguna, yang pada akhirnya didapatkan
material baru yang memiliki beberapa fungsi dalam waktu sama dan dapat
digunakan dalam beberapa aplikasi.
Dari sinilah para ilmuwan mulai memikirkan berbagai cara untuk memeroleh material
nanokomposit, karena material tersebut memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan material konvensional.
Definisi Komposit Kata komposit memiliki pengertian luas dan berbeda-beda,
mengikut situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih
bahan merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi
komposit.
Meski demikian, defenisi ini terlalu umum. Pasalnya komposit merangkum semua
bahan —termasuk plastik— yang diperkuat dengan serat, logam alloy, keramik,
kopolimer, plastik berpengisi, atau apa saja campuran dua bahan atau lebih untuk
mendapatkan bahan baru.
Contoh nanokomposit yang ekstrem adalah media berporos, koloid, gel, dan
kopolimer. Ikatan antarpartikel yang terjadi pada material nanokomposit memainkan
peran penting dalam peningkatan dan pembatasan sifat material.
Partikel-partikel yang berukukuran nano itu mempunyai luas permuka
an interaksi yang tinggi. Makin banyak partikel yang berinteraksi, kian kuat pula
material. Inilah yang membuat ikatan antarpartikel makin kuat, sehingga sifat
mekanik materialnya bertambah.
Dalam industri angkasa luar, ada kecenderungan untuk mengganti komponen yang
dibuat dari logam dengan komposit karena terbukti komposit mempunyai rintangan
terhadap fatigue yang baik, terutama komposit yang menggunakan serat karbon.
Penggunaan bahan komposit pun sangat luas, yaitu untuk komponen kapal terbang,
helikopter, satelit, industri pertahanan, jembatan, terowongan, kaki palsu, dan yang
terpopular adalah penggunaan bahan baku mobil Formula One (F1).
Komposit juga memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability), tahanan lelah
(fatigue resistance) yang baik, tahan korosi, dan memiliki kekuatan jenis (rasio
kekuatan terhadap berat jenis) yang tinggi.
Penerbangan modern, baik sipil maupun militer, adalah contoh utamanya. Keduanya
akan menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material komposit. Material
komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian sayap dan ekor, propeller,
bilah rotor, dan juga struktur internal pesawat terbang.
Selain aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposit telah banyak juga
digunakan untuk badan mobil F1, peralatan olah raga, struktur kapal, dan industri
migas.
Tidak diragukan, dengan teknologi yang terus berkembang, pengunaan baru dari
material komposit akan bermunculan.