Perencanaan Dan Evaluasi
Perencanaan Dan Evaluasi
Perencanaan Dan Evaluasi
SURABAYA
Disusun Oleh :
Kelompok 8 – IKM A 2016
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
dengan judul "Laporan Akhir Mata Kuliah Perencanaan dan Evaluasi Program
Promosi Kesehatan Program Promosi Kesehatan Pendekatan Precede-Proceed di
Klampis Ngasem Surabaya”
Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
tugas mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi semerter 4 Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga. Kami menyadari bahwa penyususnan laporan
ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan yang kami miliki.
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ...............................................................................................i
iii
3.1.2 Keadaan Geografis ...........................................................................54
3.1.3 Sarana Kesehatan .............................................................................54
3.1.4 Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat ( UKBM ) .....................55
3.1.5 Tenaga Kesehatan ............................................................................56
3.2 Program Promosi Kesehatan di Puskesmas Klampis Ngasem ..................56
3.3 Analisis SWOT ..........................................................................................57
3.4 Pendekatan Precede ...................................................................................66
3.3.1 Analisis Prioritas Masalah................................................................81
3.3.2 Analisis Penyebab Masalah..............................................................83
3.3.3 Analisis Prioritas Solusi ...................................................................87
3.5 Plan of Action.............................................................................................88
3.6 Monitoring dan evaluasi............................................................................103
BAB 4. PENUTUP ……………………………………………………………......111
4.1 Kesimpulan...............................................................................................111
4.2 Saran.........................................................................................................112
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................113
LAMPIRAN.............................................................................................................114
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kuadran SWOT ........................................................................................
Gambar 2. Kesepakatan permasalahan utama ............................................................
Gambar 3. Identifikasi penyebab masalah utama ......................................................
Gambar 4. Identifikasi penyebab masalah pada tiap kategori....................................
Gambar 5. Precede Proceed .......................................................................................
Gambar 6. Bagan Diagnosis Epidemiologi............................................................... .
Gambar 7. SWOT Puskesmas Klampis Ngasem .......................................................
Gambar 8. Kerangka fishbone penyebab Tingginya Angka Diabetes………………
v
DAFTAR TABEL
Tabel 9. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin wilayah kerja Puskesmas Klampis
Ngasem Tahun 2016………………………………………………………
Tabel 10. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian penduduk kelurahan Klampis
Ngasem dan Kelurahan Gebang Putih tahun 2016………..…………………
vi
Tabel 21.Analisis prioritas solusi untuk masalah tingginya angka kejadian diabetes
mellitus……………………………………………………..
Tabel 22. Plan of Action program CERME SEMAK (CEgah Resiko Diabetes MElitus
dengan SEnam) ………………………..………………………………...
Tabel 23. Sumber daya program CERME SEMAK (CEgah Resiko Diabetes MElitus
dengan SEnam, Masak AsiK) …………………………………………..
Tabel 24. Anggaran dana kegiatan CERME SEMAK (CEgah Resiko Diabetes MElitus
dengan SEnam Masak AsiK)…………………………………
Tabel 25. Timeline program CERME SEMAK (CEgah Resiko Diabetes MElitus
dengan SEnam, Masak AsiK) ………………………………………….
Tabel 26. Monitoring dan Evaluasi CERME SEMAK…………………………….
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
memajukan dan mendukung kesehatan agar lebih tinggi dari agenda, baik secara
individu ataupun kelompok. Maka karena itu terdapat beberapa aspek promosi
sebelumnya.
kesehatan dan promosi kesehatan. Salah satu model promosi kesehatan yang dapat
kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk menciptakan masyarakat yang sehat secara
fisik dan mental. Promosi kesehatan di Indonesia masih di rasa kurang maksimal
1
karena masih banyaknya masyarakat di Indonesia yang kurang sadar akan
pentingnya kesehatan. Hal ini didukung dengan tingginya jumlah masyarakat yang
terkena diare. Tingginya angka tersebut salah satu penyebabnya adalah PHBS yang
kurang baik seperti yang ada pada 2 dari 10 indikator program Promosi Kesehatan
Rumah Tangga Sehat yaitu perilaku mencuci tangan menggunakan sabun dan
puskesmas Klampis ?
puskesmas Klampis ?
2
1.3 Tujuan Penulisan
pendekatan PRECEDE-PROCEED
Klampis
Klampis
Klampis
Klampis
di puskesmas Klampis
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan
untuk mencapai tujuan perusahaan pada masa yang akan datang. Perencanaan
diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk karena merupakan proses dasar
menentuka tujuan yang akan dicapai serta strategi yang akan digunakan dalam
apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-
4
2.1.1 Macam Perencanaan
A. Perencanaan organisasi
1. Perencanaan strategis
2. Perencanaan Taktis
3. Perencanaan operasional
5
dibandingkan perencanaan taktis dan ruang lingkup yang relatif
4. Perencanaan Situasional
6
berjalan karena adanya masalah tertentu maka dapat
(Dasmar, 2013)
A. Analisis Situasi
B. Prioritas masalah
7
1. Metode Skoring
a. Menetapkan Tujuan
b. Identifikasi kegiatan
c. Rencana operasional
8
direncanakan berdasarkan perbandingan tujuan atau target
2.2 Evaluasi
ditolak.
pelaksanaan program.
9
penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif (hal yang diharapkan)
Scriven.
penyusunan dan uji coba dari kurikulum baru. Revisi atau perbaikan
hasil pada siswa antara lain mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Hal itu dapat dilihat pada hasil pre test dan post test, antara
10
Dalam model evaluasi tersebut ada dua matrix, yaitu description
tujuan apa yang akan dicapai dan apa yang akan diamati pada setiap
cell, yang diawali dengan intens antecedents dan pada sel terakhir
adalah outcomes.
terdiri atas dua kata yaitu CSE dan UCLA. CSE merupakan singkatan
ini ada lima tahap penting yang harus dilalui, yaitu perencanaan,
1. Needs Assesment
2. Program planning
3. Formative evaluation
4. Summative evaluation.
11
6. CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam
1. Evaluasi Konteks
2. Evaluasi Input
diperlukan.
12
3. Proses
diperbaiki.
4. Evaluasi Produk/hasil
dihentikan.
13
tingkat kesesuaian antara standard yang sudah ditentukan dalam
Widoyoko: 2010).
a. Penyusunan evaluasi
14
evaluasi tersebut mempengaruhi evaluator dalam mentukan metode
b. Teknik wawancara
15
h. Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat dan
sumber/jenis data
strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor
eksternal dan internal Menurut (irham fahmi, 2013:260) untuk menganalisis secara
lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal
1. Faktor internal
(S dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam
16
keputusan (decision making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua
a. Strengths (kekuatan)
atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor
yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
b. Weakness (kelemahan)
atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor
yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Faktor eksternal
(O dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi
a. Opportunities (peluang)
Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau
17
konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah,
b. Threats (ancaman)
Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor
eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah
kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-
Comparative
STRENGTH Mobilization
Advantage
18
Keterangan :
2. Sel B: Mobilization
3. Sel C: Divestment/Investment
dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang
Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk
(investasi).
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang
19
besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control
diperkirakan.
1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah
dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti
20
adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan
faktor).
kuadran SWOT.
1.
2. Dst
Total Kekuatan
2 Dst
Total Kelemahan
21
Tabel 3. Perhitungan bobot komponen Opportunity dan Threats
1.
2. Dst
Total Peluang
2 Dst
Total Ancaman
22
Gambar 1. Kuadran SWOT (Sumber: Freddy, Analisis SWOT Teknik
23
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun
urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya bisa dilakukan dengan
menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10 untuk setiap isu masalah yang telah
24
ditemukan. Isu masalah yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu masalah
1. Urgency
yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu,
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu
masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
3. Growth
jika dibiarkan atau tidak segera diselesaikan. Data atau informasi yang
25
2. Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
masalah yang ada, sehingga yang dipentingkan adalah aspek yang ada di
sebelumnya
26
Tabel 4. Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode USG
NO MASALAH U S G TOTAL
1. Masalah A 5 3 3 11
2. Masalah B 4 4 4 12
3. Masalah C 3 5 5 13
yang terdiri dari kepala, sirip dan duri. Diagram tersebut juga sering disebut
diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa sekitar tahun 1960-an sebagai salah satu
Konsep dasar dari diagram fishbone menurut Scarvada dalam Idrus (2017)
adalah permasalahan mendasar berada pada bagian kanan dari diagram atau pada
sirip dan duri ikan. Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan
meliputi materials (bahan baku), machines dan equipment (mesin dan peralatan),
27
dengan 6M. Penyebab lain dari permasalahan selain 6M dapat fipilih apabila
diagram fishbone dapat digunakan untuk mengenali akar penyebab masalah atau
sebab mendasar dari akibat, masalah atau kondisi tertentu. Hal tersebut
maupun gejala yang merapakan akar penyebab masalah. Diagram fishbone juga
28
mengilustrasi masalah secara ringkas sehingga memudahkan dalam
dibuat.
tanda panah pada ujung sebelah kanan dan suatu kotak didepannya.
kotak yang tersedia didepan anak panah. Bagian kedua merupakan sirip,
29
Masalah merupakan perbedaan antara kondisi yang ada dengan
adanya kesenjangan yang terjadi antara kinerja saat ini dengan kinerja
tersedia di depan anak panah utama, yakni pada bagian kepala ikan.
Masalah
Penyebab Efek
Gambar 2. Kesepakatan Permasalahan Utama
didalam kotak yang ditempatkan sejajar dan berlokasi agak jauh dari garis
30
4. Menentukan penyebab dari masing masing kelompok penyebab masalah.
terjadi.
31
2.6 Konsep MEER
atau kriteria diberi nilai berdasarkan justifikasi. Apabila alternatif solusi tersebut
dinilai realistis, maka diberi nilai 5 paling tinggi dan bila sangat kecil dapat diberi
32
Tabel 5. Contoh matriks alternative solusi dengan metode MEER
Rencana Nilai
Jumlah R
Alternatif
M E E R Nilai Ranking
Solusi
perlu diidentifikasi terlebih dahulu penyebab dari masalah agar dapat menentukan
tindakan apa yang tepat. Setelah diketahui penyebab dari suaatu masalah, maka
proses penyusunan rencana yang digunakan untuk mengatasi masalah pada suatu
setelah itu melakukan rencana usulan kegiatan (RUK) atau Plan of Action (PoA).
33
program. Plan of action merupakan rencana yang bersifat arahan yang bisa
direncanakan.
pendek,
pemecahan masalah
34
sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh, semua informasi yang
pencapaian sasaran.
1. Kelengkapan rencana
Dalam penerapannya, Plan of Action (PoA) harus baik dan efektif agar
tujuan. Berikut ini beberapa kriteria plan of action (PoA) dikatakan baik,
antara lain:
1. Spesific (spesifik)
35
berapa sumber daya manusia yang dibutuhkan, siapa saja mereka,
2. Measurable (Terukur)
akal. Ini berarti bahwa rencana tersebut harus sederhana tapi efektif,
tidak harus membutuhkaan anggaran yang besar. Selain itu teknik dan
4. Relevant ( Sesuai)
sekarang atau sesuatu yang segera dibutuhkan. Jadi wakt yang sesuai
efektif.
36
2.7.5 Langkah Planing of Action
dilakukan.
masalah, dapat dilihat keadaan atau situasi yang ada saat ini dan
yang diharapkan.
37
Dengan melihat situasi yang ada saat ini dengan gambaran situasi
yang diharapkan nantinya dan juga atas dasar tujan umum pembangunan
bersifat umum dan luas yang menggambarkan hasil akhir (outcome atau
5W+1H, yaitu:
38
a) Who : Siapa yang harus bertanggung jawab untuk
dilaksanakan
spesifik?
program?
dilaksanakan?
2.8 PRECEDE-PROCEED
Salah satu yang paling baik untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
faktor-faktor, individu maupun lingkungan, dan karena itu memiliki dua bagian
Development).
Precede bagian dari fase (1-5) berfokus pada perencanaan program, dan
bagian Proceed fase (6-9) berfokus pada implementasi dan evaluasi. Sembilan fase
39
dari model panduan dalam menciptakan program promosi kesehatan, dimulai
dengan hasil yang lebih umum dan pindah ke hasil yang lebih spesifik. Secara
Pada fase Penilaian Sosial, dalam fase ini program menyoroti kualitas dari
40
kesehatan dan kualitas hidup.Sebagai contoh, pada pekerjaan industriyang kumuh
mungkin merasa tidak aman dan menjadi tidak sehat selama kondisi bekerja.
Pada fase Penilaian Epidemiologi, dalam fase ini setelah spesifik masalah
sosial yang berkaitan dengan buruknya kualitas kehidupan dalam fase pertama,
program mengidentifikasi mana masalah kesehatan atau faktor lain yang berperan
determinan kesehatan yang terdapat didalam genetik, pola perilaku serta keadaan
diidentifikasi pada fase penilaian epidemiologi dan juga pada fase penilaian sosial
41
3. Pola konsumsi makanan (consumtion pattern)
4. Kepatuhan (complince)
kesehatan
kesehatan
itu tetapkan tujuan perubhan perilaku lingkungan yang ingin dicapai program.
utama dari tipe impact tersebut adalah faktor predisposisi, faktor pemungkin dan
faktor penguat.
42
individu atau kelompok untuk bertindak. Secara umum, dapat dikatakan faktor
adalah :
termasuk kondisi yang berlaku sebagai hambatan dari tindakan itu, seperti
43
Faktor pemungkin menjadi target antara dari intervensi program pada
masyarakat atau organisasi. Terdiri dari sumber daya dan ketrampilan baru
penghargaan secara terus menerus pada perilaku dan berperan pada terjadinya
pengulangan.
apakah pelaku menerima umpan balik positif dan akan mendapat dukungan
teman, kritik baik dari teman-teman sekerja atau lingkungan bahkan juga saran
dan umpan balik dari petugas kesehatan. Faktor ini juga meliputi konsekuensi
yang dapat membawa pada perilaku yang positif. Beberapa faktor penguat yang
44
menjadi dukungan sosial, seperti bantuan keuangan atau bantuan transport.
Penguatan dapat bersifat imajinatif, seperti meniru suatu perilaku sesudah tertarik
dengan seseorang dalam suatu iklan televisi yang terlihat sangat menikmati
perilaku tersebut. Penguatan bersifat positif atau sebaliknya tergantung pada sikap
dan perilaku orang orang yang terkait, dan beberapa diantaranya mempunyai
pengaruh yang lebih besar terhadap perilaku. Dukungan sosial atau masyarakat
dapat mendorong tindakan individu untuk bekerja sama atau bergabung dengan
fokus utama dalam administrasi dan penilaian kebijakan dan keselarasan intervensi
dalam fase ke empat adalah pemastian kenyatan, unuk meyakinkan bahwa ini ada
sebelumnya, sisi kebijakan dan prosedur akan diulas, diperbaiki, dibentuk dan
dilaksanakan. Seperti poin ini, ada penilaian pada sisi untuk menjelaskan tepatnya
apa hal yang diperlukan untuk menjalankan program dengan baik sebagaimana
contoh), dan beberapa barang dan juga untuk memeriksa detail kaitan penyebaran
45
program, seperi bagaimana untuk merekruit dan menjaga partisipasi dalam
program
program terjadi selama fase 5. Selanjutnya Pada fase evaluasi terjadi dengan
adalah untuk mengumpulkan baik data kuantitatif dan kualitatif untuk mengakses
sebagaimana baiknya rencana yang tertulis (menjelaskan isi dari yang telah
disampaikan, bagaimana itu akan disampaikan, dan seberapa banyak waktu yang
isi yang sebenarnya yang telah disampaikan, bagaimana itu disampaikan, dan
Selanjutnya yaitu fase Pengaruh Evaluasi. Fokus dalam fase ini adalah
evaluasi sumatif, yang diukur setelah program selesai, untuk mencari tahu
46
Fase terakhir yaitu fase Hasil atau Keluaran Evaluasi. Fokus dari fase evualusi
terakhir sama dengan fokus ketika semua proses berjalan – indikator evaluasi
2.9 Puskesmas
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
47
Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa puskesmas
mendorong seluruh pemangku kepentingan baik dari lintas program maupun lintas
48
keamanan dan keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung dengan
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar mampu
d. Pelayanan gizi
49
digunakan untuk acuan penyelenggaraan puskesmas. Sehubungan dengan hal
hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga
sebagai pusat komunikasi masyarakat. Sehingga saat ini puskesmas harus mampu
mengelola upaya promosi kesehatan yang bersifat promotif dan preventif melalui
bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah kesehatan yang
suasana, advokasi, dan kemitraan. Hal tersebut tentunya perlu didukung dengan
metode dan media yang tepat serta tersedianya sumber daya yang terjamin.
50
diselenggarakan oleh puskesmas baik di dalam gedung maupu di luar gedung
51
BAB 3
PEMBAHASAN
Surabaya Nomor 18 tahun 2012 tentang Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan
pengobatan sederhana.
52
3.1.1 Visi, Misi, Motto dan Tujuan Puskesmas Klampis Ngasem
B. Misi
masyarakat.
kesehatan
C. Motto :
D. Tujuan
53
3.1.2 Keadaan Geografis
c) Sebelah Selatan:Semolowaru
Kelurahan, 2016).
atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Sarana
Ngasem Surabaya pada tahun 2016 meliputi : Rumah Sakit Umum ada 1
RS, Rumah Sakit Khusus tidak ada, Balai Pengobatan / Klinik ada 3 buah,
kesehatan seperti Toko Obat, Gudang Farmasi dan Praktek Dokter baik
54
Sarana kesehatan dengan kemampuan gawat darurat di Puskesmas
Klampis Ngasem Surabaya meliputi Rumah Sakit Umum. Pada tahun 2016
sebesar 100%.
Kelurahan siaga aktif di kota Surabaya sampai dengan tahun 2016 telah
55
3.1.5 Tenaga Kesehatan
kesehatan yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas. Untuk
pada tahun 2016 meliputi : tenaga medis (dokter gigi dan dokter umum),
Farmasi, DIII Farmasi dan Asisten apoteker) , tenaga gizi, sanitasi, teknisi
masyarakat.
terdiri dari:
Sehat) pada rumah tangga dengan lintas program maupun lintas sektor.
4. Pengadaan program Saka Bakri Husada (SBH) pada Sekolah Menengah atas
56
6. Pengembangan desa siaga aktif pada wilayah Puskesmas Klampis Ngasem
Puskesmas
10. Pengadaan Cak & Ning 1-15 (Lacak dan Skrining 1 BTA+, 15 Kontak)
internalnya, serta peluang dan tantangan (ancaman) dari kondisi eksternal. Berikut
A. Strength
health
4. Membuka pelayanan hingga pukul 17.30 wib dengan catatan jam kerja
5. Tidak ada jam istirahat petugas sehingga pasien bisa dilayani semua.
57
6. Memiliki program kreatif dan unggulan yaitu CADAS (calon
ruangan poli
10. Di setiap poli terdapat nama petugas yang melayani serta keterangan
14. Terdapat dental chair, stetoskop, alat timbang dan tinggi badan, tensi
bekerja
17. Hubungan antar petugas terjalin dengan baik (setiap petugas yang
bertemu saling sapa dan bertanya jika ada sesuatu yang dibingungkan
B. Weakness
58
2. Tidak adanya fasilitas rawat inap
C. Opportunity
dalam bentuk kerja bakti masal setiap hari jumat mulai dari RT, RW,
59
APBD kota Surabaya sebesar Rp. 47.603.949,-dan Jaminan Kesehatan
D. Threat
(Posyandu)
adalah SMP sebanyak 2.397 jiwa dan SMA sebanyak 2.463 jiwa
ORANG KE
ASPEK TOTAL BOBOT
1 2 3 4
S1 4 4 4 3 15 0,067873
S2 2 3 3 3 11 0,049774
S3 2 2 3 2 9 0,040724
S4 3 3 3 3 12 0,054299
S5 2 1 1 1 5 0,022624
S6 3 3 2 3 11 0,049774
S7 2 2 3 2 9 0,040724
S8 3 3 3 4 13 0,058824
S9 3 3 4 3 13 0,058824
S10 2 3 4 3 12 0,054299
S11 3 3 3 4 13 0,058824
60
S12 1 2 2 2 7 0,031674
S13 3 3 3 2 11 0,049774
S14 4 4 3 3 14 0,063348
S15 4 4 4 4 16 0,072398
S16 2 3 2 3 10 0,045249
S17 3 3 3 3 12 0,054299
W1 3 3 3 3 12 0,054299
W2 2 2 2 3 9 0,040724
W3 2 1 2 2 7 0,031674
JUMLAH 221 1
61
C. Penentuan Rating Aspek Strength – Weakness
ORANG KE
ASPEK TOTAL RATING
1 2 3 4
S1 3 4 4 3 14 3,5
S2 3 3 3 3 12 3
S3 4 2 3 2 11 2,75
S4 3 3 3 3 12 3
S5 1 2 1 1 5 1,25
S6 3 3 2 3 11 2,75
S7 2 3 3 3 11 2,75
S8 4 3 3 4 14 3,5
S9 3 2 3 2 10 2,5
S10 3 3 3 2 11 2,75
S11 3 4 3 3 13 3,25
S12 2 2 2 2 8 2
S13 3 3 3 2 11 2,75
S14 4 4 3 4 15 3,75
S15 4 4 4 4 16 4
S16 3 3 2 3 11 2,75
S17 4 3 3 3 13 3,25
W1 -3 -3 -4 -3 -13 -3,25
W2 -1 -2 -2 -1 -6 -1,5
W3 -2 -2 -3 -3 -10 -2,5
62
D. Penentuan Rating Aspek Opportunity – Threat
ORANG KE-
TOTAL RATING
ASPEK 1 2 3 4
O1 3 4 3 4 14 3,5
O2 4 4 4 4 16 4
O3 3 3 3 3 12 3
O4 4 4 4 4 16 4
O5 3 4 3 3 13 3,25
T1 -2 -3 -1 -2 -8 -2
T2 -2 -4 -2 -3 -11 -2,75
T3 -2 -2 -2 -2 -8 -2
T4 -2 -1 -1 -1 -5 -1,25
E. Matriks IFAS
63
S11 0,058824 3,25 0,191176
S12 0,031674 2 0,063348
S13 0,049774 2,75 0,136878
S14 0,063348 3,75 0,237557
S15 0,072398 4 0,289593
S16 0,045249 2,75 0,124434
S17 0,054299 3,25 0,176471
TOTAL S 2,660633
TOTAL W -0,31674
F. Matriks EFAS
64
T2 0,091743 -2,75 -0,25229
T3 0,110092 -2 -0,22018
T4 0,055046 -1,25 -0,06881
TOTAL T -0,79817
COMPETITIVE POSTURE 1,380729
(TOTAL O + TOTAL T)
G. Matriks SWOT
65
analisis Competitive Posture menunjukkan bahwa posisi puskesmas memiliki
berikut ini:
A. Diagnosis Sosial
1. Tingkat Pendidikan
66
adalah SMA/MA, kedua SMP/MTs dan ketiga SD/MI. Total
sampai SMA sebanyak 6.528 orang. Pada tabel diatas tidak memuat
67
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk
usia produktif 15-64 tahun dengan total 16.086 orang. Dari tabel
2. Tingkat Kesejahteraan
68
kemudian dapat digunakan untuk mengukur terpenuhinya kebutuhan
69
memberikan implikasi pada kemampuan ekonomi. Mata pencaharian
70
orang. Penderita diabetes mengalami naik turun setiap bulannya,
B. Diagnosis Epidemiologi
health objective.
71
Dari tabel dapat terlihat bahwa ISPA merupakan penyakit terbanyak
musiman yang sudah dipantau dengan baik oleh pihak puskesmas. Selain
1. Pendekatan reduksi
2016.
2. Pendekatan ekspansi
72
a. Penyakit diabetes paling banyak menyerang masyarakat wilayah
dari 40 tahun.
perempuan.
4. Health objective
73
DIAGNOSIS EPIDEMIOLOGI
PENDEKATAN REDUKSI:
1. Tingginya kasus diabetes
2. Tingginya konsumsi makanan
DIAGNOSIS karbohidrat sederhana dan gula.
SOSIAL: HEALTH PROBLEM:
74
C. Diagnosis perilaku dan lingkungan
1. Diagnosis perilaku
a. Penyebab perilaku:
75
6) Kurang melakukan aktifitas fisik
b. Penyebab non-perilaku:
behavior
a. Preventive behavior
b. Treatment behavior
1) Paling penting :
76
2) Penting : Kurang istirahat cukup
How much :
77
b. 9 dari 16 masyarakat Kelurahan Klampis Ngasem
harinya.
berikut:
1) Identifikasi predisposising
diabetes
78
d. Masyarakat kurang melakukan aktifitas fisik
2) Identifikasi enabling
jauh
3) Identifikasi reinforcing
mengenai diabetes
lain:
1) Identifikasi kebutuhan
Ngasem
79
a. Jumlah anggota promosi kesehatan pada puskesmas yang
kurang
1) Identifikasi aturan
2) Identifikasi power
a. Anggota PKK
80
3.4.1 Analisis Prioritas Masalah
Ngasem.
Ngasem.
U S G
A/B B A A
A/C C A A
B/C C B C
81
Tabel 19. Penentuan prioritas masalah dengan USG Kuantitatif
A B C Total
U 0 1 2 3
S 2 1 0 3
G 2 0 1 3
Total 4 2 3 9
Ranking I III II
82
3.4.2 Analisis Penyebab Masalah
Banyak konsumsi
Man Mudah lapar makanan karbohidrat
Teknologi Tidak ada
aplikasi yang
Sulit mencari Tinggal
mengatur
tenaga promkes sendirian
yang tepat pola makan
Tidak ada yang
Jumlah tenaga melarang Kurang
promkes kurang Masyarakat pemanfaatan
malas untuk Kesadaran teknologi
datang yang kurang
Kurang
antusias mahal
Belum ada Kurang pengetahuan
perekrutan tentang makanan
untuk penderita
Sosialisasi Waktu pelaksanaan Pola makan yang
kurang kurang belum optimal di
wilayah kerja
Tapoksi tidak Pusekesmas Klampis
Populasi spesifik Keingintah
uan kurang
Kurang Ngasem
besar Petugas
memanfaatkan Populasi
Masyarakat teknologi
Penyampian besar
tidak tertarik Sulit
informasi diabet Penyuluhan dijangkau
kurang kurang
Penyebaran
menarik
Jadwal pekerjaan informasi tidak Monitoring
Keterbatas Petugas
masyarakat berbeda merata Belum ada pola makan
an kurang kreatif
petugas yang kurang
Masyarakat sedikit
Waktu sesuai
punya teknologi
penyampaian Media
informasi terbatas promkes
Petugas Jumlah media Personil
Informasi kurang
kurang Metode kurang
promkes menarik
terlatih Petugas
kurang 83
dalam design sibuk
diantaranya :
1. MAN
tinggal sendirian.
84
2. INFORMASI
tahun 2017 – 2018 masih tinggi tidak terlepas dari informasi yang
dibilang padat.
dengan merata.
3. METODE
85
itu, dikarenakan media promkes kurang menarik, yang hal ini
4. TEKNOLOGI
karena harganya yang mahal. Selain itu juga dikarenakan tidak ada
makan.
diabetes.
86
3.4.3 Analisis Prioritas Solusi
Tabel 20. Analisis prioritas solusi untuk masalah tingginya angka kejadian
diabetes melitus
NILAI
N Jumlah
Daftar Solusi m e E R Ranking
No Nilai
M E E R
1. Melakukan edukasi tentang 3 3 3 4 13 I
makanan rendah gula dan gizi
seimbang kepada masyarakat
secara meluas
2. Demo masak untuk ibu-ibu pada 4 2 4 3 12 II
wilayah kerja Puskesmas
Klampis Ngasem
3. Pelatihan Kader di wilayah kerja 2 3 1 4 10 III
Puskesmas Klampis Ngasem
3. Kegiatan Pelatihan Kader atau yang dapat kita sebut dengan SIBER (Sinau
Bareng Kader) dilakukan agar dapat melatih kader dalam program CERME
87
3.5 Plan of Action
Plan of Action (PoA) untuk solusi dari masalah pola makan yang kurang
tepat
CERME SIMAK (CEgah Resiko Diabetes MElitus dengan EdukaSI,
Masak AsiK) adalah program usulan yang disusun berdasarkan masalah yang
dihadapi dilapangan. Program ini bertujuan untuk membantu menurunkan
angka penderita diabetes.dan mencegah munculnya diabetes pada masyarakat
di wilayah Puskesmas Klampis Ngasem.
A. Jenis Kegiatan
1. Sinau Bareng Kader (SIBER) terkait sosialiasasi dan pelatihan
aplikasi MESES (Menu Sehat DiabeteS)
2. Edukasi Diabetes serta sosialisasi dan pelatihan Aplikasi MESES
(Menu Sehat DiabeteS) kepada masyarakat
3. Demo Masak Cegah Diabetes
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Membantu menurunkan angka penderita diabetes mellitus serta
mencegah munculnya penderita diabetes pada masyarakat di
Wilayah Puskesmas Klampis Ngasem
b. Tujuan khusus
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang diabetes
melitus
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang makanan
sehat (rendah gula, kolesterol rendah )
3. Meningkatkan pengetahuan dan penggunaan teknologi
aplikasi MESES (Menu Sehat DiabeteS)
4. Meningkatkan keterampilan masyarakat untuk masak
makanan sehat
C. Sasaran
Masyarakat Kelurahan Klampis Ngasem Penderita Diabetes dan
bukan Penderita Diabetes terutama pada Ibu-Ibu Rumah Tangga
88
D. Penyusunan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
terkait penyebab diabetes mellitus dan meningkatkan keterampilan
masyarakat dalam memasak makanan sehat melalui aplikasi MESES
(Menu Sehat DiabeteS). Sasaran dari kegiatan tersebut yaitu masyarakat
penderita diabetes dan bukan penderita diabetes terutama Ibu-Ibu Rumah
Tangga.
Kegiatan ini dilakukan dengan berbagai tahap. Tahap pertama,
dilakukan perizinan program CERME SIMAK (CEgah Resiko Diabetes
MElitus dengan EdukaSI Masak AsiK) pada program promosi kesehatan
di Puskesmas Klampis Ngasem. Tahap kedua, dilaksanakan Sinau Bareng
Kader (SIBER) terkait sosialisasi dan pelatihan Aplikasi MESES (Menu
Sehat DiabeteS) yang berisi menu konsumsi untuk penderita diabetes.
Tahap ketiga, dilakukan Edukasi Diabetes berupa penyuluhan
mengenai penyebab diabetes, makanan rendah gula dan gizi seimbang
serta sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan oleh mahasiswa FKM Unair,
kader posyandu dan petugas promosi kesehatan Puskesmas Klampis
Ngasem kepada sasaran dari kegiatan. Tahap keempat, Demo Masak yang
mengenai makanan rendah gula dan makanan seimbang yang dilakukan
oleh salah satu Kader Posyandu Puskesmas Klampis Ngasem diikuti oleh
Ibu-ibu Rumah Tangga.
E. Penanggungjawab
Kepala Puskesmas Klampis Ngasem dan Penanggung Jawab Poli
Promosi Kesehatan Puskesmas Klampis Ngasem
F. Indikator Kinerja
1. Kehadiran peserta penderita diabetes dan bukan penderita diabetes,
terutama ibu Rumah Tangga 15 dari 30 orang.
2. Kehadiran Ibu kader minimal 5 orang
3. Kemampuan peserta demo masak mampu menerapkan hasil masakan
yang sudah didemonstrasikan.
4. Keaktifan peserta dalam kegiatan yang diadakan.
5. Peningkatan pemahaman mengenai penyebab diabetes.
89
6. Pengguna aplikasi MESES (Menu Sehat DiabeteS) meningkat.
7. Jumlah Ibu Kader dalam memahami dan menggunakan aplikasi
MESES minimal 5 orang
8. Adanya perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih sehat.
G. Target Kinerja
1. Kehadiran peserta penderita diabetes dan bukan penderita diabetes,
terutama ibu Rumah Tangga 50%.
2. Kehadiran Ibu kader minimal 50%
3. Peningkatan dalam menerapkan dan memahami jenis makanan serta
cara pengolahan makanan untuk mencegah diabetes dengan cara
mengolah kembali hasil demo masak yang telah dilakukan.
4. Keaktifan peserta dilihat dari kegiatan Tanya jawab yang lebih dari
20%
5. Peningkatan dalam memahami penyebab diabetes dari hasil pre test
dan post test
6. Penggunaan aplikasi tahun pertama 30% dan meningkat 10 % setiap
tahun.
7. Jumlah Ibu Kader dalam memahami dan menggunakan aplikasi
MESES minimal 50%
8. Perubahan perilaku masyarakat lebih sehat dari mengonsumsi
makanan sehat yang bisa didapat dari Aplikasi MESES (Menu Sehat
DiabeteS)
90
No Sumberdaya Jumlah Kegunaan
Puskesmas Klampis
b. Sinau Bareng Kader Ngasem
-Kader posyandu b. Penyebaran informasi dan
-Mahasiswa FKM UNAIR 5 peningkatan keterampilan
-Tenaga kesehatan 5 dalam penggunaan aplikasi
c. Edukasi Diabetes dan 1 MESES
Sosialisasi serta
pelatihan Aplikasi c. Penyebaran informasi dan
MESES peningkatan pengetahuan
- Penderita Diabetes dan dalam penyebab diabetes
Bukan Penderita 30 dan makanan gizi seimbang
diabetes serta penyebaran informasi
-Mahasiswa FKM 5 dan peningkatan
-Tenaga kesehatan 1 keterampilan dalam
-Kader posyandu 5 penggunaan aplikasi SIBER
91
No Sumberdaya Jumlah Kegunaan
c. Sebagai bahan penunjang
c. Edukasi Diabetes Saat Edukasi Cegah
-Sound system 1 Diabetes serta sosialisasi
-Mic 2 dan pelatihan aplikasi
-Laptop 1 kepada masyarakat
-Proyektor 1
-Ruangan 1
-Kursi 1
-Meja 1
d. Demo Masak Cegah d. Sebagai bahan penunjang
Diabetes saat Demo Masak Cegah
-Mic 1 Diabetes
-Sound system 1
-Peralatan Masak (kompor, Kondisional
wajan, dan lain-lain)
-Bahan Pokok Masak
-Meja 1
-Kursi 1
1
3 Konsumsi
e. Snack 100 Peserta seluruh kegiatan
f. Minuman 8 Kerdus
92
I. Anggaran dana kegiatan
Tabel . Anggaran dana kegiatan CERME SEMAK (CEgah Resiko Diabetes
MElitus dengan SEnam Masak AsiK)
93
J. Jadwal Operasional Program
Tabel 25. Timeline program CERME SIMAK (CEgah Resiko Diabetes MElitus dengan EdukaSI, Masak AsiK)
95
Tabel 25. Plan of Action program CERME SIMAK (CEgah Resiko Diabetes MElitus dengan EdukaSI, Masak AsiK)
Kebut
Upaya Kebutuha Waktu
Penanggng Mitra uhan Indikator Target Sumber
keseh Kegiatan Tujuan Sasaran n Sumber Pelaksana
No Jawab Kerja Angga Kinerja Kinerja Pembiayaan
atan Daya an
ran
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Promo CERME Membantu Masyara Kepala 1.SIBER Kader 1.SIBER : Rp 1.Kehadiran 1.Kehadiran Anggaran
si SIMAK -Sound Posya minggu ke 1.660. dana dari
menurunk- kat Puskesmas peserta peserta
Keseh (Cegah system ndu 1 dan ke 000,- pemerintah
atan Resiko an angka Penderit Klampis -Mic 3 bulan penderita penderita 1.Dana
Diabetes -Meja Mei kapitasi
penderita a Ngasem diabetes dan diabetes dan
Melitus -Kursi 2.APBN
diabetes Diabetes dan -Handphone 2.Edukasi bukan bukan 3.APBD
dengan
Diabetes : 4.BOK
EdukaSI mellitus dan Penanggung penderita penderita
Minggu 5.Kas
Masak serta bukan jawab Poli ke 1 dan diabetes, diabetes,
Asik) masyarakat
2.Edukasi ke 4 bulan
mencegah Penderit Promosi terutama ibu terutama ibu 6.Sponsor
1.Sinau Diabetes, Juni,
Bareng munculnya a Kesehatan Makanan Agustus, Rumah Rumah
Kader Rendah Oktober
penderita Diabetes Puskesmas Tangga 15 Tangga 50%.
SIBER Gula dan dan
diabetes terutama Klampis Gizi Desember dari 30 2.Kehadiran Ibu
2.Edukasi Seimbang
pada pada Ngasem orang. kader minimal
Diabetes, Aplikasi 3.Demo
Makanan masyarakat Ibu-Ibu Menu Masak: 2.Kehadiran 50%
Rendah Sehat Saat
di Wilayah Rumah Ibu kader 3.Peningkatan
Gula dan Diabetes edukasi
Gizi Puskesmas Tangga -Sound diabetes minimal 5 dalam
Seimbang system melitus
orang menerapkan
Aplikasi -Mic
-Proyektor
96
Menu Sehat Klampis -Ruangan 3.Kemampuan dan
Diabetes -Kursi
Ngasem peserta memahami
-Meja
demo masak jenis makanan
mampu serta cara
3.Demo 3.Demo
Masak Masak menerapkan pengolahan
-Mic
hasil makanan
-Sound
masakan untuk
system
yang sudah mencegah
-Peralatan
didemonstra diabetes
Masak
sikan. dengan cara
(kompor,
4.Keaktifan mengolah
wajan, dan
peserta kembali hasil
lain-lain)
dalam demo masak
-Bahan
kegiatan yang telah
Pokok
yang dilakukan.
Masak
diadakan. 4.Keaktifan
-Meja
5.Peningkatan peserta dilihat
-Kursi
pemahaman dari kegiatan
mengenai Tanya jawab
97
penyebab yang lebih
diabetes. dari 20%
6.Pengguna 5.Peningkatan
aplikasi dalam
MESES memahami
(Menu Sehat penyebab
DiabeteS) diabetes dari
meningkat. hasil pre test
7.Jumlah Ibu dan post test
Kader dalam 6.Penggunaan
memahami aplikasi tahun
dan pertama 30%
menggunaka dan
n aplikasi meningkat 10
MESES % setiap
minimal 5 tahun.
orang 7.Jumlah Ibu
8.Adanya Kader dalam
perubahan memahami
98
perilaku dan
masyarakat menggunakan
menjadi aplikasi
lebih sehat. MESES 50%
8.Perubahan
perilaku
masyarakat
lebih sehat
dari
mengonsumsi
makanan
sehat yang
bisa didapat
dari Aplikasi
MESES
(Menu Sehat
DiabeteS)
99
3.6 Monitoring dan Evaluasi
Tabel 25. Monitoring dan Evaluasi program CERME SIMAK (CEgah Resiko Diabetes MElitus dengan EdukaSI, Masak
AsiK)
Indikator
Kegiatan PROCEED Monitoring Waktu Penanggung Jawab Sasaran
dan Evaluasi
Sinau Bareng Process evaluation 1. Kehadiran Mei minggu ke-1 Kepala Puskesmas Klampis Ibu Kader di
Kader Ibu Kader dan 3, september Ngasem, Penanggung Puskesmas
minggu ke-2
(SIBER) memenuhi jawab poli promkes Klampis Ngasem.
terkait aplikasi target. Puskesmas Klampis
MESES 2. Kemampuan Ngasem.
(Menu Sehat pemberi
DiabeteS) materi
kepada Ibu
Kader
dengan baik.
3. Ibu Kader
mengikuti
kegiatan
dengan baik
dan aktif.
103
Impact evaluation 1. Ibu Kader
memahami
materi yang
disampaikan.
2. Ibu Kader
meningkat
pengetahuannya
2. Ibu Kader
dapat
menerapkan
104
materi di
masyarakat.
Edukasi Process evaluation 1. Kehadiran Juni, Agustus, Kepala Puskesmas Klampis Masyarakat Umum
Diabetes,
masyarakat Oktober minggu Ngasem, Penanggung di Klampis
Makanan
Rendah Gula memenuhi ke-1 dan minggu k- jawab poli promkes Ngasem, baik
dan Gizi
target 4 dan Desember Puskesmas Klampis penderita diabetes
Seimbang
Aplikasi 2. Kemampuan minggu ke-1 Ngasem. maupun bukan
Menu Sehat
pemberi penderita, terutama
Diabetes
materi Ibu-Ibu Rumah
kepada Tangga
masyarakat
baik
3. Peserta
mengikuti
penyuluhan
dengan baik
dan aktif
105
Impact evaluation 1. Peserta
memahami
materi yang
disampaikan.
2. Peserta
penyuluhan
meningkat
pengetahuan
nya.
Outcome evaluation 1. Peserta yang
mengikuti
mengerti pola
makan yang
sehat dan
rendah gula.
2. Peserta dapat
memahami
materi dan
dapat
106
menerapkan
pada
keluarganya.
Demo Masak Process Evaluation 1. Kehadiran Juni, Agustus, Kepala Puskesmas Klampis Masyarakat Umum
Cegah peserta Oktober minggu Ngasem, Penanggung di Klampis
Diabetes mencapai ke-1 dan minggu k- jawab poli promkes Ngasem, baik
target 4 dan Desember Puskesmas Klampis penderita diabetes
2. Peserta minggu ke-1 Ngasem. maupun bukan
mengikuti penderita, terutama
demo masak ibu- ibu rumah
dengan baik tangga
3. Kemampuan
pemberi
demo masak
baik
4. Peralatan
yang
digunakan
untuk Demo
107
Masak
lengkap dan
berfungsi
dengan baik
Impact Evaluation 1. Peserta
Demo Masak
pengetahuan
nya mengenai
menu sehat
dan cara
penyajiannya
meningkat
2. Peserta dapat
menyebarkan
informasi
yang didapat
dari Demo
Masak
108
3. Peserta dapat
menerima
dan
memahami
program
Demo Masak
dengan baik.
Outcome Evaluation 1. Kemampuan
peserta dalam
memasak
meningkat,
terutama
pada menu
makanan
sehat.
2. Peserta
meningkat
kualitas
hidupnya
109
karena
menerapkan
pola makan
sehat
110
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
untuk mengatasi masalah pada suatu organisasi dengan memilih sasaran dan
menetapkan cara mencapainya. Plan of Action atau yang disebut rencana usulan
tugas yang diberikan kepada individu atau tim diantara penanggungjawab suatu
jarang periksa gula darah selain hal tersebut penyebab yang ditimbulkan juga
oleh petugas puskesmas penyebab masalah yang timbul karena jumlah tenaga
promkes yang kurang, jumlah media promosi yang masih kurang serta
edukasi kepada masyarakat tentang makanan rendah gula dan gizi seimbang
111
dengan Senam Masak AsiK), yang terdiri dari kegiatan Senam Pagi Bersama,
Edukasi tentang Diabetes, dan Demo Masak yang ditujukan kepada masyarakat
baik penderita diabetes maupun non penderita diabetes terutama pada ibu-ibu
wilayah kerja Puskesmas Klampis Ngasem tidak setinggi tahun sebelumnya dan
4.2 Saran
aktif dan mau menerima dan melakukan informasi yang diberikan pada
saat penyuluhan.
112
DAFTAR PUSTAKA
Al-qusairi, abdul majid, dkk. 2014. Langkah langkah evaluasi program. Kendari:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Idrus, Iqbal Aidar & Ummi Zakiyah. 2017. Implementasi Kebijakan Makassar
Tidak Rantasa Pemerintah Kota Makassar (Studi Analisa Teori Ishikawa). The
Indonesian Journal of Public Administration. vol. 3, no. 1.
Riza Ovita Risqi, M. U. W. S., 2015. ANALISIS PENGARUH KEPUASAN
KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN. AGRITECH, 35(1), pp. 79-87.
Totok, Darius. 2014. Pengendalian Kecelakaan Kerja dan Potensi Sumber Bahaya
Menggunakan Metode HIRARC di Perusahaan Pengolahan Karet Remah (Crumb
Rubber).
Vadreas, Andrew K. 2016. Aplikasi E-Commerce dengan Metode Fishbone
Analysis pada Usaha Dagang Hasil Laut di Sikakap Kabupaten Kepulauan
Mentawai Menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Jurnal Momentum. vol. 18,
no. 2.
113
LAMPIRAN
Lampiran 1.
I. TEKNIS METAPLAN
A. Pelaksanaan
1. Hari / tanggal : Kamis, 12 April 2018
2. Waktu : 10.00 – 11.00 WIB
3. Tempat :Posyandu Mawar Kelurahan
Klampis Ngasem RW 08
B. Anggota Kelompok
1. Rifki Oksantika 101611133205
2. Fadilatul Fahmiyah 101611133208
3. Nasytha Tristie W 101611133211
4. Hadyan Adi D 101611133214
5. Salsabila Naim 101611133218
6. Arahnca Sevanya 101611133221
7. Chaterine Rahel 101611133224
8. Yasmine Nurfidaus 101611133227
9. Ni Made Mira Wahyu A 101611133230
C. Nama Puskesmas :Puskesmas Klampis Ngasem,
Surabaya
D. Konsep pendekatan yang dilakukan : Pendekatan Precede-Proceed
E. Tujuan Metaplan : Untuk mengetahui penyebab
terjadinya diabetes
F. Sasaran Metaplan : Para ibu Kader di Posyandu
Mawar Klampis Ngasem
II. GAMBARAN LOKASI METAPLAN
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan
berbagai pendekatan sekaligus melibatkan potensi masyarakat. Masyarakat
yang terlibat di dalam posyandu disebut dengan kader. Kader yang ada di
114
Posyandu Mawar Klampis Ngasem sejumlah ± 10 orang yang telah dilatih
oleh pihak Puskesmas Klampis. Posyandu Mawar tersebut dibentuk oleh
mahasiswa saat sedang melakukan kegiatan KKN dengan dukungan dari
Puskesmas Klampis Ngasem. Posyandu Mawar terletak di kawasan Jalan
Arief Rahman Hakim, Keputih, Surabaya. Posyandu Mawar berada tepat di
sebelah Taman Kanak-Kanak (TK) dan terletak di seberang sungai. Letak
lokasi Posyandu Mawar cukup terlihat karena berada dekat dengan jalan
raya namun parkiran di Posyandu tersebut sangat sulit. Posyandu Mawar
memiliki ruangan kecil untuk pemeriksaan ibu hamil dan memiliki berbagai
program yang dilakukan terutama Senam Lansia yang selalu dilakukan
setiap hari Sabtu saat pagi hari.
III. GAMBARAN PESERTA METAPLAN
115
Berdasarkan hasil metaplan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa
usia yang beresiko untuk terkena diabetes menurut ibu-ibu adalah tidak
mengenal usia sebanyak 5 jawaban, 30 tahun keatas dan anak-anak
yang masing-masing mendapat 4 jawaban, dan remaja sebanyak 3
jawaban.
4. Usaha yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Diabetes
Berdasarkan hasil metaplan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa
ibu-ibu berpendapat bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk
pencegahan diabetes adalah pengobatan dan senam yang masing-
masing mendapat 5 jawaban, menjaga pola makan dengan 4 jawaban,
dan istirahat dengan 2 jawaban.
V. HASIL WALKING SEMINAR
Berdasarkan pemaparan hasil metaplan pada saat kegiatan walking seminar,
kelompok kami telah mendapatkan pertanyaan, saran dan kritik yang
membangun dari dosen dan peserta lain. Secara rinci dijabarkan sebagai
berikut :
1. Pada mading walking seminar, hasil metaplan tidak ada yang
menyangkut tentang program tetapi dituliskan pada mading. Untuk
selanjutnya, kelompok kami akan mencari tahu informasj lebih lanjut
mengenai salah satu program puskesmas tersebut.
2. Pada kertas jawaban peserta metaplan didapat lebih dari satu jawaban,
sedangkan aturan penulisan jawaban adalah satu kertas satu jawaban.
Kesalahan ini terjadi dikarenakan tidak adanya pengawasan dari kami
untuk mengingatkan peserta metaplan apabila memiliki jawaban lebih
dari dari satu maka membutuhkan lebih dari satu kertas. Untuk
pelaksanaan metaplan selanjutnya, kejadian ini akan akan menjadi
evaluasi dan tidak akan terulang kembali
3. Data yang tercantumkan di mading walking seminar kurang dapat
dipahami
4. Penyebab masalah tidak dicantumkan secara rinci dan jelas pada
mading walking seminar
116
VI. KESIMPULAN
Dari hasil metaplan yang telah dilakukan pada Ibu – ibu Kader
Posyandu di Puskesmas Klampis Ngasem, dapat diketahui bahwa Ibu-ibu
tersebut telah mengerti makna dari diabetes mellitus dan faktor penyebab
seseorang menderita diabetes mellitus diketahui dari jawaban Ibu-ibu dalam
metaplan yang telah dilaksanakan. Selain itu, Ibu-ibu kader juga memahami
kelompok usia seseorang terkena diabetes mellitus. Namun, Ibu-ibu tersebut
masih belum sepenuhnya memahami dengan baik upaya pencegahan atau
penanggulangan diabetes mellitus yang seharusnya dilakukan oleh kader
atau masyarakat.
Dari hasil tersebut, dengan diskusi kelompok, kami
merencanakan sebuah program yang dapat menambah pengetahuan
masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi kasus diabetes.
Kegiatan untuk menurunkan gula darah seperti senam, kemudian
edukasi serta dilanjutkan dengan demo masak yaitu membuat makanan
dengan rendah gula dan tinggi akan serat untuk mencegah diabetes yang
dapat disajikan untuk semua kalangan usia. Program tersebut juga dapat
menambah pengetahuan masyarakat mengenai penyebab dan
penanggulangan penyakit diabetes dan dapat mengasah keterampilan
dalam pemilihan menu makanan rendah gula dan tinggi serat serta cara
pengolahannya dengan benar sehingga pola makan yang baik dapat
terpenuhi, dengan begitu dapat mencegah dan menurunkan kasus
Diabetes Melitus.
117
Lampiran 2.
Alamat : ...........................................
Pertanyaan :
118
c. Tidak tentu
5. Apakah anda dinyatakan terkena Diabetes?
a. Tidak
b. Ya
6. Apabila anda dinyatakan terkena diabetes, dimanakah pertama kali
mengetahui dinyatakan diabetes?
a. Posyandulansia
b. Praktek dokter
c. Rumah sakit
d. Puskesmas
e. Lainnya, sebutkan…..
7. Apakah anda memiliki keluhan selama 6 bulan terakhir?
a. Tidak ada
b. Ada, yaitu
o Mudah lapar
o Kesemutan
o Sering kencing
o Mudah haus
o Lainnya, sebutkan…..
8. Apabila ada keluhan, seberapa sering keluhan itu muncul?
a. Sewaktu-waktu
b. Sehabis bekerja
c. Istitahat
d. Saat istirahat
e. Lainnya,……
9. Apakah ada keluarga yang menderita Diabetes?
a. ya
b. Tidak
10. Siapakah anggota keluarga yang menderita penyakit Diabetes
tersebut?
a. Ayah
b. Ibu
119
c. Kakak
d. Adik
e. Lainnya…….
11. Seberapa sering anda mengukur kadar gula darah?
a. Jarang
b. Sering
c. Kadang-kadang
12. Kemanakah anda paling sering memeriksakan tekanan darah anda?
a. Posyandu
b. Bidan
c. Puskesmas
d. Praktek dokter
e. Tidak pernah
f. Lainnya, sebutkan…..
13. Apakah anda pernah mendengar mengenai penyakit Diabetes ?
a. Sering kali dan tau
b. Pernah, sekedar mendengar namanya saja
c. Belum pernah
14. Darimanakah anda mengetahui / mendengar mengenai penyakit
Diabetes ?
a. Media cetak (koran, majalah, buletin, tabloid, buku)
b. Media elektronik (TV, radio, film/video)
c. Media online / internet (situs web, media sosial)
d. lainnya ....................
15. Apakah yang sebaiknya dilakukan saat mengetahu kadar gula darah
tinggi?
a. Pergi ke puskesmas
b. Pergi ke dokter umum
c. Minum obat tanpa konsultasi ke dokter
d. Membiarkan kadar gula darah turun sembuh sendiri
e. lainnya ......................
16. Apakah anda mengerti gejala penyakit Diabetes ? Jika iya sebutkan!
120
a. Iya mengerti
Sebutkan ...................................
b. Tidak tau
17. Apa yang sebaiknya dilakukan ketika anda atau keluarga anda ada
yang memiliki gejala penyakit Diabetes?
a. Diam saja
b. Memintanya untuk berobat ke puskesmas/rumah sakit
c. Mengantarnya untuk merobat ke puskesmas/rumah sakit
18. Apakah anda mengetahui penyebab penyakit Diabetes? Jika iya
sebutkan!
a. Tau
Sebutkan ...................................
b. Tidak tau
19. Apa jenis gula yang anda konsumsi setiap hari?
a. Gula pasir
b. Gula jagung
c. Gula aren
d. Lainnya, sebutkan…..
20. Berapa banyak anda mengkonsumsi gula dalam sehari?
a. Tidak mengonsumsi gula
b. Lebih dari 3 sendok teh
c. 1-3 sendok teh
21. Berapa banyak anda memasak beras untuk anda konsumsi sendiri
setiap harinya?
a. < ¾ gelas belimbing
b. ¾ sampai 2 ½ gelas belimbing
c. 3 gelas belimbing
d. Lebih dari 3 kelas belimbing
e. Lainnya, sebutkan……
22. Berapa kali anda berolahraga (lari-lari, senam, jalan pagi, dll) dalam
seminggu? sebanyak............. kali
121
23. Kapan anda berolah raga
a. Sebelum sarapan
b. Sebelum tidur
c. Setelah saraoan
d. Kapan saja jika ada waktu luang
24. Berapa jam anda tidur dalam sehari?
a. Kurang dari 4 jam
b. 4-5 jam sehari
c. Lebih dari 5 jam
25. Jenis makanan apa yang sering anda konsumsi sehari-hari? (boleh
pilih lebih dari satu)
a. Makanan b. Minuman
Nasi Air putih
Kentang The manis
Abon The tawar
Daging Kopi
Ikan Susu kedelai
Dendeng Sirup
Makanan yang diawetkan Madu
Makanan yang digoreng Susu kental manis
Biscuit Minuman botol
Roti manis manis
Sayur Minuman bersoda
Buah Es krim
Buah yang dikalengkan
Roti dari gandum
Tahu, tempe
Telor
Kacang
122
a. Ya
b. Tidak
27. Apakah anggota keluarga anda saling mengingatkan tentang makanan
yang dihindari dan dianjurkan untuk mengontrol sakit gula darah?
a. Ya
b. Tidak
28. Apa jenis asuransi kesehata yang anda gunakan?
a. BPJS
b. Tidak menggunakan
c. Asuransi lainnya, sebutkan…….
29. Apakah anda mudah untuk memeriksakan diri pada pelayanan
keshatan?
a. Ya
b. Tidak, alasan……. (Boleh pilih lebih dari 1)
Harus membayar biaya transportasi
Jalannya rusak
Harus berganti alat transportasi
Lainnya, sebutkan……….
30. Apakah anda puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan?
a. Ya
b. Tidak, alasan……… (Boleh pilih lebih dari 1)
Terlalu banyak antrian
Harus membayar biaya loket
Obat tidak manjur
Dokter sering tidak ada
Petugas kesehatan tidak bersikap baik
Lainnya, sebutkan………
31. Apakah petugas kesehatan Puskesmas pernah melakukan penyuluhan
tentang penyakit Diabetes di daerah anda?
a. Pernah, sebanyak ........ kali
b. Tidak pernah
123
32. Setelah mendapatkan penyuluhan, apakah anda sudah menerapkan
saran dari petugas puskesmas ?
Jawaban : ………………………………………………………….
Lampiran 3.
1. Tingkat pendidikan
124
3. Jumlah anggota keluarga
Hasil tertinggi dari jumlah anggota keluarga dalam satu rumah adalah kurang
dari dua orang dan 3-4 orang sebanyak 7 keluarga.
4. Tingkat penghasilan keluarga
125
6. Tempat pertama deteksi penyakit diabetes
126
Jenis keluhan pada masyarakat
Kelurahan Klampis Ngasem 6 bulan
terakhir
15
10 Jenis keluhan
5 pada masyarakat
0 Kelurahan
Klampis Ngasem
6 bulan terakhir
pada
Lain-lain 4
masyarak…
Total 16
Hasil tertinggi frekuensi munculnya
keluhan adalah sewaktu-waktu dengan jumlah 9 orang.
9. Riwayat keluarga penderita diabetes
127
Riwayat keluarga penderita diabetes pada
masyarakat Kelurahan Klampis Ngasem
15
Riwayat keluarga
10 penderita
diabetes pada
5 masyarakat
Kelurahan
0 Klampis Ngasem
Ya Tidak
t
Ibu
Ayah
Adik
Kakak
Lainnya 4
Keluraha…
Total 16
Hasil tertinggi anggota keluarga yang
terkena diabetes adalah ibu dengan jumlah 7 orang.
11. Frekuensi mengukur kadar gula darah
Frekuensi Jumlah
Jarang 3
Sering 11
Kadang-kadang 2
Total 16
128
Frekuensi masyarakat Kelurahan Klampis
Ngasem dalam mengukur gula darah
15
10 Frekuensi
masyarakat
5 Kelurahan Klampis
Ngasem dalam
0
mengukur gula
darah
Hasil tertinggi frekuensi mengukur kadar gula darah pada masyarakat adalah
sering dengan jumlah 10 orang.
12. Tempat memeriksakan gula darah
Pusk…
Tida…
Ngasem…
Tidak pernah 0
Hasil tertinggi tempat masyarakat Lainnya 3
memeriksakan gula darah adalah Total 16
Puskesmas dengan jumlah 9 orang.
13. Frekuensi masyarakat mendengar mengenai diabetes
Tempat Jumlah
Sering kali dan tau 5
Pernah, sekedar 7
mendengar
namanya saja
Belum pernah 4
Total 16
129
Frekuensi masyarakat Kelurahan
Klampis Ngasem mendengar penyakit
diabetes
8
Frekuensi
6
masyarakat
4 Kelurahan
2 Klampis
0 Ngasem
mendengar
penyakit…
130
Respon masyarakat Kelurahan Klampis Ngasem saat
kadar gula darah tinggi
12
10
8
6
4 Respon masyarakat
2 Kelurahan Klampis
0 Ngasem saat kadar
gula darah tinggi
Hasil tertinggi respon masyarakat saat kadar gula tinggi adalah pergi ke
puskesmas dengan jumlah 10 orang.
16. Tingkat pengetahuan gejala diabetes
Pengetahuan masyarakat
Masyarakat mengerti Jumlah
Kelurahan Klampis Ngasem
mengenai diabetes gejala diabetes
15 Mengerti 10
10 Tidak tau 6
5
Total 16
0
Mengerti Tidak tahu
Gejala diabetes Jumlah
Sering haus 2
Sering kencing 5
Mudah lapar 2
Mengantuk 3
Cekot cekot 3
Kaki tebal 2
Susah tidur 1
Total 18
131
Gejala Penyakit diabetes berdasarkan masyarakat
Kelurahan Klampis Ngasem
6
5
4
3 Gejala Penyakit
2 diabetes berdasarkan
1 masyarakat
0
Kelurahan Klampis
Ngasem
132
Masyarakat mengerti Jumlah
gejala diabetes
Mengerti 9
Tidak tau 5
Tidak menjawab 2
Total 16
Pengetahuan masyarakat
Kelurahan Klampis mengenai
penyebab diabetes
10 Pengetahuan
5 masyarakat
Kelurahan
0 Klampis
mengenai
penyebab…
133
19. Jenis gula pasir yang dikonsumsi
Hasil tertinggi jenis gula pasir yang dikonsumsi adalah gula pasir sejumlah 10
orang.
20. Jumlah konsumsi gula dalam sehari
Hasil tertinggi jumlah konsumsi gula dalam sehari adalah 1-3 sendok the
sejumlah 12 orang.
134
21. Jumlah konsumsi nasi dalam sehari
Konsumsi nasi Jumlah
¾ gelas belimbing 7
¾ - 2 ½ gelas belimbing 5
3 gelas belimbing 0
>3 gelas belimbing 2
Lainnya 2
Total 16
Hasil tertinggi jumlah konsumsi nasi dalam sehari adalah ¾ gelas belimbing
dengan jumlah 7 orang.
135
Hasil tertinggi frekuensi berolah raga dalam sehari adalah setiap hari dengan
jumlah 7 orang.
23. Waktu berolah raga
Waktu berolah raga Jumlah
Sebelum sarapan 9
Sebelum tidur 0
Setelah sarapan 4
Kapan saja saat luang 3
Total 16
Hasil tertinggi waktu berolah raga pada masyarakat adalah sebelum sarapan
dengan jumlah 9 orang.
24. Durasi istirahat dalam sehari
Durasi istirahat sehari Jumlah
<4 jam sehari 5
4-5 jam sehari 6
>5 jam sehari 5
Total 16
Hasil tertinggi durasi istirahat dalam sehari adalah 4-5 jam sehari dengan
jumlah 6 orang.
136
25. Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari
Tahu…
Roti…
Makanan…
Sayur
kacang
Nasi
Abon
Telur
Ikan
Daging
Buah
Kentang
Hasil tertinggi jenis makanan yang dikonsumsi adalah nasi dengan jumlah 14
jawaban. Sedangkan jenis minuman tertinggi yang dikonsumsi adalah air putih
dengan jumlah 15 jawaban.
26. Frekuensi minum obat diabetes
Konsumsi obat diabetes Jumlah
Teratur 11
Tidak teratur 3
Lainnya 2
Total 16
137
Frekuensi konsumsi obat
diabetes pada masyarakat
Kelurahan Klampis Ngasem
20 Frekuensi
10 konsumsi
0 obat
Teratur Tidak lainnya diabetes
teratur pada…
Hasil tertinggi frekuensi konsumsi obat diabetes adalah teratur dengan jumlah
11 orang.
27. Anggota keluarga saling mengingatkan dalam pola makan
Hasil tetinggi adalah anggota keluarga saling mengingatkan dalam pola makan
dengan jumlah 14 jawaban.
28. Jenis asuransi kesehatan
Jenis asuransi Jumlah
BPJS 14
Tidak menggunakan 1
Asuransi lainnya 1
Total 16
138
Jenis asuransi kesehatan
masyarakat Kelurahan Klampis
Ngasem
20
Jenis asuransi
10 kesehatan
0 masyarakat
Kelurahan
Klampis…
139
Kepuasan masyarakat Kelurahan
Klampis Ngasem pada pelayanan
kesehatan
20 Kepuasan
15 masyarakat
10 Kelurahan
Klampis
5 Ngasem pada
0 pelayanan
Ya Tidak kesehatan
Hasil tertinggi adalah sudah puas pada pelayanan kesehatan dengan jumlah 15
jawaban.
31. Pengadaan penyuluhan diabetes pada daerah sasaran
140
Penerapan saran petugas oleh
masyarakat Kelurahan Klampis
Ngasem
8 Penerapan
6 saran
4
petugas
2
0 oleh
masyarakat
Kelurahan
Klampis…
141
Lampiran 4.
142
Gambar 3. Saat moderator sedang menjelaskan hasil dari metaplan
143
Gambar 5. Para Ibu Kader Posyandu Mawar Klampis Ngasem
Gambar 6. Foto bersama para Ibu Kader Posyandu Mawar Klampis Ngasem
144