Sejarah Kimia Koordinasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH KIMIA KOORDINASI

Pada awal perkembangannya, senyawa kompleks banyak mengundang


pertanyaan bagi para ilmuwan disaat itu akan sifatnya yang stabil. Kestabilan dari
senyawa tersebut tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan teori-teori mengenai
struktur dan valensi atom yang dikenal saat itu. Misalnya saja, bagaimana CoCl 3
yang merupakan suatu garam yang stabil dapat bereaksi dengan sejumlah senyawa
seperti NH3 dan menghasilkan sejumlah senyawa baru : CoCl3.6NH3; CoCl3.5NH3
dan CoCl3.4NH3 ? Struktur semacam apa yang dimiliki oleh senyawaan tersebut?
Bagaimana ikatan yang terbentuk antar atom dalam senyawaan itu?
Untuk meneliti sifat dan struktur dari senyawa semacam itu, para ilmuwan
membuat berbagai macam senyawa dengan reaksi kimia yang sederhana untuk
mencari suatu pola tertentu dari senyawa-senyawa tersebut.

A. Teori Jorgensen
Teori Rantai yang dikemukakan oleh seorang kimiawan Denmark, S.M. Jǿrgensen
sekitar tahun 1875, merupakan salah satu usaha utama untuk menjelaskan ikatan
yang terbentuk dalam senyawa kompleks.
Jorgensen mengajukan teorinya berdasarkan reaksi pengendapan AgCl oleh
CoCl3.xNH3.
CoCl3.6NH3 (jingga-kuning) + AgCl (excess)  3 AgCl
CoCl3.5NH3 (pink) + AgCl (excess)  2 AgCl
CoCl3.4NH3 + AgCl (excess)  1 AgCl
CoCl3.3NH3 (biru-hijau) + AgCl (excess)  -

Berdasarkan perbandingan mol AgCl yang terendapkan, maka Jorgensen


mengusulkan struktur untuk CoCl3.6NH3, CoCl3.5NH3, CoCl3.4NH3 masing-masing
sebagai berikut :

CoCl3.6NH3
CoCl3.5NH3

CoCl3.4NH3

Menurut Jorgensen, atom Cl yang terikat langsung pada Co terikat sangat kuat
sehingga tidak dapat diendapkan, sementara atom Cl yang terikat pada NH 3 mudah
lepas sehingga dapat diendapkan oleh perak nitrat. Hasil eksperimen untuk reaksi
CoCl3.6NH3, CoCl3.5NH3, CoCl3.4NH3 sesuai dengan struktur teoritis yang diajukan.
Akan tetapi teori Jorgensen ini tidak dapat menjelaskan struktur yang sesuai untuk
senyawa CoCl3.4NH3.

B. Teori Alfred Werner


Pada tahun 1893, ilmuwan berkebangsaan Swiss, Alfred Werner mengajukan suatu
teori mengenai ikatan yang terbentuk dalam suatu kompleks.
Postulat-postulat dari teori Werner adalah sebagai berikut :

1. Dalam senyawa kompleks, ion logam yang menjadi atom pusat dapat
memiliki dua macam valensi, yaitu valensi primer dan valensi sekunder.
2. Logam pusat memiliki kecenderungan untuk menjenuhkan baik valensi primer
maupun valensi sekudernya.
3. Valensi primer diisi oleh anion, dan tidak menentukan geometri dari kompleks.
Spesi yang mengisi valensi primer dapat diionkan sehingga dapat
diendapkan.
4. Valensi sekunder dapat diisi baik oleh anion maupun spesi netral. Spesi yang
mengisi valensi sekunder terikat dengan kuat dan memiliki kedudukan khusus
dalam ruang
5. Banyaknya spesi yang mengisi valensi sekunder menentukan bentuk
geometri dari kompleks

Dalam pengertian modern, valensi primer dalam Teori Werner adalah tingkat
oksidasi dari logam pusat. Spesi yang mengisi valensi sekunder adalah ligan, dan
jumlah valensi sekunder dalam istilah modern disebut sebagai bilangan koordinasi.

Berdasarkan postulat-postulat di atas, Werner dapat meramalkan struktur dari


CoCl3.xNH3.
Misalnya pada senyawa CoCl3.6NH3, Werner menyatakan bahwa struktur
senyawa tersebut adalah sebagai berikut:
Dalam struktur di atas, Co memiliki 6 valensi sekunder (----) dan memiliki
bentuk geometris oktahedral. Kesemua valensi sekunder diisi oleh NH 3. Co masih
memiliki tiga valensi primer ( ) dan ketiganya diisi oleh Cl. Karena Cl terikat pada
valensi primer, maka Cl dapat terionkan dan diendapkan menjadi AgCl dengan
larutan perak nitrat.
Untuk senyawa CoCl3.3NH3, Werner mengajukan struktur sebagai berikut:

Pada CoCl3.3NH3, Cl terikat pada valensi primer dan pada valensi sekunder,
sehingga tidak dapat terionkan dan diendapkan oleh perak nitrat.
Dalam teori modern, maka valensi primer pada Teori Werner menunjukkan
bilangan oksidasi dari logam pusat, sementara valensi sekunder adalah bilangan
koordinasi yang menunjukkan banyaknya ligan yang dapat diikat oleh logam pusat.

B i l a n g a n k o o r d i n a s i m e n ya t a k a n j u m l a h r u a n g a n ya n g t e r s e d i a
sekitar atom atau ion pusat dalam apa yang disebut
b u l a t a n koordinasi, yang masing-masingnya dapat dihuni satu ligan (Svehla,G. 1979; 95).

bilangan koordinasi (bilangan koordinasi jamak) (kimia) jumlah ligan yang mengelilingi atom logam
pusat dalam senyawa koordinasi

Anda mungkin juga menyukai