Evaluasi Program Fix
Evaluasi Program Fix
Evaluasi Program Fix
Disusun Oleh:
Elfa Satri (030.13.221)
Mia Soraya (030.13.238)
Pembimbing:
Evi Susanti Sinaga S.KM M.PH
dr. Finda Reyani
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 05 NOVEMBER 2018 – 12 JANUARI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala nikmat yang tercurah serta keberkahan dan rahmat yang diberikan kepada
penyusun sehingga dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Pengendalian
penyakit tidak menular melalui upaya pos pembinaan terpadu di wilayah
puskesmas kelurahan Ciganjur”.
Evaluasi Program ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Kelurahan Ciganjur Periode 05 November 2018 – 12 Januari 2019.
Dalam pembuatan tugas ini, penyusun memperoleh bimbingan dan masukan
dari banyak pihak, dan dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
Evi Susanti Sinaga S.KM M.PH selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi
kepada kami.
Dr. Finda Reyani selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Ciganjur dan
pembimbing kami yang telah memberikan masukan yang membangun selama
kami berkegiatan di Puskesmas Kelurahan Ciganjur.
Dr. Demak Vera R selaku penanggung jawab program posbindu di puskesmas
kelurahan Ciganjur.
Dr. Nurul selaku penanggung jawab program posbindu di kecamatan Jagakarsa.
Kepada semua pihak di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dan Puskesmas
Kelurahan Ciganjur yang telah membantu dan membimbing dalam
menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh karena
itu penyusun sangat menerima saran dan kritikan yang membangun.
Penyusun
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Elfa Satri (030.13.221)
Mia Soraya (030.13.238)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…..………………………………………………………………...... iii
DAFTAR GAMBAR……….…….……………………………………...................... v
DAFTAR TABEL…..……….………………………………………................ vi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………................................... 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………….................. 1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian.………………………………………………….............. 2
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………......... 5
2.1 Pengertian Posbindu PTM……..……………….………..................................... 4
2.2 tujuan dan sarana Posbindu................................................................................ 4
2.3 wadah dan pelaku posbindu................................................................................. 4
2.4 Program Posbbindu PTM……..………….……………............................ 5
2.5 pengelompokan tipe posbinndu..........................……………......................... 8
2.6 kemitraan ................................................... ………....……………………… 8
2.7 langkah langkah penyelenggaraan posbindu ptm ............................................. 9
2.8 Penlaksanaan Posbindu PTM............................................................................ 14
BAB III DATA UMUM DAN DATA KHUSUS ……………………….…......... 25
3.1 Data Umum Puskesmas……………………………………………............... 25
3.1.1 keadaan geografis dan lingkungan......…………………….………… 25
3.1.2 Data Demografi …………………………………………….…………... 26
3.1.3 Gambaran Umum Puskesmas ……………………………….................. 31
3.1.4 Program Pokok Puskesmas ………………………………….................. 45
3.1.5 Upaya Kesehatan Wajib dan Pengembangan…………………............... 51
3.1.6 Data 10 Besar Penyakit Terbanyak………………....…………………... 57
3.2 Data Khusus Posbindu PTM…….………………………………….. 58
iii
BAB IV EVALUASI PROGRAM ………………………………………............ 59
4.1 Alur Pemecahan Masalah ………………………………………………..…. 59
1.1 Identifikasi Cakupan Program .……………………….................................... 61
1.2 Penentuan Prioritas Masalah berdasarkan Hanlon Kuantitatif......................... 62
4.4 Kerangka Pikir Masalah................................................................................... 67
4.5 penentuan Prioritas Masalah ...……….....………………………………………....... 68
4.6 Urutan Prioritas Masalah 69
4.7 Analisis Penyebab Masalah 69
4.8 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah .............................................. 69
4.9 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah ….…….…………………........... 72
4.10 penentuan Prioritas pemecahan masalah kriteria matrix 72
4.11 Plan of Action 73
iv
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
v
DAFTAR TABEL
HALAMAN
vi
Tabel 26. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah .......................................... 70
Tabel 27. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah .......................................... 72
Tabel 28. Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah .............................................. 73
Tabel 29. Plan of Action ....................................................................................... 74
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah agar
tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko, mengembalikan
kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya
PTM bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah
menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi,
kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup. 1
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan
fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko
PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi
dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut
dengan Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM. 1
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak
lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan
Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat
terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah.
Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat
yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada
saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat. 1
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak
menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan
tidak sehat dan masih banyak hal lainnya. 2
2
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya program Pos
Pembinaan Terpadu di wilayah cakupan Puskesmas Kelurahan Ciganjur?
2. Apa saja solusi untuk masalah yang sesuai dengan penyebab masalah
tersebut?
3
Bagi Puskesmas
1 Membantu Puskesmas untuk mengetahui pencapaian yang belum
maksimal.
2 Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya
Puskesmas yang belum memenuhi target SPM.
3 Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
terhadap masalah tersebut.
Bagi Masyarakat
Manfaat evaluasi ini bagi masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan
mengenai penyakit tidak menular dan cara mengatasinya di dalam upaya
Posbindu demi meningkatkan kesehatan masyarakat dan menurunkan angka
kejadian penyakit tidak menular pada masyarakat di area puskesmas
Kelurahan Ciganjur.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 Tujuan dan sasaran Posbindu
Tujuan utama kegiatan Posbindu PTM adalah untuk meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko
PTM. Oleh karena itu sasaran Posbindu PTM cukup luas mencakup semua
masyarakat usia 15 tahun ke atas baik itu dengan kondisi sehat, masyarakat
beresiko maupun masyarakat dengan kasus PTM. Bagi sasaran masyarakat
dengan kondisi sehat, Posbindu PTM bertujuan untuk memberikan penyuluhan
dan upaya agar tidak sampai menjadi masyarakat yang beresiko terkena
penyakit PTM. Bagi masyarakat beresiko, Posbindu PTM bertujuan untuk
mengenali faktor resiko PTM yang ada dan upaya mengurangi jumlah maupun
intensitas faktor resiko tersebut agar tidak menjadi penyakit PTM. Dan untuk
masyarakat dengan penyakit PTM, Posbindu PTM bertujuan untuk mengontrol
dan menjaga kesehatan secara optimal baik dengan upaya preventif seperti
penyuluhan dan kuratif melalui sistem rujukan Posbindu PTM ke Puskesmas.3
5
risiko PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya. Kriteria Kader
Posbindu PTM antara lain berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu
melakukan kegiatan berkaitan dengan Posbindu PTM.3
6
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat
disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM 6
bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3
bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelompok masyarakat tersebut.
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan sebaiknya
minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif, dilakukan
tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif
dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil IVA positif dilakukan
tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh
bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter
terlatih di Puskesmas.
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tesamfemin urin bagi
kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
perawat/ bidan/ analis laboratorium dan lainnya).
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan
Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko
kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya
dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan
rutin setiap minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan
pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana
dalam penanganan pra-rujukan.3
2.6 Kemitraan
Dalam penyelenggaraan Posbindu PTM pada tatanan desa/kelurahan
perlu dilakukan kemitraan dengan forum desa/kelurahan Siaga, industri, dan
klinik swasta untuk mendukung implementasi dan pengembangan kegiatan. 5
Kemitraan dengan forum desa/kelurahan siaga aktif, pos kesehatan
desa/kelurahan serta klinik swasta bermanfaat bagi Posbindu PTM untuk
8
komunikasi dan koordinasi dalam mendapatkan dukungan dari pemerintah
daerah.
Dukungan dapat berupa sarana/prasarana lingkungan yang kondusif
untuk menjalankan pola hidup sehat misalnya fasilitas olah raga atau sarana
pejalan kaki yang aman dan sehat. Melalui klinik desa siaga (jika sudah ada)
dapat dikembangkan sistim rujukan dan dapat diperoleh bantuan teknis medis
untuk pelayanan kesehatan. Sebaliknya bagi forum Desa Siaga
penyelenggaraan Posbindu PTM merupakan akselerasi pencapaian Desa/
Kelurahan Siaga Aktif.
Kemitraan dengan industri khususnya industri farmasi bermanfaat
dalam pendanaan dan fasilitasi alat. Misalnya pemberian alat glukometer,
tensimeter sangat bermanfaat untuk pelaksanaan Posbindu PTM dengan standar
lengkap. Sedangkan kemitraan dengan klinik swasta, bagi Posbindu PTM
bermanfaat untuk memperoleh bantuan tenaga untuk pelayanan medis atau alat
kesehatan lainnya. Bagi klinik swasta, kontribusinya dalam penyelenggaraan
Posbindu PTM dapat meningkatkan citra dan fungsi sosialnya. 4
a. Persiapan
1. Kabupaten /Kota berperan untuk melakukan inisiasi dengan berbagai
rangkaian kegiatan.
9
maupun dukungan pendanaan sebagai dasar perencanaan kegiatan Posbindu
PTM.
Selanjutnya dilakukan identifikasi kelompok potensial baik ditingkat
kabupaten/kota maupun dilingkup Puskesmas. Kelompok potensial antara lain
kelompok/organisasi masyarakat,tempat kerja, sekolah, koperasi, klub olah
raga, karang taruna dan kelompok lainnya. Kepada kelompok masyarakat
potensial terpilih dilakukan sosialisasi tentang besarnya masalah PTM,
dampaknya bagi masyarakat dan dunia usaha, strategi pengendalian serta tujuan
dan manfaat Posbindu PTM. Hal ini dilakukan sebagai advokasi agar diperoleh
dukungan dan komitmen dalam menyelenggarakan Posbindu PTM. Apabila
jumlah kelompok potensial terlalu besar pertemuan sosialisasi dan advokasi
dapat dilakukan beberapa kali. Dari pertemuan sosialisasi tersebut diharapkan
telah teridentifikasi kelompok/lembaga/organisasi yang bersedia
menyelenggarakan posbindu PTM.
Tindak lanjut yang dilakukan oleh pengelola program di Kabupaten/Kota
adalah melakukan pertemuan koordinasi dengan kelompok potensial yang
bersedia menyelenggarakan Posbindu PTM. Pertemuan ini diharapkan
menghasilkan kesepakatan bersama berupa kegiatan penyelenggaraan Posbindu
PTM, yaitu :
10
mekanisme kerja antara kelompok potensial dengan petugas kesehatan
pembinanya.
11
b. Pelatihan PTM tenaga pelaksana/ Kader Posbindu PTM
Tujuan :
12
c. Untuk kegiatan deteksi dini kanker leher rahim (IVA) dibutuhkan
ruangan khusus dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
(Dokter ataupun Bidan di kelompok masyarakat/lembaga/institusi) yang
telah terlatih dan tersertifikasi.
d. Untuk pelaksanaan pencatatan hasil pelaksanaan Posbindu PTM
diperlukan kartu menuju sehat Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
(KMS FR-PTM) dan buku pencatatan.
e. Untuk mendukung kegiatan edukasi dan konseling diperlukan media
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang memadai, seperti serial
buku pintar kader, lembar balik, leaflet, brosur, model makanan (food
model) dan lainnya.4
13
c. Kegiatan Kader Pelaksana Posbindu PTM
B. Tempat
Tempat pelaksanaan sebaiknya berada pada lokasi yang mudah
dijangkau dan nyaman bagi peserta. Posbindu PTM dapat dilaksanakan di salah
satu rumah warga, balai desa/kelurahan, salah satu kios di pasar, salah satu
ruang perkantoran/klinik perusahaan, ruangan khusus di sekolah, salah satu
14
ruangan di dalam lingkungan tempat ibadah, atau tempat tertentu yang
disediakan oleh masyarakat secara swadaya. 4
C. Pelaksanaan Kegiatan
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut
sistem 5 meja, namun dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut berupa pelayanan
deteksi dini dan tindak lanjut sederhana serta monitoring terhadap faktor risiko
penyakit tidak menular, termasuk rujukan ke Puskesmas. Dalam
pelaksanaannya pada setiap langkah secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut;
15
Pembagian peran kader Posbindu PTM idealnya sebagai berikut,
namun sebaiknya setiap kader memahami semua peranan tersebut,
pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kesepakatan. Dari sejumlah Kader
yang telah dilatih ditetapkan Koordinator dan Penanggung Jawab untuk
Penggerak, Pemantau, Konselor/ Edukator serta Pencatat.4
16
Pada hari H, Tahap Pelaksanaan
2. Petugas Puskesmas
D. Pembiayaan
19
1. Kartu Menuju Sehat (KMS) FR-PTM
21
pengendalian faktor risiko PTM, harus dilakukan dengan obat-obatan. 6
Pada tahap dini, kondisi faktor risiko PTM dapat dicegah dan
dikendalikan melalui diet yang sehat, aktifitas fisik yang cukup dan gaya hidup
yang sehat seperti berhenti merokok, pengelolaan stres dan lain-lain. Melalui
konseling dan/atau edukasi dengan kader konselor/edukator, pengetahuan dan
keterampilan masyarakat untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko
PTM dapat ditingkatkan. Dengan proses pembelajaran diatas secara bertahap,
maka setiap individu yang mempunyai faktor risiko akan menerapkan gaya
hidup yang lebih sehat secara mandiri. 6
Keterangan :
22
Pada kunjungan berikutnya bagi peserta yang tidak berisiko dan
berisiko Faktor Risiko PTM dilakukan pemantauan pada Faktor risiko perilaku,
BB, Lingkar Perut, IMT, Analisa Lemak Tubuh, Tekanan Darah setiap bulan.
23
Gambar 2. Alur rujukan Posbindu
Keterangan alur:
25
BAB III
26
Wilayah Kelurahan Ciganjur terdiri dari 6 RW yang memiliki luas
wilayah masing-masing:
1. RW 01 : 76,4 Ha (Kepadatan penduduk: 7417 jiwa/km2)
2. RW 02 : 59,6 Ha (Kepadatan penduduk: 7424 jiwa/km2)
3. RW 03 : 27,3 Ha (Kepadatan penduduk: 4972 jiwa/km2)
4. RW 04 : 63,9 Ha (Kepadatan penduduk: 6573 jiwa/km2)
5. RW 05 : 50,6 Ha (Kepadatan penduduk: 7589 jiwa/km2)
6. RW 06 : 59,8 Ha (Kepadatan penduduk: 8451 jiwa/km2)
27
Fasilitas Umum Sehat di Kelurahan Ciganjur yang diperiksa:
Tabel 6. Fasilitas Umum di Kelurahan Ciganjur
Jenis Jumlah
Hotel -
Terminal/ Stasiun -
Tempat Ibadah 4
Panti Pijat 1
Supermarket/mini 3
Pasar -
Lain-lain 7
28
Tabel 9. Perincian Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Kelurahan Ciganjur Tahun 2018
Golongan
Umur Laki – laki Perempuan Total
(Tahun)
0–4 4816 4.247 9.063
5–9 1.662 1.237 2.899
10 – 14 1.352 1.314 2.666
15 – 19 1.743 1.752 3.495
20 – 24 1.925 1.986 3.911
25 – 29 2.105 2.240 4.345
30 – 34 2.098 2.029 4.127
35 – 39 1.721 1.685 3.406
40 – 44 1.390 1.218 2.608
45 – 49 875 836 1.771
50 – 54 660 676 1.336
55 – 59 439 471 910
60 – 64 412 322 734
65 – 69 241 215 456
70 – 74 148 386 534
75 – keatas 106 119 225
Jumlah 21.693 20.733 42.426
29
Dilhat dari tabel diatas penduduk menurut golongan umur sebagai berikut:
30
/ jumlah penduduk usia produktif) x 100% = (16.517/25.909) x 100% =
63,75%. Sehingga disimpulkan bahwa setiap 100 orang usia produktif
menanggung 64 orang usia tidak produktif.
Sex Ratio di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Ciganjur adalah
(jumlah penduduk laki-laki / jumlah penduduk perempuan) x 100% =
(21.693/ 20.733) x 100%= 104,6%, sehingga disimpulkan bahwa setiap 100
penduduk wanita terdapat 105 orang penduduk laki-laki di Kelurahan
Ciganjur.
31
Tabel 10. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Ciganjur Tahun 2018
Agama Islam Protestan Katolik Hindu Budha Jumlah
RW 01 7.096 206 102 5 8 7.417
RW 02 7.211 144 58 0 11 7.424
RW 03 4.798 114 55 3 2 4.972
RW 04 6.395 102 73 3 - 6.573
RW 05 7.333 157 90 1 8 7.589
RW 06 8.229 159 61 - 2 8.451
Total 41.062 882 439 12 31 42.426
32
lapangan kerja penduduk di Kelurahan Ciganjur sebagian besar bekerja
sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 6.365orang (35%) dan hanya sebagian
kecil sebagai ABRI/POLRI yaitu hanya 550 orang (3%).
33
1 ruang periksa gigi
1 ruang Kesehatan Lingkungan
1 ruang obat
1 ruang dapur
7 kamar mandi
4 ruang gudang
1 ruang aula
1 ruang Ka Puskesmas
Dokter umum :2
Dokter gigi :1
Bidan :2
Perawat :2
Perawat gigi :1
Asisten Apoteker :1
Tenaga kesehatan lingkungan : 1
Tenaga gizi (Nutrisionis) :1
Administrasi :2
Cleaning service :2
Security :2
Struktur Organisasi:
a. Kepala Puskesmas : dr. Finda Reyani
b. Tata Usaha : Ary Rachmansyah
c. Administrasi : Ika Puspitasari
d. Penanggung Jawab BPU : dr. Demak Vera R
34
e. Penanggung Jawab BPG : drg. Asido Pudjianto
f. Perawat : Tiolina Tamba
Tri Suratiningsih
Risang Cahyo
Jumlah
No Nama Penyakit
Penderita
37
Dari data yang didapatkan, penyakit terbanyak yang ditemukan adalah
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas dengan 3.856 kasus. Berdasarkan
teori Bloom, ISPA didapat karena adanya masalah perilaku dimana
masyarakat belum mengerti sepenuhya mengenai ISPA baik dari penyebab,
gejala, pengobatan, cara penularan maupun pencegahannya. Faktor perilaku
hidup sehat yang tidak diterapkan seperti makanan dengan menu seimbang,
olahraga yang teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras, serta
istirahat yang cukup berperan sebagai penyebab ISPA.
38
c.) Misi Puskesmas
1. Peningkatan kualitas pelayanan puskesmas
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya
3. Pemberdayaan peran serta masyarakat
4. Menyediakan informasi kesehatan yang bermutu aktual serta manajemen
kesehatan yang bermutu
5. Meningkatkan kemitran lintas sektor dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan
39
P1 P3
P2
Perencanaan Pengendalian,
Pengorganisasian
tingkat Pengawasan dan
dan Pelaksanaan
puskesmas Pelaporan
1. Perencanaan (Planing)
- Menyusun program kegiatan untuk 1 tahun
- Mini Lokakarya minimal 1 bulan sekali
- Pertemuan bulanan lintas Sektoral setiap bulan
- Membuat Laporan Kegiatan Program setiap bulan
2. Pengorganisasian (Organizing)
Di dalam organisasi yang ada staf Puskesmas Kelurahan bertanggung
jawab langsung dengan Kepala Puskesmas Kelurahan Ciganjur.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Dalam pelaksanaan kegiatan di puskesmas diatur melalui uraian tugas
(Job Description) masing-masing petugas tanggung jawab diberikan
sesuai program puskesmas dan rencana kerja yang dibuat saat
lokakarya mini.
40
4. Pengawasan (Controling)
- Pencatatan dan Pelaporan (Tiap bulan, triwulan dan setiap tahun)
- Evaluasi menyeluruh hasil kegiatan tahunan
Evaluasi kinerja pegawai/ organisasi dilakukan untuk meningkatkan
produktifitas dan kinerja pegawai sesuai dengan tugas pokok yang diemban
masing-masing, untuk menciptakan pegawai yang profesional, akuntabel,
dan berorientasi terhadap pelayanan prima kepada masyarakat. Evaluasi
kinerja bertolak ukur pada adanya keseimbangan proporsi antara hasil kerja
dengan perilaku kerja dalam periode bulanan dan tahunan.
a. Rakor bulanan/eksternal
b. PSN
c. Penyuluhan kader Posyandu dan Jumantik
2. Dokter Gigi
Tugas Pokok :
i. Melakukan pelayanan di BPG
i. Pemeriksaan pasien
ii. Melakukan penambalan gigi
41
iii. Melakukan pencabutan gigi
iv. Membersihkan karang gigi
v. Pengobatan gigi lainnya
ii. Melakukan UKGS/UKGM
a. Memeriksa murid
b. Perawatan gigi murid
c. Mencabut gigi
d. Memberi penyuluhan
3. Dokter Umum
Tugas Pokok :
- Sebagai indikator dan penanggungjawab pelayanan BP
Umum
- Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan
a. Pemeriksaan fisik pasien
b. Menerima dan melakukan rujukan kasus
- Melakukan pembinaan yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan
Tugas Tambahan : Pelayanan di luar gedung
Melakukan penyuluhan kesehatan Posyandu dan
Posbindu
Pembinaan hubungan lintas program dan lintas sektoral
4. Pelaksana Keperawatan 1
Tugas Pokok :
a. Pelayanan dalam gedung
b. Petugas penyakit menular
c. Petugas surveilans
42
d. Petugas kematian
e. Petugas kesling
f. Pengelola BOK
g. Petugas Puskesmas
h. Membuat laporan bulanan
i. Pelayanan luar gedung
j. PSN 30 menit (setiap hari Jumat)
Tugas Tambahan :
5. Pelaksana Keperawatan 2
Tugas Pokok :
a. Pelayanan BPU
Melakukan pengukuran tekanan darah terhadap pasien
Menimbang pasien
Membantu tindakan medis
b. UKS
Pendataan anak sekolah
Screening kesehatan
BIAS anak sekolah
Membuat laporan bulanan
c. SDIDTK
Melakukan screening SDIDTK
Membuat laporan SDIDTK
d. Lansia
Penyuluhan kesehatan
Mengadakan posyandu Lansia
Tugas Tambahan : Membantu pelayanan pasien di BPG
43
6. Bidan
Tugas Pokok :
a. Koordinator poli KIA
Melakukan pemeriksaan ibu hamil
Mengisi laporan ibu hamil
Membuat laporan KIA
b. Koordinator poli KB
Melakukan pelayanan KB
Mengisi register KB
Membuat laporan bulanan KB
c. Koordinator poli Imunisasi
Melakukan pelayanan imunisasi
Menghitung stok masuk keluar vaksin
Membuat laporan imunisasi
Tugas Tambahan : Posyandu
7. Petugas Loket
Tugas Pokok :
a. Koordinator loket
Mendaftarkan pasien
Pencatatan administrasi
b. Petugas SP2TP
Membuat laporan harian
Membuat laporan bulanan
Mengantar/mengirim laporan bulanan
c. Petugas SIK
Menginput data pasien
Membuat laporan bulanan
44
8. Apoteker
Tugas Pokok : Koordinator Apotik
a. Mengelola kamar obat
b. Merencanakan pengadaan obat untuk 1 bulan
c. Melakukan permintaan barang/obat ke PKM Kelurahan
Ciganjur
d. Pelayanan Farmasi
e. Memberikan informasi obat
f. Membuat laporan bulanan obat
9. Petugas Gizi
Tugas Pokok :
a. Pemegang program gizi
Membuat laporan gizi
Melakukan penyuluhan gizi pada masyarakat
Melakukan antropometri terhadap balita BGM
Melakukan konsultasi gizi pada pasien
Pelacakan gizi buruk
b. Melaksanakan pembinaan Posyandu
Melakukan kunjungan ke setiap Posyandu
Membuat laporan Posyandu
45
Membuat laporan bulanan
b. Petugas KJS
Penginputan data peserta
Pendistribusian Kartu Jakarta Sehat
Menerima permohonan pembuatan KJS
46
Kepala Puskesmas Kel.
Ciganjur
Wakil Manajemen
Mutu
Tri Suratiningsih
Penanggungjawab Tata
Usaha
Ary Rachmansyah
47
3.2.7 Sarana Pelayanan Puskesmas
I. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai
daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di
wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga
Berencana (KB)
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
e. Promosi Kesehatan
48
III. Jenis Pelayanan Dalam Gedung
Jenis pelayanan dalam gedung yang ada di Puskesmas Kelurahan Ciganjur
adalah:
I. Posbindu
a. Jumlah
Posbindu kelurahan Ciganjur terdiri dari 6 posbindu di masing-masing RW.
b. Pelaksana
Pelaksana kegiatan posbindu terdiri dari 5 kader. 5 kader tersebut ialah 3
kader khusus posbindu, 1 kader jumantik dan 1 ketua RW. Kegiatan posbindu juga
dipantau atau dimonitoring oleh penanggung jawab program posbindu di puskesmas.
c. Waktu Penyelenggaraan
Posbindu PTM dapat diselenggarakan secara rutin tiap satu bulan sekali, Hari dan
waktu yang dipilih sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan dengan
49
situasi dan kondisi setempat. Biasanya posbindu dilakukan pada hari kerja antara hari
senin – jumat dan waktu dimulai kegiatan posbindu biasanya mulai pukul 08.00 –
12.00 wib.
d. Tempat
Tempat pelaksanaan Posbindu PTM kelurahan Ciganjur biasanya
dilaksanakan di sekretariat RW, aula, RPTRA, maupun salah satu rumah warga pada
RW terkait.
e. Kegiatan
Posbindu PTM kelurahan Ciganjur dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan
yang disebut sistem 5 meja, namun dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut berupa pelayanan
deteksi dini dan tindak lanjut sederhana serta monitoring terhadap faktor risiko
penyakit tidak menular, termasuk rujukan ke Puskesmas.
50
BAB IV
EVALUASI PROGRAM
1.
Identifikasi
Masalah
8. 2.
Monitoring Penentuan
dan proritas
evaluasi masalah
7. 3.
Penentuan Penentuan
rencana penyebab
penerapan masalah
6.
4. Memilih
Penetapan
penyebab
pemecahan
yang paling
masalah
5. mungkin
terpilih
Menentuka
n alternatif
pemecahan
masalah
52
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab
yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung
pada alternatif pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan
Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of
Action atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat
dipecahkan.
53
Tabel 13. Daftar Pencapaian Program Pelayanan Puskesmas Kelurahan Ciganjur
Bulan Juli – September tahun 2018
Indikator Target (%) Sasaran Cakupan Pencapaian
(%)
Kegiatan %
Kesehatan Ibu
Screening kesehatan 100% 22595 x x 21,58%
PTM pada usia
produktif (15-59th) di
Posbindu
Kesehatan Anak
Persentase balita 74% 2091 x x 24%
ditimbang yang naik berat
badannya (N)
P2P
Penemuan kasus baru TB 100% 50%
76 x x
BTA positif
Screening Ca Cervix 40% 5472 x x 4,48%
Pelayanan kesehatan pada 100% 33%
8240 x x
penderita hipertensi
Pelayanan kesehatan pada 100% 43%
2221 x x
penderita DM
Imunisasi HPV di sekolah 100% 629 x x 86,49%
Promkes
Penyuluhan perilaku 100% 83,70%
hidup bersih dan sehat 10028 x x
pada rumah tangga
Kesehatan Lansia
Pelayanan kesehatan lansia 100% 1949 x x 50,59%
sesuai dengan standar
Kesehatan Jiwa
Pelayanan kesehatan orang 100% 72 x x 60%
dengan gangguan jiwa berat
54
a. Kriteria A: Besarnya masalah
b. Kriteria B: Kegawatan masalah
c. Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
d. Kriteria D: Faktor PEARL
55
Langkah 2:
Langkah 3:
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom atau
kelas:
56
Langkah 5:
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya
masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber daya (P) yang
dimiliki untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-5.
57
1. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut :
a. Sangat mendesak :5
b. Mendesak :4
c. Cukup mendesak :3
d. Kurang mendesak :2
e. Tidak mendesak :1
2. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut :
a. Sangat gawat :5
b. Gawat :4
c. Cukup gawat :3
d. Kurang gawat :2
e. Tidak gawat :1
3. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth)dinilai sebagai berikut :
a. Sangat mudah menyebar/meluas :5
b. Mudah menyebar/meluas :4
c. Cukup menyebar/meluas :3
d. Sulit menyebar/meluas :2
e. Tidak menyebar/meluas :1
4. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency)
dinilai sebagai berikut :
a. Sangat banyak :5
b. Banyak :4
c. Cukup banyak :3
d. Kurang banyak :2
e. Tidak banyak :1
58
Tabel 17. Penilaian Masalah Berdasarkan Kegawatan
N
MASALAH U S G P JUMLAH
o
1 Screening kesehatan PTM pada usia 4 3 3 4 14
produktif (15-59th) di Posbindu
2 Persentase balita ditimbang yang naik 3 3 2 3 11
berat badannya (N)
3 Penemuan kasus baru TB BTA positif 3 3 4 2 12
4 Screening Ca Cervix 3 4 3 2 12
5 Pelayanan kesehatan pada penderita 4 3 2 13
hipertensi 4
6 Pelayanan kesehatan pada penderita DM 4 4 3 2 13
7 Imunisasi HPV di sekolah 2 2 2 3 9
59
Tabel 18. Penilaian Masalah Berdasarkan Kemudahan Dalam Penanggulangan
NO MASALAH Nilai
Screening kesehatan PTM pada usia produktif (15-59th) di
1 4
Posbindu
2 Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya (N) 2
3 Penemuan kasus baru TB BTA positif 3
4 Screening Ca Cervix 3
5 Pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi 4
6 Pelayanan kesehatan pada penderita DM 4
7 Imunisasi HPV di sekolah 4
8 Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada rumah tangga 4
9 Pelayanan kesehatan lansia sesuai dengan standar 3
10 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 3
60
Tabel 19. PEARL Faktor
N
MASALAH P E A R L
o
1 Pelayanan kesehatan pada usia produktif (15-59th) di
1 1 1 1 1
Posbindu
2 Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya (N) 1 1 1 1 1
3 Penemuan kasus baru TB BTA positif 1 1 1 1 1
4 Screening Ca Cervix 1 1 1 1 1
5 Pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi 1 1 1 1 1
6 Pelayanan kesehatan pada penderita DM 1 1 1 1 1
7 Imunisasi HPV di sekolah 1 1 1 1 1
8 Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada rumah
1 1 1 1 1
tangga
9 Pelayanan kesehatan lansia sesuai dengan standar
1 1 1 1 1
10 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 1 1 1 1 1
OUTCOME
OUTPUT
PROSES
• P1
• P2
INPUT
• Man
• Money
• Method
• Material
LINGKUNGAN
Fisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi,
61
Masalah yang didapatkan di Puskesmas Kelurahan Ciganjur adalah
rendahnya cakupan posbindu yang diadakan yang perlu dicari pemecahannya.
Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan kerangka pendekatan sistem
yang terdiri dari input, proses, output dan lingkungan yang mempengaruhi input
dan proses. Input terdiri dari Man (Tenaga Kerja), Money (Pembiayaan),
Material (Perlengkapan), Method (Metode). Sedangkan dari proses terdiri dari
P1(perencanaan), P2 (Penggerakan & Pelaksanaan.), P3 (Penilaian, Pengawasan
Pengendalian).
NPD = (A + B) x C
NPT = (A + B) x C x D
62
Tabel 20. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif
Urutan
NP
No MASALAH A B C D NPD Priorit
T
as
1 Screening kesehatan PTM pada usia 1
4 4 1 72 72 I
produktif (15-59th) di Posbindu 4
2 Persentase balita ditimbang yang 1
1 3 1 24 36 IX
naik berat badannya (N) 1
3 Penemuan kasus baru TB BTA 1
2 3 1 42 42 IV
positif 2
4 Screening Ca Cervix 1
2 3 1 42 42 V
2
5 Pelayanan kesehatan pada penderita 1
3 4 1 64 64 II
hipertensi 3
6 Pelayanan kesehatan pada penderita 1
3 4 1 64 64 III
DM 3
7 Imunisasi HPV di sekolah 1 9 4 1 40 40 VII
8 Penyuluhan perilaku hidup bersih
1 9 4 1 40 40 VIII
dan sehat pada rumah tangga
9 Pelayanan kesehatan lansia sesuai
dengan standar 2 9 3 1 33 33 X
10 Pelayanan kesehatan orang dengan 1
gangguan jiwa berat 2 3 1 42 42 VI
2
63
4.6 Urutan Prioritas Masalah
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesenjangan antara target yang
ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Untuk memudahkan menentukan kemungkinan
penyebab masalah dapat digunakan diagram fishbone yang berdasarkan pada
kerangka pendekatan sistem meliputi input, proses, output, outcome dan lingkungan,
sehingga dapat ditemukan hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya suatu
masalah.
64
Tabel 22. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari faktor Input.
65
Tabel 23. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari faktor proses dan
lingkungan
66
INPUT
Pemegang
program
Tidak ada
memegang
Belum ada cara untuk
banyak
menggala minat masyarakat
program yang Pendanaa
lain n masih Penyebaran informasi belum
secara maksimal Belum ada
mandiri. media promosi Tidak ada
Kunjungan ke
posbindu tidak
mencapai target
P1 P2 P3
LINGKUNGAN
PROSES
67
4.8 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah
Proses
P1 Tidak ada
69
melakukan kegiatan
posbindu di beberapa
kegiatan kelurahan seperti
gotong royong, arisan,
pengajian, dsb.
70
Tabel 25. Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah
71
INPUT
Kader PTM
sudah
Tidak ada
terbentuk tiap
RW Belum ada cara untuk
meningkatkan minat
Tidak
ada masyarakat khusus masy usia
>15 - 40 tahun untuk datang Peralatan
ke posbindu tersedia Tidak ada
Kunjungan ke
posbindu belum
dapat dievaluasi
P1 P2 P3
LINGKUNGAN
PROSES 72
REFERENSI
73