02 - SK Tata Tertib BPD
02 - SK Tata Tertib BPD
02 - SK Tata Tertib BPD
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
NOMOR 02/KPTS/BPD/2013
TENTANG
DESA : NGESTIREJO
KECAMATAN : TANJUNGSARI
KABUATEN : GUNUNGKIDUL
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)
DESA NGESTIREJO
KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KEPUTUSAN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NGESTIREJO
NOMOR : 02/KPTS/BPD/2013
TENTANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Gunungkidul.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
3. Kepala Daerah adalah Bupati Gunungkidul.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.
5. Camat adalah Kepala Kecamatan.
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul danadat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kasatuan
Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan BPD dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah
lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
10.Kepala Desa adalah pemimpin desa yang dipilih langsung oleh penduduk
desa yang bersangkutan.
11.Bakal Calon anggota BPD yang selanjutnya disebut Bakal Calon adalah
penduduk desa warga Negara Republik Indonesia yang memiliki persyaratan
dan ditetapkan dengan keputusan panitia berdasarkan musyawarah.
12.Peraturan Desa adalah Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
BPD bersama KepalaDesa.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan
keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan musyawarah dan mufakat.
(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Ketua
Rukun Warga, golongan profesi, pemuka agama, dan tokoh masyarakat
lainnya.
Pasal 3
(1) Jumlah Anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil paling sedikit 5 (lima)
orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang.
(2) Ketentuan jumlah Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mencerminkan :
a. unsur ketua RW;
b. unsur golongan profesi;
c. unsur pemuka agama;
d. unsur tokoh masyarakat.
Pasal 4
(1) Anggota BPD sebelum memangku jabatan mengucapkan sumpah/janji
secara bersama-sama dihadapan masyarakat.
(2) Pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
menurut agama yang dianut oleh masing-masing anggota BPD, yaitu :
a. diawali dengan ucapan “Demi Allah” untuk penganut agama Islam;
b. diawali dengan ucapan ”Saya berjanji dengan sungguh-sungguh” untuk
penganut agama Kristen dan Katholik;
c. diakhiri dengan ucapan ”Semoga Tuhan menolong saya” untuk penganut
agama Kristen dan Katholik;
d. diawali dengan ucapan ”Om Atah Paramawisesa” untuk penganut agama
Hindu; dan diawali dengan ucapan ”Demi Sanghyang Adi Budha” untuk
penganut agama Budha.
(3) Susunan kata-kata sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah sebagai berikut :
”Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi
kewajiban saya selaku anggota BPD dengan sebaik-baiknya, sejujur-
jujurnya, seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan
dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara; dan bahwa saya
akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945
serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan
selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Pasal 5
(1) Tata urutan acara pelaksanaan pengucapan sumpah/janji anggota BPD
meliputi :
a. pembukaan;
b. pembacaan Surat Keputusan pengangkatan anggota BPD;
c. pengambilan sumpah/janji;
d. penandatanganan Berita Acara sumpah/janji;
e. pelantikan;
f. penandatanganan serah terima jabatan;
g. sambutan pengarahan Kepala Daerah;
h. do’a; dan
i. penutup.
(2) Serah terima jabatan anggota BPD dilakukan dengan menandatangani
Berita Acara serah terima jabatan dihadapan Kepala Daerah atau pejabat
yang ditunjuk dengan 2 (dua) orang saksi.
Pasal 6
Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal
peresmian dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan berikutnya.
BAB III
Pasal 8
(1) Pemilihan Pimpinan BPD dilaksanakan dalam rapat paripurna yang dihadiri
sekurangkurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD.
(2) Apabila jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
terpenuhi, maka Pimpinan Rapat menunda rapat paling lama 1 (satu) jam
dengan dibuat berita acara penundaan.
(3) Apabila penundaan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum juga
terpenuhi, maka rapat diundur paling lama 30 (tiga puluh) menit dengan
dibuat berita acara penundaan.
(4) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum tercapai
pemilihan Pimpinan BPD dilaksanakan apabila telah dihadiri sekurang-
kurangnya separo dari jumlah anggota BPD.
(5) Apabila jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) belum
tercapai, rapat ditunda paling lama 3 (tiga) hari dan rapat berikutnya
berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3)
dan ayat (4).
BAB IV
KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN WEWENANG
Pasal 9
BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
Pasal 10
Pasal 11
BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 mempunyai wewenang :
1. membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
2. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa,
Peraturan Kepala Desa, dan Keputusan Kepala Desa;
3. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;
4. memproses pemilihan Kepala Desa;
5. menggali, menampung, menghimpun, merumuskan, dan menyalurkan
aspirasi masyarakat;
6. menyusun tata tertib BPD.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak BPD
Pasal 12
BPD mempunyai hak :
1. meminta keterangan kepada Pemerintah Desa; dan
2. menyatakan pendapat.
Bagian Kedua
Hak Anggota BPD
Pasal 13
Anggota BPD mempunyai hak :
1. mengajukan rancangan peraturan desa;
2. mengajukan pertanyaan;
3. menyampaikan usul dan pendapat;
4. memilih dan dipilih; dan
5. memperoleh tunjangan.
Bagian Ketiga
Kewajiban Anggota BPD
Pasal 14
Anggota BPD mempunyai kewajiban :
1. mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-
undangan;
2. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa;
3. mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
4. menyerap, menampung, menghimpun, dan menindak lanjuti aspirasi
masyarakat;
5. mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok,
dan golongan;
6. menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat
setempat; dan
7. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
kemasyarakatan.
BAB VI
LARANGAN ANGGOTA BPD
Pasal 15
Pimpinan dan Anggota BPD dilarang :
1. sebagai pelaksana proyek desa;
2. merugikan kepentingan umum, meresahkan masyarakat, dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat;
3. melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, dan menerima uang, barang
dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau
tindakan yang akan dilakukannya;
4. menyalahgunakan wewenang;
5. melanggar sumpah/janji jabatan; dan
6. melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik BPD.
BAB VII
PEMBERHENTIAN
Pasal 16
(1) Anggota BPD berhenti karena :
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri;
c. diberhentikan.
(2) Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
karena :
a. pindah tempat tinggal dari desa yang bersangkutan;
b. tidak memenuhi lagi syarat-syarat menjadi anggota BPD;
c. melanggar larangan bagi anggota BPD;
d. tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat;
e. telah berakhir masa jabatannya.
(3) Anggota BPD yang berhenti antar waktu, penggantinya diambilkan dari
bakal calon anggota BPD yang telah ditetapkan oleh Panitia Musyawarah
sesuai dengan unsur keterwakilannya.
(4) Dalam hal anggota BPD berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), maka pimpinan BPD menetapkan pemberhentian dan
pengangkatan anggota BPD pengganti antar waktu.
(5) Keputusan BPD tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota BPD
pengganti antar waktu disampaikan kepada Kepala Daerah melalui Camat
untuk mendapatkan pengesahan.
(6) Pengangkatan anggota BPD pengganti antar waktu mengucapkan
sumpah/janji dan diresmikan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang
ditunjuk.
(7) Keputusan BPD tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota BPD
pengganti antar waktu dibuat rangkap 3 (tiga);
a. 1 (satu) bendel untuk Kepala Daerah;
b. 1 (satu) bendel untuk Camat; dan
c. 1 (satu) bendel untuk Desa.
BAB VIII
ALAT KELENGKAPAN BPD
Pasal 17
(1) Dalam melaksanakan tugasnya anggota BPD dibagi dalam alat kelengkapan
BPD terdiri dari:
a. Pimpinan BPD terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris;
b. Bidang-bidang;
c. Panitia-panitia (sesuai kebutuhan).
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas :
a. Ketua :
1) menyusun rencana kerja dan pembagian kerja terhadap para anggota
BPD;
2) memimpin rapat-rapat BPD dengan menjaga agar tata tertib
dilaksanakan dengan baik;
3) mengadakan koordinasi dengan Kepala Desa;
4) memberitahukan hasil musyawarah kepada Kepala Desa;
5) menyimpulkan hasil pembahasan dalam rapat yang dipimpinnya;
6) menjaga dan memelihara suasana kondusif untuk bermusyawarah
dalam BPD.
b. Wakil Ketua :
1) membantu ketua dalam memimpin dan mengendalikan kegiatan BPD;
2) mengkoordinasikan terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan bidang;
3) melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua;
4) melakanakan tugas dan fungsi ketua apabila berhalangan.
c. Sekretaris BPD :
1) membantu ketua dalam menyelenggarakan administrasi BPD;
2) melaksanakan segala urusan dan kegiatan kesekretariatan,
penyelenggaraan rapat Urusan rumah tangga dan Keuangan BPD;
3) menyelenggarakan administrasi surat-menyurat, kearsipan dan
penyusunan laporan;
4) melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua;
5) melakanakan tugas dan fungsi ketua dan wakil ketua apabila
berhalangan.
Pasal 18
(1) Bidang-bidang sebagaimana dimaskud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b
terdiri dari Bidang
Pemerintahan, Bidang Pembangunan, Bidang Kesejahteraan Rakyat dan
Bidang Anggaran yang masing-masing bidang dipimpin seorang Ketua
Bidang dengan jumlah anggota sesuai dengankebutuhan.
Pasal 19
Panitia-panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c dibentuk
dan disesuaikan
dengan kebutuhan.
BAB IX
MEKANISME RAPAT BPD
Pasal 20
(1) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mengadakan rapat secara berkala
paling sedikit 6 (enam) kali dalam satu tahun.
(2) Rapat dapat bersifat terbuka atau tertutup berdasarkan kesepakatan
Pimpinan BPD.
(3) Jenis rapat BPD meliputi;
a. rapat paripurna;
b. rapat istimewa;
c. rapat khusus;
d. rapat pimpinan BPD;
e. rapat bidang;
f. rapat gabungan bidang;
g. rapat panitia ;
h. rapat kerja;
a. rapat dengar pendapat.
Pasal 21
(1) Untuk setiap Rapat Paripurna BPD, dibuat risalah rapat yang
ditandatangani oleh pimpinan rapat.
(2) Risalah adalah catatan rapat Rapat Paripurna yang dibuat secara lengkap
dan berisi seluruh jalannya pembicaraan yang dilakukan dalam rapat serta
dilengkapi catatan tentang :
a. jenis dan sifat rapat;
b. hari dan tanggal rapat;
c. tempat rapat;
d. acara rapat;
e. waktu pembukaan dan penutupan rapat;
f. ketua dan sekretaris rapat;
g. jumlah dan nama anggota yang hadir; dan
h. undangan yang hadir.
(3) Sekretaris rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f adalah
Sekretaris BPD atau anggota lain yang ditunjuk.
Pasal 22
(1) Dalam setiap rapat BPD kecuali Rapat Paripurna BPD dibuat catatan rapat
yang ditandatangani pimpinan rapat
(2) Catatan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pokok
pembicaraan, kesimpulan dan atau keputusan yang dihasilkan dalam rapat,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta dilengkapi dengan catatan
tentang hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2).
Pasal 23
(1) Dalam risalah, catatan rapat yang bersifat tertutup, harus dicantumkan
dengan jelas kata “Rahasia”.
(2) Rapat yang bersifat tertutup dapat memutuskan bahwa suatu hal yang
dibicarakan dan atau diputuskan dalam rapat itu tidak dimasukkan dalam
risalah dan atau catatan rapat.
Pasal 24
Tata cara penyampaian Pendapat :
1. Untuk kelancaran jalannya rapat, Ketua rapat menentukan termin dan
pembicara agar mencatatkan namanya sebelum pembicaraan sesuatu
dimulai;
2. Ketua rapat menentukan lamanya waktu berbicara;
3. Apabila ketua rapat hendak berbicara selaku anggota rapat, maka untuk
sementara ketua rapat diserahkan kepada anggota pimpinan rapat yang
lain;
4. Anggota BPD berbicara ditempat yang sudah ditentukan setelah mendapat
izin dari ketua rapat;
5. Sebelum rapat ditutup, ketua rapat mengambil keputusan/kesimpulan
mengenai hasil pembicaraan.
BAB X
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 25
(1) Pengambilan keputusan adalah proses penyelesaian akhir suatu masalah
yang dibicarakan dalam setiap jenis rapat BPD.
(2) Pengambilan keputusan dalam rapat BPD pada dasarnya diusahakan
dengan cara musyawarah mufakat.
(3) Apabila cara pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
belum terpenuhi, maka Pimpinan BPD bersama Ketua-ketua Bidang
berusaha mendapatkan kata mufakat.
(4) Apabila dengan cara tersebut diatas mufakat belum juga tercapai
keputusan ditetapkan dengan suara terbanyak.
Pasal 26
(1) Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat dilakukan
setelah anggota BPD yang hadir diberikan kesempatan untuk
menyampaikan pendapat atau saran dan dipandang cukup sebagai bahan
penyelesaian masalah yang dimusyawarahkan.
(2) Untuk dapat mengambil keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pimpinan Rapat menyiapkan rancangan keputusan yang mencerminkan
pendapat dalam rapat.
Pasal 27
Produk-produk BPD berbentuk Peraturan Desa, Keputusan BPD dan Keputusan
Pimpinan BPD
Pasal 28
Setiap keputusan rapat BPD baik berdasarkan musyawarah maupun voting (suara
terbanyak) harus dilengkapi daftar hadir dan risalah rapat yang ditandatangani
oleh pimpinan rapat.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
(1) Ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Tata Tertib
ini menjadi pedoman kerja BPD.
(2) Untuk kelancaran pelaksanaan Peraturan Tata Tertib BPD ini semua
anggota wajib mendukung kinerja dan program BPD yang bersifat positif.
Pasal 30
(1) Peraturan Tata Tertib BPD ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Pasal 31
(1) Apabila di kemudian hari keputusan ini terdapat kekurangan maupun
kekeliruan akan di ubah dan dibetulkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Ngestirejo
pada tanggal 30 September 2013
Badan Permusyawarat Desa Ngestirejo
Ketua,
SUGIMAN