0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
86 tayangan10 halaman

I. Tujuan

Digital to Analog Converter

Diunggah oleh

Diki
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
86 tayangan10 halaman

I. Tujuan

Digital to Analog Converter

Diunggah oleh

Diki
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 10

Tanggal Praktikum : -/-/2018

Nama : Diki Tanggal Pengumpulan : 04/05/2018


NIM : 161344008 DAC Matkul : Digital 2
Dosen : Mina Naidah Gani,
(Binary Weighted dan Ladder) DUT.,ST., M.Eng.
Kelas : 2 Nirkabel Nila Novita Sari,
S.ST, .M.Sc.

I. Tujuan
Mahasiswa mengetahui dan memahami kerja dari DAC.
Mahasiswa mengetahui karakteristik DAC.
Mahasiswa dapat membuat dan mengimplementasikan rangkaian DAC jenis Binary
Weighted dan Ladder .

II. Landasan Teori


DAC (Digital To Analog Converter) adalah perangkat elektronika yang
berfungsi untuk mengubah sinyal digital (diskrit) menjadi sinyal analog
(kontinyu). Aplikasi DAC (Digital To Analog Converter) adalah sebagai
antarmuka (interface) antara perangkat yang bekerja dengan sistem digital dan
perangkat pemroses sinyal analog. Perangkat DAC (Digital To Analog Converter)
dapat berupa rangkaian elektronika dan chip IC DAC.
*Kontinu = proses berkesinambungan, dapat dianalogikan seperti jalanan yang
menanjak, posisi antara titik satu dengan yang berikutnya tidak terlihat nyata
perbedaannya.
**Diskrit = kebalikan dari kontinu, lompatan, dapat dianalogikan seperti anak-
anak tangga, posisi satu anak tangga ke yang berikutnya terlihat nyata, terlihat
lompatan antar posisi.
Jika digeneralisasi proses dalam DAC terbagi atas tiga bagian:
1. Peng-kode-an
2. Peng-kuantisasi-an
3. Peng-kalkulasi-an

DAC | 1
Gambar 1. Diagram Blok Penyusun DAC.

Peng-kode-an adalah proses penyusunan sistematis data input menjadi


suatu bilangan biner sempurna, mulai dari LSB sampai dengan MSB, yang
dapat diproses oleh DAC. Jika input berupa data digital paralel, maka proses
Peng-kode-an hanya merupakan jalur penghubung antara input dengan
proses selanjutnya. Tetapi jika input merupakan data digital serial, maka
proses Peng-kode-an menjadi suatu proses yang melibatkan ‘Clock-reference’
untuk mengubah data serial menjadi suatu bilangan biner seperti pada
Gambar 2.

Gambar 2. Proses Peng-kode-an Data Serial menjadi Data Biner.

Peng-kuantisasi-an adalah proses pemilahan bit-bit biner data input ke


dalam kanal-kanal yang bersesuaian dengan level nilai analognya. Proses ini
melibatkan tegangan referensi sebagai nilai maksimal hasil konversi. Pada
umumnya hasil keluaran dari kanal-kanal kuantisasi adalah arus listrik untuk
mempermudah proses penggabungannya di proses ketiga.

Peng-kalkulasi-an adalah proses menggabungkan dan mengkalkulasi


keluaran dari kanal-kanal di proses kedua menjadi tegangan analog.
DAC | 2
Rangkaian tersederhana berupa penambahan resistor dapat diterapkan pada
proses ini jika keluaran dari kanal kuantisasi berupa arus listrik, V=I.R. Tetapi
jika menginginkan tegangan analog yang dihasilkan DAC stabil, maka
sebaiknya ditambahkan rangkaian ‘Operasional Amplifier’. Proses kerja
lengkap dari DAC dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Blok Proses Kerja DAC.

Konsep Dasar DAC (Digital To Analog Converter)


Pada dasarnya rangkaian penjumlah op-amp (summing amplifier) dapat
digunakan untuk menyusun suatu konverter D/A (DAC “Digital To Analog
Converter)” dengan memakai sejumlah hambatan masukan yang diberi bobot
dalam deret biner.

Penguat Inverting
Rangkaian untuk penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan
gambar dibawah. Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran
memiliki beda fasa sebesar 180°.

DAC | 3
Gambar 4. Penguat Inverting
Penguatan rangkaian penguat inverting adalah berdasar pada persamaan
berikut :
Vout = -Vin(R2/R1)

Penguat Non-Inverting
Penguat non-inverting memiliki ciri khusus yaitu sinyal output adalah sefasa
dengan sinyal masukan. Rangkaian ini ditunjukkan oleh gambar berikut.

Gambar 5. Penguat Non-Inverting

Penguatan dari rangkaian penguat jenis ini adalah berdasar pada persamaan
berikut :
Vout = Vin((R1+R2)/R1)

Penguat Penjumlah (Dasar DAC)


DAC | 4
Penguat penjumlah memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran
merupakan hasil penguatan dari penjumlahan sinyal masukannya. Pada bagian
ini dicontohkan penguat penjumlah berdasarkan rangkaian penguat inverting.
Sehingga sinyal keluaran adalah berbeda fasa sebesar 180 o. Rangkaian penguat
penjumlah merupakan konsep dasar dari rangkaian DAC (Digital To Analog
Converter).

Gambar 6. Penguat Penjumlahan

Penguatan dari rangkaian ini dihitung menggunakan persamaan berikut :

Vout = (-Vin1(R5/R1))+(-Vin2(R5/R2))+(-Vin3(R5/R3))

Jenis-Jenis DAC (Digital To Analog Converter)


Binary-Weighted DAC (Digital To Analog Converter)
Suatu rangkaian Binary-weighted DAC dapat disusun dari beberapa Resistor
dan Operational Amplifier (Op-Amp) seperti gambar berikut.

Gambar 7.Rangkaian Binary Weighted DAC

R/2R Ladder DAC (Digital To Analog Converter)

DAC | 5
Metode lain dari konversi Digital to Analog adalah R/2R Ladder. Metode ini
banyak digunakan dalam IC-IC DAC. Pada rangkaian R/2R Ladder, hanya dua
nilai resistor yang diperlukan, yang dapat diaplikasikan untuk IC DAC dengan
resolusi 8,10 atau 12 bit. Rangkaian R/2R Ladder ditunjukkan pada gambar
berikut.

Gambar 8. Rangkaian R/2R Ladder DAC

III. Alat dan Bahan


a. IC 741 (2 buah)
b. Resistor 100K ohm (1 buah)
c. Resistor 50K ohm (Potensiometer) (1 buah)
d. Resistor 25K ohm (Potensiometer) (1 buah)
e. Resistor 12,5K ohm (Potensiometer) (1 buah)
f. Resistor 10K ohm (4 buah)
g. Resistor 4,7K ohm (3 buah)
h. Papan Percobaan (1 buah)
i. Multimeter (1 buah)
j. Catu Daya DC Variable (1 buah)
k. Kabel penghubung secukupnya (1 buah)

IV. Gambar Rangkaian


Rangkaian 1

DAC | 6
Gambar 1 Rangkaian Binary Weighted

Rangkaian 2

Gambar 2 Rangkaian Ladder

V. Langkah Kerja
1. Siapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.
2. Nyalakan power supply sebesar 5 volt dan 15 volt.
3. Rangkai rangkaian sesuai dengan rangkaian yang telah ditentukan.
4. Setelah rangkaian tersusun, uji rangkaian tersebut.
5. Catat hasil outputnya pada tabel.

VI. Hasil Praktikum

Tabel 1 Hasil percobaan rangkaian gambar 1

D0 D1 D2 D3 Vout (V)

RF = 10K

0 0 0 0 -0,01

0 0 0 1 -0,495

0 0 1 0 -1,0

0 0 1 1 -1,5

0 1 0 0 -2,0

0 1 0 1 -2,5

0 1 1 0 -3,0

0 1 1 1 -3,5

DAC | 7
1 0 0 0 -4,0

1 0 0 1 -4,49

1 0 1 0 -5,01V

1 0 1 1 -5,5V

1 1 0 0 -6,0 V

1 1 0 1 -6,5 V

1 1 1 0 -7,0 V

1 1 1 1 -7,5 V

Tabel 2 Hasil percobaan rangkaian gambar 2


D0 D1 D2 D3 Vout

0 0 0 0 -1,7 mV

0 0 0 1 311,7 V

0 0 1 0 0,616 V

0 0 1 1 0,927 V

0 1 0 0 1,23 V

0 1 0 1 1,541 V

0 1 1 0 1,844 V

0 1 1 1 2,154 V

1 0 0 0 2,461 V

1 0 0 1 2,780 V

1 0 1 0 3,080 V

1 0 1 1 3,390 V

1 1 0 0 3,687 V

1 1 0 1 3,998 V DAC | 8

1 1 1 0 4,29 V

1 1 1 1 4,6 V
Analisa :
Rangkaian binary weighted merupakan rangkaian summing amplifier dan
inverting. Ketika D0 dan D3 dihibungkan dengan ground, maka tidak ada tegangan
yang terhubung dengan rangkaian, sedangkan apabila salah satu maupun lebih D
dihubungkan dengan Vin=5 volt atau dengan kata lain bit bernilai satu, maka
rangkaian akhirnya mendapatkan tegangan. Besarnya tegangan tergantung kepada D
berapa yang terhubung dengan Vcc.
Resistor 10 kΩ (Rf) menjumlahkan arus yang dihasilkan dari penutupan switch-
switch D0 sampai D3. Resistor-resistor ini diberi skala nilai sedemikian rupa sehingga
memenuhi bobot biner (binary-weighted) dari arus yang selanjutnya akan
dijumlahkan oleh resistor 10 kΩ. Dengan menutup D0 menyebabkan arus 50 μA
mengalir melalui resistor 10 kΩ, menghasilkan tegangan -0,5 V (pada keadaan ideal)
pada Vout. Penutupan masing-masing switch menyebabkan penggandaan nilai arus
yang dihasilkan dari switch sebelumnya.
Hasil negative pada output didapatkan karena yang dipakai adalah penguat
inverting.
Besar Vout dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

Vout = (-Vref(Rf/Ri))*((D0/8)+(D1/4)+(D2/2)+(D3))

Catatan: Besar D dimasukkan ke rumus apabila terhubung ke Vcc.

Prinsip kerja dari rangkaian R/2R Ladder DAC adalah sebagai berikut :
informasi digital 4 bit masuk ke switch D0 sampai D3. Switch ini mempunyai kondisi
“1” (sekitar 5 V) atau “0” (sekitar 0 V). Dengan pengaturan switch akan
menyebabkan perubahan arus yang mengalir melalui R9 sesuai dengan nilai ekivalen
biner-nya
Pada rangkaian jika D0 = 0, D1 = 0, D2 = 0 dan D3 = 0, maka tidak ada
tegangan yang terhubung dengan rangkaian, dengan kata lain Vout=0.
Pada rangkaian jika D0 = 0, D1 = 0, D2 = 0 dan D3 = 1, maka 10K ohm akan masuk
sebagai Ri. Kemudian apabila D0 = 0, D1 = 0, D2 = 1 dan D3 = 0, maka Ri adalah
10K ohm seri dengan 4,7 K ohm, dan seterusnya.

DAC | 9
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu Binary Weighted maupun ladder adalah
jenis dari Digital to Analog Converter. Binary Weighted menghasil tegangan Output
dengan perbedaan 1 Volt sedangkan Ladder menghasilkan tegangan output dengan
perbedaan 0,625 Volt. Binary Weighted menghasilkan nilai yang sesuai dan mendekati
dengan nilai biner yang dimasukkan. Apabila input dari D0 hingga D3 adalah 1111
maka hasilnya menggunakan persamaan Binary weighted adalah -15V sedangkan pada
Ladder akan menghasilkan tegangan output -9,41 V. Oleh karena itu, Binary Weighted
lebih tepat sasaran tetapi menggunaka daya yang lebih besar, sedangkan Ladder kurang
tepat sasaran tetapi daya yang digunakan lebih hemat. Binary Weighted menggunakan
Resistor yang bervarian atau menggunakan skala dengan resistor yang sama sedangkan
Ladder hanya meggunakan dua jenis resitor saja. Hasil tegangan yang negatif adalah
disebabkan dari rangkaian operational amplifier yang digunakan yaitu penguat
inverting. Prinsip DAC ini pun menggunakan Summing Ampilifer.

DAC | 10

Anda mungkin juga menyukai