Studies Kepesantrenan - Ahmad Baso

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

PESANTREN DAN KARAKTER

(TELAAH TERHADAP TRADISI DESA)


Oleh: hamdi
Sekilas Tentang Pesantren
Pesantren merupakan sebuah tempat yang didalamnya terdiri dari dua komponen
dasar. Yaitu Kiai Dan Santri. Dua komponen inilah terjadilah sebuah transpormasi keilmuan
melalui pembelajaran yang menganut sistem sorogan1 . Sistem ini merupakan program
unggulan pesantren.
Bahkan pesantren –pesantren yang muridnya hanya segelintir orang juga menganut
sistem sorogan. mengapa demikian, ternyata setelah kami konfirmasi kepada salah satu
pengasuh yang ada di desa 2. Sistem ini merupakan tradisi pondok salaf.
Pesantren juga dikatakan sebagai model yang unik. pesantren adalah komplek
dengan lokasi yang umumnya terpisah dari kehidupan sekitar masyarakat. Dalam komplek
ini berdiri sebuah bangunan. Ada rumah kediaman pengasuh yang dalam bahasa jawa disebut
Kiai, di daerah sunda disebut ajengan . ada juga sebuah surau atau masjid, dan tempat
pengajaran disebut madrasah dan asramaa sebagai tempat tinggal para santri . santri sendiri
sebuah nama yang berasal dari bahasa sansakerta “cantrik” (yang berarti penghafal kitab
suci).
Pesantren juga menyumbang kontribusi besar terhadap masyarakat indonesia secara
umum, masyarakat desa secara khusus.sebelum belanda datang keindonesia , pesantren
adalah suatu lembaga yang merupakan pusat dari perubahan-perubahan masyarakat kegiatan
penyebaran agama, dari berbagai data dan informasi cerminan pesantren dalam berbagai
pengaruh terhadap kegiatan politik diantara raja-raja dan pengeran Jawa. Ketika belanda telah
berhasil menguasai pertahanan terhadap kekuasaan belanda. Pada masa revolusi, pesantren
disebut alat revolusi.
Pernah ada dugaan tentang pesantren dari kalangan luar pesantren, bahwa walaupun
tetap bisa mempertahankan keberadaan nya , suatu saat pesantren akan menurun pengaruhnya
didalam masyarakat. Ternyata dugaan ini keliru . menurut data jumlah pesantren yang pada
tahun 1997 hanya sekitar 5000 an. Kini telah mencapai 25.000 pesantren sebagian besar
adalah pesantren kecil yang tersebar di desa-desa, seperti pondok pesantren tanwirul hija3
yang tetap exsis sampai saat ini meskipun pernah mandek. Maka dari hal inilah pesantren
1
Sorogan dengan arti kia yang membaca santri menyimak penyampaian KIAI
2
Sosok kiai desa yaitu kiai DUMAIRI
3
PP Tanwirul Hija adalah Pesantren yang ada didesa Cangkreng Kecamatan Lenteng yang didirikan oleh K.H
Khatib salah satu ulama’ kharismatik era 60 an yang berdomisili di desa cangkreng kecamatan lenteng ,
adalah mutiara terpendam yang harus kita temukan mutiaranya supaya mutiara itu kita
temukan dengan baik.
Karakter Pesantren
Karakter merupakan tabiat, watak,, pembawaan, kebiasaan4. Kalau digabung
menjadi” karakter pesantren “ adalah sebuah kebiasaan dilingkungan pesantren yang di
realisasikan santri kedesa masing masing.
Melihat hal yang demikian kemudian Dokter Soetomo mengatakan, bahwa pesantren
mempunyai karakter yang mana karakter tersebut tidak dimiliki lembaga pendidikan yang
lain. Adapun karakter-karakter tersebut adalah sebagai berikut. Karakter
pertama,“pengetahuan pada murid-muridnya”; Karakter pertama,“pengetahoean pada
moerid-moeridnja”;Karakter kedua, “memberi alat-alat goena berdjoeang di doenia ini”;
Karakter ketiga, “pendidikan jang bersemangat Kebangsa’an, tjinta kasih pada Noesa dan
Bangsa choesoesnya, dan pada doenia dan sesama oematnja oemoemnja”; Karakter keempat,
“moerid-moerid akan menjediakan diri oentoek menoendjang keperloean oemoem”; Karakter
kelima, “kekoeatan batin dididik; ketjerdasan roh diperhatikan dengan sesoenggoeh-
soenggoehnja, sehingga pengetahoean jang diterima olehnja itoe akan dapat dipergoenakan
dan disediakan oentoek melajani keperloean oemoem teroetamanja (pesantren studies 2a, hal.
24-25).
Dari karakter yang telah di lontarkan Dokter Sutomo merupakan tata nilai (tsawabit)
yang senantiasa dipelihara dan dilestarikan (muhafadhah), hal ini sesuai dengan jargon
pesantren yang terkenal ”Al-Muhafadzatu Ala Al-Qadim As-Shaleh Wa Al- Ahdu Ala
Jadid Al-Aslah “ menjaga tradisi lama dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.
Karakter secara umum merupakan kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian,
solidaritas serta kebebasan Masih banyak lagi karakter pesantren yang hal itu perlu di
rawat untuk membedakan antara lulusan pesantren dan non pesantren . Seperti bertutur kata
yang baik dengan orang tua (abesa alos). Gotong royong . menghargaai orang lain dalam
segala hal baik pendapat tingkah laku. Puasa senin kamis. Menjaga waktu shalat. Sarungan .
itulah merupakan karakter pesantren yang di aktualisasikan seorang santri ketika berlabuh di
kehidupan luas yakni setelah pulang ke desanya.
Telaah terhadap pendidikan pesantren dan tradisi
Tradisi adalah sesuatu yang diciptakan , tradisi serta adat istiadat dicipatakan karena
berbagai macam alasan. Tradisi selalu mengikut sertakan kekuasaan, entah tradisi itu

4
PIUS A PARTANTO M.DAHLAN AL BARRY “KAMUS ILMIAH POPULER” Hal : 312
dibentuk secara sengaja atau tidak. Dan, tradisi pun berkembang seiring dengan waktu.
Kekayaan tradisi pesantren dapat dijadikan modal bagi tebangunnya sebuah tradisi baru,
dalam konteks ini, system pendidikan sangat berperan dalam membentuk tradisi. Ditengah
tuntutan pesantren untuk melewati fase transisi menuju penguatan tradisi dengan modernitas ,
pesantren juga dituntut untuk memperkuat dasar-dasar metodologi pendidikannya. Maka hal
penting yang perlu dirumuskan kembali adalah system dan proses pendidikan pesantren yang
dapat menjamin kelangsungan ruh pendidikan itu sendiri.
Pertama
Penerapan Kepesantren korelasinya dengan Tradisi Desa

Anda mungkin juga menyukai