Sop Solusio Plasenta

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SILVIA ANGGRAINI

NIM : PO.71.24.1.16.032
KELAS : III REG A
MATA PELAJARAN : MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

Solusio Plasenta

SOP No. Dokumen SOP / ADM / 2.3.008/SLD


No. Revisi -

Tanggal terbit 28 Agustus 2019

Halaman ½

PENGERTIAN Solusio plasenta adalah Terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan


maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. (Prawirohardjo, 2011)

TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam menangani kasus ibu hamil
dan ibu bersalin dengan solusio plasenta

KEBIJAKAN
PERATURAN KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO 28
TAHUN 2017 DAN DOKTER KANDUNGAN

REFERENSI 1. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2002.
Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroha
2. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, 2011. Jakarta : Penerbit PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
3. Obstetri Patologi, 1984. FKUP. Bandung : Elstar

PERALATAN Alat : Hb sahli, set protein dan glukosa urine, alat periksa darah dan Obat- obatan
PROSEDUR I. Lakukan Penilaian dan Observasi Perdarahan
KERJA 1. Darah yang keluar dari kanalis servikalis ialah darah encer dan tanda-tanda
lain solutio plasenta.
2. Bila penderita dalam syok atau pre-syok secepatnya diberi terapi yang
adekuat
3. Selekasnya dilakukan pemeriksaan yang perlu :
a. Hb, Hematokrit,, lekosit dan trombosit
b. Pemeriksaan pembekuan darah : Uji beku darah (Clot observation test)
tiap 2 jam, kadar fibrinogen (critical level) tiap 2 jam, masa perdarahan,
masa pembekuan, masa protombin,
c. Golongan darah dan faktor rhesus
d. Urin lengkap

II. Penanganan Solusio Plasenta


1. Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan tanda-tanda
awal syok pada ibu lakukan persalinan segera :
a. Jika pembukaan serviks lengkap,lakukan persalinan dengan ekstraksi
vakum
b. Jika pembukaan serviks belum lengkap, lakukan persalinan dengan SC

2. Waspada terhadap kemungkinan perdarahan pascasalin.

3. Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum terdapat tanda-tanda syok,
tindakan bergantung denyut jantung janin (DJJ):
a. DJJ normal, lakukan SC
b. DJJ tidak terdengar namun nadi dan tekanan darah ibu normal :
pertimbangkan persalinan pervaginam
c. DJJ tidak terdengar dan nadi dan tekanan ibu bermasalah :
d. pecahkan ketuban dengan amniotomi :
 jika kontraksi jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin
 jika serviks kaku, tebal, dan tertutup, lakukan SC
e. DJJ abnormal (kurang dari 100 atau lebih dari 180/menit): lakukan
persalinan pervaginam segera, atau SC bila persalinan tidak
memungkinkan

4. Anemia akut diobati dengan tranfusi darah (kalau bisa dengan darah segar

5. Lakukan uji pembekuan darah, Gangguan pembekuan darah (kalau ada)


a. Hipofibrinogenemia diberi infus fibrinogen (2,5 – 5 gr) atau darah segar
secukupnya (1000-2000ml)
b. Hiperfibrinolisis diobati dengan transamin (250-500 mg) atau trasyol
(100000-200000 K.I.U = kallikrein Inactivator Unit) secara intra vena
c. Heparin dapat diberikan untuk mencegah pembekuan intravaskuler,
dengan cara infus NaCl dalam dosis 5000-10000 I.U.
d. Tranfusi trombosit diberikan apabila trombositopenia < 50000 per mm3
yang penting ialah keadaan darah sudah harus diperbaikisebelum anak.

6. Waspada akan komplikasi


a. Anemia akut
b. Syok
c. Kelainan pembekuan darah
d. Uterus couvelaire
e. Nekrosis ginjal (tubulkar dan kortikal)
Anemia akut
1. Adanya pedoman dan ilmu dalam menangani kasus solusio plasenta
2. Tersedianya fasilaitas, sarana dan prasanan dalam menangani kasus solusio
plasenta
HAL – HAL 3. Dokter Spog yang ahli dalam menangani kasus solusio plasenta
YANG YANG 4. Bidan bekerjasma dengan dokter Spog yang berwewenang dalam
PERLU menangani kasus solusio plasenta
DIPERHATIKAN 5. Selalu memantau keadaan ibu dan janin menggunakan partograf dalam
pencatatan pelayanan
6. Meminta persetujuan keluarga terlebih dahulu sebelum melakukan
tindakan, karena apabila tidak berhasil ditangani segera akan berakibat
patal.
1. PONEK
2. IGD
UNIT TERKAIT 3. VK
4. NIFAS
STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR
SOLUSIO PLASENTA

DISUSUN OLEH :

NAMA : SILVIA ANGGRAINI

NIM : PO.71.24.1.16.032

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN


KESEHATAN PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai