0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
404 tayangan9 halaman

Transmisi Digital

Transmisi data digital dipengaruhi oleh kualitas sinyal dan karakteristik media. Ada dua jenis transmisi yaitu baseband yang mengirim sinyal secara langsung dan broadband yang menggunakan sinyal pembawa. Pengkodean saluran mengubah data menjadi sinyal yang cocok dengan media. Sinkronisasi antara pengirim dan penerima penting untuk keberhasilan transmisi.

Diunggah oleh

Sari Indah
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
404 tayangan9 halaman

Transmisi Digital

Transmisi data digital dipengaruhi oleh kualitas sinyal dan karakteristik media. Ada dua jenis transmisi yaitu baseband yang mengirim sinyal secara langsung dan broadband yang menggunakan sinyal pembawa. Pengkodean saluran mengubah data menjadi sinyal yang cocok dengan media. Sinkronisasi antara pengirim dan penerima penting untuk keberhasilan transmisi.

Diunggah oleh

Sari Indah
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 9

C.

Transmisi Data Digital

Dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari suatu


transmisi data : kualitas sinyal yang ditransmisi dan karakteristik
media transmisi.

Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana sebuah data ditransmisikan atau dikirimkan
melalui sebuah media komunikasi. Ada dua kategori transmisi sinyal yang melewati sebuah media,
yaitu:
 transmisi baseband, dan
 transmisi broadband.

Jika sinyal informasi baik analog ataupun digital dikirimkan secara langsung melalui medium,
maka komunikasi tersebut merupakan transmisi sinyal baseband. Contohnya pengiriman sinyal yang
terjadi pada Ethernet Card untuk jaringan LAN dan komunikasi menggunakan interkom. Sedangkan
komunikasi sinyal informasi menggunakan sinyal pembawa atau sinyal termodulasi, maka
komunikasi tesebut menggunakan sistim transmisi broadband.
Sifat penting yang selalu diingat jika sebuah sinyal memasuki sebuah medium, maka sinyal
tersebut akan mengalami perubahan bentuk atau terjadi korupsi sinyal. Hal ini disebabkan adanya
pengaruh noise yang menyatu dalam sinyal tersebut dan pengaruh redaman dari medium sehinga
sinyal yang dihasilkan berbeda dengan sinyal aslinya. Gejala tersebut ditunjukkan pada gambar
berikut ini.

Gambar 2-14. Perubahan bentuk sinyal akibat redaman dan noise dalam medium

Perbedaan bentuk sinyal ini tentunya akan mengganggu proses komunikasi sehingga pesan
yang dikirim tidak sampai pada tujuan. Untuk itu dicari sebuah cara supaya pesan dari pengirim tetap
dapat diterima dengan baik atau benar di sisi penerima. Cara-cara untuk mempertahankan supaya
sinyal pesan yang dikirim dapat diterima dengan baik di sisi penerima ini disebut dengan pengkodean
saluran (Line Coding). Pengkodean saluran khususnya untuk transmisi data digital diperlukan dalam
proses komunikasi data.

Pengkodean saluran sangat tergantung dari jenis saluran yang akan digunakan.

Gambar 2-15. Pengkodean saluran


Proses pengkodean saluran ini pada prinsipnya mengubah informasi data menjadi bentuk
sinyal yang lain sehingga sinyal tersebut cocok dengan saluran yang digunakan. Misalkan saja data
biner 0 dan 1 dikodekan sinyal yang memiliki dua buah level dengan amplitudo 0 volt dan 1 volt atau
0 volt dan 5 volt atau bisa dinyatakan dengan level 0 dan +V. Contoh lain, misalkan sebuah data
dengan level 0 dan 1 dinyatakan dalam bentuk sinyal dengan tiga level yaitu –V, 0V, dan +V. Aturan
sinyal menjadi level –V 0V dan +V, berdasarkan perubahan bit. Contoh kedua pengkodean saluran
diatas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2-16. Level sinyal

Dalam prakteknya, pengkodean saluran menghidari sinyal dengan yang memiliki level DC (0
volt dan + volt) karena sinyal ini rawan terhadap gangguan terutama jika terjadi deretan data dengan
bit 1 secara terus menerus. Untuk itu, cara yang digunakan adalah membuat sinyal dengan level bukan
DC yaitu dengan level –V, 0, dan +V dengan aturan-aturan tertentu. Aturan ini yang menjadi dasar
perbedaan jenis-jenis pengkodean saluran.

Gambar 2-17. Sinyal dengan level DC (a) dan tanpa level DC (b)

Suatu hal yang perlu diperhatikan saat data dikirim melalui sebuah medium adalah
sinkronisasi mengingat antara pengirim dengan penerima tidak memiliki sinkronisasi yang sama.
Contoh terjadinya perbedaan sinkronsasi antara pengirim dan penerima terhadap keberhasilan
pengiriman pesan ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 2-18. Kesalahan penerimaan data akibat kesalahan sinkronisasi

Jenis-jenis Pengkodean Saluran (Line Coding)

Pengkodean saluran jenis polar tunggal (unipolar) hanya menggunakan 1 (satu) buah level tegangan
yaitu 0 V (tidak ada tegangan) dan +V untuk menyatakan data biner 0 dan 1. Sedangkan
pengkodean polar menggunakan 2 (dua) buah level tegangan yaitu –V dan +V. Dan terakhir, jenis pengkodean
bipolar menggunakan 3 (tiga) buah level tegangan yaitu –V, 0V, dan +V. Contoh pengkodean saluran jenis
polar tunggal digambarkan sebagai berikut.
Sedangkan, pengkodean saluran dalam kelompok polar, dibagi-bagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu:

Gambar 2-21. Polar

Pengkodean yang terakhir adalah jenis pengkodean bipolar yaitu pengkodean dengan menggunakan 3
(tiga) buah level tegangan yaitu –V, 0V, dan +V untuk menyatakan data biner. Ada dua contoh pengkodean
jenis bipolar, yaitu bipolar-AMI dan 2B1Q.

Jenis Transmisi Data Digital


Berdasarkan jumlah saluran yang digunakan dalam mengirimkan data digital, transmisi data digital
dapat dibedakan menjadi: (1) Pengiriman secara paralel, dan (2) Pengiriman secara serial, dimana pengiriman
secara serial dapat dibedakan menjadi pengiriman secara serial sinkron dan pengiriman secara serial tak
sinkron. Jenis transmisi data digital ditunjukkan pada Gambar 2-27 berikut ini.

Transmisi data secara paralel adalah mengirimkan seluruh data bit secara bersamaan. Misalkan sebuah
data dinyatakan dalam 8 bit (bit = binary digit). Transmisi data secara paralel akan membutuhkan 8 buah
saluran untuk mengirimkan masing-masing bit. Keuntungan transmisi secara paralel ini adalah setiap data 8-
bit dapat dikirimkan sekaligus sehingga proses komunikasi dapat berlangsung cepat. Namun memiliki
kelemahan yaitu boros kabel karena untuk data n-bit akan membutuhkan n buah saluran dan sangat tidak
efektif jika jarak komunikasi sangat jauh.
Contohnya, transmisi ke printer atau untuk komunikasi data dua buah komputer.
Suatu pengiriman data disebut paralel, jika sekelompok bit data ditransmisikan secara bersama-sama dan
melewati beberapa jalur transmisi yang terpisah.
 Proses pengiriman data lebih cepat
 Sistem ini akan lebih efektif untuk transmisi data yang memiliki jarak tidak terlalu jauh
Agar data yang diterima itu benar maka selang waktu yang digunakan oleh pengirim dan penerima harus
sama. Untuk keperluan tersebut maka pengirim dan penerima harus menambahkan “detak” (Time Pulse).
 Data dikirimkan sekaligus, misal 8 bit bersamaan
 Kecepatan tinggi
 Karakteristik Media harus baik
 Masalah “SKEW Efek” yang terjadi pada sejumlah pengiriman bit secara serempak dan tiba pada
tempat yang dituju dalam waktu yang tidak bersamaan
Gambar 2-28. Transmisi data paralel

Transmisi data digital secara serial adalah transmisi data digital yang dilakukan dengan menggunakan
sebuah saluran. Pengiriman data dilakukan per bit. Misalkan data dinyatakan dalam 8 bit, maka pengiriman
dilakukan mulai dari bit pertama (bit-0) sampai dengan bit kedelapan (bit-7). Dengan demikian untuk data 8
bit membutuhkan 8 kali pengiriman. Keuntungan sistem adalah saluran komunikasi hanya membutuhkan satu
saluran sehingga sangat efektif untuk jarak komunikasi yang jauh, namun punya kelemahan waktu
pengirimannya menjadi lebih lama dan perlu pewaktuan yang tepat (sinkronisasi) untuk menyusun bit per bit
yang diterima menjadi data 8 bit kembali.

Gambar 2-29. Transmisi data seri

Transmisi data digital secara serial dapat dibedakan menjadi transmisi data secara serial tak sinkron
dan transmisi data secara serial sinkron.
Transmisi data secara serial tak sinkron akan menambahkan bit awal yang disebut dengan istilah start
bit sebelum mengirimkan bit data yang pertama sebagai tanda permulaan pengiriman atau permulaan data, dan
menambahkan bit akhir atau stop bit setelah pengiriman bit data yang terakhir sebagai tanda bahwa
pengiriman seluruh bit data sudah selesai dan akan dimulai dengan data berikutnya. Selain itu, setiap
pengiriman data diberikan waktu sela untuk membedakan kelompok data yang satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian, jika data dinyatakan dengan 8 buah bit, maka transmisi data serial tak sinkron akan
membutuhkan waktu untuk melakukan pengiriman sebanyak 10 kali pengiriman, 8 kali untuk seluruh bit data
dan 2 kali untuk mengirimkan start bit dan stop bit, dan masih ditambah waktu sela antar data.
Gambar 2-30. Transmisi data serial tak sinkron

Transmisi data secara serial sinkron akan mengirimkan bit data yang pertama sampai dengan bit data
terakhir secara berturutan, dan antara kelompok data yang satu dengan yang lain juga tidak ada waktu sela.
Dengan demikian, transmisi data secara serial sinkron akan mengirimkan seluruh data secara berturutan tiap
bit per bit secara terus menerus. Tugas mengelompokkan bit per bit menjadi data diserahkan sepenuhnya
jepada penerima.

Gambar 2-31. Transmisi data serial sinkron

Perbedaan Transmisi Paralel dan Serial


Perbedaan antara transmisi serial dengan parallel adalah transmisi serial mentransmisikan 1 bit dalam
1 waktu sedangkan transmisi parallel mentransmisikan beberapa bit dalam 1 transmisi. Hal ini menyebabkan
transmisi parallel lebih cepat dibanding transmisi serial.
Hal tersebut, yang dipercayai banyak orang tidak sepenuhnya benar. Komunikasi serial dapat lebih
cepat dibanding komunikasi parallel. Yang dibutuhkan hanyalah frekuensi pengiriman data yang lebih tinggi.
Dalam komunikasi parallel, karena transmisi dilakukan pada waktu yang sama, maka dibutuhkan
kabel lebih banyak. Sementara pada transmisi serial, kabel yang digunakan tetap dua. Hal ini menyebabkan
kabel untuk transmisi serial lebih kompak dibanding kabel untuk transmisi parallel.
Dengan semakin tingginya frekuensi, semakin tinggi juga gangguan elektromagnetik. Setiap kabel
dapat diperlakukan sebagai antenna, menangkap noise yang ada di sekitarnya, dan mengganggu data yang
sedang ditransmisikan. Dalam komunikasi parallel, karena banyaknya kabel yang digunakan, masalah
gangguan elektromagnetik menjadi lebih serius. Di lain pihak, komunikasi serial yang hanya menggunakan
dua kabel lebih mudah mengatasi masalah ini dengan melindungi kedua kabel yang digunakan.
Perbedaan lain, yang juga menguntungkan komunikasi serial adalah walaupun secara teoritis
komunikasi parallel mengirimkan data pada saat yg bersamaan, data tersebut tidak diterima pada saat yang
bersamaan.
Kelemahan komunikasi parallel adalah masalah half-duplex. Kabel yang digunakan untuk mengirim
dan menerima data adalah kabel yang sama. Bandingkan dengan serial yang full-
duplex, dimana masing masing pengiriman dan penerimaan data menggunakan 2 kabel berbeda.

Sistim-sistim transmisi (menurut definisi ANSI) :


Simplex, sinyal ditransmisi dalam satu arah saja; stasiun yang satu bertindak sebagai
transmitter dan yang lain sebagai receiver.
Half-duplex, kedua stasiun dapat melakukan transmisi tetapi hanya sekali dalam suatu
waktu.
Full-duplex, kedua stasiun dapat bertransmisi secara simultan, medium membawa
dalam dua arah pada waktu yang sama.
Sebagai ringkasan, proses yang dilakukan dalam komunikasi data mulai dari data yang berupa sinyal
analog sampai dengan transmisi data digital dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2-32. Pemrosesn sinyal analog menjadi sinyal digital


Media Transmisi
Media transmisi diklasifikasikan sebagai :
1. Media yang dituntun (guided media ), gelombang-gelombang dituntun melewati jalur fisik, contoh :
twisted pair, kabel koaksial dan fiber optik.
2. Media yang tidak dituntun (unguided media), menyediakan suatu device untuk mentransmisi
gelombang elektromagnetik tetapi tanpa menuntunnya, contoh : penyebaran melalui udara, hampa
udara, dan air laut.

Guided Media
a. Twisted-Pair Cable
Kabel twisted-pair terdiri atas dua pasang kawat yang terpilin. Twisted-pair lebih tipis, lebih
mudah putus, dan mengalami gangguan lain sewaktu kabel terpuntir atau kusut. Keunggulan dari
kabel twisted-pair adalah dampaknya terhadap jaringan secara keseluruhan: apabila sebagian kabel
twisted-pair rusak, tidak seluruh jaringan terhenti, sebagaimana yang mungkin terjadi pada coaxial.
Kabel twisted-pair terbagi atas dua yaitu:

 Shielded Twisted-Pair (STP)

a. Kecepatan dan keluaran: 10-100 Mbps


b. Biaya rata-rata per node: sedikit mahal dibadingkan UTP dan coaxial
c. Media dan ukuran konektor: medium
d. Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).

 Unshielded Twisted-Pair (UTP)

a. Kecepatan dan keluaran: 10 – 100 Mbps


b. Biaya rata-rata per node: murah
c. Media dan ukuran: kecil
d. Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).
b. Coaxial Cable (Kabel Koaksial)
a. Kecepatan dan keluaran: 10 -100 Mbps
b. Biaya rata-rata per node: murah
c. Media dan ukuran konektor: medium
d. Panjang kabel maksimum: 200m (disarankan 180m) untuk thin-coaxial dan 500m untuk
thick-coaxial

c. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)

Beberapa keuntungan kabel fiber optic:


a. Kecepatan: jaringan-jaringan fiber optic beroperasi pada kecepatan tinggi, mencapai
gigabits per second;
b. Bandwidth: fiber optic mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar;
c. Distance: sinyal-sinyal dapat ditransmisikan lebih jauh tanpa memerlukan perlakuan
“refresh” atau “diperkuat”;
d. Resistance: daya tahan kuat terhadap imbas elektromagnetik yang dihasilkan perangkat-
perangkat elektronik seperti radio, motor, atau bahkan kabel-kabel transmisi lain di
sekelilingnya.
e. Maintenance: kabel-kabel fiber optic memakan biaya perawatan relative murah.

Anda mungkin juga menyukai