Hipertensi
Hipertensi
Hipertensi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jantung dan stroke, yang kemudian menjadi penyebab kematian prematur dan
Kesehatan RI, 2014). Hipertensi umumnya terjadi tanpa gejala, sehingga dapat
dikatakan sebagai pembunuh diam-diam atau silent killer. Hal ini dapat
darurat, dan bahkan terkena penyakit jantung, stroke atau rusak ginjalnya (WHO,
2013).
terjadi infark miokard, jantung koroner, gagal jantung kongestif, pada otak dapat
terjadi stroke, ensevalopati hipertensif, dan bila mengenai ginjal terjadi gagal
ginjal kronis, sedangkan bila mengenai mata akan terjadi retinopati hipertensif.
(Nuraini, 2015).
1
2
penduduk di dunia akan menderita hipertensi, dengan estimasi sekitar 1,56 milyar
orang dewasa (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Dari 927 juta penderita
hipertensi di dunia, sebanyak 333 juta penderita berada di negara maju dan 639
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan atau memiliki riwayat minum obat hanya
sebesar 9,5%, Hal ini menunjukkan sekitar 16,3% kasus hipertensi di Indonesia
Kesehatan RI, 2014). Pada tahun 2016, kasus hipertensi di Indonesia mengalami
atau riwayat minum obat, yaitu sebesar 12,9%. Jika dibandingkan dengan hasil
riskesdas pada tahun 2007, yaitu dengan jumlah kasus hipertensi sebesar 8,6%,
3
pada tahun 2013 terjadi peningkatan kasus hipertensi (Kementrian Kesehatan RI,
2013). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta pada tahun 2015,
Kabupaten Sleman yang bersumber dari data Dinas Kesehatan Sleman, pada
tahun 2016 terjadi peningkatan yang signifikan pada jumlah kasus hipertensi.
mencapai 83.412, dengan rincian 7.693 kasus hipertensi usia 20-44 tahun, 18.823
kasus hipertensi usia 45-54 tahun, 13.530 kasus hipertensi usia 55-59 tahun,
24.574 kasus hipertensi usia 60-69 tahun, dan 18.515 kasus hipertensi usi >70
jika hipertensi tidak ditangani dengan tepat (Yanti, 2016). Kebijakan pemerintah
penyakit jantung dan pembuluh darah (Zurrahman, Wati, & Sari, 2014). Badan
4
sebagai suatu penyakit biasa. Banyak persepsi yang salah dari masyarakat
sering makan obat hipertensi akan mengakibatkan sakit ginjal, tidak perlu
mengatur diet dan semakin tua semakin tinggi batas tekanan darah normalnya.
Anggapan tersebut membuat penyakit hipertensi sering diabaikan dan tidak perlu
program terapi merupakan masalah yang besar pada pasien hipertensi (Triguna,
2013). Program terapi untuk pasien hipertensi terdiri dari terapi farmakologis dan
oleh kepatuhan pasien dalam minum obat hipertensi (Noorhidayah, 2016). Hal ini
(Puspita, 2017). Pada penderita yang tidak terkontrol tekanan darahnya, 50%
(Harijianto, 2015). Tidak terkontrolnya tekanan darah dalam waktu yang lama
jantung. Pasien hipertensi yang berhenti minum obat kemungkinan 5 kali lebih
bosan harus minum obat setiap hari dan juga harus menerapkan perilaku hidup
sehat setiap hari (Utami, 2016). Selain dari hal tersebut, ketidakpatuhan pada
minum obat hipertensi mencapai 30-50%, juga disebabkan oleh beberapa faktor
sosial, dan kondisi sosio-ekonomi (Darnindro & Sarwono, 2017). Penelitian yang
hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada lansia
hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian Ahda (2016), dukungan keluarga
pasien maka semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat
hipertensi.
diabaikan begitu saja, karena dukungan keluarga merupakan salah satu dari
faktor yang memiliki kontribusi yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat
dalam hal ini mendorong penderita untuk patuh meminum obatnya, menunjukkan
anggota yang menderita penyakit, dukungan dari seluruh anggota keluarga sangat
dari 10 besar penyakit di Puskesmas Seyegan pada tahun 2016 dengan angka
penurunan. Angka kejadian pasien hipertensi di tahun 2017 yaitu 4628. Tetapi,
obat karena lupa saat berpergian tidak membawa obat, merasa kondisi tubuh
membaik, tidak nyaman dengan efek samping obat, dan keluarga ada yang
mengingatkan untuk minum obat, tapi ada yang tidak mengingatkan. Sedangkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sleman Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
a. Responden
b. Puskesmas Seyegan
c. Peneliti Selanjutnya
pasien hipertensi.
d. Institusi Pendidikan
Yogyakarta.
9
1. Materi
keperawatan komunitas.
2. Responden
3. Tempat
4. Waktu
Waktu penelitian mulai dari Februari 2018 – Agustus 2018, yang dimulai dari
F. Keaslian Penelitian
ini yaitu lansia hipertensi yang melakukan kunjungan dalam 1 bulan terakhir
responden. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, variabel bebas pada
penelitian ini yaitu dukungan informatif dan emosional keluarga, dan variabel
10
Analisis data yang digunakan yaitu uji chi square dengan tingkat kemaknaan
penelitian ini terletak pada variabel bebas, karena pada penelitian saya
adalah lanjut usia yang menderita hipertensi yang berjumlah 250. Besar
keluarga, dan variabel terikat pada penelitian ini yaitu kepatuhan diit
dan kepatuhan diit hipertensi yang telah diuji validitas dan reliabilitas.
kurang patuh dalam diit hipertensi. Hasil uji hipotesis diketahui nilai nilai χ2
dukungan keluarga dengan kepatuhan diit hipertensi pada lanjut usia di Desa
dengan teknik total sampling. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu
kepatuhan minum obat, dan variabel terikat pada penelitian ini yaitu tekanan
sistolik dalam rentan 120 – 139 mmHg yaitu 55 responden (52,9%). Tekanan
tekanan darah pasien hipertensi baik tekanan darah sistolik maupun diastolik.
dengan penelitian saya yaitu, pada penelitian saya kepatuhan minum obat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian
13
14
1) Jenis kelamin
2) Tingkat pendidikan
(Puspita, 2016).
3) Pekerjaan
2014).
4) Pengetahuan
(Pujasari, 2015).
7) Dukungan keluarga
Dachriyanus, 2016).
fisik maupun psikis akan menjadi lebih baik dan dapat mempengaruhi
2) Kualitas interaksi
dengan kepatuhan.
pengobatannya.
ketidakpatuhan minum obat. Berikut adalah lima titik rencana yang telah
pengobatannya.
(Lianamasari, 2015).
2. Dukungan Keluarga
a. Definisi Keluarga
sama lain, saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal
orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak,
yang terlibat dalam kehidupan terus menerus, yang tinggal dalam satu
individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga
sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami, istri, anak atau
yang berasal dari teman, tetangga, keluarga besar dan kelompok sosial
1) Dukungan informasional
2) Dukungan penilaian
3) Dukungan instrumental
4) Dukungan emosional
sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Pengaruh positif dari
3. Hipertensi
a. Definisi
tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali
tekanan darah secara abnormal (Wijaya & Putri, 2013). Menurut World
24
tekanan darah sistolik sama dengan atau 140 mmHg dan atau tekanan
b. Klasifikasi
organ target seperti ginjal, mata, otak dan jantung (Wijaya & Putri,
2013).
2) Hipertensi sekunder
sebagai berikut:
berikut:
a) Usia
54,72% usia 60-74 tahun 74,57%, dan usia 75-90 tahun adalah
64,29%.
b) Genetik
c) Jenis Kelamin
a) Obesitas
b) Merokok
e) Kolesterol
2013).
g) Stres
(Aspiani, 2015).
e. Komplikasi
1) Jantung
atau edema.
2) Otak
3) Ginjal
mampu membuang zat- zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk
4) Mata
f. Penatalaksanaan
sebagai berikut:
a) Diuretik
natrium) dari sistem peredaran darah melalui buang air kecil yang
furosemide.
b) Beta Blocker
c) Vasodilator
e) Alpha Blocker
<6 gr/hari
keluarga yang sakit (Friedman, Bowden, & Jones, 2010). Seseorang yang
maka semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat hipertensi.
5. Tinjauan Islami
obatnya. Ada orang yang mampu menemukan obatnya, ada pula orang yang
Allah SWT di alam semesta ini pasti memiliki manfaat, termasuk obat-
obatan.
Ada seorang lelaki datang kepada Nabi SAW lalu berkata “Saudaraku
madu!”. Setelah orang itu memberi madu kepada saudaranya, dia datang
34
kembali kepada Nabi SAW dan berkata “Aku telah meminumkannya madu
tetapi dia malah bertambah mulas”. Kejadian ini berulang sampai tiga kali.
madu!”. Orang itu pun tetap saja berkata “Aku benar-benar telah
SAW bersabda :”Maha benar Allah (dalam firman-Nya, Surat Yunus ayat 57)
madu itu dan saudara orang itu pun sembuh (Shahih Muslim No 4107).
juga terdapat kisah-kisah orang sebelum kalian agar dapat dijadikan bahan
ciptaan-Nya. Selain itu, kitab ini pun mengandung terapi penyakit hati,
Oleh karena itu, seseorang harus terus bersabar dan terus berusaha
ِْب دَ َوا ُء الد َِّاء َب َرأ َ ِبإ ِ ْذ ِن للا ِ ُ فَإِذَا أ,ِل ُك ِل دَاءٍ دَ َوا ٌء
َ صي
“Setiap penyakit ada obatnya, jika obat dari suatu penyakit itu tepat, ia akan
sembuh dengan izin Allah SWT” (HR. Muslim).
a. Bahwa obat dan dokter hanya sarana kesembuhan. Adapun yang benar-
karunia-Nya (kepadamu) hai golongan Aus dan Khazraj (ketika kamu) yakni
dihimpun-Nya (di antara hatimu) melalui Islam (lalu jadilah kamu berkat
berada dipinggir jurang neraka) sehingga tak ada lagi pilihan lain bagi kamu
beroleh petunjuk).
mendapatkan petunjuk.
37
B. Kerangka Konsep
Apabila dukungan keluarga baik, maka kepatuhan pasien minum obat akan baik
keluarga buruk, maka kepatuhan pasien minum obat akan buruk atau tidak patuh
C. Hipotesis
Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya, dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
pendekatan waktu cross sectional, yaitu peneliti hanya melakukan observasi dan
pengukuran variabel bebas dan variabel terikat pada satu saat tertentu, setiap
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Variabel terikat atau variabel
minum obat.
38
39
3. Variabel penganggu
oleh faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2016). Variabel pengganggu
SD.
responden berbeda-beda.
Keterangan :
: variabel yang diteliti
: mempengaruhi
variabel terikat yaitu kepatuhan minum obat pasien hipertensi dipengaruhi oleh
D. Definisi Operasional
1. Dukungan Keluarga
terendah 14. Skala data yang digunakan yaitu skala ordinal karena
Perilaku responden dalam penggunaan obat secara teratur atau tidak yang
Indonesia dengan kuesioner terdiri dari 8 item pertanyaan. Skala data yang
kategori:
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Menurut (Saryono & Anggraeni, 2013), bila populasi sudah
yaitu:
𝑁
n=
1 + 𝑁(𝑑)2
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : populasi
143
n= = 58,88 = 59
1 + 143(0,1)2
kriteria inklusi dan eksklusi dari populasi tersebut setelah itu dilakukan
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
F. Etika Penelitian
meliputi:
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode atau inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
disajikan.
(Notoatmodjo, 2012).
a. Dukungan keluarga
yang sudah baku dan tidak dimodifikasi yaitu kuesioner MMAS (Morisky
Item Pertanyaan
No Sub Topik Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Kepatuhan Minum 5 1,2,3,4,6,7,8 8
Obat
Total 1 7 8
46
oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Kuesioner yang
2013).
responden akan dibantu oleh peneliti untuk memahami isi kuesioner dan
kuesioner.
a. Uji Validitas
tinggi dengan hasil hasil uji validitas r = 0,544-0,820 maka butir soal
hitung > r tabel maka butir instrumen dikatakan valid. Begitu sebaliknya,
jika r hitung < r tabel maka butir instrumen dinyatakan tidak valid.
b. Uji Realibilitas
secara berulang pada waktu dan kondisi yang sama (Swarjana, 2015).
Dengan ketentuan jika harga alpha positif dan lebih besar dari r tabel,
makan dinyatakan reliabel, dan demikian sebaliknya jika lebih kecil dari r
a. Editing
catatan dilapangan.
b. Coding
termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
dan kepatuhan minum obat diberi simbol KO. Pada penelitian ini
1.
c. Tabulating
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
yaitu :
𝑓
P= × 100%
𝑁
Keterangan :
b. Analisis Bivariat
statistik non parameteric koefisien korelasi kendall tau. Uji kendall tau
digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri dari dua
hubungan dan menguji hipotesa antara dua variabel dengan skala data
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan dilakukan mulai dari bulan Februari 2018 dengan tahapan
pembimbing.
2. Tahap pelaksanaan
rumah responden.
unisa.
3. Tahap akhir
data meliputi, editing, coding dan tabulasi data serta dilakukan pengujian
pembimbing.
BPS Kabupaten Sleman. (2017). Kabupaten Sleman Dalam Angka 2017. Sleman:
CV. Lunar Media Sejahtera.
Dinas Kesehatan DIY. (2016). Profil Kesehatan Tahun 2016 Kota Yogyakarta.
Yogyakarta: Dinkes DIY.
Dinas Kesehatan Sleman. (2013). Profil Kesehatan Sleman Tahun 2013. Sleman:
Dinas Kesehatan Sleman.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga : Riset, Teori, & Praktik. Jakarta: EGC.
54
Hairunisa. (2014). Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Diet dengan
Tekanan Darah Terkontrol Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Mahasiswa
PSPD FK Universitas Tanjungpura, 1(1).
Hermawan, F. (2014). Hubungan Tingkat Stress dengan Tekanan Darah pada Lansia
Hipertensi di Puskesmas Gamping. Naskah Publikasi.
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Profil Penyakit Tidak Menular Tahun 2016.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kozier, B., Erb, Berman, A., & Synder, S. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.
55
Noorhidayah, S. (2016). Hubungan Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi Terhadap
Tekanan darah Pada Pasien Hipertensi di Desa Salamrejo.
Pardede, J. A., Keliat, B. A., & Yulia, I. (2015). Kepatuhan Dan Komitmen Klien
Skizofrenia Meningkat Setelah Diberikan Acceptance And Commitment
Therapy Dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan Minum Obat. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 18(3), 157-166.
Rhosifanni, S. (2016). Risiko Hipertensi Pada Orang Dengan Pola Tidur Buruk.
Jurnal Berkala Epidemiologi, 4(3), 408–419.
Salman, Y., Anwar, R., & Muhaimin, A. (2015). Pola Konsumsi Natrium dan Lemak
sebagai Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja
56
Puskesmas Kandangan Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai
Selatan. Jurkessia, 5(2), 1-7.
Tamher, S., & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., & Pradipta, E. A. (2014). Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta Pusat: Media Aesculapius.
WHO. (2013). A global brief on Hypertension : Silent killer, global public health
crisis. Switzerland: WHO Press.
57
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yanti, N. D. (2016). Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur. Jurnal
Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah, 2(4), 1-10.
Yeni, F., Husna, M., & Dachriyanus. (2016). Dukungan Keluarga Mempengaruhi
Kepatuhan Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan Indonesi, Volume 19
No.3, 137-144.
Zurrahman, Wati, L., & Sari, K. (2014). Pengaruh Rebusan Belimbing Wuluh
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Posyandu
Lansia Camar Puskesmas Sei Jang Tanjungpinang. Jurnal Keperawatan
Stikes Hang Tuah Tanjungpinang, 4(1), 450-466.
58