LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATURIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI
Pulse Amplitude Modulation Time Multiplex (PAM Tmux)
NAMA PRAKTIKAN : AGTA MARLINDA PUTRI (1316030001)
NAMA REKAN KERJA : 1. FIRDANIA NURI ANANDITA (1316030031)
2. LUTFI HAKIM (1316030077)
KELAS/KELOMPOK : TT-3A/KELOMPOK 1
TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : 17 November 2017
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 23 November 2017
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 1
DAFTAR ISI
TUJUAN .........................................................................................................................................3
ALAT DAN KOMPONEN ............................................................................................................3
DASAR TEORI ..............................................................................................................................4
LANGKAH PERCOBAAN...........................................................................................................6
DATA HASIL PERCOBAAN ......................................................................................................7
ANALISA......................................................................................................................................12
KESIMPULAN ............................................................................................................................14
REFERENSI
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 2
PULSE AMPLITUDE MODULATION TIME MULTIPLEX
I. Tujuan Percobaan
1. Mengerti fungsi dan prinsip kerja dari PAM time multiplex sistem.
2. Memperbaiki kesalahan - kesalahan yang diakibatkan kesalahan pengaturan dari
posisi pulsa sampling.
3. Menunjukkan crosstalk yang diakibatkan oleh kanal yang berdekatan.
4. Menentukan kelebihan dan kekurangan dari sistem PAM time multiplex.
II. Alat dan Komponen
DC Power Supply ±15 V SO 3538-8D
Clock Generator SO 3537-8C
Pulse Amplitude Modulator SO 3537-7G 2 buah
Pulse Amplitude Demodulator SO 3537-7H 2 buah
Universal counter HP-5314A
Function Generator SO 5127-2R 2 buah
Osiloskop
BNC to Banana cable 4 buah
Banana to banana cable 4 buah
Jumper Plug-in besar 15 buah
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 3
III. DASAR TEORI
Agar lebih efisien dalam mentransmisikan beberapa sinyal secara serempak dalam satu
saluran transmisi maka kita kenal metode atau sistem multiplex. Sistem multiplex dapat
menggunakan multiplex frekuensi atau waktu. Multiplex waktu digunakan pada apa yang kita
kenal dengan transmisi digital.
Fungsi waktu Sn (t), untuk sampling transmisi ditentukan oleh internal waktu Tp.
Menurut teorema sampling.
Sebagai contoh dapat digambarkan bentuk rangkaian switch elektronik dengan frekuensi
clock fp. Sampling amplitudo dari sumber sinyal, secara berturut-turut dihubungkan ke saluran
transmisi. Pada penerimaan akhir switch distribusi tadi secara terus-menerus disinkronisassi
dengan clock fp ( keduanya pada waktu dan phasa). Selanjutnya sinyal multiplex disambungkan
pada masing-masing kanal (bermultiplexen). Sistem ini merupakan gambaran sederhana dari
bentuk transmisi multiplex waktu, pengertian ini dikenal sebagai PAM Time Multiplex (PAM-T-
MUX).
Karakteristik transmisi dari saluran PAM ditentukan oleh faktor kualitas dari band filter
maupun efisiensi dari sampling dan multiplexing. Komponen-komponen frekuensi yang berada
di luar bandwidth pemancar dan tidak mengalami penekanan (suppressed), menghasilkan
intermodulasi dimana tidak dihilangkan oleh band filter. Pada penerima akan terdengar sebagai
noise interference. Kerusakan ini terutama disebabkan dari sampling dan multiplexen akibat
crosstalk antara kanal -kanal.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 4
Kualitas transmisi menjadi berkurang sesuai dengan panjang sakuran di PAM. Untuk
mengurangi hal ini, maka diperlukan repeater untuk memperbaiaki sinyal to noise ratio dan
pengaruh interferensi sepanjang saluran.
Pada percobaan ini dibuat saluran PAM dengan menggunakan 2 kanal pembicaraan. Pada
output PAM dapat dihubungkan bersama dengan clock generator yang berbeda, seakan berfungsi
sebagai multiplexen. Clock generator dengan perubahan ∆P, dimana posisi pulsa sampling dapat
digeser antara kanal yang satu dengan yang lainnya, hal ini dimungkinkan untuk memperbaiaki
kesalahan yang diakibatkan oleh sampling yang dibuat.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 5
IV. LANGKAH KERJA
1. Menyusun rangkaian seperti pada diagram rangkaian. Menghubungkan function
generator ke masing-masing PAM modulator.
- Kanal A : menggunakan gelombang segitiga 2 Vpp, pada 300 Hz
- Kanal B : menggunakan gelombang sinusoida 2 Vpp, pada 150 Hz
2. Mengatur frekuensi sampling dari clock generator A1 dan B1 pada 8 kHz. Mengatur
pergeseran pulsa sampling (dengan memutar ∆tp), sehingga didapatkan posisi kedua
pulsa hingga paling jauh. Menggambarkan hasilnya pada lembaran kerja 1 dan
memberikan keterangan.
3. Menunjukan sinyal dalam saluran transmisi (3) dan sinyal input kanal (1).
Menggambarkan hasilnya pada lembar kerja 1 dan memberikan keterangan.
4. Menunjukkan sinyal output kanal 1. Menggambar hasilnya. Mengatur ∆tp dari minimum
ke maksimum. Apa yang terjadi? Distorsikah? Memberikan keterangan.
5. Kualitas tramsmisi dalam sistem multiplex adalah diukur seberapa besar crosstalk. Dalam
pengukuran, Mematikan salah satu kanal. Sebagai contoh lepas input kanal 2 (2).
Menggambarkan output kanal 1 (4) dan output kanal 2 (5). Memberikan keterangan.
6. Menghubungkan input kanal 2 ke Ground. Menggambarkan output kanal 2 dan
memberikan keterangan.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 6
V. DATA HASIL PERCOBAAN
1. DATA HASIL PERCOBAAN
- Percobaan 1
TP 1:
Amplitudo = 21,6 Vpp
Frekuensi = 305,8 Hz
TP 2:
Amplitudo = 9,6 Vpp
Frekuensi = 149,7 Hz
Gambar 2.0 Gelombang pertama merupakan input yang pada TP 1 dan
gelombang kedua merupakan output pada TP 2
- Percobaan 2
TP A1:
Amplitudo = 112 Vpp
Frekuensi = 8,055 kHz
TP B1:
Amplitudo = 6 Vpp
Frekuensi = 8,056 kHz
Gambar 2.1 Gelombang pertama merupakan input yang pada TP A1 dan
gelombang kedua merupakan output pada TP B1
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 7
- Percobaan 3
TP 1:
Amplitudo = 20,8 Vpp
Frekuensi = 306,7 Hz
TP 3:
Amplitudo = 1,24 Vpp
Frekuensi = 89,29 Hz
Gambar 2.2 Gelombang pertama merupakan input yang pada TP 1 dan
gelombang kedua merupakan output pada TP 3
- Percobaan 4
TP1dan TP4
TP 1:
Amplitudo = 21,2 Vpp
Frekuensi = 308,6 Hz
TP 4:
Amplitudo = 1,12 Vpp
Frekuensi = 75,08 Hz
Gambar 2.3 Gelombang pertama merupakan input yang pada TP 1 dan
gelombang kedua merupakan output pada TP 4
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 8
TP4( tp min)dan TP4( tp max)
TP 1:
Amplitudo = 21,2 Vpp
Frekuensi = 308,6 Hz
TP 4( tp min):
Amplitudo = 1,14 Vpp
Frekuensi = 307,5 Hz
Gambar 2.4 Gelombang pertama merupakan input yang pada TP 1 dan
gelombang kedua merupakan output pada TP 4( tp min)
TP 1:
Amplitudo = 21,2 Vpp
Frekuensi = 309,4 Hz
TP 4( tp max):
Amplitudo = 1,14 Vpp
Frekuensi = 309 Hz
Gambar 2.5 Gelombang pertama merupakan input yang pada TP 1 dan
gelombang kedua merupakan output pada TP 4( tp max)
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 9
Percobaan 5
-TP4 dan TP5
TP 1:
Amplitudo = 20,8 Vpp
Frekuensi = 309,6 Hz
TP 4:
Amplitudo = 9,4 Vpp
Frekuensi = 150,4Hz
Gambar 2.6 Gelombang pertama merupakan input yang pada TP 1 dan
gelombang kedua merupakan output pada TP 4
TP 1:
Amplitudo = 21,2 Vpp
Frekuensi = 306,7Hz
TP 5:
Amplitudo = 8 Vpp
Frekuensi = 50Hz
Gambar 2.7 Gelombang pertama merupakan input yang pada TP 1 dan
gelombang kedua merupakan output pada TP 5
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 10
-TP5
TP 1:
Amplitudo = 21,2 Vpp
Frekuensi = 307,7Hz
TP 5:
Amplitudo = 56mVpp
Frekuensi = 100kHz
Gambar 2.8 Gelombang pertama merupakan input yang pada TP 1 dan
gelombang kedua merupakan output pada TP 5
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 11
VI. ANALISA
Percobaan PAM T-MUX ( Pulse Amplitude Modulation Time Multiplex ) berfungsi
untuk memaksimalkan penggunaan saluran transmisi, percobaan dibuat dengan memasukkan
beberapa sinyal secara serempak dalam satu saluran transmisi yaitu PAM dengan system time-
multiplex. Hal ini cukup mengambil sample dari sinyal, dimana frekuensi sample, fP = 8 Khz,
minimal dua kali dari frekuensi tertinggi sinyal untuk transmisi ( 3-3,4 Khz diambil frekuensi
tertingginya 4 Khz). Sistem Multiplexing dengan teknik time-division multiplexing (TDM) yaitu
pengiriman data dengan mencampur data berdasarkan waktu sinyal data tersebut dikirimkan.
Digunakan untuk transmisi sinyal digital, bit data dari terminal secara bergantian diselipkan
diantara bit data dari terminal lain. Pemancar dan penerima harus sinkron agar masing-masing
penerima menerima data yang ditujukan kepadanya. TDM hanya digunakan untuk komunikasi
titik ke titik. TDM lebih efesien daripada FDM karena 1 saluran komunikasi telepon dapat
dipakai sampai dengan 30 terminal sekaligus.
Sistem PAM – T – MUX sendiri adalah sinkronisasi amplitudo sinyal di penerimaan
akhir switch distribusi oleh frekuensi clock secara terus menerus. Kemudian sinyal miltiplex
disambungkan pada masing-masing kanal.
Pada langkah percobaan IV.1 kita mempraktikkan sistem multiplexing dengan cara
membangkitkan dua buah bentuk sinyal yang berbeda dan frekuensi yang berbeda pula (TP1 dan
TP2).
Pada langkah IV.2 kita menyampling sinyal - sinyal tersebut dengan frekuensi sampling 8
Khz. Pergeseran pulsa sampling diatur sedemikian hingga posisi keduanya adalah paling jauh
(dengan memutar ∆tp), terlihat pada Gambar A1 dan B1 dimana sinyal dari kanal A1 dan B1
terdapat perbedaan (pergeseran pulsa). Hal ini dilakukan untuk menghindari atau meminimalisir
cross talk dan kesamaan dalam pencuplikan.
Pada langkah kerja IV.3, terlihat sinyal input A1 yang berbentuk segitiga dan
penyamplingan dua buah pulsa yang berbeda yaitu sinyal segitiga dan sinusoida yang disampling
secara bergantian sesuai dengan urutan waktu yang tiba terlebih dahulu. Jika sinyal sinusoida
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 12
masuk terlebuh dahulu maka sinyal sinusoida terlebih dahululah yang akan disampling kemudian
barulah sinyal segitiganya.
Pada langkah kerja IV.4, dengan memaksimumkan ∆tp, maka sinyal output kanal 1 tidak
terjadi distorsi. Ini berarti, semakin lebar pulsa clock maka output yang didapatkan akan semakin
baik, atau distorsinya akan semakin minim.
Pada langkah kerja IV.5 kita dapat mengetahui kualitas transmisi dalam sistem
multiplexing berdasarkan seberapa besar crosstalk yang terjadi. Saat salah satu kanal dimatikan
maka output kanal lainnya akan lebih baik lagi dari output sebelumnya saat masih terdapat
beberapa kanal lainnya yang masih aktif. Hal ini menunjukkan bahwa crosstalk dapat terjadi
karena dua atau lebih kanal aktif bersamaan dalam satu waktu dengan jarak yang terlalu dekat.
Adapun kelebihan dari PAM T MUX adalah sebagai berikut:
a. Lebih efesien daripada FDM karena 1 saluran komunikasi telepon dapat dipakai
sampai dengan 30 terminal sekaligus.
b. Penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah dilakukan karena tidak akan
mempengaruhi peralatan yang sudah ada sampai pada batas-batas tertentu.
c. Adapun kerugian dari PAM T MUX adalah sebagai berikut ini:
d. Digunakan untuk komunikasi point to point
e. Rentan terjadinya distorsi
f. Kemungkinan terjadinya crosstalk yang mempengaruhi kualitas saluran transmisi.
Sinyal output yang dihasilkan mengalami interferensi, dan distorsi atau terdapat noise.
Untuk mengatasi hal tersebut digunakanlah LNA (Low Noise Amplifier). Dengan adanya LNA
ini maka output sinyal akan semakin bagus meskipun disisi lain akan memengaruhi daya sinyal
yaitu menurunkan daya sinyal. Besarnya daya output yang dihasilkan kurang dari besarnya daya
input. Hal ini disebabkan karena selama perjalanan, sinyal mengalami delay dan noise
disepanjang saluran akibat rangkaian - rangkaian yang dilaluinya.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 13
VII. KESIMPULAN
Padapercobaan 1 dimana TP1 diberikansinyal input yang berasaldari function generator
berupasinyalsegitigadandiaturdenganfrekuensisebesar 300 Hz makahasil yang
terlihatpadaosiloskopakanmempunyaifrekuensisebesar 305,8 Hz dan amplitude sebesar
21,6 v sedangkanpada TP2 bentuksinyal yang diberikanberupasinyal sinusoidal
dandiaturdenganfrekuensisebesar 150 Hz makahasil yang
terlihatpadaosiloskopakanmempunyaifrekuensisebesar 149,7 Hz dan amplitude sebesar
9,6 v.
Padapercobaan 2 dimanafrekuensi sampling pada clock generator A1 dan B1 diaturnilai
tp sedemikianrupahinggadidapatperbedaanjarak yang paling
jauhdanfrekeunsidiaturhinggasebesar 8 kHz makahasil yang didapatpada TP A1
akanmempunyaifrekuensisebesar 8,055 kHz dan amplitude sebesar 112 v sedangkan TP
B1 akanmempunyaifrekuensisebesar 8,056 kHz dan amplitude sebesar 6 v.
Padapercobaan 3 dimana TP 1 yang merupakansebuahsinyalsegitiga yang
mempunyaifrekeunsisebesar 573,4 Hz dan amplitude sebesar 20,8 v dimasukansebeagai
input pertamapadarangkaiantersebutmakahasil yang didapatpada TP 3
ialahgelombangtermodulasi PAM yang
berbetuksegitiganamunsedikitmengalamipemotonganpadapuncaknyahaltersebutterjadikar
enapadasaat proses mixer ataumodulasiantarsinyalinformasidan sampling
sinyaltermodulasiterlebihdahulumelewatikomponenkapasitordan resistor sehinggahasil
yang didapatseperti yang terlihatpada TP 3 yang mempunyaifrekuensisebesar 280,7 Hz
dan amplitude sebesar 16 v.
Padapercobaaan 4bagian 1dimana TP 3 yang merupakansinyaltermodulasi PAM yang
mempunyaifrekuensisebesar 280,7 Hz dan amplitude sebesar 16
vdimasukankedalamrangkaiandemodulasi PAM
untukmengembalikankesinyalinformasidimananantinyasinyaltermodulasitersebutakandipi
sahkanantarasinyalinformasidansinyalsamplingnyadimananantinyasinyalinformasitersebu
tterlebihdahulumelewatirangkaian filter sehinggahasil yang didapatsepertipada TP 4 yang
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 14
mempunyaifrekeunsisebesar 89,29 Hz dan amplitude sebesar 1,24 v namungambar yang
terlihatpada TP 4 mengalamikecatatandimanaseharusnyagambar TP 4
berbentuksegitigahalinidapatterjadikarenamodul yang digunakanmengalamikerusakan.
Padapercobaan 4 bagiankeduadimana tp pada clock diaturterlebihdahulu di posisi
minimum makapada TP 4 akandidapatsinyal yang mempunyaifrekeunsisebesar 307,5 Hz
dan amplitude sebesar 1,14 v lalukemudian tp pada
clockdiaturpadaposisimaksimummakapada TP 4 akandidapatkansinyal yang
mempunyaifrekeunsisebesar 309 Hz dan amplitude sebesar 1,14 v
makadarihasiltersebutdapatkitalihatbahwasemakinlebarjarak tp makahasilsinyalpada
TP4 akansemakinbaikatautidakmengalamidistorsi.
Padapercobaan 5 bagian 1 dimanapadakanal TP2 dicabutsehingga input hanyaberasaldari
TP 1 makapada TP 4 akandidapatsinyal yang mempunyaifrekuensisebesar 150,4 Hz dan
amplitude sebesar 9,4 v dimanaseharusnyabentuksinyalpada TP 4
berbentuksegitiganamunkarenakerusakanpadamodulgambar yang
dihasilkantidakpersisberbentuksegitigasedangkanpada TP 5 akandidapatsinyal yang
mempunyaifrekeunsisebesar 50 Hz dan amplitude sebesar 8 v
namunkarenakerusakanpadamodulgambar yang dihasilkantidakpersisberbentuk
sinusoidal. Sedangkanpadapercobaan 5 bagian 2 dimanapadakanal TP2 dihubungkanke
ground makapada TP 5 yang kami dapatkanmempunyaiamplitudesebesar 56 mV
danfrekuensisebesar 100 kHznamunkarenakerusakanpadamodulgambar yang
dihasilkantidakdapatberbentuk sinusoidal.
o Multiplexing adalahpenggabunganbeberapakanalmenjadisatukanal.
o Sistem PAM – T – MUX sendiriadalahsinkronisasiamplitudosinyal di penerimaanakhir
switch distribusiolehfrekuensi clock secaraterusmenerus.
Kemudiansinyalmiltiplexdisambungkanpadamasing-masingkanal.
o PAM T MUX lebihefesiendaripada FDM karena 1
salurankomunikasitelepondapatdipakaisampaidengan 30 terminal sekaligus.
o Pembagiankanal-kanalmenjadisebuahkeseluruhan output berdasarkanwaktu.
o Kualitastransmisidalamsistem multiplexing diukurberdasarkanseberapabesar crosstalk
yang terjadi.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 15
o Crosstalk
dapatterjadikarenaduaataulebihkanalaktifbersamaandalamsatuwaktudenganjarak yang
terlaludekat.
o Besarnyadaya output yang dihasilkankurangdaribesarnyadaya input. Hal
inidisebabkankarenaselamaperjalanan,
sinyalmengalamidelatdanmoisedisepanjangsaluranakibatrangkaian-rangkaian yang
dilaluinya.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 16
VIII. REFERENSI
Sampling
a. Untuk mengirimkan informasi dalam suatu sinyal, tidak perlu seluruh sinyal ditransmisikan,
cukp diambil sampelnya saja
b. Sampling : proses pengambilan sample atau contoh besaran sinyal analog pada titik tertentu
secara teratur dan berurutan.
c. Frekuensi sampling harus lebih besar dari 2 x frekuensi yang disampling (sekurang-
kurangnya memperoleh puncak dan lembah) [teorema Nyqust]
fs > 2 fi
fs = Frekuensi sampling
fi = Frekuensi informasi/sumber (yang disampling)
CCITT : fs = 8000 Hz
fi = 300 – 3400 Hz (Sinyal Bicara)
Artinya sinyal telepon disampling 8000 kali per detik
d. Hasil penyamplingan berupa PAM (Pulse Amplitude Modulation)
LPF Sam pling
e. Dalam sampling yang dipentingkan adalah periode sampling bukan lebar pulsa sampling.
f. Menurut teorema nyquist bila frekuensi sampling lebih kecil dari frekuensi
informasi/sumber maka akan terjadi penumpukan frekuensi/aliasing.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 17
Quantisasi
a. Proses Pemberian harga terhadap sinyal PAM; yang besarnya – kecilnya disesuai dengan
harga tegangan pembanding terdekat
b. Setiap pulsa akan diletakan kedalam suatu polaritas positif atau polaritas negatif
c. Setiap polaritas dibagi menjadi beberapa segment/sub segment(interval).
Multiplexing : rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan dengan
menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu
kepadaoutputnya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak melalui
media tunggal. (penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk disalurkan ke dalam 1 saluran
komunikasi).
Keuntungannya :
a. host hanya butuh satu port I/O untuk n terminal.
b. hanya satu line transmisi yang dibutuhkan.
c. menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi.
d. memanfaatkan sumberdaya seefisien mungkin.
e. Menggunakan kapasitas saluran semaximummungkin.
f. Karakteristik permintaan komunikasi pada umumnya memerlukan penyaluran data dari
beberapa terminal ke titik yang sama.
3 teknik multiplexing :
a. frequency-division multiplexing (FDM)
b. time-division multiplexing (TDM)
c. statistical time-division multiplexing (STDM)
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 18
Multiplexing
Pemilihan FDM, TDM dan STDM ditentukan oleh :
a. kapasitas kanal,
b. harga peralatan, dan
c. konfigurasinya.
Frequency Division Multiplexing (FDM)
Adalah mux yang paling umum dan banyak dipakai, dengan menumpuk sinyal pada
bidang frekuensi. Data yang dikirimkan akan dicampur berdasarkan frekuensi. Banyak
digunakan pada pengiriman sinyal analog. Data tiap kanal dimodulasikan dengan FSK untuk
voice grade channel.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 19
a). FDM dan b).TDM
FDM disebut "code transparent" artinya sistem sandi yang dipakai oleh data tidak
memberi pengaruh. FDM dapat beroperasi secara full duplex 2 atau 4 kawat. Contoh FDM
adalah padapenggunaan radio dan TV Enam sumber sinyal dimasukkan ke dalam suatu
multiplexer, yang memodulasi tiap sinyal ke dalam frekuensi yang berbeda (f1,...,f6). Tiap sinyal
modulasi memerlukan bandwidth center tertentu disekitar frekuensi carriernya, dinyatakan
sebagai suatu channel.
Sinyal input (analog / digital) akan ditransmisikan melalui medium dengan sinyal analog.
Contohnya yaitu transmisi full-duplex FSK (Frequency Shift Keying), broadcast dan TV kabel.
TDM
yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepatdengan setiap
channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robintime-slicing). Biasanya
waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satubit (kadang-kadang dipanggil bit
interleaving) dari setiap channel secara bergiliranatau cukup untuk menghantar satu karakter
(kadang-kadang dipanggil characterinterleaving atau byte interleaving). Menggunakan metoda
character interleaving,multiplexer akan mengambil satu karakter (jajaran bitnya) dari setiap
channelsecara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai bersama-sama sehinggasampai
ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing.
TDM (Time Division Multiplexing)
Teknik penggabungan kanal informasi dengan menggunakan bandwidth frekuensi yang
sama, namun secara bergantian.
TDM merupakan proses multiplexing dengan cara membagi waktu menjadi slot-slot waktu yang
menyatakan informasi dari tiap kanal. Teknik ini hanya mungkin untuk sinyal digital.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 20
STDM
Stastistical time-division multiplexing menyediakan layanan yang lebih efisien dibanding
synchronous TDM sebagai pendukung sebagai pendukung terminal.dengan statistical TDM,jatah
waktu tidak ditetapkan terlebih dulu untuk sumber-sumber data tertentu.data pengguna ditahan
dan dittransmisikan secepat mungkin menggunakan jatah waktu yang tersedia.
Synchronous Time-Division Multiplexing
Pengiriman data dengan mencampur data berdasarkan waktu sinyal data tersebut
dikirimkan.Digunakan untuk transmisi sinyal digital, bit data dari terminal secara bergantian
diselipkan bit data dari terminal lain. Pemancar dan penerima harus sinkron agar masing-masing
penerima menerima data yang ditujukan kepadanya. TDM hanya digunakan untuk komunikasi
titik ke titik. TDM lebih efesien daripada FDM karena 1 saluran komunikasi telepon dapat
dipakai sampai dengan 30 terminal sekaligus.
Sinyal digital yang banyak (sinyal analog yang membawa data digital) melewati
transmisi tunggal dengan cara pembagian (=interlaving) porsi yang dapat berupa level bit atau
dalam blok-blok byteatau yang lebih besar dari tiap sinyal pada suatu waktu.
TDM biasanya digunakan untuk komunikasi point topoint. Pada TDM, penambahan
peralatan pengiriman data lebih mudah dilakukan karena tidak akan mempengaruhi peralat-an
yang sudah ada sampai pada batas-batas tertentu. TDM lebih efisien daripada FDM karena 1
saluran komunikasi telpon misalnya, dapat dipakai sampai dengan 30 terminal sekaligus.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 21
TDM yang umum dikenal adalah PCM. Terdapat 4 metode untuk coding amplitudo yaitu :
a. PAM (Pulse Amplitudo Modulation)
b. PPM (Pulse Position Modulation)
c. PCM (Pulse Code Modulation)
d. PDM (Pulse Duration Modulation)
Yang paling umum digunakan adalah PCM.Perkembangan terakhir dari tehnik
multiplexing ialah Statistical Time Division Multiplexing (STDM) yang mempunyai keuntungan
dalam efesiensi penggunaan saluran secara lebih baik.
Statistical Time-Division Multiplexing
Statistical TDM dikenal juga sebagai asynchronous TDM dan intelligent TDM, sebagai
alternatif synchronous TDM. Efisiensi penggunaan saluran secara lebih baik dibandingkan FDM
dan TDM. Memberikan kanal hanya pada terminal yang membutuhkannya dan memanfaatkan
sifat lalu lintas yang mengikuti karakteristik statistik. STDM dapat mengidentifikasi terminal
mana yang mengganggur / terminal manayang membutuhkan transmisi dan mengalokasikan
waktu pada jalur yang dibutuhkannya.
Untuk input, fungsi multiplexer ini untuk men-scanbuffer-buffer input, mengumpulkan
data sampai penuh, dan kemudian mengirim frame tersebut. Dan untuk output, multiplexer
menerima suatu frame dan mendistribusikan slot-slot data ke buffer output tertentu.
Jenis-jenis MUX :
a. Mux inversi, dilengkapi path data antara komputer dan mengambil jalur berkecepatan tinggi
dan memisahkan menjadi beberapa jalur yang berkecepatan rendah yang akan
dikombinasikan dengan mux inversi lain yang telah tersambung dengan komputer lain.
b. Mux T-1, Mux khusus yang dikombinasikandengan unit pelayanan data berkapasitas
tinggiyang mengoperasi-kan ujung sambungan muxT-1 (sambungan komunikasi yang
bertransmisipada 1,544 juta bps yang dibagi menjadi sirkuittingkat suara 24, 48, 96.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 22
c. Mux multiport, mengkombinasikan modem danperalatan mux divisi waktu menjadi
peralatantunggal. Jalur input modem mempunyaikecepatan transmisi beraneka ragam.
d. Mux Fiber Optik, berorientasi pada beberapachanel data dimana tiap channel
bertransmisipada 64000 bps per channel dan melakukanmultiplex pada channel menjadi 14
juta bpspada jalur fiber optik.
Konsentrator / pengumpul
Merupakan antarmuka antara sejumlah terminaldengan saluran ke komputer pusat.
Digunakan sebagai pengganti/ bersama dengan mux. Seperti mux, tapi pada mux, data yang
diterima segera diteruskan ke tujuan. Konsen-trator akan mengumpulkan semua data yang
diterimanya sampai batas waktu tertentu dan kemudian baru disalurkan secara bersamaan ke
tujuan.
Sering mempunyai prosesor dan memori sendiri sehingga membebaskan komputer utama
dari masalah komunikasi data dan melakukan pemeriksaan data yang diterima / dikirim dan bila
perlu melakukan koreksi.
Tugas konsentrator :
1. Line servicing, membentuk hubungan,identifikasi terminal, menentukan
kecepatan danpelayanan yang dibutuhkan dan polling.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 23
2. Konversi kecepatan dan kode, dapat melacaksinyal masuk dan mengetahui
kecepatannya,dan kecepatan / kode akan dikonversi sesuaidengan kebutuhan.
3. Meratakan traffic, menggunakan saluran secaraefisien. Contohnya tiap terminal
dapatmengirimkan datanya walaupun pihak yangdituju masih sibuk. Data yang
dikirimkan akandisimpan untuk sementara waktu dan dikirimkanke tujuan
bilamana tempat yang dituju bebas.
4. Error control, data yang masuk diperiksakeandalannya dan memberikan kode
untukpengiriman data ke komputer pusat. Dan dapatmelayani permintaan
pengulangan pengirimandata karena terjadi kesalahan. Memungkinkanekspansi
sistem tanpa perlu mengganggu pusat.Dapat mengganti jenis terminal dengan
yanglebih effisien tanpa modifikasi pada pusat.
Untuk memaksimalkan penggunaan saluran transmisi, percobaan dibuat untuk
memasukkan sebanyak mungkin sumber signal pada satu channel. Sebagai tambahan untuk
frekuensi multiplex, time multiplex juga diikutkan. PAM dibutuhkan untuk system time-
multiplex. Dari teorema sampling Shannon, ini tidak dibutuhkan untuk mengirim sinyal yang
utuh. Ini cukup untuk mengambil sample dari sinyal, dimana frekuensi sample, fP, minimal dua
kali dari sinyal frekuensi tertinggi untuk transmisi.
Rentetan pulsa secara periodik adalah amplitude-termodulasi oleh frekuensi signal.
Modulasi dibuat oleh element Sampling, yang mana membolehkan sinyal untuk melewati output
untuk waktu dari masing-masing pulsa. Terpisah dari signal, sample ini menghasilkan spectrum
frekuensi yang lebar.
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 24
IX. LAMPIRAN
Laboratorium Sistem Telekomunikasi Kelompok 1 TT 3A| 25