Penggabungan Usaha Kelompok 11

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

“PENGGABUNGAN USAHA”

Kelompok 11:

Clara Yunneke Tanadi (1607532037) / 33

Kadek Gita Amdika Putri (1607532038) / 34

Dicky Wahyudi Rumaday (1607532040) / 35

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
I Penggabungan Usaha. Yaitu penggabungan kepemilikan 2/lebih perusahaan yang

sebelumnya yaitu entitas terpisah.

II Bentuk-bentuk Penggabungan Usaha. Ada tiga bentuk utama dari penggabungan

usaha yaitu : (1) legal merger : penggabungan usaha yang hanya akan ada 1

perusahaan yang bertahan, asset dan kewajiban perusahaan yang diambil alih

ditransfer ke perusahaan yang mengambil alih dan perusahaan yang diambil alih

tersebut bubar/dilikuidasi; (2) legal konsolidasi : penggabungan usaha dimana

kedua perusahaan yang melakukan penggabungan usaha langsung dibubarkan dan

asset serta kewajiban dari kedua perusahaan ditransfer ke perusahaan yang baru

dibentuk; (3) akuisisi saham : terjadi ketika sebuah perusahaan mengakuisisi saham

bentuk suara perusahaan lain dan perusahaan yang terlibat melanjutkan operasi

perusahaannya sebgai entitas legal terpisah, namun saling terkait.

III Metode untuk Melakukan Penggabungan Usaha: (1) akuisisi asset: perusahaan

pengakuisisi penggabungan usaha dengan mencatat tiap asset yang diperoleh, toap

kewajiban yang ditanggungnya dan asset/efek yang diberikan dalam pertukaran; (2)

akuisisi saham:dalam akuisisi saham diperlukan kepemilikan mayoritas, dimana

akuisisi saham berhak suara kurang dari mayoritas tidak dianggap penggabungan

usaha.

IV Penilaian Entitas Usaha: (1) nilai masing-masing asset dan kewajiban: nilai

asset dan kewajiban ditentukan berdasarkan penilaian. (2) nilai laba potensial:

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba sebagai perusahaan yang

berjalan merupakan suatu hal penting dalam penilaian perusahaan. (3) penilaian
kepentingan yang dipertukarkan: ketika suatu perusahaan mengakuisisi

perusahaan lain, harus diperhatikan niali “kepentingan” yang dipertukarkan.

V Akuntansi Untuk Penggabungan Usaha

Akuntansi Akusisi. Dalam PSAK 22, metode akuntansi untuk penggabungan

usaha, mengharuskan menggunakan metode akusisi. Berdasarkan metode akusisi,

pihak pengakusisi mengakui seluruh aset yang diakusisi dan liabilitas yang

ditanggung dalam penggabungan usaha serta mengukurnya pada nilai wajar tanggal

akusisi.

Goodwill. Dalam PSAK 22, mengidentifikasi pengukuran nilai wajar yang

dipertimbangkan oleh pihak pengakusisi harus dilakukan demi pihak yang diakusisi.

Pihak pengakusisi telah mengukur nilai wajar untul pihak yang diakusisi

menggunakan sau atau lebih teknik-teknik evaluasi sesuai dengan situasi dan

ketersedian data yang tepat. Nilai wajar ini diakui pada tanggal akusisi, dan

selanjutnya dibandingkan dengan nilai wajar tanggal akusisi dari aset bersih

teridentifikasi pihak yang diakusisi, dan selisihnya merupakan goodwill.

Penentuan Harga Beli. Pembeli memperhitungkan semua biaya perolehan

sehubungan dengan akusisi aset neto atau saham perusahaan lain sebagai bagian

dari harga beli. Nilai “Konsiderasi” yang diberikan ke pemilik perusahaan yang

diakusisi biasanya merupakan bagain terbesar dari total biaya perolehan, tetapi biaya

lain juga dapat signifikan jumlahnya. Ada tiga jenis biaya yang dapat timbul dalam

penggabungan usaha, yaitu: biaya langsung, biaya pengeluaran efek, dan biaya

tidak langsung dan umum.


Penggabungan Usaha Melalui Pembelian Aset Neto. Jika harga total beli dari

akusisi telah ditentukan, harga beli itu harus dialokasikan ke masing-masing aset dan

kewajiban yang diakusisi. Setiap aset dan kewajiban yang dapat diidentifikais yang

diakusisi dinilai pada nilai wajarnya pada tanggal penggabungan usaha. Selisih harga

beli di atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi dianggap sebagai

harga beli untuk goodwill. Dalam praktiknya; goodwill mencerminkan premi yang

dibayarkan untuk mendapatkan kendali. Selain itu, ada juga pembelian dengan

diskon. Nilai wajar yang dipertimbangkan dalam sebuah penggabungan usaha,

bersama dengan nilai wajar ekuitas yang telah dimiliki pihak yang diakusisi dan nilai

wajar kepentingan non pengendali pihak yang diakusisi, mungkin kurang dari nilai

wajar aset bersih teridentifikasi dari pihak diakusisi sehingga menghasilkan,

pembelian dengan diskon. Hal ini mungkin terjadi, misalnya dengan penjualan yang

dipaksakan.

VI Penggabungan Usaha Melalui Pembelian Saham. Ketika penggabungan usaha

dilakukan melalui akuisisi saham, perusahaan yang diakuisisi dapat terus beroperasi

sebagai perusahaan yang terpisah, atau perusahaan yang diakuisisi tersebut dengan

merger dengan perusahaan pengakuisisinya. Pelaporan kuangan setelah

penggabungan usaha: laporan keuangan yang disiapkan setelah penggabungan

usaha hanya mencerminkan entitas gabungan dari tanggal penggabungan. Ketika

penggabungan terjadi di tengah-tengah tahun fiscal laba yang diperoleh perusahaan

akuisisi sebelum tanggal penggabungan tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi

perusahaan gabungan.
VII Pelaporan Keuangan Setelah Penggabungan Usaha. Laporan keuangan yang

disiapkan setelah penggabungan usaha hanya mencerminkan entitas gabungan dari

tanggal penggabungan. Ketika penggabungan terjadi ditengah-tengah tahun fiscal,

laba yang diperoleh perusahaan akusisi sebelum tanggal penggabungan tidak

dilaporkan dalam laporan laba rugi gabungan. Jika perusahaan gabungan

menyajikan laporan keuangan komparatif yang termasuk laporan keuangan untuk

periode sebelum penggabungan usaha, laporan keuangan tersebut hanya

menampilkan aktivitas dan posisi keuangan dari perusahaan pengakusisi, bukan

perusahaan yang diakusisi.

VIII Hal-Hal Lain Dalam Akuntansi Penggabungan Usaha.

Metode Akuntansi dan Pelaporan. Pembelian suatu usaha yang berjalan

mengakibatkan perubahan kepemilikan dari penjual ke pembeli, dan akuntansi si pembeli

didasrkan pada nilai wajar dari asset dan kewajiban yang diakuisisi, bukan didasarkan

nilai buku si penjual.

IX Pertimbangan Tambahan Dalam Akuntansi Penggabungan Usaha

Ketidakpastian dalam Penggabungan Usaha. Ketidakpastian memengaruhi sebagian

besar pengukuran akuntansi, namun lazim dalam penggabungan usaha. Meskipun

ketidakpastian berkaitan dengan banyak aspek penggabungan usaha, aspek akuntansi

yang untuk penggabungan usaha yang berhak mendapat perhatian khusus adalah

periode pengukuran.

Pengecualian Untuk Prinsip Pengakuan. Terdapat liabilitas kontijensi dang anti rugi

aset.
Ekuitas Non-pengendali Dilakukan Sebelum Kombinasi Bisnis. Pengakusisi

menahan kepemilikan saham dalam akusisi awal untuk melakukan pengawasan melalui

penggabungan usaha. Jumlah total dari investasi pengakusisi dalam akusisi selanjutnya

ke kombinasi bisnis sama dengan nilai wajar tanggal akusisi dari kepemilikan saham

yang dilakukan terlebih dahulu dan nilai wajar dari konsiderasi yang dberikan

penggabungan usaha.

Akusisi Saham. Pada beberapa contoh, pihak pengakusisi mungkin memperoleh

kendali pada pihak yang diakusisi tanpa mentransfer nilai wajar atau menerima

kepemilikan saham pada pihak yang diakusisi. Kendali diperoleh melalui kontrak saja.

Pada kasus seperti ini, jumlah aset bersih pihak yang diakusisi pada tanggal akusisi

berasal dari kepentingan non pengendali dan dimasukkan dalam kepentingan non

pengendali yang dilaporkan pada laporan keuangan konsolidasian berikutnya.

X Pengungkapan

PSAK 22, penggabungan usaha mengharuskan bahwa pihak mengakusisi

mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan dapat

mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari penggabungan usaha yang terjadi:

a. Selama periode pelaporan berjalan; atau

b. Setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal laporan keuangan

diotorisasi untuk terbit.

REFRENSI:
E. Baker, Richard. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai