Contoh Ustek Metodologi-Masterplan-Jalan PDF
Contoh Ustek Metodologi-Masterplan-Jalan PDF
Contoh Ustek Metodologi-Masterplan-Jalan PDF
2-1
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Tanggapan
Petunjuk / Peraturan lain yang mendukung Bahwa landasan hukum, standar teknis dan Data
dasar dalam KAK sudah menjiwai isi dari beberapa Undang Undang yang terkait.
2-2
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Jaringan jalan termasuk studi kelayakan trase jalan BORR (Banjarmasin Outer
Ringroad) dan BIRR (Banjarmasin Inner Ringroad) sebagai bagian dari Master Plan
Jalan dengan mempertimbangkan aspek teknik, lalu lintas, lingkungan dan ekonomi
sebagai bahan persiapan pembangunan jaringan jalan baru.
D.1.3.2 Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah
Penyusunan Rencana Induk/Masterplan Jaringan jalan termasuk studi
kelayakan trase jalan BORR (Banjarmasin Outer Ringroad) dan BIRR
(Banjarmasin Inner Ringroad)sebagai bagian dari Master Plan Jalan, yang
memenuhi standar pelayanan minimal dan menggambarkan keterpaduan
sistim jaringan jalan dengan pola pengembangan tata ruang
daerahsertaterwujudnya regulasi Rencana Induk/Masterplan Jaringan Jalan
Perkotaan.
Tersusunnya dokumen studi kelayakan trase jalan BORR (Banjarmasin Outer
Ringroad) dan BIRR (Banjarmasin Inner Ringroad)dan rekomendasi jenis
jembatan untuk beberapa jembatan yang terdapat dalam trase BORR dan
BIRR.
Tanggapan Konsultan :
Maksud pekerjaan ini sudah dimengerti oleh Konsultan dan konsultan akan menyesuaikan
dengan hasil atau sasaran pekerjaan yang dituju. Dimana proses akhir dari kegiatan ini adalah
didapatkannya dua produk dokumen rencana yaitu Rencana Induk/Masterplan Jaringan jalan
yang terintegrasi yang dilengkapi dengan pentahapan pelaksanaan pekerjaan serta tinjauan
kelayakan pembangunan trase jalan BORR (Banjarmasin Outer Ringroad) dan BIRR
(Banjarmasin Inner Ringroad)
2-3
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-4
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-5
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-6
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-7
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-8
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-9
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-10
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Tanggapan Konsultan :
Dengan mempertimbangkan lingkup pekerjaan yang harus dilakukan dan nilai pekerjaan yang
ada, maka Konsultan akan berusaha memberikan penawaran sebaik mungkin yang dapat
direalisasikan didalam pelaksanaannya. Untuk itu perlu dilakukan antisipasi sebagai upaya
didalam memenuhi semua lingkup pekerjaan tetap tepat waktu sesuai jadwal pelaksanaan.
2-11
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
1. Rincian semua data yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan data lapangan
ataupun dari studi literatur;
2. Hasil analisis awal kelayakan usulan proyek mencakup analisis lalu lintas,
biaya operasi kendaraan dan perkiraan biaya pelaksanaan proyek rute-rute
alternatif yang dianggap sesuai.
3. Kajian lingkungan tentang kemungkinan pengaruh negatif terhadap
lingkungan, termasuk misalnya diperlukannya suatu Studi Amdal sesuai
ketentuan berlaku.
4. Dokumentasi proses dan hasil survey primer. Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya: 20 minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 8 (delapan)
buku laporan.
D.1.6.3 Konsep /Draft Laporan Akhir
Konsep / Draft Laporan Akhir memuat:
1. Rangkuman dan perbaikan dari temuan sebagaimana disampaikan dalam
Laporan Antara;
2. Preliminary Engineering Designatau Basic Design dalam bentuk Gambar
Design (A3) dan perkiraan biaya pelaksanaan proyek pada rute sebagaimana
direkomendasikan dan disepakati pada presentasi Laporan antara;
3. Hasil analisis kajian teknis, ekonomi dan lingkungan;
4. Hasil analisis kelayakan dari usulan proyek dari aspek teknik, ekonomi dan
lingkungan; Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 28 minggu sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 8 (delapan) buku laporan.
D.1.6.4 Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat:
1. Hasil penyempurnaan dari laporan Draft Final dengan memperhatikan
berbagai masukan dan hasil diskusi / pembahasan dengan pemberi
pekerjaan.
2. Rekomendasi Konsultan sebagaimana kesimpulan atas temuan serta hasil
analisis yang dilakukan. Laporan harus diserahkan selambatlambatnya: 32
minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 buku laporan, 5 Ringkasan
Eksekutif dan 5 CD/DVD yang memuat seluruh laporan yang diperlukan
disertai dengan dokumentasi foto kegiatan
D.1.6.5 Dokumen Master Plan Jalan
D.1.6.6 Dokumen Studi Kelayakan BORR dan BIRR
1 Album, peta dan gambar desain awal (basic design) format A3 5 album serta
rekapitulasi formulir survei dan pengujian 5 buku. Memuat peta rencana
jaringan jalan dan susunan peringkat pekerjaan penanganan jalan sesuai
dengan kriteria teknis dan biaya yang menunjukkan kemungkinan macam
pekerjaan yang diperlukan untuk 20 tahun mendatang, dengan keluaran
sebagai berikut :
Rencana status, fungsi, dan kelas jalan di Kota Banjarmasin 2015-2035
Rencana pembangunan jalan baru 2015-2035
Rencana perbaikan geometris jalan (alinyemen vertikal dan horizontal)
2015-2035
2-12
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Tanggapan Konsultan :
Dengan mempertimbangkan maksud, tujuan, sasaran dan lingkup pekerjaan yang harus
dilakukan jenis laporan yang diminta didalam KAK in menurut Konsultan sudah sangat mewakili.
2-13
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-14
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-15
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tugas dan tanggung
jawab Ahli Drainase/Hidrologi adalah :
a. Mengidentifikasi parameter-parameter hidrologi yang perlu
dipertimbangkan.
b. Bertanggung jawab atas pengumpulan data hidrologi yang diperlukan.
c. Menentukan kriteria desain dari sistem drainase untuk rencana jalan, baik
jalan permukaan maupun jalan layang termasuk bangunan-bangunan
struktur yang terkait.
d. Bertanggung jawab atas desain dari sistem drainase rencana proyek
secara keseluruhan.
7. Ahli Geodesi 1 orang.
Mempunyai sertikat keahlian geodesidengan jumlah orang bulan sebesar 7
OB. Tenaga ahli yang disyaratkan seorang Sarjana Teknik (S1) Geodesi
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan perencanaan jalan/jembatan, lebih diutamakan/disukai
3(tiga)tahun. Diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga Ahli tersebut tugas utamanya
adalah:
a. Mengidentifikasi data atau peta-peta yang diperlukan yang berkaitan
dengan kondisi topografi.
b. Bertanggung jawab atas pengumpulan data topografi dan peta topografi.
c. Bertanggung jawab terhadap ROW aktual dan besaran nilai jalan raya.
d. Memberikan masukan dalam perkirakan biaya pengadaan tanah.
8. Ahli Geoteknik – 1 orang.
Mempunyai sertifikat keahlian geoteknik dengan jumlah orang bulan sebesar
7 OB, dengan syarat seorang Sarjana Teknik (S1) Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan perencanaan jalan/jembatan, lebih diutamakan/disukai
3(tiga)tahun. Diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga Ahli tersebut tugas utamanya
adalah:
a. Mengidentifikasi parameter-parameter geologi dan geoteknik yang perlu
dipertimbangkan.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan survei geoteknik dan pengujian
laboratorium
c. Menganalisis hasil survei/investigasi lapangan dan hasil-hasil uji
laboratorium.
d. Memberikan masukan bagi penentuan desain jalan dan struktur dari
pertimbangan geoteknik dan geologi.
e. Memberikan dukungan teknis perbaikan tanah bila diperlukan.
2-16
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-17
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-18
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Tanggapan Konsultan :
Laporan yang diisyaratkan telah sesuai dengan tujuan dan maksud dari pelaksanaan pekerjaan
ini, oleh sebab itu konsultan akan berusaha untuk menyerahkan laporan-laporan tersebut secara
tepat waktu.
2-19
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di wilayah
Negara Republik Indonesia.
27. Persyaratan Kerjasama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi:
1. Lingkup pekerjaan yang dapat dikerjasamakan dengan penyedia jasa
konsultansi lain hanya yang terkait dengan pengumpulan dan pengolahan
data.
2. Lingkup pekerjaan yang bersifat analisis dan dan penyusunan laporan tidak
diperbolehkan dikerjasamakan dengann penyedia jasa konsultansi lainnya.
D.3 STUDI LITERATUR
D.3.1 Apresiasi Lokasi Pekerjaan
Kota Banjarmasin sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan yang sekaligus
sebagai salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Pulau Kalimantan, menjadikan
Kota Banjarmasin menjadi pusat pelayanan bagi kota lain disekitarnya termasuk
Provinsi lain di Pulau Kalimantan. Secara geografis Kota Banjarmasin ini terletak
antara 3016’46’’ sampai dengan 3022’54’’ lintang selatan dan 114031’40’’ sampai
dengan 114039’55’’ bujur timur. Berada pada ketinggian rata-rata 0,16 m di bawah
permukaan laut dengan kondisi daerah berpaya-paya dan relatif datar. Pada waktu
air pasang hampir seluruh wilayah digenangi air. Kota Banjarmasin berkedudukan
sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan yang meliputi 5 wilayah kecamatan
(Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kecamatan
Banjarmasin Barat, Kecamatan Banjarmasin Tengah dan Kecamatan Banjarmasin
Utara) dan 50 kelurahan seluas 9.681,29 ha. Adapun jka ditinjaukan secara
administratif Kota Banjarmasin memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Barito Kuala
Sebelah Selatan : Kabupaten Banjar
Sebelah Barat : Kabupaten Barito Kuala
Sebelah Timur : Kabupaten Banjar
2-20
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Kota Banjarmasin memiliki posisi dan peran yang sangat penting. Posisinya yang
strategis di bagian hilir Sungai Barito menjadikan Kota Banjarmasin menjadi pusat
perdagangan dan pelabuhan yang potensial bagi wilayah Kalimantan, terutama
bagian selatan dan tengah, sebagai daerah lalu lintas Trans Kalimantan. Masyarakat
Kota Banjarmasin memanfaatkan sungai sebagai sarana transportasi selain jalur
darat yang telah tersedia dan sebagian memanfaatkan sungai sebagai kegiatan MCK
sehari-hari. Berdasarkan data Kota Banjarmasin Dalam Angka Tahun 2013, diketahui
luas Kota Banjarmasin 98,46 km persegi atau 0,26% dari luas wilayah Provinsi
Kalimantan Selatan, terdiri dari 5 kecamatan dengan 52 kelurahan. Pembagian
wilayah adminstratif Kecamatan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Luas Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Banjarmasin Tahun
2013
Luas Kelurahan
Kecamatan
Km2 % Jumlah Pusat Kecamatan
Banjarmasin Selatan 38,27 38,87 12 Kel. Kelayan Selatan
Banjarmasin Timur 23,86 24,23 9 Kel. Kuripan
Banjarmasin Barat 13,13 13,34 9 Kel. Pelambuan
Banjarmasin Tengah 6,66 6,76 12 Kel. Teluk Dalam
Banjarmasin Utara 16,54 16,80 10 Kel. Alalak Utara
JUMLAH 98,46 100 52
Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka Tahun 2013
2-21
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-22
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-23
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-24
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Sumber: Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarmasin tahun 2010-2030
2-25
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
1. Sarana pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di Kota Banjarmasin masih belum berkembang
secara merata dan relatif masih sedikit. Berikut merupakan persebaran sarana
pendidikan di Kota Banjarmasin tahun 2012/2013 yang dijelaskan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Sarana Pendidikan Kota Banjarmasin 2012/2013
Sarana Banjarmasin Banjarmasin Banjarmasin Banjarmasin Banjarmasin
Penddikan Selatan Timur Barat Tengah Utara
TK Negeri - 18 - 35 -
sederajat Swasta 185 234 315 415 256
SD Negeri 740 600 605 414 609
sederajat Swasta 188 31 97 256 36
SMP Negeri 223 240 203 288 286
sederajat Swasta 86 14 150 178 18
SLTA Negeri 105 160 253 204 301
sederajat Swasta 87 172 197 275 190
Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2013
2-26
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2. Sarana peribadatan
Sarana peribadatan merupakan salah satu sarana yang harus terjaga dengan
baik karena menyangkut kepercayaan masing-masing orang. Bangunan tempat
ibadah juga digunakan sebagai wadah dalam kegiatan keagamaan diluar ibadah
yang seharusnya dilakukan guna menambah pengetahuan dan pendalaman
suatu kepercayaan. Oleh sebab itu perkembangan akan fasilitas tersebut
haruslah diberi tempat seiring dengan perkembangan fasilitas-fasilitas skala kota
lainnya. Persebaran sarana peribadatan di Kota Banjarmasin tahun 2012/2013
dijelaskan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Sarana Peribadatan Kota Banjarmasin 2012/2013
Kecamatan Masjid Langgar Gereja Pura Vihara
Banjarmasin Selatan 46 207 1 - 1
Banjarmasin Timur 39 163 2 1 -
Banjarmasin Barat 33 147 - - -
Banjarmasin Tengah 34 130 17 - 5
Banjarmasin Utara 39 165 1 - -
Total 191 812 21 1 6
Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2013
2-27
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-28
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
D. Drainase
Drainase harus diatur secara tegas agar tidak dikuasai oleh perumahan dan
pembangunan saranaperkotaan lainnya. Pengembangan daerah tertekan seperti
dataran banjir saluran, rawa, dan lain-lain sebagai detensi alami untuk
pengembangan permukiman tidak dibenarkan. Bentuk pola dan kebutuhan
jaringan drainase selain ditentukan oleh volume limpasan buangan, juga sangat
bergantung pada kondisi fisiografi kawasan.
Kota Banjarmasin terdiri dari 3 (tiga) jenis saluran drainase, yaitu drainase
primer/sungai, drainase sekunder yang ada di jalan utama, dan drainase tersier
yang ada di jalan lokal. Drainase primer saat ini wilayah perencanaan dialiri
sungai, sedangkan drainase sekunder yang ada di jalan utama merupakan
drainase dengan bahan beton dengan daya tamping yang telah disesuaikan,
drainase tersier pada jalan-jalan desa dan jalan lingkungan merupakan saluran
semi permanen.
E. Persampahan
Prasarana sampah menjadi indikator akan tingkat kesehatan, karena hal ini
menyangkut kebersihan setempat. Sistem pengelolaan sampah di Kota
Banjarmasin bertujuan untuk melayani penduduk terhadap sampah yang
dihasilkan, yang secara tidak langsung turut memelihara kesehatan
masyarakatserta menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Timbunan
2-29
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-30
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-31
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-32
LAPORAN FINAL
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
2-33
LAPORAN FINAL
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
METODOLOGI
3 METODOLOGI
E.1 UMUM
E.1.1 Kebutuhan Data
Sesuai dengan Kerangka Pendekatan sebagaimana telah diuraikan di muka,
diperlukan sejumlah data dan informasi untuk Masterplan Jaringan Jalan Kota
Banjarmasin adalah:
1. Data Sekunder
Data sekunder yang berhubungan dengan kajian transportasi untuk
mendukung studi Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin adalah
sebagai berikut:
Tabel 3-1. Jenis Kebutuhan Data dan Sumbernya
Sumber data
No Jenis data
Data Sekunder Survey Primer
1. Data jaringan prasarana transportasi
a. Panjang, kondisi, fungsi, dan status jalan umum Dis.Bina Marga, Pengamatan lapangan
dan jalan tol Dinas PU
b. Lokasi, site-map, kondisi sekitar terminal, Dishub, PT AP II, PT Pelindo Pengamatan & peng-
pelabuhan, dan bandara ukuran lapangan
2. Data jaringan pelayanan transportasi
a. Trayek dan fleet armada angk. umum Dishub
b. Data operasional pelabuhan dan bandara Dishub, PT. Pelindo, PT AP II
3. Data permintaan perjalanan
a. Data asal tujuan (OD) perjalanan Roadside interview
b. Lalulintas kendaraan di jalan Traffic counting
c. Lalulintas moda KA, laut, dan udara Dishub, PT AP II, PT Pelindo
4. Data kinerja jaringan transportasi
a. Waktu perjalanan antar zona Survey waktu tempuh
b. Biaya transportasi antar zona Survey wawancara
5. Data sosial-ekonomi
a. Data demografi (jumlah, distribusi, dan BPS Kota Banjarmasin
pertumbuhan penduduk)
b. Data ekonomi (PDRB, sektor ekonomi, dll) BPS Kota Banjarmasin
6. Dokumen perencanaan
a. Perencanaan tata ruang (RTRWN/P/K) Bapenas, BAPPEDA Prop
Kalimantan Selatan,
BAPPEDA Kota Banjarmasin,
b. Perencanaan transportasi (SISTRANAS, dll) Kemhub, Dishub Prop
Kalimantan Selatan
c. Hasil studi terdahulu Berbagai instansi terkait
7. Data perspektif perencanaan
a. Persepsi pejabat terkait Deep-interview
b. Persepsi stakeholders (operator, user, dll) Kuisioner
2. Data Primer
Setelah dilakukan proses inventarisasi secara umum mengenai data yang
dibutuhkan, maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pengumpulan data.
Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan melalui koordinasi dengan
instansi terkait, sedangkan pengumpulan data primer dilakukan dengan survei
langsung di lapangan. Survei primer ini dimaksudkan untuk mendapatkan data
kuantitatif yang selanjutnya dipergunakan sebagai bahan analisis penyusun
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin. Untuk mendapatkan data
3-1
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-2
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-3
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Target Data :
Masukan dalam perencanaan transportasi
Prioritas dalam pengaturan dan pengembangan transportasi
Permasalahan yang ada sekarang
Teknik Survai :
Survai dilaksanakan dengan wawancara tertutup terhadap pejabat dan
stakeholder transportasi di Kota Banjarmasin dengan menggunakan
formulir 8 dan 9.
E.1.2 Metoda Analisis
Berikut adalah beberapa model analisis yang akan digunakan meliputi :
Model Peramalan Trend Analysis
Untuk melihat trend pertumbuhan data tersebut digunakan formula regresi
sebagai berikut:
ܲ௧ = ܲ(1 + ܩ. ∆)ݐ
Di mana:
Pt = Penerimaan atau pengeluaran pada tahun t
P0 = Jumlah penerimaan/pengeluaran pada tahun dasar (t=0)
G = trend pertumbuhan per tahun
t = periode tahun pengamatan
Di mana :
ܸ௧ାଵ − ܸ௧
=ܩ × 100%
ܸ௧
G = Trend pertumbuhan (%)
V = variabel yang diamati
t = periode waktu pengamatan
3-4
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Dasar metode ini adalah mendapatkan informasi seluruh status mikro yang akan
terjadi dengan peluang yang sama dan konsisten dengan informasi status
makronya. Hal ini sebenarnya mengasumsikan bahwa kita mengabaikan status
mikro dan mesonya. Salah satu cara untuk memaksa agar tetap konsisten
dengan informasi status mesonya adalah dengan cara mengekspresikannya
dalam bentuk batasan suatu persamaan matematis. Karena kita lebih
mementingkan deskripsi status meso suatu sistem, kita akan mengidentifikasi
status meso yang paling memungkinkan, sesuai dengan batasan status
makronya.
Model EMEM menghasilkan MAT yang paling mungkin, yang sesuai dengan
informasi dalam arus lalulintas. Model ini tidak membutuhkan data arus lalulintas
untuk semua ruas jalan yang ada di dalam jaringan, tetapi mencoba
mengoptimalkan informasi yang tersedia pada ruas jalan tertentu saja. Semakin
lengkap data arus lalulintas yang dimiliki, semakin baik ketepatan MAT yang
dihasilkan.
Sebagai batasan, solusi akhir selalu menghasilkan arus lalulintas yang sesuai
dengan arus lalulintas hasil pengamatan. Kriteria konvergensi yang digunakan
adalah perbandingan antara arus ruas yang dihasilkan dengan arus hasil
pengamatan.
Model Pemilihan Rute
Pengembangan model pembebanan biasanya dilakukan untuk mendekati
perilaku pemilihan rute oleh para pengendara yang didasarkan pada premis
bahwa mereka ingin memenuhi kriteria perjalanannya. Perjalanan merupakan
kebutuhan turunan yang terjadi akibat pelaku perjalanan tersebut ingin memenuhi
kebutuhan lainnya. Karena sifat kebutuhannya yang demikian umumnya kriteria
perjalanan tersebut disusun untuk meminimumkan ongkos perjalanan yang harus
dikeluarkan. Faktor utama yang mempengaruhi besarnya ongkos perjalanan di
setiap alternatif rute adalah karakteristik fisik dan lalu lintas ruas jalan yang
menyusunnya. Namun pada kenyataanya tidak semua pengendara mampu
memenuhi kriteria tersebut karena adanya kesalahan persepsi (misperception)
mereka terhadap ongkos minimum aktual yang terjadi di jaringan jalan.
Secara umum, teknik pembebanan dapat dikelompokkan atas dasar apakah
model tersebut memperhitungkan pengaruh kemacetan (keterbatasan kapasitas
jaringan jalan) dan/atau kesalahpahaman pengendara terhadap biaya aktual di
ruas jalan. All-or-Nothing (A-o-N) merupakan teknik pembebanan yang paling
sederhana yang mengalokasikan seluruh matriks perjalanan ke rute terpendek
dengan tidak menyertakan kedua pengaruh diatas. Teknik pembebanan lain yang
hanya menyertakan salah satu pengaruh diatas disebut dengan pembebanan
Deteministic User Equilibrium atau DUE yang menyertakan pengaruh
kemacetan, dan pembebanan stokastik murni atau SM yang menyertakan
pengaruh kesalahpahaman.
Pada tingkat penelitian, telah dikembangkan teknik pembebanan yang
menyertakan kedua pengaruh diatas, yang disebut dengan pembebanan
Stochastic User Equilibrium (SUE). Secara sederhana keempat model
pembebanan itu diringkas melalui berikut ini
Tabel 3-2. Klasifikasi Model Pembebanan
Tidak Ya
3-5
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-6
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-7
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-8
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-10
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-11
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-12
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
perjalanan (trip distribution), pemisahan moda (modal split), dan pemilihan rute
(route choice). Model ini dipilih karena: mudah dalam aplikasinya, cukup baik
merepresentasikan karakteristik dan interaksi penting pada sistem transportasi,
dan mampu menggambarkan dampak dari intervensi yang dilakukan terhadap
sistem transportasi di wilayah studi. Secara umum skema struktur model
perencanaan empat tahap ini digambarkan pada Gambar 2-3.
Trip ends
Trip Distribution
MAT
Feed Back
(optional)
Karakteristik alternatif Modal Split
moda
Karakteristik jaringan
transportasi Route Choice
arus, waktu
3-13
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-14
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Prior Matrix
MAT 2026
Base Matrix
ME2 MAT Kota Banjarmasin
(via SATURN) Tahun 2016
Traffic Count
Hasil survey primer
summation
Model bangkitan
Growth perjalanan
rate
Gambar 3-3. Mekanisme Estimasi Trip Ends dan MAT Kota Banjarmasin
3-15
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Model Pemilihan
Rute
O
U
T
Arus, kecepatan, waktu, jarak P
U
T
Analisis
Lanjutan
3-16
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-17
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
yang ada). Dengan metoda pendekatan ini akan diperoleh matrik asal tujuan
(selanjutnya dalam uraian ini akan disingkat menjadi MAT-2016. Untuk lebih
jelasnya mengenai tahapan analisis bangkitan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 3-5. Tahapan Analisis Bangkitan Pergerakan Tahun 2012
3-18
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Model Probit
ࢋ࢞[ࢁ ࢍ. ]
ܲ. =
∑ ࢋ࢞[ࢁ ࢍ. ]
Dimana:
ܲ. = Probabilitas pejalan dari grup g memilih moda i untuk perjalanan
tertentu
݁ݔ [ܷ.] = e natural logaritma
ܷ. = Utility moda spesifik i untuk suatu grup g dengan kondisi sosial-
ekonomi tertentu
Trip Assignment
3-19
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-20
3,2
mk
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Berdasarkan standar, biasanya pejalan kaki masih mau berjalan kaki sepanjang 1,6 km
untuk bekerja dan sepanjang 0,8 km untuk menuju ketempat pemberhentian kendaraan
umum. Namun demikian masih terdapat kemungkinan tidak memilih melakukan jalan
kaki dengan berbagai alasan tertentu, utamanya karena tidak adanya kenyamanan
dalam berjalan kaki dan tidak terjaminnya keselamatan (Dit. Bina Marga Dep. PU,
AASHTO,1984:112). Hal ini memberikan indikasi bahwa kegiatan pedestrian akan dapat
berlangsung bila syarat kenyamanan dan keamanan dapat dipenuhi
Aktivitas pedestrian akan mencakup pengertian dari pada walking, waiting and
processing, karena itu data yang diperlukan dalam perencanaan dan pembuatan
desain pedestrian adalah data volume, karakteristik flow, kapasitas dan
kecepatan jalan. Dalam kasus-kasus tertentu bila diperlukan dapat
dipertimbangkan pula dalam penetapan kecepatan/flow bagi penyandang cacat,
manula dan sebagainya. Pada tabel-tabel di halaman berikut dapat dilihat
besaran variabel/standar yang digunakan dalam analisis kuantitatif (perhitungan)
kebutuhan pengembangan jalur pedestrian untuk suatu kawasan perkotaan.
Tabel 3-3. Karakteristik Arus Pejalan Kaki di Jalur Pejalan Kaki dan Tangga
Tingkat Pelayanan
Uraian
A B C D E F
Arus Rata Rata (Pejalan kaki /min/m)
Jalur Pejalan Kaki < 0,68 0,68 2,13 2,13 3,40 5,10 3,40 5,10 8,50 Variabel
Naik Tangga < 1,70 2,38 1,70 3,40 2,38 4,42 3,40 4,42 5,78 Variabel
Turun Tangga < 2,04 2,72 2,04 3,74 2,72 4,76 3,74 4,76 6,46 Variabel
3-21
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-22
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-23
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Bangkitan dan tarikan pergerakan (perjalanan) pada survai wawancara rumah tangga
bisa berasal dari rumah dan bukan rumah (home base dan non-home base). Dalam
studi ini, untuk mendapatkan nilai bangkitan pergerakan dilakukan dengan metoda
Multiple Regresion dengan memanfaatkan sampel data HI (Home Interview) di zona
pengamatan. Dalam hal ini kota Bogor dibagi dalam 68 zona pengamatan (sesuai
dengan jumlah dan batas administratif desa /kelurahan yang ada). Dengan metoda
pendekatan ini akan diperoleh matrik asal tujuan (selanjutnya dalam uraian ini akan
disingkat menjadi MAT-2016. Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan analisis
bangkitan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3-8. Tahapan Analisis Bangkitan Pergerakan Tahun 2012
3-24
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-25
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
Konteks penggunaan analisis SWOT ini biasa dilakukan oleh suatu organisasi
yang bertanggungjawab dalam perencanaan strategis untuk meng-assess
kondisi/kegiatan eksisting dan menyusun arahan bagi kegiatan baru di masa
datang.
9. Analisis Normatif
Analisis normatif dilakukan untuk memperoleh idealisasi pola jaringan pelayanan,
hirarki prasarana, dan sistem operasi bagi pengembangan Masterplan Jaringan
Jalan Kota Banjarmasin Kota Banjarmasin yang efektif dan efisien dalam rangka
menunjang pengembangan wilayah, pemerataan pembangunan, dan
pertumbuhan ekonomi di wilayah Kota Banjarmasin. Aspek normatif ini
dikembangkan berdasarkan review atas peraturan perundangan yang berlaku di
setiap moda transportasi (jalan, angkutan umum, KA, laut, dan udara) serta kajian
konseptual secara teoteris mengenai sistem transportasi yang ideal. Analisis ini
diperlukan untuk memberikan gambaran arahan pengembangan jaringan
transportasi di Kota Banjarmasinan di masa yang akan datang sesuai dengan
konsep yang lebih ideal.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisis normatif secara berurutan
disampaikan sebagai berikut:
3-26
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-27
PROPOSAL TEKNIS
Masterplan Jaringan Jalan Kota Banjarmasin
3-28