Ergonomi Kognitif
Ergonomi Kognitif
Ergonomi Kognitif
ERGONOMI KOGNITIF
1
Menurut Tarwaka (2004), ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan
ergonomi, antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama
kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja
dan kualitas hidup yang tinggi.
Terdapat tiga fokus dalam ruang lingkup ergonomic menurut (Mc Coinick 1993)
dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
1. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan,
fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
2. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta
peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja,
pengurangan rasa lelah dan sebagainya.
2
3. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan
manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang
prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.
3
Sebagai suatu proses pengolahan informasi memilikimarti menunjukkan suatu mekanisme
dinamik yang diasosiasikan dengan penyimpanan (storing), pengambilan (retaining), dan
pemanggilan kembali (retrieving) informasi mengenai pengalaman yang lalu
(Bjorklund,Schneider, & Hernández Blasi, 2003; Crowder, 1976, dalam Stenberg, 2006).
Menurut Gagne seperti yang dikutip Jamaris (2010) bahwa kognitif adalah proses yang
terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada saat manusia sedang berpikir.
Gambar ………………………………
4
proses kognitif ( misalnya, daftar belanja ), bagaimana dua atau lebih proses berinteraksi (
misalnya visual pencarian dan pengambilan keputusan ), atau untuk membuat prediksi
perilaku yang spesifik tugas atau alat ( Kurniawan,2011)
.
1.2.4 Beban Kerja dan Pengukurannya
Menurut Permendagri No. 12/2008, beban kerja adalah besaran pekerjaan yang
harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume
kerja dan norma waktu (Utomo, 2008). Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau
sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang
jabatan dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik
untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi,
atau pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik
analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya. Lebih lanjut
dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja merupakan salah satu teknik manajemen
untuk mendapatkan informasi jabatan, melalui proses penelitian dan pengkajian yang
dilakukan secara analisis. Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan
sebagai alas untuk menyempurnakan aparatur baik di bidang kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan sumberdaya manusia (Menpan, 1997, dalam. Utomo, 2008).
5
navigasi. Navigasi error dapat disebabkan karena ketidaklengkapan model mental dari
suatu sisi jaringan, dimana dirinya sendiri dapat mengarah kepada beban kognitif yang
tinggi.emperlihatkan penggolongan metode pengukuran beban kognitif berdasarkan
objektivitas dan hubungan sebab akibat (Utomo, 2008).
Pengukuran beban kerja mental dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
Secara Teoritis : Pendekatan ergonomi-biomekanik
Pendekatan ini mencakup pengukuran proses persepsi,
neuromotorik, dan biomekanik serta level
kelelahan/kejenuhan pekerja.
6
Workload Measurement). Pengukuran beban kerja
mental secara subjektif (Subjective Workload
Measurement).
7
DAFTAR PUSTAKA
Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua. Surabaya:
Guna Widya.
Santoso, Gempur. 2004. Ergonomi, Manusia, Peralatan, dan Lingkungan. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Tarwaka, Sholichul, Lilik Sudiajeng, 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.
Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri. Surakarta : Harapan Press.
1
DAFTAR PUSTAKA
Brewer, C. L., & Halonen, J. S. (2004). A recent history of curriculum and assessment
in undergraduate psychology programs (Chapter 1, hal. 1-6). Washington, DC:
Project Kaleidoscope.
Lennart Sjoberg, Expalining risk preception. An evaluation of the psychometric
paradigm in risk perception research. Norwegian University of scienceand
Technology, Departement of psychology.
Budi I., Ayu dan MG Catur Yuantari. 2010. Hubungan antara Motivasi Perlindungan
dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Maker pada Polisi Lalu Lintas di
Semarang Barat.Jurnal Visikes – Vol.9 / No. 1 / April 2010.