Kak Delh

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara BIlorai

I. LATAR BELAKANG

Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat DELH, adalah dokumen
yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang merupakan bagian
dari proses audit lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang
sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen amdal.
Kesemuanya ditujukan untuk mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dan konsep
pembangunan berkelanjutan ke dalam suatu kebijakan, rencana atau program dimana
output DELH adalah suatu dokumen telaah (assessment document) yang disertai dengan
suatu saran untuk kebijakan, rencana atau program tergantung pada kedudukan dan
sasaran penyelenggraan DELH. Kedudukan ini perlu ditegaskan karena apa yang disebut
kebijakan, rencana atau program mempunyai aneka kedudukan dalam berbagai tingkat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
NomorP.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang pedoman penyusunan dokumen
lingkungan hidup bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha
dan/ataukegiatan tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup.

Kabupaten Intan Jaya yang merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) hasil pemekaran
dari Kabupaten Paniai berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 54
Tahun 2008, tentang pembentukan Kabupaten Intan Jaya. Pelaksanaan otonomi daerah
pada hakekatnya diarahkan dan ditujukan untuk meningkatkan pelayanan (service
delivery) Pemerintah Daerah kepada masyarakat (social community) agar lebih efisien
dan responsif terhadap potensi, kebutuhan maupun karakteristik di masing-masing
daerah.

Dengan berbagai potensi SDA yang besar dan potensi unggulan yang bersifat spesifik
dan bernilai kompetitif, Kabupaten Intan Jaya dapat menjadi salah satu kabupaten yang
berkembang pesat di kemudian hari. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Intan Jaya masih belum optimal, di mana sistem perkonomian masih
berorientasi pada pasar tradisional yang tentunya kuantitas transaksi barang dan jasa
menjadi sangat terbatas. Hal ini terjadi karena kondisi infrastruktur yang masih sangat
kurang, sehingga belum mampu mendukung perkembangan kegiatan masyarakat.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan langkah percepatan pembangunan, salah


satu bagian yang dinilai cukup penting dan sesuai dengan kondisi alam Kabupaten Intan
Jaya adalah pengembangan fasilitas transportasi udara (bandara). Kabupaten Intan Jaya
bermaksud mengembangkan fasilitas transportasi udara yang berada di wilayahnya.
Salah satu fasilitas tranportasi udara itu adalah Bandara Bilorai. Bandara Bilorai terletak di
ibukota kabupaten Intan Jaya dengan panjang runway eksisting 750 meter. Sudah
terdaftar di ICAO (International Civil Aviation Organization) dengan kode WAYB dan juga
telah terdaftar di IATA dengan kode UGU. Bangunan Bandara Bilorai secara umum dalam
kondisi kurang memadai.

Pembangunan Bandar Udara Bilorai – Kabupaten Intan Jaya belum disertai dengan
adanya izin lingkungan sehingga Kementerian Perhubungan akan melaksanakan
kegiatan penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara BIlorai

Bilorai-Kabupaten Intan Jaya sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2010 tentang Dokumen lingkungan hidup
bagi usaha dan/atau kegiatan yang memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
memiliki dokumen lingkungan hidup.

II. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


A. MAKSUD
Pelaksanaan kegiatan ini bermaksud untuk melakukan penyusunan Dokumen
Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Bandar Udara Bilorai untuk memberikan kepastian
perspektif kualitas lingkungan hidup tetap terjaga dari perencanaan pembangunan
Bandar Udara Bilorai di Kabupaten Intan Jaya yang berbasis rencana tata ruangnya
sehingga tercapai tata ruang yang harmonis antara peningkatan kesejahteraan
masyarakat, kualitas lingkungan, dan pertahanan keamanan, terwujudnya
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, dan kawasan konservasi alam yang handal,
sesuai dengan kondisi objektif lingkungan hidup masing-masing

B. TUJUAN
Sedangkan tujuan utama penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
Bandar Udara Bilorai adalah untuk mengidentifikasi pengaruh rumusan Kebijakan,
Rencana dan Program pembangunan Bandar Udara Bilorai terhadap lingkungan
hidup dan kemudian mengintegrasikan temuan-temuan proses pelaksanaan DELH
untuk memperbaiki rumusan kebijakan, rencana maupun program di dalam Rencana
Pembangunan Bandar Udara Bilorai Kabupaten Intan Jaya. Proses dan hasil
pelaksanaan DELH akan memberi kontribusi kepada materi Rencana Tata Ruang
ataupun Rencana Pembangunan Bandar Udara melalui:
 Penelaahan dan evaluasi pengaruh rumusan kebijakan dan rencana
pembangunan Bandar udara terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan
fungsi lingkungan hidup;
 Pengintegrasian konsep-konsep pembangunan berkelanjutan ke dalam
dokumen Rencana Pembangunan Bandar udara Bilorai di Kabupaten Intan
Jaya;
 Penyelenggaraan rangkaian forum dialog kelompok masyarakat Kabupaten
Intan Jaya khususnya distrik Bilorai untuk mengidentifikasi kondisi dan
permasalahan lingkungan serta alternatif pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

C. SASARAN
Tersusunnya Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara Bilorai dan proses
pengesahan dokumen Lingkungan Hidup pada instansi yang berwenang.

D. SUMBER DANA
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya Rp. 1.300.000.000,-(Satu Milyar
Tiga Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang tercantum dalam DIPA UPBU Bandara Bilorai Tahun
Anggaran 2018.

hal. 2
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara BIlorai

III. DASAR HUKUM


Kegiatan penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Bandar Udara Bilorai
ini didasarkan pada beberapa peraturan perundangan sebagai berikut:
A. Undang-undang:
1. UU No.5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. UU No.41/1999 tentang Kehutanan, sebagaimana telah diubah dengan PERPU
No.1/2004 yang telah ditetapkan dengan UU No.19/2004;
3. UU No.10/2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
4. UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
5. UU No. 17 tahun 2007 tentang Recana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
6. UU No.38/2004 tentang Jalan;
7. UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang;
8. UU No.30/2007 tentang Energi;
9. UU No.12/2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No.32/2004 tentang
Pemerintah Daerah;
10. UU No.22/2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan;
11. UU No.30/2009 tentang Ketenagalistrikan;
12. UU No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
13. UU No.1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
B. Peraturan Pemerintah:
1. PP No. 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
2. PP No.10/2000 tentang Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah;
3. Peraturan Pemerintah nomor 03 tahun 2008 tentang Perubahan atas PP no 06
tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
serta Pemanfaatan Hutan
4. PP No.26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
5. PP No.10/2010 tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan;
6. PP No.11/2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar;
7. PP No.15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
8. PP No.24/2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan.
9. PP. No. 28/ 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan
Pelestarian Alam
10. PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Hidup;
C. Peraturan Presiden/PERPRES dan Keputusan Presiden/KEPPRES
1. KEPRES No. 57 tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;
2. KEPRES No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
3. KEPRES No. 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
D. Peraturan Menteri/PERMEN dan Keputusan Menteri/KEPMEN:
1. KepMen LH Nomor 110 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung
Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air
2. Permen Kehutanan Nomor 14 Tahun 2007 Tentang Tatacara Evaluasi Fungsi
Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru.
3. PERMENDAGRI No. 28/2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah;

hal. 3
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara BIlorai

4. PERMENDAGRI No. 50/2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang


Daerah
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
NomorP.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang pedoman penyusunan
dokumen lingkungan hidup bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin
usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup.

IV. RUANG LINGKUP


A. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar
Udara Bilorai Kabupaten Intan Jaya adalah sebagai berikut:
 Rapat Persiapan/Koordinasi awal dalam rangka penyamaan pandangan,
difokuskan kepada diskusi dan mendapatkan umpan balik dari seluruh pihak
terkait utamanya adalah pihak UPBU dan stakeholder kunci lainnya;
 Inventarisasi data dan informasi terkait, meliputi:
a. Lokasi, koordinat geografi tapak;
b. Peruntukkan lahan berdasarkan RTRW;
c. Akses dan jalan di sekitarnya;
d. Luas tapak;
e. Penggunaan tapak saat ini;
f. Penggunaan tapak sebelumnya;
g. Rona lingkungan (rona dan penggunaan lahan baik di dalam maupun di
sekitar lokasi kegiatan seperti geologi, hidrogeologi, hidrologi dan topografi,
mutu udara, tanah, air dan media lingkungan lainnya yang sesuai);
h. Uraian tentang berbagai jenis bangunan yang ada, letak, luas dan
penggunaannya;
i. Uraian kegiatan utama, kegiatan pendukung, proses, bahan baku dan bahan
penolong;
j. Timbulan limbah, sumber, jenis dan jumlahnya;
k. Dan lain-lainnya yang relevan.
 Penyusunan Pendahuluan
 Inventarisasi dan mengumpulkan data terkait usaha dan/atau kegiatan yang
telah berjalan
 Melakukan evaluasi terhadap dampak lingkungan
 Melakukan kegiatan Pelaporan dan Tinjauan (reporting and review);
 Finalisasi Laporan dan Penyerahan Laporan.

B. Lingkup Wilayah Kajian


Ruang lingkup wilayah kajian adalah seluruh bagian(sisi darat dan sisi udara) dari
Bandar Udara Bilorai Kabupaten Intan Jaya. Lingkup wilayah kegiatan Dokumen
Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Bandar Udara Bilorai tersebut mencakup sisi
udara dan darat.

hal. 4
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara BIlorai

C. Data dan Fasilitas Penunjang


Data yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus
dipelihara oleh penyedia jasa berupa dokumen rencana dalam bentuk laporan dan
gambar/peta yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Penyedia
jasa juga harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

V. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah mendapatkan dokumen yang berisi
izin lingkungan berupa Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH).

VI. PELAPORAN
Pelaporan sebagai hasil pekerjaan yang harus diserahkan dari Penyusunan Dokumen
Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara Bilorai Kabupaten Intan Jaya, terdiri dari:
• Laporan Pendahuluan sebanyak 15 (lima belas) buku, yang akan diserahkan
kepada pihak yang pemberi pekerjaan setelah dilakukan presentasi dan rapat
pembahasan. Penyerahan Laporan Pendahuluan selambat-lambatnya dalam waktu 1
(satu) bulan setelah pekerjaan dimulai.
• Dokumen Draft KA ANDAL sebanyak 40 (empat puluh) buku, yang akan
diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan setelah dilakukan presentasi dan rapat
pembahasan. Penyerahan Draft Laporan Rencana selambat-lambatnya pada
pertengahan bulan ke-5.
• Laporan KA ANDAL sebanyak 15 (lima belas) buku yang akan diserahkan
kepada pihak pemberi pekerjaan pada akhir pekerjaan.
• Laporan Draft ANDAL dan RKL-RPL Sebanyak 40 (empat puluh) buku, yang
akan diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan setelah dilakukan presentasi dan
rapat pembahasan. Penyerahan Draft Laporan Rencana selambat-lambatnya pada
pertengahan bulan ke-5.
• Dokumen ANDAL dan RKL-RPL sebanyak 15 (lima belas) buku yang akan
diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan pada akhir pekerjaan.
• 1 Buah Hardisk dan 10 Buah CD yang berisi seluruh laporan yang diserahkan
kepada pihak pemberi pekerjaan bersamaan dengan penyerahan Laporan Akhir.

VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Jangka waktu yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan seluruh kegiatan Penyusunan
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Bandar Udara Bilorai Kabupaten Intan
Jayaadalah 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.

VIII. KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
Bandar Udara Bilorai Kabupaten Intan Jaya diperlukan tenaga ahli sejumlah 9 (sembilan)
orang. Tingkat disiplin ilmu sekurang-kurangnya setingkat Strata 2 (S2) untuk Team
Leader dan Strata 1 (S1) untuk Tenaga Ahli. Untuk lebih jelas kebutuhan tenaga ahli
dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

hal. 5
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara BIlorai

Posisi Kualifikasi Jumlah Orang /


TenagaAhli Pendidikan Keahlian Bulan
1 2 3 4
1. Ketua Tim Sarjana Strata 2 (S2) 1. Memiliki sertifikat 1 Orang /6 Bulan
(Ahli kompetensi auditor
Lingkungan) lingkungan hidup/
sertifikat kelulusan
pelatihan auditor
lingkungan hidup
2. Memiliki sertifikat
kompetensi
penyusun
dokumen AMDAL
Type A dan Type B
2. Ahli Bandar Sarjana Strata 1 (S1) 1. Memiliki SKA 1 Orang /3 Bulan
Udara Teknik Sipil
Madya Landasan
Terbang
2. Memiliki Sertifikat
kompetensi
penyusun
dokumen AMDAL
Type A dan Type B
3. Ahli Hidrologi Sarjana Strata 1 (S1) 1. Memiliki SKA 1 Orang /3 Bulan
Teknik Madya Sumber
Sipil/Pengairan
Daya Air
2. Memiliki Sertifikat
kompetensi
penyusun
dokumen AMDAL
Type A dan Type B
4. Ahli Geologi Sarjana Strata 1 (S1) 1. Memiliki SKA 1 Orang /2 Bulan
Teknik Sipil/Geologi
Madya Geoteknik
2. Memiliki Sertifikat
kompetensi
penyusun
dokumen AMDAL
Type A dan Type B

hal. 6
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara BIlorai

1. Memiliki Sertifikat
5. Ahli Biologi Sarjana Strata 1 (S1) kompetensi 1 Orang /2 Bulan
Biologi
penyusun
dokumen AMDAL
Type A dan Type B
6. Ahli Sarjana Strata 1 (S1) 1. Memiliki Sertifikat 1 Orang /4 Bulan
Sosekbud Sosial/Ekonomi/Antro
kompetensi
pologi
penyusun
dokumen AMDAL
Type A dan Type B
7. Ahli Sarjana Strata 1 (S1) 1. Memiliki Sertifikat 1 Orang /2 Bulan
Kesehatan Ilmu Kesehatan
kompetensi
Masyarakat
penyusun
dokumen AMDAL
Type A dan Type B
8. Ahli Sarjana Strata 1 (S1) 1. Memiliki SKA 1 Orang /2 Bulan
Transportasi Teknik Sipil
Madya Teknik
Jalan
2. Memiliki Sertifikat
kompetensi
penyusun
dokumen AMDAL
Type A dan Type B
9. Ahli Kimia Sarjana Strata 1 (S1) 1. Memiliki Sertifikat 1 Orang /3 Bulan
Kimia
kompetensi
penyusun
dokumen AMDAL
Type A dan Type B

Posisi Kualifikasi
Jumlah Orang /
TenagaPend
Pendidikan Keahlian Bulan
ukung
2 Orang
1. Surveyor
/1 Bulan
2. Operator 1 Orang
Komputer /6 Bulan
1 Orang
3. Sekretaris
/6 Bulan

hal. 7
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara BIlorai

IX. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN


Kepemilikan data dan hasil kegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Bandar Udara Bilorai Kabupaten Intan Jaya adalah Unit Pelaksana Bandar Udara Bilorai.

X. ASISTENSI DAN PEMBAHASAN


Agar studi ini dapat mencapai hasil yang diharapkan dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku, maka dalam pelaksanaan studi ini harus dilakukan
pembahasan dan asistensi kepada Pemberi Pekerjaan dan Dinas Pengelola Lingkungan
Hidup Provinsi Papua. Pemberi Pekerjaan akan menetapkan Tim Pengarah dan Tim
Pendamping yang akan memberikan arahan dan pendampingan kepada penyedia jasa
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Tim Pengarah dan Kelompok Pendamping terdiri dari unsur Pemerintah Daerah dan
unsur Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sesuai dengan tugas dan kewenangannya
masing-masing menurut peraturan perundangan yang berlaku.

XI. LAIN-LAIN
Petunjuk dan ketentuan-ketentuan lain yang belum tercakup dan merupakan
tambahan/pelengkap akan diberikan kepada penyedia jasa sebagai pelengkap petunjuk
pelaksanaan pekerjaan ini apabila diperlukan.

hal. 8

Anda mungkin juga menyukai