Analisis Tingkat Kemantapan Lereng Di Quarry Batu Gamping PT Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Tenggara PDF
Analisis Tingkat Kemantapan Lereng Di Quarry Batu Gamping PT Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Tenggara PDF
Analisis Tingkat Kemantapan Lereng Di Quarry Batu Gamping PT Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Tenggara PDF
SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH :
WIRA YUDHA
F3G212064
i
ii
ii
iii
KATA PENGANTAR
Karya ini penulis persembahkan khusus kepada kedua sosok yang sangat
berarti dalam hidup penulis, yang menjadi sandaran penulis, sumber energi penulis
setelah Allah dan Rasul-Nya, yakni kedua orang tua penulis, Bapak Salim Satri
dan Ibu Sitti Nurjanah yang selama ini telah membesarkan penulis, memberikan
bimbingan hidup, dan selalu memberikan dukungan hingga penulis bisa menjadi
sosok seperti apa yang ada hari ini, kepada kakak dan adik penulis serta seluruh
keluarga besar yang sama berartinya bagi penulis yang tidak bisa di tuliskan satu
persatu juga selama ini telah banyak memberikan Support kepada penulis.
Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis sangat banyak mendapatkan
masukan-masukan, saran-saran, serta banyak tambahan ilmu dan motivasi yang
pastinya tidak bisa terbalaskan secara materil oleh beberapa pihak yang
berpengalaman di bidangnya, olehnya itu dengan kerendahan hati izinkan penulis
untuk mengucapkan terimakasih kepada :
iii
iv
2. Bapak Dr. Ida Usman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kebumian yang memberikan motivasi kepada penulis agar dapat mencapai
target untuk menyelasaikan Tugas Akhir tepat waktu
3. Bapak Jahidin, S.Si.,M.Si. Selaku ketua Jurusan Teknik Pertambangan yang
senantiasa memberikan dukungan, kepada segenap mahasiswa Teknik
Pertambangan termasuk penulis agar kuliah dengan baik dan tepat waktu
4. Bapak Dr. La Ode Ngkoimani, S.Pd., M.Si selaku pembimbing 1 penulis atas
motivasi dan masukan-masukan yang sangat berharga kepada penulis dalam
menyusun skripsi
5. Bapak Masykur Kimsan, ST.,MT. Selaku pembimbing 2 penulis atas kebaikan
dan kesabaran beliau dalam membimbing penulis, memberikan banyak
tambahan ilmu baru serta masukan-masukan yang sangat berharga bagi penulis
6. Bapak Drs. Firdaus, M.Si selaku Ketua Tim Penguji juga sebagai orang tua
Penulis di Fakultas yang telah memberi banyak masukan dan ilmu yang sangat
berharga bagi penulis baik dalam penyusunan skripsi ini maupun selama
penulis berproses sebagai mahasiswa di Universitas Halu Oleo
7. Bapak Dr. Ir. Muhammad Chaerul, ST.,S.KM.,M.Sc. selaku penguji atas segala
kebaikan dan kemurahan hati beliau yang tidak segan untuk memberikan
masukan-masukan positif bagi penulis serta ilmu-ilmu yang berharga yang
dapat menunjang skripsi penulis
8. Bapak Erwin Anshari, S.Si.,M.Eng. selaku sekertaris jurusan dan juga sebagai
penguji yang telah memberikan banyak masukan yang positif kepada penulis
9. Kepada dosen-dosen, Staff , serta tenaga pengajar yang ada di jurusan Teknik
Pertambangan yang telah memberikan Ilmu kepada Penulis selama penulis
mejalani proses perkuliahan
10. Seluruh Staff yang ada di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas
Halu Oleo yang telah membantu dan mensuport penulis dalam menyelasaikan
studi
11. Bapak H.A. Unggul Attas, MM selaku Direktur Utama PT.Semen Tonasa
12. Bapak Dr.Ir.H. Rego Devila, MM. selaku Kepala Biro Pemebelajaran
PT.Semen Tonasa
iv
v
13. Ibu Zam Zam, SE selaku Manager Of Training & Planing Organizing PT.
Semen Tonasa
14. Bapak Ir. Basri selaku Kepala Biro Tambang Batu Kapur PT.Semen Tonasa
yang telah menerima penulis dengan baik
15. Bapak Muhammad Syahrul Saleh, ST. yang telah meluangkan waktu dan
fikirannya dalam membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini
16. Kepada Bapak La Budu sekeluarga yang juga telah memberikan banyak
bantuan kepada penulis selama penulis menjalani proses Kerja Praktik di PT.
Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Selatan
17. Kepada Saudara Masri Mas’ud selaku Partner penulis dalam melakukan
penelitian di Quarry PT.Semen Tonasa yang juga banyak memberikan
dukungan kepada Penulis
18. Rekan-rekan penulis keluarga besar Mahasiswa Teknik Pertambangan FITK
UHO angkatan 2012 atas kebersamaan dan dukunganya selama ini serta sudah
menjadi mood boster bagi penulis dalam berproses dan menyelesaikan skripsi
ini
Dalam menyusun Skripsi ini penulis menyadari masi banyaknya terdapat
kekurangan, oleh karenanya saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
sangat penulis butuhkan. Akhir kata penulis ucapkan semoga karya ini dapat
bermanfaat baik bagi diri pribadi, bagi institusi derta dunia pertambangan secara
luas. Amin Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penyusun
WIRA YUDHA
v
vi
Wira Yudha
ABSTRAK
vi
vii
Wira Yudha
ABSTRAC
Mining activities in the limestone Quarry PT. Semen Tonasa Pangkep South
Sulawesi using Multy Banch System forming the quarry on the slopes of the Hill of
limestone with karst morphology with a height of 6 s/d 10 meters with an average
slope of 55o and there is the presence of rock structure on the slope. This research
aims to know the extent of the level of stability of slopes on a limestone Quarry PT.
Semen Tonasa especially in the North B5 Quarry , B6 Quarry and The South B8
Quarry. The level of stability of slopes can be determinated by looking at how
large the security Factor values by using the Statute by Bowles 1989 and Romana
1985 by measuring some parameters like rock mass quality in slopes, the
streografis patterns, dimensions and slope rock mechanics parameters such as the
value of the friction angle, cohesion, and the weight of the contents of the rocks.
The value of the safety factor in North B5 Quarry was 2.838 with bowles and 66,25
with romana where both of them are in the category of Stable slopes, B6 Quarry
was 5,603 with bowles and 69,25 with romana where both of them are in the
category of Stable slopes, South B8 Quarry was 7,413 with bowles and 63,40 with
romana where both of them are in the category of Stable slopes.
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
ABSTRAK................................................................................................................vi
ABSTRAC...............................................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xiii
DATAR LAMPIRAN.............................................................................................xvi
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN...............................................................xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Batasan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kondisi Geologi Regional...................................................................................5
1. Geomorfologi Regional..................................................................................5
2. Stratigrafi Regional........................................................................................6
3. Struktur Geologi Regional..............................................................................7
B. Sifat Geser Tanah..............................................................................................10
C. Percobaan Kuat Geser.......................................................................................12
D. Klasifikasi Rock Mass Rating ( Bienawski 1989 )............................................14
E. Analisis Kestabilan Lereng................................................................................23
1. Analisis Kinematik.......................................................................................23
2. Analisis Limit Equilibrium...........................................................................25
3. Klasifikasi Nilai Keamanan Lereng ( Bowloes 1989 ).................................28
F. Metode Bishop yang di sederhanakan (Bishop Simplified Method ) 1954........28
G. Metode SMR ( Slope Mass Rating ) Romana 1985..........................................30
viii
ix
H. Jenis Longsoran.................................................................................................32
1. Lonsoran Bidang ( Plane Failure )...............................................................33
2. Longsoran Busur ( Circular Failure )..........................................................33
3. Longsoran Baji ( Wedge Failure )................................................................34
4. Longsoran Guling ( Topling Failure )..........................................................35
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian...............................................................................................38
B. Prosedur Peneletian...........................................................................................39
1. Tahap Studi Literatur....................................................................................39
2. Tahap Pengambilan Data Lapangan.............................................................39
3. Tahap Pengolahan Data................................................................................40
C. Analisis Streografis...........................................................................................41
D. Perhitungan Nilai FK ( Faktor Keamanan )......................................................41
E. Instrumen Penelitian.........................................................................................42
F. Diagram Alir Penelitian....................................................................................43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Geometri Lereng................................................................................................45
B. Sifat Mekanik Batuan........................................................................................45
1. Uji Kuat Tekan.............................................................................................46
2. Kohesi ( c ) dan Sudut Geser Dalam............................................................49
C. Klasifikasi Massa Batuan dengan Rock Mass Rating ( Bienawski 1989 )........53
1. Pembobotan Nilai Rock Mass Rating pada Quarry B5 Utara......................53
2. Pembobotan Nilai Rock Mass Rating pada Quarry B6 Tengah...................55
3. Pembobotan Nilai Rock Mass Rating pada Quarry B8 Selatan...................57
D. Analisis Tipe Longsoran dengan metode Streografi..........................................59
1. Analisis Streografi Quarry B5 Utara.............................................................59
2. Analisis Streografi Quarry B6 Tengah.........................................................62
3. Analisis Streografi Quarry B8 Selatan..........................................................66
E. Analisis Kemantapan Lereng............................................................................69
1. Bishop Simplified Method.............................................................................69
a. Quarry B5 Utara......................................................................................69
ix
x
b. Quarry B6 Tengah.................................................................................74
c. Quarry B8 Selatan.................................................................................75
2. Metode Slope Mass Rating ( SMR )...........................................................76
a. Pembobotan parameter SMR pada Quarry B5 Utara............................76
b. Pembobotan parameter SMR pada Quarry B6 Tengah.........................77
c. Pembobotan parameter SMR pada Quarry B8 Selatan.........................78
V. PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................80
B. Saran...............................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA
x
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 8. Kelas massa batuan , kohesi, dan sudut geser dalam berdasarkan nilai
RMR...........................................................................................................22
Tabel 10. Hubungan nilai Faktor Keamanan dengan Intensitas longsor ( Bowles
1989 )..........................................................................................................28
Tabel 11. Pembobotan Nilai F1,F2,dan F3 berdasarkan SMR ( Romana 1980 ).....31
xi
xii
Tabel 24. Perbandingan nilai Faktor Keamanan dengan cara manual dan dengan
software....................................................................................................73
Tabel 28. Rekapitulasi nilai RMR pada Quarry B5 utara, Quarry B6 tengah, dan
Quarry B8 selatan....................................................................................78
Tabel 29. Perbandingan nilai Keamanan pada Quarry B5 utara, Quarry B6 tengah,
dan Quarry B8 selatan dengan dua metode ( Bishop simplified method
dan SMR )................................................................................................79
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Gaya yang bekerja pada tebing tanah...................................................10
Gambar 2. Grafik hubungan antara nilai τ ,c ,σ dan Ф..........................................11
Gambar 3. Uji Kuat Geser pada Pasir (a) diagram skematik dari alat uji, (b) ploting
dari hasil pengukuran sehingga mendapatkan nlai sudut geser dalam
(ϕ)............................................................................................................13
Gambar 4.Pengukuran Jarak Antar Bidang Diskontinu pada Scanline
(Kramadibrata, 1996 ) ……...……........................................................17
Gambar 5. Analisis Simplified Bishop Method (Bishop, 1954)..............................29
Gambar 6. Bentuk Longsoran Bidang ( Hoek and Bray 1981)..............................33
Gambar 7. Bentuk Longsoran Busur ( Hoek and Bray 1981).................................34
Gambar 8. Bentuk Longsoran Baji ( Hoek and Bray 1981 )...................................35
Gambar 9. Bentuk Longsoran Guling ( Hoek and Bray 1981)................................36
Gambar 10. Hubungan Antara orientasi bidang-bidang diskontiniu dengan jenis (
Hoek and Bray 1981).............................................................................37
Gambar 11.Peta lokasi penelitian.............................................................................38
Gambar 12.Gambaran umum kondisi wilayah penelitian........................................39
Gambar 13. Sampel yang telah di lakukan Coring sebelum diuji............................46
Gambar 14. Foto pengujian Kuat tekan dengan menggunakan Point Load test......46
Gambar 15. Sampel batuan pada Quarry B5 sebelum (a) dan sesudah (b)
uji kuat tekan.........................................................................................47
Gambar 16. Sampel batuan pada Quarry B6 Tengah sebelum (a) dan sesudah (b) uji
kuat.........................................................................................................47
Gambar 17. Sampel batuan pada Quarry B8 Selatan sebelum (a) dan sesudah (b) uji
kuat tekan...............................................................................................40
Gambar 18. Sampel hasil coring sebelum proses uji kuat tekan..............................59
Gambar 19. Proses pengujian sampel batuan menggunakan alat uji triaksial........59
xiii
xiv
Gambar 20. Sampel 1 dan 2 pada Quarry B5 setelah uji triaksial apparture..........50
Gambar 21. Sampel 1 dan 2 pada Quarry B6 setelah uji triaksial apparture..........50
Gambar 22. Sampel 1 dan 2 pada Quarry B8 setelah uji triaksial apparture...........50
Gambar 23. Mohr Coloumb sampel batuan pada Quarry B5 uatara........................51
Gambar 24. Mohr Coloumb sampel batuan pada Quarry B6 Tengah......................52
Gambar 25. Mohr Coloumb sampel batuan pada Quarry B8 Selatan......................52
Gambar 26. Area Penelitian dan Pengambilan data pada Quarry B5 Utara, Di Foto kearah
N 75oE..............................................................................................................60
Gambar 32. Interpretasi set kekar pada Quarry B6 Tengah dengan menggunakan
program Dips 6......................................................................................64
Gambar 33. Hasil analisis stereografi pada Quarry B6 dengan menggunakan
program Dips 6 yang menunjukkan jenis longsoran baji...........................65
Gambar 34. Quarry B8 Selatan yang merupakan tempat pengambilan data geometri
lereng dan kekar N 154oE......................................................................66
Gambar 35. Contoh kondisi kekar di lapangan...................................................................67
Gambar 36. Interpretasi set kekar pada Quarry B8 Selatandengan menggunakan
program Dips 6......................................................................................67
Gambar 37. Hasil analisis stereografi pada Quarry B8 dengan menggunakan
program Dips 6 yang menunjukkan jenis longsoran baji......................68
Gambar 38. Grafik Penentuan Nilai b dan posisi titik pusat lungkara bidang gelincir
oleh Hoek dan Bray 1974......................................................................70
Gambar 39. Gambar Aktual Lereng berserta titik pusat lingkaran bidang gelincir
yang telah di tentukan............................................................................71
xiv
xv
Gambar 40. Penentuan Nilai Faktor Keamanan Pada Quarry B5 Utara dengan
bantuan Softwere Slide 6.0.....................................................................73
Gambar 41. Penentuan Nilai Faktor Keamanan Pada Quarry B5 Utara dengan
bantuan Softwere Slide 6.00...................................................................74
Gambar 42. Penentuan Nilai Faktor Keamanan Pada Quarry B8 Selatan dengan
bantuan Softwere Slide 6.0.....................................................................75
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
xvii
FK Faktor Keamanan
S Kuat Geser
γ Bobot isi
C Kohesi
σ Tegangan Normal
τ Tegangan Geser
Lb Longsoran Bidang
αs Strike Lereng
Lg Longsoran Guling
βs Dip lereng
αj Strike Dinskontinuitas
βj Dip Diskontinuitas
xvii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kompleks. Selain padat modal, industri pertambangan juga dikenal sebagai suatu
entitas yang tinggi akan resiko ( High Risk ). Untuk menjaga eksistensi dari sebuah
dalam hal ini untuk menjamin tersedianya bahan baku sangat di butuhkan.
Termasuk di dalamnya mengenai keselamatan para pekerja juga menjadi salah satu
satu masalah utama yang sering terjadi di industri pertambangan, seperti yang telah
kita ketahui bahwa dalam kurun waktu lima tahun belakangan, telah terjadi
dunia industri di Indonesia. Menurut data Lakin Dirjen Minerba pada tahun 2015
telah terjadi kecelakaan tambang di indonesia dengan Frekuensi Rate sebesar 0,22
dan Batubara tepatnya pada pasal 95 (a) yaitu pemegang IUP haruslah
1
2
dijelaskan pada pasal 96 poin (b) bahwa pemegang IUP harus melaksanakan yang
dimana seperti yang kita ketahui bahwa dalam praktik penambangan dengan system
tambang terbuka apakah itu Open Pit mining ataupun Open Cut mining akan
Umumnya jenjang tersebut juga dimanfaatkan oleh enginer tambang sebagi jalan
menerapkan model Multiple Banch System. Dalam Multiple Banch System jenjang-
jenjang yang terbentuk dari hasil kegiatan penambangan memiliki bentuk yang
tidak beraturan karena menyesuaikan kondisi sebaran bahan galian dan juga kondisi
6 s/d 10 meter dengan kondisi batuan yang rapuh pada sisi atas jenjang ( crest ) di
jumpai adanya struktur ( kekar ) yang terbentuk di sisi bawah jenjang ( toe ).
tingkat keamanan lereng tambang yang ada di lokasi Quarry Batu Gamping PT.
Semen Tonasa tepatnya pada Quarry B5 Utara, Quarry B6 tengah, dan Quarry B8
Selatan.
3
B. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada masalah nilai FK ( Faktor Keamanan ) dan jenis
longsoran yang akan terbentuk jika nantinya terjadi longsor pada lereng-lereng di
Quarry PT.Semen Tonasa tepatnya pada Quarry B5 Utara, Quarry B6 tengah, dan
Quarry B8 Selatan.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yang diharapkan dapat tercapai adalah
sebagai berikut :
2. Dapat menentukan jenis longsoran seperti apa yang akan terbentuk jika suatu
saat terjadi longsoran tepatnya pada Quarry B5 Utara, Quarry B6 tengah, dan
Quarry B8 Selatan
D. Manfaat Penelitian
Quarry B8 Selatan.
2. Dapat mengetahui jenis longsoran seperti apa yang akan terbentuk jika saja
1. Geomorfologi
Gondwana pada tahun 1982. Dari hasil penyelidikan tersebut ditunjukkan oleh
terdiri atas satuan morfologi dataran rendah dan satuan morfologi perbukitan.
Sungai yang mengalir di satuan morfologi ini adalah sungai pangkajene. Tebing
sungai pada satu sisi tegak dengan ketinggian 2-4 meter dan pada sisi lainnya
adalah landai. Daerah buanganaliran sungai tersebut luas, terdiri dari lembah yang
Satuan morfologi ini terdiri atas daerah batugamping yang mempunyai ciri-
ciri morfologi seperti: gua, lubang rekahan, sungai bawah tanah, stalaktit dan
stalakmit. Ketinggian satuan ini berkisar antara 65-266 meter dari permukaan laut.
menempati perbukitan yang relatif rendah dengan vegetasi agak lebat, serta
5
6
2. Stratigrafi Regional
litologi dari berbagai formasi yang tergolong ke dalam satuan batuan tertentu
a. Formasi Tonasa
dan kelabu muda, batugamping bioklastika dan kalkarenit, berwarna putih coklat
muda dan kelabu muda, sebagian berlapis dan berselingan dengan napal globigerina
dan dan beberapa lapisan napal pasiran mengandung banyak kerang (pelecipoda)
dan siput (Gastropoda) besar. Batugamping pejal pada umumnya terkekarkan kuat,
di daerah Tanete Riaja, terdapat tiga jalur napal yang berselingan dengan jalur
batugamping berlapis.
Awal (Ta.2) sampai Miosen Tengah (Tf). Dan lingkungan neritik dangkal hingga
dalam dan laguna, tebal formasi diperkirakan tidak kurang dari 3000 meter,
menindih selaras batuan Formasi Mallawa dan tertindih tidak selaras oleh formasi
7
Camba, diterobosi oleh sill, retas dan stoc batuan bekuyang bersusunan basalt,
Batu gamping Formasi Tonasa oleh Wilson (1995) dibagi menjadi lima
bagian berdasarkan fasiesnya. Biru area kabupaten Bone, Ralla area kabupaten
dan Nasara Area Kabupaten Jeneponto. Daerah lokasi penelitian disusun oleh fasies
tempat menunjukan batugamping dengan komponen foram besar, algae serta koral.
Lengan Selatan Pulau Sulawesi secara struktural dibagi atas dua bagian yaitu
Lengan selatan bagian Utara dan Lengan Selatan bagian Selatan yang sangat
mulai pada zaman Kapur, yaitu terjadinya perlipatan geosinklin disertai dengan
kegiatan vulkanik bawah laut dan intrusi Gabro. Bukti adanya intrusi ini
Batuan tua yang masih dapat diketahui kedudukan struktur stratigrafi dan
bagian bawah tidak selaras menindih batuan yang lebih tua, dan bagian atasnya
8
ditindih tak selaras oleh batuan yang lebih muda. Batuan yang lebih tua merupakan
masa yang terimfikasi melalui sejumlah sesar sungkup, terbreksikan, tergerus dan
sistem busur palung pada zaman Kapur Akhir, dan gejala ini menunjukkan bahwa
Pada kala Paleosen kegiatan gunungapi bawa laut yang hasil erupsinya dapat
terlihat di timur Bantimala dan daerah Barru (Lembar Ujung Pandang, Benteng dan
Sinjai). Pada bagian barat berupa tepi dataran yang dicirikan oleh endapan darat
dan batubara pada Formasi Mallawa, sedangkan di daerah timur, berupa cekungan
Sejak Eosen Akhir sampai Miosen Awal di daerah Barat terendapkan batuan
karbonat yang luas. Dimana hal ini menunjukkan bahwa daerah ini merupakan
paparan laut dangkal yang luas, yang kemudian berangsur menurun atau mengalami
Sedangkan pada daerah bagian timur terjadi proses gunungapi yang dimulai
sejak Miosen Akhir dimana hal ini ditunjukkan pada daerah Kalamiseng dan
Soppeng. Akhir kegiatan gunungapi ini diikuti oleh tektonik yang menyebabkan
Walanae dibatasi oleh dua sistem sesar normal, yaitu sesar Walanae yang
seluruhnya nampak hingga sekarang di sebelah timur, dan sesar Soppeng yang
gunungapi yang hampir merata dari selatan ke utara, dan ini berlangsung dari
Miosen Tengah sdampai Pliosen. Dimana hal ini, bentuk kerucutnya masih dapat
diamati di daerah sebelah barat yang diantaranya Puncak Maros dan Gunung
berada di utara gunung Tondongkarambu dan ini mungkin merupakan sisa kaldera.
Sejak Miosen Tengah terjadi sesar utama yang mempunyai arah Utara-
Baratlaut dan tumbuh sampai setelah Pliosen. Perlipatan besar yang berarah hampir
mendatar yang kira-kira berarah timur-barat pada waktu sebelum Akhir Pliosen.
Tekanan ini mengakibatkan pula adanya sesar sungkup lokal yang menyesarkan
batuan pra Kapur Akhir di daerah Bantimala ke atas batuan Tersier. Perlipatan
penyesaran yang relatif lebih kecil dibagian timur Lembah Walanae dan dibagian
barat timur Lembah Walanae dan dibagian barat pegunungan Barat, yang berarah
Kuat geser tanah yaitu : kemampuan tanah melawan tegangan geser yang
timbul dalam tanah. Dalam hal ini tanah dipandang sebagai bahan konstruksi
digunakan misalnya :
mendorong longsoran. Didalam tanah timbul gaya geser yang melawan yaitu F.
Gaya F maksimum sama dengan kuat geser tanah. Jika gaya T melampaui F
1. Hukum Coulomb
Gabungan benda kasar, lantai kasar diberi perekat. tegangan geser ultimitnya
berarti terjadi pergeseran antara tanah dengan tanah. Yang melawan adalah
1. Gesekan Intern: Gesekan antara tanah dengan tanah, sudut geseknya adalah sudut
2. Kohesi C lekatan antara tanah dengan tanah terjadi pada tanah butir halus. Untuk
tanah campuran antara tanah butir kasar dan butir halus, kuat geser tanah
Tanah butir kasar sering disebut tanah non kohesif. Tanah butir halus sering
disebut tarah kohesif (khususnya lempung) Ф dan c disebut parameter kuat geser
tanah.
Kekuatan geser dari dari tanah dalam artian tekanan efektiv adalah
c = kohesi ( kPa )
Coulomb. Nilai untuk c dari pasir dan lempung yang kompak biasanya setara
dengan nol. Untuk beberapa jenis lempung yang masiv nilai c > 0.
Parameter-parameter dari nilai kuat geser tanah ( c dan ϕ ) dapat di tentukan dari
dua jenis tes standar di laboratorium yaitu : Direct Shear test dan Triaxial test
Pasir kering dapat dengan mudah dilakukan Uji Kuat Geser Langsung,
13
sampel pasir diletakan dalam Shear Box yang nantinya akan terbagi dalam dua
pada bagian atas dari shear box diberikan kekuatan geser sampai specimen sampel
dari pasir mengalami keretakan. Nilai Tegangan normal dan tegangan geser pada
Gambar 3. Uji Kuat Geser pada Pasir (a) diagram skematik dari alat uji, (b) ploting dari
hasil pengukuran sehingga mendapatkan nlai sudut geser dalam (ϕ)
σ ‘ = . ....................................................................(iv)
S = . ...........................................................(v)
Dimana A = area bidang retak dari tanah – yang dimana itu adalah irisan melintang
Beberapa test dengan tipe seperti ini dapat dilakukan dengan bermacam-
macam jenis beban normal. Nilai sudut gesek dalam dari sampel di atas ( pasir )
dapat ditentukan dengan melakukan ploting pada grafik diatas dengan nilai S (
adalag teagangan normal seperti yang ditunjukan pada gambar 3 (b) atau dapat
Φ = tan -1 ( …..........................................................(vi)
Untuk pasir , nilai sudut geser dalamnya biasanya berkisar antara 26o sampai
45o, tergantung pada peningkatan densitas relative pada saat kompaksi (M.Das
Braja, 1998).
disebut dengan Rock Mass Rating (RMR). Sistem klasifikasi rock mass rating yang
Parameter kuat tekan batuan utuh dapat diperoleh melalui indeks kekuatan
point load atau kuat uji tekan batuan. Kekuatan batuan utuh sangat berpengaruh
terhadap massa batuan yang akan diklasifikasikan International Society for Rock
lapangan dengan menggunakan kuku, pisau, dan palu geologi seperti pada table
dapat menunjukkan kualitas massa batuan. RQD dapat dihitung dari persentasi
pengukuran orientasi dan jarak antar bidang diskontinu pada singkapan batuan.
Priest & Hudson (1976) mengajukan sebuah persamaan untuk menentukan RQD
sebagai berikut
Hubungan antara RQD dan kualitas batuan menurut Deere (1989) seperti
Jarak antar spasi kekar didefinisikan sebagai jarak tegak lurus antara dua
Sen dan Eissa ( 1991 ) mendefinisikan spasi kekar sebagai suatu panjang utuh pada
suatu selang pengamatan. Menurut ISRM jarak ( Spasi ) antar kekar adalah jarak
tegak lurus antara bidang kekar yang berdekatan dalam satu set kekar. Pengukuran
massa batuan. Pengukuran spasi bidang diskontinu pada permukaan massa batuan
akan mendapatkan data berupa jarak spasi bidang diskontinu semu, oleh karena itu
. .....................................(viii)
bidang diskontinu dan ϴi adalah sudut antara garis normal dengan scanline.
................................................... (ix)
dwsAi,i+1adalah jarak semu antar bidang diskontinu pada set bidang kekar A dan k
.................................................................... ( x )
adalah jumlah set bidang diskontinu. Tabel 3.5 menunjukkan hubungan antara spasi
Gambar 4. Pengukuran Jarak Antar Bidang Diskontinu pada Scanline (Kramadibrata, 1996)
Perhitungan nilai RMR , parameter Jarak ( Spasi ) antar kekar di beri bobot
Kondisi Kekar
Ada lima karakterisitik Kekar yang masuk dalam pengertian Kondisi kekar,
Roughnes
permukaan yang kasar akan dapat mencegah terjadinya pergeseran antar kedua
Separation
Merupakan jarak antara kedua bidang diskontini. Jarak ini biasanya di isi oleh
material pengisi lainnya ( Infilling/gouge ) atau biasanya juga di isi oleh air. Makin
Contiunity
Weathering
atau tidak nya dan sifat material pengisi tersebut. filling yang lebih tebal dan
memiliki sifat mengembang bila terkena air dan butir sangat halus akan
masing dan kemudian dijumlahkan sebagi bobot total kondisi kekar. Pemeberian
PARAMETER RATING
Panjang kekar <1 m 1-3 m 3-10 m 10-20 m >20 m
Persistence Contiunity
6 4 2 1 0
Jarak Antar permukaan Tidak ada <0,1 mm 0,1-1,0 mm 1-5 mm >5 mm
kekar
( Separature/aperture) 6 5 4 1 0
Kekasaran Kekar Sangat kasar Kasar Sedikit kasar Halus Slicken Sided
( Roughnes )
6 5 3 1 0
Material Pengisi Tidak ada Keras Lunak
( Infilling/gouge )
<5 mm >5 mm <5 mm >5 mm
6 4 2 2 0
Kelapukan Tidak lapuk Sedikit lapuk Lapuk Sangat Lapuk Hancur
( Weathering )
6 5 3 1 0
21
Oleh sebab itu perlu di perhitungkan dalam klasifikasi masa batuan. Pengamatan
terhadap kondisi air tanah ini dapat dilakukan dengan 3 macam yaitu :
Semakin banyak aliran air mengalir maka nilai yang dihasilkan untuk RMR
Semakin besar nilai tekanan air yang terjebak dalam kekar ( bidang diskontiniu
General condition
Mengamati atap dan dinding material secara visual , sehingga secara umum
dapat di nyatakan dengan keadaan umum dari permukaan seperti kering, lembab,
sebagai salah satu kondisi berikut : kering ( Completely Dry ), Lembab ( Damp ),
Basah ( wet ), terdapat tetesan Air ( Dripping ), atau tedapat aliran air ( Flowing ).
Pada perhitungan RMR kondisi air tanah diberi penilaian dan bobot seperti dalam
table 7.
22
keseluruhan bobot tersebut adalah nilai RMR. Nilai RMR ini dapat dipergunakan
untuk mengetahui kelas dari masa batuan, memperkirakan kohesi dan sudut geser
dalam untuk setiap kelas masa batuan seperti terlihat pada tabel 8.
Tabel 8. Tabel kelas masa batuan, kohesi dan sudut geser dalam berdasarkan nilai RMR ( bienawski, 1989 )
PROFIL MASA BATUAN DESKRIPSI
Rating 100-81 80-61 60-41 40-21 20-0
Kelas masa Batuan Sangat baik Baik Sedang Jelek Sangat Jelek
Kohesi >40 kPa 30-40 kPa 20-30 kPa 10-20 kPa <10 kPa
Sudut Geser Dalam >45o 35O-45o 25o-35o 15o-25o <15o
Kondisis masa batuan dievaluasi untuk setiap bidang diskontiniu yang ada
(Bieniawski 1989), dengan menjumlahkan nilai rating dari semua paramter akan di
diskontiniu.
perhitungan nilai RMR karena pengaruh dari bidang disjontiniu tersebut tergantung
Arah umum dari bidang diskontiniu berupa Strike dan Dip, akan
mempengaruhi kestabilan lereng bukaan. Hal ini ditentukan oleh sumbu dari lubang
bukaan tersebut, apakah tegak lurus strike atau sejajar strike, penggalian lubang
bukaan tersebut, apakah seraha Dip atau atau berlawanan arah dengan Dip dari
bidang diskontiniu.
Panduan ini tergantung dari beberapa faktor seperti kedalaman lubang bukaan ke
permukaan, ukuran dan bentuk terowongan serta metode penggalian yng dipakai
( Bieniawski 1998 ).
melalui Nilai Stand-Up Time darin nilai RMR menggunakan grafik Span terhadap
Stand-up time. Keakuratan dari Stand-up time ini menjadi diragukan karena nilai
parameter penting yang tidak tercakup dalam metode Klasifikasi RMR. Oleh
karena itu sebaiknya grafik ini hanya digunakan hanya untuk tujuan perbandingan
semata.
24
1. Analisis Kinematik
mengandalkan detil nilai evaluasi dari Struktur massa batuan yang ada dan
geometri dari set-set bidang diskontinuitas yang mungkin akan menjadi penyebab
System penilaian dari metode ini dapat dilihat dari nilai-nilai hasil ploting
pada formasi baji dan planar. Contohnya seperti program DIPS (Rocksciense, 201
kemudian dimasukan untuk melakukan analisa statistic dan grafik dari property
bidang diskontinuitas.
retakan-retakan. Data bidang diskontiniutas dan titik potong antar set kekar
diartikan pada Program DIPS dan dapat menjadi data tambahan dalam kode-kode
longsoran baji.
memasukan beragam variasi dari property set kekar dan juga memasukan nilai-nilai
analisis bidang gelincir dari suatu lereng dimana terjadi pergerakan Translasional
dan Rotasional pada permukaan bidang yang mengalami kerusakan dengan jelas.
Analisa dilakukan untuk memperlihatkan salah satu dari nilai Faktor kemanan atau,
kerusakan termasuk didalamnya deformasi yang kompleks serta retakan yang mana
sedikit memiliki kemiripan dengan meotede rigid block 2-D juga dimasukan dalam
metode Limit Equilibrium. Apapun itu, metode analisis Limit Equilibrium mungkin
pelapukan.
digunakan mungkin ada banyak jenisnya, namun apapun itu. Dengan tetap
Eberhardt, 2003).
method oleh Khadija Baba at All (2012) disebutkan Metode limit Equilibrium ini
adalah metode yang masih sering digunakan dalam studi analisis stabilitas lereng.
Konsep dasar dari metode ini adalah dengan membag lereng menjadi beberapa
irisan agar dasar dari tiap irisan bisa di bandingkan dengan menulis sebuah garis
terbangun dari adanya upaya antara tiap-tiap irisan yang telah terbagi dan
pendekatan dengan hasil perhitungan yang cukup dekat. Perbedaan nilai Faktor
seperti :
Groundwater flow and Stress Analysis ( terdapat dalam Program Geo – Slope’s
Fredlund 1993 ).
28
Keamanan (F) ditinjau dari intensitas kelongsorannya (Bowles, 1989), sperti yang
Tabel 10 . Hubungan Nilai Faktor Keamanan Lereng dan Intensitas Longsor (Bowles, 1989)
massa tanah atau batuan untuk menentukan faktor keamanan. Metode ini
mengabaikan gaya geser antar irisan dan kemudian mengasumsikan bahwa gaya
normal atau horizontal cukup untuk mendefinisikan gaya-gaya antar irisan. Gaya
29
arah vertikal. Gaya-gaya yang bekerja pada irisan dapat dilihat pada Gambar
Semua metode irisan menyatakan kondisi suatu lereng dalam suatu indeks
.................. ( xi)
irisan. Kekuatan geser material yang tersedia untuk menahan material sehingga
berikut:
. .................................................... (xii)
dengan adalah kekuatan geser, adalah kohesi efektif, adalah sudut gesek
efektif, adalah tegangan normal total dan adalah tekanan air pori.
setiap irisan hingga hasil F mendekati sama dengan F awal yang di asumsikan.
orientasi kekar, yaitu bervariasi dari 60 hingga 100. Untuk dapat menggunakan
kekar yang ada pada massa batuan dimana lereng dibentuk. Sehingga dalam
Perhitungan Tingkat Stabilitas Lereng dengan Metode RMR dan SMR oleh
Virginia Sneruni Smurem Rumbiak (2016), telah memodifikasi RMR menjadi Slope
pada dasarnya tidak memperhatikan kelongsoran tanah dan longsoran baji secara
jenjang.
3. Kedudukan dari jenjang gali yaitu jurus dan kemiringan jenjang gali
yang dapat dilihat pada (tabel ). klasifikasi ini semua bobot dikalikan untuk
Tabel 11. Pembobotan Nilai F1, F2, dan F3 berdasarkan SMR ( Romana 1980 )
Lb = βj Derajat < 20 ˚ 20 - 30 30 - 35 35 - 45 ˚ 45
F2 ˚ ˚ ˚
Lb Bo 0, 0, 0,70 0, 1,0
bot 1 4 8 0
Lg Bo 1 1 1 1 1
5 0 5
bot
Lb= βj – βs Derajat 1 10 - 0 ˚ 0 0 - 10 ˚ < -10 ˚
0
F3 Lg= βj – βs Derajat <110 ˚ 110 - 120 > 120 - -
˚ ˚
˚ ˚
Lb = Lg Bo 0 - - - -
bot Lb = l ongs ora n bi da ng 6 2 αs5= Strike lereng 6
Keterangan : 5 0 0
Lg = l ongs ora n gul i ng βs = Di p l e re n g
αj = Stri ke d i s kon ti n u i ta s βj = Dip diskontinuitas
Klasifikasi V IV III II I
Deskripsi Sangat tidak stabil Tidak stabil Sedang Stabil Sangat stabil
Kestabilan Lereng/Jenjang Sangat tidak stabil Tidak stabil Sedang Stabil Sangat stabil
Kemungkinan Bentuk Bidang seperti keruntuhan Bidang atau baji Di kotnrol oleh Berupa block
H. Jenis Longsoran
Seperti yang dijelaskan oleh Hoek Bray dalam Ducan C Wyllie & Crishtoper
W Mah ( 2005 ), Secara umum jenis longsoran diklasifikasikan menjadi empat jenis
failure), longsoran baji (wedge failure) dan longsoran guling (toppling failure).
33
sepanjang bidang luncur yang dianggap rata (Gambar 5 ). Bidang luncur tersebut
a) Jurus bidang luncur sejajar atau mendekati sejajar terhadap jurus bidang
b) Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil dari kemiringan bidang permukaan
lereng.
terutama pada batuan lunak. Pada batuan yang keras longsoran busur hanya
dapat terjadi jika batuan tersebut sudah mengalami pelapukan dan mempunyai
bidang-bidang lemah (rekahan) yang sangat rapat dan tidak dapat dikenal lagi
34
kedudukannya. Longsoran busur akan terjadi jika partikel individu pada suatu
tanah atau massa batuan sangat kecil dan tidak saling mengikat. Adapun tanda
pertama pada suatu longsoran busur biasanya berupa suatu rekahan tarik
sebagian permukaan atas lereng yang berada di samping rekahan. Penurunan ini
menandakan adanya gerakan lereng yang pada akhirnya akan terjadi kelongsoran
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika terdapat lebih dari satu
bidang lemah yang bebas dan saling berpotongan (Gambar 8 ). Sudut perpotongan
antara bidang lemah tersebut lebih besar dari sudut gesek dalam batuannya. Bidang
lemah ini dapat berupa bidang sesar, rekahan, maupun bidang perlapisan.
a. Permukaan bidang lemah A dan bidang lemah B rata, tetapi kemiringan bidang
b. Sudut garis potong kedua bidang diskontinu harus lebih kecil daripada sudut
kemiringan lereng.
c. Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan kedua
bidang lemah.
Longsoran guling terjadi pada batuan yang keras dan memiliki lereng yang
terjal dengan bidang-bidang lemah yang tegak lurus atau hampir tegak dan arahnya
ditentukan oleh sudut gesek dalam dan kemiringan bidang luncurnya, tinggi balok,
Batuan yang mempunyai beberapa susunan (set) kekar, maka untuk mencari
dapat dilihat pada Gambar 10. Dengan proyeksi stereografis dapat diduga
secara tiga dimensi. Tetapi perlu diperhatikan proyeksi stereografis hanya dapat
mengetahui arah gaya-gaya yang bekerja serta arah luncuran, sedangkan besarnya
B. Lokasi Penelitian
Secara astronomis lokasi penelitian berada pada kordinat119o55’ 27’’ dan 119o 48’
24’’ BT hingga 4o 34’ dan 4o 58’ 17’’ LS. Luas daerah izin usaha pertambangan
roda empat ke arah Utara + 40 km. Lokasi unit tambang berjarak +5 km dari Kantor
38
39
C. Prosedur Penelitian
mendapatkan data primer. Adapun beberapa data Primer yang di butuhkan dalam
Struktur Geologi ( kekar ) yang ada pada lereng-lereng tambang yang telah di
mengklasifikasi massa batuan pada lereng. Data kekar diambil dengan metode
Scanline.
Sampel batuan utuh, yang diambil di lereng secara insitu untuk kemudian untuk
dilakukan penghitungan nilai Bobot isi batuan serta Untuk keperluan Uji Kuat
Geser Langsung ( Direct Shear Test ) yang nantinya akan di olah untuk
Batuan pada lereng. Adapun Metode yang di gunakan adalah metode RMR ( Rock
Dalam menentukan nilai RMR ada beberapa data Struktur ( kekar ) yang di
butuhkan seperti ; jurus & kemiringan kekar, panjang kekar, lebar bukaan kekar,
jarak/Spasi antar kekar, isian kekar, kondisi keterdapatan air, serta nilai uji kuat
tekan batuan utuh ( Uniaxial Comphresive Strength ). Penggunaan data RMR ini,
menganalisis jenis longsoran yang terbentuk, jika suatu saat terjadi longsor.
41
Penentuan nilai Kohesi ( c ) dan Sudut gesek dalam ( ϕ ) ini di cari melalui
pengolahan data melalui Softwere Roclab dengan memasukan data GSI, mi, tinggi
Untuk lebih memastikan, dilakukan pula uji Kuat geser langsung di laboratorium
Mekanika Tanah.
D. Analisis Streografis
nantinya akan terbentuk jika saja terjadi longsor. Analisis dilakukan dengan
bantuan software DIPS untuk mencari sudur bidang lemah dari masa batuan.
lakukan dengan dua cara yakni dengan Cara manual menggunakan persamaan (
yaitu ; nilai Bobot isi batuan(ᵞ), nilai kohesi ( c), nilai sudut geser dalam ( ϕ ), tinggi
dimana untuk mendapatkan Niai FK, nilai-nilai penunjang yang dibutuhkan yaitu
42
data RMR ( Rock Mass Ratting ), data orientasi bidang lemah ( kekar ), data model
penggalian yang di gunakan serta Data Jenis Longsoran yang diolah dengan
Keamanan ) yaitu nilai Stabilitas Lereng menurut Bowles 1989 dan Romana 1985.
F. Instrumen Penelitian
sebagai berikut :
Mulai
Pengambilan Data
Data Primer
- Data Strukur ( Kekar )
- Data Dimensi lereng (
tinggi,kemiringan dan panjang
bidang lereng
Data Sekunder
- Data Curah hujan lokasi penelitian
- Data Kuat Tekan Batuan Utuh
- Data Uji Kuat Geser Langsung
Pengolahan Data
Penghitungan
- perhitungan Nilai FK Nilai FK
Analiss
Hasil
Perbandingan Status Keamanan Lereng
Selesai
45
A. Geometeri lereng
lereng seperti data tinggi lereng, kemiringan lereng, arah lereng, arah kedudukan (
menggunakan alat bantu berupa meteran roll, Kompas geologi, dan Globall
menggunakan Point Load Test juga mendapatkan nilai sifat mekanis batuan berupa
Sebelum diuji, sampel yang ada dilakukan Coring terlebih dahulu untuk
mendapatkan bentuk silinder agar dapat kompetibel dengan alat uji dengan ukuran
45
46
panjang 2,5 cm dan diameter 2,5 cm untuk Point Load Test dan ukuran panjang 10
Gambar 14Hasil
. Fotouji Kuat tekan
pengujian batuan
Kuat tekan dengan
dengan Point Load
menggunakan PointTest
Load: test
47
Quarry d P D
B5 25 mm 1020 N 25 mm
B6 25 mm 1905 N 25 mm
B8 25 mm 2550 N 25 mm
Dimana :
d : Diamter Sampel
P : Beban Maksimum Hingga sampel pecah
D : Jarak antar dua Konus penekan
Berikut kondisi sampel setelah dilakukan Uji Kuat Tekan :
a b
Gambar 15 . Sampel batuan pada Quarry B5 sebelum (a) dan sesudah (b) uji kuat tekan
a b
Gambar 16 . Sampel batuan pada Quarry B6 Tengah sebelum (a) dan sesudah (b) uji kuat tekan
48
a b
Gambar 17. Sampel batuan pada Quarry B8 Selatan sebelum (a) dan sesudah (b) uji kuat tekan
Nilai kuat tekan batuan di dapatkan dari hasil olah nilai Point Load Test yang
dapat di lihat pada lampiran A sehingga mendapatkan nilai kuat tekan untuk masing-
diameter 5,5 cm dilakukan uji untuk mendapatkan nilai tegangan Axial dan
kemudian diolah dalam Mohr Coulomb untuk mendapatkan nilai Kohesi dan Sudut
geser dalam.
Gambar 18. Sampel hasil coring sebelum proses uji kuat tekan
batuan dengan alat triaksial apparture
Gambar 19. Proses pengujian sampel batuan menggunakan alat uji triaksial
apparture
50
kondisi sampel yang telah hancur setelah dilakukan uji pada Triaxial Apparture :
1 2
Gambar 20. Sampel 1 dan 2 pada Quarry B5 setelah uji triaksial apparture
1 2
Gambar 21. Sampel 1 dan 2 pada Quarry B6 setelah uji triaksial apparture
1 2
Gambar 22. Sampel 1 dan 2 pada Quarry B8 setelah uji triaksial apparture
51
Triaxial Apparture pada tiap sampel dari quarry B5, B6 tengah, dan B8 Selatan
Quarry Sampel Q1 Q3
Keterangan:
Q1 Tegangan Unaksial (tegangan yang diberi secara vertikal)
Q3 Tegangan Aksial (tegangan yang diberi secara horizontal)
dan Sudut Gesek dalam. Berikut adalah hasil pengolahan dengan Mohr Coulomb :
Keterangan :
ϕ = 21o
c = 0,30 Kg/Cm2
Keterangan :
o
ϕ = 19
c = 0,80 Kg/Cm2
Keterangan :
ϕ = 18o
c = 1,50 Kg/Cm2
tiap Quarry :
Rock Mass Ratting ( RMR ) adalah suatu teori yang di kemukakan oleh
menggunakan beberapa parameter seperi nilai RQD, nilai kuat tekan batuan,
Seperti yang telah di tampilkan sebelumnya, dari hasil pengolahan data Point
Load Indeks ( PLI ) nilai kuat tekan batuan adalah sebesar 1,19 Mpa sehingga
rating yang di dapatkan untuk nilai kuat tekan adalah sebesar 4 ( lampiran G ).
Dari data Spasi Kekar yang telah terkoreksi kemudian nilai RQD di hitung
dengan menggunakan persamaan (Vii) oleh Priest dan Hudson ( 1976 ). Adapun
hasil perhitungan nilai RQD ( lampiran D ) adalah sebesar 98,54 %. dari tabel nilai
lampiran G )
berdasarkan tabel hasil koreksi jarak kekar ( lampiran C ) didapatkan nilai spasi
54
kekar rata-rata untuk JS1 adalah 53.58266062 cm dan untuk JS2 adalah
nilai rating yang di peroleh untuk nilai Jarak Antar Kekar ( Spasi ) adalah 10 (
lampiran G ).
kekar adalah sepanjang 1,05 m dan bukaan kekar 3,09 mm, tidak ada material
pengisi, tidak pelapukan sedikit lapuk serta dengan tingkat kekasaran adalah Kasar.
rembesan air, dalam hal ini lereng berada dalam kondisi kering ( Dry ). sehingga
Utara
penjumlahan dan pembobotan untuk mengetahui kelas massa batuan pada Quarry
B5 uatara. setelah melakukan penjumlahan nilai yang didapatkan adalah sebesar 70.
55
dengan demikian nilai Kelas masa batuan untuk Quarry B5 uatara adalah di
Seperti yang telah di tampilkan sebelumnya, dari hasil pengolahan data Point
Load Indeks ( PLI ) nilai kuat tekan batuan adalah sebesar 2,23 Mpa sehingga
rating yang di dapatkan untuk nilai kuat tekan adalah sebesar 7 ( lampiran G ).
Dari data Spasi Kekar yang telah terkoreksi kemudian nilai RQD di hitung
dengan menggunakan persamaan (Vii) oleh Priest dan Hudson ( 1976 ). adapun
hasil perhitungan nilai RQD adalah sebesar 96,96 %. dari tabel nilai RQD untuk
berdasarkan tabel hasil koreksi jarak kekar ( lampiran C ) didapatkan nilai spasi
kekar rata-rata untuk JS1 adalah 34.1218935 cm dan untuk JS2 adalah 40.14757803,
sehingga nilai rata-ratanya adalah sebesar 37,13 cm atau 0,37 m. nilai rating yang
kekar adalah sepanjang 1,15 m dan bukaan kekar 3,20 mm, tidak ada material
pengisi, tidak pelapukan sedikit lapuk serta dengan tingkat kekasaran adalah kasar.
rembesan air, dalam hal ini lereng berada dalam kondisi kering ( Dry ). sehingga
Tengah
penjumlahan dan pembobotan untuk mengetahui kelas massa batuan pada Quarry
B5 uatara. setelah melakukan penjumlahan nilai yang didapatkan adalah sebesar 73.
dengan demikian nilai kelas masa batuan untuk Quarry B5 uatara adalah di
Point Load Indeks ( PLI ) nilai kuat tekan batuan adalah sebesar 2,99 Mpa
sehingga rating yang di dapatkan untuk nilai kuat tekan adalah sebesar 7 ( lampiran
G ).
Dari data Spasi Kekar yang telah terkoreksi kemudian nilai RQD di hitung
dengan menggunakan persamaan (Vii) oleh Priest dan Hudson ( 1976 ). Adapun
hasil perhitungan nilai RQD ( lampiran ) adalah sebesar 97,53 %. Dari tabel nilai
lampiran G ).
Berdasarkan tabel hasil koreksi jarak kekar ( lampiran C ) didapatkan nilai spasi
kekar rata-rata untuk JS1 adalah 34.97700863 cm dan untuk JS2 adalah
nilai rating yang di peroleh untuk nilai Jarak Antar Kekar ( Spasi ) adalah 10 (
lampiran G ).
58
kekar adalah sepanjang 1,58 m dan bukaan kekar 4,06 mm, tidak ada material
pengisi, tidak pelapukan sedikit lapuk serta dengan tingkat kekasaran adalah Kasar.
rembesan air, dalam hal ini lereng berada dalam kondisi kering ( Dry ). sehingga
Selatan
penjumlahan dan pembobotan untuk mengetahui kelas massa batuan pada Quarry
B5 uatara. setelah melakukan penjumlahan nilai yang didapatkan adalah sebesar 73.
dengan demikian nilai kelas masa batuan untuk Quarry B5 uatara adalah di
Berikut rekapitulasi nilai Kelas Massa Batuan dari hasil Klasifikasi Rock
Mass Ratting pada Quarry B5 Utara, Quarry B6 Tengah, Serta Quarry B8 Selatan.
mengetahui jenis/tipe longsoran yang akan terbentuk pada suatu massa batuan
Direction ), Kemiringan lereng, Arah dan Kedudukan Kekar, serta Nilai Sudut
Geser Dalam
Quarry B5 utara didapatkan data diantaranya yaitu kemiringan lereng sebesar 56o ,
arah kemiringan dari lereng ( Dip Direction ) adalah N 255o E, tinggi lereng adalah
6 meter, serta panjang bidangnya adalah 7 meter, dengan data bidang diskontinuitas
Gambar 26. Area Penelitian dan Pengambilan data pada Quarry B5 Utara,
Di Foto kearah N 75oE
didapatkan dua set kekar pada Quarry B5 yaitu JS1 dan JS2. Kedudukan umum JS1
adalah N 71oE / 79o dan kedudukan umum JS2 adalah N 266oE / 82o
Gambar 28. Interpretasi set kekar pada Quarry B5 dengan menggunakan program Dips 6
Berdasarkan hasil oleh data pola set kekar, arah dan kemiringan lereng serta
sudut geser dalam menunjukkan adanya jenis longsoran guling berbentuk baji
dengan arah penunjaman (trend) yang dibentuk oleh kedua set kekar yaitu N 80oE
yang berlawanan arah dengan arah kemiringan (dip direction) lereng yaitu N 255oE.
Model longsoran yang terjadi dibentuk oleh set kekar JS1 dan JS2 yang
memiliki sudut penunjaman yang dibentuk oleh perpotongan kedua set kekar
tersebut (plunge intersection) Ψi sebesar 38o dengan sudut geser dalam (ϕi) sebesar
21o dan kemiringan lereng (Ψf) adalah 56o. Berdasarkan salah satu syarat kinematik
yang ditetapkan untuk jenis longsoran guling berbentuk baji yaitu ϕi < Ψi < Ψf , dapat
dikatakan bahwa longsoran guling berbentuk baji dapat terjadi pada Quarry B5
62
karena syarat – syarat terjadinya longsoran tersebut telah terpenuhi. Berikut hasil
Gambar 29. Hasil analisis stereografi pada Quarry B5 dengan menggunakan program Dips
6 yang menunjukkan jenis longsoran guling berbentuk baji
Quarry B6 Tengah didapatkan data diantaranya yaitu kemiringan lereng sebesar 53o
, arah kemiringan dari lereng ( Dip Direction ) adalah N 275o E, tinggi lereng
adalah 8,5 meter, serta panjang bidangnya adalah 10,7 meter, dengan data bidang
meter.
63
Gambar 30. Area Penelitian dan Pengambilan data pada Quarry B6 Tengah,
Di Foto kearah N 95oE
didapatkan dua set kekar pada Quarry B6 yaitu JS1 dan JS2. Kedudukan umum JS1
adalah N 289o E / 78o dan kedudukan umum JS2 adalah N 74o E / 74o.
Gambar 32. Interpretasi set kekar pada Quarry B6 Tengah dengan menggunakan program Dips 6
Berdasarkan pola set kekar, arah dan kemiringan lereng serta sudut geser
dalam menunjukkan adanya jenis longsoran guling berbentuk baji dengan arah
penunjaman (trend) yang dibentuk oleh kedua set kekar yaitu N 94oE yang
berlawanan arah dengan arah kemiringan (dip direction) lereng yaitu N 275oE.
Model longsoran ini dibentuk oleh set kekar JS1 dan JS2 yang memiliki sudut
penunjaman yang dibentuk oleh perpotongan kedua set kekar tersebut (plunge
intersection) Ψi sebesar 49o dengan sudut geser dalam (ϕi) sebesar 19o dan
kemiringan lereng (Ψf) adalah 53o. Berdasarkan salah satu syarat kinematik yang
ditetapkan untuk jenis longsoran guling berbentuk baji yaitu ϕi < Ψi < Ψf , dapat
dikatakan bahwa longsoran guling berbentuk baji dapat terjadi pada Quarry B6
65
karena syarat – syarat terjadinya longsoran tersebut telah terpenuhi. Berikut hasil
Gambar 33. Hasil analisis stereografi pada Quarry B6 dengan menggunakan program Dips
6 yang menunjukkan jenis longsoran baji
53o , arah kemiringan dari lereng ( Dip Direction ) adalah N 334o E, tinggi lereng
adalah 10 meter, serta panjang bidangnya adalah 12,2 meter, dengan data bidang
meter.
66
didapatkan dua set kekar pada Quarry B8 yaitu JS1 dan JS2. Kedudukan umum JS1
adalah N 309o E / 82o dan kedudukan umum JS2 adalah N 138o E / 79o.
Gambar 36. Interpretasi set kekar pada Quarry B8 Selatandengan menggunakan program Dips 6
Berdasarkan pola set kekar, arah dan kemiringan lereng serta sudut geser
dalam menunjukkan adanya jenis longsoran baji baji dengan arah penunjaman
(trend) yang dibentuk oleh kedua set kekar yaitu N 312oE yang searah dengan arah
kemiringan (dip direction) lereng yaitu N 334oE. Model longsoran ini dibentuk oleh
set kekar JS1 dan JS2 yang memiliki sudut penunjaman yang dibentuk oleh
perpotongan kedua set kekar tersebut (plunge intersection) Ψi sebesar 25o dengan
sudut geser dalam (ϕi) sebesar 18o dan kemiringan lereng (Ψf) adalah 55o.
Berdasarkan salah satu syarat kinematik yang ditetapkan untuk jenis longsoran baji
yaitu ϕi < Ψi < Ψf , dapat dikatakan bahwa longsorn baji dapat terjadi pada Quarry B8
karena syarat – syarat terjadinya longsoran tersebut telah terpenuhi. Berikut hasil
68
Gambar 37. Hasil analisis stereografi pada Quarry B8 dengan menggunakan program Dips 6
yang menunjukkan jenis longsoran baji
status tingkat kemantapan dari suatu lereng alami ataupun buatan dengan
beberapa parameter yakni ; Dimensi dari lereng dan Data Mekanika Tanah seperti
a. Quarry B5 Utara
titik Pusat Lingkaran bidang gelincir dan luasan bidang irisan dengan Asusmsi
Irisan yang di gunakan adalah sebanyak 5 ( lima ) buah irisan adalah sebagai
berikut:
Gambar 38. Grafik Penentuan Nilai b dan posisi titik pusat lungkara bidang gelincir
oleh Hoek dan Bray 1974
Distance y adalah 1,3 H sehingga posisi x adalah – 1,2 m sedangkan posisi y adalah
Gambar 39. Gambar Aktual Lereng berserta titik pusat lingkaran bidang
gelincir yang telah di tentukan
asumsi ( F ) dengan nilai Faktor Keamanan baru dengan selisih sekecil mungkin.
72
Tabel 23. Perhitungan manual Bishop Simplified Method dengan cara aproximasi berulang B5 Utara
no sudut alas Kohesi Sudut Gesek Dalam Bobot isi Lebar Luas
w
(α) ( c’ ) (υ’ ) (ɣ) segmen ( m2 )
1 16,00 29,42 21,00 12,81 1,30 1,61 20,62
2 26,00 29,42 21,00 12,81 1,30 4,51 57,82
3 37,00 29,42 21,00 12,81 1,30 6,86 87,91
4 50,00 29,42 21,00 12,81 1,30 7,14 91,44
5 66,00 29,42 21,00 12,81 1,30 3,18 40,79
no sudut alas Kohesi Sudut Gesek Dalam Bobot isi
b l u
(α) ( c’ ) (υ’ ) (ɣ)
1 16,00 29,42 21,00 12,81 1,19 1,35 0
2 26,00 29,42 21,00 12,81 1,19 1,45 0
3 37,00 29,42 21,00 12,81 1,19 1,63 0
4 50,00 29,42 21,00 12,81 1,19 2,02 0
5 66,00 29,42 21,00 12,81 1,19 3,20 0
no sin α tan α sec α tan υ' W.sin α
1 0,27563736 0,286745386 1,040299436 0,383864 5,683007
2 0,43837115 0,487732589 1,11260194 0,383864 25,34571
3 0,60181502 0,75355405 1,252135658 0,383864 52,90473
4 0,76604444 1,191753593 1,555723827 0,383864 70,05031
5 0,91354546 2,246036774 2,458593336 0,383864 37,26667
0,005229
no Pembilang 1 Penyebut 1 Faktor 2
1 49,62403477 1,039032355 47,75986
2 72,03741492 1,066391135 67,55253
3 102,2170175 1,102575283 92,70752
4 147,1751258 1,16222388 126,6323
5 269,6843252 1,305735014 206,5383
541,1906
FK asumsi ( F ) FK baru
2,82 2,82974823
73
Gambar 40. Penentuan Nilai Faktor Keamanan Pada Quarry B5 Utara dengan bantuan
Softwere Slide 6.0
Dari gambar dapat kita lihat bahwa nilai Faktor Keamanan yang diperoleh
adalah sebesar 2,838 dan berikut adalah perbandingan nilai Faktor keamanan
dengan cara manual dan dengan menggunakan bantuan Software Slide 6.0
Tabel 24. Perbandingam Nilai Faktor Keamanan dengan Cara amanual dan dengan Softwere
b. Quarry B6 Tengah
Gambar 41. Penentuan Nilai Faktor Keamanan Pada Quarry B6 Tengah dengan
bantuan Softwere Slide 6.0
Dari gambar dapat kita lihat bahwa nilai Faktor Keamanan yang diperoleh
c. Quarry B8 Selatan
Gambar 42. Penentuan Nilai Faktor Keamanan Pada Quarry B8 Selatan dengan bantuan
Softwere Slide 6.0
Dari gambar dapat kita lihat bahwa nilai Faktor Keamanan yang diperoleh
Tabel 27. Rekapitulasi Nilai Faktor Keamanan dengan Bishop Simplified Method
perhitungan dengan mtetode ini diantaranya yaitu; arah kemiringan lereng ( Dip
Direction Lereng ), arah dari kedudukan kekar ( Dip Direction Kekar ), arah
penujaman yang terbentuk dari kedua set kekar ( trend ), besar sudut kemiringan
lereng, besar sudut kemiringan kekar, serta sudut penujaman yang terbentuk dari
Berdasarkan hasil pembobotan pada Quarry B5 utara, Nilai F1 pada set JS1
dan JS2 masing-mesing medapat nilai sebesar 86o dan 79o , sedangkan untuk F2
pada Set JS1 dan JS2 masing-masing mendapat nilai 79 o dan 82 o, serta untuk nilai
F3 mendapatkan nilai untuk masing-masing set JS1 dan JS2 adalah sebesar 135 o
dan 138 o . untuk nilai F4 karena tipe peledakan yang di gunakan adalah peledakan
77
Normal maka bobotnya adalah 0 dan hasil analisis streografis Quarry B5 Utara
menunjukan jenis longsoran Guling. pembobotan nilai F1, F2, F3, dan F4
Setelah bobot dari keempat parameter tersbut didapatkan kemudian nilai SMR di
yaitu sebesar 66,25 untuk kedua Set. Sesuai dengan tabel pembobotan massa
jenjang yang dikemukaan oleh Romana ( 1985 ), nilai 66,25 masuk dalam kategori
Berdasarkan hasil pembobotan pada Quarry B5 utara, Nilai F1 pada set JS1
dan JS2 masing-mesing medapat nilai sebesar 76o dan 69o , sedangkan untuk F2
pada Set JS1 dan JS2 masing-masing mendapat nilai 78 o dan 74 o, serta untuk nilai
F3 mendapatkan nilai untuk masing-masing set JS1 dan JS2 adalah sebesar 131 o
dan 127 o . untuk nilai F4 karena tipe peledakan yang di gunakan adalah peledakan
Normal maka bobotnya adalah 0 dan hasil analisis streografis Quarry B5 Utara
menunjukan jenis longsoran Guling. pembobotan nilai F1, F2, F3, dan F4
Setelah bobot dari keempat parameter tersbut didapatkan kemudian nilai SMR di
yaitu sebesar 69,25 untuk kedua Set. Sesuai dengan tabel pembobotan massa
jenjang yang dikemukaan oleh Romana ( 1985 ), nilai 66,25 masuk dalam kategori
Berdasarkan hasil pembobotan pada Quarry B5 utara, Nilai F1 pada set JS1
dan JS2 masing-mesing medapat nilai sebesar 22 o , sedangkan untuk F2 pada Set
o
JS1 dan JS2 masing-masing mendapat nilai 25 dan 74 o, serta untuk nilai F3
mendapatkan nilai untuk masing-masing set JS1 dan JS2 adalah sebesar 30 o . untuk
nilai F4 karena tipe peledakan yang di gunakan adalah peledakan Normal maka
bobotnya adalah 0 dan hasil analisis streografis Quarry B5 Utara menunjukan jenis
longsoran Guling. pembobotan nilai F1, F2, F3, dan F4 menggunakan tabel SMR
nilai yaitu sebesar 63,40 untuk kedua Set. Sesuai dengan tabel pembobotan massa
jenjang yang dikemukaan oleh Romana ( 1985 ), nilai 64,30 masuk dalam kategori
tengah, dan Quarry B8 Selatan dengan menggunakan metode Slope Mass Rating
Tabel 28. Rekapitulasi Nilai SMR pada Quarry B5 Utara, Quarry B6 tengah, dan Quarry B8
No Quarry Nilai Deskripsi Tingkat keamanan ( Romana 1985 )
SMR
1 B5 Utara 66,25 Stabil
2 B6 tengah 69,25 Stabil
3 B8 Selatan 63,4 Stabil
79
Tabel 29. Perbandingan Nilai Keamanan pada Quarry B5 Utara, Quarry B6 tengah, dan Quarry B8
Dengan dua metode ( Bishop Simplified dan SMR )
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
adalah 2,838 Quarry B6 Tengah adalah 5,603 dan Quarry B8 Selatan adalah
7,413 dengan kategori status keamanan adalah kondisi lereng Relatif Stabil.
metode SMR ( Slope Mass Rating ) diketahui bahwa nilai SMR pada Quarry
Selatan adalah 63,40 dengan kategori status keamanan adalah kondisi lereng
stabil.
2. Adapun Jenis/tipe longsoran yang akan terbentuk jika terjadi longsoran adalah
B. Saran
melakukan pengambilan data di beberapa titik dalam satu stasiun agar lebih
80
81
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, RW, V., 1949, The Geology of Indonesia Vol. 1A General geology of
Indonesia and Adjacent Archipelagoes, Government Printing Office, The
Hague
Baba, K., Bahi, L., Ouadif, L., Akhssas, A., 2012 , Slope Stability Evaluation by
Limit Equilibrium and Finite Element Methods Applied to A Raillway in the
Morrocan rif , Mohammadia Enginering School,Mohammed V-Agdal ,
Rabat, Marocco
Bishop, A.W., 1954, General Theory of Stability Slope : The Use of The Slip
Circle in the Stability Analisys of Slope
Deere, D.U., 1989, Rock Quality Designation ( RQD ) After Twenty Years, U.S
Departement Of Commerce National Technical Information Serfice :
Springfield
Direktorat Jendral Mineral dan Batubara, Laporan Kinerja ( LAKIN ) Tahun 2015
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta
Eberhardt, E., 2003 , Rock Slop Stability Analysis – Utilization of Advance
Numerical Techniques ¸ University of British Colombia , Canada
Kramadibrata, S., 1996, The Influence of RockMass and Intact Rock Properties
on the Design of Surface Mines with Particular Reference to the
Excavatability of Rock. Ph. D. Thesis, Curtin University of Technology
Rai A. M., 2013, Mekanika Batuan , Insititut Teknologi Bandung Press, Bandung
LAMPIRAN
84
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN KUAT TEKAN BATUAN DENGAN
POINT LOAD TEST
I(50) = ( )0.45.
Quarry d P D I(50)
B5 25 mm 1020 N 25 mm 1,19 Mpa
B6 25 mm 1905 N 25 mm 2,23 Mpa
B8 25 mm 2550 N 25 mm 2,99 Mpa
Keterangan:
d = Diameter sampel
P = Beban maksimum hingga percontoh pecah
D = Jarak antar dua konus penekan
1. Quarry B5
0.45
I(50) = ( ) .
0.45
I(50) = ( ) .
2. Quarry B6
0.45
I(50) = ( ) .
0.45
I(50) = ( ) .
3. Quarry B8
0.45
I(50) = ( ) .
0.45
I(50) = ( ) .
LAMPIRAN B
HASIL PENGUKURAN BIDANG DISKONTINUITAS ( KEKAR )
DILAPANGAN YANG BELUM TERKOREKSI
STASIUN 1
LOKASI QUARRY B5 UTARA
KOORDINAT S 4O 47’10,7” dan E 119O 37’33,2”
KEDUDUKAN PERLAPISAN -
KEDUDUKAN LERENG N 165O E / 56 O
TINGGI LERENG 7 METER
11 280 71 0,6 55 10 -
12 264 81 0,6 73 7 -
13 252 81 0,5 90 35 -
14 303 85 0,6 95 40 -
15 300 85 0,1 80 21 -
16 291 71 0,6 95 12 -
17 290 84 0,5 48 22 -
18 261 84 0,3 84 25 -
19 205 82 0,5 60 13 -
20 108 85 0,2 66 33 -
21 268 78 0,5 73 30 -
22 260 83 0,5 103 39 -
23 73 83 0,6 94 7 -
24 247 83 0,1 44 5 -
25 255 81 0,1 40 5,5 -
26 258 70 0,2 75 31 -
27 71 75 0,1 78 12 -
28 64 80 0,1 50 9 -
29 64 76 0,2 38 21 -
30 71 82 0,4 114 11 -
31 70 74 0,3 89 19 -
32 77 81 0,2 46 6 -
33 71 80 0,1 63 9 -
34 71 82 0,1 52 8 -
35 81 80 0,3 54 18 -
36 30 71 0,3 40 4 -
37 68 80 0,5 51 15 -
38 264 85 0,4 88 51 -
39 274 80 0,5 90 14 -
40 272 83 0,2 69 9 -
41 271 84 0,1 68 5 -
42 286 77 0,6 68 9 -
87
STASIUN 2
LOKASI QUARRY B8 SELATAN
KOORDINAT S 4O 47’27,9” dan E 119O 37’42,9”
KEDUDUKAN PERLAPISAN -
KEDUDUKAN LERENG N 244O E / 55 O
TINGGI LERENG 12,2 METER
STASIUN 3
LOKASI QUARRY B6
KOORDINAT S 4O 47’23,7” dan E 119O 37’37,7”
KEDUDUKAN PERLAPISAN -
KEDUDUKAN LERENG N 188O E / 53 O
TINGGI LERENG 10,7 METER
SPA
STRIKE DIP BUKAA PANJA
NO SI ISIAN
(N…..OE) (….O) N (cm) NG (cm)
(cm)
1 244 85 0,4 39 0 -
2 72 69 0,5 113 14 -
3 269 80 0,5 111 20 -
4 72 86 0,2 56 40 -
5 73 76 0,6 31 27 -
6 281 84 0,6 103 11 -
7 276 69 0,2 75 7,5 -
8 75 80 0,4 30 28 -
9 96 71 0,2 77 22 -
10 281 84 0,4 98 20 -
11 288 73 0,2 114 9 -
12 305 85 0,2 107 11 -
90
13 114 66 0,2 83 13 -
14 95 84 0,1 36 26 -
15 298 70 0,2 28 5 -
16 302 68 0,1 56 10 -
17 35 85 0,4 75 37 -
18 87 83 0,1 100 26 -
19 300 80 0,5 120 43 -
20 301 84 0,3 46 17 -
21 285 85 0,1 76 43 -
22 102 76 0,1 70 197 -
23 293 77 0,1 45 17 -
24 285 72 0,2 150 56 -
25 283 79 0,3 150 22 -
26 264 84 0,3 69 20 -
27 294 83 0,1 38 6 -
28 300 76 0,2 53 13 -
29 286 84 0,1 38 10 -
30 60 78 0,3 64 10 -
31 295 78 0,1 70 6 -
32 303 67 0,1 28 10 -
33 295 79 0,2 37 10 -
34 297 78 0,1 23 4,5 -
91
LAMPIRAN C
PERHITUNGAN SPASI KEKAR
1. Quarry B5
JS1
cos sin j d (i,i+1)
No αd αn αs βd βn βs αn-αs cos (αn-αs) cos βn sin βn cos θ ABS (cos θ) θ θi+ θ(i+ 1) / 2 cos (θi+ θ(i+ 1) / 2)
βs βs (i,i+1) (cm)
1 171 351 165 84 6 0 186 -0.99452 0.994522 1 0.104528 0 -0.98907 0.989074 8.477512 - - - -
2 163 343 165 83 7 0 178 -0.99939 0.992546 1 0.121869 0 -0.99194 0.991942 7.278741 424 7.878127 0.990562 419.9982
3 161 341 165 75 15 0 176 -0.99756 0.965926 1 0.258819 0 -0.96357 0.963573 15.51234 53.5 11.39554 0.980287 52.44533
4 154 334 165 80 10 0 169 -0.98163 0.984808 1 0.173648 0 -0.96671 0.966714 14.8245 9 15.16842 0.965161 8.686448
5 154 334 165 76 14 0 169 -0.98163 0.970296 1 0.241922 0 -0.95247 0.952469 17.7363 21 16.2804 0.959901 20.15793
6 161 341 165 82 8 0 176 -0.99756 0.990268 1 0.139173 0 -0.98786 0.987856 8.938448 11 13.33737 0.973029 10.70331
7 160 340 165 74 16 0 175 -0.99619 0.961262 1 0.275637 0 -0.9576 0.957604 16.74355 19 12.841 0.974991 18.52482
8 167 347 165 81 9 0 182 -0.99939 0.987688 1 0.156434 0 -0.98709 0.987087 9.217757 6 12.98065 0.974446 5.846676
9 161 341 165 80 10 0 176 -0.99756 0.984808 1 0.173648 0 -0.98241 0.982409 10.76277 9 9.990262 0.984837 8.863535
10 161 341 165 82 8 0 176 -0.99756 0.990268 1 0.139173 0 -0.98786 0.987856 8.938448 8 9.850608 0.985257 7.882057
11 171 351 165 80 10 0 186 -0.99452 0.984808 1 0.173648 0 -0.97941 0.979413 11.64618 18 10.29231 0.983909 17.71036
12 158 338 165 80 10 0 173 -0.99255 0.984808 1 0.173648 0 -0.97747 0.977467 12.1861 19 11.91614 0.978451 18.59057
JS2
cos sin d (i,i+1)
No αd αn αs βd βn βs αn-αs cos (αn-αs) cos βn sin βn cos θ ABS (cos θ) θ j (i,i+1) θi+ θ(i+ 1) / 2 cos (θi+ θ(i+ 1) / 2)
βs βs (cm)
1 355 175 165 83 7 0 10 0.984808 0.992546 1 0.121869 0 0.977467 0.977467 12.1861 - - - -
2 343 163 165 80 10 0 -2 0.999391 0.984808 1 0.173648 0 0.984208 0.984208 10.19604 98 11.19107 0.980985 96.137
3 354 174 165 81 9 0 9 0.987688 0.987688 1 0.156434 0 0.975528 0.975528 12.70164 126 11.44884 0.980102 123.49
4 342 162 165 81 9 0 -3 0.99863 0.987688 1 0.156434 0 0.986335 0.986335 9.482924 35 11.09228 0.981319 34.346
5 351 171 165 84 6 0 6 0.994522 0.994522 1 0.104528 0 0.989074 0.989074 8.477512 120 8.980218 0.987742 118.53
6 358 178 165 78 12 0 13 0.97437 0.978148 1 0.207912 0 0.953078 0.953078 17.62139 76 13.04945 0.974176 74.037
7 350 170 165 83 7 0 5 0.996195 0.992546 1 0.121869 0 0.988769 0.988769 8.595082 39 13.10823 0.973943 37.984
8 337 157 165 83 7 0 -8 0.990268 0.992546 1 0.121869 0 0.982887 0.982887 10.61512 12 9.605102 0.985981 11.832
9 345 165 165 81 9 0 0 1 0.987688 1 0.156434 0 0.987688 0.987688 9 5.5 9.807562 0.985385 5.4196
10 348 168 165 70 20 0 3 0.99863 0.939693 1 0.34202 0 0.938405 0.938405 20.21463 31 14.60732 0.967677 29.998
11 354 174 165 85 5 0 9 0.987688 0.996195 1 0.087156 0 0.98393 0.98393 10.28562 183 15.25013 0.964787 176.56
12 4 184 165 80 10 0 19 0.945519 0.984808 1 0.173648 0 0.931154 0.931154 21.38457 14 15.8351 0.962051 13.469
13 2 182 165 83 7 0 17 0.956305 0.992546 1 0.121869 0 0.949177 0.949177 18.34536 9 19.86497 0.940496 8.4645
14 1 181 165 84 6 0 16 0.961262 0.994522 1 0.104528 0 0.955996 0.955996 17.06044 5 17.7029 0.952646 4.7632
Jarak Spasi Rata – Rata Bidang JS2 56.541
93
2. Quarry B6
JS1
cos sin d (i,i+1)
No Αd αn αs βd βn βs αn-αs cos (αn-αs) cos βn sin βn cos θ ABS (cos θ) θ j (i,i+1) θi+ θ(i+ 1) / 2 cos (θi+ θ(i+ 1) / 2)
βs βs (cm)
1 11 191 185 84 6 0 6 0.994522 0.994522 1 0.104528 0 0.989074 0.989074 8.477512 - - - -
2 6 186 185 69 21 0 1 0.999848 0.93358 1 0.358368 0 0.933438 0.933438 21.02272 7.5 14.75012 0.967045 7.2528
3 11 191 185 84 6 0 6 0.994522 0.994522 1 0.104528 0 0.989074 0.989074 8.477512 70 14.75012 0.967045 67.693
4 18 198 185 73 17 0 13 0.97437 0.956305 1 0.292372 0 0.931795 0.931795 21.28367 9 14.88059 0.966463 8.6982
5 35 215 185 85 5 0 30 0.866025 0.996195 1 0.087156 0 0.86273 0.86273 30.37551 11 25.82959 0.900094 9.901
6 28 208 185 70 20 0 23 0.920505 0.939693 1 0.34202 0 0.864992 0.864992 30.11825 44 30.24688 0.863863 38.01
7 32 212 185 68 22 0 27 0.891007 0.927184 1 0.374607 0 0.826127 0.826127 34.2971 10 32.20767 0.846122 8.4612
8 30 210 185 80 10 0 25 0.906308 0.984808 1 0.173648 0 0.892539 0.892539 26.80596 106 30.55153 0.861172 91.284
9 31 211 185 84 6 0 26 0.898794 0.994522 1 0.104528 0 0.89387 0.89387 26.6363 17 26.72113 0.893206 15.184
10 15 195 185 85 5 0 10 0.984808 0.996195 1 0.087156 0 0.98106 0.98106 11.16895 43 18.90263 0.946071 40.681
11 23 203 185 77 13 0 18 0.951057 0.97437 1 0.224951 0 0.926681 0.926681 22.07678 214 16.62287 0.958208 205.06
12 15 195 185 72 18 0 10 0.984808 0.951057 1 0.309017 0 0.936608 0.936608 20.51053 56 21.29366 0.931731 52.177
13 13 193 185 79 11 0 8 0.990268 0.981627 1 0.190809 0 0.972074 0.972074 13.57243 22 17.04148 0.956093 21.034
14 24 204 185 83 7 0 19 0.945519 0.992546 1 0.121869 0 0.938471 0.938471 20.20368 26 16.88805 0.956874 24.879
15 30 210 185 76 14 0 25 0.906308 0.970296 1 0.241922 0 0.879387 0.879387 28.43155 13 24.31761 0.911277 11.847
16 16 196 185 84 6 0 11 0.981627 0.994522 1 0.104528 0 0.97625 0.97625 12.51225 10 20.4719 0.936844 9.3684
17 25 205 185 78 12 0 20 0.939693 0.978148 1 0.207912 0 0.919158 0.919158 23.19669 16 17.85447 0.951838 15.229
18 33 213 185 67 23 0 28 0.882948 0.920505 1 0.390731 0 0.812758 0.812758 35.63377 10 29.41523 0.871083 8.7108
19 25 205 185 79 11 0 20 0.939693 0.981627 1 0.190809 0 0.922428 0.922428 22.71637 10 29.17507 0.873134 8.7313
20 27 207 185 78 12 0 22 0.927184 0.978148 1 0.207912 0 0.906923 0.906923 24.91651 4.5 23.81644 0.914844 4.1168
Jarak Spasi Rata – Rata Bidang JS1 34.122
94
JS2
cos sin j d (i,i+1)
No αd αn αs βd βn βs αn-αs cos (αn-αs) cos βn sin βn cos θ ABS (cos θ) θ θi+ θ(i+ 1) / 2 cos (θi+ θ(i+ 1) / 2)
βs βs (i,i+1) (cm)
1 162 342 185 69 21 0 157 -0.9205 0.93358 1 0.358368 0 -0.85937 0.859365 30.75461 - - - -
2 162 342 185 86 4 0 157 -0.9205 0.997564 1 0.069756 0 -0.91826 0.918263 23.32661 60 27.04061 0.890685 53.441
3 163 343 185 76 14 0 158 -0.92718 0.970296 1 0.241922 0 -0.89964 0.899643 25.88888 27 24.60775 0.90918 24.548
4 165 345 185 80 10 0 160 -0.93969 0.984808 1 0.173648 0 -0.92542 0.925417 22.26874 46.5 24.07881 0.912985 42.454
Jarak Spasi Rata – Rata Bidang JS2 40.148
3. Quarry B8
JS1
cos sin j d (i,i+1)
No αd αn αs βd βn βs αn-αs cos (αn-αs) cos βn sin βn cos θ ABS (cos θ) θ θi+ θ(i+ 1) / 2 cos (θi+ θ(i+ 1) / 2)
βs βs (i,i+1) (cm)
1 55 235 244 76 14 0 -9 0.987688 0.970296 1 0.241922 0 0.95835 0.95835 16.59454 - - - -
2 64 244 244 75 15 0 0 1 0.965926 1 0.258819 0 0.965926 0.965926 15 12 15.79727 0.962231 11.547
3 30 210 244 84 6 0 -34 0.829038 0.994522 1 0.104528 0 0.824496 0.824496 34.46257 96 24.73129 0.90828 87.195
4 35 215 244 83 7 0 -29 0.87462 0.992546 1 0.121869 0 0.8681 0.8681 29.76136 13 32.11197 0.847011 11.011
5 45 225 244 81 9 0 -19 0.945519 0.987688 1 0.156434 0 0.933878 0.933878 20.95242 17 25.35689 0.903658 15.362
6 35 215 244 80 10 0 -29 0.87462 0.984808 1 0.173648 0 0.861332 0.861332 30.5335 45 25.74296 0.900752 40.534
7 40 220 244 81 9 0 -24 0.913545 0.987688 1 0.156434 0 0.902298 0.902298 25.53818 21 28.03584 0.882654 18.536
8 43 223 244 82 8 0 -21 0.93358 0.990268 1 0.139173 0 0.924495 0.924495 22.40769 52 23.97294 0.913737 47.514
9 30 210 244 83 7 0 -34 0.829038 0.992546 1 0.121869 0 0.822858 0.822858 34.62807 11 28.51788 0.878668 9.6653
10 46 226 244 72 18 0 -18 0.951057 0.951057 1 0.309017 0 0.904508 0.904508 25.24283 82 29.93545 0.866588 71.06
11 58 238 244 65 25 0 -6 0.994522 0.906308 1 0.422618 0 0.901343 0.901343 25.66484 14 25.45384 0.902932 12.641
12 54 234 244 80 10 0 -10 0.984808 0.984808 1 0.173648 0 0.969846 0.969846 14.10604 99 19.88544 0.940375 93.097
13 51 231 244 76 14 0 -13 0.97437 0.970296 1 0.241922 0 0.945427 0.945427 19.01609 84 16.56107 0.958516 80.515
14 43 223 244 79 11 0 -21 0.93358 0.981627 1 0.190809 0 0.916428 0.916428 23.59067 15 21.30338 0.93167 13.975
15 42 222 244 81 9 0 -22 0.927184 0.987688 1 0.156434 0 0.915769 0.915769 23.68487 6 23.63777 0.916099 5.4966
16 46 226 244 82 8 0 -18 0.951057 0.990268 1 0.139173 0 0.941801 0.941801 19.64377 7 21.66432 0.929363 6.5055
Jarak Spasi Rata – Rata Bidang JS1 34.977
95
JS2
cos sin j d (i,i+1)
No αd αn αs βd βn βs αn-αs cos (αn-αs) cos βn sin βn cos θ ABS (cos θ) θ θi+ θ(i+ 1) / 2 cos (θi+ θ(i+ 1) / 2)
βs βs (i,i+1) (cm)
1 218 38 244 83 7 0 -206 -0.89879 0.992546 1 0.121869 0 -0.89209 0.892095 26.86236 - - - -
2 210 30 244 85 5 0 -214 -0.82904 0.996195 1 0.087156 0 -0.82588 0.825883 34.3219 30 30.59213 0.860812 25.824
3 230 50 244 84 6 0 -194 -0.9703 0.994522 1 0.104528 0 -0.96498 0.96498 15.2079 35 24.7649 0.908034 31.781
4 226 46 244 85 5 0 -198 -0.95106 0.996195 1 0.087156 0 -0.94744 0.947437 18.65936 211 16.93363 0.956643 201.85
5 225 45 244 73 17 0 -199 -0.94552 0.956305 1 0.292372 0 -0.9042 0.904204 25.28372 9 21.97154 0.92737 8.3463
6 239 59 244 85 5 0 -185 -0.99619 0.996195 1 0.087156 0 -0.9924 0.992404 7.066574 18 16.17515 0.960415 17.287
7 235 55 244 60 30 0 -189 -0.98769 0.866025 1 0.5 0 -0.85536 0.855363 31.20012 61 19.13335 0.944758 57.63
8 212 32 244 78 12 0 -212 -0.84805 0.978148 1 0.207912 0 -0.82952 0.829516 33.95093 11 32.57552 0.842682 9.2695
9 234 54 244 79 11 0 -190 -0.98481 0.981627 1 0.190809 0 -0.96671 0.966714 14.8245 10 24.38771 0.910772 9.1077
10 220 40 244 65 25 0 -204 -0.91355 0.906308 1 0.422618 0 -0.82795 0.827953 34.11093 21 24.46772 0.910195 19.114
11 219 39 244 84 6 0 -205 -0.90631 0.994522 1 0.104528 0 -0.90134 0.901343 25.66484 68 29.88789 0.867002 58.956
12 224 44 244 76 14 0 -200 -0.93969 0.970296 1 0.241922 0 -0.91178 0.91178 24.24753 19 24.95619 0.906631 17.226
13 230 50 244 72 18 0 -194 -0.9703 0.951057 1 0.309017 0 -0.92281 0.922806 22.66018 79 23.45386 0.917381 72.473
14 230 50 244 85 5 0 -194 -0.9703 0.996195 1 0.087156 0 -0.9666 0.966603 14.84925 102 18.75471 0.946904 96.584
Jarak Spasi Rata – Rata Bidang JS2 48.112
96
LAMPIRAN D
PERHITUNGAN ROCK QUALITY DESIGNATION (RQD)
Quarry λ RQD
B5 1,82 kekar / meter 98,54 %
B6 2,70 kekar / meter 96,96 %
B8 2,44 kekar / meter 97,53 %
Keterangan:
λ = Frekuensi kekar per meter
RQD = Rock Quality Designation
1. Quarry B5
λ=
-0,1λ
RQD = 100e . (0,1λ + 1)
-0,1(1,82)
RQD = 100e x (0,1(1,82) + 1)
RQD = 98,54 %
2. Quarry B6
λ=
-0,1λ
RQD = 100e . (0,1λ + 1)
-0,1(2,70)
RQD = 100e x (0,1(2,70) + 1)
RQD = 96,96 %
97
3. Quarry B8
λ=
-0,1λ
RQD = 100e . (0,1λ + 1)
-0,1(2,44)
RQD = 100e x (0,1(2,44) + 1)
RQD = 97,53 %
98
LAMPIRAN E
KONDISI BIDANG KEKAR
1. Quarry B5
Kondisi Kekar
Bidang No Strike (N…OE) Dip (...O)
Kemenerusan (cm) Lebar bukaan (cm) Kekasaran Pengisi celah Pelapukan
1 81 84 96 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
2 73 83 130 0.6 Kasar none Sedikit lapuk
3 71 75 114 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
4 64 80 86 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
5 64 76 74 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
6 71 82 150 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
JS1
7 70 74 125 0.3 Kasar none Sedikit lapuk
8 77 81 82 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
9 71 80 99 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
10 71 82 88 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
11 81 80 90 0.3 Kasar none Sedikit lapuk
12 68 80 87 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
1 265 83 117 0.3 Kasar none Sedikit lapuk
2 253 80 83 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
3 264 81 109 0.6 Kasar none Sedikit lapuk
4 252 81 126 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
5 261 84 120 0.3 Kasar none Sedikit lapuk
6 268 78 109 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
7 260 83 139 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
JS2
8 247 83 80 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
9 255 81 76 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
10 258 70 111 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
11 264 85 124 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
12 274 80 126 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
13 272 83 105 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
14 271 84 104 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
99
2. Quarry B6
Kondisi Kekar
Bidang No Strike (N…oE) Dip (...O)
Kemenerusan (cm) Lebar bukaan (cm) Kekasaran Pengisi celah Pelapukan
1 281 84 140 0.6 Kasar none Sedikit lapuk
2 276 69 120 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
3 281 84 310 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
4 288 73 114 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
5 305 85 107 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
6 298 70 98 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
7 302 68 56 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
8 300 80 160 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
9 301 84 178 0.3 Kasar none Sedikit lapuk
10 285 85 78 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
JS 1
11 293 77 166 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
12 285 72 220 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
13 283 79 150 0.3 Kasar none Sedikit lapuk
14 294 83 40 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
15 300 76 55 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
16 286 84 167 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
17 295 78 85 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
18 303 67 35 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
19 295 79 45 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
20 297 78 30 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
1 72 69 150 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
2 72 86 66 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
JS 2
3 73 76 68 0.6 Kasar none Sedikit lapuk
4 75 80 118 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
100
3. Quarry B8
Kondisi Kekar
Bidang No Strike (N…oE) Dip (...O)
Kemenerusan (cm) Lebar bukaan (cm) Kekasaran Pengisi celah Pelapukan
1 325 76 160 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
2 334 75 168 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
3 300 84 94 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
4 305 83 105 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
5 315 81 192 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
6 305 80 168 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
7 310 81 275 0.6 Kasar none Sedikit lapuk
8 313 82 99 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
JS 1
9 300 83 79 0.1 Kasar none Sedikit lapuk
10 316 72 170 0.3 Kasar none Sedikit lapuk
11 328 65 114 0.3 Kasar none Sedikit lapuk
12 324 80 168 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
13 321 76 90 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
14 313 79 140 0.7 Kasar none Sedikit lapuk
15 312 81 130 0.3 Kasar none Sedikit lapuk
16 316 82 165 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
1 128 83 162 0.6 Kasar none Sedikit lapuk
2 120 85 85 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
3 140 84 64 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
4 136 85 160 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
5 135 73 193 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
6 149 85 280 0.3 Kasar none Sedikit lapuk
7 145 60 95 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
JS 2
8 122 78 65 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
9 144 79 180 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
10 130 65 132 0.4 Kasar none Sedikit lapuk
11 129 84 330 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
12 134 76 85 0.2 Kasar none Sedikit lapuk
13 140 72 300 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
14 140 85 305 0.5 Kasar none Sedikit lapuk
101
LAMPIRAN F
PERHITUNGAN ROCK MASS RATING (RMR)
RMR = A + B + C + D + E
Keterangan :
A = Nilai Rating Kuat Tekan Point Load Test
B = Nilai Rating Spasi Kekar
C = Nilai Rating RQD
D = Nilai Rating Kondisi Kekar
E = Nilai Rating Kondisi Air Tanah
1. Quarry B5
2. Quarry B6
3. Quarry B8
LAMPIRAN G
PEMBOBOTAN NILAI ROCK MASS RATING (RMR)
1. Quarry B5 Utara
PARAMETER RATING
Kekasaran Kekar Sangat kasar Kasar Sedikit kasar Halus Slicken Sided
( Roughnes ) 6 5 3 1 0
Keras Lunak
Material Pengisi Tidak ada
<5 mm >5 mm <5 mm >5 mm
( Infilling/gouge )
6 4 2 2 0
Utara
2. Quarry B6 Tengah
PARAMETER RATING
Kekasaran Kekar Sangat kasar Kasar Sedikit kasar Halus Slicken Sided
( Roughnes ) 6 5 3 1 0
Keras Lunak
Material Pengisi Tidak ada
<5 mm >5 mm <5 mm >5 mm
( Infilling/gouge )
6 4 2 2 0
Tengah
3. Quarry B8 Selatan
PARAMETER RATING
Kekasaran Kekar Sangat kasar Kasar Sedikit kasar Halus Slicken Sided
( Roughnes ) 6 5 3 1 0
Keras Lunak
Material Pengisi Tidak ada
<5 mm >5 mm <5 mm >5 mm
( Infilling/gouge )
6 4 2 2 0
Selatan
LAMPIRAN H
PEMBOBOTAN NILAI SMR ( F1,F2,F3, dan F4 )
DAN MASSA JENJANG
1. Quarry B5 Utara
Tip e Formula Diskontinuitas Sangat baik Baik Biasa Tidak baik Sangat tidak
baik
Lb= (αj - αs )
Lg= (αj - αs )-
Derajat > 30˚ 30 - 20˚ 20 - 10˚ 10 -5˚ < 5˚
F1 180
Lb = Lg Bobot 0,15 0,40 0,70 0,8 1,00
Lb = βj Derajat < 20 ˚ 20 - 30 ˚ 30 - 35 ˚ 35 5- 45 ˚ >45 ˚
Lb Bobot 0,15 0,40 0,70 0,8 1,00
F2 Lg Bobot 1 1 1 51 1
Lb= βj – βs Derajat 10 ˚ 10 - 0 ˚ 0˚ 0 - 10 ˚ < -10 ˚
Lg= βj – βs Derajat <110 ˚ 110 - 120 ˚ > 120 ˚ - -
F3 Lb = Lg Bobot 0 -6 -25 - -60
Lb = l ongs ora n bi da ng αs = 50
Strike lereng
Keterangan : Lg = l ongs ora n gul i ng βs = Di p l e re n g
αj = Stri ke d i s kon ti n u i ta s βj = Dip diskontinuitas
Klasifikasi V IV III II I
Deskripsi Sangat tidak stabil Tidak stabil Sedang Stabil Sangat stabil
Kestabilan Lereng/Jenjang Sangat tidak stabil Tidak stabil Sedang Stabil Sangat stabil
Kemungkinan Bentuk Bidang seperti keruntuhan Bidang atau baji Di kotnrol oleh
2. Quarry B8 selatan
Tip e Formula Diskontinuitas Sangat baik Baik Biasa Tidak baik Sangat tidak
baik
Lb= (αj - αs )
Lg= (αj - αs )-
Derajat > 30˚ 30 - 20˚ 20 - 10˚ 10 -5˚ < 5˚
F1 180
Lb = Lg Bobot 0,15 0,40 0,70 0,8 1,00
Lb = βj Derajat < 20 ˚ 20 - 30 ˚ 30 - 35 ˚ 35 5- 45 ˚ >45 ˚
Lb Bobot 0,15 0,40 0,70 0,8 1,00
F2 Lg Bobot 1 1 1 51 1
Lb= βj – βs Derajat 10 ˚ 10 - 0 ˚ 0˚ 0 - 10 ˚ < -10 ˚
Lg= βj – βs Derajat <110 ˚ 110 - 120 ˚ > 120 ˚ - -
F3 Lb = Lg Bobot 0 -6 -25 - -60
Lb = l ongs ora n bi da ng αs = 50
Strike lereng
Keterangan : Lg = l ongs ora n gul i ng βs = Di p l e re n g
αj = Stri ke d i s kon ti n u i ta s βj = Dip diskontinuitas
Klasifikasi V IV III II I
Deskripsi Sangat tidak stabil Tidak stabil Sedang Stabil Sangat stabil
Kestabilan Lereng/Jenjang Sangat tidak stabil Tidak stabil Sedang Stabil Sangat stabil
Kemungkinan Bentuk Bidang seperti keruntuhan Bidang atau baji Di kotnrol oleh
3. Quarry B8 Selatan
Tip e Formula Diskontinuitas Sangat baik Baik Biasa Tidak baik Sangat tidak
baik
Lb= (αj - αs )
Lg= (αj - αs )-
Derajat > 30˚ 30 - 20˚ 20 - 10˚ 10 -5˚ < 5˚
F1 180
Lb = Lg Bobot 0,15 0,40 0,70 0,8 1,00
Lb = βj Derajat < 20 ˚ 20 - 30 ˚ 30 - 35 ˚ 35 5- 45 ˚ >45 ˚
Lb Bobot 0,15 0,40 0,70 0,8 1,00
F2 Lg Bobot 1 1 1 51 1
Lb= βj – βs Derajat 10 ˚ 10 - 0 ˚ 0˚ 0 - 10 ˚ < -10 ˚
Lg= βj – βs Derajat <110 ˚ 110 - 120 ˚ > 120 ˚ - -
F3 Lb = Lg Bobot 0 -6 -25 - -60
Lb = l ongs ora n bi da ng αs =50Strike lereng
Keterangan : Lg = l ongs ora n gul i ng βs = Di p l e re n g
αj = Stri ke d i s kon ti n u i ta s βj = Dip diskontinuitas
Klasifikasi V IV III II I
Deskripsi Sangat tidak stabil Tidak stabil Sedang Stabil Sangat stabil
Kestabilan Lereng/Jenjang Sangat tidak stabil Tidak stabil Sedang Stabil Sangat stabil
Kemungkinan Bentuk Bidang seperti keruntuhan Bidang atau baji Di kotnrol oleh
LAMPIRAN I
PERHITUNGAN SLOPE MASS RATING (SMR)
SMR = RMR + ( F1 . F2 . F3 ) + F4
T T T Kestabilan
Quarry Set αj αs βj βs (αj – αs) - 180 F1 βj F2
βj + βs
F3 F1 . F2 . F3 F4 RMR SMR
Lereng
JS1 161 255 79 56 86 0,15 79 1 135 -25 -3,75 0 70 66,25 Stabil
B5
JS2 356 255 82 56 79 0,15 82 1 138 -25 -3,75 0 70 66,25 Stabil
W W W Kestabilan
Quarry Set αi αs βi βs αi - αs F1 βi F2 βi - βs F3 F1 . F2 . F3 F4 RMR SMR
Lereng
JS1 dan
B8 JS2
312 334 25 55 22 0,4 25 0,4 -30 -60 -9,60 0 73 63,40 Stabil
113
114
115
116
1