Kognitif Feature Detection
Kognitif Feature Detection
DISUSUN
OLEH :
NPM : 17515040
Kelas : 3PA04
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA 2018
I. Teori feature detection
A. Definisi
Menurut Solso, Maclin dan Maclin (2016) feature detection
adalah sebuah pendekatan terhadap masalah bagaimana kita
menyaring informasi dari stimulus rumit.
Menurut Goldstein (2008) feature detection adalah neuron yang
merespons kepada fitur fitur yang spesifik yang dianalisis dari
orientasi, ukuran dan seberapa kompleks fitur-fitur tersebut dalam
suatu lingkungan
Jadi feature detection adalah bagaimana otak kita menyaring
informasi dengan menganalisis fitur fitur, orientasi yang ada dalam
stimulus tersebut. Semisal, kita mencari sepatu kita diantara
barisan sepatu lainnya di masjid, kita bisa menyebutkan yang mana
sepatu kita karena tau fitur fitur dan ciri ciri dari sepatu kita
sendiri, missal warnanya hitam dengan tali putih.
B. Pandemonium
Menurut Friedenberg dan silverman (2006) hal yang paling dikenal
pada teori feature detection adalah pandemonium. Ini diambil dari
mental kecil demons yang mewakili pemrosesan suatu unit. Terdapat 4
demons yaitu:
1. Image Demon
Untuk melihat gambar secara keseluruhan
2. Feature Demon
Untuk melihat ciri ciri pada gambar
3. Cognitive Demon
Untuk berfikir, menganalisis ciri cirinya dan berteriak paling keras
4. Decision Demon
Untuk mendengarkan dan memutuskan bagian demon mana yang
berteriak paling keras
II. Tujuan
IV. Pelaksanaan
A. Langkah-langkah
B. Hasil
V. Kesimpulan
Pada saat mencari huruf ‘p’ terjadi proses feature detection dimana
otak kita menyeleksi dari fitur fitur yang diketahui dari huruf ‘p’ tadi. Di
percobaan kedua otak semakin mudah menyeleksinya karena ditambah
lagi dengan ciri ciri warna pink yang mencolok, hal itu terbukti dengan
waktu eksperimen yang semakin lebih cepat menemukan huruf ‘p’ di
eksperimen kedua. Begitu pula pada eksperimen ketiga, dimana ciri ciri
nya ditambah lagi dengan jenis style font yang berbeda beda sehingga
untuk menyeleksi huruf ‘p’ tadi pun menjadi kian mudah.
Pada saat eksperimen berlangsung pun terjadi proses dari
pandemonium seperti saat pada awalnya saya akan melihat keseluruhan
gambarnya, lalu kemudian mencari huruf ‘p’ sesuai fitur yang saya
ingat, lalu kemudian memastikannya baru lah kemudian memutuskan.
Daftar Pustaka
0