Infiltrasi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air
Infiltrasi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air
Infiltrasi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sumber air bersih merupakan sebuah sumber daya yang sangat dibutuhkan
oleh manusia demi kelangsungan hidup manusia. Salah satu sumber air bersih
yang paling bisa dirasakan adalah air hujan. Hasil penguapan air tersebut
menjadikan hujan sumber air bersih yang sangat besar dan bisa untuk dinikmati
berbagai jenis makhluk hidup sekaligus.
Hujan memiliki jangka waktu yang sangat pendek dan waktu tersebut tidak dapat
diprediksi secara sempurna. Jadi pemanfaatan air bersih dari sumber air hujan
perlu untuk dimanfaatkan dengan baik. Untungnya tuhan telah menciptakan
sebuah proses yang disebut infiltrasi yang mampu menyimpan sumber air bersih
di dalam tanah sebagai air tanah.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah pokok yang disampaikan pada makalah ini antara lain
adalah :
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
KAJIAN TEORI
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari
permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air
hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah,
sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland
flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi
maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk
lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau
mm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang
dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
Laju infiltrasi adalah banyaknya air persatuan waktu yang masuk melalui
permukaan tanah dinyatakan dalam mm jam-1 atau cm jam-1. Pada saat tanah
masih kering, laju infiltrasi cenderung tinggi. Setelah tanah menjadi jenuh air,
maka laju infiltrasi akan menurun dan menjadi konstan. Kondisi permukaan,
seperti sifat pori dan kadar air tanah, sangat menentukan jumlah air hujan yang
diinfiltrasikan dan jumlah runoff (Hakim, et al,1986).
Dalam arti yang lebih spesifik, infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke
dalam tanah melalui permukaan tanah secara vertikal. Sedangkan banyaknya air
yang masuk melalui permukaan tanah persatuan waktu dikenal sebagai laju
infiltrasi. Nilai laju infiltrasi sangat tergantung pada kapasitas infiltrasi, yaitu
kemampuan tanah untuk melewatkan air dari permukaan tanah secara vertikal. (
Suripin, 2004 )
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan )
masuk ke dalam tanah. Dengan kata lain, infiltrasi adalah aliran air masuk ke
dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gavitasi
(gerakan air ke arah vertikal). Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan
air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi
bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi. (Asdak, 2007)
Infiltrasi sendiri adalah sebuah proses kunci karena proses ini menentukan
berapa banyak bagian dari curah hujan masuk ke dalam tanah dan berapa banyak
yang menjadi aliran permukaan. Infiltrasi juga merupakan proses kunci dalam
erosi karena tidak ada erosi tanpa aliran permukaan yang akan menggerus tanah
dan mengangkut sedimen.
Infiltrasi yang terjadi akan menjadikan air permukaan menjadi air tanah.
Air yang meresap ke tanah dan mengalami filtrasi alamiah yang menyebabkan air
tanah menjadi lebih jernih dan baik dibandingkan air permukaan. Air tanah juga
akan tersedia sepanjang tahun bahkan pada musim kemarau sekalipun. Oleh
karena itu, jika kita memiliki infiltrasi yang baik maka tidak akan terjadi
kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih. Itulah mengapa infiltrasi
menjadi sangat penting.
Tanah yang subur dan gembur akan memperbesar laju infiltrasi. Begitu
pula keadaan vegetasinya. Jika ada banyak tanaman yang tumbuh otomatis akan
menjadikan tanah semakin subur. Tumbuh-tumbuhan juga dapat meredam
kecepatan dari aliran air limpasan sehingga akan meningkatkan infiltrasi.
Pengerjaan tanah juga penting. Jika tanah dalam keadaan miring akan lebih baik
tanah tersebut dibuat terasiring. Cara tersebut juga berfungsi untuk mengurangi
kecepatan air limpasan dan akan meningkatkan infiltrasi.
BAB III
PEMBAHASAN
Tanah kering mempunyai gaya kapiler lebih besar daripada tanah basah.
Gaya tersebut berkurang dengan bertambahnya kelembaban tanah. Selain itu, gaya
kapiler bekerja lebih kuat pada tanah dengan butiran halus seperti lempung
daripada tanah berbutir kasar pasir. Apabila tanah kering, air terinfiltrasi melalui
permukaan tanah karena pengaruh gaya gravitasi dan gaya kapiler pada seluruh
permukaan. Setelah tanah menjadi basah, gerak kapiler berkurang karena
berkurangnya gaya kapiler. Hal ini menyebabkan penurunan laju infiltrasi.
Sementara aliran kapiler pada lapis permukaan berkurang, aliran karena pengaruh
gravitasi berlanjut mengisi pori-pori tanah. Dengan terisinya pori-pori tanah, laju
infiltrasi berkurang secara berangsung-angsur sampai dicapai kondisi konstan; di
mana laju infiltrasi sama dengan laju perkolasi melalui tanah.
Dalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan laju
infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi
maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu; sedang laju infiltrasi adalah kecepatan
infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah dan intensitas hujan. Pada
grafik dibawah ini menunjukkan kurva kapasitasin filtrasi (fp), yang merupakan
fungsi waktu. Apabila tanah dalam kondisi kering ketika infiltrasi terjadi,
kapasitas infiltrasi tinggi karena kedua gaya kapiler dan gravitasi bekerja
bersama-sama menarik air ke dalam tanah. Ketika tanah menjadi basah, gaya
kapiler berkurang yang menyebabkan laju infiltrasi menurun. Akhirnya kapasitas
infiltrasi mencapai suatu nilai konstan, yang dipengaruhi terutama oleh gravitasi
dan laju perkolasi.
Pengertian Perkolasi
Perkolasi adalah pergerakan air di dalam tanah melalui “soil
moisture zone” pada lapisan tidak kenyang air (tak jenuh/unsaturated) sampai
mencapai muka air tanah/ke dalam lapisan jenuh (CD.Soemarto, 1999). Perkolasi
tidak akan terjadi sebelum daerah tak jenuh mencapai kapasitas lapang (field
capacity).
Untuk mempermudah uraian selanjutnya perlu dijelaskan pengertian beberapa
istilah yang digunakan, antara lain:
Dalam gambar di atas, air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi
ke dalam tanah, yang menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah
menjadi jenuh air. Apabila tebal dari lapisan jenuh air adalah L, dapat dianggap
bahwa air mengalir ke bawah melalui sejumlah tabung kecil. ALiran melalui
lapisan tersebut serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman genangan di atas
permukaan tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung,
sehingga tinggi tekanan total yang menyebabkan aliran adalah D+L.
Tahanan terhadap aliran yang diberikan oleh tanah adalah sebanding dengan tebal
lapis jenuh airL. Pada awal hujan, dimana L adalah kecil dibanding D, tinggi
tekanan adalah besar dibanding tahanan terhadap aliran, sehingga air masuk ke
dalam tanah dengan cepat. Sejalan dengan waktu, L bertambah panjang sampai
melebihi D, sehingga tahanan terhadap aliran semakin besar. Pada kondisi
tersebut kecepatan infiltrasi berkurang. Apabila L sangat lebih besar daripada D,
perubahan L mempunyai pengaruh yang hampir sama dengan gaya tekanan dan
hambatan, sehingga laju infiltrasi hampir konstan.
6. Kelembaban tanah
Semakin lembab kondisi suatu tanah, maka laju infiltrasi akan semakin
berkurang karena tanah tersebut semakin dekat dengan keadaan jenuh.Jumlah air
tanah mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah kering,
permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif
masih kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler
antara permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan
tersebut, maka terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat, sehingga
air bergerak ke bawah (infiltrasi) dengan cepat.
Pemampatan tanah oleh hujan adalah keadaan turunnya hujan membuat tanah
semakin padat. Sehingga pori-pori tanah mengecil, dan menghambat laju
infiltrasi. Butiran halus yang terbentuk pada saat tanah kering juga menghambat
laju infiltrasi karena pada saat terjadinya hujan, butiran tersebut masuk kedalam
tanah dan memperkecil pori-pori tanah.
8. Tanaman penutup
Banyaknya tanaman seperti rumput dan pohon-pohon besar yang terdapat
pada daerah terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena biasanya
pada tanah seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang serangga. Sehingga
membantu masuknya air kedalam tanah.
Contohnya seperti pada perubahan kadar air benda uji setelah dihujani dari 0.5
jam sampai 2 jam pada masing-masing kedalaman. Setelah di basahi dari 0.5 jam
sampai 2 jam, kadar air tanah dikedalaman 15 meter yang berupa tanah lempung
yang lunak menpunyai kadar air tanah yang paling besar diantara tanah yang
lainnya. Hal ini terkait dengan sifat lempung yang lebih mudah lagi mengikat air.
2. Pengaruh Infiltrasi Air Terhadap Derajat Kejenuhan
Adanya infiltrasi air hujan pada tanah, mengakibatkan perubahan kadar air benda
uji. Bila kadar air berubah maka pada umumnya derajat kejenuhan tanah juga
mengalami perubahan. Suatu massa tanah terdiri dari butiran tanah dan ruang pori
diantara butiran tanah. Dimana ruang pori ini dapat terisi oleh air atau udara atau
gabungan antara keduanya. Bila seluruh ruang pori terisi oleh air maka massa
tanah berada pada kondisi jenuh. Sedangkan bila sebagian ruang pori ditempati
oleh air dan sisanya terisi udara maka tanah dalam kondisi tidak jenuh.
Hujan yang merupakan bagian dari siklus hidrologi, air hujan akan
menyentuh tanah dan kemudian meresap ke dalam tanah. Proses peresapan inilah
yang disebut infiltrasi seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Sesuai
dengan sifat air yang mampu meresap melalui celah – celah kecil, air juga mampu
mengisi celah antara butir – butir tanah. Mengganti udara yang awalnya mengisi
pori – pori tanah tersebut.
Dari awal proses infiltrasi inilah akan terbntuk beberapa sumber air bersih
yang mampu dimanfaatkan oleh manusia, berikut adalah beberapa sumber air
bersih yang bisa terbentuk akibat dari proses infiltrasi dan lanjutannya.
Ketika air meresap pada proses infiltrasi, sesuai dengan siklus hidrologi air
akan menuju dalam tanah hingga pada suatu titik dimana air akan membentuk air
tanah. Beberapa akan bergerak dan terkumpul di dalam tanah menjadi sungai
bawah tanah. Sebuah kuasa tuhan dimana tuhan telah menciptakan kantong air
raksasa di bawah kaki kita.
Normalnya air tanah hasil infiltrasi memiliki kualitas air yang tergolong
baik jika tanpa ada gangguan pada proses infiltrasi atau pencemaran pada air
tanah itu sendiri. Ketika Proses infiltrasi berjalan dengan lancer, maka persediaan
air tanah maupun sungai bawah tanah akan besar atau tinggi dan tanpa
pencemaran yang mungkin terjadi, kualitas air yang didapat pun akan baik.
Proses mendapatkan air tanah dimulai ketika hujan turun. Air hujan yang
telah turun dan menyentuh tanah akan mengalami infiltrasi. Kemudian disinilah
proses penjernihan air terjadi. Ketika air permukaan yang mungkin didapat dari
hujan memiliki tingkat kualitas air yang sedikit rendah karena tercamur oleh
kotoran, tanah atau pun zat lain. Seiring dengan perjalanan air melalui tanah,
melewati pori – pori dan rongga antar butir tanah, air mengalami filterisasi secara
natural oleh tanah itu sendiri. Meninggalkan kotoran – kotoran yang mencemari
dan mengurangi kualitas air di sepanjang perjalanan menuju dalam tanah.
Sehingga ketika mencapai titik air tanah, yang di dapat adalah sumber air bersih
itu sendiri.
Selain memiliki kualitas air yang lebih tinggi, air tanah juga akan memiliki
kandungan mineral yang lebih pula daripada yang ada pada air permukaan. Selain
itu air tanah umumnya tidak tercemar oleh bakteri atau kuman – kuman seperti
pada air permukaan, sehingga air tanah bisa langsung dikonsumsi. Pada tingkatan
tertentu, air tanah bahkan memiliki iodium dan kandungan lain yang diperlukan
untuk tubuh manusia. Selain itu, air tanah memiliki Ph yang Normal. Dengan
pengukuran yang lebih teliti, umumnya air tanah memiliki Ph yang lebih normal
daripada air permukaan.
Dengan adanya air tanah, manusia dapat mengambil air di dalam tanah
dengan cara melakukan pengeboran. Air tanah juga memiliki berbagai manfaat
lain yang bukan hanya dimanfaatkan oleh manusia, tetapi tumbuhan pun juga
mengambil air untuk kehidupannya dengan air tanah juga. Manusia
memanfaatkan air tanah selain untuk keperluan sehari – hari, juga untuk
dikonsumsi karena kualitas air tanah yang tergolong lebh baik daripada air
permukaan.
Mata air merupakan sumber air bawah tanah yang muncul ke permukaan.
Pergerakan air tanah pada suatu titik akan muncul di permukaan menjadi sebuah
sumber mata air. Bisa menjadi 1 sumber mata air, atau banyak sumber mata air
pada suatu lokasi tertentu.
Sumber mata air merupakan salah satu sumber air bersih yang menunjang
kehidupan manusia. Sumber mata air memiliki kualitas yang hampir sama dengan
air tanah karena bersumber dari air tanah itu sendiri selama belum tercemar atau
terkontaminasi zat – zat tertentu. Sumber mata air juga dipengaruhi oleh vegetasi
yang ada di sekitar sumber mata air. Keberadaannya juga dipengaruhi oleh
penggunaan lahan di sekitar sumber tersebut. Sama dengan air tanah karena
bersumber dari tempat yang sama, kualitas dan keberadaan mata air akan
bergantung pada kondisi sekitar tempat tersebut. Sehingga penjagaan dan
pengawasan pada lahan sekitar perlu untuk terus dilakukan.
3.5.3. Sungai
Pergerakan air tanah akan sampai pada sungai jika air tanah itu melewati
sungai. Akan bergabung dengan air lainnya di sungai dan menjadi bagian dari
pengisi sungai tersebut. Sungai menjadi salah satu sumber air bersih bagi
beberapa masyarakat yang berada di hulu karena sungai pada hulu umumnya
belum tercemar. Jadi sebagian besar penduduk hulu akan mengambil air di hulu
sungai yang umumnya memiliki kualitas air golongan 1 atau 2 yang tergolong
masih sangat baik.
Ketika sungai telah bergerak menuju tengah atau hilir, sungai akan mulai
terkontaminasi oleh sedimen, erosi, atau kontaminan lainnya. Termasuk juga
aktivitas manusia yang mampu mempengaruhi kualitas air. Sehingga semakin ke
hilir, air sungai akan berubah dari kualitas 1 atau 2 menjadi 3 atau 4.
Air pada sungai terbentuk melalui alam dan juga campur tangan manusia.
Pada proses alamnya, air pada sungai terbntuk dari air hujan yang kemudian
melimpas ke sungai dan air tanah yang bergerak selama pergantian musim menuju
sungai. Air tanah itu sendiri terbentuk karena proses infiltrasi air hujan yang turun
di permukaan tanah. Sehingga secara tidak langsung infiltrasi akan mempengaruhi
bagaimana sumber air pada sungai itu sendiri. Jika infiltrasi kurang lancer, maka
dapat dipastikan bahwa kondisi sumber air sungai tidak akan terpenuhi dengan
baik. Selain itu, vegetasi juga akan mempengaruhi bagaimana status atau kondisi
air pada suatu sungai.
Sungai pada musim hujan juga akan berbeda dari musim kemarau. Pada
musim hujan, volume sungai akan banyak tetapi umumnya memiliki kualitas yang
menurun karena membawa sedimen dan erosi yang terjadi karena hujan. Pada
musim kemarau, air sungai memiliki volume yang lebih sedikit tetapi kualitas air
meningkat. Peran infiltrasi akan terlihat jelas pada musim kemarau untuk
ketersediaan sumber daya air bersih. Proses infiltrasi air hujan yang bergerak
menjadi air tanah pada akhirnya akan bergerak menuju sungai dan umumnya yang
dibutuhkan untuk sampai di sungai adalah 6 bulan. Sehingga pada musim
kemarau, air tanah menjadi pemasok air utama pada sungai dan air tanah
merupakan proses yang terjadi karena ada infiltrasi pada tanah.
Air tanah, Mata air, dan Sungai yang merupakan sumber air tidak akan
terwujud apabila tidak ada atau tidak terjadi proses infiltrasi pada awal mulanya.
Air tanah tidak akan ada dan terbentuk ketika infiltrasi tidak terjadi. Mata air tidak
akan terbentuk pula apabila tidak ada air tanah yang bergerak. Begitupun sungai
tidak akan ada penyedia sumber airnya apabila air tanah tidak ada. Dan Sumber
air pada sungai musim kemarau tidak akan ada.
Dengan rantai tersebut dapat dikatakan bahwa sungai, mata air, air tanah
tidak akan pernah ada apabila proses infiltrasi air ke dalam tanah tidak ada atau
terganggu. Sehingga sumber air akan berkurang. Sumber air bersih untuk
masyarakat pun akan berkurang. Sehingga jika ingin sumber air bersih terus
tercukupi, haruslah kita memperhatikan bagaimana proses infiltrasi yang terjadi
terus lancer tanpa gangguan.
Laju infiltrasi tidak selamanya berjalan dengan stabil. Laju infiltrasi dapat
terganggu oleh berbagai macam faktor. Baik itu faktor dari keadaan tanah itu
sendiri atau faktor dari lingkungan sekitar.
a. Kondisi tanah
Kondisi tanah yang tidak subur jelas akan mengganggu proses infiltrasi.
Hal tersebut disebabkan karena tanah yang gersang dan tidak subur tidak akan
bisa menyerap air dengan baik. Karena struktur tanah yang gersang akan menjadi
keras dan memadat sehingga pori pori tanah juga akan menutup. Sama halnya
dengan tanah yang sering dilewati hewan ataupun kendaraan-kendaraan berat.
Lama kelamaan tanah akan memadat dan itu akan mengurangi kapasitas infiltrasi
dari tanah tersebut.
Jenis tanah juga akan berpengaruh dalam proses ini. Jenis tanah lempung
akan susah menyerap air karena sifat dari tanah ini adalah menyimpan air bukan
meloloskan air. tanah yang kapasitas infiltrasinya besar adalah tanah pasir
b. Kondisi lingkungan
Pembangunan gedung, jalan raya, dan bangunan sipil yang lain juga akan
menghambat proses infiltrasi pada tanah. Karena tanah pasti akan mengalami
penurunan kualitas yang akan menyebabkan tanah tersebut tidak optimal dalam
proses infiltrasi
Infiltrasi yang rusak akan membawa banyak dampak bagi makhluk hidup
di sekitarnya. Begitu pula manusia yang merupakan salah satu makhluk hidup
yang rentan karena gangguan alam. Dengan rusaknya Infiltrasi akan
mengakibatkan beberapa gangguan pada alam yang nantinya akan berpengaruh
pada kehidupan masyarakat itu sendiri. Berikut adalah beberapa dampak rusaknya
atau terganggunya infiltrasi pada masyarakat.
d. Terjadi Longsor pada tanah dengan beda elevasi tinggi. Hal ini terjadi
karena dengan tidak adanya infiltrasi yang baik, maka air limpasan akan
sangat banyak dan terus menerus hingga pada akhirnya menggerus
tanah. Dan ketika tanah sudah pada kondisi yang tidak kuat akibat
tergerus air limpasan terus menerus, maka longsor pun terjadi.
Dewasa ini telah banyak daerah resapan hujan yang infiltrasinya tidak
optimal. Tidak lain penyebabnya adalah faktor-faktor yang terdapat pada subbab
sebelumnya. Kejadian-kejadian tersebut dapat diatasi oleh berbagai solusi.
Lain halnya pada masalah permukaan tanah yang miring. Kasus seperti ini
dapat diatasi dengan memperbaiki pengerjaan tanah pada daerah tersebut. Salah
satu yang paling sering digunakan adalah dengan terasiring atau sengkedan.
Model terasiring cukup untuk mengurangi kecepatan air limpasan sehingga
infiltrasi dapat lebih mudah terjadi. Karena pada dasarnya air yang berkecepatan
rendah akan lebih mudah terinfiltrasi oleh tanah. Air berkecepatan tinggi juga
tidak baik untuk tanah itu sendiri. Kecepatan air limpasan yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan tanah mengalami erosi atau abrasi secara perlahan. Hasilnya, tanah
akan menjadi tidak subur. Tanah yang telah tererosi tersebut tidak dapat untuk
menanam vegetasi lagi. Oleh karena itu banyak dilakukan konservasi tanah untuk
memperbaiki kerusakan dan mengembalikan kualitas tanah yang sebelumnya
telah mengalami erosi.
Terdapat juga kasus di mana tanah terlalu banyak mengandung liat atau
lempung yang sangat sulit menginfiltrasi air. Keadaan tersebut biasa
ditanggulangi dengan mengatur ulang komposisi tanah. Contohnya dengan
menambahkan unsur tanah pasir sesuai porsi pada daerah resapan tertentu. Tapi
cara tersebut relatif jarang digunakan.
4.1 Kesimpulan
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari
permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air
hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah,
sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland
flow.
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam
tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju
mata air, danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan
perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-
pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler.
Tidak selamanya laju infiltrasi akan berjalan konstan. Akan ada faktor
tertentu yang bisa menghambat, mengganggu, atau bahkan menghentikan laju
infiltrasi. Bisa karena faktor tanah, kondisi tanah, jenis tanah, atau karena
perubahan penggunaan lahan. Bisa juga karena memang kondisi fisik lahan yang
memang memiliki kecenderungan infiltrasi kurang. Tetapi faktor – faktor tersebut
juga bisa karena alam dan karena manusia.
4.2 Saran
Pada pembahasan yang dijelaskan tentang Infiltrasi, maka kami
menyarankan agar lebih mengetahui dan mengerti apa yang dimaksud dari
Infiltrasi, proses dari infiltrasi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
Infiltrasi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju infiltrasi dan cara
pengukurannya. Infiltrasi akan erat sekali hubungannya dengan limpasan
permukaan (run off) jika tidak diketahui secara jelas apa penyeab an pengaruhnya
terhadap manusia maka akan berdampak negativ yaitu bisa menimbulkan Banjir.
DAFTAR PUSTAKA