Laporan Survey

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bendung atau pelimpah adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali,
bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu saja bangunan
ini dapat digunakan pula untuk kepentingan lain selain irigasi, seperti untuk keperluan air
minum, pembangkit listrik atau untuk pengendali banjir.
Menurut macamnya bendung dibagi dua, yaitu bendung tetap dan bendung sementara,
bendung tetap adalah bangunan yang sebagian besar konstruksi terdiri dari pintu yang dapat
digerakkan untuk mengatur ketinggian muka air sungai sedangkan bendung tidak tetap adalah
bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di sungai, sampai pada ketinggian
yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier.
Lokasi bending PLTA Sipan Sihaporas berada pada hilir pertemuan antara tiga sunga
antara lain Sungai Tarutung, Sungai Hutanabolon dan Sungai Sihaporas. Lebar sungai pada.
Bendung di bangun dengan tujuan pembangkit listrik tenaga air. Pintu pengambilan atau
intake dibuat hanya disatu sisi saja, otomatis kantong lumpur yang dibuat juga cuma satu.
Untuk bisa mengalirkan air ke seberang sungai, maka di bagian hilir dari lokasi bendung di
bangun syphon.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kondisi Bendung PLTA Sipan Sihaporas ?
b. Apa saja bagian bangunan bendung yang terdapat pada Bendung PLTA Sipan
Sihaporas?
c. Apa saja fungsi Bendung PLTA Sipan Sihaporas?
d. Bagaimana perawatan Bendung PLTA Sipan Sihaporas?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui kondisi Bendung PLTA Sipan Sihaporas.
b. Mengetahui bagian bangunan bendung yang terdapat pada Bendung PLTA Sipan
Sihaporas.

1
c. Mengetahui fungsi Bendung PLTA Sipan Sihaporas.
d. Mengetahui perawatan pada Bendung PLTA Sipan Sihaporas.

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari observasi antara lain :
a. Mengetahui secara langsung kondisi Bendung
b. Menambah penguasaan materi kuliah dari hasil observasi secara langsung pada
bangunan bendung
c. Dapat membandingkan antara teori dengan kondisi dilapangan pada bendungan

1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat : Bendung PLTA Sipan Sihaporas
Hari, tanggal : Senin , 19 Maret 2018

1.6 Metode Penyusunan Laporan


Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :
a. Metode observasi
Dalam hal ini data diperoleh dari pengamatan secara langsung di lapangan pada
Bendung PLTA Sipan Sihaporas.
b. Metode wawancara / interview
Melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
pengoperasian Bendung PLTA Sipan Sihaporas.
c. Metode Study kepustakaan
Data-data diperoleh dari referensi lain seperti buku, literatur ataupun diktat yang
sesuai dengan bahasan laporan demi menunjang kesempurnaan pembahasan di
dalam laporan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bendung


Menurut standar tata cara perencanaan umum bendung, yang diartikan dengan
bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun melintang sungai
atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan
tinggi terjun. Sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang
membutuhkannya. Sedangkan bangunan air adalah setiap pekerjaan sipil yang dibangun
dibadan sungai untuk berbagai keperluan.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 03-2401-1991 tentang pedoman perencanaan
hidrologi dan hidraulik untuk bangunan di sungai adalah bangunan ini dapat didesain dan
dibangunan sebagai bangunan tetap, bendung gerak, atau kombinasinya, dan harus dapat
berfungsi untuk mengendalikan aliran dan angkutan muatan di sungai sedemikian sehingga
dengan menaikkan muka airnya, air dapat dimanfaatkan secara efisien sesuai dengan
kebutuhannya.
Definisi bendung menurut analisa upah dan bahan BOW (Burgerlijke Openbare
Werken), bendung adalah bangunan air (beserta kelengkapannya) yang dibangun melintang
sungai untuk meninggikan taraf muka air sehingga dapat dialirkan secara gravitasi ke tempat
yang membutuhkannya. Fungsi utama dari bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka
air darisungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat
bangunan pengambilan (intake structure), dan untuk mengendalikan aliran, angkutan sedimen
dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara aman, efisien, dan optimal,
(Mawardi & Memet, 2010).

2.2 Klasifikasi Bendung


Bendung berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Bendung penyadap, digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk berbagai
keperluan seperti untuk irigasi, air baku, dan sebagainya.
b. Bendung pembagi banjir, dibangun di percabangan sungai untuk mengatur muka air
sungai, sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah sesuai dengan
kapasitasnya.
c. Bendung penahan pasang,dibangun di bagian sungai yang dipengaruhi pasang surut
air laut antara lain untuk mencegah masuknya air asin.

3
Berdasarkan tipe strukturnya bendung dapat dibedakan atas :
a. Bendung tetap
b. Bendung gerak
c. Bendung kombinasi
d. Bendung kembang kempis
e. Bendung bottom intake

Ditinjau dari segi sifatnya, bendung dapat pula dibedakan :


a. Bendung permanen seperti bendung pasangan batu, beton, dan kombinasi beton dan
pasangan batu.
b. Bendung semi permanen seperti bendung bronjong, cerucuk kayu, dan sebagainya.
c. Bendung darurat, yang dibuat oleh masyarakat pedesaan seperti bendung tumpukan
batu, dan sebagainya.

2.3 Tata letak bendung dan Bagian-bagian Bendung


Bendung tetap yang terbuat dari pasangan batu untuk keperluan irigasi terdiri atas
berbagai komponen yang mempunyai fungsi masing-masing.Komponen utama bendung
itu yakni :
a. Tubuh bendung
Antara lain dari ambang tetap dan mercu bendung dengan bangunan peredam
energinya.

Gambar 2.1. Denah Bangunan Utama

4
b. Bangunan Pengambilan (Intake)
Antara lain terdiri dari lantai/ambang dasar,pintu, dinding banjir, pilar penempatan
pintu, saringan sampah, jembatan pelayan, rumah pintu dan perlengkapan lainya.

Gambar 2.2. Potongan bangunan pengambilan dengan bangunan penguras bawah

c. Bangunan pembilas
Dengan undersluice, pilar penempatan pintu, pintu bilas, jembatan pelayan, rumah
pintu, saringan batu, dan perlengkapan lainya.

Gambar 2.3. bangunan penguras dengan pintu penguras

d. Bangunan Penguras
Untuk mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalarn jaringan saluran
irigasi, bandung perlu dilengkapi dengn bangunan penguras yang terletak pada tubuh
bendung tepat di hilir bangunan pengarnbilan. Jika pada kedua sisi dari sungai dibuat
bangunan pengambilan maka bangunan penguras juga dibuat pada kedua sisinya.

5
1) Penguras bawah
Bangunan penguras bawah atau yang dikenal undersluice adalah plat beton mendatar di
depan dan setinggi ambang pengambilan, diantara pintu pengambilan, pintu penguras
dan pilar.

2) Pintu Penguras
Pintu penguras dibangun sebagai terusan dari tubuh bendung di dekat dan di sebelah
hilir arnbang pengarnbilan. Tingginya pintu penguras sarna dengan tinggi bendung
sehingga dapat dilimpasi air banjir diatasnya.

e. Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir saluran. Aliran
yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis.
1. Bangunan pembawa dengan aliran superkritis
a. Bangunan terjun
Dengan bangunan terjun, menurunnya muka air (dan tinggi energi)
dipusatkan di satu tempat. Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau
terjun miring. Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter, maka
konstruksi got miring perlu dipertimbangkan.
b. Got miring
Daerah got miring dibuat apabila trase saluran melewati ruas medan dengan
kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar.
Got miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan
aliran superkritis, dan umumnya mengikuti kemiringan medan alamiah.

2. Bangunan pembawa dengan aliran subkritis


a. Gorong-gorong
Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di amana saluran lewat di bawah
bangunan (jalan, rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah
saluran. Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas.

6
b. Talang
Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya,
saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah. Aliran di
dalam talang adalah aliran bebas.

c. Sipon
Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi
di bawah saluran pembuan, cekungan, anak sungai, atau sungai. Sipon juga
dipakai untuk meleawtkan air di bawah jalan, jalan kereta api, atau
bangunan-bangunan yang lain. Sipon merupakan saluran tertutup yang
direncanakan untuk mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi
oleh tinggi tekan.

d. Jembatan Sipon
Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan
dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas
lembah yang dalam.

e. Flum (Flume)
Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui
situasi-situasi medan tertentu, misalnya :
 Flum Tumpu (Bench Flume), untuk mengalirkan air di sepanjang lereng
bukit yang curam.
 Flum Elevasi (Elevated Flume), untuk menyeberangkan air di irigasi
lewat di atas saluran pembuang atau jalan air lainnya.
 Flum, Dipakai apabila batas pembebasan tanah (Right of Way) terbatas
atau jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang
saluran trapezium biasa.
Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau
setengah bulat. Aliran dalam flum adalah aliran bebas.

f. Saluran Tertutup
Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah
di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan

7
lereng-lereng tinggi yang tidak stabil. Salruan tertutup juga dibangun di
daerah-daerah pemukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang
terkena luapan banjir. Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau
saluran gali dan timbun adalah segi empat atau bulat. Biasanya aliran di
dalam saluran tertutup adalah aliran bebas.

g. Terowongan
Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomi / anggaran memungkinkan
untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan
yang tinggi. Biasanya aliran dalam terowongan adalah aliran bebas.

f. Kantong Lumpur
Bangunan kantong lumpur merupakan pembesaran potongan melintang saluran
sampai panjang tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran dan memberi kesempatan
pada sedimen untuk mengendap. Bangunan ini terletak pada bagian awal dari saluran
primer persis di belakang bangunan pengambilan.

Gambar 2.4. Tipe tata letak kantong lumpur

g. Bangunan Pelindung
Bangunan lindung diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam
maupun dari luar. Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap
limpasan air buangan yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang
berlebihan akibat kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dari luar saluran.

8
1. Bangunan pembuang silang
Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum digunakan
sebagai lindungan luar, lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa.
Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintasi saluran pembuang yang besar.
Dalam hal ini, biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air irigasi
dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut.
Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah hulu
saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran.

2. Pelimpah (Spillway)
Ada tiga tipe lindungan dalam yang umum dipakai, yaitu saluran pelimpah, sipon
pelimpah, dan pintu pelimpah otomatis. Pengatur pelimpah diperlukan tepat di
hulu bangunan bagi, di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-
tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan. Bangunan pelimpah
bekerja otomatis denagn naiknya muka air.

3. Bangunan Penguras (Wasteway)


Bangunan penguras, biasanya dengan pintu yangh dioperasaikan dengan tangan,
dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan. Untuk
mengurangi tingginya biaya, bangunan ini dapat digabung dengan bangunan
pelimpah.

4. Saluran pembuang samping


Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang mengalir
paralel di sebelah atas saluran irigasi. Saluran-saluran ini membawa air ke
bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air irigasi,
ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang.

h. Bangunan perlengkapan lain


Yang harus ada pada bendung antara lain yaitu tembok pangkal, sayap bendung,
lantai udik dan dinding tirai, pengarah arus tanggul banjir, dan tanggul penutup atau
tanpa tanggul, penangkap sedimen atau tanpa penangkap sedimen, tangga, penduga
muka air, dan sebagainya.

9
Pengaturan penempatan bagian-bagian bendung tersebut, sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi fungsinya. Yang paling penting dalam penempatan bagian-
bagian bendung ini yaitu bangunan intake dan pembilas selalu terletak berdampingan
dan menjadi satu kesatuan. Bangunan tubuh bendung ditempatkan tegak lurus aliran
sungai dan pilar pembilas.

i. Saluran Pembuang
a. Jaringan Saluran Pembuang Tersier
 Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier, menampung air
langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran pembuang
tersier.
 Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang
termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air, baik dari
pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah. Air tersebut dibuang ke dalam
jaringan pembuang sekunder.
b. Jaringan saluran Pembuang Utama
 Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier
dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan
pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi.
 Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang
skunder ke luar daerah irigasi. Pembuang prier sering berupa salran pembuang
alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai, anak sungai atau
laut.

j. Bangunan Pelengkap
Tangul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang
berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar. Pada umumnya tanggul
diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang saluran
primer.
Fasilitas-fasilitas eksploitasi diperlukan untuk eksploitasi jaringan irigasi secara
efektif dan aman. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi : kantor-kantor di
lapangan, bengkel, perumahan untuk staf irigasi, jaringan komunikasi, patok
hektometer, papan eksploitasi, papan duga, dan sebagainya.

10
Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran meliputi :
 Pagar, rel pengaman dan sebagainya, guna memberikan pengaman sewaktu terjadi
keadaan-keadaan gawat.
 Tempat-tempat cuci, tempat mandi ternak dan sebagainya, untuk memberikan
sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng.
 Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bendungan (sipon dan gorong-
gorong panjang) oleh benda-benda hanyut.
 Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk.

k. Jalan dan Jembatan


Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi, eksploitasi, dan pemeliharaan
jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan. Masyarakat boleh menggunakan
jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja.
Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum di dekatnya, maka tidak
diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut. Biasanya jalan inspeksi
terletak di sepanjang sisi saluran irigasi. Jembatan dibangun untuk saling
menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasi / pembuang atau
untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum.

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Letak Bendung PLTA Sipan Sihaporas


Secara geografis Bendungan PLTA Sipan Sihaporas terletak di provinsi Sumatera
Utara Kabupaten Tapanuli Tengah10 44’48” N, 98052’47” E, merupakan bagian dari provinsi
Sumatera Utara dengan luas wilayah ±2.457,53 km2 (245.753ha), dengan batas sebagai
berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Berdagai
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat.

Gambar 3.1 Lokasi Bendung PLTA Sipan Sihaporas

3.2. Data Bendung Sei Ular


Bendung Sungai Ular mempunyai data sebagai berikut :
 Panjang Bendung = 128.2 m,
 Ketinggian bendung dari dasar sungai adalah = 40.50 m – 43.40 = 2.90 m
 Mempunyai panjang jari-jari (R1) Bendung = 0.439 m

12
 Mempunyai panjang jari-jari (R2) Bendung = 1.097 m
 Mempunyai panjang jari-jari Kolam Olak = 3.00 m
 Panjang Peredam Energi = 21.00 m
 Lebar Kantung Lumpur = 74.90 m
 Panjang Kantung Lumpur = 46 m
 Lebar Intake = 24.8 m
 Lebar Pilar Intake = 1.2 m
 Lebar Bangunan Pembilas = 24.5 m
 Lebar Pilar Pembilas = 2.5 m

No. Nama Bangunan Jumlah Keterangan


Bangunan Utama (Head Work) :
 Bendung 1 Bh
1
 Intake 1 Bh Berfungsi
 Kantong Lumpur 1 Bh
Pembangunan Saluran Penghubung :
 Saluran Penghubung Kanan 23 Km
 Saluran Penghubung Kiri 20 Km
Bangunan Air (Pelengkap) :
 Syphon 2 Bh
2 Berfungsi
 Bangunan Bagi 10 Bh

 Bangunan Terjun 17 Bh

 Talang 1 Bh
60 Bh
 Bangunan Lainnya

13
3.3 Kondisi Bendung Sei Ular
Bendung Sei Ular merupakan bangunan air yang dibuat di daerah Galang berupa
bendung tetap dengan panjnang bendung 128,2 m dan tinggi 2,9 m yang berfungsi dengan
tujuan perbaikan jaringan irigasi memanfaatkan debit sungai ular. Seperti yang telah
didefenisikan sebelumnya, bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang
sungai untuk meninggikan taraf muka air sungai dan atau membendung aliran sungai
sehingga aliran sungai bisa disadap dan dialirkan secara grafitasi ke daerah yang
membutuhkanya.Pada awal pembangunan bendungan Simongan juga berfungsi untuk
memenuhi air irigasi untuk daerah sekitar bendung.

Gambar 3.2. kondisi bendung Sei Ular

3.3 Bagian-bagian Bendung


Konstruksi sebuah bendung memiliki bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian ini
menopang seluruh konstruksi bendung. Setiap bagian memiliki detail dan fungsi yang
khusus. Bagian-bagian inilah yang akan bekerja agar operasional suatu bendung dapat
berjalan dengan baik.
Bagian-bagian bendung terdiri dari:
a. Tubuh Bendung (Weir)
Tubuh bendung merupakan struktur utama yang berfungsi untuk membendung
laju aliran sungai dan menaikkan tinggi muka air sungai dari elevasi awal. Tubuh
bendung dibuat melintang pada aliran sungai. Tubuh Bendung Sei Ular terdiri dari
beton.

14
Gambar 3.3. Tubuh Bendung Sei Ular
Sumber: Dokumentasi Pribadi
b. Bangunan Intake
Bangunan intake adalah suatu bangunan pada bendung yang berfungsi sebagai
penyadap aliran sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindarkan sedimen
dasar sungai dan sampah masuk ke intake. Terletak di bagian sisi bendung, di tembok
pangkal dan merupakan satu kesatuan dengan bangunan pembilas. Bangunan intake terdiri
dari lantai/ ambang dasar, pintu, dinding banjir, pilar penempatan pintu, jembatan pelayan,
dan rumah pintu. Untuk intakenya merupakan intake biasa dengan pintu berlubang satu dan
terletak tegak lurus terhadap sumbu sungai.
Terdapat 10 Free Intake yang kondisi pengaliran airnya sudah tidak maksimal lagi,
intake itu adalah: Nama-nama free intake disisi kanan, yaitu:
(1) Free Intake Pulau Gambar
(2) Free Intake Swadya
(3) Free Intake Buluh
(4) Free Intake Perbaungan
(5) Free Intake Bendang
(6) Free Intake Singosari
Nama-nama free intake disisi kiri, yaitu
(1) Free Intake Timbang Deli
(2) Free Intake Sumber Rejo Baru
(3) Free Intake Sumber Rejo
(4) Free Intake Ramonia

15
16
Gambar 3.4. Bangunan intake Bendung Sei Ular
Sumber: Dokumentasi Pribadi

c. Syphon
Syphon merupakan salah satu jenis urung-urung. Sistem pengaliran air didalam syphon
pada umumnya tidak menggunakan pompa ataupun yang lainnya. Syphon hanya bergantung
pada energi potensial pengaliran air. Syphon biasanya terbuat dari beton bertulang berbentuk
trapesium maupun segitiga dan pipa (PVC) yang berbentuk bulat pipa.
Di daerah irigasi Pulau Gambar syphon terbuat dari beton bertulang dan berbentuk pipa
yang juga diatur oleh pintu in-take. Kondisi syphon kira-kira 1,2 meter dari muka tanah. Di
daerah sekeliling syphon terdapat juga lapisan beton yang berguna agar syphon tidak cepat
rusak apabila di beri beban. Dimensi dari pipa syphon adalah terdiri atas diameter yang
berjarak  60 cm.

Gambar 3.5. Bangunan Syphon Bendung Sei Ular


Sumber: Dokumentasi Pribadi

17
d. Bangunan Bagi
Bangunan bagi di daerah bending Sei Ular adalah terdapat disepanjang saluran
sekunder, dan saluran primer. Setiap bangunan bagi memiliki beberapa pintu sorong atau
sebagai pintu intake untuk mendistribusikan air ke lahan-lahan irigasi (unit-unit irigasi).
Bangunan bagi ini terdiri atas:
1) Bangunan bagi I
Bangunan ini masih berada di daerah saluran primer. Bangunan ini
mengirimkan air ke daerah persawahan desa Pulau Gambar

Gambar 3.6 Bangunan Bagi I dan Luas daerah yang dialiri


Sumber: Dokumentasi Pribadi

2) Bangunan bagi II
Posisi bangunan bagi ini masih berada di saluran primer. Bangunan ini
mengirimkan air ke daerah persawahan desa Buluh.

Gambar 3.7 Bangunan Bagi II dan Luas daerah yang dialiri


Sumber: Dokumentasi Pribadi

18
3) Bangunan bagi III
Posisi bangunan bagi ini masih berada di daerah saluran primer. Bangunan ini
mengirimkan air ke daerah persawahan desa Buluh.

Gambar 3.8 Bangunan Bagi III


Sumber: Dokumentasi Pribadi

c. Bangunan Penguras
Pada Bendung Sei Ular terdapat 2 buah bangunan penguras yang terletak pada kanan
dan kiri bendung. Hal ini disebabkan letak daripada pintu pengambilan pada Bendung Sei
Ular terletak pada sebelah kiri dan kanan bendung. Bangunan penguras ini berfungsi untuk
menguras bahan- bahan endapan yang ada pada sebelah udik pintu tersebut. Untuk membilas
kandungan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan dibuka setiap harinya
selama kurang lebih 60 menit. Bila ada benda-benda hanyut mengganggu eksploitasi pintu
penguras, sebaiknya dipertimbangkan untuk membuat pintu menjadi dua bagian, sehingga
bagian atas dapat diturunkan dan benda-benda hanyut dapat lewat diatasnya.

19
Gambar 3.9. bangunan penguras kiri bendung
Sumber: Dokumentasi Pribadi

d. Pelimpah

Bangunan pelimpah pada bendung berguna untuk penguatan bendungan dan


memperlambat aliran air yang datang dari hulu sungai.

Gambar 3.10. bangunan pelimpah


Sumber: Dokumentasi Pribadi

20
f. Kantong Lumpur

Kantong lumpur digunakan untuk menahan lumpur yang terbawa air yang akan
masuk ke intake. Sehingga pada saluran intake tidak terjadi sedimentasi.

Gambar 3.11. kantong lumpur bendung Sei Ular

f. Saluran Pembuang
Saluran pembuang di bendungan Sei Ular mempunyai panjang drainase sepanjang 20 km.
Cara pembuangan tinggal membuka kayu-kayu penahan yang terdapat di sepanjang pinggir-
pinggir sawah, di daerah bawah dekat sungai bahkan ada saluran pembuang yang
menggunakan pintu klep yang menutup bila terjadi banjir.

3.4 Fungsi Bendung Sei Ular

Fungsi Bendung Sei Ular yang lain ;

1. Untuk kebutuhan irigasi


2. Untuk kebutuhan air minum
3. Sebagai pembilas pada beberapa keadaan debit sungai
4. Menghambat laju aliran sungai

21
3.5 Perawatan Bendung Sei Ular

Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan,


tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Menurut Bayu Wanapati selaku
petugas pengawas Bendung Sei Ular kegiatan perawatan, meliputi :

1) Perawatan Rutin
Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan dilaksanakan
setiap waktu. Perawatan rutin terhadap bangunan bendung meliputi :
a) Pengecekan ketinggian air pada bendung yang dilakukan setiap pagi dan sore
hari
b) Pertumbuhan rumput di bangunan yang akan mengganggu fungsi harus
dipotong atau dibersihkan;
c) Sampah-sampah atau timbunan pengganggu (ganggang, eceng gondok plastik,
dan lain-lain) yang mengganggu kapasitas debit saluran harus dibersihkan;
d) Lubang-lubang pada tanggul dan longsoran-longsoran kecil pada tebing
saluran jika akan menimbulkan bocoran/mengganggu aliran harus segera
diperbaiki;
e) Bagian-bagian yang bekerja pada pintu harus dapat bergerak bebas, harus
dilumasi dengan gemuk dan dibersihkan dari kotoran;
f) Bagian pintu yang mudah berkarat dan keropos harus di cat. Kegiatan
perawatan rutin dilaksanakan secara swakelola.

2) Perawatan Berkala
Perawatan berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan
fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan
dilaksanakan secara berkala. Perawatan berkala untuk bangunan bendung dilakukan
sebagai berikut :
a) Endapan lumpur di sepanjang saluran atau bangunan harus diangkat dan
normalisasi profil saluran setiap tahun pada saat pengeringan;
b) Pintu air atau papan petunjuk operasional dan papan duga setiap 2 (dua) tahun
sekali harus di cat kembali;

22
c) Memperbaiki pintu yang macet dan bangunan yang rusak ringan;
d) Tanaman air, pepohonan dan semak-semak liar yang besar-besar harus
dibongkar atau dibersihkan.
Kegiatan perawatan berkala dilaksanakan secara swakelola dan atau diborongkan.
Pada saat melakukan survey, kelompok kami menjumpai sebuat alat amfibi untuk
membersihkan lumpur dan endapan.

3) Kegiatan Perbaikan
Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi
bangunan. Kegiatan perbaikan, meliputi :
a. Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud agar
bangunan dapat segera berfungsi. Perbaikan darurat meliputi kegiatan perbaikan
yang sifatnya rusak dimana kerusakan diakibatkan oleh bencana alam dan
kelalaian manusia; misal : tanggul jebol, pintu air macet.

b. Perbaikan Permanen
Perbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan untuk mengembalikan
kondisi dan fungsi bangunan yang sifatnya merupakan peningkatan perbaikan
darurat maupun memperbaiaki kerusakan akibat bencana alam atau kelalaian
manusia dengan dibuat desain yang baru sehingga hasil perbaikannya bersifat
permanen. Kegiatan permanen meliputi :
a) tanggul longsor cukup berat;
b) tanggul bocor cukup berat;
c) sayap bangunan patah cukup berat;
d) koperan bangunan patah;
e) pintu air rusak berat;
f) pelindung talud runtuh;

Kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan cara diborongkan, sehingga perlu


didukung dengan desain baru.

23
3.6 Kegiatan Penggantian
Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengganti seluruh/sebagian
komponen prasarana fisik, fasilitas dan perlatan bendung yang secara ekonomis, fungsi
dan kondisinya tidak layak dipakai lagi. Kegiatan penggantian, meliputi :
a) Penggantian pintu-pintu air yang sudah rusak berat;
b) Alat ukur yang tidak berfungsi diganti dengan alat ukur yang baru;
c) Bagian dari peralatan elektrik-mekanis dan lain-lain dalam kurun waktu tertentu
diganti yang baru;
Kegiatan penggantian dilaksanakan dengan cara diborongkan.

3.7 Petugas Bendung


Petugas pemeliharaan merangkap sebagai petugas operasi bendung. Jumlah personel
petugas disesuaikan dengan tingkat urgensi dan besarnya bangunan. Petugas
pemeliharaan diharuskan :
a) Cakap dan terampil dalam pemeliharaan bendung;
b) Memahami fungsi bendung;

Gambar 3.12. Wawancara dengan Petugas Pengawas Bendung Sei Ular

24
Gambar 3.13. foto anggota kelompok

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Bendung Sei Ular termasuk jenis bendung tetap dengan panjang bendung 128,2 m dan
tinggi bendung 2,9 m.
b. Kondisi infrastruktur Bendung Sei Ular masih baik karena masih baru dibangun
c. Bangunan Intake pada Bendung Sei Ular berjumlah 10 buah (6 bagian kanan dan 4
bagian kiri)
d. Bangunan penguras pada Bendung Sei Ular terdapat 2 buah yang terletak pada kanan
dan kiri bendung.
e. Fungsi Bendung Sei Ular yang lain ;
Untuk kebutuhan irigasi
Untuk kebutuhan air minum
Sebagai pembilas pada beberapa keadaan debit sungai
Menghambat laju aliran sungai
f. Perawatan pada bendung Sei Ular dilakukan dengan 2 cara, yaitu perawatan rutin dan
perawatan berkala yang dilakukan oleh petugas pengawas bendung.

4.2 Saran
a. Kondisi lingkungan sekitar Bendung Sei Ular agar lebih dijaga kebersihannya.
b. Menghimbau kepada warga sekitar agar tidak melakukan kegiatan MCK di Bendung
Sei Ular.

26
DOKUMENTASI

27

Anda mungkin juga menyukai