Dimensi Aksiologi
Dimensi Aksiologi
Dimensi Aksiologi
“DIMENSI AKSIOLOGI”
Disusun Oleh :
Kelompok : 4 (Empat)
Anggota : 1. Darul Insya Fatoni (16431030)
2. Nur Fajri Prafitasari (16431031)
3. Wahyu Dwi Lestari (16431032)
4. Tika Mafruroh (16431033)
5. Gista Aulia Hakiki (16431034)
6. Anis Matul Khoiriyah (16431035)
7. Kristy Monica F. (16431036)
8. Ageng Kurniawati (16431037)
9. Betty Pastika N. (16431038)
FUNGS
1.I Menjaga & memberi arah keilmuan yang benar
2. Penelaahan dilakukan secara etis
NILAI-NILAI
Nilai Obyektif & Subyektif
Nilai Absolut
DIMENSI
AKSIOOLGIS PENDEKAT
AN
OBYEK
PERMASALAHAN
1. Sifat Nilai
2. Tipe
3. Kriteria
4. Status Metafisika
FILSAFAT
Cara Filsafat
KEGUNA menyelesaikan
masalah
AN
1. Memahami pemikiran
2. Sebagai pandangan hidup
3. Sebagai pemecah masalah
HUBUNGA
N
1. Sebagai nilai teoritis
2. Sebagai nilai praktis
DIMENSI AKSIOLOGI
A. Pengertian Aksiologi
Aksiologi secara etimologi :
Yunani → axion (nilai) dan logos (teori)
Sumantri (1996) menyatakan aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dan pengetahuan yang diperoleh.
Aksiologi :
Cabang filsafat ilmu, membahas tujuan ilmu pengetahuan dan bagaimana manusia
menggunakanya.
Menaruh perhatian terhadap baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and
wrong), serta tata cara dan tujuan (mean and end).
B. Fungsi Aksiologi
1. Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.
2. Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat
manusia, dan tidak merendahkan martabat manusia.
F. Objek Aksiologis
1. Persepsi manusia akan kenyataan (reality).
2. Pemahaman berbagai dinamika alam.
3. Saling keterkaitan antara logika dengan matematika, dan antara logika dan matematika
pada satu sisi dengan kenyataan pada sisi lain.
4. Berbagai keadaan (states) dari keberadaan-keberadaan (entities) teoritis.
5. Berbagai sumber pengetahuan dan pertanggujawabannya (liability).
6. Hakikat (the essence) manusia, nilai-nilainya, tempat, dan posisinya di tengah-tengah
semua keberadaan lain, paling sedikit yang berada di lingkungan dekatnya.
G. Permasalahan Aksiologi
Permasalahan aksiologi meliputi :
1. Sifat Nilai
Sifat nilai didukung oleh pemenuhan hasrat, kesenangan, kepuasan minat, kemauan
rasional yang murni. Sifat nilai adalah pertalian erat antara sesuatu sebagai sarana
menuju titik akhir atau tercapainya hasil.
2. Tipe Nilai
Nilai interinsik : Terdapat pada diri sendiri sebagai martabat diri.
Meliputi kebaikan dari segi moral, kecantikan, keindahan, kesucian, dan kemurnian.
Nilai instrumental : Nilai penunjang yang menyebabkan sesuatu memiliki nilai
intrinsik.
Penerapan tipe nilai tersebut dapat diarahkan untuk menilai pentas drama, karya seni,
karya ilmiah. Sasaran penilaian tersebut dapat dikalsifikasikan menjadi “Sangat
Baik”, “Baik”, “Kurang Baik” dan sebagainya.
3. Kriteria Nilai
4. Status Metafisika Nilai
H. Aksiologi Filsafat
Kegunaan pengetahuan filsafat :
a. Fisafat sebagai kumpulan teori filsafat
b. Sebagai metode pemecah masalah
c. Sebagai pandangan hidup
Cara filsafat menyelesaikan masalah :
Filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal, secara mendalam
berarti filsafat ingin mencari asal masalah, dan secara universal berarti filsafat ingin,
masalah dilihat dalam hubungan seluas-luasnya.
J. Hubungan Aksiologi Ilmu Pendidikan sebagai Nilai Kegunaan Teoritis dan Nilai
Kegunaan Praktis.
1. Aksiologi Sebagai Nilai Kegunaan Teoritis
Hasil ilmu pendidikan adalah konsep ilmiah tentang aspek dan dimensi pendidikan.
Pemahaman tersebut dapat dipergunakan untuk lebih mengembangkan konsep-konsep
ilmiah pendidikan, baik meningkatkan mutu (validitas dan signifikan) konsep yang telah
ada, maupun melahirkan atau menciptakan konsep baru, yang secara langsung dan tidak
langsung bersumber pada konsep pendidikan yang telah ada. Pada dasarnya teknologi
pendidikan adalah suatu pendekatan pemecahan masalah pendidikan secara rasional,
suatu cara berpikir skeptis dan sistematis tentang belajar dan mengajar.
2. Aksiologi Sebagai Nilai Kegunaan Praktis
Konsep ilmiah pendidikan menerangkan prinsip-prinsip bagaimana orang melakukan
pendidikan. Penguasaan terhadap konsep ilmiah pendidikan memberikan gambaran
bagaimana melakukan tugas-tugas profesional pendidikan. Apabila hal ini terjadi, maka
seorang tenaga pendidikan akan dapat bekerja konsisten dan efisien, karena dilandasi
oleh prinsip-prinsip pendidikan yang jelas terbaca dan kokoh.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
Barnadib, Imam.1996. Filsafat Pendidikan – Sistem dan Metode. Yogyakarta: Andi Offset
Jalaludin & Abdullah Idi.1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Susanto, A. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis, Epistimologis, dan
Aksiologis, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), Cet ke-I, hlm. 127
Susanto, A. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis….., hlm 128
Soetrisno, dkk, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian, (Yogyakarta; CV. Andi Offset,
2007), hlm. 23