Makalah Dasar-Dasar Agronomi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DASAR-DASAR AGRONOMI

“Sistem Pertanaman”

Di Susun Oleh:

Nama : NI KADEK DWI HARIANI


Nim : D1B116254
Kelas : AGROTEKNOLOGI B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kita curahkan kehadirat Allah SWT,atas nikmat dan

karuanianya yang telah diberikan kepada kita semua,shalawat dan salam semoga

tercurah paada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW,beserta keluarga,para

sahabat dan pengikutnya yang setia pada akhir zaman.

Penulis tahu bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat

kesalahan dan kekurangan dari sisi pembahasan, penulisan kata, dan sebagainya.maka

dari kesalahan ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

sebagai penambah pengetahuan bagi penulis dalam menyusun makalah dilain waktu.

Terimakasih yang sebesar- besarnya kepada dosen mata kuliah ini. Yang telah

memberikan ilmunya serta bimbingannya kepada kami sehingga makalah ini dapat

diselesaikan dengan baik, dan kepada teman-teman yang telah bersedia memberikan

sumbangsih pikiran dan tenaga dalam penyusun makalah ini

Penulis juga tak lupa meminta maaf yang sebesar-besarnya jika dalam

pembuatan makalah ini ada pihak atau badan yang merasa dirugikan,karena

semuanya hal yang tidak kami sengaja.

Kendari, Mei 2017

penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……….........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
A. pengertian pola tanam .............................................................................................
B Pola tanam polikultur dan monokultur …………………........................................
C.. Kombinasi beberapa sifat tanaman..........................................................................
III. PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui iklim dan tanah di Indonesia sangatlah mendukung,
maka sebagian masyarakat di Indonesia umumnya bekerja sebagai petani, salah satu
yang harus kita perhatikan yaitu pola tanam, Penanaman suatu tanaman tidak
seharusnya dengan pola yang tidak teratur, karena itu akan membuat suatu tanaman
tersebut mengalami ketidak stabilan pada saat bertumbuh, maka oleh sebab itu harus
mengatur pola dan jarak tanam antara tanaman satu dan yang lainya.
Sistem pertanaman (cropping system) adalah suatu sistem yang menyangkut
segala sesuatu yang berkaitan dengan aktifitas produksi tanaman dalam suatu sistem
usaha tani. Misal: pola pertanaman, teknik budidaya tanaman, tenaga kerja,
pengelolan dsb.
Pola pertanaman (cropping pattern) merupakan susunan kombinasi
pertanaman menurut dimensi ruang dan waktu. Pola/bentuk pertanaman pertanian
yang terjadi di dunia merupakan hasil variasi/kombinasi dari iklim, tanah, ekonomi,
struktur sosial dan sejarah lokal yang terjadi pada masing-masing wilayah tertentu.

B. Rumusan masalah
1. Membahas pola tanaman
2. Macam-macam pola tanam

C. Tujuan

Supaya kita mengerti tentang pola tanam, sehingga kita lebih mengerti
bagaimana saat kita ingin menanam di tempat-tempat yang tertentu.
BAB II. PEMBAHASAN

A. POLA TANAM

Penanaman suatu tanaman tidak seharusnya dengan pola yang tidak teratur,

karena itu akan membuat suatu tanaman tersebut mengalami ketidak stabilan pada

saat bertumbuh, maka oleh sebab itu harus mengatur pola dan jarak tanam antara

tanaman satu dan yang lainya.

Sistem pertanaman (cropping system) adalah suatu sistem yang menyangkut

segala sesuatu yang berkaitan dengan aktifitas produksi tanaman dalam suatu sistem

usaha tani. Misal: pola pertanaman, teknik budidaya tanaman, tenaga kerja,

pengelolan dsb.

Model sistem pertanaman disusun berdasarkan asumsi bahwa sistem

pertanaman yang terdapat di suatu wilayah, pada dasarnya merupakan ekspresi dari

tanggapan petani dalam mengendalikan lingkungannya. Bila komponen-konponen

penyusun lingkungan tersebut dikaji dalam hubungannya satu dengan yang lain, akan

dapat diidentifikasi bagian-bagian dari komponen tersebut yang masih dapat

diperbaiki atau dikembangkan kemudian ditentukan skala prioritas penanganannya.

Pola pertanaman (cropping pattern) merupakan susunan kombinasi

pertanaman menurut dimensi ruang dan waktu. Pola/bentuk pertanaman pertanian

yang terjadi di dunia merupakan hasil variasi/kombinasi dari iklim, tanah, ekonomi,

struktur sosial dan sejarah lokal yang terjadi pada masing-masing wilayah tertentu.
Faktor-faktor fisik yang paling berperan dalam pertumbuhan tanaman dan

keberadaan sistem pertanian adalah adanya keseimbangan air, ketersediaan radiasi

yang cukup, suhu dan kondisi tanah. Manusia merupakan faktor dominan yang

berperan dalam keberhasilan penanaman yaitu mencakup faktor sosial, kebijakan

ekonomi dan politik yang mencakup kebudayaan dan agama, harga, transportasi

B. POLA TANAM TERDIRI DARI 2 MACAM YAITU :

a. Monokultur

Pola tanam monokultur merupakan penanaman satu jenis tanaman pada suatu

waktu tertentu pada lahan tertentu. Misalnya penanaman padi, kedelai, teh, karet dll.

b. Polikultur

Polikultur merupakan penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada satu

lahan yang sama pada suatu waktu tertentu yang bersamaan ataupun tidak bersamaan.

Tanaman yang akan ditanam secara polikutur, harus memiliki kombinasi sifat

sebagai berikut (Tabel 1):

Tabel 1. Kombinasi Beberapa Sifat Tanaman dalam Pola Polikultur


No. Sifat tanaman 1 Sifat tanaman 2 Keuntungan
1. Habitus tinggi Habitus rendah Efektif menggunakan cahaya
2. Perakaran dalam (dikotil) Perakaran dangkal Mengurangi kompetisi faktor tanah
(monokotil)
3. Umur dalam ron Umur genjah Memperpendek persaingan
4. Leguminosa Leguminosa Membatasi persaingan terhadap N
5. Geometrik erek/vertikal Geometrik Horizontal Efektif menggunakan cahaya
6. Kebutuhan cahaya tinggi Kebutuhan cahaya rendah Efektif menggunakan cahaya
7. Fase-fase pertumbuhan Fase-fase pertumbuhan lebih Kompetisi yang keras dapat dihindari
lebih dulu (tertutama fase lambat
generatif)

B. KOMBINASI BEBERAPA SIFAT TANAMAN DALAM POLA TANAM


POLIKULTUR / INTERCROPPING

Alasan-alasan yang mendorong petani untuk melakukan penanaman secara polikultur

adalah :

a. Penghindaran resiko (Risk avoidance)

Pertanaman secara monokultur dapat kurang stabil dalam keadaan tertentu.

Apabila salah satu tanaman mengalami kegagalan, maka tanaman lainnya masih bisa

diharapkan hasilnya.

b.Penggunaan nutrisi lebih efektif

Tanaman yang berbeda jenisnya, maka kebutuhan nutrisinya juga berbeda,

sifat ini dapat menimbulkan efisiensi penggunaan nutrisi tanaman.

Kombinasi intercropping tertentu tidak hanya menghasilkan akumulasi bahan kering

yang lebih tinggi, tetapi juga menjadikan efisiensi penggunaan nitrogen seperti

pengambilan nitrogen pada kombinasi jagung dan padi lebih tingggi dari masing-

masing tanaman tunggalnya.

c. Memelihara kesuburan tanah

Penanaman secara Intercropping dan mixed cropping dapat mempertahankan

kesuburan tanah. Seperti pada tanaman sorgum. Tanaman tunggal sorgum di Nigeria
utara menunjukkan penurunan hasil yang sangat besar dari pertanaman pertama

kepada pertanaman kedua berikutnya setelah terlebih dahulu nampak penurunan hasil

secara perlahan-lahan.

d. Produktivitas yang lebih tinggi

Alasan kebanyakan petani menggunakan sistem tumpang sari adalah

tingginya produktivitas yaitu jika tanaman yang bersangkutan saling mengisi.

Penanaman dengan cara campuran antara tanaman cotton-marie, terjadi peningkatan

sebesar 29 %.

e. Memerangi kerusakan akibat hama

Besarnya variasi penyakit dan hama dengan bertambahnya jumlah tanaman

dalam sistem tumpnag sari yang mungkin terjadi, tidak akan menimbulkan kerusakan

yang akut/membahayakan. Banyak sifat intensif yang umum digunakan mempunyai

tingkat stabilitas yang tinggi terhadap populasi hama. Sebagai contohnya, penemuan

IRRI terhadap reduksi hama penggerek batang jagung (Osbinia furnacalis guinee)

apabila jagung ditanam secara tumpang sari dengan kacang tanah.

f. Pengendalian gulma lebih mudah

Tanaman yang ditanam secara tumpang sari menyebabkan bertambahnya

populasi tanaman. Keadaan ini akan memerangi kerapatan gulma untuk berkembang

lebih banyak sebagaimana yang terjadi pada pertanaman tunggal.monokultur. Selain

itu, dalam kegiatan pemeliharaan tanaman dapat dilakukan secara bersamaan dengan

pengontrolan gulma. Intercropping antara jagung dengan mungbean pada pertanaman


kelapa dapat memerangi vegetasi gulma sehingga tidak perlu dilakukan pengendalian

gulma.

g.Penggunaan tenaga kerja lebih mudah

Adanya perbedaan sifat tanman menyebabkan distribusi pekerjaan akan

terjadi secara merata di sepanjang musim tanam meskipun dengan sistem tumpang

sari akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak.

Pola tanam polikultur, ada bermacam-macam bentuknya, yaitu (Gambar 1):

a. Sequential cropping (tanam bergiliran), adalah usahamenumbuhkan dua

tanaman atau lebih secara berurutan pada tanah yang sama dalam waktu satu

tahun. Dimana setiap musim tanam, petani hanya mengelola satu jenis tanaman.

b. Intercropping (tanam tumpangsari), adalah menumbuhkan dua tanaman atau

lebih secara bersama-sama pada lahan yang sama, dimana setiap musim tanam, petani

mengelola lebih dari satu jenis tanamaa pada lahan yang sama. Ada beberapa

macamintercropping :

· mixed intercropping (tanaman campuran)

yaitu menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak dengan

tidak memperhatikan jarak tanam/ pola yang tidak teratur.

· row intercropping

yaitu menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak dengan

jarak tanam tertentu (satu jenis tanaman atau lebih ditanam dalam barisan).

· strip intercropping (pertanaman berjalur)


yaitu menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak dengan

satu macam tanaman ditanam dalam jalur-jalur tersendiri yang disusun secara

berselang-seling. Bila dilakukan di lahan yang miring (lereng), mengikuti garis

kontour, yang disebut pertanaman “sabuk gunung” (contour cropping).

· relay intercropping (pertanaman tumpang gilir )

yaitu suatu pertanaman yang terdiri atas dua jenis tanaman atau lebih yang ditanam

secara bergiliran. Tanaman kedua ditanam di antara baris tanaman pertama, setelah

tanaman pertama berbunga tetapi sebelum dipanen. (menumbuhkan dua tanaman atau

lebih secara bersama-sama/serentak selama sebagian dari daur hidup masing-masing

tanaman (tanam bersisipan).

· multi-storey cropping (pertanaman bertingkat)

yaitu pertanaman berbentuk kombinasi antara pohon dengan tanaman lain yang

berhabitus lebih pendek. Kombinasi antara pohon berupa tanaman kehutanan dengan

tanamana berhabitus pendek yang berupa tanaman pertanian, yang disebut agro-

forestry.

· Alternating Bed System (sistem surjan)

Sistem pertanaman yang terdiri atas dua jenis tanaman atau lebih, yang ditanam pada

sebidang lahan yang dibentuk menjadi dua ketinggian, bagian yang tinggi (tabukan)

dan yang rendah (ledokan) secara berselang-seling. Bagian yang tinggi biasanya

berfungsi sebagai tegalan, sedang bagian yang rendah sebagai sawah.


Gambar 1. Bentuk-bentuk pola tanam. a. mixed intercropping; b. row

intercropping; c. strip intercropping; d.relay intercropping.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pola tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman

pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan

tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa

bera. Dalam penerapannya pada bidang pertanian pola tanam tentu harus

dilaksanakan dengan sistim yang benar dan sesuai dengan kondisi lahan yang akan di

jadikan sebagai media tanam. Manusia sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya

dalam pelaksanaan tanam tersebut diantaranya adalah pembelajaran dari petani

tersebut,banyak petani yang melakukan pembelajaran secara otodidak.Selain itu

kemampuan juga sangat diperlukan untuk mencapai suatu keberhasilan.


Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan pola

tanam(usaha tani)adalah ketersediaan air yang menyangkup waktu dan lamanya

ketersediaan yang tergantung pada kinerja air irigasi serta pola distribusi dan jumlah

hujan. Pola penanaman dapat dengan dua sistem yaitu sistem monokultur dan

polikultur. Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu

penanaman yang sama. Sedangkan polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis

tanaman pada lahan dan waktu yang sama.

3.2 Saran

Pertanian di Indonesia menghasilkan beberapa kemajuan yang cukup pesat

bagi bangsa ini. Tapi pada beberapa persoalan terdapat hal-hal yang mengalami

kekurangan yang mengakibatkan pertanian berjalan tidak seimbang. pertanian pada

daerah yang masih lebih tertinggal dari daerah lainnya hendaknya meningkatkan

penyuluh pertanian untuk memberikan penyuluhan bagi para petani.

DAFTAR PUSTAKA

fisiologi-tumbuhan-soal-dan-jawaban.html

Jumin, Hasan Basri. 1998. Dasar-dasar Agronomi. Jakarta : Rajawali.


Novitan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia

Pustaka.

Mada University Press. Yogyakarta

Semeru,1995.Hortikultura dan Aspek Budaya. UI Press. Jakarta

Wirosoedarmo. 1985. Dasar-dasar Irigasi Pertanian. universitas brawijaya: malang.

Anda mungkin juga menyukai