0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
123 tayangan8 halaman

Dewi

Dokumen tersebut membahas konfigurasi static routing pada jaringan IPv4 sederhana yang terdiri dari beberapa subnet. Terdapat penjelasan tentang konsep dasar static routing dan langkah-langkah konfigurasinya mulai dari pengaturan alamat IP, default gateway, hingga tabel routing pada router. Dokumen tersebut juga berisi contoh percobaan pengaturan static routing pada topologi jaringan tertentu.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
123 tayangan8 halaman

Dewi

Dokumen tersebut membahas konfigurasi static routing pada jaringan IPv4 sederhana yang terdiri dari beberapa subnet. Terdapat penjelasan tentang konsep dasar static routing dan langkah-langkah konfigurasinya mulai dari pengaturan alamat IP, default gateway, hingga tabel routing pada router. Dokumen tersebut juga berisi contoh percobaan pengaturan static routing pada topologi jaringan tertentu.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 8

MODUL 6

STATIC ROUTING IPv4

I. Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep subnetting.
2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing IPv4.
3. Mahasiswa memahami penggunaan perintah 3 router.

II. Dasar Teori


Gambar 1 berikut ini merupakan ilustrasi perubahan alamat paket dari hop
ke hop sampai data ke tujuan.

Gambar 1 Ilustrasi Perubahan Alamat Paket Hop demi Hop

Jadi yang berubah hanya MAC Address, sedangkan nomor IP selalu sama.

Default Gateway
Router adalah komputer general purpose (untuk tujuan yang lebih luas)
dengan dua atau lebih interface jaringan (NIC Card) di dalamnya yang berfungsi
hubungan 2 jaringan atau lebih, sehingga dia bisa meneruskan paket dari satu
jaringan ke jaringan yang lain. Untuk jaringan kecil, interface-nya adalah NIC
Card, sehingga router mempunyai 2 NIC atau lebih yang bisa menghubungkan
dengan jaringan lain. Untuk LAN kecil yang terhubung internet, salah satu
interface adalah NIC card, dan interface yang lain adalah sembarang hardware
jaringan misal modem untuk leased line atau ISDN atau koneksi internet ADSL
yang digunakan. Router bisa dibuat dari komputer yang difungsikan sebagai
router, jadi tidak harus hardware khusus misalnya cisco router . Default gateway
dari suatu jaringan merupakan sebuah router yang digunakan untuk meneruskan
paket-paket dari jaringan tersebut ke jaringan yang lain. Router adalah perangkat
yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain,
menggunakan metode addressing dan protokol tertentu untuk melewatkan paket
IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur di
antara keduanya.
Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta
dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik
yang dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain. IP tidak mengetahui jalur
keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP
address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan.
PC Router adalah Personal Computer (PC) yang digunakan sebagai
router (routing) biasanya yang digunakan adalah PC – multihomed, yaitu
komputer yang memiliki lebih dari 1 NIC (Network Interface Card).
Biasanya LAN dikonfigurasi hanya mengetahui LAN miliknya dan default
gateway-nya. Jika dalam suatu LAN tidak ada default gateway-nya maka
LAN tersebut tidak bisa terkoneksi dengan jaringan lainnya.
Jadi supaya dapat melakukan routing maka setting/Konfigurasi jaringan
perlu ditambahkan satu lagi yaitu default gateway.
Sekarang ada tiga parameter yang penting pada setting/konfigurasi jaringan
yaitu :
1. IP Address
2. Netmask
3. Default Gateway.

Routing (perutean) merupakan cara bagaimana suatu trafik atau lalu


lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan cara tercepat
menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan. Perutean
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: static route dan dynamic route.
Penggunaan default gateway dan static route dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pada saat mendesain suatu jaringan, apakah route yang dibuat
bersifat kompleks atau sederhana. Untuk desain route sederhana,
kemungkinan besar dapat digunakan dengan menggunakan default gateway.
Tetapi seandainya kondisi jaringan sudah begitu kompleks, dapat kita
gunakan routing static atau kombinasi dengan menggunakan default
gateway dan static route pada titik-titik tertentu.
Static Route
Suatu static route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung
dengan routing table (tabe; routing) dengan konfigurasi manual. Static
router (yang menggunakan solusi static route) haruslah dikonfigurasi
secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan
pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router
lainnya.
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi
suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana
dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada
jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau
default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router,
di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana
digunakan untuk meneruskan paket.
Static route terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri
untuk setiap route kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan
paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada routing table. Sebuah
router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya
keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line
interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah
router dapat diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada
subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang
administrator harus meng-update route static ini secara manual ketika
terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena itu
routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang
berskala kecil.

Tabel Routing
Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman
data, maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan
data ini harus saya kirim ke jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh
router disebut sebagai tabel routing yang berisi NETID dan Default
gatewaynya.

Gambar 5 Contoh desain jaringan dengan dua subnet

Berdasarkan gambar 2, berikut ini adalah skenario pengiriman data dari


komputer 192.168.1.5 ke komputer 192.168.2.36 :
1. Komputer 192.168.1.5 ingin mengirim data ke 192.168.2.36, menyadari
bahwa alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer
mencari daftar “default gateway” pada property TCP/IP yaitu
192.168.1.13. Paket data kemudian dikirim ke Gateway tersebut.
2. Pada komputer 192.168.1.13 paket data tersebut kembali diperiksa, dan
ditemukan pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke
jaringan 192.168.2 lewat IP 192.168.2.43
3. Via IP 192.168.2.43 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu
192.168.2.36

Router yang mempunyai tabel routing yang dikelola secara manual disebut
sebagai static routing. Tabel tersebut berisi daftar jaringan yang dapat
dicapai oleh router tersebut.

Static routing dapat mempelajari jaringan yang berada di sekelilingnya


secara terbatas (bila hanya 2 jaringan), tapi bila terdapat banyak jaringan,
maka administrator harus mengelola tabel routing tersebut secara cermat.
Contoh table routing :
Destination Gateway Netmask Interface
10.252.108.0 0.0.0.0 255.255.255.0 eth0
0.0.0.0 10.252.108.1 0.0.0.0 eth0

Perintah-perintah yang berhubungan dengan Table Routing

# route –n
Digunakan untuk melihat list table routing
# route add –net default gw <IP_GTW>
Digunakan untuk menambahkan default routing dengan IP gateway
IP_GTW, contoh penggunaan:
# route add –net default gw 10.252.108.1
# route add –net 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 gw
10.252.108.1 => utk tambah tabel routing
# route del –net 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 gw
10.252.108.1 => utk hapus tabel routing
Digunakan untuk menghapus jalur routing menuju ke jaringan
192.168.1.0/24 yang melalui gateway 10.252.108.1

IV. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan router !
2. Buat secara manual, konfigurasi jaringan dan tabel routing pada gambar
4. IP address anda tentukan sendiri sesuai dengan netID yang diberikan.

V. Percobaan
1. Bangunlah jaringan sederhana seperti pada gambar 3.

Gambar 3 Jaringan Percobaan


NB:
Gunakan dhclient di masing-masing PC untuk mendapatkan IP dari
router. 192.168.50.x & 192.168.50.y : IP dari router

2. Tes koneksi dengan perintah ping ke :


a. IP Router : 192.168.50.1
b. IP kelompok yang lainnya
c. www.eepis-its.edu
3. Buat PC Router sesuai dengan jaringan berikut ini :

Gambar 4. Konfigurasi jaringan untuk Static Routing

a. Setting IP pada PC Client sebagai


berikut : 192.168.a.b
dimana
a : sesuai dengan kelompok (1-10)
b : Host ID (2-254), utk “1” diberikan sbg IP Gateway di PC
Router Contoh :
Kelompok 1 : 192.168.1.2 netmask 255.255.255.0
# ifconfig eth0 192.168.1.2 netmask 255.255.255.0

Tambahkan default gateway pada PC tsb.


# route add –net default gw 192.168.1.1

b. Setting IP pada PC Router


PC Router, dalam hal ini akan menghubungkan 2 jaringan yang
berbeda yaitu :
192.168.50.0 dan 192.168.1.0 (kelompok
1) Pada PC Router akan terdapat 2 NIC :
eth0 => IP didapat dari Cisco Router dgn DHCP (dhclient)
eth0:1 => gunakan IP Aliasing

Setting untuk eth0:


# dhclient
Setting dengan IP Aliasing pada eth0:1
# ifconfig eth0:1 192.168.1.1 netmask 255.255.255.0
c. Aktifkan ip_forward pada PC Router untuk melakukan proses
routing :
# echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

d. Tes koneksi dengan perintah traceroute (amati gateway mana saja


yang akan dilewati) dari PC Client ke
(dalam 1
• IP PC Router : 192.168.1.1 subnet)
(berbeda
• IP kelompok lain : 192.168.2.2 subnet)

e. Cek tabel routing di PC Router, dan catat hasilnya :


# route –n

4. Hubungkan jaringan 192.168.1.0/24 agar bisa terkoneksi ke kelompok 2


(192.168.2.0/24) , dengan cara menambahkan tabel routing di PC
Router kelompok 1:
# route add –net 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0
gw no_IP_gw
5. Ulangi langkah 3.d. dan bandingkan hasilnya.

6. Ulangi langkah 3.e. dan bandingkan hasilnya.

7. Ulangi langkah 4 dengan melakukan koneksi ke kelompok 3 dan 4.

8. Ulangi langkah 5 dan 6.

VI. Laporan Resmi


1. Tulis hasil percobaan dan analisa hasilnya.
2. Buat shell programming untuk menggantikan perintah route –n (tabel
routing di router).
Jika terdapat 2 NetID yang terhubung langsung dan 1 NetID yang tidak
terhubung langsung, beri keterangan sbg :
2 Directly Connected dan 1 Indirectly Connected
LEMBAR ANALISA

Praktikum Jaringan Komputer -1 (Static Router)


Tanggal Praktikum :
Kelas :
Nama dan NRP :

A. Gambar topologi jaringan beserta informasi IP Addressnya.

B. Catat hasil tes koneksi dengan perintah ping (poin 2)

C. Gambarkan topologi jaringan beserta informasi IP Addressnya pada poin


3.

D. Catat hasil traceroute pada poin 3.d.

F. Lakukan koneksi ke kelompok lainnya, Catat hasil pada poin 5 dan


bandingkan hasilnya dgn 3.d.

G. Catat hasil pada poin 6 dan bandingkan hasilnya dgn 3.e.

H. Catat hasil pada poin 7 & 8, dan bandingkan hasilnya dengan data
sebelumnya untuk informasi tabel routing.

I. Beri kesimpulan sementara pada percobaan yang telah anda lakukan.

Anda mungkin juga menyukai