Danti Saputri F44160057 Propdepth
Danti Saputri F44160057 Propdepth
Danti Saputri F44160057 Propdepth
00
KOMPUTER Tanggal : 14 November 2017
Hari : Selasa
Nama Asisten :
1. Michelle Natali (F44150050)
2. Steven (F44150052)
TUJUAN
Praktikum ini bertujuan membandingkan nilai kedalaman proporsional dalam
aliran suatu pipa dengan perbandingan antara debit aktual dengan debit optimum
serta membandingkan hasilnya berdasarkan dua program, yaitu Quick Basic dan
Visual Basic.
METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 14 November 2017, pukul 13.00–
16.00 WIB di Laboratorium Komputer Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Peralatan yang digunakan
adalah laptop atau komputer dengan program Quick Basic dan Visual Basic.
Program Quick Basic menggunakan perangkat lunak QB64 sedangkan Visual
Basic menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007. Hasil perhitungan
yang ditunjukan dengan program Quick Basic dan Visual Basic mengenai nilai
debit optimum, perbandingan kedalaman dan diameter, dan perbandingan debit
aktual dengan debit optimum pada saat diameter, kemiringan saluran dan
koefisien Manning-nya berbeda.
Pada Quick Basic, langkah pertama yang dilakukan yaitu program QB64
dibuka dan kode-kode (coding) dimasukkan. Kode tersebut berisi rumus debit
optimum, sudut kemiringan, jari-jari hidrolik, debit aktual menggunakan
persamaan Manning, perbandingan kedalaman dan diameter, dan perbandingan
debit aktual dengan debit optimum dimasukkan dalam coding program QB64.
Setelah kode dimasukkan, menu Run diklik, kemudian akan muncul lembar baru
lalu nilai diameter saluran, koefisien Manning dan kemiringan saluran pada
kondisi pertama secara berturut-turut 1, 0.015 dan 0.0009 diketik, lalu tombol
enter ditekan. Setelah itu, huruf Y diketik lalu tombol enter ditekan. Selanjutnya
nilai diameter saluran, koefisien Manning dan kemiringan saluran pada kondisi
kedua secara berturut-turut 1.5, 0.025, dan 0.0001 diketik lalu tombol enter
ditekan. Setelah itu, huruf N diketik lalu tombol enter ditekan.
Pada Visual Basic, langkah awal yang dilakukan adalah membuka program
Microsoft Excel lalu tabel dibuat di sheet. Tabel yang dibuat berisi data diameter
saluran, koefisien Manning dan kemiringan saluran, dan debit maksimum pada
kondisi 1 dan 2. Selain itu nilai perbandingan kedalaman dan diameter serta
perbandingan debit aktual dengan debit optimum yang belum diketahui nilainya.
Selanjutnya, kode dimasukkan pada command button di menu Developer Visual
Basic. Secara sederhana langkah dalam praktikum ini digambarkan pada diagram
alir berikut.
Mulai
Angka 1.5, 0.025 dan 0.0001 diketik dan tombol enter ditekan.
Selesai
Tabel 1 dibuat berisi nilai D, N, S, Q0 dan Y/D pada kondisi 1 dan tabel 2
dibuat berisi nilai D, N, S, Q0 dan Y/D pada kondisi 2.
Fitur Command Button dibuat sebanyak empat buah dengan nama calculate
1, erase 1, calculate 2, dan erase 2
Selesai
PEMBAHASAN
Saluran terbuka merupakan saluran hidrologi yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Saluran terbuka adalah saluran dimana air mengalir dengan
muka air bebas (Edy dan Setdin 2007). Pada saluran terbuka, misalnya sungai
(saluran alam). Parameter saluran sangat tidak teratur, baik terhadap ruang dan
waktu. Parameter tersebut adalah tampang lintang saluran, kekasaran, kemiringan
dasar, belokan, pembendungan, debit aliran dan sebagainya. Saluran terbuka pada
umumnya mempunyai permukaan bebas yang terhubung langsung dengan
atmosfer, sehingga memiliki karakteristik aliran yang lebih kompleks karena
banyaknya variabel yang terlibat (Andreas dan Dalu 2012).
Saluran terbuka pada sebuah meja analogi hidrolik mempunyai ciri atau
karakteristik h (ketinggian/kedalaman), C (kecepatan penjalaran gelombang air),
V (kecepatan aliran air) dan Fr (bilangan Froude). Besar tekanan pada suatu titik
di dalam fluida tergantung pada tinggi vertikal fluida di atas titik yang ditinjau.
Analisis struktur aliran fluida cair pada saluran terbuka merupakan pengamatan
terhadap dampak dari hydraulic jumps (lompatan hidrolik) yang terjadi di dalam
atau di luar saluran terbuka (Darmulia 2012). Aliran terbuka atau aliran saluran
terbuka adalah aliran air dalam saluran yang memiliki permukaan bebas, ini
adalah ciri khusus yang membedakannya dengan saluran pipa (Mulyati 1992).
Kedalaman proporsional adalah rasio d/D dan biasanya disederhanakan batas
dengan batas biasa untuk d/D adalah 0,2 <d / D<0.8. Batas bawah memastikan
bahwa ada kecepatan yang cukup aliran untuk mencegah padatan deposisi di
bagian awal dari periode desain (Binilang 2010).
Hasil praktikum menunjukkan perbandingan kedalaman dengan diameter dan
perbandingan debit aktual dengan debit optimum pada saat pada kondisi 1 dan 2.
Kondisi 1, yaitu saat diameter saluran, koefisien Manning dan kemiringan saluran
secara berturut-turut 1, 0.015 dan 0.0009 dan kondisi 2 saat diameter saluran,
koefisien Manning dan kemiringan saluran secara berturut-turut 1.5, 0.025, dan
0.0001. Hasil perhitungan menggunakan Quick Basic pada kondisi 1
menunjukkan nilai debit optimum adalah 0.6230549 m3/det dan hasil
perbandingan kedalaman dengan diameter secara berturut 0.05, 0.1, 0.15, 0.2,
0.25, 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5000001, 0.5500001, 0.6000001, 0.6500001,
0.7000001, 0.7500001, 0,8000001, 0.8500001, 0.9000001, 0.9500001.
Perbandingan debit aktual dengan debit optimumnya adalah 1.278388E-02,
3.814716E-02, 7.318325E-02, 0.1166684, 0.1676157, 0.2250796, 0.2880994,
0.3556767, 0.4267641, 0.5002564, 0.574981, 0.6496854,0.7230179, 0.7934982,
0.8594659, 0.9189903, 0.9696836, 1.008251, dan 1.028961. Pada kondisi 2, nilai
debit optimum adalah 0.3673948 m3/det, sedangkan perbandingan kedalaman
dengan diameter dan perbandingan debit aktual dengan debit optimumnya hampir
sama dengan kondisi 1. Bagian yang berbeda adalah pada saat perbandingan
kedalaman dengan diameter 0.6499999 maka perbandingan debit aktual dengan
debit optimumnya 0.7230178, 0.7 menjadi 0.793498, 0.75 menjadi 0.8594657,
dan 0.8 menjadi 0.9189901.
Hasil perhitungan menggunakan Visual Basic pada kondisi 1 menunjukkan
nilai debit optimum adalah 0.623622 m3/det. dan hasil perbandingan kedalaman
dengan diameter secara berturut 0.05, 0.1, 0.15, 0.2, 0.25, 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5,
0.55, 0.6, 0.65, 0.7, 0.75, 0,8, 0.85, 0.9, 0.95. Perbandingan debit aktual dengan
debit optimumnya adalah 0.012772, 0.038112, 0.073117, 0.116562, 0.167463,
0.224875, 0.287837, 0.355353, 0.426376, 0.499802, 0.574458, 0.649095,
0.722361, 0.792777, 0.858684, 0.918155, 0.968802, 1.007334, 1.028025. Pada
kondisi 2, nilai debit optimum adalah 0.367729 sedangkan nilai perbandingan
kedalaman dengan diameter dan perbandingan debit aktual dengan debit
optimumnya sama dengan kondisi 1.
Berdasarkan data di atas, ditunjukkan bahwa nilai kedalaman berbanding lurus
dengan debit aliran. Selain itu, terdapat perbedaan antara hasil pada Quick Basic
dengan Visual Basic. Hal ini disebabkan oleh penulisan rumus debit maksimum
pada coding program Quick Basic yang menggunakan konstanta pi () 3.14,
bukan ketentuan 22/7. Perubahan penggunakaan pi tersebut dilakukan karena
terjadi error saat running program. Hasil perhitungan dari program Visual Basic
dapat diolah dalam bentuk grafik diagram hubungan antara perbandingan
kedalaman dengan diameter sebagai ordinat dan perbandingan debit aktual dengan
debit optimum sebagai absis seperti yang terdapat pada gambar 3. Grafik yang
didapat sesuai literatur pada lampiran 4 (Metcalf and Eddy 1981).
Aplikasi saluran terbuka dalam bidang Teknik Sipil dan Lingkungan
diantaranya dapat kita temukan pada selokan rumah tangga hingga kanal irigasi
dan sungai, baik yang alami maupun buatan. Selain itu, perhitungan kedalaman
pada saluran juga diterapkan perancangan drainase suatu perkotaan (Putri 2012).
Pemilihan saluran terbuka sering kali didasarkan pada proses pembangunannya
yang sederhana dan biaya yang relatif murah dibandingkan saluran tertutup
(Andreas dan Dalu 2012).
(a)
(b)
SIMPULAN
Debit dalam saluran terdapat kondisi khusus, yaitu saat aliran mengalir penuh
yang disebut debit optimum dan saat aliran biasa yang disebut debit aktual. Besar
debit di setiap kedalaman pada saluran berpenampang lingkaran diperoleh
berbeda-beda pada setiap kedalamannya. Semakin dalam suatu kedalaman
saluran, maka debit aliran akan semakin besar. Aplikasi saluran terbuka dalam
bidang Teknik Sipil dan Lingkungan diantaranya diantaranya dapat kita temukan
pada selokan rumah tangga hingga kanal irigasi dan sungai, baik yang alami
maupun buatan, serta drainase suatu perkotaan.
Saran
Praktikum berjalan dengan aman dan tertib. Sedikit terjadi kendala saat
menentukan konstanta pi. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam meng-input data
agar tidak terjadi kesalahan. Selain itu, untuk membuat suatu saluran kita harus
mempertimbangkan kedalaman serta debit yang baik sesuai kebutuhannya. Suatu
saluran untuk irigasi lebih baik dibuat mendekati debit optimum agar semakin
banyak lahan yang teraliri.
Daftar Pustaka
Andreas S dan Dalu S. 2012. Pemodelan dan pengujian model dinamis saluran
terbuka hidrolik yang menggunakan weir segitiga. Jurnal Ilmiah
Elektroteknika. 11(1) : 65 – 74.
Binilang A. 2010. Karakteristik parameter hidrolis aliran melalui ambang pada
saluran terbuka. Jurnal Tekno. 8(53) : 91-93.
Bungin SW. 2005. Pengaruh kedalaman aliran di hulu pintu air terhadap ketelitian
pengukuran aliran [skripsi]. Makassar (ID) : Universitas Hasanudin.
Darmulia. 2012. Analisis karakteristik aliran melalui saluran terbuka menyepit
dengan variasi sudut pada meja analogi hidrolik. Jurnal Ilmu dan Teknologi.
7(13) : 964-977.
Edy H dan Setdin J. 2007. Studi eksperimental aliran berubah beraturan pada
saluran terbuka bentuk prismatis. Majalah Ilmiah UKRIM. 2(12) : 1-26
Fran F, Helmi, Prabawati.2017. Penyelesaian persamaan blasius dengan metode
new homotopy pertubation (NHP). Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya.
6(1) : 37-44.
Putri A. 2012. Kajian sistem drainase di daerah Jalan Swadarma Saya, Jakarta
Selatan [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Metcalf and Eddy, 1981. Wastewater Engineering: Collection and pumping of
Wastewater. New York (US) : McGraw Hill Inc.
Mulyati, S. 1992. Model matematika pada hidrolika saluran terbuka. [skripsi].
Semarang (ID) :Universitas Diponegoro.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar coding proportional depth pada beberapa program. (a) Quick
Basic, (b) lanjutan Quick Basic, (c) Visual Basic, (d) lanjutan Visual Basic.
(a)
(b)
(c)
(d)
Lampiran 2 Hasil perhitungan proportional depth menggunakan program. (a)
kondisi 1 Quick Basic, (b) kondisi 2 Quick Basic, (c) kondisi 1 dan 2 Visual Basic.
(a)
(b)
(c)