Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi Menggunakan Urea Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik in Vitro
Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi Menggunakan Urea Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik in Vitro
Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi Menggunakan Urea Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik in Vitro
Muhamad Bata1
1
Fakultas Peternakan, Unsoed Purwokerto, Jawa Tengah
ABSTRACT Aimed of this research was to find measured were dry matter digestibility and organic
out the optimal level of molasses addition to matter digestibility. Research result showed that
improve quality, dry matter and organic matter ammonization product of NH3, Acidity Level and
digestibility of rice straw ammonization process. crude fiber having decreased while crude protein
Materials used were rumen fluid of fistula cattle, content increased. Variance analysis indicated that
grind of rice straw, water, urea and molasses. treatments had significant effect (P<0.05) on dry
Research designed used Completely Randomized matter and organic matter digestibility. Orthogonal
Design (CRD). As treatments were R0: rice straw polynomial test indicated that level of molasses
1000 g dry matter + 500 g water + 50 g urea + 0 increase (P<0.05) of dry matter and organic matter
percent of molasses, R1: R0 + 15 percent of digestibility linearly. It can be concluded that
molasses, R2: R0 + 30 percent of molasses. Urea addition up to 30 percent in ammoniating of rice
and molasses dissolved in water and then entered straw using urea can improve quality of
into pollybag. All pollybag observe and let for 15 ammonization and increasing dry matter and
days, each treatment replicated 6 times. Variable organic matter digestibility.
Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi Menggunakan Urea Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik In Vitro (Dr. Sc. Agr. Ir. M. Bata, MS)
16
jerami padi mampu merenggangkan ikatan protein perlakuan penambahan molases (R1
lignoselulosa dan hemiselulosa, selain itu juga dan R2) lebih tinggi dari perlakuan tanpa
suasana asam dari fermentasi molases oleh penambahan molases (R0) walaupun kandu-
bakteri asam laktat mempermudah reng- ngan R2 menurun sedikit dari R1 tetapi
gangnya ikatan tersebut. Cheeke (1999), penurunannya tidak begitu drastis, hal tersebut
menyatakan bahwa Kandungan serat kasar juga membuktikan bahwa penambahan mola-
mengalami penurunan karena teknik amoniasi ses mampu mengikat NH3 yang lepas. Selain
dengan menggunakan urea sebagai sumber itu juga Dass et al. (2001) menyatakan bahwa
NPN dapat menghancurkan ikatan-ikatan penambahan asam pada amoniasi jerami padi
lignin, selulosa, hemiselulosa dan silika yang terbukti dapat menangkap amonia yang ter-
merupakan faktor penyebab rendahnya daya lepas sebesar 30 persen. Yunus et al. (2000)
cerna jerami padi bagi ternak. menyatakan bahwa penambahan molases pada
Kandungan serat kasar jerami amoniasi silase Clover-grass berfungsi untuk mening-
semakin menurun sejalan dengan bertam- katkan produksi asam laktat dan menurunkan
bahnya level molases. Hal ini disebabkan asetat dan juga amonia-N.
perlakuan urea dan penambahan molases pada
proses amoniasi jerami padi mampu mereng-
gangkan ikatan lignoselulosa dan hemiselulosa, 14
12.2
12
selain itu juga suasana asam dari fermentasi Rataaan
Produksi 10
molases oleh bakteri asam laktat memper- NH3 (m M) 8 7
7.8
mudah renggangnya ikatan tersebut. Cheeke 6
dan pH 6 5.2 5.5 NH3
pasca
(1999) menyatakan bahwa kandungan serat am oniasi
4 pH
kasar mengalami penurunan karena teknik 2
0
amoniasi dengan menggunakan urea sebagai 0 15 30
sumber NPN dapat menghancurkan ikatan- Level Molases (%)
ikatan lignin, selulosa, hemiselulosa dan silika
yang merupakan faktor penyebab rendahnya Gambar 1. Rataan Produksi NH3 dan pH Pasca
daya cerna jerami padi bagi ternak. Amoniasi
Data hasil pengukuran NH3 dan pH
pasca amoniasi ditera dalam gambar 1. Regresi Linier
Penambahan molases dalam proses amoniasi
34
jerami padi mampu memperbaiki kualitas
Kecernaan Bahan Kering
33
amoniasi dilihat dari menurunnya produksi
32
NH3 dan pH pasca amoniasi. Produksi NH3
31
menurun dari 12,2 mM (R0) menjadi 5,2 mM Y = 29,5904 + 0,1276 X
30
(R2) dan pH dari 7 (R0) menjadi 5,5 (R2). Hal
tersebut disebabkan karena molases merupakan 29 (r2) = 89,52 %
28
karbohidrat fermentable yang digunakan
27
sebagai energi bagi pertumbuhan bakteri
0 15 30
pembentuk asam laktat dan asam laktat yang
Level Molases (%)
dihasilkan bereaksi dengan NH3. Selain itu
bakteri juga dapat memfiksasi NH3 sebagai Gambar 2. Kurva Respon Kecernaan Bahan Kering
sumber N untuk perkembangbiakannya se-
hingga mengurangi jumlah amonia (NH3) yang
terlepas. Hal tersebut sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang menyatakan bahwa
penggunaan onggok basah yang mengandung
asam laktat sebagai sumber karbohidrat
fermentable pada amoniasi jerami padi dapat
meningkatkan fiksasi NH3 (Kartika, 2007;
Krisma, 2007; Ridho, 2007). Adanya fiksasi
NH3 tersebut diperkuat bahwa kandungan
Kecernaan bahan kering dan bahan organik Amoniasi jerami padi yang langsung
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diberikan ternak akan menyebabkan ketidak-
kecernaan bahan kering berkisar dari 29,97 ± seimbanangan N yang akan menyebabkan
2,66 persen (R0) sampai dengan 33,80 ± 1,72 degradasi N tinggi karena dalam jerami padi
persen (R2). Hasil analisis ragam menunjukkan mempunyai kekurangan yaitu rendahnya
bahwa perlakuan penambahan molases dalam karbohidrat fermentable sehingga banyak N
amoniasi jerami padi berpengaruh nyata yang terlepas yang akan menyebabkan nilai
(P<0.05) terhadap kecernaan bahan kering kecernaan bahan rendah. Oleh karena itu
pakan. Uji lanjut orthogonal polinomial me- pemberiannya harus diimbangi dengan karbo-
nunjukkan bahwa penggunaan molases pada hidrat fermentable yang akan mengoptimalkan
amoniasi jerami padi mempunyai respon linier kinerja mikroba rumen sehingga mikroba dapat
dengan persamaan Y = 29,5904 + 0,1276 X mengkonversikan amoniak menjadi protein
(r2=89,52; r = 0.94616979). mikroba yang akan meningkatkan nilai
Peningkatan kecernaan amoniasi jerami kecernaan bahan. Harini (2008) bahwa pro-
padi yang ditambahkan dengan molases duksi NH3 mengalami penurunan dan sintesis
disebabkan karena molases digunakan sebagai protein mikroba mengalami peningkatan seja-
sumber energy untuk berkembangbiakan lan dengan peningkatan penambahan molases.
bakteri rumen sehingga mampu memanfaatkan Selain itu juga dilaporkan terjadi penurunan
NH3. Selain itu suasana asam tersebut mampu produksi VFA dan peningkatkan sintesis
merenggangkan ikatan-ikatan serat yang ada protein mikroba. Hasil tersebut membuktikan
pada jerami padi, sehingga mikroba rumen bahwa memang pada awal penambahan
mampu menghidrolisis dan memfermentasi molases, VFA dapat diman-faatkan langsung
selulosa, hemiselulosa dan karbohidrat lainnya oleh mikroba rumen sebagai sumber energi
yang ada pada jerami tersebut. Amoniasi yang untuk memanfatkan NH3 sebagai sumber N
hanya menggunakan urea juga dapat mereng- untuk sintesis protein mikroba sehingga
gangkan ikatan-ikatan ester antara lignin dan nilainya mengalami penurunan. Semakin
hemiselulosa maupun ikatan polisakarida rendah VFA berarti semakin banyak pula VFA
sehingga memberi peluang mikroba rumen yang digunakan sebagai sumber energi oleh
atau enzim untuk memfermentasi isi sel atau mikroba rumen untuk sintesis protein mikroba.
komponen nutrien lainnya. Hal tersebut Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan
didukung oleh kandungan serat kasar dari hasil semakin banyaknya level penambahan molases
amoniasi yang mengalami penurunan yaitu dari yang mengandung karbohidrat fermentable
33,96 persen (R0); 30,65 persen (R1) menjadi maka akan menga-kibatkan aktifitas mikroba
24,25 persen (R2). Data selengkapnya dapat rumen menjadi optimal untuk memanfaatkan N
dilihat pada Tabel 1. Ali et al. (1993) dari jerami padi amoniasi. Ketersediaan
menyatakan bahwa peningkatan kecernaan karbohidrat fermentable sebagai sumber energi
amoniasi jerami padi yang diensilase dengan pada akhirnya dapat meningkatkan kecernaan
Corn Steep Liquor memungkinkan dipengaruhi bahan kering.
Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi Menggunakan Urea Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik In Vitro (Dr. Sc. Agr. Ir. M. Bata, MS)
18
Rataan kecernaan bahan organik yaitu meningkatkan kecernaan bahan kering dan
R0: 31,12 ± 2,56; R1: 31,81 ± 2,14 dan R2: bahan organik.
35,13 ± 1,81. Hasil analisis ragam menun-
jukkan bahwa perlakuan penambahan molases DAFTAR PUSTAKA
pada amoniasi jerami padi berpengaruh nyata
Ahmed, A., Khan, M.J., Shahjalal, M. and
(P < 0.05) terhadap kecernaan bahan organik
Islam, K.M.S., 2002. Effects of Feeding
pakan. Uji lanjut orthogonal polinomial
Urea and Soybean Meal Treated Rice
menunjukkan bahwa level penggunaan molases
Straw on Digestibility of feed Nutrient
pada amoniasi jerami menun-jukkan respon
and Growth Performance of Bull Calves.
linier dengan persamaan garis Y = 30,6827 +
Asian-Aus. J. Anim-Sci 15 : 522-527.
0,1336 X dengan koefisien determinasi (r2)
Ali, C.S., Sarwar, M., Siddiqi, R.H., Hussain,
87,49 persen dan koefisien korelasi (r) =
R. F., Khaliq, T., Chaudhry, S.U.R. and
0.93537319.
Barque, A.R., 1993. Effect of Urea
Nilai kecernaan bahan organik pakan
Treatment of Wheat Straw on
pada perlakuan R0 sebesar 30,68 persen
Disappearance and rate of passage
meningkat menjadi 34,69 persen pada perla-
through Reticulo-Rumen of Buffalo.
kuan R2. Kecernaan bahan organik maksimal
Pak. Vet. J. 13: 74
diperoleh pada perlakuan penambahan 30
AOAC, 1990. Official Methods of Analysis.
persen molases dalam amoniasi jerami padi.
Association of Analytical Chemists, 15th
Hal tersebut diduga disebabkan karena material
Ed. Arlington Virginia, USA.
organik dari molases lebih banyak terfermen-
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2005. Potensi
tasi dibandingkan pada perlakuan tanpa
Lahan Pertanaian Indonesia. Jakarta
molases. Kecernaan bahan organik meningkat
Cheeke., Peter, R., 1999. Applied Animal
disebabkan oleh jumlah mikroba yang mening-
Nutrition; Feed and Feeding. Third
kat sebagai akibat dari tepatnya keter-sediaan
Edition. Prentice-Hall, Inc : New Jersey.
nitrogen yang disediakan oleh amoniasi jerami
Dass, R.S., Verma. A.K., Mehra, V. R. and
padi yang ditambah molases untuk sintesis
Sahu, D. S., 2001. Nutrient Utilisation
protein mikroba. Jumlah mikroba yang bertam-
and Rumen Fermentatio Pattern In
bah banyak menyebabkan material bahan
Murrah Buffaloes (Bubalus bubalis) fed
organik yang terfermentasi oleh mikroba
Urea and Urea Plus Hydrochloric Acid
rumen menjadi VFA semakin banyak.
Treated Wheat Straw. Asian-Aust. J.
Kejadian yang terjadi pada kecernaan
Anim. Sci. 14(11) : 1542-1548.
bahan organik serupa dengan yang terjadi pada
Foulkes, D.T., 1986. Practical Feeding System
kecernaan bahan kering. Ranjhan (1977) me-
for Ruminants Based on Sugar Cana and
nyatakan bahwa kecernaan bahan kering erat
Its by Product. In : Dixon, R.M. (Ed).
kaitannya dengan kecernaan bahan organik
Ruminant Feeding System Zing Fibrous
karena sebagian besar bahan kering terdiri dari
Agricultural Residus. 1985. Interna-
bahan organik, perbedaan keduanya terletak
tional Development Program of
hanya pada kadar abu. Suwandyastuti (1991)
Australian University and Collages
juga menyatakan bahwa bahan pakan yang
Limited (IDP). Canberra.
mempunyai kandungan nutrien sama memung-
Harini, S., 2008. Penambahan Molases Untuk
kinkan kecernaan bahan organik mengikuti
Meningkatkan Kualitas Amoniasi Jerami
kecernaan bahan keringnya.
Padi Dan Pengaruhnya Terhadap Produk
Fermentasi Rumen Secara In-Vitro.
KESIMPULAN
Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan
Penambahan molases dalam proses Universitas Jenderal Soedirman
amoniasi jerami padi sampai dengan level 30% Purwokerto. Hal : 20-28.
mampu meningkatkan kualitas amoniasi mela- Ikhsan, M., 2005. Pakan Ternak Jerami
lui fiksasi NH3 yang akhirnya mampu Olahan.Http://www.pikiranrakyat.com/c
memeperbaiki kandungan nutrien jerami padi, etak/2005/0305/24/cakrawala/lainnya.ht
penurunan pH dan NH3 pasca amoniasi dan m.Diakses 31 Desember 2007.
Pengaruh Molases Pada Amoniasi Jerami Padi Menggunakan Urea Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik In Vitro (Dr. Sc. Agr. Ir. M. Bata, MS)
20