Laporan Praktikum Elektrolisis Dan Korosi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTROLISIS DAN KOROSI

Disusun Oleh:
Priyo Wahyu W. (28)

Ozsa Dewangga (27)

Arif Widiatmoko (7)

Izza Hilal Busro (22)

Aldi Masdarmawan (4)

Hernando Fahrazi H (21)

Dandi Bagus P (16)

XII MIPA 4

SMAN 5 JEMBER

2017-2018
Dasar Teori
A. Reaksi Spontan dan Tidak Spontan
Reduksi adalah penerimaan elektron atau penururnan bilangan oksidasi, sedangkan oksidasi
adalah pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi. Reaksi redoks adalah reaksi yang di
dalamnya terjadi serah terima elektron antarzat, atau reaksi yang disertai dengan perubahan
bilangan oksidasi unsur. Reaksi redoks ada yang berlangsung secara spontan, ada pula yang
berlangsung hanya jika diberi energi dari luar sistem (tidak spontan). Reaksi korosi besi dan reaksi
yang berlangsung pada sel volta merupakan contoh reaksi redoks yang berlangsung secara spontan
atau tidak memerlukan energi dari luar. Sedangkan reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis,
seperti penyepuhan logam, merupakan contoh reaksi tidak spontan, yang berarti memerlukan energi
dari luar. Reaksi kimia pada penyepuhan logam tersebut berlangsung dengan bantuan arus listrik
searah.
Reaksi kimia yang berlangsung spontan, ditandai dengan ciri-ciri berupa dihasilkannya
endapan , terjadi gelembung, perubahan warna, dan perubahan suhu.

B. Pengertian elektrolisis
Elektrolis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Komponen terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektroda dan elektrolit. Elektroda yang
digunakan dalam proses elektrolisis dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : elektroda inert, seperti
kalsium (Ca), potasium, grafit (C), platina (Pt), dan emas. Elektroda aktif, seperti seng (Zn),
tembaga (Cu), dan perak (Ag).Sel elektrolisis terdiri atas sepasang elektroda yang dicelupkan dalam
elektrolit (lelehan atau leburan).
Elektron dari listrik searah memasuki larutan melalui katode, lalu elektron dari katode
diserap oleh spesi tertentu dalam larutan dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi tertentu yang
lain melepaskan elektron di anode dan mengalami oksidasi. Jadi, reaksi yang terjadi di anode dan
katode pada sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu di katode adalah tempat terjadinya
reaksi reduksi dan di anode adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi. Akan tetapi muatan
elektronnya berbeda. Pada sel volta , katode bermuatan positif dan anode bermuatan negatif.
Sedangkan pada sel elektrolisis, katode bermuatan negatif dan anode bermuatan positif.
Proses elektrolisis merupakan reaksi redoks yang tidak spontan sehingga memerlukan
energi. Proses elektrolisis berlangsung pada rangkaian elektrode dan sumber arus listrik searah yang
disebut sel elektrolisis. Proses elektrolisis dimulai dengan masuknya elektron dari arus listrik searah
kedalam larutan melalui kutub negatif. Ion yang bermuatan positif akan menyerap elektron dan
mengalami reaksi reduksi di katode. Ion yang bermuatan negatif akan melepaskan elektron dan
mengalami oksidasi di anode. Jadi, proses elektrolisis merupakan reaksi redoks.
Elektrode positif dan elektrode negatif ditentukan oleh sumber arus listrik. Jenis elektrode
yang digunakan dalam proses elektrolisis sangat berpengaruh pada hasil elektrolisis. Pada proses
elektrolisis dengan elektrode aktif, berlangsung reaksi elektrode dan reaksi elektrolit, sedangkan
proses elektrolisis dengan elektrode inert, hanya berlangsung reaksi elektrolitnya saja.
Macam-macam elektrolisis :
 Elektrolisis leburan elektrolit
Dapat digunakan untuk menghantar ion-ion pada sel elektrolisis. Leburan tanpa mengguanakan air.
Contohnya adalah NaCl’
 Elektrolisis air
Jika arus listrik dilewatkan melalui dua elektroda dalam air murni tidak terjadi elektrolisis. Tetapi
jika lrutan CuSO4 atau KNO3 ditambahkan air murni dengan konsentrais rendah, akan terjadi
elektrolisis dan dapat mengahantarkan arus listrik.
 Elektrolisis larutan elektrolit
Reaksi yang terjadi tidak hanya melibatkan ion-ion dalam larutan saja, tetapi juga air. Contohnya
KI.
Elektrolisis mempunyai banyak kegunaan, diantaranya yaitu memperoleh unsur-unsur
logam, halogen, gas hidrogen dan gas oksigen, kemudian dapat menghitung konsentrasi ion logam
dalam larutan, digunakan dalam pemurnian suatu logam, serta salah satu proses elektrolisis yang
populer adalah penyepuhan, yaitu melapisi permukaan suatu logam dengan logam lain. Sel
elektrolisis mempunyai 3 ciri utama yaitu:
 Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion-ion ini dapat memberikan atau menerima
elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui muatan.
 Ada dua elektroda dalam sel elektrolisis
 Ada sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah (DC).

Proses Korosi adalah proses elektrokimia. Pada batang besi akan terbentuk bagian yang
bertindaksebagai anode, tempat terjadinya oksidasi besi.
Korosi pada besi dapat terjadi di suasana asam maupun basa, walau nantinya,suasana asam akan
menimbulkan reaksi pengkaratan yang lebih cepat dan korosif. Dalam suasana netral/basa akan
terjadi reaksi:Anode: Fe(s)
Setidaknya korosi dipengaruhi oleh 7 faktor lainnya. Zat lain yang dimaksuddisini adalah zat
pengotor yang berada dalam lapisan besi.pH tentunya sangat mempengaruhi reaksi korosi karena,
untuk suasana asam,reaksi korosi terjadi lebih cepat dibandingkan suasana netral maupun basa.
Elektrolit juga dapat mempercepat korosi karena adanya reaksi reduksi tambahan yang mungkin
terjadi. Selain itu, perbedaan suhu akan mempengaruhi keseimbangandari cepat lambatnya suatu
reaksi terjadi. Lalu apa yang dimaksud dengan galvanic coupling? Galvanic coupling adalah
logam yang terhubung/ menempel pada logam lain yang kurang reaktif dikarenakan perbedaan
potensial sel, sehingga akan menyebabkan aliran elektron dari anode kekatode. Air dan Oksigen
memiliki peran penting dalam terjadinya korosi, karena tanpakeberadaan kedua senyawa ini, proses
korosi tidak dapat berjalan.Walaupun korosi bersifat merugikan pada besi, tetapi kita
harusmempertahankan penggunaan besi karena kelimpahannya yang cukup besar,pengolahannya
relatif mudah, dan besi mudah dimodifikasi.Secara garis besar, pencegahan korosi dapat dilakukan
dalam 3 cara, yaitu:
1. Dengan lapisan pelindung yang mencegah kontak langsung dengan oksigen maupun air,
seperti melalui pelumuran oli dan pembalutan dengan plastik.2.
2. Menggunakan pelindung Katode, misalnya dengan zink.
3. Menggunakan pelindung Anode, misalnya dengan magnesium, dimanamagnesium
dikorbankan untuk melakukan proses perkaratan yang dapatmelindungi besi dari berkarat,
yang dikarenakan potensial selnya lebihnegatif.
Namun, pada hasil pengamatan kali ini, kelompok kami akan mengamati jenis larutan yang dapat
mempercepat proses perkaratan (korosi). Diantaranya larutan yang kami gunakan adalah H2O,
NaOH, Minyak Goreng, Na2CO3, BaCl, HCl, NaCl.
 TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui perubahan-perubahan (reaksi) yang terjadi pada peristiwa elektrolisis larutan
CuSO4 dan KI, serta mengetahui faktor dan larutan yang dapat mempercepat korosi pada besi Fe(s)

 ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM ELEKTROLISIS


Tabung U : 1 buah Elektroda carbon : 2 batang
Pipet tetes : 1 buah Larutan KI : 30 ml ( 1 M )
Penjepit tabung : 1 buah Larutan Cu SO4 : 30 ml ( 1 M )
Baterai : 1 buah PP : 6 tetes
Kabel : 1 buah Amilum : 6 tetes
Gelas kimia : 1 buah

 CARA KERJA
A. ELEKTROLISIS LARUTAN KI
1. Mengisi larutan KI pada gelas kimia, lalu menuangkannya ke dalam tabung U
2. Menjepitkan tabung U pada penjepit tabung
3. Menyiapkan elektroda carbon, baterai dan kabel
4. Melilitkan kabel ke elektroda carbon
5. Ujung kabel di sambungkan terhadap baterai
6. Memasukkan elektroda carbon ke dalam larutan KI
7. Mengamati perubahan elektrolisis pada elektroda carbon serta larutan KI
8. Meneteskan larutan PP masing-masing 3 tetes pada kutub anode dan katode
9. Mencatat perubahan terhadap elektroda carbon dan larutan KI
B. ELEKTROLISIS LARUTAN CuSO4
1. Mengisi larutan CuSO4 pada gelas kimia, lalu menuangkannya ke dalam tabung U
2. Menjepitkan tabung U pada penjepit tabung
3. Menyiapkan elektroda carbon, baterai dan kabel
4. Melilitkan kabel ke elektroda carbon
5. Ujung kabel di sambungkan terhadap baterai
6. Memasukkan elektroda carbon ke dalam larutan CuSO4
7. Mengamati perubahan elektrolisis pada elektroda carbon serta larutan CuSO4
8. Meneteskan larutan Amilum masing-masing 3 tetes pada kutub anode dan katode
9. Mencatat perubahan terhadap elektroda carbon dan larutan CuSO4

DATA HASIL PENGAMATAN


No BATANG ELEKTRODA BATANG BATANG BATANG
(+) ELEKTRODA (-) ELEKTRODA (+) ELEKTRODA (-)
KI + AMILUM KI + PP CuSO4 + AMILUM CuSO4+AMILUM

1 MENGELUARKAN MENGELUARKAN Bergelembung Bergelembung


CAIRAN BERWARNA GELEMBUNG GAS lebih banyak
MERAH KECOKLATAN H2
PEMBAHASAN DATA HASIL PENGAMATAN
~ Elektrolisis KI ~ Elektrolisis CuSO4
K(-) : 2H2O + 2e → 2OH - + H2 K(-) : 2Cu2+ + 4e → 2Cu
A(+) : 2I - → I2 + 2e A(+) : 2H2O → 4H+ + O2 + 4e
2H2O + 2I - → 2OH2 - + I2 2Cu2++ 2H2O → 2Cu + 4H+ + O2
Elektrolisis KI
Hasil pengamatan menunjukkan perubahan warna pada larutan. Katoda ( – ) mengeluarkan gelembung
dan anoda (+) berubah warna merah kecoklatan. Hal ini menunjukkan reaksi menghasilkan larutan
yang sifatnya basa (reduksi H2O pada katoda). Sementara, pada elektroda, katoda dan anoda memiliki
banyak gelembung. Hal ini menunjukkan ada gas yang dihasilkan oleh katoda ataupun anoda. Katoda
menghasilkan gas hydrogen (reduksi H2O) dan anoda menghasilkan gas Iodin (Oksidasi 2I -).
Sebagaimana reaksinya :
K(-) : 2H2O + 2e 2OH - + H2
A(+) : 2I - I2 + 2e
2H2O + 2I - 2OH - + I2
~ Elektrolisis CuSO4
Hasil pengamatan pertama pada sesama Carbon menunjukkan warna pada larutan tidak mengalami
perubahan. Katoda (-) berwarna kekuning – kuningan dan pada anoda (+) bergelembung banyak. Hal
ini menunjukkan reaksi menghasilkan larutan yang sifatnya asam (oksidasi H2O) pada anoda. Hal
tersebut menunjukkan, pada katoda terjadi reduksi Cu2+ yang menghasilkan endapan Cu dan pada
anoda terjadi oksidasi H2O yang menghasilkan gas oksigen (O2).
Sebagaimana reaksinya :
K(-) : 2Cu2+ + 4e 2Cu
A(+) : 2H2O 4H+ + O2 + 4e
2Cu2++ 2H2O 2Cu + 4H+ + O2
Pada reaksi kedua CuSO4 anoda (Cu), dan Katoda (C) menunjukkan warna pada larutan tidak
mengalami perubahan. Katoda (-) pada awalnya bergelembung, kemudian tercium bau terbakar,
sehingga Carbonnya menjadi berkarat, dan akhirnya rapuh. Anoda (+) tembaga (Cu) menjadi runtuh.
Pada reaksi ketiga CuSO4 anoda (Cu), dan katoda (Fe) menunjukkan warna pada larutan tidak
mengalami perubahan. Katoda (-) Besi nya berkorosi, kemudian korosi dari paku tersebut runtuh.
Anoda (+) bergelembung,
Terkorosi berarti teroksidasi. Oksigen merupakan oksidator yang dapat menyebabkan benda
mudah terkorosi. Reaksi terkorosi tersebut akan terjadi lebih mudah dengan adanya garam dan asam.
Perlindungan elektrokimia juiga termasuk metode utama dalam pengendalian korosi.

 ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM KOROSI


Gelas air mineral 7 buah NaOH 5 ml
Paku yang tidak berkarat 7 buah HCl 5 ml
Amplas 1 buah Minyak goreng 5 ml
Tisu Secukupnya Na2CO3 5 ml
H 2O 5 ml BaCl 5 ml
NaCl 5 ml
 CARA KERJA
1. Mengambil 7 jenis larutan yang telah di tentukan, dan memasukkanya ke dalam gelas air
mineral.
2. Membersihkan besi dari karat yang telah menempel sebelumnya menggunakan amplas.
3. Memasukkan 1 buah paku pada setiap gelas air mineral yang telah diisi masing-masing
larutan berbeda.
4. Membukus BaCl (s) dengan tisu beserta 1 paku.
5. Melakukan pengamatan terhadap perubahan pada besi Fe(s)/ paku selama 2 hari.

DATA HASIL PENGAMATAN HARI PERTAMA


No. KOROSI WARNA PERUBAHAN LARUTAN PAKU
1. H2O Bening Mulai keruh Berkarat
2. NaCl Bening Keruh Berkarat
3. HCl Bening Tetap Berkarat
4. Minyak Goreng Kuning keemasan Tetap Tetap
5. Na2CO3 Keruh Tetap Tetap
6. NaOH Bening Tetap Tetap
7. BaCl Kristal Tetap Berkarat
DATA HASIL PENGAMATAN HARI TERAKHIR
No. KOROSI WARNA PERUBAHAN LARUTAN PAKU
1. H2O bening Keruh Berkarat
2. NaCl bening Sangat keruh berkarat
3. HCl bening Coklat keruh Berkarat
4. Minyak Goreng Kuning keemasan Tetap Tidak berkarat
5. Na2CO3 keruh keruh Sedikit berkarat
6. NaOH bening keruh Sedikit berkarat
7. BaCl Kristal kristal Berkarat

PEMBAHASAN DATA HASIL PENGAMATAN


1. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkaratan pada besi. Ada dua senyawa yang harus
ada, yaitu Oksigen (O) dan air (H2O). Disamping itu,pH juga mempengaruhi percobaan diatas.
Hal ini dapat dilihat dari sifat larutan yang digunakan, bahwa semakin asam larutan yang
digunakan, makaakan semakin korosif paku didalam larutan tersebut.
2. Dan dapat kami simpulkan larutan yang paling berpengaruh terhadap korosi besi adalah
larutan HCl, karena korosi juga di pengaruhi oleh keasaman suatu larutan yang mengenai
besi, dan H2O adalah larutan kedua yang memengaruhi korosi besi, unsur Cl pada larutan juga
berpengaruh besar terhadap korosi besi seperti BaCl, dan NaCl.
3. Berbeda halnya dengan larutan NaOH dan Na2CO3 memiliki pengaruh yang kecil terhadap
besi sehingga korosi yang ditimbulkan lebih sedikit. Sedangan larutan minyak goreng tidak
memiliki pengaruh terhadap korosi malah sebaliknya larutan ini mencegah terjadinya korosi
pada besi.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai