Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
A. UMUM
Untuk mendapatkan hasil yang baik, selain diperlukan metode pelaksanaan yang baik, juga perlu ditunjang
oleh SDM yang baik dan sarana prasarana yang memadai. Sebagai penyedia jasa, kami menyimpulkan suatu
metode standar pelaksanaan yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan Pembangunan Embung Kecil 2 Buah di
Kabupaten Lembata sesuai dengan petunjuk teknis kegiatan. Untuk mendukung keyakinan tersebut, kami
membuat metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efektif, agar dapat mencapain suatu hasil pekerjaan
yang optimal.
Sebagai pegangan dipakai pedoman, kriteria dan standar pelaksanan pekerjaan yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Pengairan. Pedoman, kriteria dan standar yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan ini
adalah pedoman, kriteria dan standar yang berlaku di Indonesia saat ini.
Apabila diperlukan perubahan pedoman, kriteria dan standar tersebut diatas berdasarkan pertimbangan
penyesuaian terhadap kondisi di lapangan, kemudahan operasional dan pemeliharaan serta biaya yang paling
menguntungkan,perubahan tersebut akan dibahas dan dimintakan persetujuan direksi sebelum perubahan
tersebut dilaksanakan.
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Kegiatan pada Pekerjaan Pembangunan Embung
- Pekerjaan Perisapan : 2 Lokasi
- Pekerjaan Tanggul : 2 Lokasi
- Pekerjaan Soillway : 2 Lokasi
- Jaringan Pipa Distribusi : 4.000 M’
- Pekerjaan Bak - Bak dan Box : 8 Buah
- Pekerjaan Pelengkap : 2 Lokasi
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan ditetapkan 180 (seratus delapan puluh) hari kalender dan Waktu Pemeliharaan 180
(seratus delapan puluh) hari kalender, dengan asumsi bahwa pelaksanaan pekerjaan akan diselesaikan
selama 6 (enam) bulan.
3. Quarry
Material tanah, batu kali / gunung, pasir, batu pecah dan air serta material lainnya untuk pelaksanaan
pekerjaan diambil pada lokasi yang sebelumnya telah disetujui oleh Direksi atau Pengawas Lapangan.
4. Pekerjaan Persiapan
Pada awal pelaksanaan perlu dipersiapkan sarana dan prasarana sebagai berikut :
a. Jalan Masuk Lokasi
Dalam kasus tidak ada jalan masuk ke lokasi pekerjaan atau jalan pintas yang bisa digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, harus membuat jalan masuk sementara atau jalan pintas dalam lokasi. Kami
akan melengkapi perlengkapan yang diperlukan untuk melintasi sungai, saluran air atau lainnya dan
bila perlu harus ditingkatkan atau diperkuat fasilitas yang ada yang dipergunakan untuk masuk ke
lokasi pekerjaan. Bila kami menggunakan jalan masyarakat yang telah ada, maka pada saat
pekerjaan selesai harus memperbaiki jalan tersebut paling tidak seperti kondisi semula, bahkan lebih
baik dari kondisi semula.
b. Tempat Tinggal dan Transportasi untuk Staf
Harus mengadakan, melengkapi dan memelihara fasilitas tempat tinggal sementara dan alat
transportasi yang layak untuk staf dan pekerjanya sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan. kami
akan menjaga ketertiban di tempat tinggal sementara atau barak pekerja dan wajib lapor kepada
Kepala Desa setempat tentang aktifitasnya, termasuk juga melaporkan tentang tenaga kerja yang
dilibatkan dalam pekerjaan di lokasi daerah tersebut.
Data dari hasil out put diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.
Sosialisasi
Sebelum melaksanakan kegiatan dan setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan oleh
pihak proyek, tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan meminta ijin kepada Pemerintah
setempat. Setelah itu, hasil kegiatan tersebut akan dibuatkan dalam bentuk Laporan Sosialisasi.
3. PEKERJAAN TANGGUL
Pekerjaan Embung meliputi :
a. Clearing and Grubing
Pekerjaan pengupasan tanah permukaan (clearing grubbing ) dilakukan oleh Bulldozer dengan
kedalaman 15 cm dengan tujuan tanah yang digali untuk timbunan tanggul terbebas dari humus
dan akar ± akar pepohonan, humus tanah permukaan tersebut dimuat dengan Excavator ke
Dump Truck disimpan di tempat yang agak jauh dari lokasi galian dan timbunan tanggul, sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Dozing dengan Buangan diangkut
Loading Material dengen Bulldozer dengan Dump Truck
Excavator
b. Pekerjaan Galian Tanah Dengan Bantuan Alat Berat untuk Penanaman Pipa Dasar dan Angker
Block
Setelah pembersihan tanah permukaan (clearing grubbing ) selesai, selanjutnya dilakukan
penggalian tanah pada untuk Pemasangan Angker Block dan Penanaman Pipa Dasar/Pipa
Transmisi termasuk Selimut Pipa dengan menggunakan Bulldozer dan Excavator. Apabila
terdapat bebatuan yang banyak saat melakukan galian, bebatuan tersebut akan dikeluarkan dari
lokasi embung dan galian akan dilanjutkan sampai pada elevasi yang direncanakan atau
mencapai tanah dasar yang telah ditentukan oleh direksi.
c. Pekerjaan Galian Tanah Dengan Bantuan Alat Berat untuk Pondasi Tanggul
Pekerjaan Galian Tanah dgn bantuan alat berat untuk pondasi tanggul dilaksanakan setelah
pekerjaan galian untuk penanaman pipa dasar, pemasangan block anker, pipa transmisi dan
timbunan galian Pipa Dasar. Galian Tanah dgn bantuan alat berat untuk pondasi tanggul
dilaksankan berdasarkan gambar kerja dan atau sesuai dengan petunjuk direksi sebelum
dilaksanakannya. Pekerjaan ini dilakukan pada lokasi – lokasi memanjang tanggul
d. Pekerjaan Timbunan Kembali di padatkan
Bahan timbunan dari hasil galian pada daerah genangan dan mendapatkan tanah yang
memenuhi syarat untuk material/bahan timbunan tanggul langsung diangkut ke lokasi timbunan
tanggul untuk dilakukan penimbunan dan pemadatan tanggul. Tetapi apabila tanah yang
mengandung bebatuan dan tidak memenuhi syarat untuk dijadikan material timbunan maka
diangkut dan dibuang ke luar lokasi yang jauh dari site embung.
e. Pekerjaan Timbunan tanah kedap air utk tanggul termasuk pemadatan, perataan dan Perapihan
Sebelum pekerjaan timbunan dan pemadatan, diadakan percobaan pengaliran dari intake (mulut
pipa) ke belakang, bila tidak ada hambatan dalam percobaan pengaliran, maka timbunan dan
pemadatan pun dapat dilakukan secara lapis demi lapis (perlayer) dengan ketebalan timbunan
adalah 25 cm ± 30 cm, diratakan dengan Bulldozer kemudian disiram sesuai kadar air tanah
timbunan yang disyaratkan atau sesui dengan petunjuk Direksi. Tanah timbunan dipadatkan
dengan vibrator roller dengan tebal padat 20 cm, untuk mendapatkan kepadatan optimal, sesuai
standar hasil uji laboratorium dan lapangan. Bahan timbunan dari hasil galian pada daerah
genangan dan mendapatkan tanah yang memenuhi syarat untuk material/bahan timbunan
tanggul langsung diangkut ke lokasi timbunan tanggul untuk dilakukan penimbunan dan
pemadatan tanggul. Tetapi apabila tanah yang mengandung bebatuan dan tidak memenuhi
syarat untuk dijadikan material timbunan maka diangkut dan dibuang ke luar lokasi yang jauh
dari site embung. Timbunan dan pemadatan dilakukan lapis demi lapis sampai puncak elevasi
yang ditentukan. Namun sebelum pemadatan akar – akar pohon, batang - batang pohon baik
yang besar maupun yang kecil, batu dengan diameter lebih dari 5 cm akan dibersihkan dari
setiap lapisan tersebut.
4. PEKERJAAN SPILLWAY
Pekerjaan Spillway meliputi :
a. Pekerjaan Galian Tanah Pada Spillway Dengan Bantuan Alat Berat
Pekerjaan galian tanah spillway bisa dilakukan dengan Bulldozer dan Excavator dengan ukuran
sesuai gambar kerja. Apabila pekerjaan galian tanah cukup besar maka hasil galian tanah akan
dipertimbangkan untuk stock timbunan tanah yang nantinya digunakan untuk pemadatan
tanggul, sehingga tidak terdapat galian tanah yang terbuang.
b. Pekerjaan Pasangan Batu Kali Campuran 1 PC : 4 Psr (Pada Saluran)
Pekerjaan pasangan memakai perbandingan campuran sesuai dengan jenis pekerjaan yaitu
1Pc : 4 Psr dengan tahapan pekerjaan sebagai berikut :
- Lokasi akan dibersihkan dahulu kemudian akan dilanjutkan dengan memasang profil untuk
mengetahui batasan galian.
- Setelah galian dilaksanakan, akan dipasang bowplank sebagai pedoman ukuran atau
elevasi pasangan yang menjadi acuan untuk menghasilkan bentuk pasangan sesuai gambar
rencana.
- Bahan ± bahan yang digunakan akan dibersihkan dari kotoran. Material tersebut antara
yaitu pasir, batu, semen dan air. Setelah itu, semua material harus mendapat persetujuan
Direksi Proyek untuk digunakan.
- Setelah material tersebut disetujui oleh Direksi Proyek, material diletakkan di dekat lokasi
yang akan dikerjakan pasangan batu sehingga mudah di ambil.
- Setelah penyetelan bouwplank dan benang akan dilakukan pencampuran masing ± masing
bahan sesuai perbandingan dengan menyiapkan kotak adukan sebagai perbandingan
campuran. Pencampuran dilakukan dengan alat concrete mixer atau manual. Sampai
mencapai campuran yang homogen dan merata.
- Spesi tersebut dituangkan ke tempat yang telah disiapkan selanjutnya akan dilakukan
pemasangan batu.
- Pada saat pemasangan batu, agar mendapatkan pasangan batu dengan kekuatan yang
maksimal, spesi akan dipasang dengan ketebalan yang pas, tidak kurang atau lebih. Apabila
kurang, batu dengan batu akan bersentuhan langsung sehingga pasangan tidak kuat,
demikian juga bila spesi lebih, jarak batu akan terlalu lebar dan kelihatan kurang baik dari
segi kerapian serta keindahan yang mana itupun berakibat kekuatannya berkurang.
- Pemasangan batu dilakukan dari arah bawah keatas dan seterusnya arah menyamping.
c. Pekerjaan Plesteran 1 PC : 3 Psr
- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan peekerjaan dengan menyertakan : Rencana
kerja, gambar kerja, draft alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang dipergunakan.
- Setelah mendapat persetujuan selanjutnya pelaksanaan dimulai dengan mobilisasi
peralatan dan tenaga kerja.
- Semen, pasir saring diterima di lokasi pekerjaan.
- Semen, pasir saring dan air dicampur dan diaduk dengan takaran sesuai spesifikasi menjadi
mortar dengan menggunakan tenaga kerja dan selanjutnya dimasukkan ke dalam dolak
adukan yang telah disiapkan.
- Permukaan yang akan diplester dibersihkan dan dibasahi air, selanjutnya diplester dengan
ketebalan yang telah ditentukan dalam gambar kerja.
- Bersama - sama Direksi Pekerjaan melakukan pemeriksaan akhir terhadap hasil pekerjaan
sebagai dasar perhitungan volume fisik pekerjaan yang dihasilkan.
- Melakukan perbaikan - perbaikan apabila dalam pemeriksaan bersama Direksi Pekerjaan
masih ada kekurangan/kesalahan.
d. Pekerjaan Urugan Kembali Bekas Galian (Pada Saluran)
Sebelum memulai pekerjaan urugan di belakang pasangan, akan dipastikan bahwa pasangan
tersebut sudah tidak bocor serta ukuran/dimensinya sesuai gambar rencana. Pengurugan tidak
akan dilakukan sebelum mendapat persetujuan Direksi.
e. Pekerjaan Pemasangan dan Pengisian Kotak Bronjong Size 0,5 x 1 x 2 m
- Lakukan pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah penggalian untuk
pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jaring dan disain. Termasuk tempat ruangan untuk
pemadatan material pada bagian luar penempatan bronjong. Galian tanah menggunakan
Excavator.
- Selama penggalian, letakkan jaring bronjong pada pinggir slope dan mulai pembentukan
memanjang seperti yang tertera pada gambar 2, dan dengan ukuran lebar x tinggi x panjang
yaitu 100 c m X 50 cm x 200 cm. Bungkus jaring hingga berbentuk kotak dan ikatkan bersama
bagian tepinya menggunakan kawat yang telah digavanisir d = 3 mm, jepit dan ikatkan serta
dipotong dengan menggunakan tang.
- Lanjutkan perletakan dan pengisian jaring bronjong dan tumpukan lalu ikatkan semua sesuai
dengan gambar. Semakin banyak dinding bagian dalam di dapat, maka bronjong semakin kuat,
karena itu maka setiap bronjong harus diikatkan secara bersama-sama dengan sebelumnya
secara sejajar. Bronjong yang diletakkan diatas untuk setiap susunan harus dihubungkan juga
untuk dengan yang lainnya. Seandainya bronjong mempunyai bentuk memanjang sisi bagian
bawah jaring harus d pasang daya tahan dan memperkuat struktur.
- Rongga antara bagian belakang dinding bronjong dengan kemirinfan bekasa galian hrus di
timbun kembali dan dilakukan pemadatan dengan menggunakan material berukuran 0 – 150 mm.
4. Tahapan berikutnya adalah plesteran dan acian untuk menutup rongga plesteran dan
penghalusan permukaan. Kemudian dibuatkan plat penutup dari beton bertulang.
5. Pengecatan dilakukan sesuai petunjuk Direksi
6. Urugan kembali tanah bekas galian.
7. PEKERJAAN PELENGKAP
Pekerjaan pelengkap yang dimaksud disini adalah pekerjaan pembuatan peil scale, pemasangan
pelampung dan bench mark harus mendapat persetujuan Direksi Proyek.
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN :
Bagan Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan Rencana Kebutuhan Personil Inti Perusahaan
yang dimasukan dalam Penawaran Nomor : 05/CV.AJ/SP/II/2017 tanggal 27 Pebruari 2017, yaitu :
1. DIREKTUR
a. Nama Jabatan : DIREKTUR
b. Tujuan Umum Jabatan : Pemimpin Perusahaan
c. Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab tertinggi secara umum atas semua kegiatan dan sebab akibat yang
dilakukan sehubungan perusahaan yang dipimpin.
d. Uraian Tugas :
- Pengambil keputusan tertinggi dalam perusahaan.
- Membuat keputusan dan kebijakan atas semua masalah / persoalan yang dihadapi oleh level
yang di bawahnya.
- Melaksanakan manajemen perusahaan.
- Penanda tanganan terhadap seluruh yang berhubungan dengan Kontrak kerja.
2. KEPALA PROYEK
a. Nama Jabatan : KEPALA PROYEK
b. Tujuan Umum Jabatan :Memimpin dan mengkoordinasi semua pelaksanaan pekerjaan agar
berjalan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
c. Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan sejak masa persiapan hingga penyerahan kegiatan,
pelaksanaan tertib adaministrasi internal, data material, data peralatan, data keuangan termasuk
penagihan dan data pendukungnya serta pengendalian mutu di Lokasi Kegiatan.
d. Uraian Tugas :
- Memimpin dan mengendalikan kegiatan agar efesien dan efektif mencapai hasil optimal dari segi
kualitas dan pencapaian laba.
- Memahami semua aspek teknis dan berperan aktif membina sumber daya sesuai kebutuhan
kegiatan.
- Membina keamanan dan menciptakan ketenangan kerja dilingkungan kegiatan dan masyarakat
sekitar.
- Menganalisa kebutuhan material, tenaga kerja peralatan dan overhead serta menyusun jadwal.
- Membuat Rencana Mutu Kontrak yang berisi Master Schedule, struktur organisasi pelaksanaan
kegiatan, membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan Metode Kerja Pelaksanaan Kegiatan.
- Memutuskan strategi pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian Mutu Kegiatan.
e. Wewenang
- Menyetujui pengeluaran-pengeluaran langsung yang diperlukan pada pelaksanaan kegiatan.
3. PELAKSANA
a. Nama Jabatan : PELAKSANA
b. Tujuan Umum Jabatan : Melaksanakan seluruh kegiatan yang berhubungan langsung
dengan kegiatan di lapangan.
c. Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab selaku koordinator pelaksana di lapangan sesuai gambar kerja.
- Mengawasi teknis pelaksanaan semua pekerjaan di lapangan agar memenuhi ketentuan teknis yang
benar dan tidak menyimpang dari anggaran biaya yang ditetapkan.
- Menggunakan material dengan kualitas dan volume yang benar sesuai petunjuk teknis
- Mengunakan peralatan dan tenaga kerja yang efesien
d. Uraian Tugas :
- Membuat laporan periodik kepada Kepala Proyek
- Memahami gambar kerja dan Spesifikasi Teknik sebagai pedoman dalam memimpin pelaksanaan
kerja di lapangan
- Memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan memperhatikan biaya, mutu dan waktu.
- Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian pada saat
pelaksanaan kerja di lapangan.
- Melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
- Menyiapkan tenaga kerja sesuai jadwal pengadaan tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tugas
tenaga kerja tiap harinya.
- Merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
- Mengatur dan mengawasi jadwal kerja harian para pelaksana dan memonitor ketepatan jadwal
kedatangan material, memeriksa volume dan kualitas serta mengatur penempatannya.
- Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan pekerjaan di lapangan.
- Melakukan koordinasi dengan bagian administrasi dan keuangan.
- Melakukan koordinasi pekerjaan dari pihak proyek.
- Memelihara bukti-bukti kerja.
4. PEMBANTU PELAKSANA
a. Nama Jabatan : PEMBANTU PELAKSANA
b. Tujuan Umum Jabatan : Membantu dan melaksanakan tugas - tugas Pelaksana
c. Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab kepada Pelaksana Lapangan terhadap volume pekerjaan dan mutu pekerjaan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
d. Uraian Tugas :
- Mempelajari dan memahami volume pekerjaan yang tersedia dalam Kontrak dan kebutuhan riil di
lapangan.
- Memantau pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
- Memantau dan mengarahkan proses kegiatan pekerjaan.
- Membuat laporan volume hasil pelaksanaan pekerjaan.
- Bersama Pelaksana Lapangan membuat rencana kerja untuk pengendalian mutu.
- Melakukan pengawasan, pengetesan, kelayakan terhadap bahan/material yang digunakan,
membuat desain untuk pelaksanaan pekerjaan.
- Membaca dan memahami serta mengarahkan setiap pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh
paramandor, tukang dan pekerja yang terlibat dengan mutu kegiatan.
- Mengambil langkah antisipatif bila terjadi kekeliruan / kesalahan pada mutu pekerjaan.
5. JURU UKUR
a. Nama Jabatan : JURU UKUR/SURVEYOR
b. Tujuan Umum Jabatan :Mengawasi dan membuat laporan pelaksanaan pengukuran di
lapangan.
c. Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab Kepada Kepala Proyek.
- Melaksanakan kegiatan yang ditugaskan Manajer Lapangan yang berhubungan dengan Survey
proyek dan pengukuran.
d. Uraian Tugas :
- Melaksanakan pengukuran sesuai dengan arahan Site manager
- Membuat hasil pengukuran dan melaporkan ke site manager.
- Memelihara dan menegcek ketelitian alat ukur.
- Memasang patok di lapangan hasil dari pengukuran yang dilaksanakan.
- Mencari dan meminta petunjuk dari pengawas lapangan dan sumber lain.
6. LOGISTIK
a. Nama Jabatan : LOGISTIK
b. Tujuan Umum Jabatan : Menyediakan bahan dan perlalatan lapangan.
c. Tanggung Jawab :
- Tersedianya bahan dan peralatan sesuai jadwal pelaksanaan yang telah ditetapkan.
d. Uraian Tugas :
- Merinci secara detail kebutuhan dan peralatan sebagaimana yang telah direncanakan
- Menyusun permintaan bahan dan peralatan sesuai kebutuhan pelaksanaan proyek.
- Mengontrol perincian bahan dan peralatan sesuai dengan perencanaan baik terhadap jumlah
maupun mutunya.
- Menyiapkan serta mengamankan dengan benar terhadap bahan dan peralatan yang ada di proyek.
- Memonitor dan melaporkan penggunaan sisa bahan dan peralatan yang ada di proyek.
Demikian Metode Pelaksanaan di buat sebagai gambaran umum tentang sistim pelaksanaan dalam
menyelesaikan pekerjaan ini.
LIDIA KUNTANI
Direktris