Sejarah Aksara Bali
Sejarah Aksara Bali
Sejarah Aksara Bali
Sejarah aksara Bali di atas, saya rangkum dari buku ‘Pedoman Pasang
Aksara Bali‘ oleh Dinas Kebudayaan Propinsi Bali yang sayangnya
ditulis dalam bahasa Bali. Untuk mengetahui lebih jauh Anda bisa
membaca sendiri buku tersebut
A.AKSARA BALI
B.AKSARA JAWA
Aksara Jawa adalah sistem tulisan Abugida yang ditulis dari kiri ke kanan.
Setiap aksara di dalamnya melambangkan suatu suku kata dengan
vokal /a/ atau /ɔ/, yang dapat ditentukan dari posisi aksara di dalam kata
tersebut. Penulisan aksara Jawa dilakukan tanpa spasi (scriptio
continua)[3], dan karena itu pembaca harus paham dengan teks bacaan
untuk dapat membedakan tiap kata. Selain itu, dibanding dengan
alfabet Latin, aksara Jawa juga kekurangan tanda baca dasar, seperi titik
dua, tanda kutip, tanda tanya, tanda seru, dan tanda hubung.
Aksara Jawa dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya.
Aksara dasar terdiri dari 20 suku kata yang digunakan untuk
menulis bahasa Jawa modern, sementara jenis lain meliputi aksara suara,
tanda baca[4], dan angka Jawa[2]. Setiap suku kata dalam aksara Jawa
memiliki dua bentuk, yang disebut nglegena (aksara telanjang), dan
pasangan (ini adalah bentuk subskrip yang digunakan untuk menulis
gugus konsonan).
Kebanyakan aksara selain aksara dasar merupakan konsonan teraspirasi
atau retrofleks yang digunakan dalam bahasa Jawa Kuno karena
dipengaruhi bahasa Sanskerta. Selama perkembangan bahasa dan aksara
Jawa, huruf-huruf ini kehilangan representasi suara aslinya dan berubah
fungsi.