Kak Survey Identifikasi Rumah Tidak Layak Huni
Kak Survey Identifikasi Rumah Tidak Layak Huni
Kak Survey Identifikasi Rumah Tidak Layak Huni
( KAK )
PEKERJAAN :
SURVEY DAN IDENTIFIKASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
I. PENDAHULUAN
A. Umum
1. Survey Dan Identifikasi Rumah Tidak Layak Huni adalah proses pembuatan
database bangunan rumah tidak layak huni sesuai pedoman dan standar teknis
yang berlaku.
2. Pertimbangan teknis adalah pertimbangan dari tim ahli bangunan gedung yang
disusun secara tertulis dan profesional terkait dengan pemenuhan persyaratan
teknis bangunan gedung.
C. Latar Belakang
D. Lingkup Kegiatan/Pekerjaan
1. Lingkup Kegiatan Penyusunan Data base Rumah Tidak Layak Huni, Pekerjaan
Survey dan Identifikasi Rumah Tidak Layak Huni, antara lain :
Lingkup Pekerjaan adalah:
- Melakukan kajian terhadap perencanaan atau kegiatan yang sejenis terdahulu
sebagai data awal dan pembanding untuk pelaksanaan kegiatan saat ini.
- Mempelajari kriteria – kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah rumah
dikatakan sehat dan layak huni dari peraturan – peraturan pemerintah maupun
juknis yang dikeluarkan oleh Departemen dari Kementrian yang terkait.
A. Survey dan Identifikasi Rumah Tidak Layak Huni merupakan tahap penyusunan
rencana yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, khususnya :
- UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
- PP RI No36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 28 Th 2002
Tentang Bangunan Gedung,
- Undang-Undang RI No 18 Th 1999 Tentang Jasa Konstruksi,
- PP No 4 Th 2010 Tentang Perubahan Atas PP No 28 Th 2000 Tentang Usaha
dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi,
- Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
- Peraturan Menteri PU Nomor : 45/PRT/M/2007,
- Standart Nasional Indonesia (SNI) dan
- Peraturan yang berlaku lainnya.
IV. B I A Y A.
A. Biaya Perencanaan.
1. Besar biaya pekerjaan perencanaan untuk Konsultan Perencana mengikuti
pedoman dalam Peraturan Menteri PU Nomor : 45 45/PRT/M/2007, Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :
a. Untuk pekerjaan sederhana berlaku maksimum sesuai yang tercantum
dalam tabel B1 dan E1;Bila terdapat pekerjaan tidak sederhana, maka
diberlakukan Tabel B2 dan E2;
b. Besarnya biaya Konsultan Perencana merupakan biaya tetap dan pasti;
c. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan
perencanaan.;
2. Biaya pekerjaan Konsultan Perencana dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana
sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri dari :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
b. Materi dan penggandaan laporan,
c. Pembelian sewa peralatan,
d. Sewa kendaraan,
e. Biaya rapat-rapat (Bila Ada)
f. Perjalanan lokal maupun luar kota(bila ada)
g. Jasa dan over head Perencanaan,
h. Asuransi pertanggungan (indemnity insurance)
i. Pajak dan iuran daerah lainnya.
V. KELUARAN
2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang,
dan lain - lain.
3. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk hasil survey fisik dan data pengguna,
peraturan-peraturan, dan lain - lain.
VI. K R I T E R I A
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang
dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
a. Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian terhadap lingkungannya.
b. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
B. Persyaratan Struktur Bangunan :
1. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
2. Menjamin keselamatan manusiadari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan
3. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur
4. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.
C. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran :
1. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
2. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa,
secara struktur stabil selama kebakaran sehingga
i. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
ii. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api.
iii. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
D. Persyaratan Instalasi Listrik dan Komunikasi :
1. Menjamin terencananya instalasi listrik secara cukup aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan.
2. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
E. Persyaratan ventilasi dan pengkodisiaan udara.
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara
secara baik.
3. Penerpan Sistem Pentilasi harus mempertimbangkan prinsip-prinsip
penghematan energi dalam bangunan gedung.
F. Persyaratan Pencahayaan :
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan
sesuai dengan fungsinya.
2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara
secara baik.
G. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan prasarana lingkungan yang akan
direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan tersebut dan segi teknis
lainnya :
1. Kesatuan perencanaan Interior dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan tata ruangan dan lingkungan.
2. Tata Gedung yang akan direncanakan berada pada Lokasi yang ditentukan oleh
pihak sekolah, diwajibkan dalam Perencanaan Pembangunan Gedung Sekolah
ini desain Pondasi Berdasarkan Kontur Tanah yang ada dilokasi Perencanaan
Pembangunan, bilamana perlu menggunakan alat ukur waterpass atau
theodolit untuk mengetahui beda tinggi muka tanah asli sebagai dasar untuk
mendisain pondasi.
A. Informasi
1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pemberi Tugas
termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pemberi Tugas, maupun
yang dicari sendiri.
3. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana.
B. Tenaga
3. Tenaga pendukung :
a. Surveyor Pendataan Rumah :
Diploma 3 Teknik Sipil, 1 orang, pengalaman 1 tahun
c. Pengolah Data :
Diploma 3 Teknik Sipil, 1 orang, pengalaman 1 tahun
d. Tenaga Administrasi :
SMU/SMK, 1 orang.
X. PROGRAM KERJA.
XI. P E N U T U P
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain
yang dibutuhkan.
Mengetahui/Menyetujui,
Kepala Dinas Cipta Karya, Kebersihan Dan
Perumahan Selaku Pengguna Anggaran