Modul Arduino
Modul Arduino
LABORATORIUM FISIKA
PUSAT LABORATORIUM TERPADU
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PRAKTIKUM 1
LED (Light Emitting Dioda)
1. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami rangkaian mikrokontroller untuk menghidupkan dan mematikan LED.
2. Mahasiswa dapat memahami program Arduino untuk menghidupkan dan mematikan LED.
3. Mahasiswa memahami struktur program Arduino, void setup dan void loop.
4. Mahasiswa memahami beberapa instruksi Arduino dasar pinMode dan digitalWrite.
5. Mahasiswa memahami pembuatan instruksi waktu tunda, delay.
2. TEORI DASAR
LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat
mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda) dapat memancarkan
cahaya karena menggunakan dopping galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda
diata dapat menhasilkan cahaya dengan warna yang berbeda. LED (Light Emitting Dioda)
merupakann salah satu jenis dioda, sehingga hanya akan mengalirkan arus listrik satu arah saja.
LED akan memancarkan cahaya apabil diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward
bias. Berbeda dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan arus pada LED (Light
Emitting Dioda) cukup rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED (Light Emitting Dioda)
dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED
dipasang sebuah resistor sebgai pembatas arus. Simbol dan bentuk fisik dari LED (Light
Emitting Dioda) dapat dilihat pada gambar berikut. Simbol Dan Bentuk Fisik LED.
UJI PERTAMA
Percobaan led berkdip dan led berjalan (running led) yang dihubungkan pada
Input/0utput board Arduino diperlihatkan pada gambar 4 dan gambar 5. Led akan menyala bila
dikirimkan data HIGH („1‟) pada pin 10, karena anoda dari led mendapatkan level tegangan
mendekati 5V sedangkan katodanya dihubungkan ke ground (0V).
UJI KEDUA
Untuk aplikasi menggeser LED diperlukan beberapa LED untuk dihubungkan dengan pin
mikrokontroler. Rangkaian menggunakan common Katoda, sehingga untuk menyalakan LED
membutuhkan nilai logika 1, sedangkan kalo ingin mematikan diberika nilai logika sebsar 0.
Rangkailah rangkaian LED 4 bit seperti dibawah ini untuk mengaplikasikan LED bergeser dari
kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri.
LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Nyalakan computer dengan program Arduino !
2. Sambungkan Trainer mikrokontroler dengan computer menggunakan kabel USB !
3. Sambungkan kabel-kabel jumper sesuai dengan praktikum yang dilaksanakan !
4. Ketiklah program yang diatas pada software Arduino !
5. Lakukan verifikasi terhadap program, apakah terjadi error atau tidak !
6. Jika tidak terjadi error lanjutkan dengan mengupload program ke dalam mikrokontroler
7. Amati hasilnya apakah sudah sesuai dengan perintah instruktur atau belum, kalau
belum lakukan editing program dan kembali ke langkah 5 !
8. TUGAS : Buatlah program led berkedip dan bergeser kiri ke kanan
PRAKTIKUM 1I
PERCOBAAN PUSH BUTTON
TUJUAN:
1 Mahasiswa memahami rangkaian mikrokontroller dengan interface ke saklar.
2.Mahasiswa dapat memahami program Arduino untuk mengambil data saklar dan
mengeluarkan data ke LED.
3. Mahasiswa memahami beberapa instruksi Arduino dasar, digitalRead, if, dan for.
TEORI DASAR
Salah satu jenis saklar yang Anda gunakan setiap hari adalah lampu. Sebuah lampu
adalah perangkat sederhana dengan dua posisi, dan mematikan. Ketika di, dua kawat yang
terhubung di dalam, yang memungkinkan arus mengalir. Ketika off, dua kabel yang terputus.
TUJUAN
1. Mahasiswa memahami rangkaian interface mikrokontroller dengan 7 segmen
2. Mahasiswa dapat memahami program Arduino untuk menampilkan data ke 7 segment
3. Mahasiswa memahami beberapa instruksi Arduino dasar, array data dan bitRead.
TEORI DASAR
Seven segment merupakan segment-segment yang digunakan untuk menampilkan angka-
angka atau huruf. Seven segment ini tersusun atas 7 buah LED yang membentuk membentuk
angka atau huruf dimana penyusunnya menggunakan label dari „a‟ sampai „g‟ dan satu lagi untuk
dot point (DP). Salah satu terminal LED dihubungkan menjadi satu sebagai kaki common
(biasanya pin-nya berada ditengah)
Pin 3 dan 8 = untuk mengaktifkan seven segment diberikan logika high (common anode) dan
logika low (common cathode). Jenis-jenis Seven Segment:
1. Common Anoda
Semua anoda dari LED dalam seven segment disatukan secara parallel dan semua itu
dihubungkan ke VCC, dan kemudian LED dihubungkan melalui tahanan pembatas arus keluar
dari penggerak LED. Karena dihubungkan ke VCC, maka COMMON ANODA ini berada pada
kondisi AKTIF LOW (led akan menyala/aktif bila diberi logika 0).
2. Common Katoda
Merupakan kebalikan dari Common Anoda. Disini semua katoda disatukan secara parallel dan
dihubungkan ke GROUND. Karena seluruh katoda dihubungkan ke GROUND, maka
COMMON KATODA ini berada pada kondisi AKTIF HIGH (led akan menyala/aktif bila diberi
logika 1).
DASAR TEORI
Modul LCD Character dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroller seperti
Arduino Uno R3. LCD yang akan kita praktikumkan ini mempunyai lebar display 2 baris 16
kolom atau biasa disebut sebagai LCD Character 2x16, dengan 16 pin konektor, yang
didifinisikan sebagai berikut:
Pada akhirnya, bus data terdiri dari 4 atau 8 jalur ( bergantung pada mode operasi yang dipilih
oleh user ). Pada kasus bus data 8 bit, jalur diacukan sebagai DB0 s/d DB7.
UJI COBA 1
Hubungkan Pin LCD dengan pin Mikrokontroler seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Ketik Program dibawah ini dan lihat hasilnya pada LCD 2X16
Menampilkan angka dalam kisaran 0-9 dari samping yang berlawanan (di baris kiri atas).
Selanjutnya, menampilkan nomor yang sama di baris bawah, tapi mulai dari kanan.
Teks muncul, program akan menunggu setengah detik, dan teks menghilang. Setelah itu, loop
seluruh program.
Teks "Hello world!" Ditampilkan, yang dipindahkan antara tepi layar, dari kanan ke kiri.
LATIHAN
1. Buatlah teks berjalan “ SELAMAT DATANG DI FISIKA INSTRUMENTASI 2017”
2. Buatlah teks berjalan dan berkedip “ SELAMAT DATANG DI FISIKA
INSTRUMENTASI 2017”
3. Tugas : Buatlah program jam di LCD
PRAKTIKUM V
PERCOBAAN ANALOG TO DIGITAL, DIGITAL TO ANALOG CONVERTER
TUJUAN
1. Mahasiswa memahami input analaog pada mikrokontroller Arduino
2. Mahasiswa memahami perhitungan tegangan resolusi ADC mikrokontroler Arduino
3. Mahasiswa memahami perintah input analog, analogRead(), analogReference(parameter)
4. Mahasiswa dapat memahami program Arduino untuk menampilkan data input analog
5. Mahasiswa dapat memahami output analog dan PWM (Pulse Width Modulation)
6. Mahasiswa memahami perintah output analog, analogWrite()
TEORI DASAR
ADC (Analog to Digital Converter)
Arduino khusus menyediakan 6 kanal (8 kanal pada model Uno, Mini dan Nano, dan 16 pada
model Mega) untuk difungsikan sebagai analog input. Analog ke digital converternya
menggunakan resolusi 10 bit yang berarti range nilai analog dari 0 volt sampai 5 volt akan
dirubah kenilai integer 0 sampai 1023, atau resolusinya adalah 5 volt/1024=4,9mV per unit
dimana itu berarti nilai digital yang dihasilkan akan berubah setiap perubahan 4,9mV dari
tegangan input analognya. Akan tetapi range input analog dan resolusi tersebut dapat dirubah
dengan fungsi analogReference().
Perintah yang digunakan untuk fungsi analog input ini adalah:
1. analogRead(pin): berfungsi untuk membaca nilai analog pada input pin yang akan
menghasilkan nilai integer antara 0-1023.
2. analogReference(parameter): berfungsi untuk menentukan referensi yang digunakan.
Parameternya meliputi:
DEFAULT: default analog reference yaitu 5V (pada board Arduino 5V) atau 3,3 volt
(pada board Arduino 3,3 V)
INTERNAL: built-in referensi internal tergantung pada jenis mikrokontroler yang
terpasang pada board Arduino, 1.1 volt pada ATmega168 atau ATmega328 dan 2.56 volt pada
ATmega8.
INTERNAL1V1: a built-in referensi internal 1.1V (khusus Arduino Mega)
INTERNAL2V56: a built-in referensi internal 2,56V (khusus Arduino Mega)
EXTERNAL: pilihan referensi yang tergantung pada tegangan yang diberikan pada pin
AREF(hanya dengan range tegangan 0 sampai 5V).
Perlu untuk diperhatikan, jangan menggunakan referensi dibawah 0 volt atau lebih dari 5 volt
dan pastikan memilih referensi external sebelum perintah analogRead() jika menghubungkan pin
AREF dengan referensi eksternal karena jika tidak akan bisa merusak mikrokontrol.
TUJUAN:
1. Mahasiswa mengenal beberapa sensor cahaya dan sensor suhu
2. Mahasiswa mampu memprogram aplikasi untuk sensor-sensor tersebut
3. Mahasiswa mampu menghitung konversi ADC ke dalam bentuk besaran yang terukur
TEORI DASAR
Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis resistor yang nilainya
berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen tersebut. Biasa digunakan
sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya.Light Dependent Resistor, terdiri
dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada
permukaannya.Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan
elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil.Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk
mengangkut muatan elektrik.Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang
buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya
redup.Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan
semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan
elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut
juga LDR memiliki resistansi yangkecil pada saat cahaya terang.
Prinsip Kerja LDR
Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis atau jalur melengkung yang menyerupai bentuk
kurva.Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida yang sangat sensitiv terhadap pengaruh
dari cahaya.Jalur cadmium sulphida yang terdapat pada LDR.Jalur cadmium sulphida dibuat
melengkung menyerupai kurva agar jalur tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area) yang
sempit. Cadmium sulphida (CdS) merupakan bahan semi-konduktor yang memiliki gap energi
antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika cahaya mengenai cadmium sulphida, maka
energi proton dari cahaya akan diserap sehingga terjadi perpindahan dari band valensi ke band
konduksi. Akibat perpindahan elektron
tersebut mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan hubungan kebalikan
dari intensitas cahaya yang mengenai LDR.Lihat gambar dibawah ini.
Karakteristik LDR
A. Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahayatertentu kedalam suatu
ruangan yang gelap sekali, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan
segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya
akan bisa mencapai harga dikegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. dan suatu
kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K Ω /detik. untuk LDR
type arus harganya lebih besar dari 200 K Ω /detik (selama 20 menitpertama mulai dari level
cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arahsebaliknya, yaitu pindah dari
tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktukurang dari 10 ms untuk mencapai
resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.
B. Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang
jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu
tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak.Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan
penghantar yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik.Sensor ini
sebagai pengindera yang merupakan eleman yang pertama – tama menerima energi dari media
untuk memberi keluaran berupa perubahan energi.Sensor terdiri berbagai macam jenis serta
media yang digunakan untuk melakukan perubahan. Media yang digunakan misalnya: panas,
cahaya, air, angin, tekanan, dan lain sebagainya. Sedangkan pada rangkaian ini menggunakan
sensor LDR yang menggunakan intensitas cahaya, selain LDR dioda foto juga menggunakan
intensitas cahaya atau yang peka terhadap cahaya (photo conductivecell).Pada rangkaian
elektronika, sensor harus dapat mengubah bentuk – bentuk energi cahaya ke energi listrik, sinyal
listrik ini harus sebanding dengan besar energi sumbernya. Gambar dibawah ini merupakan
karakteristik dari sensor LDR .
UJI COBA 1
LDR (light Dependent Resistor) adalah suatu resistor yang nilai resistansinya bergantung pada
cahaya (Jika mendapat cahaya terang, nilai resistansi kecil sekitar puluhan s/d ratusan Ohm, jika
kondisi gelap nilai resistansi akan besar bisa mencapai puluhan-ratusan KOhm bahkan bisa
mencapai MOhm), umumnya LDR digunakan sebagai sensor cahaya. sensor LDR merupakan
sensor yang cukup murah dan mudah digunakan.
Rangkaianlah rangkaian percobaan seperti pada gambar dibawah ini.
Untuk program uji coba dari rangkaian diatas dapat dituliskan program berikut ini
LM35
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM 35 yang dapat dikalibrasikan
langsung dalam , LM 35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor seperti pada gambar
UJI COBA 2
Seri sensor suhu LM35 memiliki keluaran tegangan (Vout) yang linearly proportionalterhadap
suhu Celcius (Centigrade); faktor skala-nya +10mV/derajat Celcius. Kenaikan Vout 10mV
menunjukkan ada kenaikan suhu sebesar 1 derajat Celcius.
Menghitung Vout:
Vout dalam milivolt = sensorValue * (5 * 1000/1024)
1024 adalah resolusi ADC: 10bit. 5 adalah Analog Reference (ARef); dalam milivolt menjadi: 5
* 1000. Default library arduino menggunakan resolusi ADC 10bit dan ARef = Vcc (+5V pada
Sasakala-M328).
Menghitung Suhu (Celcius):
suhuCelcius = Vout dalam miliVolt / 10 = sensorValue * (500/1024)
PRAKTIKUM VII
PERCOBAAN MOTOR DC DAN SERVO
TUJUAN
1. Mahasiswa mamahami rangkaian interface mikrokontroller dengan motor DC dan
motor Servo
2. Mahasiswa memahami rangkaian driver motor DC L293D
3. Mahasiswa memahami program Arduino untuk mengatur arah putaran motor DC
4. Mahasiswa memahami program Arduino untuk mengatur arah sudut putaran motor
Servo
5. Mahasiswa memahami program Arduino untuk mengatur arah kecepatan motor DC
TEORI DASAR
MOTOR DC
Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber
tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan
berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran
motor akan terbalik pula seperti pada gambar 10.1. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada
dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua
terminal menentukan kecepatan motor
UJI COBA 1
Motor Servo
Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (clockwise dan counter – clockwise),
dengan arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikontrol hanya dengan memberikan sinyal
PWM pada bagian pin kontrolnya. Motor Servo merupakan sebuah motor DC yang memiliki
rangkaian kontrol elektronika dan internal gear, untuk mengontrol pergerakan serta sudut
angularnya. Motor servo dapat berputar dengan lambat, yang biasanya ditunjukkan oleh rate
putarannya yang lambat. Akan tetapi, motor servo memiliki torsi yang kuat karena internal gear
– nya.
Motor servo mempunyai beberapa ukuran dan tipe yang dapat digunakan untuk segala kebutuhan
mulai dari mesin fotokopi, model pesawat terbang, dan model mobil. Aplikasi terbaru dari motor
servo yaitu digunakan untuk aplikasi pembuatan robot. Motor servo pada awalnya dibuat untuk
dioperasikan melewati saluran radio kontrol dan biasanya mengacu pada radio kontrol. Motor
servo tersebut bergerak dengan sinyal yang berasal dari penerima. Adapun jenis-jenis motor
servo yaitu :
a) Motor Servo Standar 180°
Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (clockwise dan counter - clockwise) dengan
defleksi masing-masing sudut mencapai 90°, sehingga total defleksi sudut dari kanan-tengah-kiri
adalah 180°.
b) Motor Servo Continuous
Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (clockwise dan counter - clockwise) tanpa
batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinu). Untuk beroperasi, motor servo
membutuhkan catu daya 5V DC. Kabel merah dihubungkan ke Vdd (+), kabel hitam
dihubungksn ke Vss (ground), dan sinyal kontrol PWM dihubungkan dengan kabel putih. Pada
Gambar menunjukkan bentuk beserta koneksi kabel motor servo.
Secara umum, motor servo terdiri atas sebuah rangkaian pengontrol, sebuah potensiometer, dan
sejumlah gear untuk memperbesar torsi. Motor dan potensiometer dihubungkan ke rangkaian
pengontrol dan ketiganya membentuk sistem loop tertutup. Untuk mengaktifkan motor, sebuah
sinyal digital dikirim ke rangkaian pengontrol. Potensiometer ini bertugas memonitor sudut
poros motor servo. Motor akan berputar ke arah sudut yang diinginkan sampai sudut poros motor
servo sesuai dengan yang diinginkan, kemudian motor akan berhenti bergerak. Pada umumnya
motor servo didesain untuk rotasi yang terbatas yaitu berkisar antara 0° sampai 180°. Sebuah
motor servo yang normal tidak dapat berputar lebih jauh, dikarenakan sebuah penghalang
mekanik yang diselipkan pada roda gigi keluaran utama. Motor servo dapat berotasi secara
penuh dengan melakukan suatu modifikasi.
UJI COBA 2
Mengontrol motor servo langsung dari Arduino cukup mudah. Berikut ini contoh menggunakan
servo ukuran standar (tanpa beban) didukung langsung dari Arduino via USB.