0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
507 tayangan16 halaman

I. Pengertian Manajemen Data 1.1 Field, Item Data, Atribut, Dan Elemen

1. Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar manajemen data seperti field, record, struktur data logika, dan arsitektur database. 2. Secara khusus, dibahas mengenai jenis-jenis record seperti fixed length dan variable length, serta struktur data logika seperti hierarkis, jaringan, dan relasional. 3. Arsitektur database dibahas pada tingkat konseptual, logika, dan fisik beserta metode akses datanya.

Diunggah oleh

Dwi Darma
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
507 tayangan16 halaman

I. Pengertian Manajemen Data 1.1 Field, Item Data, Atribut, Dan Elemen

1. Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar manajemen data seperti field, record, struktur data logika, dan arsitektur database. 2. Secara khusus, dibahas mengenai jenis-jenis record seperti fixed length dan variable length, serta struktur data logika seperti hierarkis, jaringan, dan relasional. 3. Arsitektur database dibahas pada tingkat konseptual, logika, dan fisik beserta metode akses datanya.

Diunggah oleh

Dwi Darma
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 16

I.

PENGERTIAN MANAJEMEN DATA


1.1 Field, Item data, Atribut, dan Elemen
Istilah field, item data, atribut, dan elemen sering digunakan bergantian untuk
menggambarkan bagian terkecil dalam data yang akan disimpan dan dimunculkan dalam
sebuah sistem informasi. Sebuah field mungkin hanya merupakan sebuah karakter tunggal atau
angka, atau terdiri dari beberapa karakter atau angka. Contoh field mencakup beberapa item
berikut :
1. Nama pelanggan
2. Nomor tunjangan sosial karyawan
3. Nomor pesanan pembelian
1.2 Data Occurrence
Struktur record memiliki occurrence yang juga disebut instance. Record occurrence
merupakan satu set khusus nilai data untuk record tersebut. Contohnya : EMPLOYEE (NAME,
NUMBER, AGE).
1.3 Fixed-Length Record dan Variable-Length Record
Record dalam sebuah file dapat memiliki panjang data yang bersifat tetap atau variabel.
Dalam sebuah fixed-length record, baik jumlah field dan panjangnya (ukuran karakter) tiap
field sudah tetap. Fixed-length record lebih mudah dimanipulasi dalam aplikasi komputer
dibandingkan dengan variable-length record karena ukuran fixed-length record terstandarisasi.
Kebanyakan record yang disimpan dalam direct-access storage devices (DASD) adalah fixed-
length.
Repeated group adalah kelompok-kelompok field terkait yang berulang kali disimpan
dalam variable-length record. PART digambarkan sebagai parent dari SUPPLIER dan
LOCATION karena setiap instance PART dapat dilakukan di lebih dari satu pemasok atau
lokasi. Segmen dapat diringkas dengan cara yang sama seperti record. Contohnya :
PART (PART_NO, PNAME, TYPE, COST)
SUPPLIER (PVEND)
LOCATION (WARHSE, LOC)

PART

SUPPLIER LOCATION

1
Jadi, record dan segmen pada dasarnya adalah sama. Keduanya merupakan sebuah kumpulan
field.

1.4 Record Key dan Urutan File


Key atau record key adalah item data atau kombinasi item data yang secara unik
mengidentifikasi sebuah record tertentu dalam sebuah file. Contoh :
PART (PART_NO, WARHSE)
Dengan PART_NO sebagai nomor komponen mesin dan WARHSE sebagai nomor
gudang yang terkait dengan lokasi gudang. Selanjutnya, asumsikan file tersebut memuat empat
record berikut ini :
PART (101,1)
PART (102,2)
PART (103,1)
PART (106,1)
Dalam contoh ini, PART_NO adalah key yang digunakan karena ia dapat
mengidentifikasi secara khusus record manapun dari keempat record yang ada. Namun
demikian, hal ini tidak berlaku bagi WARHSE. Field pertama (PART_NO) disebut sort key
primer (atau primary key) dan field kedua (WARHSE) disebut sort key sekunder (atau
secondary key). Setiap filed tambahan yang diperlukan untuk secara unik mengidentifikasi dan
mengurutkan record berikutnya akan disebut sort key tersier.
Istilah urutan acak relatif berlaku untuk sebuah field yang filenya tidak diurutkan.
Record pertama, WARHSE=2; pada record kedua, WARHSE=1; dan pada record yang kelima,
WARHSE=2. Oleh karena itu, file tersebut tidak diurutkan berdasarkan WARHSE.

II. SISTEM PEMANUFAKTURAN RESPON CEPAT


Pada tingkat konseptual, database adalah kumpulan beragam elemen informasi yang
akan digunakan demi tujuan klasifikasi. Sebagai contoh sebuah database pesanan penjualan.
Database ini akan didefinisikan pada tingkat konseptual dengan ragam informasi yang terkait
di dalamnya (misal transaksi penjualan, penerimaan kas dan informasi pelanggan) dan tujuan
digunakannya data tersebut (misal entri pesanan dan tagihan pelanggan).

Isi database
Tingkat Penggunaan database
Konseptua
Informasi yang akan ditampilkan
l

2
Struktur data logika:
Tingkat Pohon (hierarkis)
Logika Jaringan
Relasional

Metode akses:
Sekuensial
Sekuensial-berindeks
Langsung

Dalam upaya mengimplementasikan sebuah database yang telah ditentukan pada


tingkat konseptual, field dengan data-data dan record khusus harus ditentukan. Juga perlu
menentukan cara record dan field akan dilihat atau dilaporkan, dan bagaimana keduanya terkait
satu sama lain. Sebagai contoh, akan lebih mudah untuk menampilkan catatan rekening
pelanggan dengan pesanan yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, field dan record dalam
database distruktur dan diorganisasi dalam cara yang logis, yang kemudian berkembang
menjadi struktur data logika. Tiga jenis dasar struktur data logika dapat digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut, yakni hierarkis, jaringan, dan relasional. Tiap struktur data tersebut
akan dijelaskan dibawah ini.
Arsitektur database tingkat fisik sangat erat kaitannya dengan teknik implementasi
khusus dan hal-hal yang terkait dengan metode akses data. Tiga metode akses data yang paling
penting (sekuensial, sekuensial berindeks, dan langsung).

2.1 Arsitektur Konseptual


Model data entity-relationship (E-R) secara sederhana menggambarkan hubungan
antara segmen-segmen yang ada. Dalam model E-R, istilah entitas lebih banyak digunakan
daripada istilah segmen, dan istilah atribut digunakan untuk menjelaskan field individual atau
item data tertentu. Model E-R menggunakan kotak segi empat untuk entitas, elips untuk atribut,
dan kotak belah ketupat untuk menggambarkan hubungan/relasi. Dua hubungan digunakan,
satu untuk mengindikasikan hubungan antara pemasok dan komponen mesin; dan yang lain
untuk mengindikasikan hubungan komponen mesin dengan lokasi penyimpanannya.

3
Gambar 12.5 Diagram E-R untuk PART, SUPPLIER dan LOCATION
Metode konseptual lainnya yang biasa digunakan yaitu teknik pemodelan berorientasi
objek (OMT), dilakukan dengan mengamati komponen-komponen dalam sistem yang sedang
dibuat modelnya sebagai kelas-kelas objek. Hal paling mendasar dalam hubungan ini disebut
pewarisan, diciptakan ketika sebuah kelas objek dibagi ke dalam subkelas. Sebagai contoh,
sebuah kelas umum (general class) kelas umum perlengkapan pabrik semuanya diwariskan ke
setiap subkelasnya.

Secara umum, subkelas memiliki seluruh atribut dari kelas orangtuanya ditambah
dengan atribut mereka sendiri. Hubungan tersebut ditunjukkan pada Gambar 12.6.

Gambar 12.6. Contoh Teknik Permodelan Data Berorientasi


Objek
Subkelas tersebut dapat juga dibagi ke subkelas-subkelas berikutnya. Sebagai contoh,
HEAVY_EQUIPMENT dapat dibagi ke dalam perlengkapan penggilingan dan pemotongan,
dengan masing-masing subkelas memiliki atribut uniknya sendiri-sendiri.

2.2 Arsitektur Database pada Tingkat Logika: Struktur Data Logika


A. Struktur Pohon atau Hierarkis
Struktur pohon adalah representasi langsung proses segmentasi yang dijelaskan di
bagian terdahulu. Pada sebuah struktur pohon, setiap lingkaran menunjukkan satu set field
(atau segmen), setiap lingkaran terhubung ke lingkaran lain pada tingkatan berikutnya yang
lebih tinggi dalam pohon tersebu. Tingkatan yang paling akhir disebut lingkaran parent.
Setiap orangtua (parent) memiliki satu atau lebih children, dan hubungan antara anak dan
orangtua disebut branch. Tampilan penting dalam model pohon ini adalah sebuah lingkaran
anak tidak dapat memiliki lebih dari satu orangtua. Gambar 12.3 merupakan contoh

4
sederhana sebuah struktur pohon, dan Gambar 12.7 menggambarkan baik pohon maupun
struktur jaringan secara umum.
B. Struktur Jaringan
Struktur jaringan adalah model yang memungkinkan sebuah segmen anak memiliki
lebih dari satu orangtua. Oleh karena itu, sebuah jaringan merupakan sebuah struktur data
yang lebih bersifat umum daripada model pohon.

Gambar model pohon dan jaringan

Mengimplementasikan Struktur Pohon dan Jaringan Topik proses implementasi


struktur pohon dan jaringan lebih merupakan bagisan dalam arsitektur fisik database
daripada arsitektur logisnya.

Terdapat beragam cara untuk mengimplementasikan struktur pohon dan jaringan. Hal
ini termasuk penggunaan daftar dan penunjuk. Dalam sebuah daftar organisasi, setiap
record berisi satu atau lebih penunjuk (field) yang mengindikasikan alamat record logis
berikutnya dengan atribut-atribut yang sama. Sebuah record tagihan dapat berisi sebuah
field yang berisi (menunjuk pada) kunci tagihan lainnya dari vendor yang sama. Sebuah
record dapat pula dipecah menjadi beberapa daftar. Sebuah record pelanggan, sebagai
contoh, dapat berisi beberapa penunjuk untuk lokasi geografis dan jenis pelanggan. Dengan
memasukkan sebuah penunjuk dalam sebuah record untuk menunjukkan record logis
berikutnya, struktur logika dan fisik dapat sepenuhnya berbeda.

Sistem hiperteks adalah sistem yang berbasis penunjuk (pointer-based system) yang
memungkinkan pengguna untuk menjelajahi database secara acak dengan mimilih
beberapa kata atau objek kunci. Jaringan data semantik mirip dengan sistem hiperteks.
Perbedaannya adalah record lintas hubungan pada jaringan terbatas pada teks, sementara
pada sistem hiperteks, lintas hubungan dapat memasukkan objek multimedia seperti foto.

5
C. Struktur Data Relasional
Model relasional memandang database sebagai sebuah kumpulan tabel dua dimensi
daripada sebuah struktur jenis hierarkis atau jaringan.

Data (kejadian) untuk masing-masing dari ketiga. segmen tersebut dapat disimpan
dalam sebuah table. Hal ini merupakan esensi model relasional mempresentasikan segmen-
segmen dalam tabel. Keunggulan struktur logika data ini, dibanding model pohon dan
jaringan, adalah sangat jelas: penunjuk atau daftar tidak rumit. Dan setiap informasi yang
dapat diekstrak dari struktur pohon atau jaringan dapat pula diekstrak dari tabel relasional
tersebut. Model ini kurang efisien dibandingkan model pohon dan jaringan ketika database
jarang diperbarui dan hubungan antar-node tidak dapat ditentukan dengan jelas. Informasi
dapat diekstrak dari tabel dengan menggunakan aljabar relasional, yang dapat diringkas
dalam tiga operasi dasar:

OPERASI FUNGSI
Selection Mnciptakan sebuah tabel baru dari baris yang dipilih dalam tabel yang
tersedia. Baris dipilih berdasarkan nilai data mereka
Join Menciptakan sebuah tabel baru dari baris yang dipilih dalam dua tabel
yang tersedia. Baris dipilih berdasarkan nilai data mereka.
Projection Menciptakan sebuah tabel baru dengan menghapus kolom dari tabel
yang tersedia.

2.3 Arsitektur Database: Tingkat Fisik


Arsitektur database tingkat fisik berkaitan dengan teknik-teknik inplementasi dan isu-
isu khusus yang berhubungan dengan metode-metode pengakasesan data. Tiga metode akses
data terpenting tersebut adalah:
a. File sekuensial
Dalam file akses sekuensial, catatan-catatan hanya dapat di akses dalam sekuens yang telah
di tentukan sebelumnya.organisasi file sekuensial bukan merupakan alat sortir data yang
bermanfaat jika hanya terdapat sedikit saja catatan yang akan di akses dalam file yang memuat
banyak catatan. File sekuensial bermanfaat dalam pemrosesan batch, secara normal mengakses
seluruh catatan dalam file. Kesimpulannya, organisasi file sekuensial bermanfaat jika di
butuhkan pemrosesan batch.
b. File terindeks

6
Setiap atribut dapat di ekstrak dari catatan dalam file utama dan di gunakan untuk membuat
file baru yang bertujuan menyediakan indeks untuk file asli. File seperti itu di sebut file
terindeks atau file terinversi. File dikatakan terinversi secara penuh jika ada indeks untuk
seluruh fieldnya.
File sekuensial terindeks adalah file sekuensial yang tersimpan dalam DASD dan di indeks
serta di sortir secara fisik dalam field yang sama. File-file tersebut umumnya berhubungan
dengan file ISAM, dimana ISAM berlaku sebagai kontraksi metode akses sekuensial terindeks.
Struktur file ISAM mencakup 3 area yang berbeda yaitu:
a) Indeks
b) Area Utama (Primer)
c) Area tambahan (overflow area)
Indeks merupakan sebuah peta yang menghubungkan record field-field kunci dengan
tempat penyimpanannya di bidang utama. Area utama (primer) merupakan bagian dari disk
dimana catatan-catatan aktual di tulis. Area tambahan merupakan bagian terpisah dari disk
yang di lokasikan bagi file untuk memuat tambahan yang di buat, tanpa melakukan pemrosesan
ekstensif terhadap file awal.
c. File akses langsung
File akses langsung memungkinkan record secara individu dimunculkan dengan segera
tanpa menggunakan indeks. Ada beberapa metode penempatan yang dapat digunakan untuk
menyimpan dan menempatkan record dalam file akses langsung. Salah satu metode adalah
menempatkan field record kunci langsung dengan skema pengkodean yang digunakan oleh
computer itu sendiri untuk mengidentifikasi alamat fisiknya dalam sebuah DASD. Metode
terkait digunakan dengan menyimpan alamat-alamat alat fisik sebagai suatu field dalam catatan
file bersangkutan. Kedua metode tesebut tidak membutuhkan konversi kunci untuk mengakses.
Sebagian sistem akses langsung mengubah kunci ke alamat lokasi penyimpanan dengan
menggunakan baik indek (tabel) atau tranformasi random. File terakses secara langsung
memungkinkan catatan-catatan individual dapat di panggil secara cepat tanpa menggunakan
indeks.Tranformasi random merupakan metode penyimpanan dan penempatan catatan dalam
file akses langsung yang di gunakan secara luas.jadi istilah akses random sering kali di gunakan
sebagai sinonim dari akses langsung.
Transformasi acak digunakan secara luas sebagai metode penyimpanan dan penempatan
record dalam sebuah file akses langsung. Ada empat record yang berbeda dalam file tersebut:
sebaliknya, tiap kunci record digunakan dalam perhitungan matematis (dibagi 7, catatan untuk
peningkat, dan penambahan sebuah faktor pengganti). Sekali sebuaah file dimuati oleh record-

7
record tersebut, setiap record dapat diakses secara langsung dengan melewati kunci yang ada
melalui penghitungan acak untuk menentukan alamatnya; media kemudian mengakses record
tertentu itu secara langsung, dengan melewati record lainnya dalam file tersebut.
Beberapa konsep penting yang terkait dengan pengorganisasian file akses langsung.
Konsep yang pertama adalah penggunaan transformasi acak untuk menyimpan dan mengakses
record individu. Kedua point berikut ini sangat signifikan. Point pertama berarti ruang
penyimpanan memerlukan file yang ditentukan oleh rentang hasil transformasi , bahkan jika
file tersebut diperkirakan akan lebih kecil dari rentang transformasi tersebut. Point kedua
adalah yang disebut overflow, yang berarti beberapa metode penyimpanan dan pemunculan
kembali overflow dibangun dalam sistem. Overflow terjadi ketika dua atau lebih record (yang
disebut sinonim) menempati alamat yang sama dalam kasus tersebut, sebuah field penunjuk
khusus digunakan untuk mengindikasikan alamat lokasi penyimpanan yang digunakan untuk
menyimpan record yang mengalami overflow.

Penggunaan overflow membutuhkan ruang penyimpanan tambahan yang dubutuhkan


oleh proses transformasi acak.dengan demikian, hasil keseluruhan yang diperoleh adalah
efisiensi penyimpanan tidak setinggi jika dibandingkan dengan menggyunakan file akses
langsung.

Kelemahan penyimpanan cadangan dan penggunaan overflow sering melebihi


keunggulan yang didapat dari pengorganisasian file akses langsung. Akses langsung
memungkinkan terjadinya proses proses pembaruan non sekuensial yaitu tidak diperlukannya
pengurutan dan pengelompokkan transaksi dalam bagian tertentu.

2.4 Aspek Ekonomis pada Teknik Pengorganisasian File


Teknik-teknik pengaksesan file yang telah dibahas diatas (sekuensial, indeks, dan
akses-langsung) cocok untuk kondisi-kondisi tertentu. Pertimbangan ekonomis paling
mendasar dalam pemrosesan file ditentukan sepenuhnya oleh rasio aktivitas (jumlah record
yang diakses dibagi dengan jumlah record dalam suatu file) dan waktu respon yang diinginkan
untuk pemrosesan dan penempatan.

Teknik-teknik Waktu terbaik untuk keterbatasan


pengorganisasian file menggunakannya

Sekuensial Rasio aktivitas tinggi, Tidak memungkinkan


seperti dalam untuk mengakses secepat
pemrosesan batch record tunggal

8
indeks Rasio aktivitas rendah, Pembaruan file
untuk ukuran file membutuhkan indeks
menengah sampai besar

Indeks-sekuensial File perlu diproses Sama seperti halnya


dalam batch (rasio indeks dan sekuensial
aktivitas tinggi) dan non
batch (rasio aktivitas
rendah)

langsung Rasio aktivitas rendah, Butuh kunci untuk


file-file berukuran besar, menempatkan record
jaringan dan pohon.

2.5 Arsitektur Fisik, Perangkat Keras, dan Waktu Respons


Waktu respons dapat menjadi sebuah permasalahan besar pada data base besar yang
mungkin diakses oleh ratusan atau bahkan ribuan pengguna pada saat yang sama. Jika sistem
data base daan perangkat keras komputer tidak sesuai dengan permintaan, maka pengguna akan
menunggu dengan sia-sia dalam waktu yang lama untuk queri mereka.

Pada sisi perangkat keras, waktu respons dipengaruhi oleh waktu akses fisik. Waktu
akses fisik adalah waktu yang dibutuhkan oleh CPU untuk memunculkan sebuah blok data
tunggal dari disket yang disebut disk access time. Salah satu masalahnya adalah CPU
beroperasi jauh lebih cepat dari yang dilakukan disket sehingga CPU harus menunggu sesaat
sementara operasi input/output disket sedang dijalankan.

Faktor lainnya yang dapat memengaruhi waktu respons adalah bagaimana record data
didistribusikan secara fisik dalam disket. Jika sebuah kelompok record akan diakses secara
sekuens, makawaktu respon akan lebih cepat jika record record tersebut secara fisik letaknya
sangat berdekatan (contiguous) dalam disket.

III. SISTEM MANAJEMEN DATABASE DAN DATABASE DALAM PRAKTIK


3.1 Apa Yang Dilakukan Sistem Manajemen Database
Sistem manajemen database (DBMS) adalah program komputer yang memampukan
seorang pengguna untuk menciptakan dan memperbarui file-file, menyeleksi dan
memunculkan kembali data, dan menghasilkan beragam output dan laporan-laporan.

A. Data Description Languange (DDL)

9
DDL memungkinkan administrator database (DBA) untuk menentukan struktur logika
database, yang disebut skema. Pada umumnya hal-hal berikut ini perlu ditentukan ketika
menentukan skema:

Nama Elemen Data


Jenis data (numerik, alfabetik, tanggal, dan lain-lain) dan posisi jumlah angka
desimal jika data tersebut bersifat numerik
Posisi angka (misalnya sembilan posisi untuk Nomor Jaminan Sosial
B. Data Manipulation Language (DML)

DML terdiri atas perintah-perintah untuk melakukan pembaruan (updating),


pengeditan, manipulasi, dan ekstrasi data. Dalam banyak kasus pengguna tidak perlu tahu
atau menggunakan DML. Namun demikian, program aplikasi (seperti program
pembayaran gaji atau sistem akuntansi interaktif) secara otomatis menghasilkan laporan
DML untuk memenuhi permintaan pengguna. Structured Query Languange (SQL) adalah
bentik DML yang umum dalam pengaturan relasional.

C. Data Query Language (DQL)

DQL adalah bahasa atau antarmuka yang ramah-pengguna (user-Friendly) yang


memungkinkan bagi pengguna untuk meminta informasi dari database. Salah satu
antarmuka yg friendly ini adalah QBE ( query by example), yang memungkinkan bagi
pengguna untuk meminta informasi hanya dengan mengisi tempat-tempat yang kosong.

3.2 SQL Data Manipulation Language


Structured Query Language (SQL) adalah teknologi yang digunakan untuk
memunculkan informasi dari database. SQL merupakan bahasa pemrograman nonprosedural.
Bahasa ini memungkinkan penggunanya untuk fokus pada menentukan data apa yang
dibutuhkan ketimbang pada bagaimana mendapatkan data tersebut.

Empat bentuk pernyataan DMI, (data manipulation language) yang merupakan


komponen SQL adalah:

SELECT Memunculkan baris tabel


UPDATE Memodifikasi baris tabel
DELETE Memindahkan baris dari tabel
INSERT Menambahkan baris baru pada tabel
3.3 Queri Select

10
SELECT biasanya adalah kalimat pertama dalam pernyataan SQL yang dimaksudkan
untuk mengekstrak data dari sebuah database. SELECT menentukan field-field mana saja (misal
item-item dalam sebuah database) atau ekspresi-ekspresi dalam field yang ingin dimunculkan.
Klausa FROM mengindikasikan tabel mana yang berisi item-item tersebut. FROM diperlukan
dan mengikuti SELECT.

SELECT Everything

Tanda * adalah karakter queri khusus yang mencerminkan seluruh field. Query ini
memilih seluruh field dari tabel kata kunci. (SELECT * FROM kata kunci)

SELECT Field

SELECT (memilih) field tertentu (misal item) berdasarkan nama. Jika anda ingin
memasukkan lebih dari satu item, pisahkan item-item tersebut dengan koma. (SELECT nama,
negara, mata uang FROM perusahaan).

ORDER BY

ORDER BY mengurutkan tampilan data dalam urutan tertentu berdasarkan klausa.


ORDER BY adalah opsinal. Jika anda tidak memasukkannya, data yang muncul tidak akan urut.
Default urutan yang digunakan adalah kecil-besar.

Queri ini menambahkan ORDER BY klausa nama untuk queri sebelumnya.

SELECT nama, negara, mata uang FROM perusahaan

ORDER BY nama

WHERE Condition

WHERE dapat digunakan untuk menentukan record mana saja dari tabel yang yang
tercantum dalam klausa FROM yang akan muncul dalam pernyataan SELECT. WHERE adalah
opsional, namun bila dimasukkan, ia akan mengikuti FROM. Jika anda tidak memasukkan
WHERE, seluruh record akan dipilih.

String Function

Pernyataan SQL berikut ini mengilustrasikan sebuah pencarian kata. Kata goodwill
akan dicari dalam field Notes. Topic

Arithmetic Expression

11
SQL memungkinkan ekspresi aritmatika untuk dimasukkan dalam klausa SELECT.

Operator Pembading

Setiap operator pembanding berikut ini dapat digunakan:

= sama dengan
<> Tidak sama dengan
> Lebih besar dari

< lebih kecil dari

>= lebih besar sama dengan

<= lebih kecil sama dengan

Menyesuaikan Sebuah Nilai dalam Sebuah Daftar

Operator IN memungkinkan pemilihan baris dengan sebuah nilai kolom yang sesuai
dengan setiap nilai dalam sebuah rangkaian nilai,

Ekspresi Majemuk dengan Operator Boolean

Ekspresi logika individu dapat dikombinasikan dalam sebuah klausa WHERE dengan
operator Boolean :

AND
OR

Fungsi Agregat

Anda dapat memilih sejumlah nilai yang dihitung dengan fungsi agregat. Fungsi
COUNT (*) AS tally mengilustrasikan bagaimana menghitung jumlah accurrence dalam
sebuah tabel hasil dan nama hasil (AS tally)

Klausa AS tally memberikan fungsi agregat dengan nama tally, yang akan digunakan
dalam laporan. Klausa AS bersifat pilihan atau opsional dengan fungsi agregat. GROUP BY
Pernyataan SQL COUNT (company country) AS tally mengilustrasikan bagaimana
menghitung accourence nilai sebuah field dan nama hasil (AS tally).

GROUPG BY mengombinasikan record-record dengan nilai-nilai identik dalam dalam


field tertentu ke dalam record tunggal. Nilai ringkasan (summary value) dibuat untuk setiap
record jika anda memasukkan sebuah fungsi agregat, seperti Sum atau Count, dalam peryataan

12
SELECT. Jika pernyataan SQL memasukkan klausa WHERE, record akan dikelompokkan
setelah mengaplikasikan kondisi WHERE ke dalam record.

GROUP BY bersifat pilihan, namun ketika ia dimasukkan, GROUP BY akan mengikuti


FROM dan WHERE. Contoh berikut ini meringkas penghitungan perusahaan berdasarkan
negara.

Inner Join

INNER JOIN Mengombinasikan field-field dari beberapa tabel.

Nested Queries

Seseorang dapat menentukan sebuah queri dalam klausa WHERE yang dijalankan
sebelum queri yang berada di luar menghasilkan satu atau lebih baris yang kemudian
dibandingkan dengan baris yang dihasilkan oleh queri yang berada di luar.

Queri UPDATE, INSERT, dan DELETE

Jenis queri ini digunakan untuk memodifikasi sebuah database. Kami akan
menyediakan deskripsi singkat penggunaan jenis-jenis query tersebut.

Pernyataan UPDATE terdiri atas tiga klausa:


UPDATE tablename
SET column -assignment-list
WHERE conditional-expression

Dalam SET, collum-assignment-list memasukkan kolom-kolom yang telah diperbarui


dan nilai-nilai yang di-set dan mengambil bentuk kolom-nama1= nilai 1, kolom-nama2=nilai
2,

Klausa WHERE bersifat pilihan. Bila digunakan, klausa WHERE menentukan sebuah
kondisi untuk UPDATE untuk menguji kapan memroses setiap baris dalam tabel.

Bentuk umum pernyataan DELETE adalah:

DELETE FROM tablename

WHERE conditional-expression

Pernyataan DELETE menghapus baris-baris dari tablename yang memenuhi kondisi


yang ditentukan dalam klausa WHERE.

13
Pernyataan INSERT memiliki dua bentuk umum. Bentuk yang paling sederhana
digunakan untuk emasukkan sebuah baris tunggal dalam sebuah tabel.

INSERT INTO tablename

VALUES (constant-list)

Pernyataan INSERT juga dapat digunakan bersamaan dengan sebuah queri pernyataan SELECT
untuk menyalin baris suatu tabel ke tabel lainnya.

3.4 Perlunya Sistem Manajemen Database


DBMS mengintegrasikan, menstandarisasi, dan menyediakan keamanan untuk
beragam aplikasi akuntansi. Bila tidak terdapat integrasi, tiap jenis aplikasi akuntansi seperti
penjualan, pembayaran gaji, dan piutang akan menyimpan terpisah file-file data independen
dan program komputer untuk mengelola file-file tersebut. Terdapat kelemahan-kelemahan
yang terjadi di dalam penyimpanan file-file independen. Pertama, item data yang sama dapat
digunakan dalam beberapa bidang aplikasi yang berbeda; dengan file-file independen item data
harus dimasukkan ke dalam setiap file aplikasi. Sebuah penjualan, misalnya, memengaruhi file
persediaan, file piutang dagang, dan beragam file pendapatan dan pengeluaran. Memasukkan
elemen data yang sama berkali-kali (sekali untuk tiap aplikasi yang digunakan di dalamnya)
merupakan pemborosan waktu dan mahal; dan makin besar peluang terjadinya kesalahan dan
ketidak-konsistenan di antara beragam representasi bagian-bagian data dalam beberapa file
independen.

Kedua, karena file harus dengan tegas ditentukan terlebih dahulu dalam proses
implementasi sistem, prosedur yang ada dapat menemui kendala-kendala dengan adanya
struktur file yang ada saat ini dibanding pengembangan kebutuhan aplikasi. Akhirnya,
independensi di antara file-file yang ada sering mengarah kepada perbedaan struktur untuk data
yang sama, perbedaan sistem pengkodean, perbedaan abreviasi, dan perbedaan panjang field.
Perbandingan dan rekonsiliasi data yang identik akan sulit dalam kondisi-kondisi tersebut.
Hasil dari ketidak-konsitenan data adalah inkonsistensi laporan yang dihasilkan dari beragam
progam aplikasi. Permasalahan seperti ini tentu saja memperlemah integritas sebuah sistem
informasi.

Selain masalah manajemen data dan penyimpanan, setiap file independen


membutuhkan instruksi pemrosesan dan penyimpanannya sendiri karena isi dan struktur file-
nya tidak terstandarisasi. Kemampuan yang berhubungan dengan informasi non-kunci dibatasi

14
karena setiap aplikasi program individual harus menentukan instruksi rinci yang berhubungan
dengan penanganan fisik data.

A. Independensi Data

Solusi untuk masalah penyimpanan file-file independen terletak pada pemisahan secara
fisik penanganan data dari penggunaan logis file-file tersebut. Hal ini menuntut dua perubahan
mendasar: Pertama, penyimpanan data terintegrasi dalam suatu database tunggal; dan kedua,
seluruh akses untuk file (database) yang terintegrasi ini dilakukan melalui suatu sistem
perangkat lunak tunggal yang didesain untuk mengelola aspek-aspek fisik penanganan dan
penyimpanan data. Hal tersebut merupakan karakteristik penting dalam pendekatan database
terhadap pemrosesan data.

Sebuah file utama tunggal dapat dibagi ke dalam sejumlah subsistem, dan file-file
dikombinasikan ulang ke sejumlah file lainnya. Perangkat lunak database memisahlan aspek
fisik dan logika penggunaan file; hal ini membuka spektrum luas kemampuan pemrosesan
informasi yang tidak akan dapat dilakukan tanpa perangkat lunak tertentu.

B. Keamanan

Keunggulan DBMS lainnya adalah kemampuan memberikan kode keamanan untuk


item data dan atribut-atribut pemmrosesannya. Salah satu bagian file kamus data berisi sebuah
daftar pengguna sistem teorientasi dan kode akses keamanan. Masing-masing elemen data unik
dapat berupa kode prioritas numerik. Kode-kode tersebut akan menentukan item data yang
akan dimunculkan oleh pengguna DBMS; dan kode-kode tersebut dapat juga untuk membatasi
dan menentukan pemrosesan yang dapat digunakan oleh pengguna untuk setiap item data.

3.5 Dokumentasi dan Administrasu Database


Kamus database digunakan baik terpisah maupun dengan DBMS untuk
mensentralisasi, mendokumentasi, mengontrol, dan mengoordinasi penggunaan data dalam
sebuah sebuah organisasi. Kamus data merupakan sebuah urutan file yang memiliki catatan
occurrence kamus data sebuah field. Sebuah alias muncul ketika para pengguna yang berbeda
menggunakan field yang sama namun memiliki nama yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah
gudang dapat dipanggil Requisition Number, sementara item data yang sama dipanggil oleh
penjualan dengan nama Order Number. Alias juga muncul disebabkan item data yang sama
disebut sebagai hal yang berbeda oleh program-program yang berbeda, dalam bahasa yang
berbeda, oleh para pembuat program yang berbeda pula.

15
Pengkodean (encoding) merujuk kepada bentuk fisik item data yang akan disimpan
dalam BCD atau EBCDIC. Pemilik (owner) merujuk kepada pengguna yang memiliki
tanggung jawab akhir atau kepentingan utama berkenaan dengan integritas accurrence sebuah
item data.

Tujuan utama sebuah kamus data adalah mengurangi atau paling tidak mengawasi
inkonsistensi penggunaan yang dihasilkan dari pemrosesan alias dan mengurangi kelebihan
data sejauh mungkin. Taggung jawab untuk kamus data harus disentralisasikan pada seorang
administrator database (DBA). Adminisasi database bertanggung jawab menanggulangi
ketidak-cocokan dan masalah koordinasi dan komunikasi antara kelompok-kelompok
pengguna ketika memakai bersama sebuah database. Tugas utama DBA adalah menetapkan
standar, konvensi, dan dokumentasi sumber-sumber data. Administrasi kamus data merupakan
alat utama yang digubakan DBA untuk melaksanakan tugas tersebut. Pengawasan data yang
efektif merupakan pendekatan database yang paling penting untuk pemrosesan data. Ketidak-
cocokan (inkompatibilitas) dan redundasi senantiasa ada dalam sebuah sistem berorientasi file
yang tradisional, yang di dalamnya para pengguna menyimpan dan memproses data miliknya.
Banyak masalah yang dihadapi oleh DBA adalah bersifat politis, DBA harus berperan
selayaknya seorang diplomat dalam mengoordinasi pengguna di antara beragam pengguna dan
dalam berhubungandengan para pengguna yang mungkin tidak mendapatkan manfaat yang
signifikan dari proses sentralisasi dan standarisasi data.

16

Anda mungkin juga menyukai