I. Pengertian Manajemen Data 1.1 Field, Item Data, Atribut, Dan Elemen
I. Pengertian Manajemen Data 1.1 Field, Item Data, Atribut, Dan Elemen
PART
SUPPLIER LOCATION
1
Jadi, record dan segmen pada dasarnya adalah sama. Keduanya merupakan sebuah kumpulan
field.
Isi database
Tingkat Penggunaan database
Konseptua
Informasi yang akan ditampilkan
l
2
Struktur data logika:
Tingkat Pohon (hierarkis)
Logika Jaringan
Relasional
Metode akses:
Sekuensial
Sekuensial-berindeks
Langsung
3
Gambar 12.5 Diagram E-R untuk PART, SUPPLIER dan LOCATION
Metode konseptual lainnya yang biasa digunakan yaitu teknik pemodelan berorientasi
objek (OMT), dilakukan dengan mengamati komponen-komponen dalam sistem yang sedang
dibuat modelnya sebagai kelas-kelas objek. Hal paling mendasar dalam hubungan ini disebut
pewarisan, diciptakan ketika sebuah kelas objek dibagi ke dalam subkelas. Sebagai contoh,
sebuah kelas umum (general class) kelas umum perlengkapan pabrik semuanya diwariskan ke
setiap subkelasnya.
Secara umum, subkelas memiliki seluruh atribut dari kelas orangtuanya ditambah
dengan atribut mereka sendiri. Hubungan tersebut ditunjukkan pada Gambar 12.6.
4
sederhana sebuah struktur pohon, dan Gambar 12.7 menggambarkan baik pohon maupun
struktur jaringan secara umum.
B. Struktur Jaringan
Struktur jaringan adalah model yang memungkinkan sebuah segmen anak memiliki
lebih dari satu orangtua. Oleh karena itu, sebuah jaringan merupakan sebuah struktur data
yang lebih bersifat umum daripada model pohon.
Terdapat beragam cara untuk mengimplementasikan struktur pohon dan jaringan. Hal
ini termasuk penggunaan daftar dan penunjuk. Dalam sebuah daftar organisasi, setiap
record berisi satu atau lebih penunjuk (field) yang mengindikasikan alamat record logis
berikutnya dengan atribut-atribut yang sama. Sebuah record tagihan dapat berisi sebuah
field yang berisi (menunjuk pada) kunci tagihan lainnya dari vendor yang sama. Sebuah
record dapat pula dipecah menjadi beberapa daftar. Sebuah record pelanggan, sebagai
contoh, dapat berisi beberapa penunjuk untuk lokasi geografis dan jenis pelanggan. Dengan
memasukkan sebuah penunjuk dalam sebuah record untuk menunjukkan record logis
berikutnya, struktur logika dan fisik dapat sepenuhnya berbeda.
Sistem hiperteks adalah sistem yang berbasis penunjuk (pointer-based system) yang
memungkinkan pengguna untuk menjelajahi database secara acak dengan mimilih
beberapa kata atau objek kunci. Jaringan data semantik mirip dengan sistem hiperteks.
Perbedaannya adalah record lintas hubungan pada jaringan terbatas pada teks, sementara
pada sistem hiperteks, lintas hubungan dapat memasukkan objek multimedia seperti foto.
5
C. Struktur Data Relasional
Model relasional memandang database sebagai sebuah kumpulan tabel dua dimensi
daripada sebuah struktur jenis hierarkis atau jaringan.
Data (kejadian) untuk masing-masing dari ketiga. segmen tersebut dapat disimpan
dalam sebuah table. Hal ini merupakan esensi model relasional mempresentasikan segmen-
segmen dalam tabel. Keunggulan struktur logika data ini, dibanding model pohon dan
jaringan, adalah sangat jelas: penunjuk atau daftar tidak rumit. Dan setiap informasi yang
dapat diekstrak dari struktur pohon atau jaringan dapat pula diekstrak dari tabel relasional
tersebut. Model ini kurang efisien dibandingkan model pohon dan jaringan ketika database
jarang diperbarui dan hubungan antar-node tidak dapat ditentukan dengan jelas. Informasi
dapat diekstrak dari tabel dengan menggunakan aljabar relasional, yang dapat diringkas
dalam tiga operasi dasar:
OPERASI FUNGSI
Selection Mnciptakan sebuah tabel baru dari baris yang dipilih dalam tabel yang
tersedia. Baris dipilih berdasarkan nilai data mereka
Join Menciptakan sebuah tabel baru dari baris yang dipilih dalam dua tabel
yang tersedia. Baris dipilih berdasarkan nilai data mereka.
Projection Menciptakan sebuah tabel baru dengan menghapus kolom dari tabel
yang tersedia.
6
Setiap atribut dapat di ekstrak dari catatan dalam file utama dan di gunakan untuk membuat
file baru yang bertujuan menyediakan indeks untuk file asli. File seperti itu di sebut file
terindeks atau file terinversi. File dikatakan terinversi secara penuh jika ada indeks untuk
seluruh fieldnya.
File sekuensial terindeks adalah file sekuensial yang tersimpan dalam DASD dan di indeks
serta di sortir secara fisik dalam field yang sama. File-file tersebut umumnya berhubungan
dengan file ISAM, dimana ISAM berlaku sebagai kontraksi metode akses sekuensial terindeks.
Struktur file ISAM mencakup 3 area yang berbeda yaitu:
a) Indeks
b) Area Utama (Primer)
c) Area tambahan (overflow area)
Indeks merupakan sebuah peta yang menghubungkan record field-field kunci dengan
tempat penyimpanannya di bidang utama. Area utama (primer) merupakan bagian dari disk
dimana catatan-catatan aktual di tulis. Area tambahan merupakan bagian terpisah dari disk
yang di lokasikan bagi file untuk memuat tambahan yang di buat, tanpa melakukan pemrosesan
ekstensif terhadap file awal.
c. File akses langsung
File akses langsung memungkinkan record secara individu dimunculkan dengan segera
tanpa menggunakan indeks. Ada beberapa metode penempatan yang dapat digunakan untuk
menyimpan dan menempatkan record dalam file akses langsung. Salah satu metode adalah
menempatkan field record kunci langsung dengan skema pengkodean yang digunakan oleh
computer itu sendiri untuk mengidentifikasi alamat fisiknya dalam sebuah DASD. Metode
terkait digunakan dengan menyimpan alamat-alamat alat fisik sebagai suatu field dalam catatan
file bersangkutan. Kedua metode tesebut tidak membutuhkan konversi kunci untuk mengakses.
Sebagian sistem akses langsung mengubah kunci ke alamat lokasi penyimpanan dengan
menggunakan baik indek (tabel) atau tranformasi random. File terakses secara langsung
memungkinkan catatan-catatan individual dapat di panggil secara cepat tanpa menggunakan
indeks.Tranformasi random merupakan metode penyimpanan dan penempatan catatan dalam
file akses langsung yang di gunakan secara luas.jadi istilah akses random sering kali di gunakan
sebagai sinonim dari akses langsung.
Transformasi acak digunakan secara luas sebagai metode penyimpanan dan penempatan
record dalam sebuah file akses langsung. Ada empat record yang berbeda dalam file tersebut:
sebaliknya, tiap kunci record digunakan dalam perhitungan matematis (dibagi 7, catatan untuk
peningkat, dan penambahan sebuah faktor pengganti). Sekali sebuaah file dimuati oleh record-
7
record tersebut, setiap record dapat diakses secara langsung dengan melewati kunci yang ada
melalui penghitungan acak untuk menentukan alamatnya; media kemudian mengakses record
tertentu itu secara langsung, dengan melewati record lainnya dalam file tersebut.
Beberapa konsep penting yang terkait dengan pengorganisasian file akses langsung.
Konsep yang pertama adalah penggunaan transformasi acak untuk menyimpan dan mengakses
record individu. Kedua point berikut ini sangat signifikan. Point pertama berarti ruang
penyimpanan memerlukan file yang ditentukan oleh rentang hasil transformasi , bahkan jika
file tersebut diperkirakan akan lebih kecil dari rentang transformasi tersebut. Point kedua
adalah yang disebut overflow, yang berarti beberapa metode penyimpanan dan pemunculan
kembali overflow dibangun dalam sistem. Overflow terjadi ketika dua atau lebih record (yang
disebut sinonim) menempati alamat yang sama dalam kasus tersebut, sebuah field penunjuk
khusus digunakan untuk mengindikasikan alamat lokasi penyimpanan yang digunakan untuk
menyimpan record yang mengalami overflow.
8
indeks Rasio aktivitas rendah, Pembaruan file
untuk ukuran file membutuhkan indeks
menengah sampai besar
Pada sisi perangkat keras, waktu respons dipengaruhi oleh waktu akses fisik. Waktu
akses fisik adalah waktu yang dibutuhkan oleh CPU untuk memunculkan sebuah blok data
tunggal dari disket yang disebut disk access time. Salah satu masalahnya adalah CPU
beroperasi jauh lebih cepat dari yang dilakukan disket sehingga CPU harus menunggu sesaat
sementara operasi input/output disket sedang dijalankan.
Faktor lainnya yang dapat memengaruhi waktu respons adalah bagaimana record data
didistribusikan secara fisik dalam disket. Jika sebuah kelompok record akan diakses secara
sekuens, makawaktu respon akan lebih cepat jika record record tersebut secara fisik letaknya
sangat berdekatan (contiguous) dalam disket.
9
DDL memungkinkan administrator database (DBA) untuk menentukan struktur logika
database, yang disebut skema. Pada umumnya hal-hal berikut ini perlu ditentukan ketika
menentukan skema:
10
SELECT biasanya adalah kalimat pertama dalam pernyataan SQL yang dimaksudkan
untuk mengekstrak data dari sebuah database. SELECT menentukan field-field mana saja (misal
item-item dalam sebuah database) atau ekspresi-ekspresi dalam field yang ingin dimunculkan.
Klausa FROM mengindikasikan tabel mana yang berisi item-item tersebut. FROM diperlukan
dan mengikuti SELECT.
SELECT Everything
Tanda * adalah karakter queri khusus yang mencerminkan seluruh field. Query ini
memilih seluruh field dari tabel kata kunci. (SELECT * FROM kata kunci)
SELECT Field
SELECT (memilih) field tertentu (misal item) berdasarkan nama. Jika anda ingin
memasukkan lebih dari satu item, pisahkan item-item tersebut dengan koma. (SELECT nama,
negara, mata uang FROM perusahaan).
ORDER BY
ORDER BY nama
WHERE Condition
WHERE dapat digunakan untuk menentukan record mana saja dari tabel yang yang
tercantum dalam klausa FROM yang akan muncul dalam pernyataan SELECT. WHERE adalah
opsional, namun bila dimasukkan, ia akan mengikuti FROM. Jika anda tidak memasukkan
WHERE, seluruh record akan dipilih.
String Function
Pernyataan SQL berikut ini mengilustrasikan sebuah pencarian kata. Kata goodwill
akan dicari dalam field Notes. Topic
Arithmetic Expression
11
SQL memungkinkan ekspresi aritmatika untuk dimasukkan dalam klausa SELECT.
Operator Pembading
= sama dengan
<> Tidak sama dengan
> Lebih besar dari
Operator IN memungkinkan pemilihan baris dengan sebuah nilai kolom yang sesuai
dengan setiap nilai dalam sebuah rangkaian nilai,
Ekspresi logika individu dapat dikombinasikan dalam sebuah klausa WHERE dengan
operator Boolean :
AND
OR
Fungsi Agregat
Anda dapat memilih sejumlah nilai yang dihitung dengan fungsi agregat. Fungsi
COUNT (*) AS tally mengilustrasikan bagaimana menghitung jumlah accurrence dalam
sebuah tabel hasil dan nama hasil (AS tally)
Klausa AS tally memberikan fungsi agregat dengan nama tally, yang akan digunakan
dalam laporan. Klausa AS bersifat pilihan atau opsional dengan fungsi agregat. GROUP BY
Pernyataan SQL COUNT (company country) AS tally mengilustrasikan bagaimana
menghitung accourence nilai sebuah field dan nama hasil (AS tally).
12
SELECT. Jika pernyataan SQL memasukkan klausa WHERE, record akan dikelompokkan
setelah mengaplikasikan kondisi WHERE ke dalam record.
Inner Join
Nested Queries
Seseorang dapat menentukan sebuah queri dalam klausa WHERE yang dijalankan
sebelum queri yang berada di luar menghasilkan satu atau lebih baris yang kemudian
dibandingkan dengan baris yang dihasilkan oleh queri yang berada di luar.
Jenis queri ini digunakan untuk memodifikasi sebuah database. Kami akan
menyediakan deskripsi singkat penggunaan jenis-jenis query tersebut.
Klausa WHERE bersifat pilihan. Bila digunakan, klausa WHERE menentukan sebuah
kondisi untuk UPDATE untuk menguji kapan memroses setiap baris dalam tabel.
WHERE conditional-expression
13
Pernyataan INSERT memiliki dua bentuk umum. Bentuk yang paling sederhana
digunakan untuk emasukkan sebuah baris tunggal dalam sebuah tabel.
VALUES (constant-list)
Pernyataan INSERT juga dapat digunakan bersamaan dengan sebuah queri pernyataan SELECT
untuk menyalin baris suatu tabel ke tabel lainnya.
Kedua, karena file harus dengan tegas ditentukan terlebih dahulu dalam proses
implementasi sistem, prosedur yang ada dapat menemui kendala-kendala dengan adanya
struktur file yang ada saat ini dibanding pengembangan kebutuhan aplikasi. Akhirnya,
independensi di antara file-file yang ada sering mengarah kepada perbedaan struktur untuk data
yang sama, perbedaan sistem pengkodean, perbedaan abreviasi, dan perbedaan panjang field.
Perbandingan dan rekonsiliasi data yang identik akan sulit dalam kondisi-kondisi tersebut.
Hasil dari ketidak-konsitenan data adalah inkonsistensi laporan yang dihasilkan dari beragam
progam aplikasi. Permasalahan seperti ini tentu saja memperlemah integritas sebuah sistem
informasi.
14
karena setiap aplikasi program individual harus menentukan instruksi rinci yang berhubungan
dengan penanganan fisik data.
A. Independensi Data
Solusi untuk masalah penyimpanan file-file independen terletak pada pemisahan secara
fisik penanganan data dari penggunaan logis file-file tersebut. Hal ini menuntut dua perubahan
mendasar: Pertama, penyimpanan data terintegrasi dalam suatu database tunggal; dan kedua,
seluruh akses untuk file (database) yang terintegrasi ini dilakukan melalui suatu sistem
perangkat lunak tunggal yang didesain untuk mengelola aspek-aspek fisik penanganan dan
penyimpanan data. Hal tersebut merupakan karakteristik penting dalam pendekatan database
terhadap pemrosesan data.
Sebuah file utama tunggal dapat dibagi ke dalam sejumlah subsistem, dan file-file
dikombinasikan ulang ke sejumlah file lainnya. Perangkat lunak database memisahlan aspek
fisik dan logika penggunaan file; hal ini membuka spektrum luas kemampuan pemrosesan
informasi yang tidak akan dapat dilakukan tanpa perangkat lunak tertentu.
B. Keamanan
15
Pengkodean (encoding) merujuk kepada bentuk fisik item data yang akan disimpan
dalam BCD atau EBCDIC. Pemilik (owner) merujuk kepada pengguna yang memiliki
tanggung jawab akhir atau kepentingan utama berkenaan dengan integritas accurrence sebuah
item data.
Tujuan utama sebuah kamus data adalah mengurangi atau paling tidak mengawasi
inkonsistensi penggunaan yang dihasilkan dari pemrosesan alias dan mengurangi kelebihan
data sejauh mungkin. Taggung jawab untuk kamus data harus disentralisasikan pada seorang
administrator database (DBA). Adminisasi database bertanggung jawab menanggulangi
ketidak-cocokan dan masalah koordinasi dan komunikasi antara kelompok-kelompok
pengguna ketika memakai bersama sebuah database. Tugas utama DBA adalah menetapkan
standar, konvensi, dan dokumentasi sumber-sumber data. Administrasi kamus data merupakan
alat utama yang digubakan DBA untuk melaksanakan tugas tersebut. Pengawasan data yang
efektif merupakan pendekatan database yang paling penting untuk pemrosesan data. Ketidak-
cocokan (inkompatibilitas) dan redundasi senantiasa ada dalam sebuah sistem berorientasi file
yang tradisional, yang di dalamnya para pengguna menyimpan dan memproses data miliknya.
Banyak masalah yang dihadapi oleh DBA adalah bersifat politis, DBA harus berperan
selayaknya seorang diplomat dalam mengoordinasi pengguna di antara beragam pengguna dan
dalam berhubungandengan para pengguna yang mungkin tidak mendapatkan manfaat yang
signifikan dari proses sentralisasi dan standarisasi data.
16