Ekonomi Pembangunan
Ekonomi Pembangunan
Ekonomi Pembangunan
Ekonomi Pembangunan
EKONOMI PEMBANGUNAN
PENYUNTING : SUDJILAH, DRA., SE., ME.,Dr
MARET 2010
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ekonomi pembangunan bukan merupakan ilmu yang baru karena pada dasarnya ekonomi
pembangunan ini bangkit kembali dari tidur lelapnya. Memang selama ini bidang yang satu ini
agak terabaikan dengan beberapa alasan diantaranya :
1. Beberapa negara berkembang sebelum PD II adalah merupakan daerah jajahan, sehingga
para penjajah beranggapan untuk tidak perlu memperhatikan perkembangan daerah
penjajahannya.
2. Kurangnya usaha para pemimpin masyarakat yang dijajah untuk membahas masalah-
masalah pembangunan ekonomi. Mereka memiliki dasar pembenar bahwa pembangunan
ekonomi bisa dilakukan bila penjajahan berakhir.
3. Di lingkungan ekonomi, penelitian dan analisis mengenai masalah pembangunan ekonomi
masih terbatas. pada era tersebut, para ekonom barat memusatkan perhatiannya pada bagaimana
mengatasi masalah kemelesetan ekonomi dan pengangguran karena pada dekade awal abad 20,
depresi dan pengangguran merupakan masalah yang utama.
Kondisi demikian mulai berubah pasca PD II. Segenap perhatian terhadap pembangunan
ekonomi mulai tercurah dengan pesat. Hal ini didasari oleh beberapa alasan, yaitu :
1. Kemauan dan keinginan dari negara-negara bekas jajahan untuk mengejar ketertinggal
mereka dengan negara-negara bekas penjajahnya. misalnya Indonesia, India, Pakistan, Korea.
negara-negara tersebut relatif miskin dan menghadapi masalah kependudukan yang sangat serius.
2. Berkembangnya perhatian negara-negara maju terhadap Negara Sedang Berkembang dengan
alasan kemanusiaan sehingga mereka bersedia untuk membantu proses pembangunan di NSB.
(alasan ekonomi)
3. Alasan yang lain adalah untuk memperoleh dukungan dalam perang ideologi antara Blok
Barat dengan Blok Timur. (alasan politis).
Tiga konsep ini nampaknya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai asa
itulah beberapa persyaratan pembangunan diperlukan, yaitu:
1. Atas dasar kekuatan sendiri maksudnya bahwa pertumbuhan harus bertumpu pada kekuatan
sendiri. Kekuatan luar adalah sebagai pelengkap kekuatan nasional, membantu bukan
menggantikan. Ketergantungan pada luar negeri hanya akan menguntungkan pemodal asing yang
akan menguras sumber-sumber kekayaan alam dalam negeri saja.
2. Menghilangkan ketidak sempurnaan pasar ketidak sempurnaan pasar mengakibatkan
immobilitas faktor dan menghambat ekspansi sektoral dan pembangunan. Untuk meniadakannya,
maka lembaga sosio ekonomi yang ada harus diperbaiki dan diganti dengan yang lebih baik.
Fasilitas kredit yang murah dan lebih luas harus disediakan bagi para petani, pedagang kecil dan
usahawan dan pengetahuan mereka mengenai pasar dan teknik produksi harus ditingkatkan.
3. Perubahan struktural mengandung arti peralihan dari masyarakat tradisional menjadi
ekonomi industri modern, yang mencakup peralihan lembaga, sikap sosial dan motivasi yang ada
secara radikal, perubahan struktural semacam ini meyebabkan kesempatan kerja semakin banyak
dan produktivitas meningkat serta penggunaan sumber daya baru dan teknologi juga akan
semakin meningkat.
4. Pembentukan modal Ada yang menyebutkan hal ini sebagai kunci utama pembangunan
ekonomi. Proses pembentukan modal melewati tiga tahapan, yaitu (1) kenaikan volume tabungan
nyata yang tergantung pada kemauan dan kemampuan menabung, (2) keberadaan lembaga kredit
dan keuangan untuk menggalakkan dan menyalurkan tabungan agar dapat dialihkan menjadi
dana yang dapat diinvestasikan, dan (3) penggunaan tabungan untuk tujuan investasi dalam
barang-barang modal dalam perusahaan, pembentukan modal biasanya dibarengi dengan
pembentukan keahlian karena keahlian berjalan seiring dengan pembentukan modal.
5. Kriteria investasi yang tepat Kriteria investasi harus memenuhi persyaratan: penggunaan
paling produktif, proyek diarahkan pada peningkatan manfaat buruh secara maksimum,
diarahkan pada pemanfaatan bahan dalam negeri, pertumbuhan yang seimbang (menjamah
semua ranah sektor perekonomian).
6. Persyaratan sosio budaya perbedaan tetap diakui ada tetapi jangan dijadikan wahana untuk
saling merugikan satu sama lain.
7. Administrasi menciptakan good government dan clean government, kebutuhan akan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa akan sangat mendukung pelaksanaan pembangunan
ekonomi. Pemerintah harus memberikan layanan kepada masyarakat kapan saja dibutuhkan
untuk mendorong pembangunan ekonomi, ketertiban, keadilan, pertahanan dan lain-lainnya.
1. Mazhab Historismus melihat pembangunan berdasarkan perspektif sejarah, metode ini
bersifat induktif empiris dengan tokoh-tokohnya adalah :
Friedrich List, menurut dia system liberalisme yang laisezz – faire dapat menjamin alokasi
sumberdaya secara optimal. Perkembangan ekonomi tergantung pada peranan pemerintah,
organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan. Perkembangan ekonomi akan terjadi jika dalam
masyarakat ada kebebasan dalam politik dan kebebasan perorangan, fungsi pemerintah disini
adalah melindungi kepentingan golongan lemah diantara masyarakat. Pendekatan List
perkembangan melalui 5 tahap yaitu tahap primitive, beternak, pertanian, pertanian dan industri
pengolahan dan akhirnya pertanian, industri pengolahan dan perdagangan. Pendekaan List
didasarkan pada cara berproduksinya.
Bruno Hildebrand, mengemukakan adanya evolusi dalam perekonomian masyarakat, dan
perkembangan ekonomi didasarkan pada cara distribusi yang digunakan. Karena itu dia
mengemukakan adanya tiga cara berdistribusi , yaitu : 1. Perekonomian Barter (natura), 2.
Perekonomian uang. 3. Perekonomian Kredit.
Karl Bucher, pendapatnya merupakan sintesa dari dua terdahulu sehingga menurutnya
perkembangan ekonomi melalui tiga tahap, yaitu : 1. produksi untuk kebutuhan sendiri
(subsisten), 2. perekonomian kota dimana pertukaran sudah meluas, 3. perekonomian nasional
dimana pedagang semakin menjadi penting dalam geliat ekonomi.
Walt Whitman Rostow, teori pembangunan ekonominya sangat popular dan paling banyak
mendapatkan komentar dari para pakar. WW Rostow (The Stages of Economic Growth / 1960)
memilah pembangunan ekonomi bisa dibedakan menjadi 5 tahap, yaitu : 1. Masyarakat
Tradisional (the traditional society), 2. prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-
off), 3. tinggal landas (the take-off), 4. menuju kedewasaan (the drive to maturity), dan 5. masa
konsumsi tinggi (the age of high mass- consumption). Dasar pembedaan yang dicuatkan Rostow
adalah karekteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial dan politik. Perubahan merupakan
proses transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern dan merupakan proses
yang multidimensional. Selain itu Rostow juga mengemukakan bahwa perubahan akan
berdampak pada : 1. perubahan orientasi ke dalam bergeser pada orientasi ke luar, 2. NKKBS, 3.
Perubahan pola Investasi, 4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat. Masyarakat tradisional
adalah masyarakat yang fungsi produksinya terbatas dan ditandai oleh cara berproduksi yang
primitive yang didasarkan pada ilmu pra Newton dan cara hidup masyarakat yang masih sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun.
(Lincolin;1999:48). Ciri-ciri masyarakat tradisional adalah : produktivitas perkapita yang rendah,
sumberdaya masyarakat digunakan untuk sektor pertanian, struktur sosial masyarakat bersifat
hierarkis, meski nuansa politik bersifat sentralistik namun kekuatan politik ada pada tuan-tuan
tanah. Tahap Prasyarat Tinggal Landas merupakan kondisi dimana ditemukan/ditengarai dari
indikasi adanya perubahan dalam masyarakat baik dalam tatanan ekonomi, sosial dan budaya.
Tahap ini masyarakatnya dalam masa transisi, dan masyarakat mencapai pertumbuhan atas
kekuatan sendiri (self-sustained growth). Pada tahap ini , pertumbuhan ekonomi akan terjadi
secara otomatis. Ciri-ciri masyarakat ini adalah : penerapan ilmu pengetahuan modern,
munculnya entrepreneur, kenaikan investasi, perubahan radikal masyarakat dalam ilmu
pengetahuan, perubahan teknik produksi dan pengambilan resiko. Selain itu peran sektor
pertanian memiliki peran penting dengan alasan kemajuan sektor ini akan menjamin pasokan
bahan makanan, dan kenaikan sektor pertanian akan memperluas sektor industri. Ciri lainnya
adalah terjadinya pembangunan sarana / infrastruktur secara besar-besaran. Tahap Tinggal
Landas, pada tahap ini pertumbuhan ekonomi akan selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi
perubahan yang drastic dalam masyarakat seperti revolusi politik, inovasi, terbukanya pasar-
pasar baru, peningkatan pendapatan nasional yang melebihi pertumbuhan penduduk, sehingga
pendapatan perkapita meningkat. Selain itu kemampuan negara untuk menggali permodalan
dalam negeri juga meningkat. Meski demikian teori ini mendapatkan respon berupa kritik
diantaranya adalah tumpang tindihnya tahapan-tahapan yang ada, periode tahap tinggal landas
yang meragukan dan adanya masyarakat yang tidak melalui tahapan tradisional. Tahap menuju
kedewasaan, adalah suatu tahap dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi
modern pada hampir semua kegiatan produksi. Tahapan ini akan terjadi pola pergeseran sektor
mempimpin digantikan oleh sektor baru yang ditengarai oleh perkembangan teknologi, kekayaan
alam dan kebijakan pemerintah yang mendukung proses peralihan tersebut. Tahap konsumsi
tinggi, merupakan tahapan terakhir dari teorinya Rostow. Pada tahap ini konsentrasi masyarakat
diarahkan pada konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi.
Negara yang berada pada posisi ini memiliki 3 macam tujuan yaitu : 1. memperbesar kekuasaan
dan pengaruh luar negerinya, sehingga berorientasi pada liberalisme dengan format baru,
menciptakan Negara kesejahteraan (welfare state) , 3. meningkatkan konsumsi masyarakat
melebihi kebutuhan pokok menjadi meliputi barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-
barang mewah.
2. Mashab Analitis berusaha mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan
taat asas (konsisten), tetapi sering bersifat abstrak dan kurang menekankan pada aspek empiris
(historisnya). Kajiannya bersifat deduksi teoritis.
TEORI KLASIK
1. Adam Smith (1723 – 1790) seorang pelopor pembangunan ekonomi dan laissez faire dan
pelopor dalam pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Ada dua aspek dalam pergumbuhan
ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. (Arsyad;1999:55). Bagi
Smith potensi pasar bisa ditingkatkan bila warga masyarakat diberikan kebebasan seluas-luasnya
untuk melakukan pertukaran dan melakukan kegiatan ekonominya, sehingga Smith bisa juga
dikategorikan sebagai penganjur free trade dan laissez faire. Jumlah penduduk menurut Smith
akan meningkat bila upah diatas tingkat upah subsisten, artinya adalah bila upah diatas tingkat
subsisten maka orang akan kawin muda, tingkat kematian menurun dan jumlah kelahiran
meningkat. Tingkat upah ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan tenaga kerja.
Upah yang tinggi akan terjadi bila permintaan tenaga kerja lebih besar ketimbang penawaran
tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat output masyarakat,
karenanya laju permintaan tenaga kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal.
2. David Ricardo (1772 – 1823) ada 4 perangkat teori yang dikembangkan Ricardo, yaitu : 1.
nilai dan harga barang, 2. teori tentang distribusi pendapatan, 3. teori tentang perdagangan
internasional dan 4. teori tentang akumulasi dan pertumbuhan ekonomi. Tema pertumbuhan
ekonomi masih pada perpacuan antara pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output.
Fungsi produksi ditunjukkan oleh I1, I2 dan seterusnya. Dalam fungsi produksi yang berbentuk
demikian, suatu tingkat output tertentu dapat diciptakan dengan menggunakan berbagai
kombinasi modal dan tenaga kerja. Misalnya untuk menciptakan output sebesar I1, kombinasi
modal dan tenaga kerja yang dapat digunakan antara lain (a) K3 dengan L3, (b) K2 deengan L2,
dan (c) K1 dengan L1. Dengan demikian, walaupun jumlah modal berubah tetapi terdapat
kemungkinan bahwa tingkat output tidak mengalami perubahan.
Dalam teori Harold Domar tersebut, fungsi produksinya berbentuk L karena sejumlah modal
hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu (modal dan tenaga kerja tidak substitutif).
Untuk menghasilkan output sebesar Q1 diperlukan modal K, dan tenaga kerja L, dan apabila
kombinasi itu berubah maka tingkat output berubah. Untuk output sebesar Q2, misalnya hanya
dapat diciptakan jika stok modal sebesar K2.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa jebakan vicious cycle of poverty membuat negara sedang
berkembang berada pada posisi pendapatan perkapita yang rendah. Jalan keluar dari kebuntuan
ini adalah dengan melakukan upaya minimum krisis (critical minimum effort) tertentu yang
dapat menaikkan pendapatan perkapita pada tingkat dimana pembangunan yang
berkesinambungan (sustainable) akan terjadi. (Arsyad;1999:81), sehingga Negara berkembang
bisa tumbuh secara mantap dalam jangka panjang (steady state economic growth). Leibenstein
menyatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk ditentukan oleh laju pendapatan perkapita
dengan fungsi atau bentuk hubungan khusus, yang secara sederhana bisa dibagi dalam :
Tahap pertama atau tahap subsisten. Pada tahap ini laju pendapatan perkapita, kelahiran dan
kematian berada dalam suatu keseimbangan.
Tahap kedua. Pada tahap ini terjadi kenaikan pendapatan perkapita yang akan menyebabkan
turunnya tingkat kematian (karena tingkat kesehatan meningkat) tetapi tanpa disertai dengan
penurunan tingkat kelahiran (anak banyak masih merupakan hal penting) sehingga tingkat
penduduk mengalami peningkatan.
Tahap ketiga. Pada tahap ini kenaikan tingkat pendapatan perkapita sudah tidak lagi
meningkatkan jumlah penduduk karena orang sadar bahwa membesarkan banyak anak berbiaya
mahal sehingga orang lebih menyukai keluarga kecil. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk
akan terkoreksi. Setelah tahap ketiga ini pertumbuhan tingkat pendapatan perkapita tidak lagi
diikuti oleh kenaikan tingkat pertumbuhan penduduk, atau pertumbuhan ekonomi akan
mengikuti jalur pertumbuhan mantap dalam jangka panjangnya. (Hakim;2002:116).
Kesimpulannya adalah bahwa bila sebuah Negara ingin bisa mencapai jalur pertumbuhan
seimbang jangka panjangnya, harus dilakukan upaya pembangunan dengan dorongan yang besar
untuk meningkatkan pendapatan perkapita pada tingkat tertentu yang bisa meningkatkan
pertumbuhan penduduk sampai dengan tingkat 3 persen, kemudian terus meningkatkan
pertumbuhan pendapatan perkapitanya mengikuti jalur pertumbuhan seimbang jangka panjang.
Upaya inilah yang oleh Leibstein disebut sebagai upaya minimum krisis. Dasar pemikiran ini
dilandasi oleh kondisi ekonomi tertentu yang menguntungkan sehingga kekuatan pendorong
lebih cepat daripada kekuatan laju kekuatan penghambat pendapatan. Dalam proses ini
diperlukan adanya agen-agen pertumbuhan, yang dimaksud sebagai agen pertumbuhan disini
merupakan kapasitas yang terkandung di dalam anggota masyarakat untuk melakukan kegiatan
yang membantu pertumbuhan. Agen pertumbuhan yang khas adalah pengusaha, investor,
penabung dan innovator.
Rangsangan Pertumbuhan
Apakah agen pertumbuhan berkembang atau tidak, tergantung pada hasil yang diharapkan dari
kegiatan dan pada rangsangan untuk pengembangan atau penyusutan melalui interaksi antara
harapan, kegiatan dan hasil. Rangsangan yang dimaksud ada dua yaitu :
1. Rangsangan Zero-sum yang tidak meningkatkan pendapatan nasional tetapi hanya bersifat
upaya distributive.
2. Rangsangan positive – sum yang menuju pada pengembangan pendapatan nasional.
Secara kasat mata, bisa dikatakan bahwa positive – sum lah yang menghasilkan pembangunan
ekonomi. Namun dengan kondisi NSB adalah sedemikian rupa sehingga para pengusaha terlibat
pada kegiatan zero sum. Kegiatan tersebut mencakup :
1. Kegiatan bukan dagang untuk menjamin posisi monopolistic yang lebih besar, kekuatan
politik dan prestise sosial.
2. Kegiatan dagang yang membawa ke posisi monopolistic yang lebih besar yang tidak
menambah sumber daya sumber daya agregat.
3. Kegiatan spekulatif yang tidak memanfaatkan tabungan tetapi memboroskan sumber-
sumber kewiraswastaan yang langka
4. Kegiatan yang memang memakai tabungan netto, tetapi investasi yang dilakukannya
mencakup bidang-bidang usaha yang nilai sosialnya nihil atau lebih rendah ketimbang nilai
privatnya.
Ada beberapa paradigma yang terjadi di NSB, sehingga ada pengaruh tertentu yang bersifat anti
perubahan yang cenderung menekan pendapatan perkapita. Pengaruh-pengaruh tersebut adalah :
1. Kegiatan zero sum yang berusaha untuk memeprtahankan hak-hak istimewa ekonomi yang
ada melalui pembatasan peluang-peluang ekonomi yang memiliki potensi berkembang.
2. Tindakan conservative para buruh yang terorganisir maupun yang tidak terorganisir yang
ditujukan untuk menentang perubahan.
3. Perlawanan terhadap gagasan dan pengetahuan baru dan daya tarik pengetahuan klasik dan
gagasan lama.
4. Kenaikan pengeluaran konsumsi mewah pribadi atau public yang pada dasarnya tidak
produktif yang menggunakan sumber-sumber yang sejatinya dapat dipergunakan untuk
akumulasi modal.
5. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan buruh yang ditimbulkannya yang dengan
hal-hal lain tetap sama mempunyai pengaruh menipiskan modal yang tersedia per pekerja.
Karena itulah diperlukan suatu upaya minimum kritis yang cukup besar guna menopang laju
pertumbuhan ekonomi yang cepat yang akan menggairahkan rangsangan positive sum dan
menciptakan kekuatan untuk menandingi kegiatan zero sum. Hasil dari upaya minimum kritis
itu diharapkan pendapatan perkapita naik dan cenderung menaikkan tingkat tabungan dan
investasi, yang pada gilirannya akan membawa perubahan adalah :
1. ekspansi agen pertumbuhan
2. meningkatkan sumbangan modal
3. berkurangnya factor-faktor penghambat pertumbuhan
4. kondisi lingkungan yang mendukung mobilitas ekonomi dan sosial
5. peningkatan spesialisasi dan perkembangan sektor sekunder dan tersier
Dari sisi permintaan, berhubungan dengan penyediaan kesempatan kerja yang lebih besar dan
penambahan pendapatan agar permintaan barang dan jasa dapat tumbuh. Sisi penawaran ini
berkaitan dengan industri yang sifatnya saling melengkapi, industri barang konsumen, khususnya
produk pertanian dan industri manufaktur.
Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga agar proses
pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam :
1. perolehan bahan baku, tenaga ahli, sumberdaya energi (air dan listrik), dan fasilitas fasilitas
untuk mengangkut hasil-hasil produksi ke pasar.
2. memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan yang akan diproduksikan.
Kelemahan strategi pembangunan berimbang : 1. sulit untuk menghimpun modal sebagai
pendorong pembangunan seimbang dalam waktu serentak, 2. mengabaikan sektor pertanian, 3.
mengabaikan kondisi NSB yang kekurangan sumberdaya, 4. menciptakan eksternalitas
disekonomis (misalnya menghancurkan tata cara kerja msayarakat sehingga berdampak pada
kurangnya penghargaan terhadap hal-hal yang sifatnya tradisional), 5. di NSB masih langka
entrepreneur sejati.
Fungsi Perencanaan
1. Adanya pedoman dan pengarahan bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan
kepada pencapaian tujuan pembangunan.
2. Dapat dilakukan suatu perkiraan potensi-potensi, prospek-prospek perkembangan, hambatan
serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang.
3. Memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik.
4. Bisa melakukan skala prioritas pada segi pentingnya tujuan.
5. Sebagai alat untuk mengukur atau standart mengadakan pengawasan dan evaluasi.
Sumber Tabungan
Yang dimaksud dengan tabungan disini adalah semua sumber pembiayaan investasi. Dalam
suatu Negara, tabungan merupakan gabungan dari tabungan domestic dan tabungan asing.
Tabungan domestic terdiri dari tabungan pemerintah dan tabungan swasta. Tabungan pemerintah
terdiri dari tabungan sisa anggaran atau tabungan budgeter dan tabungan perusahaan milik
pemerintah. Tabungan budgeter adalah penerimaan pemerintah dikurangi dengan belanja
pemerintah. Belanja pemerintah adalah semua belanja pemerintah ditambah dengan pengeluaran
untuk kepentingan militer, gaji PN dan polisi, pembangunan, pembelian minyak dan senjata,
pemeliharaan infrastruktur atau membayar pinjaman utang LN. perusahaan-perusahaan
pemerintah secara umum hanya sedikit menyumbang pada tabungan pemerintah sehingga S
relative kecil.
Tabungan domestic swasta juga muncul dari dua sumber yaitu tabungan perusahaan dan
tabungan rumah tangga. Tabungan perusahaan swasta didefinisikan sebagai laba perusahaan
ditahan (pendapatan perusahaan setelah pajak dikurangi deviden yang dibagikan kepada
pemegang saham). Tabungan rumah tangga adalah pendapatan keluarga yang tidak dikonsumsi.
Tabungan rumah tangga meliputi juga tabungan-tabungan dari perusahaan non korporasi
(perusahaan kecil yang tidak berbadan hukum). Justru di Negara berkembang yang terakhir
inilah yang dominant.
Tabungan asing juga terdiri dari dua bentuk dasar, yaitu tabungan asing pemerintah atau disebut
sebagai bantuan asing, dan tabungan asing swasta (yang terdiri dari tabungan komersial eksternal
/pembiayaan utang dan investasi asing langsung/pembiayaan ekuitas.
Tabungan Domestik
1. Tabungan Pemerintah
Tabungan merupakan suatu keharusan untuk pembiayaan pembangunan dengan alasan, pertama,
pertumbuhan tabungan swasta selalu terkendala oleh rendahnya pendapatan perkapita dan
kecenderungan tingginya konsumsi pada keluarga kaya dan kedua adalah terbatasnya suplai
tabungan asing. Peningkatan Tabungan pemerintah lebih disebabkan karena kelebihan total
peneriman pemerintah (terutama pajak) terhadap belanja konsumsi public, dan tabungan
pemerintah hanya menyumbang dalam jumnlah yang sangat sedikit. Karena itu dalam
peningkatan pajak, pemerintah mengambil kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi. Hanya
yang perlu diperhatikan adalah bahwa pajak yang lebih tinggi akan menghasilkan tabungan yang
lebih tinggi hanya jika tingkat kecenderungan marginal mengkonsumsi (MPC) pemerintah atas
pajak lebih kecil dari MPC sektor swasta atas pendapatan mereka. Di negara berkembang, MPC
pemerintah terhadap pajak ternyata cukup tinggi sehingga kenaikan pajak justru menurunkan
tabungan domestic. Fenomena ini dikenal sebagai efek Please karena diselidiki oleh Stanley
Please.
Tabungan Perusahaan
Tabungan perusahaan di Negara berkembang relative kecil dan biasanya terbentuk dari
perusahaan non korporasi. Sebagian perusahaannya adalah skala menengah. Secara individual
perusahaan-perusahaan tersebut tidak akan menyisihkan banyak tabungan. Meski demikian
secara kelompok mereka menyumbang lebih dari 50% dari tabungan domestic Negara
berkembang.
Pengguna dana luar negeri adalah negara-negara yang sedang membangun, namun bukan berarti
negara-negara maju tidak pernah menikmati dana asing. Pasca PD II banyak Negara yang hancur
di segala bidang termasuk negara-negara di Eropa Barat dan Timur serta Amerika.
Ada satu bentuk khusus dari bantuan asing adalah bantuan teknis atau bantuan kerja sama.
Sasarannya adalah untuk membentuk tenaga ahli dan lembaga-lembaga pendukung akselerasi.
Bentuknya bisa berupa pengiriman tenaga ahli di bidang tertentu ke Negara-negara berkembang,
pendidikan/training bertempat di Negara donor. Ada fenomena baru dalam bantuan teknis yaitu
munculnya beberapa lembaga internasional non pemerintah, yang ikut menjadi fasilitator
bantuan teknis tersebut. Kenyataannya ada beberapa permasalahan berkaitan dengan bantuan
teknis tersebut, yaitu : 1. bantuan kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi negara penerima,
2. pengiriman pakar asing ke Negara penerima donor biasanya membutuhkan biaya yang besar
karena mereka meminta bayaran yang tinggi dan fasilitas yang tinggi, 3. tidak semua pakar
adalah pengajar yang baik, terutama bila sudah berkaitan dengan kendala bahasa.
MASALAH PENGANGGURAN
Pembangunan ekonomi di Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara sering dideskripsikan
sebagai transfer manusia dan aktivitas ekonomi secara terus menerus dari daerah perdesaan ke
perkotaan. Hal ini dimungkinkan karena kombinasi dua factor, yaitu:
1. ekspansi industri perkotaan yang menimbulkan penciptaan kesempatan kerja baru
2. kemajuan teknologi yang bersifat menghemat tenaga kerja (labor saving) di sektor pertanian
sehingga menurunkan kebutuhan angkata kerja di daerah perdesaan.
Atas dasar pengalaman itulah, maka banyak pakar pembangunan yang menyimpulkan bahwa
pembangunan ekonomi di dunia ketiga perlu menitik beratkan pada promosi pertumbuhan sektor
industri perkotaan yang cepat. Mereka cenderung melihat perkotaan sebagai pusat-pusat
pertumbuhan. Sayangnya strategi industrialisasi yang cepat, di banyak kasus gagal membawa
dampak yang diinginkan. Karena itu bagi NSB dihadapkan pada kondisi unik dari kombinasi
permalahan pergerakan penduduk dari desa menuju ke kota dalam jumlah besar, stagnannya
produk pertanian dan meningkatnya pengangguran dan underemployment di daerah perkotaan
dan perdesaan.
Macam-macam Pengangguran
1. Voluntary unemployment
2. Disguised unemployment
3. Deflationary unemployment
4. Frictional unemployment
5. Technological unemployment
6. Seasonal unemployment
7. Cyclical unemployment
• voluntary unemployment adalah pengangguran yang terjadi karena adanya orang yang
sebenarnya masih dapat bekerja, tetapi dengan sukarela tidak bekerja.
• Disguised unemployment adalah pengagguran yang terjadi karena pekerja yang bekerja
menekan produktivitas pekerja yang lainnya.
• Deflationary unemployment, yaitu pengangguran yang terjadi karena jumlah buruh yang
ingin bekerja lebih banyak ketimbang pekerjaan yang tersedia.
• Frictional unemployment, yaitu pengangguran yang terjadi karena adanya gap antara skill
dengan kebutuhan yang diinginkan atau karena adanya kesalahan penempatan orang yang salah
di tempat yang salah sehingga menggeser tenaga kerja manusia yang lain.
• Technological unemployment, adalah pengangguran yang terjadi bilamana ratio modal
dengan tenaga kerja dalam bidang produksi menunjukkan tendensi yang bertambah (kemajuan
teknologi menggeser peran manusia dalam mengerjakan pekerjaan).
• Seasonal unemployment, yaitu pengagguran yang terjadi karena pengaruh musim.
• Cyclical unemployment, pengangguran yang terjadi karne perubahan-perub ahan dalam
konjungtur.
Selain macam-macam pengangguran tersebut, ada lagi jenis pengangguran sebagaimana berikut :
1. Pengangguran Terbuka (open unemployment) adalah jumlah tenaga kerja yang sedang
mencari pekerjaan, baik yang sebelumnya pertama kali mencari pekerjaan maupun yang pernah
bekerja sebelumnya.
2. Setengah Pengangguran (underemployment) adalah pekerja yang masih mencari pekerjaan
penuh atau sambilan dan mereka yang bekerja dengan jam kerja rendah (di bawah sepertiga jam
kerja normal, atau berarti bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu) namun masih mau
meenrima pekerjaan, serta mereka yang masih mencari pekerjaan namun masih mau menerima
pekerjaan.
3. Pengangguran Parah (severe underemployment) , adalah pengangguran yang setengah
menganggur dengan jam kerja kurang dari 25 jam seminggu.
Dari fenomena yang ada, justru pengangguran terbuka merupakan fenomena yang dominant di
daerah perkotaan, dengan komposisi 3 kali lipat ketimbang di daerah perdesaan. Dan bila
ditelisik lebih mendalam lagi maka komposisi pengangguran ini didominasi oleh :
1. pengangguran didominasi oleh kaum muda dengan usia antara 15 – 19 tahun (13%), 20-24
tahun (14%). Kedua kelompok usia ini mendominasi hamper 70% dari pengangguran total.
2. tingkat pengangguran tertinggi menurut jenis pendidikan dialami oleh lulusan SMA dan
Perguruan Tinggi yang masing-masing sebesar 16,9 %dan 14,8%.
3. 45% pekerja perdesaan berada dalam kondisi menganggur yang berarti lebih tinggi
ketimbang pekerja perkotaan.
Untuk mengurangi tingkat pengangguran yang ada maka bisa dilakukan dengan kebijakan
moneter ekspansioner, dimana kebijakan ini dimaksudkan untuk menstimulir investasi swasta.
Bilamana usaha-usaha tersebut tidak berhasil maka tetap akan dihadapi adanya gap deflasioner.
Dalam kondisi yang demikian maka pemerintah dapat mengintroduksi kebijakan pajak dan
kebijakan pengeluaran pemerintah, agar perekonomian mencapai full employment yang stabil.
Sebaliknya bila terjadi gap inflasioner maka dalam hal ini pemerintah dapat menjalankan
program kredit kontraksioner yang ditujukan kearah memperkecil gap inflationer. Bila usaha-
usaha tersebut tetap tidak berhasil, maka pemerintah bisa menaikkan tingkat pajak serta
program-program untuk menurunkan pengeluaran pemerintah.
Dari segala ragam kebijakan fiskal, maka pajak dianggap sebagai piranti yang paling efektif. Hal
ini mengingat arti pentingnya pajak adalah :
1. pajak merupakan piranti yang paling penting dalam mengendalikan pengeluaran, karena
biasanya bila terjadi kenaikan pendapatan, masing-masing individu cenderung untuk
meningkatkan konsumsinya.
2. untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, sekaligus sebagai piranti untuk mempergiat
tabungan
3. merupakan cara paling efisien untuk mentransfer sumber kepada pemerintah agar digunakan
lebih produktif
4. untuk memperbaiki pola investasi di dalam perekonomian
5. untuk mengurangi jurang perbedaan antara si kaya dan si miskin
6. untuk memobilisasi surplus ekonomi dan secara terus menerus memperbesar surplus tersebut
Selain pajak, ada sumber lain untuk menggalang modal yaitu pinjaman public. Pinjaman ini lebih
baik ketimbang pajak karena pinjaman public ini sifatnya sukarela sedangkan pajak sifatnya
memaksa. Tidak pernah ada orang yang dengan sukarela/ikhlas membayar pajak karena ia tidak
pernah merasa memperoleh balas jasa atas pembayaran pajaknya tersebut, sedangkan orang yang
meminjamkan modal biasanya distimulir oleh adanya balas jasa dari peminjaman modal tersebut.
Pinjaman dari masyarakat sebagai tindakan anti inflasioner dilakukan dengan cara memoblisasi
uang surplus yang ada di tangan masyarakat, mengalihkannya dari jalur-jalur tidak produktif ke
saluran yang produktif. Namun untuk Negara-negara berkembang pinjaman public terbatas
karena lingkaran kemiskinan yang tidak berujung pangkal. Karena itu perlu upaya-upaya
tertentu, yaitu : 1. Sosialisasi yang lebih intens mengenai arti pentingnya menabung, 2. adanya
jaringan perantara untuk menarik tabungan dari masyarakat, 3. didirikannya bursa saham yang
terorganisir dengan baik (perubahan nama menjadi Bursa Efek Indonesia) dan 4. meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas pemerintah dalam bidang politik dan keuangan
(ekonomi)
Jinhan (2002:398) menyatakan bahwa secara logis, kebanyakan perusahaan swasta enggan untuk
melakukan investasi di bidang yang rentan dan tidak cepat menghasilkan. Dalam kondisi yang
demikian, pembangunan ekonomi yang cepat hanya dimungkinkan melalui pengeluaran Negara.
Oleh kaena itu menjadi kewajiban Negara untuk menciptakan infrastruktur yang diperlukan bagi
kemajuan. Negara memiliki sumber keuangan yang lebih besar dan berada dalam posisi yang
memungkinkan untuk melancarkan overhead sosial (pendidikan, kesehatan msyarakat,
perumahan murah) dan ekonomi yang memerlukan jangka waktu persiapan lama. Peranan
belanja Negara dalam pembangunan ekonomi terletak dalam peningkatan :
• laju pertumbuhan ekonomi (dimaksudkan untuk menjamin keseimbangan antara penawaran
dengan permintaan untuk mencegah kecenderungan inflasioner)
• penyediaan kesempatan kerja (dimaksudkan untuk mengurangi jumlah pengangguran yang
semakin meningkat)
• peningkatan pendapatan dan standar kehidupan (lihat program pemerintah mengenai operasi
pasar minyak goring, beras miskin, JPS, IDT, meskis ebagian ternyata tidak tepat sasaran)
• penurunan kesenjangan pendapatan dan kemakmuran
• mendorong inisiatif dan usaha swasta (dengan deregulasi dan debirokratisasi)
• mewujudkan keseimbangan regional di dalam perekonomian
PEMBANGUNAN REGIONAL DAN SEKTORAL
1. Pembangunan Daerah
Pengertian Daerah
1. Suatu daerah dianggap sebagai ruang di mana kegiatan ekonomi terjadi di dalam berbagai
pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama (kesamaan diantaranya dari pendapatan
perkapitanya, sosial budayanya, geografisnya). Daerah semacam ini disebut sebagai daerah
homogen.
2. Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai satu atau beberapa pusat
kegiatan ekonomi. Daerah semacam ini disebut sebagai daerah nodal.
3. Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada dibawah satu administrasi tertentu
seperti propinsi, kabupaten, kecamatan dan sebagainya. Jadi daerah disini berdasarkan pada
pembagian administrasi suatu negara. Daerah dalam pengertian ini dinamakan daerah
perencanaan atau daerah administrasi. (Arsyad;1999:297)
Ada beberapa permasalahan pokok yang bisa dicuatkan dalam pembangunan ekonomi daerah,
yaitu :
pemberdayaan kekhasan daerah (endogenous development) dengan menggunakan potensi
sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumberdaya fisik secara local (daerah).
pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses, yaitu suatu proses yang mencakup
pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan indstri alternative, perbaikan kapasitan
tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-
pasar baru, alih ilmu penetahuan dan pengembangan eprusahaan-perusahaan baru.
Tujuan utama dalam pembangunan ekonomi daerah adalah meningkatkan jumlah dan jenis
peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Memang menganalisis perekonomian suatu daerah bukan pekerjaan yang mudah, karena sebab-
sebab berikut :
Data daerah sangat terbatas
Data yang tersediaan kadang-kadang tidak sesuai dengan data yang dibutuhkan
Data tentang perekonomian daerah sangat sulit untuk dikumpulkan
Bagi NSB, data yang ada kadang-kdang tidak sesuai dengan fakta yang ada (sulit dipercaya)
Beberapa Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah
1. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory).
Teori ini menyatakan bahwa factor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah
berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Fenomena
inilah yang akan menimbulkan penciptaan peluang kerja (job creation).
2. Teori Lokasi
Ada tiga factor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah yaitu lokasi, lokasi dan lokasi.
Maknanya adalah perusahaan akan memilih lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk
mendekati pasar. Tentu saja lokasi ini juga harus disinergikan dengan upah tenaga kerja, biaya
energi, ketersediaan pemasok, komunikasi, fasilitas pendidikan dan latihan, kualitas pemerintah
daerah dan tanggungjawabnya dan sanitasi.
3. Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)
Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan
sumberdaya (indstri dan bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman
yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya.
4. Teori Kausasi Kumulatif
Kekuatan-kekuatan pasar cenderung memperparah kesenjangan antara daerah-daerah maju
dengan terbelakang. Daerah-daerah maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif
dibanding daerah-daerah lainnya, dan inilah yang oleh Myrdal disebut sebagai backwash effects
(semua perubahan untuk daerah-daerah yang dirugikan yang timbul karena adanya ekspansi
ekonomi dari suatu daerah). Kebalikannya adalah spread effect (yaitu pengaruh menguntungkan
karena adanya ekspansi ekonomi suatu daerah ke daerah sekitarnya). Jika suatu daerah
mengalami perkembangan maka perkembangan tersebut akan membawa dampak ke daerah yang
lainnya. Yang jelas pasti akan ada perbedaan, dan bila perbedaan antara kedua daerah tersebut
semakin menyempit berarti terjadi imbas yang baik (trickling down effects). Bila perbedaan
antara kedua daerah tersebut semakin jauh berarti terjadi proses pengkutuban (polarization
effects).
5. Model Daya Tarik.
Teori ini didasari oleh adanya fenomena bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki poisisi
pasarnya terhadap indutrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.
Paradigma Baru Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
KOMPONEN KONSEP LAMA KONSEP BARU
Kesempatan Kerja
Basis Pembangunan
Aset-aset Lokasi
Sumberdaya
Menjawab pertanyaan ini didasarkan pada beberapa kondisi daerah masing-masing yang
memiliki beberapa karakteristik, dan sebagai bahan pertimbangan adalah :
perbedaan tingkat pembangunan
perbedaan tingkat kesejahteraan
Bila proses perekonomian diserahkan kepada mekanisme pasar, akibat-akibat yang kurang
menguntungkan adalah :
daerah miskin akan mengalami kesulitan dalam membangun sektor industrinya dan
memperluas kesempatan kerja. Penduduk akan semakin cepat berkembang dan berdampak pada
semakin rendahnya pendapatan perkapita, dan efek dominonya adalah semakin banyaknya
pengangguran.
daerah-daerah miskin akan sulit merubah struktur ekonominya yang tradisional, sehingga akan
bisa ke pertanian.
terjadinya perpindahan penduduk ke daerah yang lebih maju terutama tenaga kerja yang masih
muda.
Bagi daerah maju pada awal terjadinya ekspansi memang menikmati banyak keuntungan, namun
pada akhirnya akan mengalami kesulitan-kesulitan juga yaitu :
Karena daerah maju harus menampung penduduk dari daerah miskin, lama kelamaan daerah
tersebut akan menjadi terlalu padat (congested) sehingga membebani pemerintah untuk semakin
memperbesar pengeluaran untuk menciptakan karena public yang dibutuhkan masyarakat.
Daerah-daerah ini akan menghadapi masalah sosial akibat dari perkembangannya, seperti
masalah polusi, kerawanan keamanan, pemukiman, sanitasi, kesehatan dan sebagainya.
EKONOMI PEMBANGUNAN
(DIKTAT UNTUK LINGKUNGAN SENDIRI)
DIRANGKUM OLEH :