Dokumen tersebut membahas tentang bantuan aktivitas harian bagi lansia dan manfaat latihan fisik bagi lansia. Aktivitas harian lansia mulai menurun seiring bertambahnya usia akibat penurunan kondisi fisik, psikologis, dan sosial. Latihan fisik seperti senam, penguatan otot, dan berjalan dapat mempertahankan kemampuan aktivitas harian lansia serta manfaatnya antara lain meningkatkan kebug
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
126 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan aktivitas harian bagi lansia dan manfaat latihan fisik bagi lansia. Aktivitas harian lansia mulai menurun seiring bertambahnya usia akibat penurunan kondisi fisik, psikologis, dan sosial. Latihan fisik seperti senam, penguatan otot, dan berjalan dapat mempertahankan kemampuan aktivitas harian lansia serta manfaatnya antara lain meningkatkan kebug
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan aktivitas harian bagi lansia dan manfaat latihan fisik bagi lansia. Aktivitas harian lansia mulai menurun seiring bertambahnya usia akibat penurunan kondisi fisik, psikologis, dan sosial. Latihan fisik seperti senam, penguatan otot, dan berjalan dapat mempertahankan kemampuan aktivitas harian lansia serta manfaatnya antara lain meningkatkan kebug
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan aktivitas harian bagi lansia dan manfaat latihan fisik bagi lansia. Aktivitas harian lansia mulai menurun seiring bertambahnya usia akibat penurunan kondisi fisik, psikologis, dan sosial. Latihan fisik seperti senam, penguatan otot, dan berjalan dapat mempertahankan kemampuan aktivitas harian lansia serta manfaatnya antara lain meningkatkan kebug
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5
Bantuan Aktivitas Daily Living Pada Lansia
Secara individu, Semakin lanjut usia, mereka akan mengalami kemunduran
terutama di bidang kemampuan fisik sehinggga mengakibatkan timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan sehari-harinya (ADL) yang berakibat dapat meningkatkan ketergantungan untuk memerlukan bantuan orang lain (Nugroho, 2008). Aktivitas kehidupan harian yang dalam istilah bahasa inggris disingkat ADL (activity of daily living) adalah merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. Aktivitas sehari-hari meliputi antara lain : ke toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi dan berpindah tempat. Termasuk di sini kegiatan belanja, masak, pekerjaan rumah tangga, mencuci, telpon, menggunakan sarana transportasi, mampu menggunakan obat secara benar, serta manajemen keuangan (Noorkasiani,2009). Dari aktivitas sehari-hari tersebut, tidak setiap lansia dapat melakukannya secara mandiri, karena lanjut usia sudah terjadi penurunan kondisi fisik/biologis, kondisi psikologis serta perubahan kondisi sosial (Nugroho, 2008). Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia salah satunya dapat menimbulkan masalah yaitu meningkatnya risiko jatuh yang dapat menyebabkan cidera bagi lansia (Stockslager, 2008). Jatuh pada lansia adalah suatu masalah utama yang sering dialami lansia (Azizah, 2011). Survey yang dilakukan di Indonesia oleh riset kesehatan dasar (RISKESDAS) menyatakan bahwa jumlah kejadian jatuh pada lansia yang berusia 60 tahun atau lebih sekitar 70,2% (Riyadina, 2009). Hal ini membuktikan bahwa lansia di Indonesia memiliki risiko tinggi mengalami jatuh. Kebanyakan lansia yang memiliki risiko jatuh adalah lansia yang memiliki aktivitas sehari-hari dengan rentang tingkat ketergantung atau lansia yang kurang mempunyai aktivitas fisik (Tamher, 2009). Oleh sebab itu, untuk mengurangi masalah kesehatan yang diantaranya risiko jatuh pada lansia harus dilakukan tindakan pencegahan agar cidera yang diakibatkan jatuh dapat dikurangi dan lebih diutamakan daripada mengobati komplikasinya (Darmojo, 2011). Masalah pada kemampuan gerak dan fungsi berhubungan erat dengan kekuatan otot yang sifatnya individual. Otot mengalami perubahan seperti terjadi penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, kecepatan waktu reaksi dan rileksasi. Lansia dengan kekuatan otot quadriceps yang baik dapat dapat melakukan aktivitas berdiri dari posisi duduk dan berjalan 6 meter dengan lebih cepat. Penelitian menunjukkan bahwa kelemahan otot abduktor sendi pinggul kemungkinan dapat mengurangi kemampuan mempertahankan keseimbangan berdiri pada satu tungkai dan pemulihan gangguan postural. Kelemahan otot dorsal fleksor sendi pergelangan kaki dan ekstensor sendi lutut berhubungan erat dengan resiko jatuh. Seseorang yang duduk dalam posisi fleksi lutut untuk waktu yang lama, kemungkinan akan terjadi hambatan dalam ekstensi lutut. Gangguan fungsi sensorik lansia mengakibatkan gangguan penerimaan informasi dari reseptor sensorik sehingga mengakibatkan penurunan kontrol motorik atau gangguan gerakan. Gejala gangguan sensorik yang sering timbul pada lansia adalah hilangnya perasaan jika dirangsang, perasaan yang berlebihan jika dirangsang, perasaan yang timbul tidak semestinya, nyeri, gangguan fungsi proprioseptif seperti gangguan rasa gerak, getar dan posisi. Gangguan sensomotorik pada lansia adalah masalah pada keseimbangan dan koordinasi. Keseimbangan dan koordinasi merupakan integrasi kerja berbagai otot termasuk fungsi sistem aferen dan sistem saraf. Penurunan koordinasi disebabkan oleh penurunan kekuatan otot, waktu reaksi menjadi lambat (yaitu interval waktu antara stimulus dan terjadinya gerakan meningkat), hilangnya fleksibilitas, postur yang jelek dan gangguan keseimbangan.
Latihan Fisik Pada lansia
Menurut Pratiwi, et al. (2013), pola aktivitas fisik lansia di Indonesia
sebagian besar dihabiskan pada kegiatan ringan dalam rumah seperti menonton TV, tidur, bersantai dengan keluarga, dan sejenisnya. Sebagian lansia masih melaksanakan aktivitas yang bersifat sedang seperti membersihkan rumah dan kegiatan di luar rumah seperti pergi ke pasar, mengikuti perkumpulan lansia dan lain sebagainya. Akan tetapi hanya sekitar 10% dari total lansia di Indonesia yang masih aktif dan rutin melakukan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh. Cara mempertahankan kemampuan aktifitas sehari-hari pada lansia meliputi : 1. Exercise/Olah raga adalah aktifitas fisik yang terencana dan terstruktur, melibatkan gerakan tubuh berulang yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani Manfaat olah raga : a) Meningkatkan kekuatan jantung sehingga sirkulasi darah meningkat, b) Menurunkan tekanan darah, c) Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, d) Mencegah jatuh & fraktur, e) Memperkuat sistem imunitas, f) Meningkatkan endorphin zat kimia di otak menurunkan nyeri sehingga perasaan tenang & semangat hidup meningkat, g) Mencegah obesitas, h) Mengurangi kecemasan dan depresi, i) Kepercayaan diri lebih tinggi, j) Menurunkan risiko terjadinya penyakit kencing manis, hipertensi dan jantung, k) Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tidur, l) Mengurangi konstipasi, m) Meningkatkan kekuatan tulang, otot dan fleksibilitas.
Kegiatan yang dapat dilakuakan :
1. Latihan senam aerobik adalah olah raga yang membuat jantung dan paru bekerja lebih keras untuk memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen. Contoh: berjalan, berenang, bersepeda atau senam, dilakukan sekurang- kurangnya 30 menit dengan intensitas sedang, dilakukan 5 kali dalam seminggu, 20 menit dengan intensitas tinggi dilakukan 3 kali dalam seminggu, kombinasi 20 menit intensitas tinggi dalam 2 hari dan 20 menit intensitas sedang dalam 2 hari. 2. Latihan penguatan otot adalah aktifitas yang memperkuat dan menyokong otot dan jaringan ikat. Latihan dirancang supaya otot mampu membentuk kekuatan untuk menggerakkan dan menahan beban seperti aktivitas yang melawan gravitasi (gerakan berdiri dari kursi, ditahan beberapa detik dan dilakukan berulang-ulang). Penguatan otot dilakukan 2 hari dalam seminggu dengan istirahat untuk masing-masing sesi dan untuk masing- masing kekuatan otot. 3. Latihan range of motion aktif dapat mempertahankan dan meningkatkan fungsi sendi, Memulihkan atau meningkatkan fungsi sendi dan kekuatan otot, Mencegah terjadinya kekakuan sendi, atropi otot dan kontraktur, Melancarkan peredaran darah dan memperbaiki tonus otot. Hasil ini sesuai dengan penelitian Astrid, Nurachmah, dan Budiharto (2011) tentang Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot, Luas Gerak Sendi Dan Kemampuan Fungsional Pasien Stroke Di RS Sint Carolus Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan otot meningkat (p=0,001) dan kemampuan fungsional meningkat (p=0,001) setelah diberikan latihan. 4. Jalan Pagi Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya aktivitas berjalan merupakan salah satu aktivitas rekreasioal yang dapat menurunkan tingkat stress pekerjaan yang dapat disebabkan oleh adanya faktor ketidakpastian akan pendapatan, lingkungan kerja yang penuh persaingan, tingkat kompetisi yang tinggi, prospek masa depan yang belum pasti, serta adanya deadline (Latif, 2011). Daftar Pustaka
Nur Kholifah, Siti. 2016. Modul bahan ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Jakarta. Pusdik SDM Kesehatan
Arif, Filantip. 2015. Pengaruh Latihan Range Of Motion Aktif Terhadap
Kelentukan Sendi Ektremitas Bawah Dan Gerak Motorik Pada Lansia. http://dev2.kopertis7.go.id/uploadjurnal/Nurus_Safaah_stikes_nu_tuban.pdf
Khomarun; Maharso, Nugroho; Endang: 2014. Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan
Pagi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JERE/article/download/10381/7537