Bab III Metodologi Pendekatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab.

Toli-Toli 2011

BAB
III

METODOLOGI PENDEKATAN

2.1. PENDEKATAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN

Penyelenggaraan kegiatan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah


Strategis & Cepat Tumbuh Kabupaten Tli-tli ini, dilakukan dengan menggunakan 3
(tiga) pendekatan, yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan
partisipatif, serta (3) pendekatan teknis-akademis.

2.1.1. PENDEKATAN NORMATIF

Pendekatan normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami suatu


permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang ada atau
pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana suatu kondisi tersebut seharusnya
terjadi.

Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama serta tindakan yang
semestinya dilakukan menjadi ciri utamanya. Dalam hal ini, suatu kondisi atau situasi
yang terjadi mencoba dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan karakteristiknya dengan
kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan kondisi yang
seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal peraturan perundangan, baik
untuk nasional maupun daerah.

Adapun dalam implementasinya, pendekatan ini seringkali digunakan untuk


memahami persoalan atau kondisi yang berkenaan dengan penerapan kebijakan
atau strategi.

Terkait dengan kegiatan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah


Strategis & Cepat Tumbuh, pendekatan normatif ini menekankan pada kajian

III - 1
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

terhadap produk peraturan dan kebijakan baik di tingkat pusat maupun tingkat
daerah yang terkait dengan pengembangan wilayah, khususnya yang berhubungan
dengan wilayah/kawasan strategis & cepat tumbuh.

Pendekatan normatif yang digunakan dalam penyusunan perencanaan


pengembangan wilayah strategis & cepat tumbuh ini, pada dasarnya merupakan
pendekatan yang digunakan untuk merumuskan suatu kebijakan dan strategi
berdasarkan data dan informasi yang tersedia serta mengacu pada produk peraturan
dan perundangan yang terkait dengan substansi penyusunan arahan dan strategi
pengembangan wilayah strategis & cepat tumbuh, yaitu yang terkait dengan kajian-
kajian terhadap pengembangan kawasan-kawasan strategis yang memiliki
kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang, sehingga langkah-langkah prediksi
dan antisipatif dapat dilakukan sejak dini, agar pertumbuhan yang terjadi dapat
terkontrol.

Terkait dengan pekerjaan ini, pendekatan normatif yang dilakukan tidak dipandang
sekedar sebagai pendekatan untuk merumuskan kebijakan yang sifatnya konseptual.
Pendekatan ini dilakukan mulai dari bagaimana kondisi dan permasalahan di wilayah
perencanaan dilihat sampai dengan perumusan kebijakan dan strategi yang tepat
untuk kondisi dan permasalahan yang ada.

Oleh sebab itu perlu adanya kegiatan komparasi/membandingkan kondisi eksisting


dengan kriteria dan standar yang ada (ilustrasi Gambar II.2).

Konsep dasar dari pendekatan normatif adalah bahwa proses pembangunan


kawasan bertumpu pada prosedur/skema tertentu, dengan memperhatikan seluruh
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pencapaian atas tujuan yang
akan dicapai. Landasan normatif dalam melaksanakan pekerjaan ini, dapat dibagi
menjadi 2, yaitu landasan normatif yang bersifat umum, yaitu produk-produk
peraturan di tingkat pusat yang berlaku untuk seluruh wilayah kajian, dan landasan
normatif yang bersifat kewilayahan, yaitu produk-produk peraturan di tingkat daerah
yang hanya berlaku di level wilayah kajian.

III - 2
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

Gambar 2.1 Ilustrasi Konsepsi Pendekatan Normatif Dalam Memahami Kegiatan

2.1.2. PENDEKATAN FASILITATIF DAN PARTISIPATIF

Pendekatan fasilitatif dan partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan bahwa


proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
yang terkait dengan pengembangan Kabupaten Toli-Toli maupun pengembangan
kawasan wilayah perencanaan (Kecamatan Baolan & Dampal Utara).

Hal ini dimaksudkan agar hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh
pemangku kepentingan terkait di daerah. Pendekatan fasilitatif dilakukan proses
pendampingan (oleh pihak konsultan) dalam proses penyusunan kegisatan ini
kepada tim teknis.

Hal ini selain ditujukan untuk mendapatkan proses pembelajaran bersama di tingkat
pemangku kepentingan, juga untuk mendapatkan hasil dan keputusan yang
disepakati bersama seluruh pemangku kepentingan.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan ini, pendekatan partisipatif dan


fasilitatif yang digunakan perlu diletakkan dalam kerangka yang lebih khusus, yaitu
pendekatan kolaboratif.

Pendekatan kolaboratif ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan yang


mengedepankan adanya kolaborasi dari semua pemangku kepentingan Kabupaten
Toli-toli dalam merumuskan suatu kebijakan publik.

III - 3
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

Pendekatan ini adalah suatu pendekatan dalam perencanaan kebijakan publik yang
didasarkan pada pemikiran bahwa suatu kebijakan publik yang disusun berdasarkan
pada kepentingan satu orang saja akan dapat mencederai kepentingan orang lain.

Dalam kondisi ini akan ada pihak yang dirugikan, yang umumnya adalah pihak
dengan suara yang lemah dalam pembangunan suatu wilayah atau kota. Dalam
kacamata pendekatan ini, semua pihak yang berkepentingan dalam pembangunan
suatu wilayah atau kota memiliki suara yang sama sesuai dengan perannya dalam
perumusan kebijakan publik.

Dalam konteks Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis &


Cepat Tumbuh, setidaknya ada lima pihak yang seharusnya berkolaborasi dalam
proses pengambilan keputusan untuk kebijakan pengembangan wilayah strategis
dan cepat tumbuh ini, yaitu:

Pemerintah daerah, dimana dalam hal ini adalah institusi di Pemerintah


Daerah yang terkait dengan pengembangan wilayah
strategis/tertentu/tertinggal

Akademisi, yang meliputi peneliti dan tenaga pengajar di penguruan tinggi


yang memiliki perhatian kepada pengembangan wilayah dan kota.

Sektor privat, yang meliputi pengusaha-pengusaha, terutama para developer


dan investor eksisting yang ada di wilayah kabupaten.

LSM/NGO, yang banyak melakukan studi pengamatan terhadap


perkembangan Kabupaten Toli-Toli dan sekitarnya.

Masyarakat umum, dalam hal ini diwakili tokoh masyarakat

Adapun suara dari kelima pihak tersebut dalam konteks pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh, sebaiknya difasilitasi dalam berbagai forum diskusi yang
diselenggarakan sebagai bagian dari proses pelaksanaan kegiatan.

Secara ilustrasi keterlibatan kelima pihak tersebut dapat dilihat dalam Gambar II.3
berikut.

III - 4
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

Gambar 2.2 Ilustrasi Konsepsi Pendekatan Kolaboratif Dalam Konteks Partisipatif dan Fasilitatif

2.1.3. PENDEKATAN TEKNIS-AKADEMIS

Pendekatan teknis akademis adalah pendekatan yang dilakukan dengan


menggunakan metodologi yang dapat dipertanggung jawabkan secara akademis,
baik itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik-teknik identifikasi,
analisa, penyusunan strategi maupun proses pelaskanaan penyepakatan.

Terkait dengan kegiatan ini, terdapat beberapa metode dan teknik studi yang baku
yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja, pemberi kerja, dan tim
teknis. Adapun dalam penerapannya, pendekatan teknis-akademis ini umumnya
dicirikan dengan beberapa karakteristik sebagai berikut:

Cara berpikirnya didasarkan pada cara berpikir yang eksploratif

Melihat suatu kondisi atau situasi dari berbagai sudut pandang yang terkait
(komprehensif)

Penyelesaian terhadap suatu persoalan tidak dilihat dalam jangka pendek


melainkan dilihat sebagai suatu solusi jangka panjang yang berdasar pada
pembangunan keberlanjutan.

III - 5
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

Dalam penerapannya, pendekatan ini dapat dilakukan dengan menekankan pada 2


(dua) cara pandang, yaitu: (1) cara pandang sistem dan (2) cara pandang yang
menyeluruh.

Cara pandang sistem

Keterkaitan suatu kota dengan wilayah-wilayah lain di sekitarnya perlu dipandang


dengan cara pandang sistem, yaitu cara pandang yang mengaburkan batasan
administrasi wilayah untuk kemudian menarik kesimpulan terhadap beberapa
keterkaitan yang terbentuk, baik dari sisi kegiatan maupun ruang. Cara pandang
sistem ini diperlukan dalam suatu kota/kabupaten, mengingat persoalan yang
dihadapi bukan hanya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dirinya sendiri.
Persoalan yang terjadi dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kawasan lain di
sekitarnya yang terikat dalam suatu sistem yang sama tersebut. Dalam konteks
memahami persoalan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
sebagai lingkup wilayah kegiatan ini, cara pandang sistem digunakan dalam tiga
tingkatan, yaitu:

a Melihat persoalan kota dalam lingkup dirinya sendiri. Dalam cara pandang
yang pertama ini, kota tidak didasarkan pada cara pandang sistem spasial
melainkan dalam sistem kegiatan yang berinteraksi di dalamnya.

b Melihat persoalan kota sebagai bagian dari sistem dengan wilayah


sekitarnya. Dalam tingkatan ini persoalan perkembangan dilihat dalam
sistem kegiatan dan sistem spasial/ruang. Adapun di dalamnya termasuk
juga memahami infrastruktur perkotaan yang menghubungkan antar
sistem yang terbentuk.

c Melihat persoalan kota sebagai bagian dari sistem yang lebih luas lagi
yaitu sistem perwilayahan provinsi atau wilayah metropolitan.

Cara pandang menyeluruh (komprehensif)

Cara pandang komprehensif memandang bahwa untuk menghasilkan suatu produk


kebijakan dan strategi yang baik perlu adanya pemahaman yang menyeluruh
mengenai wilayah dan persoalan yang akan direncanakan atau dipecahkan, tidak
hanya pada saat pengumpulan data dan analisis saja, melainkan sampai pada
kebijakan dan strategi yang dibangun. Kata komprehensif dalam konteks

III - 6
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

pendekatan ini merujuk pada upaya memahami suatu permasalahan dari sudut
pandang semua aspek kehidupan mulai dari aspek ekonomi, politik, sosial budaya,
sampai dengan pertahanan keamanan. Semua aspek tersebut dalam cara pandang
ini dilihat sebagai satu kesatuan rantai kehidupan yang saling terkait satu dengan
yang lain.

Selain itu kata komprehensif juga mengandung pemahaman bahwa suatu wilayah
dimana persoalan tersebut akan dipecahkan dipandang sebagai satu kesatuan
sistem yang di dalamnya terdiri dari berbagai sub sistem yang saling terkait,
termasuk dalam kaitannya dengan lingkup wilayah administrasi (konstelasi regional,
nasional, dan internasional).

Berkenaan dengan pemahaman tersebut, maka dalam pendekatan komprehensif,


suatu persoalan dipahami dalam kacamata multi dimensi. Setidaknya ada 3 hal yang
dapat digunakan untuk melihat persoalan tersebut, yaitu: (1) keruangan yang
merujuk pada faktor lokasi, (2) aktor yang terlibat, serta (3) aspek pembangunan
yang mempengaruhi keputusan dalam pengembangan suatu wilayah atau kota.

Adapun secara ilustrasi, pendekatan komprehensif dalam kaitannya dengan


penyelesaian pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dalam Gambar II.4 berikut.

Gambar 2.3 Ilustrasi Konsepsi Pendekatan Komprehensif Dalam Kerangka Teknis-


Akademis

2.2. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN IDENTIFIKASI

III - 7
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

Kegiatan identifikasi ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli


dengan bantuan dan bimbingan teknis dari Pemerintah Daerah Propinsi yang
mengacu pada pedoman dan kriteria yang ditetapkan. Terdiri dari beberapa langkah
pokok yaitu :
1. Persiapan
Berdasarkan alokasi paket kegiatan Kabupaten Tolitoli melakukan beberapa
persiapan untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah potensial yang diindikasi
sebagai wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh antara lain :
Menyampaikan informasi program kepada instansi terkait secara
berjenjang di Daerah Kabupaten Informasi disampaikan oleh kepala daerah
dalam rangka :
- Menyamakan persepsi tentang Pengembangan wilayah Cepat
tumbuh dan Berkembang.
- Kontribusi sektor terkait yang diharapkan dapat mengisi
pengembangan wilayah cepat tumbuh dan berkembang di 3 (tiga) wilayah
Kecamatan yakni Kecamatan Tolitoli Utara, Kecamatan Dakopamean, dan
Kecamatan Ogodeide.
Mengkaji dan mendalami kriteria lokasi kawasan cepat tumbuh dan
berkembang, dalam kaitannya dengan RUTR Kabupaten Tolitoli.
Mengkaji satuan-satuan wilayah pengembangan sebagaimana tercantum
dalam RUTR, dan membaginya kedalam:
- Kelompok kecamatan dalam SWP menurut fungsi yang akan
dikembangkan.
- Potensi dominan setiap kecamatan dalam SWP.
Menetapkan bagian wilayah dalam kecamatan yang memenuhi kriteria
sebagai wilayah/kawasan Cepat tumbuh dan berkembang, dan menyusunnya
dalam daftar lokasi yang akan diteliti lebih lanjut.
Menetapkan tim dan jadwal pelaksanaan kegiatan identifikasi.
2. Pelaksanaan kegiatan
Survey penetapan kawasan
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan batas wilayah yang lebih jelas,
terdiri dari :
- Penetapan kawasan Prioritas pengembangan wilayah/Kawasan, yang
dapat ditetapkan dengan beberapa cara, antara lain :

III - 8
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

Teknik scalling (mengindikasi pusat kawasan atas dasar kelengkapan


prasarana dan sarana dasar, fasilitas pelayanan umum dan jaringan
jalan). Desa dengan fasilitas dan utilitas terlengkap.
Kajian terhadap keuntungan lokasi, dimana wilayah/kawasan yang
diprioritaskan adalah yang mempunyai lokasi yang paling strategis,
baik terhadap wilayah nodal maupun wilayah sekitarnya.
Keragaman aktifitas harian.
- Penetapan wilayah pendukung
Pada dasarnya wilayah/kawasan yang berbatasan dengan
wilayah/kawasan yang dikembangan sebagai kawasan prioritas untuk
tumbuh dan berkembang.
Hinterland efektif diukur dari tingkat atau intensitas terjadinya interaksi
baik sosial, ekonomi maupun ikatan budaya.
Secara mudah dapat dilihat dari arah orientasi pelayanan dan
pemenuhan kebutuhan primer wilayah pusat pengembangan kepada
wilayah/kawasan pendukungnya.
- Gabungan antara wilayah pusat pengembangan dengan daerah
hiterlandnya disebut sebagai kawasan, yang terpilih adalah kawasan
yang memenuhi kriteria tertentu.

Survey potensi dominan


- Potensi dominan adalah kegiatan yang terbanyak digeluti penduduk atau
kegiatan yang memberikan konstribusi terbesar bagi kehidupan ekonomi
kawasan.
- Potensi tersebut dapat tersebar merata di seluruh wilayah, hanya pada
wilayah pendukung atau mengelompok di wilayah tertentu.
- Karakter wilayah disebut sesuai potensi dominannya (agro industri, agro
wisata, agro bisnis atau pusat jasa lokal).

Investigasi kawasan/wilayah terpilih


Berdasarkan hasil survey potensi dan penetapan wilayah, perlu diseleksi
lebih lanjut, wilayah-wilayah yang diindikasi dapat dikembangkan sebagai
wilayah strategis dan cepat tumbuh. Cara seleksi adalah sebagai berikut :
- Diprioritaskan bagi wilayah yang memiliki potensi strategis dan sektor
unggulan untuk dikembangkan pada masa yang akan datang.

III - 9
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

- Dalam hal desanya sangat luas maka hinterlandnya adalah dusun dalam
desa pusat, dengan jarak jangkau investasi prasarana dan sarana
pelayanan fasos dan fasum maksimum 10 Km dari pusat kegiatannya.
- Diprioritaskan bagi wilayah dengan melihat perkembangan penduduk
pada masa yang akan datang Proyeksi penduduk (3000 10.000) jiwa.
Hasilnya dihimpun dalam daftar tentative calon lokasi wilayah terpilih yang
strategis dan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkmbang, yang
dikelompokkan menurut potensi dominannya.
Penentuan rangking
Berdasarkan hasil pengkajian teknis sebagaimana dimaksudkan dalam butir
c, dan dengan memperhatikan variabel lain yang berpengaruh seperti :
- Keterkaitan fungsi dan peran kawasan/wilayah terhadap struktur dan
sistem kota dalam kabupaten.
- Kedudukan/status wilayah terhadap prioritas pengembangan SWP
maupun Kabupaten secara keseluruhan.
- Dampak atau keuntungan dan atau kontribusi strategis yang dapat
diberikan oleh wilayah terhadap wilayah perdesaan lain disekitarnya.
Tindak Lanjut Kegiatan Identifikasi Kawasan.
Tersusunnya daftar lokasi definitif harus segera diikuti dengan tindak lanjut
oleh instansi terkait. Kegiatan lanjut ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan identifikasi, dilakukan pada wilayah-wilayah yang
akan segera mendapatkan tindak lanjut berupa program, proyek atau
kegiatan. Minimal akan mencakup identifikasi terhadap :
- Identifikasi Kebutuhan Investasi Prasarana dan Sarana Dasar (PSD).
Penyediaan PSD merupakan investasi yang mahal. Indikasi teknis
terhadap kemungkinan pembangunannya perlu dilakukan dengan
seksama. Kajian lanjut minimal harus telah mempertimbangkan :
Jenis fasilitas pendukung yang dapat diarahkan untuk mendukung
wilayah strategis dan cepat tumbuh terutama aksesibilatas dan pola
penggunaan lahan yang ada di lokasi Perencaan serta kelanjutan
pengelolaan dan pemeliharaannya oleh masyarakat.
Jenis fasilitas yang perlu dibangun untuk memacu tumbuh dan
berkembangnya kegiatan usaha ekonomi kawasan.
- Identifikasi Kegiatan Pokok Dan Penunjang

III - 10
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

Kajian lebih mendalam terhadap kemungkinan pengembangan potensi


dominan perlu dilakukan dalam rangka mengenali :
Kegiatan utama yang perlu didukung dan diupayakan
pengembangannya.
Kegiatan pendukung yang perlu dihadirkan atau diperkirakan akan
tumbuh dan berkembang sejalan dengan kegiatan utama, sehingga
perlu pula diantisipasi kebutuhan PSDnya.
- Alokasi Pendanaan di Kabupaten Yang Antara Lain Ditujukan Untuk:
Penyiapan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah)
kawasan, yang akan menjadi acuan bagi seluruh pihak terkait.
Ketersediaan RPJM secara swadaya oleh Kabupaten sangat
dianjurkan, sehingga memudahkan program sektor masuk mengisi
pembangunan di kawasan.
Penyiapan masyarakat (social Pre Conditioning) yang akan erat
kaitannya dengan penetapan pendekatan pembangunan yang akan
dilakukan.
Penyiapan rencana detail pengembangan kegiatan utama untuk tahun
berjalan. Yang semuanya tersusun dalam bentuk baku Indikasi
Program yang akan dilaksanakan.

2.3. ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN

Metode analisis yang digunakan dalam menentukan alternatif pemilihan kawasan


strategis dan cepat tumbuh adalah sebagai berikut :

a). Analisis Aksesibilitas Wilayah.


Metode analisis untuk pengukuran tingkat aksesibilitas dalam wilayah dilakukan
dengan menggunakan persamaan :
KFT
A=
D
Keterangan :
A : Nilai Aksesibilitas
F : Fungsi jalan, baik, sedang, buruk
K : Konstruksi jalan baik, sedang, buruk
D : Jarak
Untuk nilai F dan K diberi bobot

III - 11
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

b). Analisis Proyeksi Eksponensial


Analisis eksponensial adalah analisis proyeksi penduduk. untuk melihat seberapa
besar kebutuhan fasilitas pelayanan yang dibutuhkan di Kecamatan Tolitoli Utara,
Dakopamean, dan Ogodeide dalam kurun waktu yang akan ditentukan sesuai
dengan kebutuhan proyeksi dengan rumus matematis sebagai berikut ;

Pt = Po Ekp r.t
Keterangan :
Pt : Jumlah Penduduk Tahun n
Po : Jumlah Penduduk Tahun awal
r : Angka Pertumbuhan Penduduk
T : Waktu dalam Tahun Proyeksi

c). Analisis Location Quotient (LQ)


Metode tersebut digunakan untuk mengetahui sampai dimana kemampuan suatu
wilayah terhadap kegiatan sektor tertentu. Secara matematis dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Si / Ni Si / S
LQ = =
S/N Ni /N
Keterangan :
Si : Jumlah produksi sektor di daerah studi
S : Jumlah produksi sektor di daerah studi
Ni : Jumlah produksi sektor di seluruh daerah yang lebih luas dimana daerah yang
diselidiki menjadi bagiannya
N : Jumlah total produksi di seluruh daerah yang lebih luas dimana daerah yang
diselidiki menjadi bagiannya.

d). Metode Analisis Pergeseran (Shift and Share)


Metode analisis shiff share digunakan untuk mengetahui kinerja perekonomian
kabupaten, pergeseran, struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi dan identifikasi
sektor-sektor unggul kabupaten dalam kaitannya dengan perekonomian acuan
(nasional atau propinsi) dalam dua atau lebih titik waktu.
Rumus umum :
PEK = KPN + KPP + KPK
Selanjutnya rumus di atas dapat dijabarkan secara rinci sebagai berikut :

Y* yi* y* yi yi*
PEK = -1 + - + -
*
y yi y yi yi

Keterangan :
y* : Indikator ekonomi nasional akhir tahun kajian.
III - 12
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

y : Indikator ekonomi nasional awal tahun kajian.


yi* : Indikator ekonomi nasional sektor akhir tahun kajian.
yi : Indikator ekonomi nasional sektor awal tahun kajian.
yi : Indikator ekonomi kabupaten sektor i akhir tahun kajian.
yi : Indikator ekonomi kabupaten sektor i awal tahun kajian.
Sebagai pergeseran Netto adalah : PN = KPP + KPK

e). Analisis Kesesuaian Lahan


Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian areal dapat berbeda tergantung dari tipe
penggunaan hanya yang sedang dipertimbangkan
Untuk mengetahui kesesuaian lahan perlu diketahui gambaran lebih awal mengenai
rencana alokasi Kawasan Perkotaan, dimana rencana lokasi yang menjadi sasaran
penelitian apakah daerah itu merupakan daerahl limitasi, daerah kendala, atiau
daerah yang sangat berpotensi untuk dikembangkan masuk dalam wilayah
perencanaan.
Untuk mengetahui tersebut, secara umum digambarkan sebagai berikut :
1). Daerah limitasi adalah daerah yang sama sekali tidak dapat
dikembangkan atau tidak dapat diolah karena ada keterbatasan fisik alami.
Kriteria daerah tersebut adalah sebagai berikut:
- Kemiringan Lereng >40%
- Ketinggian >1500 meter
- Curah hujan > 5000 mm/tahun
- Daerah yang tergenang terus menerus (permanen).
2). Daerah kendala adalah daerah yang untuk dikembangkan sebagai
suatu rencana baru,karena fisik alamiah yang memerlukan rekayasa dan
teknologi yang tinggi adapun kriterianya adalah sebagai berikut :
- Kemiringan Lereng > 40%
- Daerah yang tergenan secara periodik
3). Daerah yang berpotensail adalah daerah yang dikembangkan tanpa
ada kendala kondisi fisik alami, daerah tersebut mempunyai kriteria sebagai
berikut :
- Kemiringan Lereng < 15%
- Tidak tergenanag air
- Curah hujan 2000 - 5000 mm/tahun.
- Ketinggian < 500 meter
- Ketersediaan air bersih
III - 13
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

Kegiatan yang dapat dilaksanakan dikawasan ini menyangkut dua hal, yaitu :
Kegiatan Permukiman
Kegiatan budidaya dan non budidaya.
4). Kawasan dengan kemiringan lereng 0-15 % sangat baik untuk semua
aktivitas seperti :
- Permukiman Perumahan.
- Perdagangan.
- Rekreasi/Olahraga.
- Perkebunan.
- Sistim drainase.
5). Kawasan dengan kemiringan lereng >15%, seluruhnya diarahkan
untuk pengembangan lahan cadangan dan konservasi Jika dalam keadaan
darurat, boleh dimanfaatkan sebagai lahan cadangan tersebut.
6). Permukiman penduduk dengan segala fasilitas pendudukung paling
ideal berada pada kemiringan 0-8%. Kemiringan diatas 8% sampai15% masih
dapat diterima dengan pembatasan kepadatan bangunan. Sedangkan
kemiringan diatas 25% sampai 40% dapat diterima tetapi harus didukung oleh
teknologi dan biaya kontruksi yang cukup tinggi untuk menjamin keamanan dan
keselamatan, baik bangunan atupun tanahnya.

Kualitas air tanah dan keterbatasaan air minum juga perlu diperhatikan. Air tanah
yang tawar dan bebas dari bahan mineral yang membahayakan sehatan,
merupakan sumbear air bersih bagi permukiman di samping air hujan dan air
sungai. Air tanah yang payau, mengandung sulfur,atau asin, tidak dianjurkan
untuk lokas permukiman.

Potensi banjir dan genangan juga merupakan faktor pembatas yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan lahan untuk aktivitas masyarakat namun
dengan masukan, berupa pembangunan sistem drainase yang baik atau dengan
pembangunan penangkal banjir yang dapat mengantisipasi terjadinya genangan,
maka lahan dengan resiko genangan rendah dan potensi banjir musiman masih
dapat dimanfaatkan sebagai lahan permukiman.

f). Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah instrumen yang digunakan untuk melakukan analisis strategis.
Analisis SWOT merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu menstrukturkan

III - 14
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

masalah, terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis, yang lazim
disebut sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

Dalam lingkungan internal dan eksternal ini pada dasarnya terdapat empat unsur
yang selalu dimiliki dan dihadapi, yaitu secara internal memiliki sejumlah kekuatan-
kekuatan (strengths) dan kelemahan-kelemahan (weaknesses), dan secara eksternal
akan berhadapan dengan berbagai peluang-peluang (oppotunities) dan ancaman-
ancaman (threats).

Pengertian-pengertian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam analsis


SWOT adalah sebagai berikut :
Kekuatan (strengths)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan lain yang ada
dimasyarakat terhadap pengaruh dan kebutuhan dasar masyarakat
Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan adalah keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya, keterampilan
dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja suatu masyarakat.
Peluang (opportunities)
Peluang adalah situasi/kecenderungan utama yang menguntungkan dalam
lingkungan masyarakat
Ancaman (threats)
Ancaman adalah situasi/kecenderungan utama yang tidak menguntungkan
dalam lingkungan masyarakat
Hasil dari interaksi faktor strategis internal dengan eksternal menghasilkan alternatif-
alternatif strategi. Matrik SWOT menggambarkan berbagai alternatif strategi yang
dapat dilakukan didasarkan hasil analisis SWOT Semua faktor tentang kekuatan dan
kelemahan dapat dijabarkan secara matriks sebagai berikut :

E INTERNAL
X STRENGTHS WEAKNESSES
T (Kekuatan) (Kelemahan)
E Uraian Daftar Kekuatan Uraian Daftar Kelemahan
R
N OPPRTUNITES Strategi Strategi
A O (SO) (WO)
L Tanggulangi Weaknesses
Daftar Peluang Gunakan Strengths Dengan Menggunakan
Untuk Mendapatkan Opportunites Opportunites

THREATS Strategi Strategi


T (ST) (WT)
III - 15
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

Uraian Daftar Gunakan Strengths Minimalkan Weaknesses


Ancaman / Untuk Menghindari Threats dan Hindari Threats
Tantangan

g). Analisis Pembobotan


1). Potensi sektor unggulan produksi dan jasa sebagai penggerak
pertumbuhan
a. Klasifikasi Kecamatan/desa, dirinci sebagai berikut :
Swadaya (1)
Swakarya (3)
Swasembada (5)
Lainnya (0)
b. Jumlah dominan rumah tangga ekonomi, sebagai berikut
Bidang pertanian (1)
Bidang industri dan kerajinan (5)
Bidang perdagangan dan jasa (3)
Bidang lainnya (2)
c. Pengelolaan kegiatan pertanian, dirinci sebagai berikut :
Organisasi petani (3)
Badan usaha / perusahaan (5)
Tidak ada organisasi (1)
d. Jumlah pabrik, dirinci sebagai berikut :
> 5 buah (5)
2 4 buah (3)
< 2 buah (1)
e. Sektor ekonomi potensial, dirinci sebagai berikut
Sawah/perkebunan/perikanan (1)
Industri kecil (3)
Industri besar dan sedang (5)
Perdagangan dan jasa (5)
Lainnya (2)

2). Memiliki PSD Untuk Menunjang Perkembangan Produksi dan


Jasa dirinci sebagai berikut :
III - 16
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

a. Fasilitas pasar
Pasar/pertokoan/pasar khusus (5)
Tidak ada (0)
b. Perkreditan
Bank (5)
KUD (3)
Koperasi lainnya (3)
Tidak ada (0)
c. Sarana listrik, dirinci sebagai berikut :
Jumlah RT dilayani PLN (3)
Jumlah RT dilayani non PLN (2)
Lainnya (1)
d. Sarana telepon dirinci sebagai berikut :
Telepon umum (3)
Telepon RT (3)
Lainnya (1)
3). Memiliki Prasaran Sosial Dasar untuk Pelayanan Publik

a. Sarana air bersih, dirinci sebagai berikut


PAM (2)
Air sumur (1)
Lainnya (Sungai, air hujan) (0)
b. Sarana sanitasi lingkungan (persampahan) dirinci sebagai
berikut :
Diangkut dengan Truk (2)
Lainnya (tanpa lokasi pembuangan) (0)
c. Fasilitas pendidikan, dirinci sebagai berikut
SMTP / Kejuruan sederajat (1)
SMTA / Kejuruan sederajat (3)
Akademi / Universitas (5)
d. Fasilitas kesehatan, dirinci sebagai berikut
Rumah sakit / RSB (5)
Puskesmas (3)
Poliklinik (1)
e. Fasilitas kantor pos (Ada / Tidak Ada) (0-2)
III - 17
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

f. Fasilitas rekreasi, dirinci sebagai berikut :


Bioskop / teater (2)
Taman Hiburan (1)
Lainnya (0)
4). Mempunyai Jumlah Penduduk yang Cukup untuk memenuhi
Skala Ekonomi dan untuk Pelayanan Sosial Ekonomi
a. Kepadatan penduduk, dirinci sebagai berikut :
> 50 jiwa per Km2 (15)
25 49 jiwa per Km2 (10)
< 25 jiwa per Km2 (5)

5). Mempunyai Kelembagaan Masyarakat

a. Tipe LKMD, dirinci sebagai berikut :


Tipe 1 (1)
Tipe 2 (2)
Tipe 3 (3)
b. Lembaga LMD (Ada / Tidak Ada) ( 0 3)

6). Mempunyai Akses Yang Baik Terhadap Kota dan Desa-desa


Sekitarnya

a. Kualitas jalan (0-5) :


Aspal (5)
Pengerasan (3)
Tanah (1)

b. Sarana angkutan, dirinci sebagai berikut


Terminal (5)
Lainnya (0)
c. Moda angkutan yang digunakan
Kendaraan bermotor roda 4/3 (5)
Sepeda motor (3)
Delman/dokar/gerobak/pedati/sepeda (2)
Lainnya (1)

7). Lokasinya Tersebar Diantara Kabupaten

III - 18
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011

Jarak pusat desa dengan kota terdekat, dirinci sebagai berikut :


> 25 Km (1)
10 25 Km (3)
< 10 Km (5)
Interpretasi nilai untuk memilih KPP adalah sebagai berikut :

1. Desa dengan nilai 64 100 dipilih sebagai Desa Straegis dan Cepat
Tumbuh
2. Desa dengan nilai 45 64 dipilih sebagai desa potensial untuk
menjadi desa pusat pertumbuhan
3. Desa dengan nilai kurang dari 45 merupakan desa-desa biasa

III - 19

Anda mungkin juga menyukai