Bab III Metodologi Pendekatan
Bab III Metodologi Pendekatan
Bab III Metodologi Pendekatan
Toli-Toli 2011
BAB
III
METODOLOGI PENDEKATAN
Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama serta tindakan yang
semestinya dilakukan menjadi ciri utamanya. Dalam hal ini, suatu kondisi atau situasi
yang terjadi mencoba dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan karakteristiknya dengan
kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan kondisi yang
seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal peraturan perundangan, baik
untuk nasional maupun daerah.
III - 1
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
terhadap produk peraturan dan kebijakan baik di tingkat pusat maupun tingkat
daerah yang terkait dengan pengembangan wilayah, khususnya yang berhubungan
dengan wilayah/kawasan strategis & cepat tumbuh.
Terkait dengan pekerjaan ini, pendekatan normatif yang dilakukan tidak dipandang
sekedar sebagai pendekatan untuk merumuskan kebijakan yang sifatnya konseptual.
Pendekatan ini dilakukan mulai dari bagaimana kondisi dan permasalahan di wilayah
perencanaan dilihat sampai dengan perumusan kebijakan dan strategi yang tepat
untuk kondisi dan permasalahan yang ada.
III - 2
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
Hal ini dimaksudkan agar hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh
pemangku kepentingan terkait di daerah. Pendekatan fasilitatif dilakukan proses
pendampingan (oleh pihak konsultan) dalam proses penyusunan kegisatan ini
kepada tim teknis.
Hal ini selain ditujukan untuk mendapatkan proses pembelajaran bersama di tingkat
pemangku kepentingan, juga untuk mendapatkan hasil dan keputusan yang
disepakati bersama seluruh pemangku kepentingan.
III - 3
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
Pendekatan ini adalah suatu pendekatan dalam perencanaan kebijakan publik yang
didasarkan pada pemikiran bahwa suatu kebijakan publik yang disusun berdasarkan
pada kepentingan satu orang saja akan dapat mencederai kepentingan orang lain.
Dalam kondisi ini akan ada pihak yang dirugikan, yang umumnya adalah pihak
dengan suara yang lemah dalam pembangunan suatu wilayah atau kota. Dalam
kacamata pendekatan ini, semua pihak yang berkepentingan dalam pembangunan
suatu wilayah atau kota memiliki suara yang sama sesuai dengan perannya dalam
perumusan kebijakan publik.
Adapun suara dari kelima pihak tersebut dalam konteks pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh, sebaiknya difasilitasi dalam berbagai forum diskusi yang
diselenggarakan sebagai bagian dari proses pelaksanaan kegiatan.
Secara ilustrasi keterlibatan kelima pihak tersebut dapat dilihat dalam Gambar II.3
berikut.
III - 4
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
Gambar 2.2 Ilustrasi Konsepsi Pendekatan Kolaboratif Dalam Konteks Partisipatif dan Fasilitatif
Terkait dengan kegiatan ini, terdapat beberapa metode dan teknik studi yang baku
yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja, pemberi kerja, dan tim
teknis. Adapun dalam penerapannya, pendekatan teknis-akademis ini umumnya
dicirikan dengan beberapa karakteristik sebagai berikut:
Melihat suatu kondisi atau situasi dari berbagai sudut pandang yang terkait
(komprehensif)
III - 5
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
a Melihat persoalan kota dalam lingkup dirinya sendiri. Dalam cara pandang
yang pertama ini, kota tidak didasarkan pada cara pandang sistem spasial
melainkan dalam sistem kegiatan yang berinteraksi di dalamnya.
c Melihat persoalan kota sebagai bagian dari sistem yang lebih luas lagi
yaitu sistem perwilayahan provinsi atau wilayah metropolitan.
III - 6
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
pendekatan ini merujuk pada upaya memahami suatu permasalahan dari sudut
pandang semua aspek kehidupan mulai dari aspek ekonomi, politik, sosial budaya,
sampai dengan pertahanan keamanan. Semua aspek tersebut dalam cara pandang
ini dilihat sebagai satu kesatuan rantai kehidupan yang saling terkait satu dengan
yang lain.
Selain itu kata komprehensif juga mengandung pemahaman bahwa suatu wilayah
dimana persoalan tersebut akan dipecahkan dipandang sebagai satu kesatuan
sistem yang di dalamnya terdiri dari berbagai sub sistem yang saling terkait,
termasuk dalam kaitannya dengan lingkup wilayah administrasi (konstelasi regional,
nasional, dan internasional).
III - 7
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
III - 8
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
III - 9
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
- Dalam hal desanya sangat luas maka hinterlandnya adalah dusun dalam
desa pusat, dengan jarak jangkau investasi prasarana dan sarana
pelayanan fasos dan fasum maksimum 10 Km dari pusat kegiatannya.
- Diprioritaskan bagi wilayah dengan melihat perkembangan penduduk
pada masa yang akan datang Proyeksi penduduk (3000 10.000) jiwa.
Hasilnya dihimpun dalam daftar tentative calon lokasi wilayah terpilih yang
strategis dan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkmbang, yang
dikelompokkan menurut potensi dominannya.
Penentuan rangking
Berdasarkan hasil pengkajian teknis sebagaimana dimaksudkan dalam butir
c, dan dengan memperhatikan variabel lain yang berpengaruh seperti :
- Keterkaitan fungsi dan peran kawasan/wilayah terhadap struktur dan
sistem kota dalam kabupaten.
- Kedudukan/status wilayah terhadap prioritas pengembangan SWP
maupun Kabupaten secara keseluruhan.
- Dampak atau keuntungan dan atau kontribusi strategis yang dapat
diberikan oleh wilayah terhadap wilayah perdesaan lain disekitarnya.
Tindak Lanjut Kegiatan Identifikasi Kawasan.
Tersusunnya daftar lokasi definitif harus segera diikuti dengan tindak lanjut
oleh instansi terkait. Kegiatan lanjut ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan identifikasi, dilakukan pada wilayah-wilayah yang
akan segera mendapatkan tindak lanjut berupa program, proyek atau
kegiatan. Minimal akan mencakup identifikasi terhadap :
- Identifikasi Kebutuhan Investasi Prasarana dan Sarana Dasar (PSD).
Penyediaan PSD merupakan investasi yang mahal. Indikasi teknis
terhadap kemungkinan pembangunannya perlu dilakukan dengan
seksama. Kajian lanjut minimal harus telah mempertimbangkan :
Jenis fasilitas pendukung yang dapat diarahkan untuk mendukung
wilayah strategis dan cepat tumbuh terutama aksesibilatas dan pola
penggunaan lahan yang ada di lokasi Perencaan serta kelanjutan
pengelolaan dan pemeliharaannya oleh masyarakat.
Jenis fasilitas yang perlu dibangun untuk memacu tumbuh dan
berkembangnya kegiatan usaha ekonomi kawasan.
- Identifikasi Kegiatan Pokok Dan Penunjang
III - 10
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
III - 11
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
Pt = Po Ekp r.t
Keterangan :
Pt : Jumlah Penduduk Tahun n
Po : Jumlah Penduduk Tahun awal
r : Angka Pertumbuhan Penduduk
T : Waktu dalam Tahun Proyeksi
Y* yi* y* yi yi*
PEK = -1 + - + -
*
y yi y yi yi
Keterangan :
y* : Indikator ekonomi nasional akhir tahun kajian.
III - 12
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
Kegiatan yang dapat dilaksanakan dikawasan ini menyangkut dua hal, yaitu :
Kegiatan Permukiman
Kegiatan budidaya dan non budidaya.
4). Kawasan dengan kemiringan lereng 0-15 % sangat baik untuk semua
aktivitas seperti :
- Permukiman Perumahan.
- Perdagangan.
- Rekreasi/Olahraga.
- Perkebunan.
- Sistim drainase.
5). Kawasan dengan kemiringan lereng >15%, seluruhnya diarahkan
untuk pengembangan lahan cadangan dan konservasi Jika dalam keadaan
darurat, boleh dimanfaatkan sebagai lahan cadangan tersebut.
6). Permukiman penduduk dengan segala fasilitas pendudukung paling
ideal berada pada kemiringan 0-8%. Kemiringan diatas 8% sampai15% masih
dapat diterima dengan pembatasan kepadatan bangunan. Sedangkan
kemiringan diatas 25% sampai 40% dapat diterima tetapi harus didukung oleh
teknologi dan biaya kontruksi yang cukup tinggi untuk menjamin keamanan dan
keselamatan, baik bangunan atupun tanahnya.
Kualitas air tanah dan keterbatasaan air minum juga perlu diperhatikan. Air tanah
yang tawar dan bebas dari bahan mineral yang membahayakan sehatan,
merupakan sumbear air bersih bagi permukiman di samping air hujan dan air
sungai. Air tanah yang payau, mengandung sulfur,atau asin, tidak dianjurkan
untuk lokas permukiman.
Potensi banjir dan genangan juga merupakan faktor pembatas yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan lahan untuk aktivitas masyarakat namun
dengan masukan, berupa pembangunan sistem drainase yang baik atau dengan
pembangunan penangkal banjir yang dapat mengantisipasi terjadinya genangan,
maka lahan dengan resiko genangan rendah dan potensi banjir musiman masih
dapat dimanfaatkan sebagai lahan permukiman.
III - 14
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
masalah, terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis, yang lazim
disebut sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Dalam lingkungan internal dan eksternal ini pada dasarnya terdapat empat unsur
yang selalu dimiliki dan dihadapi, yaitu secara internal memiliki sejumlah kekuatan-
kekuatan (strengths) dan kelemahan-kelemahan (weaknesses), dan secara eksternal
akan berhadapan dengan berbagai peluang-peluang (oppotunities) dan ancaman-
ancaman (threats).
E INTERNAL
X STRENGTHS WEAKNESSES
T (Kekuatan) (Kelemahan)
E Uraian Daftar Kekuatan Uraian Daftar Kelemahan
R
N OPPRTUNITES Strategi Strategi
A O (SO) (WO)
L Tanggulangi Weaknesses
Daftar Peluang Gunakan Strengths Dengan Menggunakan
Untuk Mendapatkan Opportunites Opportunites
a. Fasilitas pasar
Pasar/pertokoan/pasar khusus (5)
Tidak ada (0)
b. Perkreditan
Bank (5)
KUD (3)
Koperasi lainnya (3)
Tidak ada (0)
c. Sarana listrik, dirinci sebagai berikut :
Jumlah RT dilayani PLN (3)
Jumlah RT dilayani non PLN (2)
Lainnya (1)
d. Sarana telepon dirinci sebagai berikut :
Telepon umum (3)
Telepon RT (3)
Lainnya (1)
3). Memiliki Prasaran Sosial Dasar untuk Pelayanan Publik
III - 18
Pengembangan Wilayah Strategis & Cepat Tumbuh Kab. Toli-Toli 2011
1. Desa dengan nilai 64 100 dipilih sebagai Desa Straegis dan Cepat
Tumbuh
2. Desa dengan nilai 45 64 dipilih sebagai desa potensial untuk
menjadi desa pusat pertumbuhan
3. Desa dengan nilai kurang dari 45 merupakan desa-desa biasa
III - 19