Makalah Mesin Tetas Telur 2
Makalah Mesin Tetas Telur 2
Makalah Mesin Tetas Telur 2
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui apa itu penetasan telur.
2. Mengetahui syarat penetasan telur yang baik.
3. Mengetahui tata laksana penetasan telur.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penetasan telur.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Jumlah telur yang mampu dierami induk terbatas sehingga menyulitkan manajeman
pemeliharaan. Jika mempunyai 10 ekor induk. Saat sekarang ada yang menetas, tiga hari
kemudian ada yang menetas lagi, dua minggu ada yang menetas lagi, bahkan ada yang
menetas mungkin satu-dua bulan lagi. Betapa kacaunya model pemeliharaannya karena
harus punya beberapa kandang pembesaran.
3. Agar produksi dari seekor induk lebih banyak. Hal ini disebabkan umur untuk
berproduksi berkurang dengan adanya sifat mengeram dan mengasuh anak. Sehingga yang
semula seekor induk hanya mampu berproduksi telur hanya 60-75 butir/tahun dapat
meningkat menjadi 100-120 butir/tahun.
4. Sebagai sarana pencegahan penyakit. karena di dalam proses penetasan buatan
terdapat program penyucihamaan telur dan ruangan mesin tetas dengan desinfektan.
Kalau penyucihamaan dilakukan dengan benar maka dapat memutus jalur penyebaran
penyakit yang merugikan dapat merugikan (Harianto, 2008).
Persiapan penetasan
Dengan melakukan sanitasi / membersihkan mesin tetas dari segala kotoran, kemudian
dilakukan fumigasi dengan menggunakan KMnO4 dan Formalin 40%, dengan perbandingan untuk
1 m diperlukan KMnO4 6 gram dan Formalin 40% 12 ml.
Wadah/bak air diisi dengan air hangat-hangat kuku (38,5C), setelah itu bak air dimasukkan
dalam mesin tetas.
Hidupkan mesin tetas dan stabilkan suhu dalam mesin tetas hingga mendapatkan suhu yang
konstan pada skala 101F. Cara mengatur suhu dengan merubah kedudukan skrup termostat,
apabila suhu belum mencapai 101F lampu sudah mati maka skrup pada termostat diputar ke kiri
sampai menyala, atau sebaliknya apabila suhu sudah mencapai 101F tetapi lampu belum mati
maka skrup pada termostat diputar ke kanan sampai lampu mati. Pekerjaan ini di ulang-ulang
hingga diperoleh suhu 101F, kemudian tunggu selama 24 jam, apabila sudah tidak berubah lagi
maka mesin tetas sudah siap digunakan.
Susun telur yang akan ditetaskan pada rak telur dengan posisi kemiringan 45 derajat, dan
bagian ujung tumpul berada diatas.
Penambahan kelembaban, untuk telur itik perlu dilakukan penambahan kelembaban dengan
pengabutan air pada telur maupun dalam mesin atau telur di basahi dengan air hangat dilakukan
setiap pembalikan telur.
Pelaksanaan penetasan.
a. Hari ke 1 : Masukkan telur ke dalam mesin tetas setelah langkah-langkah persiapan sudah siap.
Ventilasi ditutup rapat, suhu 101F, catat posisi telur pada kartu kontrol. Lakukan pemerikasaan
telur (candling) setelah 24 jam.
d. Hari ke 4 : Mulai pemutaran telur, pemutaran telur dilakukan sehari 3 kali yakni pagi jam 06.00,
siang jam 14.00, malam jam 22.00 (interval 8 jam) dengan cara membalik, mengeluarkan telur
beserta raknya. Pemutaran dilakukan diluar sambil pendinginan 10 15 menit (Putar 3 kali dan
pendinginan), Suhu 101F. Ventilasi dibuka bagian, jangan lupa dicatat.
g. Hari ke 7 : Putar 3 kali dan pendinginan, dilakukan pemeriksaan telur dan hanya telur yang
embrionya hidup yang dimasukkan kembali kedalam mesin tetas, suhu 101 F, ventilasi dibuka
seluruhnya, air diperiksa dan jangan lupa dicatat.
h. Hari ke 8 : Putar 3 kali dan pendinginan, kontrol air. ventilasi dibuka seluruhnya.
i. Hari ke 9 : Putar 3 kali dan pendinginan.
y. Hari ke 25 : Putar 3 kali dan pendinginan. dilakukan pemeriksaan telur ke tiga, suhu dikontrol.
Ventilasi dibuka seluruhnya, air diperiksa jika perlu ditambah dengan air hangat. Jangan lupa
dicatat.
aa. Hari ke 28 : Pada hari ini biasanya telur sudah mulai retak.
ab. Hari ke 29 : Pada hari ini biasanya telur sudah menetas, anak itik yang sudah kering dikeluarkan
dari mesin tetas.
Setelah anak itik menetas mencapai umur satu hari, anak itik dipindahkan ke kandang box dan
diberi pemanas sebagai ganti induk itik dan diberi pakan starter, pemeliharaan selanjutnya seperti
memelihara itik unggas pada umumnya, untuk itik seyogyanya pemberian pakan dicampur air
(sedikit basah).
Pengakhiran praktikum
Mesin tetas yang sudah selesai digunakan dicuci sampai bersih dan dicucihamakan kemudian
dikembalikan ke ruang penetasan, seperti kondisi saat peminjaman, keadaan mesin tetas utuh,
peralatan thermometer, rak maupun perlengkapan lainnya dikembalikan untuk disimpan atau
digunakan lagi (Nuryati, 2000).
a. Mengatur suhu ruangan mesin tetas sesuai dengan suhu yang ditentukan.
4. Pemutaran telur, mempunyai tujuan untuk memberikan panas secara merata pada permukaan
telur, Selain itu untuk mencegah agar embrio tidak menempel pada salah satu sisi kerabang telur.
Pemutaran telur dilakukan dengan mengubah posisi telur dari kiri ke kanan atau sebaliknya, untuk
telur dengan posisi mendatar yang bawah diputar menjadi diatas, apabila telur diberdirikan bagian
yang tumpul harus diatas.
5. Peneropongan, dilakukan karena untuk mengetahui keberadaan atau perkembangan embrio
secara dini. Peneropongan biasanya dilakukan sebanyak 3 kali selama penetasan berlangsung yaitu
pada hari ke 1, ke 7 dan hari ke 25 ( Gatot, 2009).
III. KESIMPULAN
a. Penetasan telur adalah usaha untuk menetaskan telur unggas dengan bantuan mesin penetas
telur yang sistem atau cara kerjanya mengadopsi tingkah laku (behaviour) induk ayam atau unggas
lainnya selama masa mengeram.
b. Syarat syarat penetasan telur : suhu dan perkembangan embrio, kelembapan dalam induk
buatan dan ventilasi.
c. Tata laksana meliputi pemilihan telur dan fumigasi.
d. Faktor yang mempengaruhi Penetasan yaitu :
- Sumber panas,
- Air,
- Operator,
- Pemutaran telur,
- Peneropongan.
DAFTAR PUSTAKA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan HidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca tentang Mesin Tetas telur.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
MAKALAH MESIN TETAS
DISUSUN OLEH :
RUDI SYAHPUTRA
KELAS :
XII ATU 1
GURU PEMBIMBING :
APRIS ARIANSAH, S.Pt.