Makalah Ergonomi
Makalah Ergonomi
Makalah Ergonomi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan informasi manusia adalah sebuah pendekatan untuk
mempelajari pemikiran dan perilaku manusia yang dikembangkan mulai tahun
1950-an sebagai alternatif untuk pendekatan perilaku yang populer pada waktu
itu. Ini adalah pendekatan kognitif yang sering disamakan dengan psikologi
kognitif kontemporer. Prinsip utama dari pendekatan pemrosesan informasi
adalah bahwa manusia dapat dicirikan sebagai sistem informasi pengolahan, yang
mengkode masukan, beroperasi pada informasi, menyimpan dan mengambil dari
memori, dan menghasilkan output dalam hal tindakan. Arsitektur dan
pengoperasian subsistem dapat terungkap melalui penggunaan berbagai perilaku,
psikofisiologis, dan otak-pencitraan metode. Model pemrosesan informasi untuk
tugas-tugas tertentu menggambarkan arus informasi melalui berbagai tahap dan
memprediksi waktu respon, tingkat kesalahan, jenis kesalahan, dan aspek lain dari
kinerja manusia.
BAB II
1
LANDASAN TEORI
2
- Apakah penggunaan alat bantu dengar nirkabel (Bluetooth headset)
membantu mengurangi risiko kecelakaan?
- Apakah ada fitur tertentu dari ponsel yang dapat membantu pengoperasian
ponsel, sehingga konsentrasi pengendara dapat tetap terjaga?
- Seberapa besar manfaat teknologi voice recognition bila dibandingkan
secara relatif terhadap pengoperasian secara manual?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan memahami proses
mental yang terjadi dan respons yang diberikan manusia saat berinteraksi dengan
sistem yang sedang digunakan. Human information processing (HIP) adalah salah
satu bidang penting ergonomi yang secara khusus mengkaji rangkaian proses
kerja mental yang kompleks yang dilakukan manusia ketika berinteraksi dengan
suatu sistem kerja. Melalui kajian HIP, dapat dipahami kapasitas, keterbatasan ,
serta karakteristik kerja mental manusia yang selanjutnya dapat dimanfaatkan
dalam merancang interkasi yang optimal. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat
dikaji melalui pemahaman HIP adalah ,desain display visual seperti apa yang
terbaik untuk digunakan, metode penyampaian informasi seperti apa yang
sebaiknya digunakan, prosedur operasi apa yang perlu diubah, serta metode
pelatihan seperti apa yang terbaik untuk diterapkan. Kajian ini memungkinkan
kita memahami bagaimana manusia memperoleh informasi, memilah, memahami,
menyimpan dan menindaklanjutinya (respons), serta proses umpan balik yang
terjadi. Lebih jauh lagi, kita juga dapat mengetahui bagaimana proses-proses ini
bisa mengalami kegagalan, atau sebalik nya, faktor-faktor apa yang dapat
mendukung efektivitas proses-proses tersebut.
Kajian HIP banyak dimanfaaat kan sebagai basis dalam perancangan
produk-produk konsumen, seperti tombol kontrol pada oven microwave, ponsel,
mesin-mesin ATM, serta fitur pada berbagai produk elektronik lainnya. Berbagai
model HIP yang telah berkembang dimanfaatkan dalam merancang sejumlah
perangkat lunak sistem computer. Dalam konteks teknologi canggih, HIP telah
dimanfaatkan dalam membantu perancangan air traffic control (ATC), ruang
kendali pembangkit listrik, serta evaluasi penggunaan teknologi otomasi dan
telerobotik. Insiden kegagalan reactor nuklir Three Mile Island yang terjadi pada
3
tahun 1979 di Pennsylvania, amerika serikat adalah kasus yang sering digunakan
dalam menggambarkan peran HIP dalam sistem yang kompleks.
Pemahaman atas konsep HIP menjadi sangat penting dan dapat
dimanfaatkan dalam membantu perancangan suatu sistem. Salah satu tanggung
jawab para ahli ergonomi adalah memastikan bahwa interaksi antara operator dan
sistem kerja nya, serta konsekuensi beban mental yang terkait telah dirancang
secara optimal.Tujuan yang lebih besar tentunya adalah tercapainy kinerja terbaik
pada sistem yang dirancang melalui penerapan prinsip-prinsip ergonomi.
4
Gambar 6.1 model human information processing (wickens dkk, 2004)
Secara konseptual, model ini (Gambal 6.1) menggambarkan rangkaian
tahapan proses yang berjalan secara serial, diawali oleh proses sensasi atas
stimulus fisik yang datang dari lingkungan. Stimulus fisik membangkit kan
aktivitas saraf, yang bisa maupun tidak bisa diproses lebih lanjut. Proses
selanjutnya bersifat koginitif, proses ini mencakup persepsi dan pengambilan
keputusan, yang dibantu oleh proses penyimpanan informasi (working memory
dan long-term memory). Proses presepsi (memahami apa yang terjadi) merupakan
gabungan antara proses top-down, dimana stimulus dirasakan oleh indra kita, serta
proses bottom-up dimana ingatan jangka panjang (pengetahuan dan pengalaman)
membantu memberi arti atas stimulus yang diperoleh.
Akhir dari model HIP ini adalah proses eksekusi atas keputusan yang
dipilih. Efektivitas proses-proses tersebut dibatasi oleh attention resources, yang
menunjukkan kapasitas berbagai proses mental yang dapat dilakukan secara
bersamaan. Terakhir, respons yang dipilih dan dilakukan oleh manusia akan
menghasilkan masukan (feedback), yang bersama-sama dengan stimulus dari
lingkungan dirasakan kembali oleh indra dan bermanfaat dalam menentukan
apakah tujuan aktivitas yang dilakukan telah tercapai.
Penjelasan melalui model HIP dapat membantu kita dalam mengevaluasi
performansi operator, untuk dapat dimanfaatkan dalam memperkirakan kinerja
sistem. Pemahaman atas bagaimana proses mental berlangsung dapat
dimanfaatkan dalam mengetahui keterbatasan seorang operator saat memproses
informasi serta merancang sistem yang dapat mengakomodasi keterbatasan
tersebut. Pemahaman ini dapat juga digunakan untuk mengeksplorasi kelebihan
manusia dan memanfaatkannya dalam meningkatkan performansi interaksi
manusia-mesin.
5
Perlu dicatat bahwa Gambar 6.1 hanyalah sebuah model yang memiliki
fungsi untuk mempermudah pemahaman atasa rangkaian aktivitas mental yang
terlibat dalam pemprosesan informasi.Model ini bersifat menyederhanakan
sedangkan yang sesungguhnya terjadi saat otak manusia memproses informasi
boleh jadi tidaklah sesederhana ini.
Model HIP yang dijelaskan disini menganggap bahwa terhadap kotak-
kotak yang membagi rangkaian kerja mental ke dalam fungsi-fungsi yang bersifat
unik serta memiliki batas yang membedakan antara satu tahap pemprosesan
informasi dan tahap lainnya. Pengelompokkan ini tidak serta-merta
menggambarkan secara fisik anatomi otak manusia.Kerja mental merupakan
rangkaian aktivitas kompleks yang berlangsung sangat cepat dan sukar untuk
dibedakan secara tegas. Penjelasan mengenai berbagai komponen model HIP
diatas akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengindraan
Mengacu pada model ini, stimulus(suatu phenomena fisik) yang terjadi
sekitar kita dapat dirasakan keberadaannya oleh berbagai indra yang kita miliki.
Contoh stimulus dapat berupa gelombang cahaya yang dipantulkan oleh papan
penunjuk jalan dan ditangkap oleh mata kita, dapat juga berupa raungan sirine
ambulans yang terdengar oleh telinga, atau pun berupa getaran mobil yang kita
tumpangi. Melalui indra kita, stimulus ini pada intensitas tertentu dapat
membangkitkan sejumlah aktivitas saraf yang diperlukan dapat diproses lebih
jauh menjadi informasi yang bernilai.
Pengindraan dapat bersifat visual (mata) , auditori/suara (telinga), atau
propriosepti/kinestetik. Sifat yang terakhir ini terkait sengan perubahan sudut
sendi panjang, dan tegangan otot, serta posisi tubuh manusia .pada awal
diterimanya suatu stimulus, keterbatasan yang ada lebih merupakan keterbatasan
pada sistem pengindraan. Dengan demikian, suatu bunyi alarm yang dapat
dirasakan oleh seorang operator akan bergantung pada efektivitas sel-sel rambut
ditelinga serta proses pengiriman sinyal pada sistem sarafyang terkait. Efektivitas
ini juga bergantung pada karakteristik stimulus, alam yang berbunyi dengan
6
intensitas sangat rendah atau bersumber dari objek yang cukup jauh, tentunya
tidak akan terdengar oleh telinga kita.
Bunyi alarm yang masih terngiang-ngiang pada telinga kita menunjukkan
fenomena ini. Sensory store atau sensory register atau sensory memory adalah
sistem penyimpanan berkapasitas besar yang mencatat informasi dari indra secara
akurat (Atkinson dan shiffrin, 1968). Dalam konteks ergonomi, salah satu cirri
dari rancangan sistem manusia-mesin yang baik adalah memiliki karakteristik
fisik yang mampu membersihkan stimulus yang tepat bagi indra kita. Dengan
demikikan, papan penunjuk jalan haruslah dirancang dengan huruf yang cukup
besar, dengan tingkay kontras yang baik. Demikian pula dengan alarm tanda
bahaya, haruslah memiliki intensitas yang cukup. Semua ini diperlukan, agar
stimulus yang dihasilkan akan memiliki kemampuan untuk dikenali oleh indra
kita.
2. Perhatian
Pada model HIP diatas, attention digambarkan sebagai suatu komponen
yang terletak pada posisi paling atas, menunjukkan kumpulan sumber daya yang
bersifat terbatas. Stimulus lingkungan akan memborbardir indra manusia secar
kontans dan cepat berubah-ubah. Tidak semua stimulus yang sangat kompleks ini
akan diperhatikan dan dirasakan. Kecuali proses penyimpanan stimulus di sensory
register, semua tahapan pemprosesan informasi memerlukan adanya suatu upaya
khusus yang diberikan agar setiap tahap dapat berjalan secara efektif. Hanya
sebagian kecil yang ditangkap indra dan perlu dicatat untuk diseleksi agar dapat
dip roses lebih lanjut pada proses persepsi. Proses human attention merupakan
suatu mekanisme penyaringan stimulus yang akan diperhatikan, dirasakan, dan
diproses lebih jauh. Terkadang hanya stimulus tertentu (dari lingkungan yang
kompleks) yang dipilih untuk diproses.
Sebagaimana terlihat pada Gambar 6.1, perhatian dianalogikan sebagai
suatu sumber air yang terbatas jumlah nya. Secara konseptual, perhatian dianggap
sebagai suatu sumber daya yang jumlah nya terbatas, dan untuk itu terdapat proses
pemilihan kemana sumber daya tersebut utamanya akan digunakan. Dengan
7
demikian, terdapat konsekuensi dimana perhatian yang diberikan pada satu tahap
pemrosesan informasi dapat mengurangi jumlah diberikan pada satu tahap
pemrosesan informasi dapat mengurangi jumlah perhatian pada tahap lainnya.
Implikasinya adalah efektivitas pada salah satu tahap akan berkurang, atau bahkan
performansi dari beberapa tahap dapat menurun secara bersamaan. Pada
umumnya manusia tidak bisa memproses seluruh tahapan pada saat bersamaan.
Contohnya saat berkendaraan, seseorang akan merasakan adanya getaran,
suara dari berbagai sumber (dari dalam dan luar kendaraan) maupun berbagai
objekvisual yang terlihat oleh mata. Bisa jadi pada saat tertentu, pengemudi hanya
memilih mengarahkan indranya untuk mendengarkan pembicaraan
dikendaraan.Perhatian tidak hanya diberikan pada keadaan lalu lintas, kebisingan
jalan raya, bahkan goncangan pada kendaraan.Hal ini merupakan suatu
mekanisme yang terjadi secara otomatis, dan disebut sebagai selective attention.
Dengan demikian, adakala nya seorang pengemudi memberikan perhatian lebih
besar dari lagu yang ia dengar dari perangkat music di mobilnya, dan ada kalanya
pada keadaan lain (mencari nama jalan, misalnya), ia harus memperkecil suara
music dan lebih memberikan perhatian pada aktivitas visualnya.
Adapula saat ketika seseorang secara sengaja mengarahkan dan
mengosentrasikan pandangannya pada suatu objek tertentu (dan mengabaikan
objek-objek lainnya).Hal ini dilakukan secara terus-menerus, mekamisme dapat
dilihat dengan baik. Apabila hal ini dilakukan secara terus-menerus mekanisme
ini dikenal sebagai focused attention. Salah satu contoh focused attention adalah
saat personel militer harus teru-menerus mengamati layar radar disaat perang.
Aktivitas ini membutuhkan konsentrasi tinggi, dan dapat sangat terganggu oleh
hal speleseperti suara percakapan disekeliling personel tersebut. Jelas bahwa
focused attention merupakan aktivitas penggunaan sumber daya yang cukup
besar, ketika aktivitas lainnya hanya dapat memperoleh perhatian kecil saja.
Pada keadaan lain, seseorang kadang harus menerima beberapa stimuli
(bentuk tunggal dari stimulus) secara bersamaan dan memberikan respons yang
tepat untuk masing-masing stimulus yang diterima. Aktivitas seperti ini
memerlukan suatu mekanisme yang disebut sebagai devided attention.sebagai
8
contoh, seorang pengemudi dapat menggunakan alat bantu navigasi kendaraan
berupa GPS (global positioning system).Sejumlah faktor dipercaya dapat
mempengaruhi efektivitas penerimaan informasi dari lingkungan, yaitu salience,
expectancy, value, dan effort.
Saliencemenunjukkan seberapa kuat suatu stimulus dalam menarik
perhatian sesorang. Kekuatan ini dapat muncul dari karakteristik fisik stimulus,
seperti ukuran, intensitas, kontraks , keunikan stimulus relative terhadap
lingkungannya, dan sebagainya. Misalnya , iklan yang besar dan dipasang tepat
disisi jalan cenderung lebih menarik perhatian. Demikian pula hal nya dengan
suara yang keras, cahaya lampu yang berkedip-kedip, maupun bau yang menusuk
hidung (bau gas elpiji).
Expentancymenunjukkan kecenderungan manusia dalam mengarahkan
perhatian pada sesuatu yang akan terjadi. Kecenderungan ini didorong oleh
kejadian apa yang diharapkan terjadi, saat seseorang melakukan pekerjaannya.
Pandangan mata operator ATC akan cenderung pada display minitor saat sebuah
pesawat hendak terbang atau mendarat. Pesawat yang akan mendarat adalah suatu
kejadian yang diharapkan berlangsung, dan hal inilah yang menarik perhatian
operator ATC. Hal ini mungkin berbeda dari operator pemeriksa kualitas disuatu
lintasan produksi yang kurang teliti memeriksa cacat pada produk merupakan
sesuatu tidak diharapkan untuk terjadi.
Valuemenunjukkan seberapa penting informasi yang terkait dengan
stimulus tertentu, atau sebaliknya, atau seberapa besar risiko (cost) yang
ditimbulkan jika informasi tersebut tidak diperoleh. Contohnya perhatian visual
pengemudi pengendara terhadap lampu pengatur lalu lintas akan sangat tinggi,
mengingat besarnya potensi bahaya jika pengemudi ini mengabaikan lampu lalu
lintas saat melalui persimpangan jalan. Perkaitan antara expentancy dan value
dapat merupakan suatu indicator yang menunjukkan seberapa besar seseorang
akan memilih sesuatu stimulus tertentu. Pada kasus pengemudi diatas , pandangan
pengemudi mungkin tidak diarahkan ke lampu lalu lintas (yang memiliki value
besar), jika pengemudi tersebut mengetahui bahwa lampu lalu lintas tersebut
sudah rusak sejak lama (expentancy yang rendah).
9
Effort merupakan besar nya upaya yang secara sadar harus dilakukan
untuk memperhatikan suatu stimulus tertentu. Semakin besar upay yang
dibutuhkan, semakin kecil peluang stimulus tersebut akan diperhatikan oleh indra
kita. Suatu lampu monitor yang diletakkan diluar ruangan pandang operator
mungkin tidak akan terperhatikan walaupun lampu tersebu menyala
mengindikasikan kegagalan suatu proses.
Dalam desain, proses pengindraan dapat pula terbantu jika suatu stimulus
bisa dengan mudah dibedakan dengan stimulus lain dengan lingkungan.
Pembedaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan warna , bentuk,
frekuensi,serta karakteristik fisik dan lainnya. Pengindraan visual dapat dilakukan
dengan baik jika visual search diminimalkan.Manusi memiliki kecenderungan
untuk melakukan pengamatan dalam jarak dekat dibanding jarak yang lebih jauh,
dan cenderung menghindari pergerakan kepala untuk memilih sumber informasi.
10
Pada Model HIP, informasi disimpan pada dua wilayah yang berbeda,
yaitu working memory (WM) dan long-term memory (LTM). Working memory
(WM) digunakan dalam membantu proses pengambilan keputusan, sedangkan
long-term memory (LTM). Digunakan sebagai tempat peyimpanan informasi yang
banyak dimanfaatkan saat proses persepsi berlangsung. LTM berinteraksi dengan
WM bilamana diperlukan saat proses pengambilan keputusan berlangsung. Secara
teoretik, informasi pada WM dapat hilang dan tidak dapat digunakan lebih lanjut
atau dismpan pada LTM (melalui suatu mekanisme tertentu) untuk digunakan
dimasa yang akan datang.
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli psikologi menunjukkan
bahwa working memory (WM) dan long-term memory pada dasar nya sama
(crowder, 1993; Nairne, 2002). Namun, penelitian lain yang meyakini bahwa
kedua sistem ini berbeda, bisa jadi tidak memiliki penjelasan teoretis yang sama
(Atkinson dan Shiffrin, 1968; Baddeley, 2001a; Engle dan Kane 2005; Izawa,
1999; Miyake dan Shah, 1999a).
Penelitian klasik mengenai working memory (WM) dijelaskan melalui
model memori yang diajukan oleh Atkinson dan Shiffrin (1968).Pada model ini,
working memory (WM) disebut short-term memory (STM).Model ini
mendominasi penelitian mengenai memori selama bertahun-tahun.Namun
sekarang pengaruh nya mulai berkurang karena kurang mampu membedakan
antara short-term memory (STM) dan long- term memory (LTM) secara tegas
(Baddeley, 1995b, Healy dan Mc-Namara, 1996).Model memori yang diajukan
Atkinson dan Shiffrin (1968) masih banyak digunakan karena model ini
merupakan contoh pendekatan pemrosesan informasi yang paling diketahui saat
ini.
11
Gambar 6.2 model memori (Atkinson & Shiffrin, 1968) diadaptasi dari cognition
6th ed., Matlin, 2005, p.11
Berdasar kan model tersebut, stimuli dari lingkungan, awal nya, akan
masuk ke sensory store,yaitu penyimpanan berkapasitas besar yang mencatat
informasi dari indra secara akurat (terutama iconic memory dan echoic memory).
Informasi yang tersimpan pada sensory memory dapat dengan mudah
hilang.Selanjutnya , informasi akan diteruskan menuju STM. Penyimpanan jangka
pendek ini berisi sejumlah kecil informasi yang digunakan secara aktif (working
memory ). Informasi verbal disandikan secara akustik (sesuai bunyinya). Misalkan
ketika harus menghafalkan serangkaian kode 4 G S 7 N P , dan ternyata lupa
akan kode terakhir yaitu P, sehingga ketika diminta untuk menyebutkan
kembali, akan menyebutkan B , G, atau huruf lain yang memiliki bunyi serupa.
Terakhir informasi akan masuk ke LTM yang berkapasitas besar, berisi memori
beberapa detik terakhir sampai puluhan tahun silam. Disandikan dalam bentuk
semantik (berdasarkan makna).Menurut nodel ini, informasi dapat diteruskan ke
STM, tetapi bisa juga langsung ke LTM, jika sangat bermakna (berkesan) bagi
individu yang bersangkutan.
a.Short-Term Memory
12
Perbedaan antara sensory store dan short-term memory dapat dilihat pada
table berikut ini.
Sensory store Short term memory
Stimuli dapat bertahan selama 2 Stimuli dapat bertahan 30 detik
detik atau kurang
Informasi relatif mentah dan Informasi dapat dimanipulasi (misalnya
belum diproses dengan mengulang, mebandingkan, atau
mengubah urutan item)
Informasi merupakan Informasi sangat mudah mengalami
reprentasistimulus yang sangat distorsi dan tidak akurat
akuarat
Informasi secara pasif didata pada Informasi akan disleksi secara aktif untuk
sensory store memasuki short term memory
Berdasarkan Gambar 6.2 diatas, memori pada STM bersifat rapuh, dapat
terlupakan sebelum digunakan (tapi tidak serapuh memori di sensory store) dan
akan menghilang dalam 30 detik (kecuali diulang-ulang). Cirri lain dari STM
(menurut Atkinson dan Shiffrin) adalah clear cut limits. Seseorang akan
merasakan ketegangan tatkala mencoba mengingat daftar item dalam STM.
Stimuli yang diproses di STM diubah menjadi informasi dalam bentuk
kode. Pengodean yang dimpan pada STM dapat berbentuk akustik, visual, atau
semantik.Informasi yang disimpan berdasrkan bunyi adalah mekanisme
penyimpanan dalam bentuk akustik.Penyimpanan yang menggunakan
karakteristik tampilan dari objek/benda, merupakan bentuk penyimpanan
visual.Penyimpanan yang bersifat semantik memanfaatkan arti/makna dari suatu
objek.
George Miller (1956) melakukan penelitian klasik, yang dituliskan pada
artikel The Magical Number Seven, Plus Or Minus Two: Some Limits on Our
Capacity for Processing Information.Manusia tidak mungkin menahan banyak
item dalam STM-nya dalam satu waktu. Secara spesifik dinyatakan manusia dapat
mengingat sekita 72 atau antara 5 sampai dengan unit. Sebagai contoh, jika
13
seseorang diminta untuk mengingat angka-angka yang bersifat random (misalnya
12 0 8 1 3 2 1 4 4 6 6 1 8), maka pada umum nya orang tersebut hanya dapat
menyebutkan tidak lebih dari 9 angka secara tepat. Istilah unit oleh Miller
dijelaskan lebih jauh sebagai chunks of information.Setiap chunk merupakan
sekelompok stimulus yang memiliki keterikatan dan berasosiasi dengan informasi
yang tersimpan pada LTM.Suatu chunk dapat berbentuk single numeral atau
single letter karena manusia dapat mengingat sekitar tujuh angka itu dapat
diorganisasikan dalam unit yang lebih besar. Misalkan huruf-huruf berikut r u m
a h tidak dianggap sebagai lima huruf yang berbeda, namun dimaknai sebagai
satu informasi (chunk). Dengan demikian, pada saat seseorang mengingat kata-
kata rumah, mobil, dan komputer, dengan mekanisme asosiasi tertentu dapat
membentuk menjadi satu chunk.
Chunking dengan demikian dapat digunakan sebagai salah satu strategi
untuk mengingat informasi dalam jumlah banyak. Kembali pada contoh angka-
angka diatas, jika kita mengenali bahwa angka 0813 adalah awal nomor ponsel
dindonesia untuk provider tertentu, maka STM hanya perlu mengingat 8 angka
lainnya. Angka 0813 akan dengan mudah dimunculkan kembali, karena telah
lebih dahulu tersimpan di LTM (melalui pengalaman masa lalu tentang
karakteristik nomor-nomor pnsel). Dengan demikian, kapasitas STM seolah-olah
adalah 12 angka, pada jumlah yang harus diingat telah dikurangi dengan teknik
chunking. Dalam satu chunk, jumlah stimulus yang optimal berkisar antara 3 4
digit.
Pengelompokan (pemisahan) juga merupakan salah satu teknik dalam
chinking. Di Amerika serikat, nomor telepon selalu dituliskan dalam awalan kode
area, dilanjutkan dengan pengelompokan tiga nomor pertama, serta empat nomor
terakhir ( sebagai contoh (540) 231 8130). Teknik penulisan serta penyebutan
nomor telepon dengan teknik ini memudah kan orang dalam mengingat-ingat
nomor tersebut. Terkadang , di Amerika Serikat, nomor telepon menggunakan
huruf huruf yang memiliki arti, agar nomor tersebut lebih mudah diingat.
Pemberian nomor telepon darurat seperti 231 4350, sebagai contoh, jauh lebih
mudah dilupakan oleh yang memerlukan bila dibandingkan dengan penulisan
14
berikut 231 HELP. Contoh tersebut adalah bentuk chunkingyang
mengeksploitasi asosiasi antara keadaan darurat dengan permintaan bantuan
(HELP). Dengan menggunakan teknik ini, mungkin dibutuhkan sejumlah waktu
dalam menekan nomor telepon, namun nomor yang dituliskan dengan cara ini
relatif lebih mudah diingat (recalled).teknik ini juga lebih efektif, mengingat
bahwa asosiasi yang dibentuk oleh huruf dapat lebih muda dibentuk bila
dibandingkan dengan angka.
Implikasi dari penjelasan diatas adalah dalam mendesain suatu sistem,
usahakan agar operator tidak dibebani dengan informasi yang melebihi kapasitas
diatas. Strategi chungkingdapat digunakan untuk mengurangi beban informasi
yang harus diingat oleh operator. Dengan memahami keterbatasan operator, dapat
dirancang suatu mekanisme yang memperkecil peluang operator untuk lupa
terhadap apa yang harus diingat. Menyederhanakan tugas adalah salah satu
caranya. Teknik lain dapat berupa penggunaan alat bantu. Contohnya, seorang
operator data entry dapat menggunakan warna untuk menandai data terakhir yang
telah dimodifikasi.Teknik chunking dapat pula diperoleh sejalan dengan
bertambahnya keahlian seseorang pada bidang tertentu. Mereka yang ahli pada
bidangnya dipercayai memiliki strategi khusus dalam mengelompokkan
informasi, seperti halnya pemain catur, programmer,dan lain-lain.
Salah satu keterbatasan lain adalah informasi yang tersimpan pada STM
dapat hilang dengan cepat. Pradigma Brown-peterson menunjukkan bahwa
kemampuan responden penelitian dalam mengingat tiga huruf acak sangatlah
buruk. Jika responden tersebut tidak diperkenankan untuk secara sengaja
mengingat-ingat ketiga huruf tersebut, dalam 20 detik sangat sukar bagi para
responden untuk menyebutkan ulang ketiga huruf tersebut.
b.Working Memory.
Alan Baddley (2001, 200c, 2001a, 2001b) mengembangkan penjelasan
utuh tenteng interpretasi multi komponen dari short term memory (STM) yang
disebut working memory (WM), yaitu sistem yang terdiri atas empat komponen
yang menyimpan sementara dan manipulasi informasi ketika seseorang
15
melakukan tugas kognitif. Keempat komponen yang terdapat pada working
memory adalah phonological loop, visuospatial sketch pad, central executive, dan
episodic buffer.
Phonological loop menyimpan suara dalam jumlah yang terbatas dan jejak
ingatan (memory trace)akan rusak dalam kurun waktu dua detik, kecuali bila
diulang.Visouspatial sketch pad menyimpan informasi spasial dan visual, yaitu
informasi yang berkaitan dengan dimensi, ruang, atau kedalaman.Central
executive menginteraksikan informasi-informasi yang berasal dari phonological
loop dan visouspatial sketch pad dan sangat berperan dalam atensi dan
perencanaan pengontrolan prilaku.Central executive bertindak sebagai supervisor
atau scheduler, namun sulit untuk dikaji melalui sitem riset.Episodic buffer
menyediakan tempat penyimpanan sementara informasi dari phonological loop,
visouspatial sketch pad, central executive yang dapat dikumpulkan dan
dikombinasikan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperlambat hilangnya
informasi pada WM, antara lain adalah penggunaan stimulus tambahan yang
16
dapat memperkuat informasi pada WM. Sebagai contoh adalah penggunaan
display yang memberikan informasi yang bersifat visual dan auditori secara
bersamaan. Operator yang menggunakan display seperti ini akan memperoleh
informasi utama secara visual, namun informasi ini juga diperkuat dengan adanya
informasi tambahan yang disimpan dalam bentuk auditori.
c..Long Term Memory (LTM)
Tempat penyimpanan informasi yang bersifat lebih permanen dan dapat
menampung jauh lebih banyak informasi disebut sebagai long term memory
(LTM). Proses penyimpanan informasi (coding) pada LTM terjadi melalui proses
belajar dab pelatihan. Pengetahuan yang disimpan pada LTM dapat berbentuk
procedural maupun dekralatif. Pengetahuan yang bersifat procedural menggambar
kan bagaimana sesuatu dilakukan (misalnya urut-urutan aktivitas yang perlu
dilakukan ketika alarm disuatu pusat kendali proses berbunyi). Pengetahuan yang
bersifat deklaratif lebih mengarah pada makna, fakta, atau kenyataan atau suatu
objek (misalnya alarm yang berbunyi bersama-sama dengan nyala lampu merah,
mengindikasikan bahaya yang bahaya yang membutuhkan perhatian
segera).Penyimpanan informasi pada LTM dapat pula dibedakan berdasarkan
sifatnya yang terkait dengan kejadian tertentu (episodik) atau pengetetahuan yang
bersifat umum (semantik). Perbedaan antara episodic memory dan semantic
memory tidak dapat dibedakan secara tegas (not clear cut).Episodic memory lebih
ditekankan pada kapan (when), dimana (where), atau bagaimana (how) suatu
peristiwa berlangsung, sedangkan semantic memory meliputi pengetahuan tanpa
rujukan bagaimana informasi tersebut diperoleh.
Informasi pada LTM tidak dismpan secara random, namun tersimpan
secara terstruktur dengan mekanisme organisasi tertentu. Setiap informasi yang
tersimpan pada LTM akan disusun sedemikian rupa sehingga memiliki arti yang
luas dan memiliki keterkaitan antara suatu informasi dengan informasi lainnya.
Contohnya , seseorang yang akan dengan sangat mudah menyebutkan nama dan
tanggal lahir karena informasi tersebut sering digunakan dan memiliki asosiasi
yang erat dengan informasi pribadi lainnya. Fenomena pengorganisasian
informasi juga berarti pengambilan informasi tersebut (retrieval) dapat berjalan
17
dengan efektif, jika prosesnya dilakukan dengan cara yang mirip dengan
bagaimana informasi tersebut disimpan pada long-term memory (LTM).
Sebagai contoh, sangat lazim bahwa mahasiswa menghafalkan definisi
dari sejumlah istilah. Cara menghafal yang sering kali dilakukan adalah dengan
menyebutkan Definisi A adalah, dan seterusnya. Taknik hanya efektif jika
pertanyaan yang muncul dalam ujian adalah sebutkan definisi dari A!
mahasiswa akan kesulitan menjawab pertanyaaan yang diajukan dalam bentuk
Definisi apa yang dapat menjelaskan fenomena berikut? seseorang dengan latar
belakang pendidikan teknik akan menyimpan informasi cara kerja mesin dengan
cara yang berbeda bila dibandingkan dengan mereka yang memiliki latar belakang
sosial.
Salah satu konsep penting dalam pengorganisasian informasi pada LTM
dan kaitannya dengan performansi kerja adalah model mental.Model ini
menggambarkan pemahaman/pemikiran seseorang atas suatu objek.Dengan
menggunakan model mental, seseorang dapat menjelaskan dan menyimulasikan
bagaimana suatu sistem bekerja. Melalui pembentukan model mental yang benar,
seseorang dapat menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi saat indicator
temperatur mesin terus bergerak dan dapat menjelaskan apa dampak yang akan
terjadi jika fenomena ini terus berjalan. Model mental yang benar dapat bentuk
melalui pelajaran dan pelatihan yang diberikan secara terus-menerus.Fitur dari
suatu produk atau sistem juga dapat dimanfaatkan untuk membentuk model
mental. Tombol tombol yang jelas diletakkan secara menonjol dipermukaan
monitor computer akan membentuk model mental seorang operator yang akan
menganggap bahwa tombol-tombol tersebut memiliki kaitan dengan
pengoperasian monitor. Contoh lain, saat melihat ikon trash can (tempat sampah)
dilayar computer, seseorang mempercayai bahwa file yang sudah dihapus dapat
dibuka kembali. Hal ini terjadi karena orang tersebut memiliki model mental
dimana sampah (berupa kertas dokumen) yang kita buang ke tempat sampah
masih dapat kita ambil kembali bilamana diperlukan.
Sistem dan produk yang tidak dirancang dengan cermat dapat
menyebabkan terbentuknya model mental yang tidak tepat dan berujung pada
18
kesalahan pengoperasian suatu sistem.Sebagi contoh, sejumlah display sering kali
dirancang dengan bentuk yang menonjol di permukaan panel monitor. Hal ini
akan membentuk model yang salah, dimana operator beranggapan bahwa display
tersebut adalah tombol kontrol. Hal yang sama juga dapat terjadi saat sebuah pintu
(yang hanya dapat dibuka ke satu sisi) memiliki dua pegangan pintu yang persis
sama di kedua sisinya. Terkadang pintu tersebut dibuka dengan cara didorong.
Model mental yang dimiliki adalah pegangan pintu tersebut dapat ditarik.Untuk
mengurangi kesalahan seperti ini, sejumlah pintu di tempat-tempat umum ditandai
dengan pegangan pintu disatu sisi, serta pelat logam yang sekedar ditempelkan
(untuk didorong) disisi lainnya. Bisa dimengerti bahwa kegagalan pada
pengoperasian suatu sistem dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian antara model
mental yang dimiliki oleh operator dan cara kerja sistem yang sesungguhnya.
Aspek ini menjadi sangat penting dan dapat dimanfaatkan dalam merancang suatu
sistem kerja yang baik.
Informasi yang tersimpan pada LTM hanya akan bermanfaat jika dapat
diperoleh dengan segera pada saat diperlukan. Pengambilan informasi dari LTM
dilakukan melalui mekanisme recognition dan recall.Recognition adalah
kemampuan menggali informasi dari LTM melalui proses identifikasi atas
sejumlah stimulus yang dimunculkan kembali. Sebagai contoh, seorang
pengemudi mampu menjelaskan rute yang harus diambil untuk sampai pada satu
tujuan, namun kemampuan ini hanya bisa ia lakukan saat mengemudikan
kendaraan menuju tujuan tersebut. Sebaliknya, informasi yang digali melalui
proses recall dapat dicontohkan, misalnya, saat pengemudi mampu
menuliskan/menjelaskan rute menuju suatu tujuan, walaupun pengemudi tersebut
sedang tidak berada di daerah tujuan.
Mekanisme recallakan lebih baik jika konteks saat retrieval task (tugas
untuk mengingat kembali) sesuai dengan konteks saat enconding (proses
mengubah stimulus menjadi kode yang akan disimpan didalam memori).
Misalkan jika proses perkuliahan dilakukan disuatu ruangan tertentu dan ujian
mata kuliah tersebut dilakukan di ruangan yang sama, diharapkan hasil yang
19
didapatkan lebih baik dari pada jika ujian tersebut dilakukan di ruangan lain.
Outdhining hypothesis menyatakan konteks dapat memicu memori tatkala better
memory cues tidak ada. Jadi, performansi seorang operator ATC dapat meningkat
jika penjelasan tentang ATC tidak dilakukan semata-mata dengan menggunakan
teori buku, namun dijelaskan dengan cara hadir diruangan ATC. Perlu diingat
bahwa peran konteks akan semakin besar nilainya jika better cues hadir, secara
umum, bila materi yang akan di-recall telah dipelajari dengan baik, maka memory
cues menjadi cukup kuat untuk mengatasi contexs cues yang lemah. Bila materi
belum dipelajari dengan baik, contexs cuesakan membantu memicu memori.
Singkatnya, konteks atas sesuatu menjadipenting dan bermanfaat dalam
membantu proses penggalian informasi dari LTM.
d. Memory Improvement
Ada sejumlah metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan memori, antara lain dengan manfaat:
1.visual imagery
2.the method
3.organization
4.external memory aids
5.practice imagery, the method of loci, dan organizatioan dilakukan dengan
memanfaatkan mnemonics, yaitu strategi untuk mengingat.
Pada metode visual imagery, kemampuan memori ditingkatkan dengan
cara merujuk kepada representasimental dari objek atau tindakan yang secara fisik
sesungguhnya tidak ada. Sebagai contoh, bayangkan ketika seseorang membaca
novel.Alur cerita dapat diingat dengan lebih mudah jika membayangkan gambar
situasi yang terjadi pada novel tersebut.Method of loci merupaka metode yang
dilakukan dengan cara mengaitkan item yang akan dipelajari dengan lokasi fisik.
Sebagai contoh, saat kita diminta untuk menuliskan barang-barang yang ada
dirumah, kita akan memanfaatkan suatu strategi dimana kita akan mencoba
mengingat-ingat rumah kita dan lokasi dari ruang-ruang yang ada. Metode ini
merupakan kombinasi antara visual imagery dengan metode aids lainnya.
20
Organization adalah metode yang memanfaatkan pemberian aturan dan pola pada
suatu objek yang tengah kita pelajari.
External memory aids adalah penggunaan alat bantu yang bersifat external
untuk meningkatkan kemampuan mengingat informasi. Alat bantu ini dapat
berupa stimulus tambahan, seperti mengikat secarik kain pada jari kita untuk
mengingatkan bahwa ada sesuatu yang harus kita lakukan sebelum pulang ke
rumah dari kantor. Teknik berikutnya adalah latihan. Kita mengenal istilah pratice
makes perfect yang berarti semakin banyak latihan, akan semakin banyak yang
dapat kita ingat. Ini adalah suatu strategi yang sering disampaikan oleh seorang
guru kepada murid-muridnya.
Berkaitan dengan multimodal approach, Douglas Herrmann (1991) dalam
super memory mengungkapkan tidak ada teknik sederhana untuk meningkatkan
kemampuan memori.Perlu bagi kita untuk memperhatikan fisik dan mental,
concern dengan memory attitude, dan concern dengan konteks sosial.Sejumlah
saran yang diajukan adalah melakukan pengulangan (rehearsing on item),
memfokuskan perhatian terhadap detail, melakukan deep level processing dengan
memberi penekanan yang lebih pada aspek semantik (makna) dan aspek
emosional.Teknik terakhir, metamemory, adalah pengetahuan dan kesadaran
tentang memory yang dimiliki oleh diri sendiri.Untuk belajar lebih efektif,
seseorang perlu mengetahui strategi terbaik baginya, berapa lama waktu belajar
yang bisa dilakukan sebelum perhatian terpecah, waktu belajar terbaik, serta
kekuatan dan kelemahan memorinya. Artinya seseorang perlu menyadari dan
mengenali bagaimana merencanakan proses belajar, bagaiman meregulasi
perhatian, dan bagaimana memantau pemahaman atas suatu materi.
4. Persepsi
Peoses persepsi merupakan suatu tahapan dimana citra dari suatu stimulus
yang tersimpan pada sensory store kemudian diproses lebih jauh menjadi
informasi yang memiliki arti.Mekanisme ini cenderung berlangsung cepat dan
tidak terlalu membutuhkan usaha mental. Pada proses ini terjadi pencarian dan
penentuan sifat-sifat dasar dari suatu stimulus yang diterima cocok dengan pola,
model mental, serta konsep yang telah dipelajari dan disimpan sebelumnya.
21
Proses ini berlangsung di sistem saraf pada tingkatan yang lebih tinggi, dimana
otak kemudian mengubah stimulus menjadi suatu bentuk informasi yang lebih
memberi arti. Informasi yang terbentuk bukan sekedar penjelmaan dari stimulus
yang disimpan oleh sistem saraf, melainkan dipengaruhi oleh pengalaman dan
pengetahuan masa lalu yang disimpan dengan bantuan LTM.
Sebagai contoh, bayangkan seorang operator yang tengah berkerja diruang
kendali pada sebuat pembangkit listrik.Saat sebuat lampu indikator menyala
berkedip-kedip, sistem saraf menyimpannya sebagai stimulus fisik (cahaya) yang
berulang, ditandai dengan spektrum frekuensi dan intensitas tertentu.Operator
kemudian memodelkannya sebagai suatu fenomena kejanggalan. Model ini
kemudian dibandingkan dengan konsep yang telah ia peroleh dimasa lalu, baik
melalui pelatiahan maupun pengalamannya selama ini. Akhirnya, berdasarkan
informasi dimasa lalu, operator mengartikan informasi ini sebagai terjadinya
peningkatan tekanan secara drastis pada kutup tertentu.
Persepsi mencangkup pemanfaatan pengetahuan untuk mendapatkan dan
menafsirkan stimuli yang dicatat oleh indra. Pada proses persepsi, berbagai
stimulus fisik yang berbeda-beda dapat diartikan sebagai satu kategori yang sama,
suatu fenomeda yang disebut sebagai many-to-one mapping. Sebagai contoh, kita
dapatb membaca dan memahami huruf h terlepas apakah huruf tersebut dicetak
dengan huruf besar, miring, tebal, atau bahkan tulisan tangan. Pada tingkat
pemerosesan yang lebih tinggi, kita dapat membedakan antara huruf h dengan
huruf lain yang memiliki kemiringan fisik, misalnya huruf n. Otak juga dapat
mempersepsikan (pada tingkatan lain) apakah huruf h tersebut diucapkan oleh
seseorang wanita atau lelaki. Pengidentifikasian susunan kompleks dari stimuli
pengindraan disebut pattern recognition.Ketika melakukan pattern recognition,
proses-proses pengindraan akan mengubah dan mengorganisasian informasi
mentah dan membandingkannya dengan informasi dalam memori.
Pemrosesan informasi dapat dikelompokan menjadi beberapa tingkat
(Bridger, 2009). Pada tingkat yang paling rendah, suatu stimulus dapat diartiakn
apa adanya, sekedar ada atau tidak ada. Pada tingkat ini, proses persepsi akan
menentukan ada atau tidaknya suatu stimulus (deteksi). Teori dasar yang terkait
22
dengan ini adalah STD (signal detection theory), suatu konsep yang memodelkan
secara kuantitatif kemampuan manusian dalam mengenali karakteristik fisik atas
suatu stimulis.Pada tingkatan pemerosesan yang lebih rendah, suara yang datang
dari sirine ambulans dapat dipersepsikan sebagai sekadar munculnya suara dari
lingkungan.Pada tingkatan yang lebih tinggi, perubahan frekuensi (naik dan turun
secara berulang-ulang) pada sirine tersebut dapat dipersepsikan sebagai kendaraan
ambulans.Seseorang dapat pula mengidentifikasi bahwa ambulans tersebut
ternyata bergerak menjauh atau mendekat berdasarkan informasi yang diperoleh
dari adanya perubahan intensitas suara sirine.Dalam hal ini, proses persepsi hanya
mengandalkan karakteristik fonetik dari stimulus.Terkadang seseorang tidak
mampu mengenali adanya ambulans yang bergerak mendekat, sampain saat
ambulans tersebut benar-benar terlihat dengan mata.Pada saat itulah barulah
disadari adanya keadaan darurat dan harus segera memberi jalan. Hal ini
menunjukkan kompleksitas proses persepsi, yaitu dibutuhkannya lebih dari satu
dimensi stimuli (auditori dan visual) untuk menginterprestasikan adanya suatu
keadaan darurat. Seseorang bisa menginterprestasiakan suara sirine tersebut
sebagai situasi kota yang tidak aman, dimana kecelakaan lalu lintas sering terjadi.
Infoermasi seperti ini diproses pada tingkatan yang lebih tinggi lagi.Hal ini menun
jukan bahwa persepsi dapat terjadi pada beberapa tingkatan dan semakin tinggi
tingkat persepsi yang terlibat, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk
memproses suatu informasi.Secara konseptual, implikasinya adalah jika seseorang
diharapkan untuk dapat merespons dengan cepat, usahakan agar stimulus
dirancang agar dapat diproses pada tingkat yang paling rendah, dengan stimulus
sesederhana mungkin.
Proses persepsi dipengaruhi oleh sejumlah faktor penting. Faktor
individual antara lain berupa pengalaman, motivasi, kepribadian, kelelahan,
harapan, perhatian yang diperoleh, dan sebagainya. Seorang pengendara yang
mengalami kelelahan akibat mengemudi selama berjam-jam, mungkin saja tidak
dapat memaknai lebih jauh lampu indikator yang menyala merah di panel
dashboard.Pengendara tersebut mengenali adanya lampu merah yang menyala,
namun kelelahan membuatnya tidak mampu mengartiakn lebih warna mereah
23
yang misalnya mengindikasikan bahan bakar yang telah menipis. Faktor
kotekstual merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi proses
persepsi. Sebelum menjalankan kereta, seorang masinis kereta api (KA) selalu
menunggu aba-aba peluit panjang yang dibunyikan. Masinis hampir secara
otomatis mengartikan stimulus tersebut sebagai perintah untuk menjalankan
kereta api. Jika masinis tersebut berada disebuah taman dan kemudian dia
mendengar suara peluit panjang, stimulus ini tidak akan diartikan lebih jauh
karena tidak didukung oleh konteks dimana dia berada. Persepsi atas suatu
stimulus juga dipengaruhi oleh lingkungan dan tingkat intensitas stimulus yang
merupakan fungsi dari sumber stimulus.
24
state adalah tujuan yang ingin dicapai. Goal state dicapai ketika masalah sudah
terpecahkan. Rule menggambarkan keterbatasan yang terbentang antara original
state dan goal state.
Suatu hal yang jarang mendapatkan perhatian dalam problem solving
adalah problem finding.Langkah pertama dalam problem finding adalah
memahami masalah.Tahapan pertama dalam memahami masalah adalah memilah
informasi yang krusial (penting) dan informasi yang tidak relevan. Tahap
selanjutnya adalah bagaimana cara merepresentasikan masalah. Bilan persoalan
yang dihadapai adalah sesuatu yang abstrak sehingga muncul kesulitan, maka
harus dilakukan operasi terhadapnya.Beberapa operasi yang dilakukan bisa
menggunakan simbol, daftar (list), matriks, hierarchical tree diagram, grafik,
ataupun visual imagery.Menurut penelitian Schwartz, metode representasi sangat
berkaitan dengan frekuensi solusi. Artinya, metode yang akan dipilih didasarkan
pada tingginya frekuensi solusi yang dihasilkan oleh metode bersangkutan.
Kepakaran (expertise)akan mempengaruhi bagaimana cara seseorang
menyelesaikan masalah pada area tertentu (Erickson dan lehman, 1996).
Perbedaan seseorang expert dari orang awam erat kaitannya dengan memori, dasar
pengetahuan, representasi, kemiripan struktural, elaborasi situasi awal, kecepatan
dan efesiensi, serta kemampuan metakognisi.Perbedaan memori pada expert dan
orang awam berkaitan dengan informasi yang berhubungan dengan area
kepakarannya. Dasar pengetahuan yang berbeda akan menghasilkan skema
berpikir yang berbeda. Representasi yang dilakukan orang awam cenderung naif,
sedangkan expertakan merekontruksinnya sedemikian rupa. Struktur yang
memiliki kemiripan lebih banyak akan lebih dihargai. Elaborasi situasi awal
berkaitan dengan semakin tinggi tingkat kepakarannya (spesialisasinya), semakin
sedikit pengetahuan tentang hal lainnya. Misalnya seorang pilot yang andal
mengemudikan pesawat, akan kesulitan jika diminta untuk melakukan perkerjaan
kemampuan problem solving-nya semakin cepat dan efisien. Matakognisi merujuk
pada pengetahuan (knowledge) dan kewaspadaan (awareness) mengenai memori
mereka. Artinya, seseorang akan mengalihkan pengetahuan tentang dunia luar diri
menjadi pengetahuan tentang proses yang berlangsung didalam kepala.
25
Semakin pakar seseorang dalam suatu bidang tertentu, semakin tinggi juga
kemampuan orang tersebut dalam memonitor masalah yang dihadapi.Kepakaran
(expertise) membantu mengingat informasi karena seorang pakar (expert)
memiliki struktur pengetahuan yang telah dipelajari dengan baik (well-
organized).Seorang expert memiliki gambaran visual (visual images) yang
hidup tentang informasi yang harus diingat kembali (di-recall). Selain itu, expert
juga akan mereorganisasikan material yang akan diingat kembali (di-recall)
membentuk meaningful chunk dengan cara mengelompokan material yang
memiliki hubungan. Seseorang yang dianggap pakar akan melakukan
pengulangan (rehearsal) dengan suatu cara tertentu dan sangat terampil dalam
merekonstruksi bagian informasi yang hilang dari material yang diingat.
Pada tahap pengambilan keputusan, terhadap dua alternatif yang dapat
dilakukan. Alternatif pertama adalah menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan, sedangkan alternatif kedua adalah menyimpan informasi tersebut
kedalam working memory. Untuk jangka waktu yang relatif pendek, informasi
yang tersimpan pada WM dapat digunakan dan di simpan secara berulang-ulang
sebelum atau sambil menentukan tindakan yang akan dilakukan. Informasi yang
tersimpan pada WM selanjutnya dapat disimpan pada LTM, untuk membantu
proses pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. Contohnya seorang
pengemudi yang tengah mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi
mengenali adanya polisi yang tengah berdiri disisi jalan raya.Dalam konteks
pengambilan keputusan, terdapat dua alternatif yang dapat dilakukan pengemudi
tersebut.Alternatif pertama adalah menyimpan informasi tersebut pada WM, dan
pengemudi tetap mempertahankan laju kendaraannya.Informasi tersebut dapat
dengan sengaja disimpan pada WM, misalnya dengan terus-menerus mengingat
karakteristik khusus dari petugas tersebut.Alternatif kedua adalah menentukan
untuk memperlamabat laju kendaraan, yang dapat dilakukan secara spontan
maupun dengan bantuan WM dan LTM.Informasi tentang keberadaan polisi
tersebut dapat terus diingat walaupun kendaraan telah jauh melewati polisi. Dalam
hal ini, bisa jadi informasi pada WM akan diteruskan untuk disimpan pada LTM.
26
Proses pengambilan keputusan merupakan salah satu tahapan pemerosesan
informasi yang bersifat kritis, karena sering kali berakibat pada sukses atau
tidaknya suatu tindakan. Human eror yang dapat mengakibatkan kerugian harta
benda walaupun jiwa sering kali dikaitkan dengan kesalahan operator dalam
mengambil suatu keputusan.Konotasi negatif dari buruknya performansi operator
umum dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam mengambil keputusan. Hal ini
diperkuat dengan berbagai kejadian-kejadian tragis (misalnya musibah pesawat
ulang alik challenger atau jatuhnya pesawat penumpang di indonesia), yang
cenderung menganggap operator salah dalam mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang kompleks. Seorang
operator dituntut untuk mengambil hanya satu keputusan, sedangkan informasi
yang tersedia (dan harus diproses) sangat banyak.Kompleksitas ini juga tidak
dapat dilepaskan dari unsur ketidakpastian (resiko) atas hasil yang diproleh dari
suatu pengambilan keputusan.Keputusan yang beresiko rendah tentunya lebih
mudah diambil dibandingkan dengan yang berisiko tinggi.Selain kompleks, proses
pengambilan keputusan juga sering kali dilakukan dalam waktu yang cenderung
terbatas.Tekanan waktu ini dapat mendorong operator untuk mengambil
keputusan yang salah.
Salah satu konsep yang banyak diteliti dan bermanfaat dalam proses
pengambilan keptusan adalah situation awareness (Endsley, 1988). Konsep ini
didefinisikan sebagai kesadaran seseorang atas dinamika yang terjadi di
sekelilingnya, serta kesadaran akan arah perubahan lingkungan. Situation
awareness (SA) dapat diukur dan dimanfaatkan dalam membantu perancangan
display serta umpan balik yang bermanfaat dalam mengambil keputusan. Situation
awareness harus dibedakan dari situation assessment (Endsley, 1995).Situation
assessment didefinisikan sebagai state of knowledge, sedangkan situation
assessment adalah proses yang digunakan untuk mencapai keadaan tersebut
(Endsley, 1995). Proses ini bervariasi antar individu dan antar konteks. Situation
assessment adalah proses yang digunakan untuk memperoleh, mendapatkan, atau
mempertahankan SA. Situation Awarening bukanlah hasil dari proses penilaian
situasi saja, melainkan juga didorong oleh proses yang sama dan berulang dengan
27
kebiasaan tertentu. Contohnya awareness seseorang saat ini akan menentukan apa
yang akan diperhatikannya kemudian dan bagaimana informasi yang diterima
akan diinterpretasikan (Endsley, 2000).
Kotak terakhir pada gambar 6.1 menggambarkan tindakan yang diambil
setelah suatu keputusan diambil.Pengambilan tindakan dilakukan melalui aktivitas
motorik dengan memperhatikan aspek waktu dan besarnya usaha yang harus
dilakukan. Dalam model HIP, proses pengambilan tindakan ini dianggap sebagai
suatu tahap yang terpisah dari pengambilan keputusan.
Kurt lewin mengatakan perilaku manusia adalah hasil interaksi antara
kepribadian dan lingkungan. Dengan kata lain, tindakan yang dilakukan oleh
seseorang bergantung pada interaksi keputusan yang diambil dengan lingkungan.
Misalnya, ketika seorang manajer harus memutuskan antara memperpanjang atau
memutuskan kontrak kerja seorang operator.Berdasarkan evaluasi kerjanya,
operator yang bersangkutan evaluasi kerjanya, operator yang bersangkutan
memiliki kinerja yang rendah, sehingga manajer memutuskan untuk tidak
memperpanjang kontraknya.Jika situasi lingkungan mendukung, maka tindakan
yang diambil adalah tidak memperpanjang kontrak. Tetapi jika situasi tidak
mendukung, misalnya pada saat itu terjadi peningkatan produksi yang
membutuhkan banyak tenanga kerja dan pada saat yang bersamaan dibutuhkan
waktu yang lama untuk proses rekrutmen, maka tindakan yang diambil bisa jadi
memperpanjang kontrak operator tersebut.
28
satu aktivitas penting seorang pilot adalah menerbangkan pesawat pada ketinggian
yang telah ditetapkan demi keselamatan dan kenyamanan penerbangan. Ada saat-
saat dimana pilot harus mengoreksi ketinggian pesawat dan informasi ini
diperoleh melalui data ketinggian (altitude) yang ditunjukan oleh display pada
kokpit pesawat. Umpan balik dapat pula diperoleh melalui penglihatan secara
langsung ke luar pesawat melalui jendela kokpit. Bisa jadi perlu tidaknya pilot
mengubah ketinggian jelajah juga dibantu oleh fenomena diman pilot merasakan
getaran tertentu pada pesawat. Pada kasus ini, pilot menggunakan umpan balik
yang bersifat proprioseptif (kinestetik).
29
BAB III
STUDI KASUS
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dalam mengambil suatu keputusan untuk menerima pekerjaan atau beban
kerja, pekerja akan menimbang untung dan ruginya, begitu juga dengan
perusahaan. Di samping itu, model pengolahan informasi pada manusia diawali
oleh proses sensasi atas stimulus fisik yang datang dari lingkungan dilanjutkan
proses kognitif yang mencakup persepsi dan pengambilan keputusan, yang
dibantu oleh proses penyimpanan informasi. Terakhir yaitu proses eksekusi atas
keputusan yang dipilih, dimana respons yang dipilih dan dilakukan oleh manusia
akan menghasilkan masukan (feedback).
30
DAFTAR PUSTAKA
31